Anda di halaman 1dari 4

Komunikasi Terapeutik Dalam Pemenuhan Mobilitas Pada

Pasien Stroke
A. Fase Prainteraksi
Pada fase ini perawat harus mempersiapkan dirinya, baik itu
persiapan fisik maupun mental. Lalu di tahap ini perawat mengumpulkan
data tentang klien meliputi identitas klien, Riwayat
Keperawatan/kesehatanyang di dalamnya beerisikan tentang keluhan
utama, riwayatkesehatan/keperawatan sekarang, riwayat kesehatan masa
lalu, riwayatkesehatan keluarga, riwayat kesehatan lingkungan dan riwayat
kesehatan psikososial. Selain itu juga di kumpulkan juga data mengenai
pemeriksaan fisik seperti keadaan umum, pemeriksaan tanda vital,
pemeriksaan kulit, rambut, kelenjar getah bening, pemeriksaan keoala
dan leher, pemeriksaan dada, pemeriksaan abdomen, serta pemeriksaan
anggota gerak dan neurologis, sebagai dasar dalam membuat rencana
interaksi. Dan pada tahap ini pula perawat membuat perencanaan tindakan
yang akan di implementasikan saat bertemu dengan klien.
B. Fase Interaksi
1. Tahap Orientasi
Tahap ini dimulai pada saat bertemu dengan klien. Pada saat
pertama kali bertemu dengan klien tahap ini di gunakan perawat untuk
berkenalan dengan klien yang diawali dengan salam.
 Perawat : “Selamat pagi ibu”
Klien : “Selamat pagi suster”
Perawat : “apakah betul anda ibu Gina Puspitasari?”
Klien : “ia betul sus”
Perawat : “apakah alamat ibu di Perumahan Riung Bandung, jalan
Saluyu B7 no.19?”
Klien : “ia sus betul sekali”
Perawat : “sebelumnya, perkenalkan saya perawat Vera, saya bertugas
dari Pukul 07.00 – 12.00 WIB.”

Selanjutnya perawat menggali perasaan dan pikiran serta


mengidentifikasi masalah klien. Untuk mendorong klien
mengekspresikan perasaannya maka teknik yang digunakan adalah
pertanyaan terbuka.

 Perawat : “ibu, bagaimana perasaan ibu hari ini?”


Klien : “saya sudah merasa lebih baik sekarang, tetapi tangan dan kaki
saya masih terasa kaku sus.”
Perawat : “bagaimana tidurnya semalam bu? Apakah nyenyak?”
Klien : “ya lumayan nyenyak sus, hanya sesekali saja
terbangun Saat malam, dan itupun lalu tidur lagi.”

Pada tahap ini juga perawat merumuskan kontrak bersama klien.


Kontrak dengan klien penting untuk menjaga kelangsungan
sebuah interaksi. Kontrak yang harus disetujui dengan klien yaitu
tempat, waktu dan topic pertemuan. Lalu perawat merumuskan tujuan
dengan klien.
 Perawat : “baiklah ibu, hari ini kita akan melakukan latihan
pergerakan pada persendian ibu, kita akan melakukan pelatihannya di
ruangan ini saja, pelatihan ini kurang lebih berlangsung 15 hingga 20
menit, pelatihan ini bertujuan untuk melatih persendian ibu supaya
tidak kaku. Apakah ibu bersedia?”
Klien : “ia sus, saya bersedia.”
Perawat : “baiklah jika ibu bersedia di mohon kerjasamanya ya bu!”
Klien : “ia sus.”

2. Tahap Kerja
Pada tahap ini, perawat mulai melaksanakan tindakan yang
telahdirencanakan dan telah disepakati oleh klien.
 Perawat : “baiklah ibu hari ini kita hanya akan melakukan
pelatihan pergerakan pada persendian pergelangan tangan dan
jari-jari tangan saja. Nanti ibu ikuti gerakan-gerakan saya, dan
ibu beri tahu pada saya jika ibu merasa kesulitan dalam
melakukan pergerakannya.
Klien : “ia baik sus.”
Perawat : “apakah ibu sudah siap?”
Klien : “ia sus, saya sudah siap.”
Perawat : “sekarang kita lakukan pelatihan pergerakan pada
pergelangan tanga ibu terlebih dahulu. Ikuti gerakan saya ya bu,
gerakan pertama yaitu (fleksi) gerakan telapak tangan ibu ke sisi
bagian dalam lengan bawah. Seperti ini (perawat memberikan
contoh pergerakan kepada klien).
Klien : “seperti ini sus?”
Perawat : “ia betul sekali ibu. Bagaimana ibu? Terasa sakit atau
tidak?”
Klien : “masih terasa kaku sus, tetapi sudah agak lumayan bisa di
gerakan.”
Perawat : “ia bagus ibu, ayo terus saja, tetapi jangan terlalu
dipaksakan jika ibu merasa sakit.”
Klien : “ia baik sus.”
Perawat : “sekarang kita melakukan gerakan yang ke dua yaitu
(ekstensi) gerakan jari-jari, tangan dan lengan ibu berada di
arah yang sama. Seperti ini (perawat memberikan contoh
pergerakan kepada klien)
Klien : “seperti ini?
Perawat : “ ia ibu, benar seperti itu. bagaimana ibu? Terasa sakit atau
tidak?”
Klien : “tidak sama sekali sus.”
Perawat : “kita langsung saja ke gerakan yang ke tiga ya bu!”
Klien : “ia baiklah sus.”
Perawat : “gerakan ke tiga yaitu (hiperekstensi) lengkungkan tangan
ibu ke arah belakang sejauh mungkin. Seperti ini (perawat
memberikan contoh pergerakan kepada klien).”
Klien : “seperti ini sus?”
Perawat : “ia ibu betul sekali, lengkungkan tangannya sejauh
mungkin, tetapi jika sudah terasa sakit, jangan ibu paksakan.
Semampu tangan ibu saja.”
Klien : “ia baiklah sus, saya hanya mampu sampai ini sus.”
Perawat : “ia tidak apa-apa ibu, ini sudah bagus sekali.
Sekarang kita ke gerakan yang ke empat ya bu”
Klien : “ia sus.”
Perawat : “gerakan yang ke empat yaitu (abduksi) tekukkan
pergelangan tangan ibu ke arah ibu jari. Seperti ini (perawat
memberikan contoh pergerakan kepada klien). “
Perawat : “ ia begitu ibu. Sekarang kita langsung ke gerakan yang ke
enam yaitu (ibu jari abduksi) jauhkan ibu jari ibu ke arah samping
(biasanya dilakukan ketika jari- jari tangan melakukan abduksi).
Seperti ini (perawat memberikan contoh pergerakan kepada
klien). Bagaiman ibu terasa sakit tidak?”
Klien : “tidak kok sus, tidak terasa sakit.”
Perawat : “baiklah kita lanjutkan ke gerakan selanjutnya ya bu!”
Klien : “ia baik suster.”
Perawat : “gerakan selanjutnya, gerakan ke tujuh yaitu (ibu jari
adduksi) gerakkan ibu jari ibu ke depan tangan. Seperti ini
(perawat memberikan contoh pergerakan kepada klien). Dan gerakan
yang terakhir yaitu (ibu jari oposisi) caranya dengan menyentuhkan
ibu jari ibu pada setiap jari-jari tangan pada tangan yang sama. Seperti
ini (perawat memberikan contoh pergerakan kepada klien).
Klien : “oh, begini ya sus?”
Perawat : “ia ibu betul sekali. Nah, sekarang pelatihannya
sudah selesai ibu.”
Klien : “oh, sudah selesai ya sus.?”
Perawat : “ibu, pertemuan selanjutnya kita akan melakukan pelatihan
pergerakan pada sendi pinggul dan kaki ibu. Apakah ibu bersedia?”
Klien : “ia sus, saya bersedia.”

Selanjutnya perawat dan klien membuat kontrak waktu untuk


pertemuan berikutnya dan terakhir ucapkan salam.

Perawat : “ibu, pertemuan selanjutnya akan di laksanakan besok


dengan waktu yang sama. Jika besok saya tidak dapat hadir, maka
perawat lain akan menggantikan saya.”
Klien : “ia baik sus.”
Perawat : “baiklah ibu, hari ini cukup sampai di sini saja, saya permisi
untuk kembali ke ruangan. Jika ibu memerlukan sesuatu, ibu bisa
memanggil saya atau perawat lain di ruang perawat.”
Klien : “ia baik sus
Perawat : “kalau begitu saya permisi. Selamat pagi bu!”
Klien : “selamat pagi juga sus.”

C. Fase Post Interaksi


Pada tahap ini, perawat mencatat segala reaksi klien, ataupun hal- hal penting yang
perlu di dokumentasikan dari tindakan keperawatan yang baru saja di lakukan

Anda mungkin juga menyukai