Electrical System 2 PDF
Electrical System 2 PDF
ELECTRIC SYSTEM 2
SEMESTER 2
MODUL SISWA
ELECTRICAL SYSTEM 2
GAMBARAN UMUM PELATIHAN
Materi pembelajaran Electric System 2 terbagi menjadi 4 (empat) bab. Bab 1 (satu)
membahas mengenai basic electric, AVOmeter, magnet dan battery. Bab 2 (dua)
membahas mengenai system yang terdapat pada engine, diantaranya starting system,
charging system dan pre heating system. Bab 3 (tiga) pada materi pembelajaran
Electric System 2 ini, membahas mengenai wiring diagram, sedangkan pada bab 4
(empat) dibahas perawatan battery dan wiring.
DAFTAR ISI
GAMBARAN UMUM PELATIHAN
DAFTAR ISI
PENJELASAN PELATIHAN
SASARAN PEMBELAJARAN
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
REFERENSI
GLOSARIUM
BAB I. BASIC ELECTRIC
Pelajaran 1 : Basic Electric 2
Pelajaran 2 : AVOmeter 14
Pelajaran 3 : Magnet 17
Pelajaran 4 : Battery 25
Ringkasan 32
Latihan Soal 34
BAB II. SYSTEM PADA ENGINE
Pelajaran 1 : Starting System 36
Pelajaran 2 : Charging System 44
Pelajaran 3 : Pre Heating System 48
Ringkasan 55
Latihan Soal 56
BAB III. WIRING DIAGRAM
Pelajaran 1 : Simbol 58
Pelajaran 2 : Wiring Diagram 60
Ringkasan 72
Latihan Soal 73
BAB IV. PERAWATAN
Pelajaran 1 : Battery 75
Pelajaran 2 : Wiring dan Connector 82
Ringkasan 86
Latihan Soal 87
ELECTRICAL SYSTEM 2
PENJELASAN PELATIHAN
Metode
• Teori (30%)
a. Ceramah
b. Diskusi
• Praktek (70%)
a. Demonstrasi
b. Praktek
Durasi
5 hari kerja
Jumlah Siswa
Maksimal 16 orang
Kriteria Kelulusan
• Kehadiran minimal 90% dari total hari pelatihan.
• Evaluasi akhir
a. Nilai minimal test teori: 75
b. Nilai minimal test praktek: 75.
Pemberian Sertifikat
• Sertifikat akan diberikan kepada siswa yang memenuhi kriteria kelulusan.
• Surat keterangan akan diberikan kepada siswa yang memenuhi syarat
kehadiran minimal tetapi tidak memenuhi syarat minimal nilai kelulusan.
ELECTRICAL SYSTEM 2
SASARAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti pembelajaran ini secara tuntas, siswa dapat menjelaskan basic
(prinsip dasar) electric serta struktur dan cara kerja baterai. Siswa juga dapat
menjelaskan cara kerja dari starting system, charging system dan pre‐heating system.
Selain itu, setelah mengikuti pembelajaran ini secara tuntas, siswa juga mampu
membaca wiring diagram serta menjelaskan dan melakukan perawatan terhadap
komponen‐komponen electric.
ELECTRICAL SYSTEM 2
PETUNJUK PENGGUNAAN MODUL
ELECTRICAL SYSTEM 2
REFERENSI
GLOSARIUM
Alternating Current (Arus Bolak-balik): Arus yang mengalir dengan polaritas yang
selalu berubah-ubah. Dimana masing-masing terminalnya polaritas yang selalu
bergantian.
Armature: Bagian dari starting motor yang dapat berputar dan mengeluarkan arus listrik.
Avometer (Multi Tester): Alat ukur yang multi guna untuk mengukur ampere, volt dan
ohm.
Battery: Alat perubah energi kimia menjadi energi listrik untuk menyediakan listrik bagi
sistem kelistrikan pada unit.
Battery Relay Switch: Komponen starting system yang digunakan untuk memutuskan
atau menghubungkan negatif battery dengan body/chasis dan positif battery dengan
starting motor.
Carbon Potentiometer: Potentiometer yang mempunyai elemen resistor dalam suatu jalur
yang berbentuk lingkaran.
Charging System: Suatu sistem yang digunakan untuk mengembalikan kondisi battery
agar selalu siap digunakan.
Circuit Breaker: Suatu alat yang digunakan untuk mencegah kerusakan kerusakan
komponen-komponen dan kabel-kabel pada preheating system (sistem pemanasan
awal) yang dikarenakan arus berlebihan (short circuit).
Direct Current (Arus Searah): Arus yang mengalir dalam arah yang tetap (konstan).
Dimana masing-masing terminal selalu tetap polaritasnya.
Electromagnet: Medan magnet yang ditimbulkan oleh adanya aliran arus listrik pada
sebuah konduktor atau coil.
Glow Plug: Alat pemanas yang dengan komponen-komponen lain akan memanaskan udara
untuk pembakaran pada engine.
Isolator: Bahan atom–atomnya mempunyai lebih dari 4 elektron pada lintasan (kulit)
terluar.
Konduktor: Bahan yang atom–atomnya mempunyai jumlah elektron lebih kecil dari 4 pada
lintasan (kulit) terluar.
Preheating System: Suatu sistem yang digunakan untuk memanaskan udara yang akan
masuk ke ruang bakar dengan tujuan mempermudah menghidupkan engine pada
waktu udara sekeliling engine masih dingin.
Safety Relay: Komponen starting system yang digunakan sebagai relay (penghubung)
antara starting switch dan starting motor selain fungsi lainnya.
Self Discharge: Suatu battery yang mengalami kehilangan muatan listrik yang tersimpan
tanpa pemakaian melalui rangkaian luar.
Self Induction (Induksi Diri): Gaya gerak listrik yang berbalik dengan arah aliran arus
pada lilitan ketika switch dibuka (off) dari kondisi tertutup (on).
Semi Konduktor: Sedangkan bahan atom–atomnya mempunyai 4 elektron pada lintasan
(kulit) terluar.
Starting Motor: Komponen starting system yang digunakan untuk menghidupkan engine
dengan prinsip merubah energi listrik menjadi energi mekanis.
Starting Switch: Komponen starting system yang digunakan untuk memutuskan atau
menghubungkan komponen-komponen dalam sistem start.
Starting System: Suatu sistem yang bertujuan untuk menghidupkan suatu engine atau
unit. Komponen utama dalam sistem ini adalah starting switch, battery relay switch,
starting motor dan safety relay.
Valensi: Elektron yang terdapat pada kulit terluar.
BAB I
BASIC ELECTRIC
Tujuan Bab 1:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab 1, siswa mampu menjelaskan:
- Basic (prinsip dasar) electric.
- Struktur dan cara kerja battery.
Referensi:
- Training Aid.
- Unit Instruction Manual Komatsu Electrical System (SEULU0601-0).
Electric System 2
Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu:
- Menjelaskan teori elektron.
- Menjelaskan tentang arus, tegangan dan hambatan.
- Menjelaskan tentang arus searah dan arus bolak-balik.
- Menjelaskan tentang tenaga listrik.
- Menjelaskan tentang simbol-simbol elektrik.
Teori Elektron
Elektron adalah bagian terkecil dari suatu atom. Atom terdiri atas partikel-partikel yang lebih kecil
lagi, disebut partikel subatom, yaitu proton (p), elektron (e) dan neutron (n).
2
Electric System 2
Simbol kulit dan banyaknya elektron maksimum dalam setiap kulit adalah:
K (n = 1) = 2 x (1)2 = 2 elektron
L (n = 2) = 2 x (2)2 = 8 elektron
M (n = 3) = 2 x (3)2 = 18 elektron
N (n = 4) = 2 x (4)2 = 32 elektron
O (n = 5) = 2 x (5)2 = 50 elektron
P (n = 6) = 2 x (6)2 = 72 elektron
Berdasarkan jumlah valensi atau jumlah elektron pada kulit atom terluar, suatu bahan dapat
dikategorikan sebagai konduktor, semi konduktor dan isolator. Konduktor adalah bahan yang dapat
menghantarkan arus listrik, mempunyai jumlah valensi kurang dari 4 pada kulit terluar. Semi
konduktor adalah bahan yang dapat menghantarkan arus listrik, tapi juga dapat menjadi bahan yang
tidak dapat menghantarkan arus listrik, sedangkan isolator adalah bahan yang tidak dapat
menghantarkan arus listrik, mempunyai jumlah valensi lebih dari 4 pada kulit terluar. Di bawah ini
ditunjukkan macam-macam bahan berdasarkan nomor atom dan sifat kemudahan menghantar arus
listrik (konduktivitas).
Tembaga (Cu):
NA = 29
K = 2
L = 8
M = 18
N = 1 (Valensi) , Konduktor
3
Electric System 2
Silicon (Si):
NA = 14
K = 2
L = 8
M = 4 (Valensi) , Semi konduktor
Silicon (Si):
NA = 16
K = 2
L = 8
M = 6 (Valensi) , Isolator
Elektron bebas (valensi) cenderung mudah berpindah ke atom yang lain. Akibat perpindahan elektron
bebas ini, terjadi kekosongan di dalam atom dan segera diisi oleh elektron-elektron dari atom yang
lain. Apabila pergerakan elektron bebas ini teratur ke satu arah, maka akan timbul aliran listrik.
Tegangan dapat diibaratkan beda ketinggian diantara kedua wadah yang menyebabkan terjadinya
aliran air. Semakin besar perbedaan ketinggian air, semakin kuat keinginan air untuk mengalir. Arus
4
Electric System 2
diibaratkan jumlah air yang mengalir setiap detiknya melalui pipa, sedangkan hambatan diibaratkan
semua hambatan yang dijumpai air saat mengalir di dalam pipa. Semakin besar pipa maka semakin
kecil hambatan alirnya dan semakin besar arus air yang mengalir, begitu sebaliknya.
Arus ( I )
Air mengalir dari tempat yang tinggi ke tempat yang lebih rendah,
semakin tinggi perbedaan antara dua level air tersebut maka akan
semakin besar aliran/arus air mengalirnya. Hal yang sama juga
terjadi pada sistem kelistrikan. Arus listrik mengalir dari level
potensial yang tinggi ke level potensial yang rendah, potensial yang
tinggi disebut potensial positif (+) dan potensial rendah disebut
potensial negatif (-).
Ketika 2 konduktor (A) dan (B) yang bermuatan positif dan negatif dihubungkan dengan kawat
penghantar (C), elektron-elektron bebas yang berada pada konduktor (B) akan ditarik oleh konduktor
(A) melalui penghantar (C).
Hal ini akan menyebabkan arus elektron dari
konduktor (B) yang bermuatan negatif ke konduktor
A B
(A) yang bermuatan positif. Pergerakan elektron
Coloumb (Q) adalah banyaknya muatan listrik (elektron) yang mengalir melalui suatu titik pada
18
sebuah penghantar yang besarnya adalah: 1 Q = 6.25 x 10 elektron
Arus listrik adalah jumlah muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik tertentu selama satu detik.
Tegangan ( V )
Tegangan (voltage) adalah gaya yang mengakibatkan terjadinya arus listrik. Tegangan terjadi akibat
adanya beda/selisih potensial antara dua ujung konduktor. Beda potensial terjadi karena perbedaan
5
Electric System 2
jumlah elektron pada ujung konduktor. Arus listrik akan mengalir dari tegangan yang tinggi (+) ke
tegangan yang rendah ( - ). Satuan tegangan listrik adalah Volt dan disimbolkan “V”.
1 MV = 1000 KV
1 KV = 1000 V
1 V = 1000 mV
Hambatan (R)
Ketika elektron bebas berjalan melalui sebuah logam, elektron-elektron itu melalui molekul yang akan
memperlambat kecepatan jalannya. Perlambatan kecepatan itu merupakan hambatan yang
umumnya disebut dengan resistansi atau hambatan listrik. Kawat tembaga pada umumnya digunakan
untuk menghantarkan arus listrik karena kawat tembaga memiliki hambatan yang kecil terhadap
aliran listriknya.
Satuan hambatan listrik adalah ohm dan simbolnya adalah Ω. Hambatan suatu penghantar dikatakan
satu bila besarnya hambatan tersebut menyebabkan mengalirnya arus sebesar 1 A, bila pada kedua
ujung penghantar dihubungkan dengan sumber tegangan sebesar 1 volts (pada temperatur konstan).
Adapun harga hambatan pada sebuah penghantar dipengaruhi oleh bahan penghantar, luas
penampang penghantar dan temperatur. Harga hambatan dapat dihitung dengan rumus:
ρ
R =L , dimana:
A
R = Hambatan (Ohm ; Ω)
ρ = Tahanan jenis (Ohmmeter ; Ωmeter)
L = Panjang kawat (meter)
A = Luas penampang kawat (m2)
6
Electric System 2
Tahanan jenis setiap material berbeda-beda seperti pada tabel dibawah ini :
Hukum Ohm
Hukum Ohm menyatakan bahwa besar arus yang mengalir pada suatu konduktor pada suhu tetap
sebanding dengan beda potensial antara kedua ujung-ujung konduktor. Hukum Ohm dapat
dirumuskan sebagai:
V
I= , dimana:
R
I = Arus (Ampere)
V = Tegangan (Volt)
R = Hambatan (Ohm)
7
Electric System 2
Tenaga Listrik
Tenaga listrik adalah jumlah dari usaha listrik yang dihasilkan
selama periode waktu satu detik. Generator set (genset) dan
battery merupakan sumber tenaga listrik yang dapat
mensupply energi listrik ke peralatan elektronika (beban).
Daya listrik dinyatakan dengan satuan Watt (W) dinotasikan
dengan huruf P. Besar kecilnya tenaga listrik tergantung dari
besarnya arus dan tegangan yang mengalir dalam rangkaian.
Rangkaian Listrik
Rangkaian Seri
Pada rangkaian seri, jumlah arus yang mengalir selalu sama pada setiap titik, sedangkan tahanan
total adalah sama dengan jumlah dari masing-masing tahanan R1, R2 dan R3. Dengan adanya tahanan
listrik di dalam rangkaian, maka jika ada arus listrik yang mengalir akan menyebabkan tegangan
turun setelah melewati tahanan. Besarnya perubahan tegangan karena adanya tahanan disebut
dengan penurunan tegangan (voltage drop). Pada rangkaian seri, penjumlahan penurunan tegangan
setelah melewati tahanan akan sama dengan tegangan sumber (Vt).
I =I =I =I =I
Total 1 2 3 n
R = R +R +R +R
Total 1 2 3 n
V = V +V +V +V
Total 1 2 3 n
Berdasarkan gambar rangkaian di atas, besar tahanan, kuat arus dan tegangan dapat dihitung
sebagai berikut:
- Kuat arus ( I ) yang mengalir pada rangkaian seri besarnya sama pada R1, R2 dan R3, sehingga
dapat dihitung menjadi:
V V
I = =
Total R R +R +R
Total 1 2 3
12
I = =1A
Total 2+4+6
- Jika arus ( I ) mengalir pada rangkaian, penurunan tegangan V1, V2 dan V3 setelah melewati R1, R2
dan R3 adalah:
V = R • I = 2 •1 = 2 V
1 1
V = R • I = 4 •1 = 4 V
2 2
V = R • I = 6 •1 = 6 V
3 3
9
Electric System 2
Rangkaian Paralel
Pada rangkaian paralel, tegangan sumber ( V ) adalah
sama pada seluruh tahanan, sedangkan kuat arus ( I )
adalah sama dengan jumlah arus I1, I2 dan I3, yaitu
arus yang mengalir melalui masing-masing resistor R1,
R2 dan R3. Adapun rumus arus listrik, tahanan dan
tegangan pada rangkaian parallel adalah sebagai
berikut:
I = I +I +I +I
Total 1 2 3 n
1 1 1 1 1
= + + +
R R R R R
Total 1 2 3 n
V =V =V =V =V
Total 1 2 3 n
Berdasarkan gambar rangkaian di atas, besar tegangan pada masing-masing tahanan adalah sama
dengan tegangan baterai, yaitu 12 V. Besar tahanan dan kuat arus dapat dihitung sebagai berikut:
- Kuat arus ( I ) yang mengalir pada R1, R2 dan R3 adalah:
V 12
I = = = 6A
1 R 2
1l
V 12
I = = = 3A
2 R 4
2
V 12
I = = = 2A
3 R 6
3
1 1 1 1
= + +
R R R R
Total 1 2 3
1 1 1 1 6+3+2
= + + =
R 2 4 6 12
Total
12
R = Ω
Total 11
10
Electric System 2
Rangkaian Kombinasi
Rangkaian kombinasi (seri – parallel) merupakan
gabungan dari rangkaian seri dan paralel dalam
satu rangkaian, seperti diperlihatkan pada gambar
di samping. Besar tahanan, kuat arus dan
tegangan dapat dihitung dengan menggunakan
rumus rangkaian seri atau paralel di atas.
Symbol-Symbol Electric
Symbol Description
Wires crossing but are not electrically connected. No current flows from
either wire to the other.
Two wire electrically connected to each other with current flowing from
one to the other.
Fuse.
Ammeter.
Voltmeter.
11
Electric System 2
Bulb or lamp.
Wattmeter.
Ohmmeter.
Resistor (fixed).
Resistor (variable).
Coil.
Electromagnetic relay.
Capacitor.
12
Electric System 2
Transformer.
Diode.
Zener diode.
Electromagnetic valve.
Fusible link.
13
Electric System 2
Pelajaran 2: Avometer
Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu:
- Menjelaskan fungsi Avometer.
- Menjelaskan dan melakukan pengukuran arus, tegangan dan hambatan dengan menggunakan
Avometer.
- Menjelaskan dan melakukan perawatan Avometer.
Fungsi
Avometer adalah alat ukur multi guna yang banyak digunakan untuk mengukur besar arus, tegangan
dan hambatan (Ampere, Volt, Ohm). Sebagian orang menyebut Avometer sebagai Multytester. Secara
umum, terdapat dua jenis Avometer, yaitu jenis analog dan digital.
14
Electric System 2
Mengukur Arus
- Mengetahui kira-kira besarnya arus yang akan diukur.
- Mengetahui sumber tegangannya DC atau AC. Jika sumbernya adalah DC maka harus
diketahui kutub ( + ) atau kutub ( – ). Pada umumnya Avometer hanya untuk mengukur arus
DC yang kecil (0-500 mA).
- Posisikan selektor (rotary switch) pada skala
Ampere.
- Set indicating pointer pada posisi 0 (nol)
dengan menyetel zero point adjusting screw.
- Pasang Avometer secara seri dengan
rangkaian yang akan diukur.
- Pembacaan besarnya arus yang akan diukur
adalah sesuai dengan skala pada selektor
(rotary switch).
Mengukur Tegangan
- Mengetahui kira-kira besarnya tegangan yang akan diukur.
- Mengetahui sumber tegangannya DC atau AC. Jika sumbernya adalah DC maka harus
diketahui kutub ( + ) atau kutub ( – ).
- Posisikan selektor (rotary switch) pada skala Volt (DC volt atau AC volt).
- Posisikan skala selektor di atas atau lebih besar dari tegangan yang akan diukur.
- Set pointer pada posisi 0 (nol) dengan
menyetel zero point adjusting screw.
- Pasang Avometer secara paralel dengan
rangkaian yang akan diukur.
- Pembacaan besarnya tegangan yang akan
diukur adalah sesuai dengan skala pada
selektor (rotary switch).
Mengukur Hambatan
Pengukuran hambatan diberi tenaga oleh battery pada
Avometer. Kondisi battery yang lemah akan menyebabkan
kesalahan pembacaan nilai yang diukur. Untuk pembacaan
yang benar dari hambatan, kesensitifan dari indicating
pointer harus di-adjust menurut tegangan yang di-supply
oleh battery. Hal ini dinamakan penyetelan 0 Ω (kalibrasi).
15
Electric System 2
- Pastikan bahwa hambatan yang akan diukur tidak dialiri arus dan tidak mempunyai hubungan
dengan hambatan yang lain.
- Posisikan selektor (rotary switch) pada skala Ohm.
- Set pointer pada posisi 0 (nol) dengan menyetel zero ohm adjuster (kedua test pin
dihubungkan)
- Pasang Avometer secara paralel dengan hambatan yang akan diukur.
- Pembacaan besarnya hambatan yang diukur adalah sesuai dengan skala pada selektor dan
indicating pointer-nya.
Perawatan
- Gunakan skala ukur yang tepat untuk menambah
keakuratan/ketepatan pengukuran.
- Ketika mengukur nilai yang diketahui, maka gunakan
skala ukur yang nilainya terdekat dengan nilai yang
sedang diukur. Contoh untuk mengukur tegangan
battery kering 1.5 volt, gunakan skala ukur DC 2.5 V.
- Ketika mengukur nilai yang tidak diketahui, maka
mulailah dengan skala ukur yang tertinggi. Setelah
bisa diperkirakan besarnya, selektor bisa atur ke skala
ukur yang lebih rendah untuk menambah
keakuratan/ketepatan pengukuran.
- Lakukan penggantian battery jika penyetelan 0 Ω sudah tidak bisa dilakukan.
- Hindari Avometer dari guncangan atau getaran yang kuat serta temperatur atau kelembaban yang
tinggi.
16
Electric System 2
Pelajaran 3: Magnet
Tujuan Pelajaran 3
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 3, siswa mampu:
- Menjelaskan pengertian kemagnetan.
- Menjelaskan sifat-sifat magnet.
- Menjelaskan tentang elektromagnet.
- Menjelaskan prinsip kerja motor listrik.
- Menjelaskan prinsip kerja alternator.
Pengertian Kemagnetan
Dalam kehidupan sehari-hari kita selalu berdekatan
dengan magnet. Bumi tempat kita tinggal merupakan
magnet raksasana, tubuh kita dan benda-benda di
sekeliling kita banyak yang mempunyai sifat magnet.
Kekuatan magnet sangat bergantung pada
sumbernya. Daerah di sekitar sumber magnet
dinamakan medan magnet. Medan magnet
mempunyai kekuatan untuk menarik atau menolak
bahan/benda yang mempunyai sifat kemagnetan.
Sifat kemagnetan bahan sering diukur oleh mudah
tidaknya suatu bahan dipengaruhi oleh medan
magnet. Medan magnet ini muncul pada suatu
konduktor yang dialiri arus. Arus yang berubah terhadap waktu akan menimbulkan medan magnet
yang berubah terhadap waktu dan menimbulkan medan listrik induksi. Jadi sifat kemagnetan dan
kelistrikan dan terjadi bolak balik sebagai penyebab dan akibat, dan sering dinamakan sebagai medan
elektromagnet. Penerapan medan magnet dan medan elektromagnet sudah sangat banyak dalam
berbagai bidang.
Magnet adalah sebuah benda logam yang mempunyai sifat menarik benda-benda besi. Terdapat 2
(dua) macam magnet, yaitu:
- Magnet alam, adalah magnet yang terdapat pada batu besi magnet.
- Magnet buatan, adalah besi dengan cara tertentu dibuat menjadi magnet. Pada magnet buatan,
bila dapat menyimpan kemagnetannya dengan baik (lama) disebut magnet permanen, sedangkan
bila dapat menyimpan kemagnetan hanya sementara disebut remanen magnet.
17
Electric System 2
Elektromagnet
Elektromagnet adalah medan magnet yang ditimbulkan oleh adanya aliran arus listrik pada sebuah
konduktor atau coil. Percobaan yang dilakukan Oersted, yaitu mengamati jarum kompas yang
ditempatkan di bawah kawat yang dilalui arus listrik, memperlihatkan bahwa jarum kompas menunjuk
arah utara ketika kawat tidak dialiri arus listrik (1). Selanjutnya jarum kompas dialiri arus listrik ke
arah utara, akibatnya penunjukan jarum kompas menyimpang ke arah timur (2). Apabila jarum
kompas dialiri arus listrik ke arah selatan, maka penunjukan jarum menyimpang ke arah barat (3).
18
Electric System 2
Sifat-sifat elektromagnet:
- Bila sebuah konduktor dialiri arus listrik, maka disekeliling konduktor
akan timbul medan magnet yang dapat ditentukan menurut aturan
tangan kanan.
- Arah medan magnet yang timbul tergantung dari arah arus yang
melewati konduktor tersebut. Apabila arus mengalir ke atas, maka
arah medan magnet (B) berlawanan dengan putaran jarum jam. Jika
arah arus ke bawah, maka arah medan magnet searah dengan
putaran jarum jam.
- Makin besar arus yang mengalir, maka semakin besar medan magnet
yang timbul.
- Medan magnet dapat diperbesar dengan cara memperbesar arus yang mengalir, menambahkan
inti besi ke dalam coil atau memperbanyak jumlah coil.
19
Electric System 2
Dalam percoban seperti pada gambar di bawah, ketika switch dihubungkan dengan battery 6 volt,
lampu tidak menyala, tetapi jika switch dibuka dengan tiba-tiba lampu akan menyala sesaat. Makin
cepat switch dilepas, semakin terang nyala lampu tersebut. Hal tersebut membuktikan bahwa
terjadi induksi diri di lilitan.
Bila arus melewati lilitan P diputus dan dihubungkan, maka akan menyebabkan gaya gerak listrik
pada lilitan S. Gaya gerak listrik pada lilitan S tersebut disebabkan oleh perubahan medan magnet
(induksi medan magnet) dari lilitan P.
- Transformer
Gambar di samping memperlihatkan
primary coil dihubungkan seri dengan
battery dan switch. Ketika switch digerak-
gerakkan ON - OFF lampu akan menyala,
dan bila primary coil dihubungkan dengan
sumber AC, lampu juga akan menyala.
20
Electric System 2
Hal ini disebabkan perubahan arus bolak-balik berubah secara periodik dengan frequency yang
sama besar. Perubahan arus karena ON dan OFF atau karena arus AC (bolak-balik) tersebut
menyebabkan perubahan medan magnet pada lilitan primer dan menginduksi lilitan sekunder.
Induksi medan magnet ini menjadikan gaya gerak listrik di secondary coil berlangsung terus-
menerus. Inilah yang merupakan prinsip dasar sebuah transformer.
V1 N1 I2
= =
V2 N2 I1
Bila konduktor yang terletak sejajar dialiri arus listrik, garis gaya magnet yang mengelilingi masing-
masing konduktor akan saling mempengaruhi, dimana garis-garis gaya yang searah akan tarik
menarik, sedangkan garis-garis gaya yang berlawanan akan tolak menolak.
21
Electric System 2
22
Electric System 2
Generator adalah sebuah alat yang merubah garis-garis gaya magnet yang memotong coil menjadi
tenaga listrik. Generator secara umum terbagi menjadi dua, yaitu AC generator (alternator) dan DC
generator (dynamo). Prinsip dasar dari keduanya adalah sama, namun konstruksinya yang berbeda.
23
Electric System 2
24
Electric System 2
Pelajaran 4: Battery
Tujuan Pelajaran 4
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 4, siswa mampu:
- Menyebutkan dan menjelaskan tipe battery.
- Menjelaskan struktur battery.
- Menjelaskan tentang pengisian battery.
- Menjelaskan tentang kapasitas battery.
25
Electric System 2
Struktur
Vent Plug
Lubang pengisian ditutup dengan sumbat ventilasi (vent
plug). Fungsi vent plug adalah untuk mencegah masuknya
debu dan kotoran ke dalam sel. Vent plug juga berfungsi
untuk memisahkan gas hidrogen dan uap asam sulfat yang
terbentuk pada saat proses pengisian berlangsung. Gas
hidrogen keluar melalui lubang ventilasi (vent hole),
sedangkan uap asam sulfat mengembun pada tepian
ventilasi dan menetes kembali ke bawah.
26
Electric System 2
Plat positif dan negatif masing-masing dihubungkan oleh pengikat plat (plate strap) dipasangkan
berselang-seling dan dibatasi oleh pemisah dan serat gelas. Serat gelas melindungi bahan aktif pada
plat positif yang tidak tahan terhadap getaran dan mudah membentuk gumpalan-gumpalan. Posisi
plat ditinggikan dari dasar dan diberi penyekat agar tidak terjadi hubungan singkat apabila terdapat
bahan aktif yang lepas dari plat.
Elektrolit (H2SO4)
Elektrolit baterai adalah larutan asam sulfat (SO4) dengan air suling (H2O). Komposisi campuran
adalah 36% SO4 dan 64% H2O. Standard berat jenis (specific gravity) elektrolit battery pada
temperature standard (200C) adalah 1.280.
27
Electric System 2
Reaksi Kimia
Proses pengosongan (discharge) dan pengisian (charge) battery merupakan satu siklus reaksi kimia
sebagai berikut:
Selama proses pengosongan plat positif (PbO2) dan
negatif (Pb) bereaksi dengan sulfat (SO4)
membentuk PbSO4. Reaksi tersebut menyebabkan
H2SO4 sedikit demi sedikit berubah menjadi H2O,
akibatnya konsentrasi dan berat jenis elektrolit
berkurang.
28
Electric System 2
Terminal Voltage
Terminal voltage adalah batas tegangan battery yang diijinkan pada saat proses pengosongan
(discharge) dan pengisian (charge) battery. Ketika battery dipakai dengan arus besar, sebagai contoh
digunakan untuk memutar engine pada saat start, maka tahanan dalam battery akan naik. Hal ini
tidak hanya disebabkan berkurangnya asam sulfat (yang semestinya untuk mempertahankan
kecepatan reaksi kimia antara plat-plat dan elektrolit), tetapi juga akibat polarisasi battery itu.
Self Discharge
Suatu battery yang telah diisi elektrolit, jika didiamkan (tidak dipakai) akan kehilangan muatan
listriknya. Hal ini disebabkan setelah battery diisi elektrolit, maka battery mulai mengalami suatu
reaksi kimia, meskipun battery tersebut dipakai atau tidak. Sifat seperti ini tidak dapat dihindarkan
29
Electric System 2
pada semua battery. Kehilangan muatan listrik yang tersimpan tanpa pemakaian melalui rangkaian
luar disebut self discharge. Sebab-sebab terjadinya self discharge adalah:
- Plat negatif beraksi langsung dengan asam sulfat dari elektrolit membentuk timbal sulfat (PbSO4)
- Hubungan singkat antara plat positif dan plat negatif melalui endapan dari material aktif.
- Jika suhu dan konsentrasi elektrolit tidak merata disekitar plat positif dan negatif akan terjadi
reaksi elektrokimia lokal.
Faktor lain yang mempercepat self discharge adalah bila elektrolit atau air suling yang diisikan ke
dalam battery mengandung material-material pengetes, karena akan menimbulkan reaksi lokal.
Kapasitas
Kapasitas battery adalah jumlah listrik yang dapat dihasilkan dengan melepaskan arus tetap, sampai
dicapai voltage akhir (final terminal voltage). Besarnya ditentukan dengan mengalikan besar arus
pelepasan dengan waktu pelepasan dan dinyatakan dalam AH (Ampere Hour). Jadi untuk
menyatakan kapasitas battery, perlu ditentukan laju arus pelepasan. Karena kapasitas battery
tergantung dari kuat arus pelepasan. Misalnya suatu battery mempunyai kapasitas 100 AH untuk laju
arus 20 jam. Ini berarti battery tersebut sanggup melepaskan muatan sebesar 5 ampere selama 20
jam. Tapi tidak berarti sanggup melepaskan muatan sebesar 10 ampere selama 10 jam. Suatu
battery yang sanggup melepaskan muatan sebesar 10 ampere selama 10 jam disebut mempunyai
kapasitas 100 AH untuk laju arus 10 jam. Sedang battery yang sanggup melepaskan muatan sebesar
5 ampere selama 20 jam disebut battery mempunyai kapasitas 100 AH untuk laju arus 20 jam.
30
Electric System 2
Selain arus pelepasan dan laju arus pelepasan, suhu elektrolit juga mempengaruhi kapasitas battery.
Standard suhu untuk menentukan kapasitas battery adalah 25ºC. Misalnya suatu battery yang
dinyatakan mempunyai kapsitas 200 AH untuk laju arus 20 jam adalah bila battery tersebut dipakai
(discharge) dengan arus konstan 10 A, akan sampai pada final terminal voltage selama laju arus 20
jam pada suhu elektrolit 25ºC.
Pengaruh suhu elektrolit terhadap kapasitas
battery dapat dilihat pada kurva di samping.
Jika temperatur elektrolit rendah kecepatan
reaksi kimia di dalam battery lambat yang
menyebabkan berkurangnya kapasitas battery.
Sebaliknya reaksi kimia terjadi dengan cepat
pada temperatur tinggi, menyebabkan
kapasitas battery naik.
31
Electric System 2
Ringkasan
Elektron adalah bagian terkecil dari suatu atom. Elektron yang terdapat pada kulit terluar disebut
Valensi. Bahan yang elektron valensi lebih kecil dari 4 disebut Konduktor, jika lebih dari 4 elektron
valensi disebut Isolator, sedangkan bahan dengan elektron valensi 4 disebut Semi Konduktor.
Arus listrik merupakan jumlah muatan listrik yang mengalir melalui suatu titik tertentu selama satu
detik. Tegangan adalah gaya yang mengakibatkan terjadinya arus listrik. Tegangan (voltage)
terjadi akibat adanya beda/selisih potensial antara dua ujung konduktor. Resistansi atau hambatan
merupakan perlambatan kecepatan elektron bebas yang berjalan melalui sebuah logam. Alat ukur
yang digunakan untuk mengukur besar arus, tegangan dan tahanan disebut Multytester/Avometer.
Arus searah (DC) adalah arus yang mengalir dalam arah yang tetap (konstan), dimana masing-
masing terminal tetap polaritasnya. Arus bolak-balik (AC) adalah arus yang mengalir dengan
polaritas yang selalu berubah-ubah, dimana masing-masing terminalnya polaritas yang selalu
bergantian.
Magnet adalah sebuah benda logam yang mempunyai sifat menarik benda-benda besi. Terdapat
dua macam magnet yaitu magnet alam magnet buatan. Magnet mempunyai beberapa sifat
khusus, diantaranya adalah Pada ujungnya terdapat kutub utara dan kutub selatan. Kutub yang
senama tolak-menolak, sedangkan kutub yang tidak senama tarik menarik. Kemagnetan terkuat
terdapat pada ujungnya.
Elektromagnet adalah medan magnet yang ditimbulkan oleh adanya aliran arus listrik pada sebuah
konduktor atau coil. Sifat elektromagnet diantaranya adalah bahwa arah medan magnet
tergantung dari arah arus yang melewati konduktor tersebut. Bila sebuah konduktor dialiri arus
listrik, maka disekeliling konduktor akan timbul medan magnet. Makin besar arus yang mengalir
maka makin besar medan magnet yang timbul. Bila gulungan/coil dialiri arus listrik maka pada
gulungan/coil tersebut akan timbul medan magnet. Arah gulungan atau arah arus listrik berubah,
maka arah medan magnet yang timbul juga akan berbalik dan sifat elektromagnet yang lainnya.
Prinsip motor listrik adalah dengan menggunakan kaidah tangan kiri Fleming, dimana jari telunjuk
menunjukkan arah medan magnet, jari tengah menunjukkan arah arus dan ibu jari menunjukkan
arah gaya magnet. Apabila konduktor yang terletak sejajar dan dialiri arus listrik, garis gaya
magnet yang mengelilingi masing–masing konduktor akan saling mempengaruhi.
Prinsip kerja alternator berdasarkan prinsip dari hukum Faraday. Pada alternator digunakan kaidah
tangan kanan Fleming untuk menentukan arus induksi di dalam sebuah konduktor, dimana jari
telunjuk menunjukkan arah medan magnet, ibu jari menunjukkan gerak konduktor dan jari tengah
menunjukkan arah arus induksi.
Berdasarkan kondisi operasional di unit maka fungsi battery adalah:
- Pada saat engine off, berfungsi untuk menyediakan arus listrik untuk lampu dan accesoris
lainnya.
32
Electric System 2
- Pada saat engine start, berfungsi untuk mensuplay arus ke starting motor dan sistem electric
control engine.
- Pada saat engine running kebutuhan arus listrik sepenuhnya telah di-supplay dari charging
system, battery hanya berfungsi sebagai penstabil tegangan atau filter, sehingga komponen-
komponen yang sangat sensitif terhadap kenaikan dan penurunan tegangan seperti controller
engine dan controller lainnya akan aman.
33
Electric System 2
Latihan Soal
Latihan berikut dikerjakan oleh siswa secara mandiri, setelah menyelesaikan pembelajaran bab 1.
34
BAB II
Tujuan Bab 2:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab 2, siswa mampu menjelaskan
struktur dan cara kerja dari electrical engine system, yaitu:
- Starting system.
- Charging system.
- Pre Heating system.
Referensi:
Training Aid.
The Gold Book.
Unit Instruction Manual Komatsu Electrical System (SEULU0601-0).
Electric System 2
Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelaskan struktur, fungsi dan
cara kerja dari starting system.
Battery.
Starting switch.
Battery relay switch.
Starting motor.
Safety relay.
36
Electric System 2
Starting Switch
Adapun konstruksi dan hubungan masing-masing terminal yang terdapat pada starting switch adalah
sebagai berikut:
37
Electric System 2
Arus yang melewati C1 diperlukan untuk menarik kontraktor P1 - P2, sedangkan arus yang
melewati C1 dan C2 diperlukan untuk menahan kontraktor P1 - P2.
4 terminal
38
Electric System 2
Bila engine hidup dan tegangan pengisian battery mencapai 28 - 29 volt, maka arus dari
Alternator adalah sebagai berikut:
Dengan demikian, jika starting switch di OFF-kan, maka P1 - P2 dan sub switch tidak akan
terbuka secara tiba-tiba dan tegangan dari alternator turun menjadi 9 volt. D1 yang
dihubungkan pararel dengan coil C adalah sebagai dioda fly wheel yang berfungsi untuk
mengalirkan tegangan yang timbul pada coil C ketika sirkuit ground terputus. D2 berfungsi
untuk mencegah terbaliknya polaritas terminal BR dan -b. D3 berfungsi untuk mencegah arus
menuju alternator ketika sub switch terhubung.
39
Electric System 2
Starting Motor
Starting motor berfungsi untuk memutar engine pada saat start (awal menghidupkan engine) dengan
prinsip merubah energi listrik menjadi energi mekanis. Konstruksi dari starting motor diperlihatkan
pada gambar di bawah:
Kemagnetan yang terjadi mampu melawan spring (4), menarik plunger (3) sehingga terminal B - M
berhubungan. Pada saat terminal B - M berhubungan, pull in coil (2) tidak bekerja, sedangkan hold in
coil (1) bekerja untuk mempertahankan agar terminal B - M tetap berhubungan. Dengan adanya
mekanisme shift lever, maka pergerakan plunger akan mendorong pinion gear sehingga berhubungan
40
Electric System 2
dengan ring gear. Pada field coil akan timbul medan magnet, sehingga armature akan berputar ketika
mendapat arus untuk memutar engine.
Safety Relay
Fungsi safety relay adalah sebagai penghubung antara starting switch dengan starting motor. Safety
relay juga berfungsi untuk:
- Mencegah mengalirnya arus ke starting motor jika starting switch
diputar ke posisi start sementara engine sudah hidup.
- Secara otomatis memutus arus ke starting motor, sehingga pinion gear
starting motor lepas dari ring gear (setelah engine hidup) walaupun
starting switch masih berada pada posisi start.
- Mencegah arus mengalir ke starting motor jika starting switch di putar
ke posisi start pada saat starting motor masih berputar karena gagal
menghidupkan engine (safety relay old model).
41
Electric System 2
Ketika engine telah hidup sedang posisi starting switch masih pada posisi start, jalannya arus
adalah:
42
Electric System 2
Karena kontaktor T terbuka, maka starting motor tidak bekerja. R3 dan C1 digunakan sebagai
pengaman agar arus ke starting motor tidak bekerja (segera terputus) ketika altenator mulai
menghasilkan arus/tegangan, sedangkan zener diode Z digunakan untuk mencegah transistor Q1
on sebelum tegangan yang dihasilkan alternator sesuai spesifikasi yang ditentukan.
43
Electric System 2
Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelaskan struktur, fungsi dan
cara kerja dari charging system.
Secara umum sistem pengisian berfungsi untuk menghasilkan energi listrik supaya bisa mengisi
kembali dan mempertahankan kondisi baterai. Disamping itu, sistem pengisian juga berfungsi untuk
menyuplai energi listrik secara langsung ke sistem-sistem kelistrikan yang membutuhkan. Sistem
pengisian (charging system), pada produk-produk Komatsu diklasifikasikan menjadi 4 (empat), yaitu:
- Sistem pengisian dengan DC Generator dan Tirril Regulator.
- Sistem pengisian dengan Alternator dan Tirril Regulator.
- Sistem pengisian dengan Alternator dan Semi Conductor Regulator.
- Sistem pengisian dengan Alternator Brushless dan Semi Conductor Regulator.
Sistem pengisian dengan DC Generator dan Tirril Regulator serta Alternator dan Tirril Regulator,
keduanya sudah tidak digunakan lagi. Sistem tersebut hanya digunakan pada unit terdahulu yang
sekarang populasinya sudah hampir habis, sehingga tidak dibahas lagi.
44
Electric System 2
• Alternator
Konstruksi dan prinsip kerja alternator adalah:
45
Electric System 2
- Bila starting switch posisi ON, maka arus dari battery akan mengalir ke rotor coil. Jalannya
arus penguat adalah: Battery - B - R - rotor coil - F - T1 – E
- Setelah rotor coil menjadi magnet dan alternator diputar oleh engine, maka alternator akan
menghasilkan tegangan.
- Bila output voltage dari alternator masih kecil, maka arus yang keluar dari alternator akan
memperkuat medan magnet pada rotor coil, sehingga output voltage dari alternator naik.
Output voltage dari alternator adalah sebanding dengan putaran dan kekuatan medan
magnetnya.
- Bila output voltage turun mencapai 27,5 volt, maka T2 akan OFF dan T1 kembali ON dan field
coil mendapat arus penguat kembali, sehingga output voltage alternator naik kembali.
- Hal tersebut di atas terjadi berulang-ulang sehingga mengatur output voltage sebesar 27,5 -
29,5 volt.
46
Electric System 2
1. Stator ass’y
2. Bracket rear
3. Heat sink ass’y
4. Heat sink ass’y
5. Bolt
6. Support 17. Cover
7. Insulator 18. Bearing, Ball
8. Bushing 19. Cover
9. Insulator 20. Coil ass’y
10. Bushing 21. Rotor ass’y
11. Condenser 22. Bracket front
12. Bolt 23. Seal, Oil
13. Insulator 24. Bearing, Ball
14. Bushing 25. O-ring
15. Regulator ass’y 26. Cover
16. O-ring 27. Bolt
47
Electric System 2
dengan demikian :
IC2 = 21 x 20
= 420 mA
48
Electric System 2
Tujuan Pelajaran 3
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 3, siswa mampu menjelaskan struktur, fungsi dan
cara kerja dari preheating system.
Fungsi
Fungsi preheating system atau sistem pemanasan awal adalah untuk memanaskan udara yang akan
masuk ke ruang bakar dengan tujuan mempermudah menghidupkan engine pada saat udara di
sekeliling engine masih dingin. Pada produk-produk Komatsu terdapat beberapa jenis sistem
pemanasan awal, yaitu:
- Sistem pemanasan awal dengan Glow Plug
- Sistem pemanasan awal dengan Ribbon Heater
- Sistem pemanasan awal dengan Thermostat
- Sistem pemanasan awal dengan APS (Auto Priming System)
49
Electric System 2
Pada saat starting switch diputar ke posisi heat, maka arus dari battery mengalir ke terminal R1,
kemudian diturunkan melalui hambatan R1 dan R2, sehingga tegangan yang diberikan ke glow
plug menjadi 6 volt, karena glow plug yang dipakai adalah 6 volt. Namun, pada saat starting
switch diputar ke posisi start, maka arus akan diteruskan ke terminal R2 kemudian diturunkan
oleh hambatan R2 baru ke glow plug.
Glow Plug
Glow plug adalah sebuah alat pemanas
yang dengan komponen-komponen lain
akan memanaskan udara untuk
pembakaran pada engine.
Circuit Breaker
Fungsi circuit breaker adalah mencegah kerusakan komponen-
komponen dan kabel-kabel pada sistem pemanasan awal yang
dikarenakan arus berlebihan (short circuit).
50
Electric System 2
⊕ Battery Î B Î R1 Î
51
Electric System 2
Contoh sistem pemanasan awal pada D375 yang mengunakan intake air heater:
- Ketika heater coil memanas, valve steam mengembang dan ball valve terbuka.
- Fuel yang keluar dari valve stem akan menyembur igniter dan terbakar (udara menjadi panas).
52
Electric System 2
53
Electric System 2
APS membakar fuel di dalam intake manifold untuk memanaskan udara yang masuk. Cara kerja APS
adalah:
- Ketika suhu air pendingin engine di bawah suhu yang ditetapkan, kontak sensor suhu air APS
tertutup sehigga sinyal masuk ke kontroller.
- Dengan demikian, jika preheating switch ON, kontroller mengirim sinyal listrik ke glow plug supaya
panas. Ketika glow plug panas, preheating pilot lamp menyala.
- Ketika waktu preheating untuk glow plug selesai, lampu padam. Ketika pilot lamp padam,
menunjukkan bahwa glow plug telah cukup dipanaskan untuk mengaktifkan APS.
- Setelah preheating lamp padam, jika starting switch dipindah pada posisi START, APS injection
nozzle di dalam intake manifold akan ON/OFF (10 kali/detik) untuk menginjeksikan fuel.
- Ketika suhu air pendingin engine di atas suhu yang sudah ditetapkan, maka kontak sensor suhu air
pendingin terbuka sehingga glow plug dan fuel injection nozzle tidak aktif. Preheting lamp
kemudian berkedip 1 Hz untuk menandakan bahwa APS sudah selesai.
- Pindahkan starting switch ke posisi OFF.
- Jika glow plug atau APS nozzle system short dengan ground, lampu akan menyala sampai short
circuit di perbaiki. Jika lampu tidak bisa padam ketika preheating selesai (setelah 12 detik), atau
lampu padam kemudian nyala lagi, matikan engine dan periksa rangkaian yang short dengan
ground.
- Jika preheating switch ON ketika suhu air pendingin engine di atas suhu yang sudah ditetapkan,
lampu akan menyala 12 detik dan kemudian berkedip. Dalam hal ini glow plug tidak aktif.
54
Electric System 2
Ringkasan
Starting system pada sebuah engine merupakan suatu sistem yang berfungsi sebagai penggerak
mula untuk menghidupkan engine. Komponen-komponen utama starting system diantaranya
adalah:
- Battery.
- Starting switch.
- Battery relay switch.
- Starting motor.
- Safety relay.
Secara umum sistem pengisian berfungsi untuk menghasilkan energi listrik supaya bisa mengisi
kembali dan mempertahankan kondisi baterai. Disamping itu, sistem pengisian juga berfungsi
untuk menyuplai energi listrik secara langsung ke sistem-sistem kelistrikan yang membutuhkan.
Sistem pengisian (charging system), pada produk-produk Komatsu diklasifikasikan menjadi 4
(empat), yaitu:
- Sistem pengisian dengan DC Generator dan Tirril Regulator.
- Sistem pengisian dengan Alternator dan Tirril Regulator.
- Sistem pengisian dengan Alternator dan Semi Conductor Regulator.
- Sistem pengisian dengan Alternator Brushless dan Semi Conductor Regulator.
Fungsi preheating system atau sistem pemanasan awal adalah untuk memanaskan udara yang
akan masuk ke ruang bakar dengan tujuan mempermudah menghidupkan engine pada saat udara
di sekeliling engine masih dingin. Pada produk-produk Komatsu terdapat beberapa jenis sistem
pemanasan awal, yaitu:
- Sistem pemanasan awal dengan Glow Plug.
- Sistem pemanasan awal dengan Ribbon Heater.
- Sistem pemanasan awal dengan Thermostat.
- Sistem pemanasan awal dengan APS (Auto Priming System).
55
Electric System 2
Latihan Soal
Latihan berikut dikerjakan oleh siswa secara mandiri, setelah menyelesaikan pembelajaran bab 2.
Siswa menjodohkan pernyataan pada kolom A dengan kolom B yang tepat (pada kolom B dapat
dipilih lebih dari satu kali).
KOLOM A KOLOM B
56
BAB III
Wiring Diagram
Tujuan Bab 3:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab 3, siswa mampu menjelaskan arti
dari simbol kabel dan komponen electric. Siswa juga mampu membaca wiring
diagram.
Referensi:
- Shop Manual D60/65A,P-8 : D155A-2 ; D85ESS-2
- Training Aid.
- Unit Instruction Manual Komatsu Electrical System (SEULU0601-0).
Electric System 2
Pelajaran 1: Simbol
Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelaskan arti dari simbol kabel
dan komponen electric.
Simbol Kabel
Simbol kabel pada suatu wiring diagram pada umumnya
menyatakan ketebalan dan warna kabel. Contoh:
0.85 BW
nominal number: 0.85
warna kabel: hitam dengan garis putih.
58
Electric System 2
Simbol Komponen
Simbol komponen electric secara umum telah diuraikan pada bab 1 pelajaran 1.
59
Electric System 2
Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu membaca wiring diagram.
Wiring Diagram
Electrical Wiring Diagram D60/65A,P-8:
60
Electric System 2
61
Electric System 2
62
Electric System 2
63
Electric System 2
64
Electric System 2
12
65
Electric System 2
16
66
Electric System 2
10
12
16
67
Electric System 2
13
17
21
12
68
Electric System 2
16
20
14
18
69
Electric System 2
70
Electric System 2
71
Electric System 2
Ringkasan
Simbol kabel pada suatu wiring diagram pada umumnya menyatakan ketebalan dan warna kabel.
Contoh:
0.85 BW
nominal number: 0.85
warna kabel: hitam dengan garis putih.
72
Electric System 2
Latihan Soal
Latihan berikut dikerjakan oleh siswa secara mandiri, setelah menyelesaikan pembelajaran bab 3.
73
BAB IV
Perawatan
Tujuan Bab 4:
Setelah menyelesaikan pembelajaran pada Bab 4, siswa mampu menjelaskan dan
melakukan perawatan pada battery. Siswa juga mampu menjelaskan dan
melakukan perawatan pada kabel dan connector.
Referensi:
- Shop Manual D60/65A,P-8 : D155A-2 ; D85ESS-2
- Training Aid.
Electric System 2
Pelajaran 1: Battery
Tujuan Pelajaran 1
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 1, siswa mampu menjelaskan dan melakukan
perawatan pada battery.
Elektrolit Battery
Kondisi dari sebuah battery ditunjukkan oleh nilai specific
gravity (berat jenis) larutan elektrolitnya. Alat untuk
mengukur berat jenis elektrolit disebut hydrometer.
Hydrometer harus dikalibrasi agar mendapatkan nilai berat
jenis elektrolit standar pada temperatur 20ºC (68ºF) JIS.
Untuk mendapatkan pembacaan berat jenis yang benar
adalah jika temperatur di atas 20ºC, ditambah 0,0007 tiap
kenaikan 1ºC. Jika temperatur di bawah 20ºC, ditambah
0,0007 tiap penurunan 1ºC.
Jadi pembacaan yang benar setelah dikoreksi dengan temperatur adalah 1,2703. Contoh lain,
temperatur elektrolit pada saat pengukuran adalah 0ºC. Berat jenis elektrolit pada hydrometer terbaca
1,29. Temperatur elektrolit pada saat pengukuran adalah 20ºC di bawah standard, sehingga
pembacaan berat jenis yang benar adalah:
S20 = St + 0,0007 ( t – 20 )
= 1,29 + 0,0007 ( 0 – 20 )
= 1,29 – 0,014
= 1,276
Jadi pembacaan yang benar adalah 1,276 setelah dikoreksi dengan temperatur elektrolitnya.
75
Electric System 2
Charging
Sebuah battery yang telah lama digunakan akan berkurang unjuk
kerjanya. Begitu pula dengan battery yang lama tidak digunakan,
unjuk kerjanya akan berkurang karena terjadi self discharge.
Pengosongan battery menjadi semakin cepat apabila battery
tersebut harus mengeluarkan arus tanpa adanya pengisian. Agar
dapat terus digunakan, maka battery tersebut harus diisi dengan
menggunakan pengisi battery (battery charger).
Terdapat dua jenis pengisian battery, yaitu pengisian cepat (fast charging) dan pengisian lambat
(slow charging). Pengisian cepat dilakukan bila diperlukan pengisian battery dengan waktu yang
76
Electric System 2
singkat dan arus pengisian yang besar. Pengisian cepat dapat mengurangi umur battery. Bila waktu
yang tersedia cukup, lebih baik menggunakan pengisian lambat. Untuk mengisi battery sampai penuh
atau mengisi battery yang sama sekali kosong, dianjurkan untuk menggunakan pengisian lambat
dengan arus pengisian yang kecil. Beberapa hal yang perlu dilakukan sebelum pengisian adalah:
- Bersihkan terminal battery dari kotoran, karat atau kerak dengan menggunakan sikat kuningan
atau kertas gosok halus.
- Lepas semua sumbat ventilasi.
- Periksa permukaan elektrolit, tambahkan air suling bila kurang.
- Bila pengisian dilakukan dalam keadaan battery terpasang pada unit, lepas kabel dari terminal
positif dan negatif battery untuk mencegah kerusakan pada rectifiers alternator dan komponen
lainnya.
- Tentukan besar arus pengisian.
Contoh, battery dengan kode N200 memiliki kapasitas 200 Ah dengan nilai berat jenis elektrolit
adalah 1.20 pada suhu 20°C. Dengan melihat grafik, maka kapasitas kekosongan battery pada berat
jenis 1.20 adalah 30%. Artinya, 200 Ah x 30% = 60 Ah. Apabila waktu pengisian yang akan dilakukan
adalah 1 jam, maka:
60
Arus Pengisian (A) = = 30 A
1+1
77
Electric System 2
Contoh, battery dengan kode N200 memiliki kapasitas 200 Ah dengan nilai berat jenis elektrolit
adalah 1.20 pada suhu 20°C. Dengan melihat grafik, maka kapasitas kekosongan battery pada berat
jenis 1.20 adalah 30%. Artinya, 200 Ah x 30% = 60 Ah. Apabila besarnya arus yang digunakan untuk
charging adalah 5 ampere, maka:
60
Waktu Pengisian (H) = • 1.2 − 1.5 = 4.8 - 6 Hours
5
Penggunaan Charger
- Pastikan saklar utama (main switch), saklar waktu (timer
switch), dan saklar arus (current switch) berada pada
posisi Off.
- Hubungkan kabel pengisi (charging lead) positif dengan
terminal positif battery dan kabel pengisi negatif dengan
terminal negatif battery.
- Hubungkan kabel daya (power lead) dengan sumber
listrik.
- Posisikan saklar tegangan (voltage switch) sesuai dengan
tegangan battery.
- Posisikan saklar utama pada posisi On.
- Posisikan saklar waktu pada waktu yang sesuai.
- Posisikan saklar arus pada besar arus yang sesuai.
Perawatan Battery
78
Electric System 2
79
Electric System 2
Level Elektrolit
Level elektrolit yang rendah akan merusak active
material yang ada pada plat-plat battery dan
menyebabkan pembentukan asam sulfat, sehingga
akan menurunkan reaksi kimia battery. Penyebab
berkurangnya level elektrolit antara lain:
- Kotak battery retak/pecah.
- Perawatan yang tidak baik, terutama tidak dilakukannya penambahan air pada saat dibutuhkan.
- Terjadi overcharging pada battery, sehingga penguapan meningkat yang pada akhirnya elektrolit
akan berkurang.
Level air battery yang terlalu banyak juga tidak baik, karena akan mencairkan/menurunkan berat
jenis elektrolit dan suatu saat akan meluber keluar melalui vent hole, sehingga menimbulkan korosi
pada terminal.
Overcharging
Overcharging bisa terjadi di unit atau pada saat di-charge dengan battery charger. Overcharging akan
menyebabkan penguapan yang tinggi dan kenaikan panas pada battery. Penguapan yang berlebih
akan melarutkan active material dari battery serta kebutuhan penambahan air akan bertambah.
Peningkatan suhu yang berlebih akan menimbulkan oksidasi pada pelat dan membuat pelat battery
bergelombang.
Undercharging
Kerusakan sistem pengisian pada unit biasanya menjadikan battery undercharging. Undercharging
akan membuat asam sulfat dari pelat battery mengeras dan sulit untuk dikembalikan ke posisi
semula. Selain itu juga akan membuat elektrolit battery mudah membeku. Battery jika dalam kondisi
undercharge, tidak dapat digunakan untuk men-start engine.
Corrosion
Tumpahnya elektrolit dan kondensasi dari proses penguapan akan menyebabkan korosi pada
terminal, konektor dan bahan-bahan logam dari bracket battery. Korosi akan menyebabkan kenaikan
tahanan, sehingga akan mengurangi tegangan yang dialirkan serta efektifitas charging system.
80
Electric System 2
Cycling
Proses charging dan discharging yang terjadi secara berulang akan menyebabkan active material dari
plat positif battery lepas. Hal ini akan menurunkan kapasitas battery dan pada akhirnya akan
mengurangi umur battery.
Temperatur
Kenaikan temperatur dari battery bisa disebabkan karena battery mengalami overcharge atau karena
engine mengalami overheat. Kenaikan suhu tersebut akan mengurangi umur battery. Temperatur
yang terlalu rendah juga akan menyebabkan elektrolit battery menjadi mudah membeku. Pada suhu
0oF, sebuah battery dengan kondisi full charge hanya mampu mengirimkan arus sebesar setengah
atau bahkan kurang dibandingkan dengan pada kondisi normal. Pada temperatur yang sama (0oF
atau -17,8oC), engine yang dalam kondisi dingin membutuhkan tenaga dua kali lebih banyak jika
dibandingkan dengan kondisi normal. Elektrolit dalam kondisi full charge baru dapat membeku pada
suhu -60oC atau dibawahnya, sedangkan apabila dalam kondisi tidak bermuatan sama sekali akan
lebih mudah membeku, yaitu pada suhu 17,8oC.
Vibration
Battery harus diikat sekencang mungkin supaya tidak bisa bergerak dari dudukannya. Vibrasi pada
battery akan menyebabkan lepasnya konektor, retak pada case-nya dan kerusakan pada komponen
dalam battery.
Kekencangan Terminal
Kekencangan terminal battery perlu diperhatikan secara periodik. Konektor yang kendor akan
mengakibatkan koneksi yang tidak baik. Apabila konektor tersebut kendor, pada saat dibutuhkan arus
yang besar akan mengakibatkan bunga api, sehingga pada akhirnya akan merusak konektor dan
terminal battery itu sendiri. Pemilihan konektor yang terlalu besar dibandingkan dengan terminal
battery sehingga kekencangan sebuah konektor dipaksakan dengan menambah plat dan sebagainya,
akan mengakibatkan penyaluran arus menjadi terhambat. Akibatnya adalah sama, yaitu muncul
bunga api pada saat digunakan men-start engine.
81
Electric System 2
Tujuan Pelajaran 2
Setelah mengikuti pembelajaran pada pelajaran 2, siswa mampu menjelaskan dan melakukan
perawatan pada wiring & connector.
Wiring harnesses adalah sekelompok kabel yang digunakan sebagai penghubung antara satu
komponen electric dengan komponen lainnya. Connectors digunakan untuk dapat menghubung atau
memutuskan sebuah wiring dengan wiring lainnya. Untuk melindungi wiring dari kemungkinan
terjadinya kerusakan, maka digunakan protectors atau tubes.
82
Electric System 2
Di bawah ini merupakan prosedur removing, installing and drying conectors dan wiring connector
berdasarkan shop manual.
83
Electric System 2
84
Electric System 2
85
Electric System 2
Ringkasan
Kondisi dari sebuah battery ditunjukkan oleh nilai specific gravity (berat jenis) larutan elektrolitnya.
Alat untuk mengukur berat jenis elektrolit disebut hydrometer. Selain menggunakan hydrometer,
pengukuran berat jenis elektrolit battery dapat menggunakan Reflactometer.
Jumlah elektrolit battery perlu diperiksa melalui dua garis pada battery dengan kotak transparan
yang menunjukkan batas tertinggi dan batas terendah. Pemeriksaan jumlah elektrolit battery
dengan kotak hitam dilakukan melalui lubang pengisian.
Agar dapat terus digunakan, maka battery tersebut harus diisi dengan menggunakan pengisi
battery (battery charger). Terdapat dua jenis pengisian battery, yaitu pengisian cepat (fast
charging) dan pengisian lambat (slow charging).
Wiring harnesses adalah sekelompok kabel yang digunakan sebagai penghubung antara satu
komponen electric dengan komponen lainnya.
Kemungkinan terjadinya kerusakan pada wiring harnesses sangat besar karena mendapat
pengaruh langsung dari luar, misal hujan, panas maupun getaran. Selain itu, kerusakan juga dapat
terjadi karena proses remove dan install yang terjadi berkali-kali selama pelaksanaan inspection
dan repair.
Beberapa kerusakan yang terjadi pada wiring harnesses, diantaranya:
- Defective contact antara male dan female connector.
- Defective crimping atau soldering pada connector.
- Disconnecting pada wiring.
- High pressure water pada connector.
- Oli atau kotoran pada connector.
86
Electric System 2
Latihan Soal
Latihan berikut dikerjakan oleh siswa secara mandiri, setelah menyelesaikan pembelajaran bab 4.
2. _______________(a) dan _______________(b) adalah dua alat yang digunakan untuk mengukur
berat jenis elektrolit battery.
3. Jumlah elektrolit battery perlu diperiksa melalui _______________(a) pada battery dengan kotak
transparan yang menunjukkan batas tertinggi dan batas terendah, sedangkan pemeriksaan pada
battery dengan kotak hitam dilakukan melalui _______________(B). Bila elektrolit sudah sampai
pada batas terendah, maka harus ditambah dengan _______________(c).
4. Pada suhu 34ºC didapatkan pembacaan berat jenis elektrolit adalah 1,28 , maka pembacaan berat
jenis yang sebenarnya adalah _______________ .
6. _______________ adalah sekelompok kabel yang digunakan sebagai penghubung antara satu
komponen electric dengan komponen lainnya.
87