Amdal Pabrik Gula
Amdal Pabrik Gula
Latar Belakang
Potensi industri telah memberikan sumbangan bagi perekonomian Indonesia melalui
barang produk dan jasa yang dihasilkan, namun di sisi lain pertumbuhan industri telah
menimbulkan masalah lingkungan yang cukup serius. Buangan limbah pabrik gula
mengakibatkan timbulnya pencemaran air sungai yang dapat merugikan masyarakat yang tinggal
di sepanjang aliran sungai, seperti berkurangnya hasil produksi pertanian, menurunnya hasil
tambak, maupun berkurangnya pemanfaatan air sungai oleh penduduk. Buangan berupa asap
menyebabkan meningkatnya kasus infeksi saluran pernafasan pada masyarakat sekitar kawasan
industri.
Sikap sejumlah perusahaan yang hanya berorientasi “Profit motive” tanpa memikirkan
dampak lingkungan dan lemahnya penegakan peraturan terhadap pelanggaran pencemaran
berakibat timbulnya beberapa kasus pencemaran oleh industri dan tuntutan-tuntutan masyarakat
sekitar industri hingga perusahaan harus mengganti kerugian kepada masyarakat yang terkena
dampak.
Salah satu industry yang banyak disoroti tentang masalah lingkungan yaitu pabrik gula.
Sejumlah kasus pengaduan masyarakat disekitar pabrik gula yang berkaitan dengan limbah
diantaranya seperti debu yang sering mengotori rumah mereka, asap yang menggangu kesehatan,
limbah cair yang dibuang ke sungai, bau tak sedap dan lain-lain. Jika kasus seperti ini tetap
dibiarkan, suatu saat nanti bisa menjadi boomerang bagi keberlanjutan usaha pabrik tersebut.
Sebenarnya limbah pabrik gula dapat itu sendiri dapat dikelola dengan menjadikanya sebagai
barang lain yang manfaat. Disini dibutuhkan suatu usaha dan komitmen dari perusahaan untuk
mengelola limbahnya agar tidak merusak lingkungan, bahkan akan lebih baik memberikan nilai
tambah bagi masyarakat disekitar, seperti dimanfaatkan sebagai pupuk pertanian.
Pabrik gula di Indonesia pada tahun 2007 berjumlah 59 pabrik.Produksi tebu tahun 2008
untuk daerah Jawa Timur saja mencapai 17 juta ton.Selain menghasilkan gula, pengolahan tebu
juga menghasilkan pucuk tebu, ampas, blotong dan tetes sebagai produk sampingnya.Khusus
untuk ampas pada umumnya digunakan sebagai bahan bakar ketel (boiler). Salah satu cara untuk
melakukan diversifikasi produk pabrik gula adalah pengolahan hasil samping (limbah) tersebut
menjadi produk yang lebih tinggi nilainya.
PEMBAHASAN
Pendidihan/ kristalisasi
Pada tahap akhir pengolahan, sirup ditempatkan ke dalam panci yang sangat besar untuk
dididihkan. Di dalam panci ini sejumlah air diuapkan sehingga kondisi untuk
pertumbuhan kristal gula tercapai.
Penyimpanan
Gula kasar yang dihasilkan akan membentuk gunungan coklat lengket selama
penyimpanan dan terlihat lebih menyerupai gula coklat lunak yang sering dijumpai di dapur-
dapur rumah tangga. Gula ini sebenarnya sudah dapat digunakan, tetapi karena kotor dalam
penyimpanan dan memiliki rasa yang berbeda maka gula ini biasanya tidak diinginkan
orang.Oleh karena itu gula ini dimurnikan lebih lanjut.
Afinasi
Tahap pertama pemurnian gula yang masih kasar adalah pelunakan dan pembersihan
lapisan cairan induk yang melapisi permukaan Kristal.
Karbonatasi
Tahap ini bertujuan untuk membersihkan cairan dari berbagai padatan yang
menyebabkan cairan gula keruh. Pada tahap ini beberapa komponen warna juga akan ikut hilang.
Karbonatasi dapat diperoleh dengan menambahkan kapur/ lime [kalsium hidroksida, Ca(OH)2]
Penghilangan warna/ Decolorization
Salah satunya dengan menggunakan karbon teraktivasi granular activated carbon, (GAC)
yang mampu menghilangkan hampir seluruh zat warna.
Pendidihan
Sejumlah air diuapkan di dalam panci sampai pada keadaan yang tepat untuk tumbuhnya
kristal gula. Kristal-kristal tersebut kemudian dikeringkan dengan udara panas sebelum dikemas
dan/ atau disimpan siap untuk didistribusikan.
Pengolahan sisa/ Recovery
Proses ini bertujuan untuk membuat gula dengan mutu yang setara dengan gula kasar hasil
pembersihan setelah afinasi. Proses ini menghasilkan Produk yang biasanya diolah lebih
lanjutmenjadi pakan ternak atau dikirim ke pabrik fermentasi seperti misalnya pabrik
penyulingan alkohol.
Berikut adalah limbah yang dihasilkan dari produksi gula yang berasal dati tanaman tebu:
Pucuk Tebu
Pucuk tebu adalah ujung atas batang tebu berikut 5-7 helai daun yang dipotong dari tebu
giling ataupun bibit. Diperkirakan dari 100 ton tebu dapat diperoleh sekitar 14 ton pucuk tebu
segar. Pucuk tebu segar maupun dalam bentuk awetan, sebagai silase atau jerami dapat
menggantikan rumput gajah yang merupakan pakan ternak yang sudah umum digunakan di
Indonesia.
Ampas Tebu
Tebu diekstrak di stasiun gilingan menghasilkan nira dan bahan bersabut yang disebut
ampas.Ampas terdiri dari air, sabut dan padatan terlarut. Komposisi ampas rata-rata terdiri dari
kadar air : 46 – 52 %; Sabut 43 – 52 %; padatan terlarut 2 – 6 %. Umumnya ampas tebu
digunakan sebagai bahan bakar ketel (boiler) untuk pemenuhan kebutuhan energi pabrik.Pabrik
gula yang efisien dapat mencukupi kebutuhan bahan bakar boilernya dari ampas, bahkan
berlebih. Ampas yang berlebih dapat dimanfaatkan untuk pembuatan briket, partikel board,
bahan baku pulp dan bahan kimia seperti furfural, xylitol, methanol, metana, dll.
Blotong
Pada proses pemurnian nira yang diendapkan di clarifier akan menghasilkan nira kotor
yang kemudian diolah di rotary vacuum filter. Di alat ini akan dihasilkan nira tapis dan endapan
yang biasanya disebut “blotong” (filter cake). Blotong dari PG Sulfitasi rata-rata berkadar air 67
%, kadar pol 3 %, sedangkan dari PG. Karbonatasi kadar airnya 53 % dan kadar pol 2 %.
Blotong dapat dimanfaatkan antara lain untuk pakan ternak, pupuk dan pabrik wax. Penggunaan
yang paling menguntungkan saat ini adalah sebagai pupuk di lahan tebu.
Tetes
Tetes (molasses) adalah sisa sirup terakhir dari masakan (massecuite) yang telah
dipisahkan gulanya melalui kristalisasi berulangkali sehingga tak mungkin lagi menghasilkan
gula dengan kristalisasi konvensional. Penggunaan tetes antara lain sebagai pupuk dan pakan
ternak dan pupuk. Selain itu juga sebagai bahan baku fermentasi yang dapat menghasilkan
etanol, asam asetat, asam sitrat, MSG, asam laktat dll.
Asap
Telah disebutkan di atas hasil sampingan (limbah) pabrik gula cukup beragam.Agar
limbah ini tidak menjadi masalah bagi lingkungan sekitar, maka diperlukan suatu pengelolaan
terhadap limbah tersebut. Cara- cara yang bisa digunakan dalm pengolahan limbah yaitu
menetralkan limbah sehingga tidak berbahaya bagi lingkungan , dan dengan merubah limbah
menjadi barang lain yang lebih bernilai tinggi.
Electrostatic Precipitator
Pengendap elektrostatik
Alat ini mengalirkan tegangan yang tinggi dan dikenakan pada aliran gas yang
berkecepatan rendah. Debu yang telah menempel dapat dihilangkan secara beraturan dengan cara
getaran. Keuntungan yang diperoleh dari penggunaan pengendap elektrostatik ini ialah
didapatkannya debu yang kering dengan ukuran rentang 0,2 – 0,5 mikron. Secara teoritik
seharusnya partikel yang terkumpulkan tidak memiliki batas minimum.
Pengumpul sentrifugal
Pemisahan debu dari aliran gas didasarkan pada gaya sentrifugal yang dibangkitkan oleh
bentuk saluran masuk alat. Gaya ini melemparkan partikel ke dinding dan gas berputar (vortex)
sehingga debu akan menempel di dinding serta terkumpul pada dasar alat. Alat yang
menggunakan prinsip ini digunakan untuk pemisahan partikel dengan rentang ukuran diameter
hingga 10 mikron lebih.
Pemisah inersia
Pemisah ini bekerja atas gaya inersia yang dimiliki oleh partikel dalam aliran gas.
Pemisah ini menggunakan susunan penyekat sehingga partikel akan bertumbukan dengan
penyekat dan akan dipisahkan dari aliran fasa gas. Alat yang bekerja berdasarkan prinsip inersia
ini bekerja dengan baik untuk partikel yang berukuran hingga 5 mikron.
Pengendapan dengan gravitasi
Alat yang bekerja dengan prinsip ini memanfaatkan perbedaan gaya gravitasi dan
kecepatan yang dialami oleh partikel. Alat ini akan bekerja dengan baik untuk partikel dengan
ukuran yang lebih besar dari 40 mikron dan tidak digunakan sebagi pemisah debu tingkat akhir.
Pada industri, yang lebih maju terdapat juga beberapa alat yang dapat memisahkan debu dan gas
secara bersamaan (simultan).Alat-alat tersebut memanfaatkan sifat-sifat fisik debu sekaligus sifat
gas yang dapat terlarut dalam cairan. Beberapa metoda umum yang dapat digunakan untuk
pemisahan secara simultan ialah:
Irrigated Cyclone Scrubber
Menara percik
Prinsip kerja menara percik ialah mengkontakkan aliran gas yang berkecepatan rendah
dengan aliran air yang bertekanan tinggi dalam bentuk butiran.Alat ini merupakan alat yang
relatif sederhana dengan kemampuan penghilangan sedang (moderate).Menara percik mampu
mengurangi kandungan debu dengan rentang ukuran diameter 10-20 mikron dan gas yang larut
dalam air.
Siklon basah
Modifikasi dari siklon ini dapat menangani gas yang berputar lewat percikan air. Butiran
air yang mendandung partikel dan gas yang terlarut akan dipisahkan dengan aliran gas utama
atas dasar gaya sentrifugal. Slurry dikumpulkan di bagian bawah siklon.Siklon jenis ini lebih
baik daripada menara percik.Rentang ukuran debu yang dapat dipisahkan ialah antara 3 – 5
mikron.
Pemisah venture
Metode pemisahan venturi didasarkan atas kecepatan gas yang tinggi pada bagian yang
disempitkan dan kemudan gas akan bersentuhan dengan butir air yang dimasukkan di daerah
sempit tersebut. Alat ini dapat memisahakan partikel hingga ukuran 0,1 mikron dan gas yang
larut di dalam air.
Tumbukan orifice plate
Alat ini disusun oleh piringan yang berlubang dan gas yang lewat orifis ini membentur
lapisan air hingga membentuk percikan air. Percikan ini akan bertumbukkan dengan penyekat
dan air akan menyerap gas serta mengikat debu. Ukuran partikel paling kecil yang dapat diserap
ialah 1 mikron.
Menara dengan packing
Prinsip penyerapan gas dilakukan dengan cara mengkontakkan cairan dan gas di antara
packing. Aliran gas dan cairan dapat mengalir secara co-current, counter-current, ataupun cross-
current.Ukuran debu yang dapat diserap ialah debu yang berdiameter lebih dari 10 mikron.
Pencuci dengan pengintian
Prinsip yang diterapkan adalah pertumbuhan inti dengan kondensasi dan partikel yang dapat
ditangani ialah partikel yang berdiameter hingga 0,01 mikron serta dikumpulkan pada
permnukaan filamen.
Pembentur turbulen
Pembentur turben pada dasarnya ialah penyerapan partikel dengan cara mengalirkan
aliran gas lewat cairan yang berisi bola-bola pejal. Partikel dapat dipisahan dari aliran gas karena
bertumbukkan dengan bola-bola tersebut.Efisiensi penyerapan gas bergantung piada jumlah
tahap yang digunakan.