Anda di halaman 1dari 8

BAB II

DASAR TEORI

2.1 Ikatan Kemuka


Ikatan kemuka merupakan suatu metode pengukuran data dari dua buah titik di lapangan
tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik lain di lapangan tempat berdiri target (rambu
ukur, benang, jalon) yang akan diketahui koordinatnya dari titik tersebut. Garis antara kedua titik
yang diketahui koordinatnya yang dinamakan garis absis. Sudut dalam yang dibentuk absis
terhadap target di titik B dinamakan sudut beta. Sudut beta dan alfa diperofeh dari tapangan.
Pada metode kemuka, pengukuran yang dilakukan hanya pengukuran sudut. Bentuk yang
digunakan metoda ini adalah bentuk segitiga. Akibat dari sudut yang diukur adalah sudut yang
dihadapkan titik yang dicari, maka salah satu sisi segitiga tersebut harus diketahui untuk
menentukan bentuk dan besar segitiganya.

Gambar 2.1 Ikatan Kemuka


Pada metode ini, pengukuran yang dilakukan hanya pengukuran sudut. Bentuk yang
digunakan metode ini adalah bentuk segitiga. Akibat dari sudut yang diukur adalah sudut yang
dihadapkan titik yang dicari, maka salah satu sisi segitiga tersebut harus diketahui untuk
menentukan bentuk dan besar segitiganya.Pengukuran pengikatan ke muka adalah suatu metode
pengukuran data dari dua buah titik di lapangan tempat berdiri alat untuk memperoleh suatu titik
lain di lapangan tempat berdiri target (rambu ukur/benang, unting–unting) yang akan diketahui
koordinatnya dari titik tersebut.

(Iskandar, 2008)

2.2 Trigonometri
Trigonometri (dari bahasa Yunani trigonon yang berarti "tiga sudut" dan metron yang
berarti mengukur) adalah sebuah cabang matematika yang mempelajari hubungan yang meliputi
panjang dan sudut segitiga. Bidang ini muncul di masa Hellenistik pada abad ke-3 SM dari
penggunaan geometri untuk mempelajari astronomi.

Gambar 2.2 Teori Trigometri


Konsep dasar trigonometri matematika ialah konsep kesebangunan segitiga siku – siku
dan sisi – sisi yang bersesuaian pada dua bangun datang sebangun yg mempunyai perbandingan
yang sama. Pada konsep geometri euclid sendiri masing – masing sudut pada dua segitiga
memiliki besar yang sama, maka kedua Segitiga tersebut pasti sebangun dan konsep ini
merupakan dasar untuk perbandingan trigonometri sudut lancip, didalam konsep trigonometri
matematika konsep tersebut telah dikembangkan lagi untuk sudut – sudut non lancip atau sudut
yang lebih dari 90 derajat dan kurang dari nol derajat. Konsep dasar trigonometri ini juga
berhubungan dengan tabel sin cos tan.

Gambar 2.3 Konsep Trigonometri Dasar


Gambar 2.4 Rumus Jumlah Selisih Sudut dalam Trigonometri

Gambar 2.5 Rumus Perkalian Trigonometri

Gambar 2.6 Rumus Jumlah dan Selisih Trigonometri

Trigonometri matematika mempunyai tiga fungsi yang pertama ialah sinus yang
merupakan perbandingan sisi segitiga (segitiga siku – siku atau salah satu sudut segitiga itu 90°)
yang ada di depan sudut dengan sisi miring, lalu fungsi trigonometri kedua ialah kosinus atau
cosinus yang merupakan perbandingan sisi segitiga yang terletak disudut dengan sisi miring dan
fungsi dasar trigonometri matematika yang ketiga ialah tangen yang merupakan perbandingan
sisi segitiga yang ada di depan sudut dengan sisi segitiga yang terletak pada sudut.

2.3 Total Station

Total station merupakan alat yang sering digunakan dalam surveying, teknik sipil, dan
konstruksi karena total station dapat mengukur jarak maupun sudut. Tampilan total station mirip
dengan theodolith digital, perbedaannya adalah total station telah dikombinasikan dengan
komponen pengukur jarak secara otomatis. total station dapat mengukur jarak horisontal dan
vertikal secara mendatar maupun miring. Fungsi dasar total station adalah dapat menyimpan data
pekerjaan dengan skala yang besar. Sama seperti theodolith digital, semua fungsi dari total
station dikendalikan oleh mikroprosesor, yang diakses sebagai keyboard dan display. Total
station (TS) merupakan gabungan EDM, theodolite, kalkulator dan media rekaman yang
dijadikan satu. Total station merupakan alat ukur jarak pendek yang dirancang untuk pengukuran
teliti dengan menggunakan sinar

Adapun bagian-bagian Total Stasion beserta fungsinya,antara lain:

1. Gagang : untuk memegang alat

2. Teropong: untuk membidik objek

3. Pemutar Fokus : memperjelas penglihatan objek yang dibik

4. Pengunci vertikal : mengunci gerak alat secara vertical

5. Pemutar halus vertical : memperhalus objek yang dilihat

6. display : menampilkan hasil bidikan

7. Nivo Kotak : Menentukan kedataran suatu alat

8. Nivo Tabung : Menentukan kedataran alat

9. Pemutar halus horizontal : memperhalus objek yang dilihat.

10. Pengunci Horizontal : Mengunci gerak alat secara horizontal

11. Sekrup penyeimbang : Menyeimbangkan nivo

12. Tombol Power : Menayalakan dan mematikan alat.

(Setiawan,2012)
8
2
1 3
3
4 6

12 7
12
5
9 10
9

11

Gambar 2.7 Total Station

2.4 Rambu Ukur

Rambu ukur adalah alat yang terbuat dari kayu atau campuran alumunium yang diberi
skala pembacaan. Alat ini berbentuk mistar ukur yang besar, mistar ini mempunyai panjang 3, 4
bahkan ada yang 5 meter. Skala rambu ini dibuat dalam cm, tiap-tiap blok merah, putih atau
hitam menyatakan 1 cm, setiap 5 blok tersebut berbentuk huruf E yang menyatakan 5 cm, tiap 2
buah E menyatakan 1 dm. Tiap-tiap meter diberi warna yang berlainan, merah-putih, hitam-
putih, dll. Kesemuanya ini dimaksudkan agar memudahkan dalam pembacaan rambu.

Gambar 2.8 Rambu Ukur


2.5 Statif (Tripod)

Statif atau tripod yaitu tempat untuk berdirinya alat waterpass dan theodolite. Statif
terbuat dari kayu atau aluminium sehingga lebih ringan. Ujung dari statif berbentuk runcing .
Terdapat kunci untuk mengikat alat agar tidak bergeser . Di kaki statif terdapat sekrup penyetel
yang berfungsi agar kaki statif terkunci.

Gambar 2.9 Statif

2.6 Rollmeter

Roll meter atau pita ukur terbuat dari fiberglass dengan panjang bervariasi mulai dari 30
m, 50 m bahkan 100 m. Pita ukur ini dilengkapi tangkai untuk mengukur jarak antara Bm satu
dengan yang lain

Gambar 2.10 Rollmeter

2.7 Patok atau Paku Payung

Patok digunakan untuk menandai titik atau benchmark yang akan diukur. Patok dapat
berupa kayu ataupun paku payung. Ujung patok dibuat runcing agar bisa ditancapkan ke dalam
tanah dan umumnya berukuran 6 x 4 x 50 cm.
Gambar 2.11 Patok atau Paku Payung

2.8 Payung

Payung digunakan untuk melindungi alat ukur dari sinar matahari pada saat
pengukuran karena lensa pada alat ukur waterpass dan theodolite sangat peka terhadap sinar
matahari.

Gambar 2.12 Payung


2.9 Kompas
Kompas digunakan untuk menentukan orientasi pada saat pengukuran, menunjukkan arah
Utara untuk penentuan 0 set sebelum pengukuran pada Total Stasion.
Gambar 2.13 Kompas
DAFTAR PUSTAKA

Setiawan, Galih. 2012. Kumpulan Tugas Kuliah Laporan Ilmu Ukur Tanah.

Wongsotjitro, Soetomo. 1980. Ilmu Ukur Tanah. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Basuki, S. 2006. Ilmu Ukur Tanah. Gadjah Mada. University Press.

Sosrodarsono Suyodono Dr.Ir, Takasai Masayushi. 1997. Pengukuran Topografi dan Teknik

Pemetaan. PT. Pradaya Paramita. Jakarta

Anda mungkin juga menyukai