Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pusat Kesehatan Masyarakat (Puskesmas) adalah suatu organisasi kesehatan fungsional yang
merupakan pusat pengembangan kesehatan masyarakat. Puskesmas juga membina peran serta
masyarakat di samping memberikan pelayanan secara menyeluruh dan terpadu kepada masyarakat di
wilayah kerjanya dalam bentuk kegiatan pokok. Pelayanan kesehatan yang diberikan puskesmas
merupakan pelayanan kesehatan menyeluruh yang meliputi pelayanan kuratif (pengobatan), preventif
(upaya pencegahan), promotif (peningkatan kesehatan), dan rehabilitatif (pemulihan kesehatan).
Pelayanan tersebut ditujukan kepada semua penduduk. 1
Penyakit diare merupakan suatu masalah yang mendunia. Seperti sebagian besar penyakit anak-
anak lainnya, penyakit diare lebih banyak dinegara berkembang. Penyebab utama penyakit diare
adalah infeksi bakteri atau virus. Dengan jalur masuk utama infeksi melalui feses manusia atau
binatang, makanan, air, dan kontak dengan manusia. Kondisi lingkungan, kebersihan yang buruk,
kurang air minum yang aman, dan sampah dilingkungan mengakibatkan penyakit diare. 2
Menurut survei Kesehatan Rumah Tangga, Departemen Kesehatan RI tahun 1996, 12%
penyebab kematian adalah diare. Akibat diare, dari 1000 bayi, 70 bayi meninggal dunia dibawah usia
1 tahun. Statisktik menunjukkan bahwa setiap tahun, diare menyerang 50 juta penduduk warga
Indonesia, dan 2/3nya adalah balita dengan korban meninggal sekitar 600.000 jiwa. 3

1
Effendy, Nasrul, Dasar Dasar Keperawatan Kesehatan Masyarakat. Ed.2. Jakarta : EGC;1
998: 162.
2Indikator Perbaikan Kesehatan Lingkungan anak/ WHO; alih bahasa, Apriningsih; editor edisi
bahasa Indonesia, Erita A.H. Jakarta : EGC ;2008 : 46.
3 Widjaja M.C. Mengatasi Diare dan Keracunan pada Balita.2008;hal. 1.

B. Tujuan

Memberikan informasi mengenai angka kejadian, penyebab, dan penatalaksanaan


penyakit diare serta pencegahan sebagai salah satu penyakit yang meningkat pada pasien di
Puskesmas Kecamatan Palmerah.
C. Manfaat

Meningkatkan ilmu pengetahuan kepada para pembaca khususnya mahasiswa dan


mahasiswi Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Trisakti mengenai tingginya prevalensi
angka penderita diare di Puskesmas Kecamatan Palmerah. Dengan ini diharapkan dapat
meningkatkan upaya dalam mengurangi angka penderita diare di Puskesmas Kecamatan
Palmerah.
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

A. Gambaran Umum Puskesmas


1. Keadaan Geografis Puskesmas Palmerah
Wilayah kecamatan Palmerah terletak 0,5-2 meter dari permukaan laut dan
merupakan tanah datar landai. Puskesmas kecamatan Palmerah terletak di Jalan
Palmerah Barat No.120, Jakarta Barat. Letak Puskesmas Palmerah cukup strategis
karena berada di dekat pusat kota dan dikelilingi berbagai macam tempat-tempat
umum yang ramai dikunjungi masyarakat seperti pasar, kampus dan perkantoran.
Luas wilayah cakupannya sebesar 755,91 Ha, yang terdiri atas 6 kelurahan yaitu 61
RW dan 721 RT. Kelurahan yang terbesar adalah Kelurahan Kemanggisan yaitu
dengan luas daerah 233,15 km2 dan kelurahan yang terkecil adalah kelurahan Kota
Bambu Selatan yaitu dengan luas daerah 57,9 km2. Jumlah penduduk seluruh
kecamatan Palmerah pada tahun 2010 yang dikeluarkan dari sumber data BPS pada
Oktober 2013 adalah 198.721 jiwa yang terdiri dari 101.885 laki-laki dan 96.836
perempuan dangan total 49.852 kepala keluarga. Kebanyakan penduduknya tinggal di
daerah rumah kumuh, ruko maupun rukan.

2. Visi, Misi dan Program Kesehatan Puskesmas Palmerah


 Visi : Menjadi pusat pelayanan kesehatan pilihan utama dan
terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat
 Misi : 1. Meningkatkan kuantitas dan kualitas SDM
1. Meningkatkan sarana dan prasarana
2. Mengembangkan pelayanan kesehatan
3. Meningkatkan peran serta masyarakat
4. Meningkatkan kerja sama lintas sektor

3 Tujuan dan sasaran


 Tujuan :
1. Terwujudnya partisipasi pengguna jasa pelayanan kesehatan serta
keluarga dan komunitasnya untuk bersama-sama menyelesaikan masalah
yang ada.
2. Terwujudnya kehidupan produktif pengguna jasa pelayanan kesehtanan
secara sosial ekonomi dengan baik.
3. Terwujudnya penurunan angka morbiditas penyakit-penyakit yang ada di
puskesmas.
4. Terwujud pelayanan kesehatan individu kepada pengguna jasa pelayanan.
 Sasaran
1. Tersedianya SDM yang produktif untuk mendukung tercapainya rencana
kerja jangka pendek secara efektif dan efisien
2. Meningkatkan kinerja SDM
3. Tersedianya sarana dan prasarana untuk mengerjakan program yang ada.

Gambar 1. Puskesmas Kecamatan Palmerah

2. Puskesmas-puskesmas Kelurahan di bawah Puskesmas Kecamatan Palmerah

Kecamatan Palmerah memiliki 9 puskesmas kelurahan, yaitu:


1. Kelurahan Palmerah
Jumlah penduduk dari kelurahan Palmerah adalah 57.530 jiwa. Kelurahan ini memiliki 2
puskesmas yaitu:
a. Puskesmas Palmerah I di Jalan Kemanggisan Pulo RT12/RW13, Jakarta Barat
b. Puskesmas Palmerah II di Jalan Komplek Sandang RT05/RW10,Jakarta Barat
2. Kelurahan Kemanggisan
Jumlah penduduk dari kelurahan Kemanggisan adalah 29.798 jiwa. Puskesmas kelurahan
ini berada di Jalan Anggrek Garuda blok D/ IV RT05/RW02, Jakarta Barat
3. Kelurahan Kota Bambu Utara
Jumlah penduduk dari kelurahan Kota Bambu Utara adalah 23.464 jiwa. Puskesmas
kelurahan ini berada di Jalan Pondok Bandung RT005/RW05, Jakarta Barat
4. Kelurahan Kota Bambu Selatan
Jumlah penduduk dari kelurahan Kota Bambu Selatan adalah 15.643 jiwa. Puskesmas
kelurahan ini berada di Jalan KS.Tubun I/27 RT004/RW03, Jakarta Barat
5. Kelurahan Jatipulo
Jumlah penduduk dari kelurahan Jatipulo adalah 32.990 jiwa. Kelurahan ini memiliki 2
puskesmas yaitu:
a. Puskesmas Jatipulo I di Jalan Waru no 1A RT013/RW03, Jakarta Barat
b. Puskesmas Jatipulo II di Jalan Semangka II RT08/RW07, Jakarta Barat
6. Kelurahan Slipi
Jumlah penduduk dari kelurahan Slipi adalah 15.938 jiwa. Kelurahan ini memiliki 2
puskesmas yaitu:
a. Puskesmas Slipi I di Jalan KS. Tubun IV RT13/RW01, Jakarta Barat
b. Puskesmas Slipi II di Jalan KS. Tubun IV RT5/RW01 No. 140, Jakarta Barat

3. Pelayanan-pelayanan yang ada di Puskesmas Palmerah


a. Loket
Loket pendaftaran merupakan tempat dimana pasien pertama kali datang dan berhadapan
dengan petugas Puskesmas. Oleh karena itu, loket memegang peranan penting dalam
pelayanan kepada pasien. Kepuasan pasien saat pertama kali datang dan mendaftar di loket
sangat menentukan kepuasan pasien secara keseluruhan. Apabila pasien merasa tidak puas
mulai dari pertama datang, maka akan mempengaruhi ketidakpuasan pasien pada layanan-
layanan berikutnya.

b. Askes
Poli Askes (Asuransi Kesehatan) merupakan poli yang melayani konsultasi kesehatan,
pemeriksaan dan pengobatan pasien PNS atau pasien lanjut usia. Kartu Askes sendiri
biasanya dimiliki oleh pegawai negeri sipil (PNS) dan keluarganya, pensiunan, dan pegawai
swasta. Para pemegang kartu Askes diberi kemudahan dalam membayar biaya pengobatan
dan perawatan. Pada poli Askes, pasien yang memiliki kartu Askes juga dapat melakukan
pemeriksaan laboratorium secara gratis.

c. Poli Umum
Poli umum merupakan poli yang bertugas melakukan penanganan dan perawatan
medis serta seleksi terhadap pasien. Pengunjung dilayani oleh perawat dan dokter
umum yang bertugas melakukan pendataan dan anamnesa, diagnosa awal terhadap
pasien serta pemeriksaan tekanan darah. Kemudian poli umum akan melakukan rujukan
ke poli-poli khusus ataupun ke rumah sakit yang ditentukan untuk melakukan
perawatan lanjutan terhadap pasien tersebut.

d. Poli Gigi
Pedoman pelayanan kesehatan puskesmas (Depkes RI,2004) salah satu jenis pelayanan
kesehatan yang diselenggarakan di puskesmas untuk memenuhi kebutuhan masyarakat
khususnya di bidang perawatan adalah pelayanan yang di poli gigi yang merupakan
pelayanan rawat jalan. Puskesmas Palmerah menyediakan Poli gigi untuk merawat
kesehatan gigi masyarakat di daerah sekitar. Terdapat 3 dokter gigi yang bertugas setiap
harinya.
Perawatan yang sering dilakukan oleh Puskesmas antara lain perawatan saluran akar,
penambalan, dan perawatan pasien anak. Perawatan scaling hanya dilakukan setelah
perawatan gigi sudah selesai dilakukan dan hanya dengan perjanjian antara pasien dan
dokter gigi. Pada program BPJS, perawatan yang ditanggung oleh Puskesmas antara lain
premedikasi, perawatan penambalan dengan bahan Amalgam, dan saluran akar. Rata-rata
jumlah pasien yang datang setiap harinya kurang lebih 75 orang menurut ketetapan
Pemerintah dalam UU ... , setiap dokter gigi hanya boleh menangani kurang lebih 15 pasien.

e. Poli KIA
Kesehatan ibu, bayi, dan anak diatur dalam undang-undang No.36 Tahun 2009 tentang
kesehatan) pada  pasal 126-135. Poli KIA adalah tempat mendapatkan pelayanan kesehatan
terkait dengan ibu dan anak yang pelayananannya sebatas pelayanan dasar menyangkut
pemeliharaan ibu hamil, ibu bersalin, ibu menyusui, bayi dan anak balita serta anak
prasekolah. Poli KIA sering diintegrasikan dengan Poli KB, sehingga pelayanan yang ada
dalam poli KIA nantinya akan ada dua jenis, yaitu pelayanan antenatal neonatus (antenatal
neonatus care) dan pelayanan KB.
Poli KIA psukesmas Palmerah mempunyai program senam ibu hamil yang dilaksanakan
setiap hari selasa. Selain itu setiap minggu melakukan penyuluhan dengan tema tentang ibu
hamil, menyusui, persiapan kehamilan yang. Program lainnya adalah terdapat kelas ibu,
kelas pendukung ibu, serta ibu-balita. Kunjungan perhari pasien sekitar 40 pasien perhari.
Namun para pasien yang hendak melakukan USG harus dirujuk ke rumah sakit/klinik
terdekat karena puskesmas palmerah tidak mempunyai fasilitas USG.
f. KB

Keluarga berencana (KB) adalah program nasional yang bertujuan meningkatkan derajat
kesehatan, kesejahteraan ibu, anak dan keluarga khususnya, serta bangsa pada umumnya.
Salah satunya dengan cara membatasi dan menjarangkan kehamilan dan Keluarga
Berencana adalah usaha untuk mengontrol jumlah dan jarak antara kelahiran anak.
Keberhasilan program keluarga berencana merupakan tanggung jawab pemerintah dan
masyarakat sehingga pelaksanaan program ini harus melibatkan berbagai pihak. Di
Puskesmas, pelaksanaan program keluarga berencana dilaksanakan di poli keluarga
berencana, pelayanannya meliputi penyuluhan, pemberian alat kontrasepsi, pemantauan dan
evaluasi.
Puskesmas palmerah, kunjungan pasien sekitar 240-250 orang. Sistem pembayaran tidak
menggunakan BPJS. Poli KB melayani pasien dengan janji pasien terlebih dahulu.
Pengadaan alat dan bahan pada poli KB di suplai dari BKKBN. Salah satu program poli KB
adalah viva test yaitu test deteksi dini kanker rahim. Viva test ini dapat langsung dilihat
hasilnya.

g. Poli Gizi
Program perbaikan gizi keluarga bertujuan untuk menurunkan angka penyakit gizi
kurang yang umumnya banyak diderita oleh masyarakat yang berpenghasilan rendah
(baik di pedesaan maupun perkotaan), terutama pada anak balita dan wanita. Untuk
mewujudkan tujuan tersebut di atas, dilakukan beberapa usaha antara lain melalui
perbaikan pada konsumsi pangan yang makin beraneka ragam, seimbang dan bergizi.

Sasaran pelaksanaan program usaha peningkatan gizi adalah:

a. Penurunan Prevalensi KKP pada balita


b. Penurunan Prevalensi kurang vitamin A di daerah rawan.
c. Penurunan Prevalensi anemia gizi pada ibu hamil.

Untuk mencapai tujuan dan sasaran tersebut dilakukan usaha-usaha sebagai


berikut:

a. Penyuluhan gizi
b. Penimbangan bayi/balita
c. Pemberian makanan tambahan (PMT)
d. Pemberian Vitamin A dosis tinggi untuk balita dan ibu hamil setiap bulan
Februari dan Agustus
e. Pemberian tablet besi (Fe) untuk ibu hamil dan menyusui
f. Pelatihan dan pembinaan Posyandu
g. Pemantauan/survei konsumsi gizi
h. Melaksanakan PWS Gizi/Pemantauan Status Gizi (PSG)
.
h. Poli Paru
Kesehatan paru-paru dapat terancam akibat kondisi lingkungan dan gaya hidup yang
tak sehat. Selain rokok, polusi udara di lingkungan kerja pun dapat merusak paru-paru.
TB Paru (Tuberkukosis Paru) merupakan salah satu dari tiga penyakit yang menjadi
permasalahan di Indonesia saat ini. dengan menempati urutan ketiga menyebabkan
kematian. Puskesmas dalam memberantas penyakit TB Paru ini melalui pemeriksaan TB
Paru yang didukung oleh tenaga Laboratorium dan petugas medik lain (Perawat dan
dokter) yang sudah mengikuti pelatihan. Pihak Puskesmas telah berupaya untuk
menjaring suspek sebanyak – banyaknya, selanjutnya mengobati penderita TB Paru
(BTA Positif dan Rontgen Positif) yang keseluruhannya dicatat dalam format pencatatan
dan pelaporan TB yang ada.

i. MTBS

j. PTM (Poli Tidak Menular)

Kebijakan pencegahan dan penanggulangan PTM ditujukan pada penyakit-penyakit


yang mempunyai faktor resiko yang sama yaitu : jantung, stroke, hipertensi, diabetes
melitus, penyumbatan saluran napas kronis. Dalam poli penyakit tidak menular ini
dibandingkan dengan poli poli lain adalah faktor konsultasi dan pemeriksaan memiliki
waktu yang lebih panjang, jumlah pasien spesifik, selain itu poli penyakit tidak menular
ini bekerja sama dengan poli gizi dalam menangani pasien hal ini dikarenakan penyakit
yang tersebut berkaitan dengan pola makan individu terutama dalam hal asupan gizi.
Pemeriksaan terhadap pasien serta menentukan rencana perawatan yang akan dilakukan,
selain itu dilakukan penyuluhan secara berkelompok mengenai materi penyakit tidak
menular dan pola hidup sehat. Tujuan poli ini adalah untuk memacu kemandirian
masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan PTM untuk menurunkan kejadian
penyakit tidak menular (PTM) dan meningkatkan kualitas hidup sehat masyarakat yang
berada di semua tatanan.

k. Rumah Bersalin
Poli ini melayani masyarakat khususnya pasien yang akan melahirkan. Pada poli ini
terdapat bidan dan para perawat yang bekerjasama dalam menjalankan pelayanannya.
Pada rumah bersalin juga terdapat rawat inap yang digunakan setelah melakukan
persalinan dan digunakan untuk observasi terhadap pasien setelah melakukan persalinan
dan pasien anak apakah dalam keadaan yang baik, dilengkapi dengan tempat tidur (bed)
pasien, satu tempat perawatan bayi baru lahir dengan perlengkapannya, peralatan dan
perlengkapan kegawatdaruratan obstetri dan neonatal (emergency kit), serta fasilitas
pendukung lainnya.

l. Layanan 24 Jam
Idealnya bila kita membuka puskesmas rawat jalan dengan layanan 24 jam, kita
membutuhkan paling tidak 3-4 dokter umum yang telah mempunyai sertifikat
ATLS/ACLS yang mengisi jaga 24 jam.  Dengan formasi, 1 orang untuk shif pagi
dengan durasi 8 jam, 1 orang dengn shif sore dengan durasi 8 jam, 1 orang shif
malam dengan durasi 8 jam dan 1 orang stand by. Begitu juga dengan tenaga bidan
yang harus ada di puskesmas 24 jam sejatinya juga berjumlah 3-4 orang. Sementara
jumlah perawat jaga yang memiliki sertifikat BTLS jumlahnya harus 2 kali lipat,
dengan formasi, 2 orang jaga pagi, 2 orang jaga sore, 2 orang jaga malam dan 2
orang siaga seterusnya
Pelayanan 24 jam pada puskesmas Palmerah sendiri bukannlah pelayanan 24 jam
sebenarnya melainkan semua tindakan yang dilakukan dokter umum seperti
penjahitan, penggantian perban, EKG. Tenaga kerja pada pelayanan ini sendiri
hanya 2 orang yaitu dipegang oleh perawat. Pasien akan ditanganin dokter jika tidak
bisa di tanganin oleh perawat. Pelayanan 24 jam juga menerima rujukan dari klinik
atau puskesmas lain. Ketersediaan alat dan bahan merupakan kendala daari
puskesmas. Pelayanan ini juga sering merujuk ke rumah sakit terdekat apabila tidak
bisa ditangani
m. Apotek
Keputusan Menkes RI No.1332/Menkes/SK/X/2002 Apotek merupakan suatu
tempat tertentu untuk melakukan pekerjaan kefarmasian dan penyaluran obat kepada
masyarakat. Definisi apotek menurut PP 51 Tahun 2009. Apotek merupakan suatu
tempatatau terminal distribusi obat perbekalan farmasi yang dikelola oleh apoteker
sesuai standar dan etika kefarmasian..
Unit Farmasi memberikan pelayanan pemberian obat dengan sistem peresepan oleh
dokter. Pelayanan farmasi dilengkapi dengan alat penghancur manual untuk membuat
puyer dan alat pengemas puyer elektrik. Dengan adanya bantuan alat tersebut, pelayanan
farmasi diharapkan dapat dilaksanakan lebih cepat.

n. Laboratorium

Unit Laboratorium dilengkapi dengan tenaga analis yang terampil, dan mampu
mengerjakan pemeriksaan laboratorium, antara lain: golongan darah, kadar gula darah,
tes kehamilan, dahak untuk penderita TBC, darah lengkap/rutin, asam urat, HIV, dan
untuk pemeriksaan infeksi menular seksual. Upaya peningkatan kualitas pelayanan,
Puskesmas bekerjasama dengan rumah sakit apabila dibutuhkan pemeriksaan yang lebih
komplek sehingga dilakukan rujukan.

o. PSN (Pemberantasan Sarang Nyamuk)


Deman Berdarah Dengue (DBD) masih menjadi masalah kesehatan dan saat ini
endemis pada beberapa kota. Sebagian besar kasus terjadi pada kompleks perumahan
yang letaknya pada daerah pusat perkotaan. Dahulu pengendalian demam berdarah
dengan kegiatan 3M (menguras, menutup, mengubur). Namun utuk mengubur barang-
barang bekas untuk wilayah jakarta sendiri sangat terbatas sehingga pemantauan tempat-
tempat yang diduga berkembang biaknya jentik nyamuk demam berdarah harus
dilakukan.
Pada tahun 2013 Kecamatan Palmerah memegang posisi teratas dalam penularan
DBD. Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN) merupakan Pengendalian DBD. Kegiatan
dari program ini selain penyuluhan juga membentuk kader-kader PSN yang bernama
JUMANTIK (juru Pemantau Jentik) yang setiap seminggu sekali turun ke rumah warga
untuk melihat ada jentik nyamuk di tempat penampungan air rumah warga. Program ini
dilakukan dengan menggunakan senter karena jentik-jentik nyamuk tertarik dengan
cahaya. Apabila terlihat ada yang bergerak mendekati cahaya dan ekor jentik nyamuk
sejajar bearti positif nyamuk DBD dan kemudian dicatat. PSN tidak hanya memantau
saja tetapi mengedukasi dan memberikan bubuk Abate atau Bactivec ke dalam
penampungan yang banyak jentik nyamuknya serta susah dijangkau untuk pembersihan.

p. Pusling (Puskesmas Keliling)


Puskesmas Keliling (pusling) merupakan program dari Puskesmas Palmerah yang rutin
dilaksanakan setiap 2 hari seminggu, yaitu pada hari selasa dan kamis. Puskesmas
palmerah memiliki 3 tempat pelaksanaan yaitu di KPU, KBS dan kemanggisan. Tetapi
pada wilayah kemangisan sudah tidak dilakukan lagi karena sudah memiliki puskesmas
yang mudah untuk didatangi oleh masyarakat.
Puskesmas keliling pertama dilakukan pada hari Selasa tanggal 9 September 2014
yang bertepatan di Kota Bambu Selatan rw 09 di rumah Pak RW. Diikuti oleh 3
mahasiswa koas fkg trisakti yaitu Mikha, Rani dan Anka, 2 orang mahasiswa fk Ukrida
yaitu Winda dan Fredrick, 1 dokter puskesmas dr.Eddymas Nurdin, dan 3 pegawai
puskesmas. Sampai ketujuan pukul 10.00, dan melakukan persiapan. Warga diberitahukan
melalui speaker musholla.

q. Pengadaan
Pengadaan merupakan tempat untuk pembelian barang barang yang diperlukan oleh
puskesmas, yaitu obat-obatan, peralatan laboratorium, peralatan elektronik, dll. Pengadaan
obat-obatan di puskesmas sudah tidak menggunakan tender, sekarang pengadaan
dilakukan dengan system e-katalog online. Dr. Ari merupakan pengawas pada bagian
pengadaan di Puskesmas Palmerah.
Dalam pemesanan di e-katalog kita dapat memesan barang sesuai dengan jenis barang
yang kan dipesan, kemudian memilih pabriknya. Setiap puskesmas memiliki website
tersendiri untuk pembelian obat-obatan, didalamnya memuat informasi seputar nama obat,
nama penyedia serta distributornya, jenis kemasan, satuan harga terkecil,dll.
Sumber dana berasal dari BLUD (Badan Layanan Umum Daerah) sehingga semenjak
tahun 2002,puskesmas dapa merencanakan, membelanjakan dan mempertanggung
jawabkan sendiri Pembelanjaan dibawah 200 juta dapat langusung memesan di e-katalog,
sedangkan pemesanan diatas 200 juta harus melalui unit pelelangan balaikota.
Pada puskesmas palmerah yang menyusun adalah bagian perencanaan, kemudian bagian
pengadaan yang membeli. Pembelanjaan dilakukan sesuai dengan APBD, apabila pembelanjaan
dibawah dana APBD maka sisa uang dikembalikan.

B. Masalah- Masalah Kesehatan di Puskesmas Palmerah

a. Penyakit Otot dan Jaringan ikat (Rematik)


 Definisi
Penyakit reumatik adalah terminologi yang digunakan untuk menggambarkan
segalakondisi sakit yang melibatkan sistem muskuloskeletal termasuk persendian, otot-otot,
jaringanikat, jaringan lunak di sekitar persendian dan tulang, yang diakibatkan oleh berbagai
faktor diantaranya gangguan metabolik, faktor nutrisi, inflamasi, autoimun, trauma dan
penyebabidiopatik. Meskipun kelainan terutama terjadi pada sendi, tulang dan otot, tetapi
penyakitreumatik dapat pula mengenai jaringan ekstra-artikuler.

 Gejala Klinis
poliartritis yang mengakibatkan terjadinya kerusakan pada sendi dan tulang rawan
disekitarnya. Kerusakan ini terutama mengenai sendi perifer pada tangan dan kaki yang
umumnya bersifat simetris. secara umum, manifestasi klinis yang dapat kita lihat,antara
lain :
- Nyeri sendi, terutama pada saat bergerak. Umumnya terjadi pada sendi penopang
beban tubuh, seperti panggul, tulang belakang,dan lutut.
- Terjadi kemerahan, inflamasi, nyeri, dan dapat terjadi deformitas (perubahan
bentuk)
- Dapat menyebabkan perubahan cara berjalan (tidak progresif)
- Rasa sakit bertambah hebat terutama pada sendi pinggul, lutut, dan jari-jari
- Saat perpindahan posisi pada persendian bisa terdengar suara (cracking)
 Faktor Resiko Rematik 
Rematik merupakan penyakit yang berhubungan dengan radang pada sendi yang
dapatdisebabkan oleh bermacam-macam faktor. Ada 3 golongan penyebab rematik:
1. Autoimun, artinya karena salah satu unsur tubuh yang ditol;ak dan
menimbulkan reaksiantigen-antibodi yang berakibat ke arah rematik.
2. Infeksi oleh bakteri3. Degenerasi, artinya perkembangan sel yang menurun
biasanya pada usia tua
Selain berdasarkan pada 3 faktor tersebut masih banyak faktor lain yang
dapatmenyebabkan rematik salah satu diantarnya adalah kegemukan hal ini
disebabkan karenatimbunan lemak ditubuh bisa membebani persedian
panggul,pinggang dan (terutamalutut).Karena itu disarankan utuk lebih sering
berolah raga agar dapat mengurangi.
(Ismayadi, (2004).
Asuhan  Keperawatan Dengan Rematik (arthritis rheumatoid) pada lansiadi

http://library.usu.ac.id/download/fk/keperawatan -ismayadi2.pdf)

b.  Penyakit Kulit Alergi

Kulit merupakan organ tubuh yang terpenting yang berfungsi sebagai sawar
(barrier), kar ena kulit merupakan organ pemisah antara bagian di dalam tubuh dengan
lingkungan di luar tubuh. Kulit secara terus-menerus terpajan terhadap faktor lingkungan,
berupa faktor fisik, kimiawi, maupun biologik.
 Bagian terpenting kulit untuk menjalankan fungsinya sebagai sawar adalah lapisan
paling luar, disebut sebagai stratum korneum atau kulit ari. Meskipun ketebalan kulit
hanya 15 milimikron, namun sangat berfungsi sebagai penyaring benda asing yang masuk
ke dalam tubuh. Apabilaterjadi kerusakan yang disebabkan oleh faktor lingkungan dan
melampaui kapasitas toleransi serta daya penyembuhan kulit, maka akan terjadi penyakit
Dermatitis adalah suatu penyakit kulit (ekzema) yang menimbulkan peradangan.
Dermatitis alergika yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah dermatitis
atopik. Penyakit ini merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I yang diperantarai oleh
Imunoglobulin E. Prevalensi dermatitis atopik adalah 0,69 % dari semua bentuk ekzema
dan kira-kira mengenai 2-3% anak. Karakteristiknya adalah adanya rasa gatal, eritema
dengan perubahan histologik dengan sel radang yang bulat, dan edema epidermal
spongiotik. Dermatitis ditemukan pada 70% penderita dengan faktor predisposisi seperti
asma kongjungtivitis alergika, rhinitis alergika, urtikaria, dan alergi makanan.
Perjalanan penyakit dermatitis atopik umumnya kronik dan sering kambuh. Penyakit
ini cenderung diturunkan (faktor genetik), tetapi faktor lingkungan juga memegang
peranan dalam perkembangan penyakit ini. Obat-obat yang diberikan pada dermatitis
atopik ini umumnya bertujuan untuk mengurangi gejala penyakitnya. Contoh obat-obatan
tersebut adalah kortikosteroid dan antihistamin, namun sayangnya obat-obatan tersebut
dapat menimbulkan berbagai macam efek samping. Efek samping pemberian
kortikosteroid akan menyebabkan moon face, osteoporosis, tukak lambung, dan
hipertensi. Pemberian antihistamin menyebabkan vertigo, tinitus, insomnia, tremor, nafsu
makan berkurang, konstipasi, dan mulut kering
(Djuanda A., Hamzah M., Aisah S., editor. Djuanda S., Sularsito SA., penulis. Dermatitis
Kontak. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Edisi Kelima, Jakarta Fakultas Kedokteran
Universitas Indonesia, 2007)
(Pohan SS., Hutomo MM., Sukanto H. Tatalaksana Dermatitis. Pedoman Diagnosis dan
Terapi Bag/SMF Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin, Indonesia: Pusat Penerbitan Universitas
Airlangga)

5. Penyakit Kulit Infeksi

Di lingkungan Rumah Sakit dan sarana kesehatan seperti puskesmas, infeksi dapat
terjadi antar pasien, dari pasien ke petugas, dari petugas ke petugas, dan dari petugas
kepasien.Penularan patogen ini terjadi dengan berbagai cara meliputi kontak fisik, makanan
yang terkontaminasi, cairan tubuh, benda, inhalasi yang ada di udara.Penyakit infeksi yang
sangat infektif ada kalanya disebut menular dan dapat dengan mudah ditularkan.Patogen
penginfeksi meliputi virus, bakteri, fungi, protozoa, parasit multi-seluler dan protein yang
menyimpang yang dikenal sebagai prion.
Istilah infektivitas menyatakan kemampuan organisma untuk masuk, bertahan hidup
dan berkembang biak di dalam tubuh, sementara daya tular penyakit mengindikasikan
penyakit dengan mudah ditularkan kepada tubuh lainnya. Penyakit kulit infeksi yang paling
sering terjadi disebabkan oleh fungi.Suatu kondisi infeksi baik lokal maupun sistemik yang disebabkan
oleh fungiyang menginfeksi tubuh. Prevalensi infeksi fungi menunjukkan baik peningkatan maupun
penurunan.Peningkatan disebabkan olehbertambahnya jumlah orangdengan
kondisiimmunocompromised, serta banyaknya penggunaan obat-obatananti fungi sertaprofilaksis
yang menyebabkan resistensi.Semetara itu, penurunannya disebabkan taraf hidup masyarakat,
sehingga lebih mengerti tentang bagaimana menjaga kebersihan dan kesehatan diri dan lingkungan
yang baik, serta mengedukasikan tentang masalah prilaku hidup bersih dan sehat (PHBS).Jika
dilihat dari faktor iklim, prevalensiinfeksi fungi lebih banyak terjadi di negara beriklim tropis
karena suhu dankelembabannya yang relatif stabil. Usia mulai dari 1-40 tahun biasanya mengalami infeksi
kulit. Pada balita dan dewasa infeksi kulit yang sering dialami ialah impetigo yang disebabkan oleh
staphylococcus, dan streptococcus. Dan penyakit infeksi kulit yang disebabkan oleh jamur disebut tinea
capitis (kadas).

6. Penyakit Kulit Alergi


Dermatitis adalah suatu penyakit kulit (ekzema) yang menimbulkan peradangan.Dermatitis
alergika yang sering dijumpai dalam kehidupan sehari-hari adalah dermatitis atopik. Penyakit ini
merupakan reaksi hipersensitivitas tipe I yang diperantarai oleh Imunoglobulin E. Prevalensi
dermatitis atopik adalah 0,69 % dari semua bentuk ekzema dan kira-kira mengenai 2-3% anak.
Karakteristiknya adalah adanya rasa gatal, eritema dengan perubahan histologik dengan sel radang
yang bulat, dan edema epidermal spongiotik.Dermatitis ditemukan pada 70% penderita dengan faktor
predisposisi seperti asma kongjungtivitis alergika, rhinitis alergika, urtikaria, dan alergi makanan.
Perjalanan penyakit dermatitis atopik umumnya kronik dan sering kambuh.Penyakit ini
cenderung diturunkan (faktor genetik), tetapi faktor lingkungan juga memegang peranan dalam
perkembangan penyakit ini.Obat-obat yang diberikan pada dermatitis atopik ini umumnya bertujuan
untuk mengurangi gejala penyakitnya.Contoh obat-obatan tersebut adalah kortikosteroid dan
antihistamin, namun sayangnya obat-obatan tersebut dapat menimbulkan berbagai macam efek
samping. Efek samping pemberian kortikosteroid akan menyebabkan moon face, osteoporosis, tukak
lambung, dan hipertensi. Pemberian antihistamin menyebabkan vertigo, tinitus, insomnia, tremor,
nafsu makan berkurang, konstipasi, dan mulut kering.

1. ISPA

Salah satu penyakit yang sering diderita oleh masyarakat adalah ISPA (Infeksi Saluran
Pernapasan Akut) yaitu meliputi infeksi akut saluran pernapasan bagian atas dan infeksi akut
saluran pernapasan bagian bawah. ISPA adalah infeksi saluran pernapasan yang berlangsung
sampai 14 hari yang biasanya diderita oleh balita sampai anak anak. Yang dimaksud dengan
saluran pernapasan adalah organ mulai dari hidung sampai gelembung paru, beserta organ-
organ disekitarnya seperti : sinus, ruang telinga tengah dan selaput paru.

World Health Organization (WHO) memperkirakan insidensi Infeksi Saluran


Pernapasan Akut (ISPA) di negara berkembang dengan angka kematian balita di atas 40 per
1000 kelahiran hidup adalah 15%-20% pertahun pada golongan usia balita. Menurut WHO ±
13 juta anak balita di dunia meninggal setiap tahun dan sebagian besar kematian tersebut
terdapat di negara berkembang dan ISPA merupakan salah satu penyebab utama kematian
dengan membunuh ± 4 juta anak balita setiap tahun (WHO, 2007).
Selama bertahun-tahun ISPA merupakan masalah kesehatan anak dan penyumbang
terbesar penyebab kematian balita (Said, 2006). Jumlah tiap tahunnya kejadian ISPA di
Indonesia 150.000 kasus atau seorang balita meninggal tiap 5 menitnya. Berdasarkan hasil
laporan Riset Kesehatan Dasar (RISKESDAS) pada tahun 2007, prevalensi ISPA di
Indonesia sekitar 25,5% dengan prevalensi tertinggi terjadi pada bayi dua tahun (>35%).
Jumlah balita dengan ISPA di Indonesia pada tahun 2011 adalah lima diantara 1.000 balita
yang berarti sebanyak 150.000 balita meninggal pertahun atau sebanyak 12.500 balita
perbulan atau 416 kasus sehari atau 17 balita perjam atau seorang balita perlima menit. Dapat
disimpulkan bahwa prevalensi penderita ISPA di Indonesia adalah 9,4%

ISPA masih merupakan masalah kesehatan yang penting karena menyebabkan kematian
bayi dan balita yang cukup tinggi yaitu kira-kira 1 dari 4 kematian yang terjadi. Setiap anak
diperkirakan mengalami 3-6 episode ISPA setiap tahunnya. 40 % - 60 % dari kunjungan di
Puskesmas adalah penyakit ISPA. Dari seluruh kematian yang disebabkan oleh ISPA
mencakup 20 % -30 %. Kematian yang terbesar umumnya adalah karena pneumonia dan
pada bayi berumur kurang dari 2 bulan .

Penelitian Myrnawati juga menemukan bahwa 20-30% kematian balita disebabkan oleh


ISPA. Penyebab ISPA terdiri dari 300 jenis bakteri, virus dan rikcetsia. Penularannya melalui
kontak langsung dengan penderita atau melalui udara pernapasan. Gejala umumnya adalah
batuk, kesulitan bernafas, sakit tenggorokan, pilek, sakit telinga, dan demam (Depkes RI,
2006). ISPA dapat ditularkan melalui air ludah, darah, bersin, udara pernapasan yang
mengandung kuman yang terhirup oleh orang sehat kesaluran pernapasannya.

Hingga saat ini angka mortalitas ISPA yang berat masih sangat tinggi. Kematian seringkali
disebabkan karena penderita datang untuk berobat dalam keadaan berat dan sering disertai
penyulit-penyulit dan kurang gizi. Sebagian besar dari infeksi saluran pernapasan hanya
bersifat ringan seperti batuk pilek dan tidak memerlukan pengobatan dengan antibiotik,
namun demikian anak akan menderita pneumoni bila infeksi paru ini tidak diobati dengan
antibiotik dapat mengakibat kematian.

Program Pemberantasan Penyakit (P2) ISPA membagi penyakit ISPA dalam 2 golongan
yaitu pneumonia dan yang bukan pneumonia. Pneumonia dibagi atas derajat beratnya
penyakit yaitu pneumonia berat dan pneumonia tidak berat. Penyakit batuk pilek seperti
rinitis, faringitis, tonsilitis dan penyakit jalan napas bagian atas lainnya digolongkan sebagai
bukan pneumonia. Etiologi dari sebagian besar penyakit jalan napas bagian atas ini ialah
virus dan tidak dibutuhkan terapi antibiotik. Faringitis oleh kuman Streptococcus jarang
ditemukan pada balita. Bila ditemukan harus diobati dengan antibiotik penisilin, semua
radang telinga akut harus mendapat antibiotik.

ISPA yang berlanjut menjadi pneumonia sering terjadi pada anak kecil terutama apabila
terdapat gizi kurang dan dikombinasi dengan keadaan lingkungan yang tidak hygiene. Risiko
terutama terjadi pada anak-anak karena meningkatnya kemungkinan infeksi silang, beban
immunologisnya terlalu besar karena dipakai untuk penyakit parasit dan cacing, serta tidak
tersedianya atau berlebihannya pemakaian antibiotik.

Kelainan pada sistem pernapasan terutama infeksi saluran pernapasan bagian atas dan
bawah, asma dan ibro kistik, menempati bagian yang cukup besar pada lapangan pediatri.
Infeksi saluran pernapasan bagian atas terutama yang disebabkan oleh virus, sering terjadi
pada semua golongan masyarakat pada bulan-bulan musim dingin.

2. Penyakit Lainnya

Penyakit lainnya masuk kedalam kategori 10 penyakit yang paling sering terjadi. Penyakit
yang dimaksudkan adalah penyakit-penyakit yang berupa komplikasi antara lain hemoroid,
kolestrol dan lain sebagainya. Hal ini sering ditemukan pada kasus dimana usia telah
meningkat, terutama pada orang yang tidak baik dalam menjaga pola hidup sehat ditambah
dengan menurunnya produktifitas usia.

3. Penyakit Tekanan Darah Tinggi

Tekanan Darah Tinggi (hipertensi) adalah suatu peningkatan tekanan darah di dalam
arteri. Secara umum, hipertensi merupakan suatu keadaan tanpa gejala, dimana tekanan yang
abnormal tinggi di dalam arteri menyebabkan meningkatnya resiko terhadap stroke,
aneurisma, gagal jantung, serangan jantung dan kerusakan ginjal.
Pemeriksaan tekanan darah akan didapat dua angka. Angka yang lebih tinggi diperoleh
pada saat jantung berkontraksi (sistolik), angka yang lebih rendah diperoleh pada saat jantung
berelaksasi (diastolik). Tekanan darah ditulis sebagai tekanan sistolik garis miring tekanan
diastolik, misalnya 120/80 mmHg, dibaca seratus dua puluh per delapan puluh. Dikatakan
tekanan darah tinggi jika pada saat duduk tekanan sistolik mencapai 140 mmHg atau lebih,
atau tekanan diastolik mencapai 90 mmHg atau lebih, atau keduanya. Pada tekanan darah
tinggi, biasanya terjadi kenaikan tekanan sistolik dan diastolik.
Tekanan darah dalam kehidupan seseorang bervariasi secara alami. Bayi dan anak-anak
secara normal memiliki tekanan darah yang jauh lebih rendah daripada dewasa. Tekanan
darah juga dipengaruhi oleh aktivitas fisik, dimana akan lebih tinggi pada saat melakukan
aktivitas dan lebih rendah ketika beristirahat. Tekanan darah dalam satu hari juga berbeda;
paling tinggi di waktu pagi hari dan paling rendah pada saat tidur malam hari. Klasifikasi
Tekanan Darah Pada Dewasa :
Kategori Tekanan Darah Sistolik Tekanan Darah Diastolik
• Normal Dibawah : 130 mmHg Dibawah 85 mmHg
• Normal tinggi : 130-139 mmHg 85-89 mmHg (Stadium 1)
• Hipertensi ringan : 140-159 mmHg 90-99 mmHg (Stadium 2)
• Hipertensi sedang : 160-179 mmHg 100-109 mmHg (Stadium 3)
• Hipertensi berat : 180-209 mmHg 110-119 mmHg (Stadium 4)
• Hipertensi maligna : 210 mmHg atau lebih 120 mmHg atau lebih

PENGENDALIAN TEKANAN DARAH


Meningkatnya tekanan darah di dalam arteri bisa terjadi melalui beberapa cara:
1. Jantung memompa lebih kuat sehingga mengalirkan lebih banyak cairan pada setiap
detiknya
2. Arteri besar kehilangan kelenturannya dan menjadi kaku, sehingga mereka tidak dapat
mengembang pada saat jantung memompa darah melalui arteri tersebut. Karena itu
darah pada setiap denyut jantung dipaksa untuk melalui pembuluh yang sempit
daripada biasanya dan menyebabkan naiknya tekanan. Inilah yang terjadi pada usia
lanjut, dimana dinding arterinya telah menebal dan kaku karena arteriosklerosis.
3. Dengan cara yang sama, tekanan darah juga meningkat pada saat terjadi
vasokonstriksi, yaitu jika arteri kecil (arteriola) untuk sementara waktu mengkerut
karena perangsangan saraf atau hormon di dalam darah.
4. Bertambahnya cairan dalam sirkulasi bisa menyebabkan meningkatnya tekanan darah.
Hal ini terjadi jika terdapat kelainan fungsi ginjal sehingga tidak mampu membuang
sejumlah garam dan air dari dalam tubuh. Volume darah dalam tubuh meningkat,
sehingga tekanan darah juga meningkat.
5. Sebaliknya, jika:
1. aktivitas memompa jantung berkurang
2. arteri mengalami pelebaran
3. banyak cairan keluar dari sirkulasi
maka tekanan darah akan menurun.

GEJALA
Pada sebagian besar penderita, hipertensi tidak menimbulkan gejala; meskipun secara
tidak sengaja beberapa gejala terjadi bersamaan dan dipercaya berhubungan dengan tekanan
darah tinggi (padahal sesungguhnya tidak). Sakit kepala, perdarahan dari hidung, pusing,
wajah kemerahan dan kelelahan; yang bisa saja terjadi baik pada penderita hipertensi,
maupun pada seseorang dengan tekanan darah yang normal. Jika hipertensinya berat atau
menahun dan tidak diobati, bisa timbul gejala berikut:
• sakit kepala
• kelelahan
• mual
• muntah
• sesak nafas
• gelisah
• pandangan menjadi kabur
yang terjadi karena adanya kerusakan pada otak, mata, jantung dan ginjal.
Kadang penderita hipertensi berat mengalami penurunan kesadaran dan bahkan koma
karena terjadi pembengkakan otak. Keadaan ini disebut ensefalopati hipertensif, yang
memerlukan penanganan segera.

PENGOBATAN
Hipertensi esensial tidak dapat diobati tetapi dapat diberikan pengobatan untuk mencegah
terjadinya komplikasi.
1. Langkah awal biasanya adalah merubah pola hidup penderita:
• Penderita hipertensi yang mengalami kelebihan berat badan dianjurkan untuk
menurunkan berat badannya sampai batas ideal.
• Merubah pola makan pada penderita diabetes, kegemukan atau kadar kolesterol darah
tinggi.
• Mengurangi pemakaian garam sampai kurang dari 2,3 gram natrium atau 6 gram
natrium klorida setiap harinya (disertai dengan asupan kalsium, magnesium dan
kalium yang cukup) dan mengurangi alkohol.
• Olah raga aerobik yang tidak terlalu berat.
• Penderita hipertensi esensial tidak perlu membatasi aktivitasnya selama tekanan
darahnya terkendali.
• Berhenti merokok
PEMBERIAN OBAT-OBATAN
DIURETIK
• Diuretik thiazide biasanya merupakan obat pertama yang diberikan untuk mengobati
hipertensi.
• Diuretik membantu ginjal membuang garam dan air, yang akan mengurangi volume
cairan di seluruh tubuh sehingga menurunkan tekanan darah.
• Diuretik juga menyebabkan pelebaran pembuluh darah.
• Diuretik menyebabkan hilangnya kalium melalui air kemih, sehingga kadang
diberikan tambahan kalium atau obat penahan kalium.
• Diuretik sangat efektif pada:
- orang kulit hitam
- lanjut usia
- kegemukan
- penderita gagal jantung atau penyakit ginjal menahun

Penghambat adrenergik
merupakan sekelompok obat yang terdiri dari alfa-blocker, betablocker
dan alfa-beta-blocker labetalol, yang menghambat efek sistem saraf simpatis.
Sistem saraf simpatis adalah sistem saraf yang dengan segera akan memberikan respon
terhadap stres, dengan cara meningkatkan tekanan darah.
Yang paling sering digunakan adalah beta-blocker, yang efektif diberikan kepada:
·penderita usia muda
·penderita yang pernah mengalami serangan jantung
·penderita dengan denyut jantung yang cepat
·angina pektoris (nyeri dada)
·sakit kepala migren.

Angiotensin converting enzyme inhibitor (ACE-inhibitor) menyebabkan penurunan tekanan


darah dengan cara melebarkan arteri.
Obat ini efektif diberikan kepada:
·orang kulit putih
·usia muda
·penderita gagal jantung
·penderita dengan protein dalam air kemihnya yang disebabkan oleh penyakit ginjal
menahun atau penyakit ginjal diabetik
·pria yang menderita impotensi sebagai efek samping dari obat yang lain.
Angiotensin-II-bloker menyebabkan penurunan tekanan darah dengan suatu mekanisme
yang mirip dengan ACE-inhibitor.
Antagonis kalsium menyebabkan melebarnya pembuluh darah dengan mekanisme yang
benar-benar berbeda.
Sangat efektif diberikan kepada:
·orang kulit hitam
·lanjut usia
·penderita angina pektoris (nyeri dada)
·denyut jantung yang cepat
·sakit kepala migren.

Vasodilator langsung menyebabkan melebarnya pembuluh darah.


Obat dari golongan ini hampir selalu digunakan sebagai tambahan terhadap obat
antihipertensi
lainnya.
(http://akfarsam.ac.id/downlot.php?file=TEKANAN DARAH TINGGI.pdf)

Kelenjar saliva

Kelenjar saliva berfungsi memproduksi saliva yang bermanfaat untuk membantu


pencernaan, mencegah mukosa dari kekeringan, memberikan perlindungan pada gigi terhadap
karies serta mempertahankan homeostasis. Kelenjar ini juga tidak terlepas dari penyakit. Penyakit
yang mengenai kelenjar saliva kadang sulit dideteksi karena strukturnya yang kecil. Saat ini
teknologi semakin maju, dan alat untuk mendiagnosis penyakit ini pun semakin berkembang.
Saliva dihasilkan oleh kelenjar saliva baik mayor maupun minor seperti kelenjar parotis, kelenjar
submandibula, kelenjar lingualis dan kelenjar saliva minor (Catalan, 2009; Sunndoro, 2000).
Prevalensi serostomia pada usia lebih dari 65 tahun mencapai 30%. Terlebih lagi, insidensi
serostomia semakin meningkat karena efek dari penyakit sistemik, radiasi kepala dan leher serta
obat-obatan yang dapat mempengaruhi sekresi saliva
Penyakit kelenjar saliva yang sering ditemui adalaha mulut kering (xerostomia) yang
disebabkan karena berkurangnya produksi saliva pada pasien lanjut usia. Ada beberapa penyakit
lain yang dapat mempengaruhi kelenjar saliva dan menyebabkan berkurangnya aliran saliva seperti
diabetes melitus, Sjӧgren syndrome, gagal ginjal kronik, defisiensi vitamin A, AIDS dan akibat
radioterapi kepala dan leher.

Penyakit rahang

Penyakit rahang yang sering terjadi adalah gangguan sendi rahang. Temporomandibular
joint (TMJ) disorders atau gangguan sendi rahang menyebabkan nyeri pada sendi
temporomandibular (TMJ). TMJ merupakan sendi yang ada pada setiap sisi kepala di depan
telinga, di mana tulang rahang bawah bertemu dengan tulang tengkorak. Sendi tersebut
memungkinkan untuk berbicara, mengunyah dan menguap.
Gangguan sendi rahang bisa disebabkan oleh berbagai masalah, termasuk radang sendi, cedera
rahang, atau kelelahan otot. Dalam kebanyakan kasus, rasa sakit dan ketidaknyamanan yang
berhubungan dengan gangguan sendi rahang bisa dikurangi dengan perawatan sendiri atau
perawatan tanpa pembedahan. Gangguan sendi rahang parah mungkin perlu diobati dengan
intervensi pada gigi atau bedah.

4. Penyakit Mata
Penyakit mata sangat beragam dan tidak semuanya dapat menular. Jika penyakit mata disebabkan
oleh virus atau bakteri maka bias menular, sedangkan jika penyebabnya alergi tidak akan
menular. Cara penanganan dan pencegahan macam-macam penyakit mata ini pun berbeda,
tergantung penyebabnya. Berikut ini beragam penyakit mata yang sering terjadi adalah mipoi,
prsbiopi, buta warna, rabun senja, konjungtivitis, trakoma.

5. Gangguan gigi dan penyangga lainnya


secara umum gangguan gigi yang sering dikeluhkan oleh masyarakat adalah karies gigi dan
penyakit gusi. Hasil studi dari SKRT 2001, meyatakan 52,3 persen penduduk usia 10 tahun ke atas
mengalami karies gigi yang belum ditangani. Prevalensi kasrien umur 10 tahun ke atas adalah 71, 2
persen dengan catatan bahwa prevalensi karies lebih tinggi pada umur lebih tinggi, pada pendidikan
lebih rendah, serta pada status ekonomi rendah.
Penyangga lain Penyakit periodontal merupakan suatu penyakit jaringan penyangga gigi yaitu
yang melibatkan gingival, ligament periodontal, sementum, dan tulang alveolar karena suatu proses
inflamasi. Inflamasi berasal dari gingival (gingivitis) yang tidak dirawat, dan bila proses berlanjut
maka akan menginvasi struktur di bawahnya sehingga akan terbentuk poket yang menyebabkan
peradangan berlanjut dan merusak tulang serta jaringan penyangga gigi, akibatnya gigi menjadi
goyang dan akhirnya harus dicabut. Karakteristik periodontitis dapat dilihar dengan adanya inflamasi
gingival, pembentukan poket periodontal, kerusakan ligament periodontal dan tulang alveolar sampai
hilangnya sebagian atau seluruh gigi.
Gejala penyakit ini biasanya tidak dirasakan sampai penyakit sudah lanjut, gejala tersebut berupa
bau mulut yang tidak hilang, gusi merah dan membengkak, gusi yang sakit dan berdarah, rasa sakit
pada saat mengunyah, gigi goyang dan gigi sensitif. Terdapat beberapa sub-tingkatan dari penyakit
periodontal, tetapi tingkat utamanya hanya ada tiga. Tingkat pertama adalah periodontitis I, juga
dikenal sebagai gingivitis. Gingivitis dikenal melalui gingiva yang gembung dan berdarah saat
dilakukan pengukuran dalam dari poket gingiva (dalam dari daerah antara gingiva dan gigi).
Pasien yang menderita gingivitis akan memiliki kedalaman poket sedalam 3 mm; pasien normal
memiliki kedalaman poket kurang dari 3 mm (Hafernick). Tingkat kedua dari penyakit periodontal
adalah periodontitis II; ini dikenal melalui penggelembungan, gingiva yang berdarah dengan
kedalaman poket hingga 5 mm dan kehilangan tulang tahap awal (Hafernick). Tingkat tertinggi dari
penyakit periodontal adalah periodontitis III; ini dikenal dengan pembengkakan, gusi yang berdarah
dan kehilangan tulang yang lebih banyak, resesi gingiva dan kedalaman poket hingga 6 mm.
Ketinggian tulang alveolar terhadap CEJ 2-3 mm belum menunjukan kehilangan tulang yang nyata.
Sedangkan ketinggian tulang alveolar terhadap CEJ lebih dari 3 mm biasanya menunjukan
kehilangan tulang yang nyata. Ketinggian tulang alveolar terhadap CEJ 2-3 mm belum menunjukan
kehilangan tulang yang nyata. Sedangkan ketinggian tulang alveolar terhadap CEJ lebih dari 3 mm
biasanya menunjukan kehilangan tulang yang nyata.
Penyebab penyakit periodontal adalah kebersihan rongga mulut yang buruk. Gingiva terkena
penyakit ketika ada bakteri yang terdeposit diantara gigi dan gingiva. Periodontitis merupakan
infeksi yang disebabkan oleh bakteri yang terakumulasi di dalam kalkulus yang biasanya terdapat
pada leher gigi. Penyakit periodontal ringan akan terlihat peradangannya hanya pada gusi, sedangkat
pada keadaan yang lebih berat akan terjadi kerusakan pada tulang pendukung.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai