Anda di halaman 1dari 10

UNIVERSITAS PEMBANGUNAN NASIONAL “VETERAN” JAKARTA

UJIAN TENGAH SEMESTER GASAL TAHUN AJARAN 2020/2021

Mata Kuliah : MKWU Bahasa Indonesia


Waktu/Jam : 100 menit
Hari/Tanggal : Rabu, 4 November 2020
Program Studi :-
Semester : 1 (satu)
Dosen Koordinator : Dr. Hj. Nini Ibrahim, M.Pd.
Dosen Pengampu : Tim Dosen MKWU Bahasa Indonesia
Sifat Ujian : Tutup Buku
Perhatian : 1. Tulis nama, NPM, Kelas, dan Dosen!
2. Taati peraturan ujian yang telah ditentukan!
3. Pelanggaran terhadap peraturan ujian akan dikenakan sanksi akademis!
4. Bacalah soal dengan baik sebelum menjawab!
5. Tidak diperkenankan menggunakan pensil!

Jawablah pertanyaan di bawah ini dengan jelas!


A. Soal Teori (Bobot 40%)
1. Sesuai dengan Permendikbud Nomor 50 Tahun 2015, Badan Pengembangan dan Pembinaan
Bahasa secara resmi mengganti Ejaan Yang Disempurnakan (EYD) dengan Pedoman Umum
Ejaan Bahasa Indonesia (PUEBI). Kemukakanlah perbedaan-perbedaan yang Anda ketahui
antara EYD dengan PUEBI!

2. Jelaskan menurut Anda, hubungan mempelajari bahasa Indonesia yang baik dan benar sesuai
dengan jurusan Anda dan semangat bela negara! Uraikan secara jelas hubungan tersebut
minimal 3 paragraf dan masing-masing paragraf minimal 4 kalimat.

B. Soal Kasus (Bobot 60%)


3. Berbahasa Indonesia yang baik dan benar salah satunya dapat diwujudkan dengan
penggunaan kata baku, baik dalam konteks lisan maupun tulisan. Pada tabel di bawah ini,
terdapat kata-kata yang terdiri atas kata baku dan kata tidak baku (diletakkan secara acak).
Hutang Kuitansi Himbau Sintesis
Hakekat Provinsi Liquidasi Masjid
Analisa Manajer Jumat Koprasi
Satai Frekwensi Antre Resiko
Karir Derifasi Silahkan Telefon

Istilah tabel di bawah ini berdasarkan data-data di atas.


No Baku No Tidak Baku Perbaikan
1 1
2 2
3 3
4 4
dst… dst…
4. Tentukanlah jenis wacana, letak kalimat topik, dan teknik pengembangan paragraf pada setiap
paragraf yang sudah disediakan dalam tabel di bawah ini!

Letak Teknik
Jenis
Judul Wacana No Paragraf Kalimat Pengembangan
Wacana
Topik Paragraf
Bela Negara: 1. Bela negara hendaknya tidak hanya
Bela Negara di Era dikaitkan dengan perang atau angkat
Pandemi senjata. Sejatinya bela negara bisa
dilakukan kapan saja, dan di mana
saja. Mengapa hal tersebut terjadi
demikian? Bela negara bagi bangsa
Indonesia adalah merupakan hak dan
kewajiban.
2. Melihat historisnya membela negara
adalah amanah dari para pendiri dan
pejuang NKRI. Bela negara sebagai
amanat konstitusi yang mengikat
secara hukum bagi setiap warga negara
seperti diamanatkan di dalam UUD
1945. Pasal 27 ayat (3) menyatakan
bahwa setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya membela
negara. Ditambah lagi, pada pasal 30
menjelaskan bahwa setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.
Nasionalisme: 3. Ma’ruf berharap agar mahasiswa
Mahasiswa mampu mengoptimalkan kesempatan
Diminta Jaga yang dimiliki dalam mengenyam
Nasionalisme dan pendidikan tinggi. Sebab, berdasarkan
Toleransi data Survei Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas) BPS Februari 2020, dari
137,91 juta penduduk, usia 15 tahun ke
atas yang bekerja hanya sekitar 14,2
juta atau cuma 10,3% yang
berkesempatan menikmati pendidikan
tinggi. “Kesempatan ini merupakan
karunia Allah dan bentuk rasa syukur
Anda atas karunia tersebut adalah
dengan belajar dan bekerja keras agar
Anda dapat menyelesaikan pendidikan
tepat waktu dengan hasil yang
memuaskan,” pesan Wapres.
Radikalisme: 4. RADIKALISME merupakan paham
Paradigma Baru atau gagasan untuk melakukan
Cegah Radikalisme perubahan sosial-politik menggunakan
cara-cara ekstrem, termasuk kekerasan
dan terorisme. Mereka yang berpaham
radikal mendambakan perubahan
cepat, drastis, dan tidak jarang
menerabas sistem sosial yang telah
berlaku di suatu negara atau wilayah
tertentu. Beberapa tahun terakhir,
perkembangan paham radikalisme di
berbagai belahan dunia, termasuk
Indonesia, dilaporkan kian
mengkhawatirkan.
Korupsi: 5. Wakil Ketua Komisi Pemberantasan
KPK Tolak Covid- Korupsi (KPK) Nurul Ghufron
19 Jadi Alasan menyatakan lembaganya menolak jika
Pembebasan Napi pandemi COVID-19 dijadikan dalih
Koruptor pembebasan koruptor. Ini terkait revisi
PP Nomor 99 Tahun 2012 tentang
Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak
Warga Binaan Pemasyarakatan. Hal
tersebut sebagai respons atas
pernyataannya beberapa hari lalu yang
menyambut positif usulan Menteri
Hukum dan HAM (Menkumham)
Yasonna Laoly soal revisi PP 99/2012.
Salah satunya dengan membebaskan
narapidana kasus tindak pidana
korupsi yang telah berusia 60 tahun ke
atas dan telah menjalani dua per tiga
masa pidana.
Pajak: 6. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF)
Kemenkeu Segera Febrio Kacaribu mengatakan,
Umumkan Aturan keputusan mengenai pembebasan
Pajak Mobil 0% pajak kendaraan tersebut akan segera
dirilis. "Permintaan otomotif bebaskan
pajak dan segalanya, we are looking
into that. Kita pelajari semoga bisa
diputuskan cepat,"ujar Febrio dalam
diskusi virtual, Jumat (25/9/2020).
Kata dia, banyak aspek yang harus
dilihat pemerintah sebelum
memberikan pembebasan pajak. Misal
apakah pembebasan pajak bisa
mengangkat penjualan mobil dalam
negeri sehingga berdampak pada
perekonomian nasional.
Antikorupsi: 7. Jika mendengar kata korupsi, mungkin
Generasi yang pertama kali terbenang dalam
Cemerlang benak banyak orang adalah, mereka
Generasi Anti yang melakukan korupsi hanya yang
Korupsi memiliki posisi jabatan tertinggi dalam
pemerintahan. Padahal, makna korupsi
tidak hanya sebatas itu saja. Korupsi
bisa diartikan menyalahgunakan
kepercayaan publik yang dikuasakan
kepada mereka untuk mendapatkan
keuntungan sepihak.
8. Program Pusat Belajar Anti Korupsi
sendiri merupakan sarana edukasi anti
korupsi terpadu bagi masyarakat
umum. Di mana di dalamnya terdapat
berbagai materi -materi pendidikan
anti korupsi, baik berupa modul, film,
interaktif games, musik, dan materi -
materi penunjang lainnya yang
berguna sebagai sarana memahamkan
nilai-nilai anti korupsi dan bahaya
laten korupsi bagi masyarakat.
“Menjadi pusat belajar, selama ini
pusat sumber belajar memang banyak
bergerak di komunitas maupun di
sekolah-sekolah, terutama untuk media
pembelajaran. Nah, Dompet Dhuafa
bersama-sama KPK, mulai menggagas
Program Belajar Anti Korupsi dengan
berbasis keluarga,” terang perempuan
yang akrab disapa Bu Nuk ini.
Narkoba: 9. Menurut Nana, baru-baru ini, tim
Banyak Kasus- Satuan Reserse Narkoba Polres Metro
Narkoba Diungkap Jakarta Selatan menggagalkan
Selama Pandemi penyelundupan 160 kilogram ganja
dan 131 kilogram sabu yang dilakukan
dua kelompok berbeda. Dalam kasus
penyelundupan ganja, polisi
menangkap dua tersangka, yakni HS
dan NK, di Kota Bogor. Sedangkan
untuk kasus penyelundupan sabu,
polisi menangkap dua tersangka di
Kompleks Lemigas, Jalan Panjang
Cipulir, Jakarta Selatan. Kedua
tersangka itu adalah AP dan HG. “Jadi,
sekarang pengiriman itu dalam bentuk
kilogram, lain dengan sebelumnya
yang biasanya hanya per gram," kata
Nana.
Narkoba 10. Narkoba telah merajalela di Indonesia.
Menghantui Hampir semua kalangan masyarakat
Generasi Muda positif menggunakan Narkoba. Bahkan
lebih parahnya lagi, narkoba juga telah
merasuki para penegak hukum di
negeri ini. Menurut data yang diterima
oleh Badan Narkotika Nasional
(BNN), jumlah korban yang
disebabkan oleh barang haram itu
meningkat hingga dua kali lipat dari
tahun-tahun sebelumnya. Kebanyakan
dari korban-korban tersebut adalah
remaja.
Selamat Mengerjakan!

VALIDASI SOAL
Telah dibaca dan diperiksa
Tanggal: 26 Oktober 2020
DOSEN
KOORDINATOR MATA KULIAH

Dr. Hj. Nini Ibrahim, M,Pd


Nama : Rafii’ Ardi Sambodo
NIM : 2010412160
Prodi/Kelas : Hub. Internasional/D

TIPE A : SOAL TEORI


1. Perbedaan EYD dan PUEBI
 EYD tidak ada penjelasan mengenai unsur serapan dari bahasa Arab. Pada PUEBI
ditambahkan serta pendetailan mengenai unsur serapan dari bahasa Arab.
 EYD tidak ada contoh gelar lokal. Pada PUEBI ditambahkan contoh gelar lokal (Daeng,
Datuk, Tubagus).
 EYD tidak ada penjelasan unsur nama orang yang bermakna “anak dari”. Pada PUEBI
adanya penambahan penjelasan unsur nama orang yang bermakna “anak dari” (bin, binti,
van, dsb) tidak ditulis dengan huruf kapital.
 EYD tidak ada penjelasan mengenai pelafalan penggunaan diakritik é dan è. Pada PUEBI
adanya penambahan penjelasan mengenai pelafalan penggunaan diakritik é dan è.
 EYD tidak menjelaskan cara pembedaan unsur nama geografi yang menjadi bagian nama
diri dan nama jenis. Pada PUEBI ditambahkan penjelasan mengenai cara pembedaan unsur
nama geografi yang menjadi bagian nama diri dan nama jenis.
2. Membuat Paragraf
Bahasa Indonesia merupakan bahasa resmi bangsa Indonesia. Masyarakat menggunakan
bahasa Indonesia sebagai perantara untuk bersosialisasi dengan orang lain. Selain itu, bahasa
Indonesia juga digunakan dalam bidang pendidikan. Para siswa menggunakan bahasa untuk
berinteraksi dengan guru dan teman-teman lainnya.
Bahasa juga penting bagi mahasiswa untuk dipelajari. Bahasa pada jurusan hubungan
internasional saling berkaitan. Sebagai diplomat nantinya harus bisa berkomunikasi
menggunakan bahasa yang baik dan benar. Maka dari itu, pembelajaran bahasa Indonesia perlu
lebih diperdalam dalam dunia perkuliahan.
Bahasa yang digunakan masyarakat Indonesia saat ini digunakan sebagai pemersatu
bangsa. Karena sesuai dengan sumpah pemuda dimana menyatakan bahasa persatuan, yaitu
bahasa Indonesia yang digunakan para pemuda untuk menyatukan semangat tekad mereka untuk
bersatu. Bahasa Indonesia juga digunakan sebagai identitas bangsa. Meskipun kita berbeda tetapi
tetap disatukan dengan bahasa Indonesia sebagai gagasan untuk mencintai bangsa ini.

TIPE B : SOAL KASUS


3. Baku dan Tidak Baku
No Baku No Tidak Baku Perbaikan
1 Hutang 1 Utang X
2 Hakikat 2 Hakekat Hakikat
3 Analisis 3 Analisa Analisis
4 Satai 4 Sate X
5. Karier 5. Karir Karier
6. Kuitansi 6. Kwitansi X
7. Provinsi 7. Propinsi X
8. Manajer 8. Manager X
9. Frekuensi 9. Frekwensi Frekuensi
10. Derivikasi 10. Derifasi Derivasi
11. Imbau 11. Himbau Imbau
12. Likuidasi 12. Liquidasi Likuidasi
13. Jumat 13. Jum’at X
14. Antre 14. Antri X
15. Silakan 15. Silahkan Silakan
16. Sintesis 16. Sintesa X
17. Masjid 17. Mesjid X
18. Koperasi 18. Koprasi Koperasi
19. Risiko 19. Resiko Risiko
20. Telepon 20. Telefon Telepon

4. Jenis Wacana
Letak Teknik
Jenis
Judul Wacana No Paragraf Kalimat Pengembangan
Wacana
Topik Paragraf
Bela Negara: 1. Bela negara hendaknya tidak hanya Argume Dedukti Kausalitas
Bela Negara di Era dikaitkan dengan perang atau angkat ntasi f-
Pandemi senjata. Sejatinya bela negara bisa Induktif
dilakukan kapan saja, dan di mana
saja. Mengapa hal tersebut terjadi
demikian? Bela negara bagi bangsa
Indonesia adalah merupakan hak dan
kewajiban.
2. Melihat historisnya membela negara Eksposi Dedukti Definisi luas
adalah amanah dari para pendiri dan si f
pejuang NKRI. Bela negara sebagai
amanat konstitusi yang mengikat
secara hukum bagi setiap warga negara
seperti diamanatkan di dalam UUD
1945. Pasal 27 ayat (3) menyatakan
bahwa setiap warga negara berhak dan
wajib ikut serta dalam upaya membela
negara. Ditambah lagi, pada pasal 30
menjelaskan bahwa setiap warga
negara berhak dan wajib ikut serta
dalam usaha pertahanan dan keamanan
negara.
Nasionalisme: 3. Ma’ruf berharap agar mahasiswa Eksposi Dedukti Alamiah
Mahasiswa mampu mengoptimalkan kesempatan si f
Diminta Jaga yang dimiliki dalam mengenyam
Nasionalisme dan pendidikan tinggi. Sebab, berdasarkan
Toleransi data Survei Angkatan Kerja Nasional
(Sakernas) BPS Februari 2020, dari
137,91 juta penduduk, usia 15 tahun ke
atas yang bekerja hanya sekitar 14,2
juta atau cuma 10,3% yang
berkesempatan menikmati pendidikan
tinggi. “Kesempatan ini merupakan
karunia Allah dan bentuk rasa syukur
Anda atas karunia tersebut adalah
dengan belajar dan bekerja keras agar
Anda dapat menyelesaikan pendidikan
tepat waktu dengan hasil yang
memuaskan,” pesan Wapres.
Radikalisme: 4. RADIKALISME merupakan paham Narasi Induktif Kausalitas
Paradigma Baru atau gagasan untuk melakukan
Cegah Radikalisme perubahan sosial-politik menggunakan
cara-cara ekstrem, termasuk kekerasan
dan terorisme. Mereka yang berpaham
radikal mendambakan perubahan
cepat, drastis, dan tidak jarang
menerabas sistem sosial yang telah
berlaku di suatu negara atau wilayah
tertentu. Beberapa tahun terakhir,
perkembangan paham radikalisme di
berbagai belahan dunia, termasuk
Indonesia, dilaporkan kian
mengkhawatirkan.
Korupsi: 5. Wakil Ketua Komisi Pemberantasan Argume Dedukti Klasifikasi
KPK Tolak Covid- Korupsi (KPK) Nurul Ghufron ntasi f
19 Jadi Alasan menyatakan lembaganya menolak jika
Pembebasan Napi pandemi COVID-19 dijadikan dalih
Koruptor pembebasan koruptor. Ini terkait revisi
PP Nomor 99 Tahun 2012 tentang
Syarat dan Tata Cara Pelaksanaan Hak
Warga Binaan Pemasyarakatan. Hal
tersebut sebagai respons atas
pernyataannya beberapa hari lalu yang
menyambut positif usulan Menteri
Hukum dan HAM (Menkumham)
Yasonna Laoly soal revisi PP 99/2012.
Salah satunya dengan membebaskan
narapidana kasus tindak pidana
korupsi yang telah berusia 60 tahun ke
atas dan telah menjalani dua per tiga
masa pidana.
Pajak: 6. Kepala Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Deskrip Dedukti Perbandingan
Kemenkeu Segera Febrio Kacaribu mengatakan, si f dan
Umumkan Aturan keputusan mengenai pembebasan Pertentangan
Pajak Mobil 0% pajak kendaraan tersebut akan segera
dirilis. "Permintaan otomotif bebaskan
pajak dan segalanya, we are looking
into that. Kita pelajari semoga bisa
diputuskan cepat,"ujar Febrio dalam
diskusi virtual, Jumat (25/9/2020).
Kata dia, banyak aspek yang harus
dilihat pemerintah sebelum
memberikan pembebasan pajak. Misal
apakah pembebasan pajak bisa
mengangkat penjualan mobil dalam
negeri sehingga berdampak pada
perekonomian nasional.
Antikorupsi: 7. Jika mendengar kata korupsi, mungkin Argume Induktif Kausalitas
Generasi yang pertama kali terbenang dalam ntasi
Cemerlang benak banyak orang adalah, mereka
Generasi Anti yang melakukan korupsi hanya yang
Korupsi memiliki posisi jabatan tertinggi dalam
pemerintahan. Padahal, makna korupsi
tidak hanya sebatas itu saja. Korupsi
bisa diartikan menyalahgunakan
kepercayaan publik yang dikuasakan
kepada mereka untuk mendapatkan
keuntungan sepihak.
8. Program Pusat Belajar Anti Korupsi Narasi Induktif Definisi luas
sendiri merupakan sarana edukasi anti
korupsi terpadu bagi masyarakat
umum. Di mana di dalamnya terdapat
berbagai materi -materi pendidikan
anti korupsi, baik berupa modul, film,
interaktif games, musik, dan materi -
materi penunjang lainnya yang
berguna sebagai sarana memahamkan
nilai-nilai anti korupsi dan bahaya
laten korupsi bagi masyarakat.
“Menjadi pusat belajar, selama ini
pusat sumber belajar memang banyak
bergerak di komunitas maupun di
sekolah-sekolah, terutama untuk media
pembelajaran. Nah, Dompet Dhuafa
bersama-sama KPK, mulai menggagas
Program Belajar Anti Korupsi dengan
berbasis keluarga,” terang perempuan
yang akrab disapa Bu Nuk ini.
Narkoba: 9. Menurut Nana, baru-baru ini, tim Eksposi Dedukti Alamiah
Banyak Kasus- Satuan Reserse Narkoba Polres Metro si f
Narkoba Diungkap Jakarta Selatan menggagalkan
Selama Pandemi penyelundupan 160 kilogram ganja
dan 131 kilogram sabu yang dilakukan
dua kelompok berbeda. Dalam kasus
penyelundupan ganja, polisi
menangkap dua tersangka, yakni HS
dan NK, di Kota Bogor. Sedangkan
untuk kasus penyelundupan sabu,
polisi menangkap dua tersangka di
Kompleks Lemigas, Jalan Panjang
Cipulir, Jakarta Selatan. Kedua
tersangka itu adalah AP dan HG. “Jadi,
sekarang pengiriman itu dalam bentuk
kilogram, lain dengan sebelumnya
yang biasanya hanya per gram," kata
Nana.
Narkoba 10. Narkoba telah merajalela di Indonesia. Deskrip Dedukti Contoh-contoh
Menghantui Hampir semua kalangan masyarakat si f
Generasi Muda positif menggunakan Narkoba. Bahkan
lebih parahnya lagi, narkoba juga telah
merasuki para penegak hukum di
negeri ini. Menurut data yang diterima
oleh Badan Narkotika Nasional
(BNN), jumlah korban yang
disebabkan oleh barang haram itu
meningkat hingga dua kali lipat dari
tahun-tahun sebelumnya. Kebanyakan
dari korban-korban tersebut adalah
remaja.

Anda mungkin juga menyukai