Perihal : Pengajuan Gugatan Proses Pemilihan Kepala Desa Matarape Kecamatan
Menui Kepulauan Kabupaten Morowali
Assalamu Alaikum wr. wb
Dengan hormat, Pelaksanaan pemilihan kepala desa merupakan proses demokrasi yang dilakukan secara jujur dan sesuai dengan norma aturan yang berlaku. Oleh karena semua proses pemilihan kepala desa, baik dari proses penjaringan bakal calon sampai hasil pemilihan kepala desa harus mengikuti pada norma aturan yang telah diatur. Sehingga hasil pemilihan dapat dipertanggungjawabkan dan benar-benar tidak melanggar atau memenyalahi aturan yang ada. Sesuai dengan UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa Pasal 37 Ayat 6 berbunyi “Dalam hal terjadi perselisihan hasil pemilihan Kepala Desa, Bupati/Walikota wajib menyelesaikan perselisihan dalam jangka waktu sebagaimana dimaksud pada ayat (5) dalam hal ini selama 30 hari” sejak diterimanya penyampaian hasil pemilihan dari panitia pemilihan Kepala Desa dalam bentuk keputusan Bupati/Walikota. Selain itu Peraturan Pemerintah No. 43 tahun 2014 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa Pasal 41 ayat 7 yang berbunyi “Dalam hal terjadi perselisihan hasil pemilihan kepala Desa, bupati/walikota wajib menyelesaikan perselisihan dalam jangka waktu 30 (tiga puluh) Hari”. Berdasarkan hal tersebut di atas saya sebagai calon kepala desa Matarape Kecamatan Menui Kepulauan nomor urut 3 (tiga) atas nama JUFRI melakukan protes atau gugatan atas pelanggaran yang terjadi pada proses pemilihan kepala desa Matarape Kecamatan Menui Kepulauan. Ada beberapa pelanggaran pelaksanaan pemilihan kepala Desa Matarape Kecamatan Menui Kepulauan yaitu : 1. Sesuai dengan PERMENDAGRI No. 112 tentang Pemilihan Kepala Desa Pasal 28 ayat 1 (satu) berbunyi “Kampanye sebagaimana dimaksud dalam pasal 27 ayat (1) memuat visi dan misi bila terpilih sebagai kepala desa”. Berdasarkan aturan tersebut dalam melakukan verifikasi berkas persyaratan calon kepala desa panitia mewajibkan setiap calon kepala desa untuk melampirkan naskah visi dan misi apabila terpilih menjadi kepala desa. Tujuannya adalah sebagai dasar masyarakat atau pemilih untuk menuntut program dan kegiatan yang akan dilaksanakan oleh kepala desa terpilih. Apabila hal ini tidak dilakukan panitia maka menurut saya panitia melanggar aturan. Bakal calon kepala desa yang tidak melampirkan visi dan misi harus digugurkan. Sehingga proses pemilihan kepala desa Matarape tidak sah dan harus dibatalkan. 2. Sesuai dengan PERMENDAGRI No. 112 tentang Pemilihan Kepala Desa pasal 27 ayat 2 yang berbunyi : “Pelaksanaan kampanye sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dalam jangka waktu 3 (tiga) Hari sebelum dimulainya masa tenang”. Selain itu pada pasal 32 ayat 1 menyebutkan bahwa “Masa tenang selama 3 (tiga) hari sebelum hari dan tanggal pemungutan suara”. Kemudian pada Peraturan Bupati No. 25 Tahun 2015 tentang petunjuk teknis peraturan Daerah Kabupaten Morowali No. 3 tahun 2015 pasal 70 ayat 1 berbunyi “ Masa tenang adalah waktu 3 (tiga) hari menjelang hari pemungutan suara dimana calon tidak diperkenankan melakukan kegiatan yang bersifat kampanye”. Namun Pada kenyataannya Panitia PILKADES melaksanakan kampanye (Pemaparan Visi dan Misi calon kepala Desa) pada hari pencoblosan. Karena perbuatan panitia tersebut melanggar peraturan yang ada maka hasil pemilihan kepala Desa Matarape Kecamatan Menui Kepulauan tahun 2019 adalah cacat hukum alias tidak sah. 3. Sesuai dengan PERMENDAGRI No. 112 tentang Pemilihan Kepala Desa Pasal 22 ayat 1 berbunyi “Panitia pemilihan melakukan penelitian terhadap persyaratan bakal calon meliputi penelitian kelengkapan dan keabsahan administrasi pencalonan” dan ayat 2 berbunyi “Penelitian kelengkapan dan keabsahan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai klarifikasi pada instansi yang berwenang yang dilengkapi dengan surat keterangan dari yang berwenang”. Berdasarkan aturan PERMENDARI tersebut maka panitia harus melakukan verifikasi persyaratan administrasi, salah satu persyaratan administrasi yaitu tentang ijazah bakal calon kepala desa dari ijazah Sekolah Dasar sampai ijazah terakhir yang dimasukkan oleh bakal calon pada saat pendaftaran calon kepala desa. Proses verifikasi ijazah dilakukan dengan memperihatkan ijazah asli dan melampirkan foto copy ijazah yang telah dilegalisir oleh pihak yang berkompeten. Hal ini dimaksudkan untuk memastikan atau mengecek legalitas ijazah dan kesesuaian data (nama, tempat tanggal tanggal lahir, nomor peserta dan tahun ijazah), dari ijazah sekolah dasar sampai ijazah terakhir yang tertera pada dokumen ijazah tersebut. Hal ini untuk mengantisipasi ijazah palsu atau ilegal yang menjadi dokumen persyaratan bakal calon kepala desa. Berdasarkan hasil pengamatan dilapangan bahwa Panitia Pemilihan Kepala Desa Matarape Menui Kepulauan tidak melakukan verifikasi seperti yang dimaksudkan di atas. Oleh karena itu saya menyatakan bahwa hasil pemilihan kepala Desa Matarape Kecamatan Menui Kepulauan tidak sah dan harus dibatalkan. Apabila hasil verifikasi terbukti ada bakal calon yang datanya tidak sesuai dari ijazah SD sampai ijazah terakhir, maka bakal calon tersebut tidak memenuhi persyaratan dan harus digugurkan oleh panitia PILKADES. 4. Sesuai dengan PERMENDAGRI No. 112 tentang Pemilihan Kepala Desa pasal 22 ayat 2 yang berbunyi “Penelitian kelengkapan dan keabsahan administrasi sebagaimana dimaksud pada ayat (1) disertai klarifikasi pada instansi yang berwenang yang dilengkapi dengan surat keterangan dari yang berwenang”. Selanjutanya Peraturan Bupati No. 25 Tahun 2015 tentang petunjuk teknis peraturan Daerah Kabupaten Morowali No. 3 tahun 2015 pasal 70 ayat 1 menjelaskan bahwa “Panitia Pemilihan dalam melakukan penyaringan sebagaimana dimaksud pada ayat (2) hasilnya dibuktikan dengan surat keterangan tertulis”. Sesuai kenyataan Panitia Pilkades tidak pernah melakukan klarifikasi mengenai keabsahan persyaratan calon kepala Desa. Berdasarkan hal tersebut maka pelaksanaan pemilihan kepala desa Matarape kecamatan Menui Kepulauan cacat hukum atau tidak memenuhi syarat dan harus dibatalkan. 5. Sesuai UU No. 6 tahun 2014 tentang Desa dan Permendagri No. 112 tentang Pemilihan Kepala Desa menyebutkan bahwa calon kepala harus memenuhi persyaratan yaitu berpendidikan paling rendah tamat sekolah menengah pertama atau sederajat yang dibuktikan dengan ijazah atau surat tanda tamat belajar. Sesuai dengan pernyataan yang tertera pada daftar riwayat hidup dan ditandangani saudara HARUN, tertulis tamatan SMA/Sederajat di Menui Tahun 1991 atau berijazah tahun 1991 sedangkan pada ijazah paket C atas nama HARUN tertulis Ulunambo, 2 Oktober 2006 (bukti terlampir). Ini membuktikan bahwa saudara HARUN sudah membuat pernyataan yang tidak benar. Sesuai dengan informasi beberapa pihak bahwa tempat dan tanggal lahir saudara HARUN calon kepala Desa Matarape no urut 1 (satu) pada ijazah Sekolah Dasar (SD) tertulis Matarape, 23 September 1972 sedangkan pada ijazah Paket C tertulis Matarape, 9 Mei 1973. Hal ini terbukti dengan dilakukannya penerbitan KTP baru (SUKET) dan perbaikan data pada dokumen lainnya agar sesuai dengan ijazah paket C yang disetor sebagai persyaratan calon Kepala Desa Matarape Kecamatan Menui Kepulauan. Seusai laporan dari masyarakat desa Matarape bahwa saudara HARUN calon kepala Desa Matarape nomor urut 1 (satu) tidak pernah sekolah menengah pertama maupun mengikuti belajar pada Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) atau hanya membeli ijazah paket B dan Paket C pada tahun yang sama yaitu tahun 2006 dan terindikasi ijazah tersebut tidak terdaftar pada dinas Pendidikan Kabupaten Morowali. Berdasarkan hal tersebut diatas saudara HARUN tidak memenuhi persyaratan dan perundang-undangan yang berlaku dan harus digugurkan sebagai calon kepala Desa Matarape Kecamatan Menui Kepulauan. Berdasarkan 5 (lima) point di atas maka saya meminta kepada Bupati dan Panitia Pemilihan Kepala Desa Kabupaten Morowali untuk memproses secepatnya tuntutan saya ini. Dan apabila terdapat calon kepala Desa Matarape Kec. Menui Kepulauan yang menggunakan dokumen yang tidak legal maka segera digugurkan sebagai calon kepala desa Matarape. Demikian surat gugatan atau tuntutan saya ini dibuat atas perhatian dan kerjasamanya saya ucapkan terima kasih. Wassalamua alaikum wr. wb.
Matarape, 04 September 2019
Yang menggugat
JUFRI
Tembusan kepada Yth :
1. Ketua DPRD Morowali di Bungku 2. Kepala Dinas BPM Morowali di Bungku 3. Camat Menui Kepulauan di Ulunambo 4. Panitia Kepala Desa Matarape di Matarape 5. Arsip