Anda di halaman 1dari 17

TEOREMA LAGRANGE

MAKALAH
Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Teori Grup yang Dibina oleh Drs. Santi Irawati, M.Si, Ph.D.

oleh
Muhsang Sudadama Lieko Leidokto
NIM 190313718002

UNIVERSITAS NEGERI MALANG


FAKULTAS ILMU MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
PROGRAM STUDI MAGISTER MATEMATIKA
OKTOBER 2020
BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Teorema Lagrange adalah salah satu teorema fundamental dalam teori
grup, yang menyatakan bahwa jika G suatu grup berhingga dan H subgrup dari
G maka order subgrup H membagi habis order grup G . Berarti, banyaknya
elemen H membagi habis banyaknya elemen G .. Teorema Lagrange sangat
berguna untuk menganalisa suatu grup berhingga, yaitu untuk memberi gambaran
tentang adanya subgrup dengan kemungkinan order subgrup dari suatu grup
berhingga.
Makalah ini membahas tentang pembuktian Teorema Lagrange, konvers
Teorema Lagrange, akibat-akibat Teorema Lagrange dan perluasan Teorema
Lagrange serta contoh penerapan Teorema Lagrange.

1.2 Rumusan Masalah


Berdasarkan uraian dalam latar belakang masalah di atas, dapat ditulis
rumusan masalah sebagai berikut:
1. Bagaimanakah akibat dari Teorema Lagrange?
2. Bagaimanakah keberlakuan konvers dari Teorema Lagrange?
3. Bagaimanakah perluasan dari Teorema Lagrange?

1.3 Batasan Masalah


Pada makalah ini batasan masalahnya adalah mangaji atau mempelajari
yang terkait dengan Teorema Lagrange.

1.4 Tujuan
Tujuan pada makalah ini adalah menjelaskan Teorema Lagrange dan
akibat-akibat yang diperoleh.
BAB II
KAJIAN PUSTAKA

Dalam Bab II ini akan disajikan terlebih dahulu definisi-definisi dan sifat-
sifat yang diperlukan di Bab III

Definisi 2.1 (Durbin, 71)


Untuk setiap bilangan bulat n  1 , misal  ( n ) adalah banyaknya bilangan bulat

positif yang kurang dari n dan relatif prima dengan n . Misalkan  (1) = 1 .

Fungsi  disebut phi-fungsi euler.

Definisi 2.2 (Durbin, 72)


Untuk semua bilangan bulat positif n , misal U n adalah himpunan kelas

kongruensi mod n didefinisikan seperti berikut

 
U n = k 1  k  n dan ( k , n ) = 1


Untuk contoh, U12 = 1, 5, 7,11 

Definisi 2.3 (Adkins, 9)


Order dari G , dinotasikan G adalah kardinalitas dari himpunan G . Sedangkan

order dari suatu elemen a  G , dinotasikan a adalah order dari subgrup yang

dibangun oleh a .

Teorema 2.4 (Durbin, 72)


U n adalah suatu grup abelian dibawah operasi perkalian . Order dari grup

U n adalah  ( n )

Un =  ( n)
Teorema 2.5 (Durbin, 71)
Misalkan p adalah prima dan r bilangan bulat positif, berakibat

 1
 ( p r ) = p r − p r −1 = p r 1 − 
 p

Secara khusus,  ( p ) = p − 1

Lemma 2.6 (Adkins, 9)


Misalkan G adalah grup dan a  G , berakibat
1. a =  jika dan hanya jika a n  e untuk sebarang n  0

2. Jika a   maka a adalah bilangan bulat terkecil n sedemikian

sehingga a n = e
3. a k = e jika dan hanya jika a membagi k

Teorema 2.7 (Hungerford, 35)


Setiap grup siklik tak hingga isomorfik ke grup ℤ dan setiap grup siklik hingga
berorder m isomorfik ke grup ℤ𝑚

Akibat 2.8 (Hungerford, 38)


Misalkan H subgrup dari grup G
(i) G adalah gabungan koset kanan-koset kanan [resp. koset kiri] dari H di
G
(ii) Dua koset kanan [resp. koset kiri] dari H di G saling lepas atau sama.
(iii) Untuk semua a, b  G , Ha = Hb  ab−1  H dan

aH = bH  a −1b  H
(iv) Jika ℛ adalah himpunan koset kanan-koset kanan berbeda dari H di G
dan ℒ adalah himpunan koset kiri-koset kiri dari H di G , maka |ℛ| = |ℒ|
BAB III
PEMBAHASAN

3.1 Teorema Lagrange dan Akibatnya


Sebelum ke teorema utama, terlebih dahulu diberikan definisi indeks dari
suatu subgrup sebagai berikut.

Definisi 3.1.1 (Hungerford, 38)


Misalkan H adalah subgrup dari grup G . Indeks dari H di G , dinotasikan
G : H  adalah banyaknya anggota himpunan koset kanan-koset kanan berbeda
dari H di G .

Koset kanan-koset kanan dari H di G berkorespondensi satu-satu dengan

a −1 H = ( Ha ) . Oleh karena itu G : H 


−1
koset kiri-koset kiri oleh pengaitan Ha

juga merupakan banyaknya anggota himpunan koset kiri-koset kiri dari H di G


(Adkins, 12).
Remark. Jika H = e maka Ha = a untuk semua a  G dan G : H  = G

Contoh 3.1.2
Tentukan indeks dari 4ℤ subgrup dari ℤ, 𝐻 = {1, −1} subgrup dari 𝐺 =
{1, −1, 𝑖, −𝑖} dan 𝐾 = {0̅, 2̅, 4̅, 6̅, 8̅} subgrup dari ℤ10
Jawab:
Koset kanan-koset kanan dari 4ℤ adalah 4ℤ, 4ℤ + 1, 4ℤ + 2 dan 4ℤ + 3. Jadi,
indeks dari 4ℤ di ℤ adalah [ℤ: 4ℤ] = 4.
Koset kanan-koset kanan dari H adalah H dan Hi . Jadi, indeks dari H di G
adalah G : H  = 2 .
Koset kanan-koset kanan dari K adalah K dan K + 1 . Jadi, indeks dari K di ℤ10
adalah [ℤ10 ∶ 𝐾] = 2.

Teorema 3.1.3 (Hungerford, 39)


Jika K , H , G adalah grup dengan K  H  G maka G : K  = G : H  H : K  .

Jika sembarang dua indeks ini hingga maka ketiganya juga hingga.
Bukti:
Berdasarkan Akibat 2.8(i), grup G adalah gabungan koset kanan-koset kanan dari
H di G

G= Hai
iI

dengan ai  G dan Hai saling lepas ( Hai = Ha j  i = j ).

Banyaknya koset kanan-koset kanan berbeda sama dengan kardinal dari I


Sehingga diperoleh I = G : H  .

Berdasarkan Akibat 2.8(i), grup H adalah gabungan koset kanan-koset kanan dari
K di H
H= Kb j
jJ

dengan b j  H dan Kb j saling lepas ( Hbi = Hbj  i = j ).

Banyaknya koset kanan-koset kanan berbeda sama dengan kardinal dari J


Sehingga diperoleh J =  H : K  .

Oleh karena itu


 
G= Hai =  Kb j ai = Kb j ai
iI iI  iJ  ( i , j )I  J

Klaim bahwa Kb j ai saling lepas.

Ambil sembarang Kb j ai dan Kbr at dengan Kb j ai = Kbr at .

Akan ditunjukkan i = t dan r = j .


Karena Kb j ai = Kbr at berdasarkan Akibat 2.8(iii), maka ( b j ai ) ( br at )  K .
−1

Akibatnya terdapat k  K sedemikian sehingga ( b j ai ) ( br at ) = k dan diperoleh


−1

b j ai = kbr at (1)

Karena b j  H dan H  G maka b j −1  H .

Perhatikan bahwa

ai ( b j ai ) = ai ai −1b j −1 = b j −1  H
−1

Oleh karena itu, berdasarkan Akibat 2.8(iii), diperoleh


Hai = Hbj ai (2)

Karena k  K  H dan br  H maka kbr  H sebab H subgrup dari G


Perhatikan bahwa

( kbr at ) at −1 = ( kbr ) ( at at −1 ) = kbr  H


Oleh karena itu, berdasarkan Akibat 2.8(iii), diperoleh
Hkbr at = Hat (3)

Selanjutnya dari (1), (2) dan (3) berakibat


Hai = Hb j ai = Hkbr at = Hat

Karena Hai saling lepas maka i = t .

Sehingga
bj ai = kbr at  bj ai = kbr ai  b j = kbr

Oleh karena itu Kbj = Kkbr = Kbr .

Karena Kb j saling lepas maka j = r . Jadi terbukti bahwa Kb j ai saling lepas.

Dengan demikian
G= Kb j ai
( i , j )I  J
 G : K  = I  J [karena Kb j ai saling lepas]
 G : K  = I J
 G : K  = G : H  H : K  ∎
Akibat 3.1.4 Teorema Lagrange (Hungerford, 39)
Jika H adalah subgrup dari grup G , maka G = G : H  H . Secara khusus jika

G hingga dan a  G maka a membagi G .

Bukti:
Karena e  H  G maka menurut Teorema 3.1.3 diperoleh

G : e  = G : H   H : e 
G = G : H  H

Karena e  a  G maka menurut Teorema 3.1.3 diperoleh

G : e  = G : a   a : e 
G = G : a  a ∎

Teorema Lagrange menyatakan bahwa jika G suatu grup berhingga dan


H subgrup dari G maka order subgrup H membagi habis order grup G . Berarti
banyaknya elemen H membagi habis banyaknya elemen G . Teorema Lagrange
sangat berguna untuk menganalisa suatu grup berhingga, yaitu untuk memberi
gambaran tentang adanya subgrup dengan kemungkinan order subgrup dari suatu
grup berhingga.

Contoh 3.1.5
Misalkan G = S3 = e,  ,  2 ,  ,  ,  2   dimana  = (1 2 3) dan  = (1 2 ) .

Jika H =  = e,   maka

G = G : H  H
S3 =  S3 :   
6 =  S3 :   2
 S3 :   = 3

Dengan demikian  mempunyai tiga koset dalam S3 , yaitu koset kiri


H = e,    H =  ,    2 H =  2 ,  2  

sedangkan koset kanannya adalah


H = e,   H  =  ,  2   H  2 =  2 ,  

Konvers dari Teorema Lagrange: jika H membagi habis G maka H

subgrup dari G . Ternyata konvers dari Teorema Lagrange itu tidak selalu benar.
Kontra contoh, A4 (grup alternating berderajat 4) adalah subgrup dari S 4 dimana
elemen-elemennya dapat dibentuk ke dalam sebuah trasposisi (sebuah cycle
dengan panjang 2) dan banyaknya trasposisi adalah genap.
A4 = (1) , (1 2 )( 3 4 ) , (1 3 )( 2 4 ) , (1 4 )( 2 3 ) , (1 2 3 ) , (1 3 2 )
(1 3 4 ) , (1 4 3 ) , ( 2 3 4 ) , ( 2 4 3 ) , (1 2 4 ) , (1 4 2 )

Grup A4 memiliki order 12. Kemungkinan A4 memiliki subgrup yang berorde

1, 2,3, 4,6 dan 12. Setelah diselidiki ternyata A4 hanya memiliki subgrup yang
berorder 1, 2, 3, 4 dan 12 saja.
• Subgrup dari A4 yang berorde 1 adalah (1)
• Subgrup dari A4 yang berorde 2 adalah (1) , (1 2 )( 3 4 ) dan
(1) , (1 3)( 2 4 )

• Subgrup dari A4 yang berorde 3 adalah (1) , (1 2 3) , (1 3 2 ) ,

(1) , (1 3 4 ) , (1 4 3) , (1) , ( 2 3 4 ) , ( 2 4 3) dan

(1) , (1 2 4 ) , (1 4 2 )

• Subgrup dari A4 yang berorde 4 adalah

(1) , (1 2 )( 3 4 ) , (1 3)( 2 4 ) , (1 4 )( 2 3)

• Subgrup dari A4 yang berorde 12 adalah A4

Berdasarkan uraian diatas, A4 tidak memiliki subgrup yang berorder 6 sementara

6 12 .
Akibat 3.1.6 (Adkins, 13)
Jika G = n maka a n = e untuk semua a  G

Bukti:
Misalkan G = n dan a = m untuk a  G . Karena G hingga dan a  G maka

menurut Akibat 3.3, a membagi G = n . Karena a membagi n maka

menurut Lemma 2.2(iii), a n = e . ∎

Akibat 3.1.7 (Adkins, 13)


Jika G = p dimana p adalah prima, maka G adalah grup siklik.

Bukti:
Misalkan G adalah grup dengan elemen identitas e dan G = p dengan p

prima. Karena p prima maka p  2 . Akibatnya G memuat elemen a dengan

a  e . Dibentuk a = {𝑎𝑛 |𝑛 ∈ ℤ} maka a merupakan subgrup dari G . Karena

e, a  a maka a  2 . Misal a = q . Karena a subgrup dari G maka

menurut Teorema Lagrange q p . Karena q  2 dan p prima maka p = q .

Sehingga diperoleh G = a . Jadi, terbukti bahwa G adalah grup siklik. ∎

Pada pembahasan berikutnya akan ditunjukkan suatu hasil terkenal dalam


teori bilangan, yaitu Teorema Euler yang dapat diturunkan dari Teorema
Lagrange.

Akibat 3.1.8 Teorema Euler (Durbin, 89)


Jika n adalah bilangan bulat positif, a dan n relatif prima, maka
 1( mod n ) .
 ( n)
a
Bukti:
Berdasarkan Teorema 2.4, grup U n mempunyai order  ( n ) . Karena U n adalah
 (n)
grup hingga dan a  U n maka menurut Akibat 3.1.6, a = 1 di U n .

 ( n)
a =1
 (n)
a =1
 1( mod n )
 (n)
a ∎

Akibat 3.1.9 Teorema Kecil Fermat (Durbin, 89)


Misalkan p adalah prima. Jika p | a maka a p −1  1 ( mod p ) . Untuk semua a ,

a p  a ( mod p )

Bukti:
Jika p adalah prima dan p | a maka  ( p ) = p − 1 dan ( a, p ) = 1 . Berdasarkan

Akibat 3.1.8, diperoleh

 1( mod p )
 ( p)
a
a p −1
 1( mod p )

Jadi, a p  a ( mod p ) ∎

Contoh 3.1.10
Misalkan dihitung sisa pembagian dari 5148 oleh 7.
Menurut Akibat 3.1.9 kita punya 57 −1  1( mod 7 ) atau 56  1( mod 7 ) .

5148 = ( 56 )  54  1 54 mod7  ( −2 ) mod7  2 mod7


24 4

Jadi, sisa pembagian dari 5148 oleh 7 adalah 2.


Akibat 3.1.11 (Durbin, 89)
Suatu grup G yang berorder prima tidak mempunyai subgrup kecuali e

dan G
Bukti: Ini konsekwensi langsung dari Teorema Lagrange, karena bilangan prima
tidak mempunyai pembagi positif kecuali 1 dan dirinya sendiri. ∎

Akibat 3.1.12 (Bogopolski, 5)


Sebarang grup yang berorder prima p isomorfik ke grup ℤ𝑝
Bukti:
Misalkan G sebarang grup yang berorder prima p maka menurut Akibat 3.1.7
grup G adalah grup siklik yang berorder p . Berdasarkan Teorema 2.7 grup siklik
sendiri isomorfik ke ℤ𝑝 . Jadi terbukti bahwa G  ℤ𝑝 . ∎

3.2 Perluasan Teorema Lagrange


Jika G adalah grup dan H , K adalah subset dari G , kita notasikan HK

adalah himpunan ab a  H , b  K  . Jika H , K adalah subgrup maka HK belum

tentu subgrup. Misalkan H dan Ki adalah subgrup dari G untuk semua i maka
bisa dibuktikan bahwa
 n  n
H  Ki  = HKi (4)
 i =1  i =1

 n  n
Ambil sembarang t  H  K i  maka t = hk untuk suatu h  H dan k  Ki .
 i =1  i =1

Sehingga k  Ki untuk suatu i . Akibatnya hk  HKi untuk suatu i . Oleh karena


n
 n  n n
itu t = hk  HKi . Jadi  Ki   HKi . Ambil sembarang m  HKi maka
i =1  i =1  i =1 i =1
m  HK i untuk suatu i . Akibatnya m = hki untuk suatu h  H dan ki  K i .
n
 n 
Didapat ki  Ki . Oleh karena itu m = hki  H  K i  .
i =1  i =1 
 n  n
Jadi, H  K i   HK i .
 i =1  i =1

Teorema 3.2.1 (Subiono, 2016)


Jika G adalah grup dan H subgrup dari G maka H = aH = Ha untuk

sebarang a  G .
Bukti:
Didefinisikan pemetaan f : H → aH oleh f ( h ) = ah untuk semua h  H Akan

dibuktikan f bijektif. Ambil sebarang h1 , h2  H dengan f ( h1 ) = f ( h2 ) ,

akibatnya ah1 = ah2 , dengan hukum kanselasi diperoleh h1 = h2 dan terbukti f

bersifat injektif. Pemetaan f bersifat surjektif sebab bila diberikan sebarang

ah  aH , maka dapat dipilih h  H sehingga f ( h ) = ah . Dengan demikian f

bersifat bijektif. Jadi H = aH . Dengan cara yang sama bila didefinisikan

pemetaan g : H → Ha oleh g ( h ) = ha untuk semua h  H , mudah ditunjukkan

bahwa g bersifat bijektif akibatnya H = Ha . ∎

Dari Teorema 3.2.1 ini bisa kita gunakan untuk membuktikan Teorema
Lagrange. Misalkan H adalah subgrup dari grup G . Akan dibuktikan bahwa H

membagi habis G . Bukti, berdasarkan Akibat 2.8(i-ii) didapat koset kanan-koset

kanan dari H mempartisi G menjadi klas-klas yang saling lepas. Misalkan klas-
klasnya
Ha1 , Ha2 ,..., Han

adalah semua koset kanan dari H yang saling lepas dalam G , maka didapat
G = Ha1 + Ha2 + + Han

dan menurut Teorema 3.2.1 didapat


G = H +H + +H
G =n H

Jadi, terbukti bahwa H membagi habis G

Teorema 3.2.2 Perluasan Teorema Lagrange (Hungerford, 39)


Misalkan H dan K adalah subgrup hingga dari grup G , berakibat
HK = H K H  K

Bukti:
Jika H dan K adalah subgrup maka C = H  K adalah subgrup dari K .
Berdasarkan Akibat 3.1.4
K = K : C C  K : C = K H K
n
Misalkan n =  K : C  maka K = Cki untuk suatu ki  K dan Cki saling lepas.
i =1

Perhatikan bahwa
 n 
HK = H  Cki 
 i =1 
n
= HCki ( 4)
i =1
n
= Hki Hki saling lepas
i =1

Oleh karena itu menurut Teorema 3.2.1


n
HK = Hki
i =1

= Hk1 + Hk2 + + Hkn


= H +H + +H
= H n
= H K H K


Contoh 3.2.3 Misalkan G = ℤ12 , H = 6 dan K = 2 maka H  K = 6 .

Order dari HK adalah

6 2
6 2 =
6  2
26
= =6
2

 
6 2 = 0 + 2, 0 + 4, 0 + 6, 0 + 8, 0 + 10, 6 + 2, 6 + 4, 6 + 6, 6 + 8, 6 + 10

=  2, 4, 6, 8,10, 8,10, 0, 2, 4

= 0, 2, 4, 6, 8,10
BAB IV
PENUTUP

4.1 Kesimpulan
Dari yang telah dipaparkan diatas maka penulis dapat menyimpulkan
sebagai berikut:
1. Teorema Lagrange mengakibatkan:
a. Order dari unsur di grup membagi habis order grup itu sendiri
b. Suatu unsur di grup dipangkatkan order grup menghasilkan unsur
identitas
c. Order dari suatu grup adalah prima maka grup itu adalah grup siklik
d. Teorema Euler dan Teorema Kecil Fermat
e. Grup berorder prima tidak mempunyai subgrup kecuali e dan

dirinya sendiri
f. Grup berorder prima p isomorfik ke grup tambah ℤ𝑝

2. Konvers Teorema Lagrange tidak selalu benar, kontra contohnya grup A4


yang tidak memiliki subgrup yang berorder 6 sementara 6 membagi habis
A4 = 12 .

3. Hasil kali dari order dua subgrup dari suatu grup habis dibagi oleh order
irisan dari dua subgrup tersebut.

4.2 Saran
Meskipun penulis menginginkan kesempurnaan dalam penyusunan
makalah ini akan tetapi pada kenyataannya masih banyak kekurangan yang perlu
penulis perbaiki. Hal ini dikarenakan masih minimnya pengetahuan penulis. Oleh
karena itu kritik dan saran yang membangun dari para pembaca sangat penulis
harapkan sebagai bahan evaluasi untuk kedepannya.
DAFTAR RUJUKAN

Adkins A.W., Weintraub S.H. 1999. Algebra An Approach via Module Theory.
New York: Springer Verlag.

Andari, A. 2015. Teori Grup. Malang: UB Press

Bogopolski, Oleg. 2002. Introduction to Group Theory. Zurich: European


Mathematical Society

Durbin, J. R. 2009. Modern Algebra An Introduction-Sixth Edition. Texas: Laure


Rosatone

Hungerford, T. W. 1974, Algebra. New York: Springer-Verlag

Subiono. 2016. Aljabar: Sebagai suatu Pondasi Matematika. ITS Surabaya

Anda mungkin juga menyukai