Anda di halaman 1dari 9

PENERAPAN KESELAMATAN PASIEN UNTUK MENGURANGI

RESIKO INFEKSI NOSOKOMIAL DI RUMAH SAKIT

Rahmadani Syahputri / 181101001

Email : Rahmadanisyahputri01@gmail.com

ABSTRAK

Rumah Sakit merupakan sarana kesehatan yang memberikan pelayanan kepada


masyarakat untuk meningkatkan derajat kesehatan. Rumah sakit memiliki peranan
penting untuk menjamin kualitas pelayanan kesehatan yang diberikan oleh petugas.
Perawat yang merupakan bagian integral dalam pemberian layanan kesehatan dirumah
sakit harus mampu bertindak professional untuk menjamin mutu pelayanan dengan
meningkatkan keselamatan pasien di rumah sakit. Rumah sakit merupakan tempat untuk
pemulihan dan penyembuhan pasien yang dapat menyebarkan penyakit baru. Rumah
sakit menjadi salah satu tempat pelayanan kesehatan yang dapat menjadi sumber infeksi
karena banyaknya orang sakit yang dirawat, serta risiko pasien terpapar dan
terkontaminasi kuman yang dibawa oleh petugas maupun pasien lainnya. Tidak jarang,
muncul suatu penyakit baru saat seorang pasien sedang di rawat di rumah sakit. Risiko
ini disebut sebagai infeksi Nosokomial yang dapat membahayakan pasien dan petugas
di rumah sakit. Seluruh pasien yang di rawat di rumah sakit memiliki resiko 20%
terkena infeksi nosokomial yang berasal dari petugas dan pengunjung. Tujuan:
Meningkatkan kualitas pelayanan keperawatan di rumah sakit dengan memberdayakan
keselamatan pasien untuk mengurangi resiko infeksi nosokomial Metode: metode yang
digunakan adalah metode deskriptif untuk menganalisis dan mendeskripsikan penerapan
keselamatan pasien dalam mengurangi resiko infeksi nosokomial. Hasil: Terjadinya
peningkatakan keselamatan pasien melalui kesadaran dan kerja untuk mencegah infeksi
nosokomial.
Kata Kunci : Penerapan Keselamatan Pasien, Infeksi Nosokomial, Kualitas Pelayanan
Kesehatan Di Rumah Sakit.

LATAR BELAKANG penyakit baik itu penyakit dasar tunggal


Rumah sakit menjadi sarana maupun dengan penyakit dasar lebih
pelayanan kesehatan yang berperan dari satu. Secara umum keadaan
dalam proses penyembuhan penyakit. tersebut tidak baik dan dapat
Dalam proses penyembuhan ini banyak mengakibatkan infeksi silang karena
faktor resiko yang dapat memperburuk kuman dan virus yang masuk ke dalam
kondisi kesehatan pasien. Pasien yang tubuh pasien yang sedang menjalani
sedang dalam proses pengobatan di perawatan.
rumah sakit mengalami berbagai

1
Infeksi Nosokomial atau infeksi Infeksi nosokomial merupakan
yang didapatkan dari pelayanan salah satu penyebab meningkatnya
kesehatan dan sekarang dikenal dengan angka kesakitan (morbidity dan angkat
Health Care Associated Infection kematian (mortality) di rumah sakit.
(HAIs) merupakan Infeksi yang berasal Infeksi nosokomial dapat menyebabkan
Rumah Sakit yang dapat suatu masalah kesehatan yang baru.
membahayakan pasien dan mengancam Penelitian di berbagai Universitas di
keselamatan & kesehatan pasien di Amerika Serikat menyebutkan bahwa
rumah sakit. Hal ini menjadi pasien yang dirawat di Intensive Care
permasalahan yang banyak terjadi pada Unit (ICU) memiliki potensi yang lebih
pelayanan kesehatan di dunia, termasuk tinggi terkena infeksi nosokomial.
Indonesia. Infeksi ini dapat menyebar Dalam hal ini perawat sangat berperan
dari tim medis termasuk perawat dan untuk mengendalikan infeksi. Karena
pengunjung. Dalam penelitian yang perawat sebagai apraktisi kesehatan
dilakukan National Nosokomial yang berhubungan langsung dengan
Infections Surveillance (NNIS) dan klien dan bahan infeksius di ruang
Centers of Disease Control and rawatan. Keberhasilan kerja yang
Prevention’s (CDC’s) pada tahun 2002 dilakukan oleh para perawat pelaksana
melaporkan bahwa 5 sampai 6 kasus akan sangat bergantung pada upaya
HAIs dari setiap 100 kunjungan ke manajerial keperawatan (Simamora,
rumah sakit. Beberapa rumah sakit 2012).
Indonesia sudah menerapkan
Angka kejadian infeksi
pembatasan pengunjung. Hal ini
Nosokomial dirumah sakit menjadi
bertujuan untuk meningkatkan
tolak ukur untuk kualitas pelayanan di
kenyamanan dan kefektifan proses
rumah sakit. Untuk meningkatkan
penyembuhan kepada pasien tanpa
kualitas tersbut maka dibutuhkan
adanya resiko yang dapat ditimbulkan
kerjasama dan rasa tanggung jawab
dari lingkungan luar. Namun, tidak
untuk melalukan tindakan yang sesuai
jarang pula rumah sakit yang masih
dengan prosedur dan menjauhkan
tidak ketat dalam pembatasan
pasien dari risiko penyebaran infeksi di
pengunjung.
rumah sakit. Dalam pelaksanaan
keselamatan dan kesehatan pasien salah

2
satu sasaran yang harus dilakukan untuk Metode yang digunakan adalah
mendungkung tujuan keselamatan metode deskriptif. Metode deskriptif
pasien adalah meningkatkan merupakan metode yang akan
kewaspadaan resiko infeksi. Infeksi menganalisa melalui bentuk aktivitas,
dapat berasal dari siapa saja dan dimana karakteristik, persamaan dan perbedaan
saja. Sebagai pemberi layanan serta hubungan yang terkait di dalam
kesehatan, perawat harus menjaga suatu masalah yang terjadi. Penggunaan
keselamatan dan kesehatan pasien metode deskriptif ini menjelaskan
dengan turut berperan untuk mencegah mengenai aktivitas yang dapat
terjadinya infeksi nosokomial. membahayakan keselamatan pasien,
karakteristik dari suatu kejadian yang
TUJUAN
dapat menimbulkan infeksi nosocomial
Pembahasan ini bertujuan untuk dan hubungan yang terkait dalam risiko
meningkatkan kualitas pelayanan penyebaran infeksi nosokomial terhadap
kesehatan di rumah sakit dengan peningkatakan keselamatan pasien di
mementingkan tingkat keselamatan rumah sakit. Metode ini akan
pasien yang dapat ditimbulkan oleh menginterpretasikan suatu pandangan
resiko infeksi nosokomial yang ada. yang mengarah kedalam peningkatan
Peningkatan keselamatan pasien keselamatan pasien dan bagaimana
menjadi tolak ukur untuk kualitas dan upaya untuk meningkatkan keselamatan
mutu yang dimiliki oleh rumah sakit. pasien tersebut melalui penghindaran
Perawat sebagai tenaga kesehatan yang resiko infeksi nosokomial yang ada di
ada dirumah sakit harus mampu rumah sakit. Metode ini akan menjadi
menghindarkan pasien dari risiko penghubung untuk menyelesaikan
penyebaran infeksi nosocomial. Dari masalah yang berkaitan dengan
pembahasan ini perawat dapat tuurt pelaksanaan keselamatan pasien pada
serta memutus mata rantai penyebaran risiko infeksi nosokomial di rumah
infeksi nosokomial yang dapat dimulai sakit.
dari diri perawat itu sendiri.
HASIL
METODE
Hasil yang diperoleh dalam
pelaksanaan keselamatan pasien di

3
rumah sakit bahwa penyebaran infeksi Hal ini menunjukan kurangnya
nosokomial menjadi hal yang berisiko kesadaran dan tanggung jawab untuk
untuk keselamatan dan kesehatan lebih teliti saat melakukan tindakan.
pasien. Infeksi nosokomial dapat
Infeksi Nosokomial menjadi
memberikan penyakit baru yang dapat
salah satu faktor dalam peningkatan
membahayakan kesehatan pasien. Maka
keselamatan dan kesehatan pasien dan
pencegahan infeksi nosokomial harus
akan berpengaruh terhadap pencapaian
terus ditingkatkan dalam system
keberhasilan mutu pelayanan rumah
pelayanan di rumah sakit, untuk
sakit. Untuk itu maka diperlukannya
meningkatkan mutu pelayanan dan
pengetahuan, sikap dan keterampilam
meningkatkan angka kesembuhan
sebagi perilaku yang dapat mencegah
pasien.
dan mengendalikan resiko infeksi
PEMBAHASAN nosokomial. Perilaku perawat
mempengaruhi kualitas pelaksanaan
Pelaksanaan keselamatan dan
keselamatan dan kesehatan pasien.
kesehatan pasien bukan hanya sekedar
Sebagai perawat harus meningkatkan
menjadi standar kualitas pelayanan
kewaspadaan terhadap risiko infeksi
kesehatan, namun harus dapat
yang dapat berasal dari mana saja.
diterapkan dengan menghadirkan diri
Kewaspadaan yang paling awal
dan menyadari rasa tanggung jawab
dilakukan adalah melakukan cuci
untuk menerapkan pelaksanaan
tangan sebelum dan sesudah tindakan
keselamatan dan kesehatan pasien.
serta menggunakan sarung tangan.
Banyak faktor risiko yang dapat
Penggunaan jarum suntik juga
membahayakan keselamatan dan
merupakan hal yang harus diperhatikan
kesehatan pasien. Salah satunya adalah
agar tidak terjadinya kesalahan
penyebaran infeksi saat berlangsungnya
penggunaan yang nantinya
proses penyembuhan pasien. Hal ini
menyebabkan penyebaran infeksi.
tentunya bukan hal yang diinginkan,
Selain perawat, pihak rumah sakit juga
namun resiko ini sering sekali terjadi
menjadi hal yang penting untuk turut
sebagai suatu masalah yang baru.
berkontribusi dalam pencegahan dan
Menurut WHO, kematian akibat infeksi
pengendalian infeksi nosokomial. Pihak
ini 5 hingga 3 juta orang setiap tahun.
rumah sakit dapat memberikan

4
pelatihan terkait pencegahan dan lingkungan, makanan/ minuman,
pengendalian infeksi, mengidentifikasi penderita lain, pengunjung/ keluarga.
infeksi dan organisme yang Faktor dari diri pasien (intrinsic
menginfeksi. factors): Umur, jenis kelamin, kondisi
umum pasien, resiko terapi, atau adanya
Mutu pelayanan di rumah sakit
penyakit lain yang menyertai penyakit
dapat dilihat dari berbagai bentuk
dasar beserta komplikasinya. Contohnya
indicator. Salah satunya adalah bentuk
pada pasien dengan batuk darah
professional dari tenaga medis di rumah
(haemoptoe) cenderung akan takut
sakit. Penerapan keselamatan dan
untuk batuk sehingga sisa darah yang
kesehatan kerja untuk mengurangi
ada di saluran nafasnya tidak keluar dan
resiko infeksi nosocomial dapat dilihat
akan mengundang infeksi dengan tidak
berdasarkan tingkat pendidikan serta
langsung pasien akan menginfeksi
pengalaman yang dimiliki oleh perawat.
dirinya sendiri. Faktor keperawatan:
Semakin tinggi tingkat pendidikan dan
lamanya hari perawatan pasien,
semakin banyak pengalam yang
turunnya standar pelayanan perawatan,
didapat, maka diharapkan semakin baik
serta kepadatan pasien dalam satu
pula profesionalitas perawat untuk
ruangan. Faktor mikroba patogen:
mencegah infeksi nosocomial dengan
tingakat kemampuan mikroba patogen
melaksanakan tindakan dengan benar
merusak jaringan, lamanya pemaparan
dan tepat. Infeksi nosocomial memiliki
antara sumber penularan dengan pasien.
faktor penyebab yang menimbulkan
penyakit baru. Dalam upaya penerapan
peningkatakan keselamatan dan
Menurut Ontario Agency for
kesehatan pasien, maka perawat harus
Health Protection and Promotion
melakukan pencegahaan agar infeksi
(OAHPP) dan Provincial Infectious
tidak terjadi kepada pasien. Pencegahan
Diseases Advisory Committee (PIDAC)
dari infeksi nosokomial ini diperlukan
dan beberapa penelitian, faktor-faktor
suatu rencana yang terintegrasi,
tersebut terdiri dari: Faktor luar
monitoring dan program yang termasuk:
(extrtinsic factors): Faktor luar berasal
Membatasi transmisi organisme dari
dari petugas pelayanan kesehatan,
atau antar pasien dengan cara mencuci
peralatan dan meterial medis,
tangan dan penggunaan sarung tangan,

5
tindakan septik dan aseptik, sterilisasi dan keselamatan kerja, dan membantu
dan disinfektan, mengontrol resiko mempertahankan lingkungan bersih dan
penularan dan lingkungan, melindungi aman.
pasien dengan penggunaan antibiotika
- Mengetahui kebijakan dan
yang adekuat, nutrisi yang cukup, dan
menerapkan prosedur kerja, pencegahan
vaksinasi, membatasi resiko infeksi
infeksi, dan mematuhinya dalam
endogen dengan meminimalkan
pekerjaan sehari-hari.
prosedur invasive, pengawasan infeksi,
identifikasi penyakit dan mengontrol - Tenaga kesehatan yang menderita
penyebarannya., Pengawasan instrumen penyakit yang dapat meningkatkan
yang sering digunakan Rumah Sakit, resiko penularan infeksi, baik dari
memperbaiki ketahanan tubuh. dirinya kepada pasien atau sebaliknya,
sebaiknya tidak merawat pasien secara
Tenaga kesehatan termasuk
langsung atau dapat menggunakan
perawat wajib menjaga kesehatan dan
pelindung seperti masker.
keselamatan dirinya dan orang lain serta
bertanggung jawab sebagai pelaksanaan - Bagi tenaga kesehatan yang megidap
kebijakan keselamatan dan kesehatan HIV mempunyai kewajiban moral
pasien yang telah ditetapkan. Tenaga untuk memberi tahu atasannya tentang
kesehatan juga bertanggung jawab status serologi bila dalam pelaksanaan
dalam mengunakan sarana yang telah pekerjaan status serologi tersebut dapat
disediakan dengan baik dan benar serta menjadi resiko pada pasien,
memelihara sarana agar selalu siap
PENUTUP
pakai dan dapat dipakai selama
mungkin. Dan bertanggung jawab dari Perawat harus selalu
segala tindakan yang diberikan kepada memberikan pelayanan yang terbaik
pasien. Tanggung jawab tersebut untuk pasien. Meningkatan keselamatan
meliputi: dan kesehatan pasien menjadi suatu
kualitas yang dapat membentuk suatu
- Bertanggung jawab melaksanakan dan
pandangan baru terhadap
menjaga kesalamatan kerja
keprofesionalan kerja sebagai perawat
dilingkungan. wajib mematuhi intruksi
di rumah sakit. Infeksi Nosokomial
yang dibeikan dalam rangka kesehatan
muncul akibat tindakan yang tidak

6
sesuai atau tindakan yang memicu Tentang Keselamatan
resiko tumbuhnya infeksi serta muncul
Pasien.
dari penyebaran kuman/ bakteri yang
Kozier, Barbara. (2010). Buku
dapat menimbulkan penyakit baru.
Maka perawat harus dapat bertindak Ajar Fundamental
dengan teliti dan sigap untuk
Keperawatan: Konsep,
memutuskan mata rantai penyebaran
infeksi nosokomial di rumah sakit Proses, dan Praktik. Edisi

dengan selalu menjaga lingkungan tetap 7. Jakarta : EGC.


bersih dan terorganisir dari
Kusnan, A. (2017). Infeksi
kemungkinan
Nosokomial Pelayanan
REFERENSI
Kesehatan . Yogyakarta:
Cahyo, firman dwi. (2014).
Leukaprio.
Management Healthcare
Permadhi, A. (2013). Hubungan
Associated infection.
Budaya Keselamatan
Banten : kemenkes RI.
Pasien Dalam Pelayanan

Depkes RI. (2008). Panduan Keperawatan dan Insiden

Nasional Keselamatan Keselamatan Pasien di

Pasien Rumah Sakit Instalasi Rawat Inap RSD

(Patient Safety): dr. Soebandi. Skripsi.

Utamakan Keselamatan Jember.

Pasien. Jakarta: Depkes Mudjianto, D. Hapsari, A. P &

RI. Wahyuni, C. U. (2012).

Kemenkes RI (2017). Pengaruh Program

Permenkes RI No. 11. Mentoring Keperawatan

terhadap Penerapan

7
Budaya Keselamatan Pasien Berbasis

Pasien di Ruang Rawat Komunikasi Efektif: SBAR.

Inap Rs. Sultan Angung Medan: USUpress.

Semarang. Tesis. FKM UI. Simamora, R. H. (2019). Buku

Potter, Perry. (2010). Ajar: Pelaksanaan

Fundamental Identifikasi Pasien.

Keperawatan . Jakarta : Ponorogo Jawa Timur:

Salemba Medika. Uwals Inspirasi Indonesia.

Putra, A. Setia. Firawati dan Simamora, R. H. (2018).

Pabuty, Aumas (2012). Pengaruh Penyuluhan

Pelaksana Program Identifikasi Pasien

Keselamatan Paisen Di dengan Menggunakan

RSUD Solok. Jurnal Media Audiovisual

Kesehatan Masyarakat. Terhadap Pengetahuan

Vol 6, No. 2. Pasien Rawat Inap. Jurnal

Salawati. (2012). Pengendalian Keperawatan Silamapari.

Infeksi Nosokomial Di Vol. 3. No. 1. Hal. 342-

Ruang Intensive Care Unit 351.

Rumah Sakit: Jurnal Simamora, R. H. (2018).

Kedokteran Syiah Kuala. Documentation of Patient

Vol 12. No. 1. Identification Into The

Simamora, R. H. (2018). Buku Electronic System to

Ajar Keselamatan Pasien Improve The Quality of

Melalui Timbang Terima Nursing Services.

8
International Journal Of Jurnal Ilmu Sosial dan

Scientific & Technology Pendidikan. Vol. 2. No. 3.

Research. Vol. 8. No. 09.

Hal. 1884-1886.

Soedarto, 2016 . Infeksi

Nosokomial di Rumah

Sakit. Jakarta: Sagung

Set.

Yuswardi & Riska, N. (2017).

Perilaku Perawat Dalam

Penerapan Manajemen

Kesehatan Dan

Keselamatan Kerja (K3)

Di Aceh. Idea Nursing

Journal. Vol. VIII No. 3.

Zulkarnain. (2018). Analisis

Hubungan Perilaku

Perawat Terhadap

Pencegahan Infeksi

Nosokomial (Phelibitis) Di

Ruang Perawatan Interna

RSUD Bima Tahun 2018.

Anda mungkin juga menyukai