Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH SWAMEDIKASI

“PERUT PENUH DAN KEMBUNG”

Dosen Pengampu : Dr. Titik Sunarni, M.Si., Apt.

Disusun oleh :
Kelompok 1 A
1. Adistia Ovi Vionica 1920384208
2. Agustina Sri Nugrahani 1920384209
3. Ahmad Jauhari 1920384210
4. Ajeng Novita Widyastuti 1920384211
5. Amanda Indahsari 1920384212

PROGRAM PROFESI APOTEKER


UNIVERSITAS SETIA BUDI
SEURAKARTA
2019
BAB I

PENDAHULUAN

1. Pengertian
Perut kembung adalah kondisi di mana ada penumpukan gas di dalam
perut, khususnya sistem pencernaan, sehingga akan menimbulkan rasa tidak
nyaman. Normalnya, ketika sedang makan, minum, maupun menelan air liur,
Anda juga memasukkan sedikit udara ke dalam tubuh, khususnya sistem
pencernaan. Jika jumlah udara yang masuk ke dalam sistem pencernaan terlalu
banyak, tentu akan menumpuk. Kondisi inilah yang mungkin kerap membuat
tidak nyaman karena perut seolah sangat penuh, bahkan bisa tampak membesar.
tubuh biasanya akan melakukan beberapa caranya sendiri untuk mengeluarkan
penumpukan gas di dalam perut. Perut kembung pada dasarnya adalah proses
biologis yang wajar dialami oleh setiap orang. Sebagian besar kasus perut
kembung sebenarnya tidak berbahaya karena dipicu oleh jenis makanan dan
minuman tertentu. Akan tetapi, tidak menutup kemungkinan hal ini bisa menjadi
tanda dari adanya kondisi medis lain yang lebih serius.
Perut kembung adalah kondisi yang umum terjadi pada siapa saja,
baik orang dewasa maupun anak-anak. Kondisi ini biasanya dikaitkan dengan
konsumsi beberapa jenis makanan dan minuman yang bisa menjadi pemicunya.
Namun selain itu, beberapa penyakit tertentu juga bisa meningkatkan risiko perut
kembung. Karena kondisi ini sebenarnya bisa diatasi dengan mudah.

2. Tanda dan Gejala


Tanda dan gejala umum perut kembung mungkin sulit untuk dikenali, tapi banyak
orang yang menggambarkannya sebagai rasa tidak nyaman. Mulai dari adanya
rasa seolah penuh, sesak, atau bengkak pada perut. Secara lebih rinci, berikut
gejala yang muncul perut kembung:
 Perut terasa penuh
 Ukuran perut tampak membesar
 Sering bersendawa
 Muncul bunyi pada perut seperti gemuruh
 Sakit di seluruh bagian perut, di tengah, atau di sisi tubuh
Berbagai tanda dan gejala tersebut bisa disertai dengan rasa seolah ada
penumpukan gas berlebih pada perut. Kemungkinan ada tanda-tanda dan gejala
yang tidak disebutkan di atas. Biasanya, perut kembung dapat membaik dengan
sendirinya.

3. Patofisiologi
Perut kembung biasanya disebabkan oleh proses pencernaan atau
fermentasi makanan yang tidak berjalan dengan baik di dalam sistem pencernaan.
Sebab, memang ada beberapa sumber makanan dan minuman yang cenderung
lebih sulit dicerna oleh tubuh. Makanan atau minuman tersebut biasanya
mengandung polisakarida atau kelompok karbohidrat tertentu, maupun serat dari
tanaman. Bakteri yang ada di dalam sistem pencernaan yang menyebabkan proses
pencernaan makanan tidak berhasil. Gas penyebab perut kembung juga bisa
muncul ketika sistem pencernaan tidak dapat memecah komponen tertentu di
dalam makanan dengan baik. Contohnya gluten dan gula di dalam produk susu
maupun buah. Kondisi ini disebut dengan penyebab ‘endogen’ alias dari dalam
tubuh. Sebagian besar gas di dalam sistem pencernaan terdiri atas nitrogen dan
oksigen. Ketika proses pencernaan makanan berlangsung, akan terbentuk gas
hidrogen, metana, dan karbon dioksida. Penumpukan jumlah gas tersebut yang
kemudian memicu perut kembung.

4. Penyebab
a. Penyebab perut kembung akibat makanan
Berikut ini berbagai jenis makanan yang bisa menyebabkan perut kembung:
 Kacang-kacangan
 Intoleransi laktosa
 Makanan dengan pemanis buatan
 Soda dan minuman berkarbonasi
Adanya gas di dalam usus juga bisa disebabkan oleh:
 Sisa makanan di dalam sistem pencernaan.
 Perubahan jumlah bakteri pada sistem pencernaan.
 Gangguan pencernaan, seperti intoleransi laktosa dan penyakit celiac.
 Kontipasi atau sembelit, karena semakin lama makanan mengendap di
dalam usus akan semakin banyak pula waktu yang dibutuhkan untuk
mencernanya.
Selain itu, kondisi perut kembung juga dapat berasal dari faktor ‘eksogen’
alias luar. Misalnya ketika udara masuk saat makan, minum, menelan air liur,
mual, maupun karena asam lambung yang naik.

b. Penyebab perut kembung akibat kebiasaan makan


Di sisi lain, kebiasaan makan berikut ini juga bisa mengakibatkan timbulnya
perut kembung, seperti:
 Sering makan makanan berlemak. Ini karena lemak membutuhkan waktu
yang lebih lama untuk dicerna di dalam tubuh, daripada protein dan
karbohidrat. Meski bisa membuat kenyang lebih lama, tapi terlalu banyak
makan makanan berlemak bisa menimbulkan perut kembung.
 Makan terlalu cepat, karena bisa meningkatkan risiko perut kembung.
 Makan dalam porsi terlalu banyak, karena bisa meningkatkan kemungkinan
kondisi ini.
 Banyak bicara saat makan.

c. Penyebab perut kembung akibat kondisi medis


Berbagai kondisi medis yang turut berperan dalam hal ini meliputi:
 Penyakit Crohn
 Gastroesopagheal reflux disease (GERD) atau refluks asam lambung
 Irritable bowel syndrome (IBS)
 Kanker usus besar
 Ulcerative colitis
 Gangguan pada kantung empedu, seperti sumbatan batu empedu
dan kolesistitis
 Konstipasi atau sembelit
 Gastroenteritis dan infeksi usus lainnya

5. Faktor-faktor risiko
Berikut berbagai risiko umum yang meningkatkan kemungkinan perut
kembung, seperti:
 Jika sumber makanan harian mengandung terlalu banyak serat tertentu,
seperti buah-buahan, sayuran, gandum utuh, dan kacang-kacangan. Bukan
berarti tidak boleh dikonsumsi. Namun tetap perhatian porsi makannya,
karena bisa meningkatkan risiko perut terasa penuh dan sesak. 
 Jika memiliki intoleransi terhadap laktosa atau gluten, di mana tubuh Anda
tidak dapat mencernanya dengan baik. Laktosa biasanya ditemukan pada
produk susu dan olahannya seperti susu, keju dan es krim. Sementara gluten
adalah campuran protein yang ditemukan pada produk gandum seperti pasta
dan roti.
 Jika tidak aktif secara fisik, terlebih malas berolahraga yang bisa
memperlambat kerja pencernaan.
 Jika hobi minum minuman bersoda atau berkarbonasi.
 Jika memiliki kondisi kesehatan kronis tertentu, seperti GERD, IBS, penyakit
Crohn, dan lain sebagainya.

6. Penatalaksanaan terapi
Terapkan cara berikut untuk merawat perut kembung:
 Mencari tahu dan mencatat jenis makanan apa saja yang bisa
menyebabkan kembung.
 Membatasi beberapa jenis makanan dan minuman yang bisa memicu
timbulnya kembung.
 Batasi makanan kaya serat untuk sementara waktu. Serat baik untuk pola
makan yang sehat, namun tubuh Anda mungkin sensitif terhadap jumlah
serat yang terlalu berlebihan. Kadang diperlukan sekitar 3 minggu bagi
tubuh untuk menyesuaikan dengan serat.
 Batasi produk susu. Jika tetap inging meminumnya, Anda dapat
mengonsumsi produk susu dalam jumlah yang sedikit. Pilihan lainnya,
Anda juga dapat mengonsumsi produk yang membantu melancarkan
proses pencernaan laktosa. Contohnya laktase, yakni enzim yang
menguraikan laktosa.
Beberapa obat yang dapat meringankan perut kembung adalah sebagai berikut:
1. Simethicone. Bertugas untuk mengurangi tekanan pada perut akibat adanya
penumpukan gas, dengan cara memecah gelembung gas di dalam sistem
pencernaan. Maka itu, gas bisa lebih mengalir dengan lebih mudah.
2. Tablet activated charcoal (arang aktif). Berguna untuk membantu meredakan
gejala perut kembung, dengan cara menyerap gas berlebih yang menumpuk di
dalam sistem pencernaan. 
Namun sebelum minum obat-obatan tersebut, alangkah baiknya untuk
mengonsultasikannya terlebih dahulu dengan dokter. Pasalnya, beberapa kondisi
kesehatan dan medis tertentu mungkin tidak dianjurkan minum beberapa jenis
obat, atau memerlukan jenis obat yang berbeda.

7. Pencegahan
a. Makan dan minum dengan pelan, atau tidak terlalu cepat.
b. Membatasi porsi makan secukupnya saja, atau tidak terlalu banyak.
c. Sebisa mungkin menghindari berbagai makanan dan minuman yang bisa
memicu kembung.
d. Minum melalui sedotan, agar tidak terlalu terburu-buru.
e. Biasakan tubuh aktif dengan rutin berolahraga maupun melakukan latihan
pernapasan
Hindari berbagai jenis makanan yang bisa menyebabkan perut kembung,
makanan penyebab perut kembung adalah yang cenderung susah saat dicerna oleh
tubuh. Contohnya seperti:
 Kacang-kacangan. Mengandung gula oligosakardia yang sulit dicerna, dan
harus dipecah oleh bakteri pada usus.
 Buah-buahan dan sayuran seperti kol, kembang kol, dan wortel. Mengandung
gula dan pati yang bisa menghasilkan gas berlebih, sehingga menyebabkan
kembung.
 Pemanis pada makanan dan minuman. Misalnya pemanis buatan sorbitol
dan gula alami fruktosa, biasanya sulit dicerna oleh beberapa orang.
Sebaiknya perhatikan dan batasi jumlah konsumsinya per hari.
 Susu dan produk olahannya. Biasanya menimbulkan gangguan pada sistem
pencernaan jika tubuh kesulitan dalam mencerna laktosa maupun gula di
dalam susu.
 Biji-bijian utuh. Sebaiknya makan secukupnya saja, karena terlalu banyak
makan biji-bijian dapat menimbulkan perut kembung. Ini karena biji-bijian
memiliki kandungan serat yang tinggi, sehingga tidak bisa dicerna oleh
tubuh. Itulah mengapa tubuh membutuhkan waktu untuk menyesuaikan diri
ketika ada peningkatan pada jumlah konsumsi serat.
a. Hindari makan dalam porsi besar
Makan makanan dalam porsi terlalu banyak dalam sekali makan bisa
memicu timbulnya kembung. Hal ini dikarenakan porsi makanan yang
terlalu banyak tersebut, dapat memberikan tekanan yang besar pada perut.
Sebaiknya makan sedikit namun sering guna mencegah timbulnya perut
kembung.
b. Hindari makan dan minum terburu-buru
Makan dan minum terburu-buru bisa menimbulkan perut kembung,
karena turut memicu masuknya udara ke dalam sistem pencernaan. Maka
itu, usahakan untuk mengunyah terlebih dahulu makanan sampai lumat,
baru kemudian menelannya.
c. Hindari terlalu banyak makan makanan berlemak
Makanan berlemak memang diyakini bisa membantu tubuh merasa
kenyang lebih lama. Akan tetapi, di sisi lain, makan makanan berlemak
terlalu banyak dapat memperlambat proses pencernaan dan pengosongan
lambung.
d. Hindari merokok
Merokok dapat mengakibatkan masuknya udara yang terlalu banyak
ke dalam sistem pencernaan. Selain itu, kebiasaan ini juga berisiko
membuat pencernaan mengalami iritasi. Pada akhirnya, mengakibatkan
penumpukan gas di perut yang berujung pada kembung.
e. Usahakan tubuh selalu aktif
Menjaga tubuh tetap aktif setiap hari dapat membantu melancarkan
fungsi atau kerja sistem pencernaan. Dengan begitu, dapat menurunkan
kemungkinan gas menumpuk di dalamnya, sehingga secara tidak langsung
dapat mengobati perut yang kembung.
KASUS 1
Seorang ibu beserta bayinya yang berusia 3 bln datang ke apotik, dengan
keluhan si anak rewel dari semalam dan tidak mau minum ASI. Saat ibu
memandikan si anak, ibu melihat jika perut anaknya terlihat sedikit membesar dan
saat ditepuk pelan seperti kembung. Setelah itu ibu sambil menggendong anaknya
pergi ke apotik untuk membeli obat.
Penyelesaian :
Keluhan  rewel, tidak mau minum ASI, perut penuh dan kembung.
Penyelasaian 
1. Apoteker merekomendasikan ibu untuk memberikan minyak telon pada perut
bayi dan sambil dipijat pelan, untuk memberikan sensasi hangat pada perut dan
merangsang untuk pengeluaran gas.
2. Apoteker memberi saran kepada ibu untuk tidak langsung memberikan ASI
kepada anak saat anak rewel, krn rewel bukan hanya tanda bahwa si anak lapar.
Bias jadi karena si anak merasa tidak nyaman dengan kondisinya.
3. Memberikan informasi kepada ibu, jika suatu saat mengalami hal yang sama
untuk tidak panic dan bingung.
4. Memberikan informasi kepada ibu untuk tetap menjaga asupan makanan,
karena sebagian besar sumber makanan ibu disalurkan ke anak melalui ASI
5. Jika hari selanjutnya masih kembung dan rewel, sebaiknya ibu periksa ke
dokter untuk diberikan rujukan.

KASUS 2
Budi (23 tahun) baru saja pulang dari memanen ubi di kebun majikannya.
Kemudian dia merebus ubi yang diberikan majikannya dalam jumlah yang banyak
untuk dimakan sendiri. Keesokan harinya Budi merasa perutnya kembung dan
penuh. Lalu dia pergi ke Apotek untuk membeli obat kembung.
Penyelesaian :
Simethicone. Bertugas untuk mengurangi tekanan pada perut akibat adanya
penumpukan gas, dengan cara memecah gelembung gas di dalam sistem
pencernaan. Maka itu, gas bisa lebih mengalir dengan lebih mudah.

Anda mungkin juga menyukai