Anda di halaman 1dari 23

PEMUTUSAN

KONTRAK
LKPP
DASAR HUKUM
Pasal 93 Perpres 54 Tahun 2010
PPK dapat memutuskan Kontrak secara sepihak
apabila:
kebutuhan barang/jasa tidak dapat ditunda
melebihi batas berakhirnya kontrak;
a.1. berdasarkan penelitian PPK, Penyedia
Barang/Jasa tidak akan mampu menyelesaikan
keseluruhan pekerjaan walaupun diberikan
kesempatan sampai dengan 50 (lima puluh) hari
kalender sejak masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan untuk menyelesaikan pekerjaan;
DASAR HUKUM
a.2. setelah diberikan kesempatan
menyelesaikan pekerjaan sampai dengan 50
(lima puluh) hari kalender sejak masa
berakhirnya pelaksanaan pekerjaan, Penyedia
Barang/Jasa tidak dapat menyelesaikan
pekerjaan;
Penjelasan : Masa berakhirnya pelaksanaan
pekerjaan untuk Pekerjaan Konstruksi disebut
juga Provisional Hand Over. (Perpres 4 tahun
2015)
DASAR HUKUM
b. Penyedia Barang/Jasa lalai/cidera janji dalam
melaksanakan kewajibannya dan tidak
memperbaiki kelalaiannya dalam jangka waktu
yang telah ditetapkan;
DASAR HUKUM
c. Penyedia Barang/Jasa terbukti melakukan KKN,
kecurangan dan/atau pemalsuan dalam proses
Pengadaan yang diputuskan oleh instansi yang
berwenang; dan/atau
d. pengaduan tentang penyimpangan prosedur,
dugaan KKN dan/atau pelanggararan persaingan
sehat dalam pelaksanaan Pengadaan
Barang/Jasa dinyatakan benar oleh instansi
yang berwenang.
DASAR HUKUM
(1a) Pemberian kesempatan kepada Penyedia
Barang/Jasa menyelesaikan pekerjaan sampai
dengan 50 (lima puluh) hari kalender, sejak
masa berakhirnya pelaksanaan pekerjaan
sebagaimana dimaksud pada ayat (1) huruf a.1.
dan huruf a.2., dapat melampaui Tahun
Anggaran. (Perpres 4 tahun 2015)
 Penjelasan : Dalam hal pemberian kesempatan
kepada Penyedia Barang/Jasa melampaui
Tahun Anggaran, maka dilakukan adendum
Kontrak atas sumber pembiayaan dari DIPA
Tahun Anggaran berikutnya atas sisa pekerjaan
yang akan diselesaikan. (Perpres 4 tahun
2015)
(2) Dalam hal pemutusan Kontrak dilakukan karena
kesalahan Penyedia Barang/Jasa:
a. Jaminan Pelaksanaan dicairkan;
b. sisa Uang Muka harus dilunasi oleh Penyedia
Barang/Jasa atau Jaminan Uang Muka dicairkan;
c. Penyedia Barang/Jasa membayar denda
keterlambatan; dan
d. Penyedia Barang/Jasa dimasukkan dalam Daftar
Hitam.
(3) Dalam hal dilakukan pemutusan Kontrak
secara sepihak oleh PPK karena
kesalahanPenyedia Barang/Jasa sebagaimana
dimaksud pada ayat (1), Kelompok Kerja ULP
dapat melakukan Penunjukan Langsung kepada
pemenang cadangan berikutnya pada paket
pekerjaan yang sama atau Penyedia Barang/Jasa
yang mampu dan memenuhi syarat.
PEMUTUSAN KONTRAK

 Berdasarkan kesepakatan bersama


 Karena wan prestasi salah satu pihak

 Terjadi keadaan kahar;

 Penyedia melakukan KKN

 Sanksi Black List, sedang di Blacklist (sebelum


tandatangan kontrak) tanpa disadari.
 Pailit sehingga yang bersangkutan tidak dapat
melaksanakan pekerjaan.
 Kecurangan waktu pelelangan

 Perbuatan melawan hukum (perdata)


PROSEDUR PEMUTUSAN KONTRAK KARENA
WAN PRESTASI

 Dilakukan dengan Surat Peringatan


 Dalam hal surat peringatan diabaikan/tidak
dipenuhi, diberikan surat peringatan
selanjutnya.
 Surat peringatan tidak harus 3 kali, misalkan
diberikan peringatan 1 kali dan penyedia dinilai
tidak bisa memenuhi maka dapat diputus
kontrak.
PENCAIRAN JAMINAN PELAKSANAAN
 Dicairkan dan disetorkan ke Kas Daerah dan
Negara
 Pencairan yang jaminan pelaksanaan yang habis
masa berlakunya diminta diperpanjang atau di
potong dari hak pembayaran sebesar 5% atau
dilakukan pembayaran oleh penyedia
 Bila Bank/Asuransi tidak bersedia mencairkan
jaminan meskipun jaminan masih berlaku maka
dilaporkan ke Otoritas Jasa Keuangan (OJK)
 Bila Jaminannya palsu maka diproses sebagai
perbuatan pidana
DAFTAR HITAM
 Perka 18 tahun 2014
 Penyedia yang telah ditetapkan dalam Daftar
Hitam, dilarang melakukan kontrak.
 Kontrak tidak sah, apabila penyedia telah
ditetapkan dalam daftar Hitam sebelum
melakukan tanda tangan Kontrak.
PENCAIRAN UANG MUKA
 Sisa uang muka harus dilunasi oleh penyedia
 Pembayaran dipotong uang muka yang telah
diterima
 Jika tidak ada pembayaran atau kurang
pembayarannya, maka dicairkan jaminan uang
muka
 Apabila terdapat kelebihan pencairan, maka
sisanya dikembalikan kepada penyedia
DENDA

 Denda hanya dikenakan atas penyerahan


pekerjaan yang melebihi tanggal berakhirnya
pelaksanaan pekerjaan
PENYERAHAN PEKERJAAN AKIBAT
PEMUTUSAN KONTRAK

 Tata cara pengalihan


 Tidak dilakukan oleh PPHP

 Penilaian Progres untuk pembayaran

 Keamanan pekerjaan/barang

 Demobilisasi

 Dokumentasi
KELANJUTAN PEKERJAAN

 Dihentikan ( karena waktu atau sudah cukup


 Dilanjutkan dengan penunjukan langsung
daripada mangkrak/ terbengkalai / mencegah
kerugian lebih besar (kepada pemenangan
cadangan (Pasal 93)
 Dilanjutkan dengan pelelangan bila bukan satu
kesatuan fungsi
MELANJUTKAN DENGAN PENUNJUKAN
LANGSUNG

 Calon penyedia siapa ? Penyedia yang mampu


 Pemroses penunjukan langsung oleh ULP/PP

 Harga kontrak penunjukan langsung ( bisa senilai


dari sisa kontrak sebelumnya, bisa menjadi
berkurang, atau bisa nilainya menjadi bertambah )
 Untuk negosiasi harga, ULP dapat berkoordinasi
dengan PPK dan APIP (Inspektorat, BPKP)
PEMUTUSAN KONTRAK
1. Pemutusan Kontrak dapat dilakukan Karena
pekerjaan sudah selesai atau terjadi Keadaan
Kahar.
2. Dalam hal Kontrak diputus, maka PPK wajib
membayar kepada Penyedia sesuai dengan
prestasi yang telah dicapai.
E-PURCHASING
1. Kontrak (Surat Pesanan), mengenai pemutusan
mengikuti klausul kontraknya.
Perlu atau tidak Surat Peringatan ?
Kontrak yang berlaku antara PPK dan Penyedia.
2. Sanksi kepada Penyedia dapat dibuat seperti denda
atau pemutusan kontrak.
3. Mengenai penyedia catalog yang wan prestasi, sanksi
daftar hitam hanya dilakukan oleh LKPP.
4. K/L/D/I dsb mengadu dan melaporkan kepada LKPP,

untuk pengusulan pengenaan sanksi kepada penyedia.


PEMBAYARAN ATAS
PEMUTUSAN KONTRAK
 Terdapat pemutusan kontrak namun sudah ada
sebagian prestasi pekerjaan, bagaimana
pembayarannya?
 Terhadap pemutusan kontrak untuk penyedia yang
tidak berhak maka dilakukan audit dengan
pembayaran at cost, tanpa keuntungan, asal fisik/
bangunan/pekerjaan yang telah dilakukan dapat
diterima dan dimanfaatkan. Mengenai biaya
overhead agar di negosiasi.
 Dalam hal pemutusan kontrak atas penyedia yang
berhak namun tidak mampu menyelesaikan pekerjan
maka dibayar sesuai dengan prestasinya yang
terpasang dan dapat dimanfaatkan (termasuk
keuntungan)
PEMBAYARAN PRESTASI PEKERJAAN
 Total loss (apabila total loss tidak boleh dibayarkan)
Contoh Kasus:
Progres pekerjaan, pekerjaan konstruksi kontrak lump sum
pembayaran termin I sebesar 30%, namun progress pekerjaan
20%. Apakah bisa dibayar ?
Apabila 20% bisa dimanfaatkan, maka dibayarkan sesuai
prestasi tersebut.
 Bagaimana untuk pembayaran termin (untuk lump sum)
berdasarkan tahap yang telah diselesaikan ? Pekerjaan yang
dilapangan, contohnya tiang pancang menjadi sub tersendiri.
Apabila materialnya sudah dilapangan, maka harus dibayar.
 Agar dilakukan Audit sebagai pembayaran prestasi
 Pembayaran secara bulanan didasarkan kepada barang/jasa
yang diterima dan dapat dimanfaatkan atau material terpasang
.
 Material on site, berdasar yang telah ditetapkan di kontak.
TOTAL LOST
Total lost bila :
o Pekerjaannya tidak dapat dimanfaatkan semua/
Barang bergerak yang diterima tidak sesuai
dengan spesifikasi dalam kontrak dan tidak ada
jaminan keamanan bagi pemakainya;
o Pekerjaannya yang ada tidak dapat dilanjutkan
sebagai rangkaian kesatuan pekerjaan /Kualitas
barang/pekerjaan yang diterima sangat rendah
sehingga barang tidak dapat difungsikan
 Duplikasi pekerjaan dan/atau fiktif
 TERIMA KASIH

 DIT PPH LKPP

Anda mungkin juga menyukai