Penyusun:
1. Ir. Thomas T.B. Nifinluri, MSc.
2. Ir. Nugroho Priyono, MSc.
3. Dr. Henry Sika Innah, SHut., MT.
4. Priyo Kusumedi, S.Hut.,MP.
5. Dr. Yayuk Siswiyanti, SHut., MSi.
6. Restu Widhastri, SHut.,MEng
Penanggungjawab:
Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Pengarah:
Kepala Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Gender memahami laki-laki dan perempuan sebagai karakter sosial, bukan hanya
karakter biologis. Oleh karena itu, pertanyaan yang relevan adalah konstruksi sosial yang
bagaimana sehingga tumbuh karakter sosial perempuan atau karakter sosial laki-laki.
Keadilan gender dalam perspektif Badan Litbang dan Inovasi tidak hanya sebuah
pemberdayaan satu diantara karakter biologis (laki-laki atau perempuan), namun lebih
kepada karakteristik sosial, yaitu bagaimana interaksi sosial membentuk menjadi laki-laki
atau perempuan. Persoalan keadilan gender tidak hanya persoalan jumlah laki-laki atau
perempuan, namun lebih kepada persoalan kesempatan yang diakses oleh laki-laki atau
perempuan, bagaimana akses, peran, kontrol dan manfaat dari sebuah interaksi sosialnya.
Badan Litbang dan Inovasi mengawali implementasi pengarusutamaan gender sejak
tahun 2012. Pada awalnya pengarusan tersebut merupakan kegiatan berdiri sendiri, namun
kemudian untuk mempercepat implementasinya maka pengarusan tersebut diintegrasi dan
internalisasikan dalam program dan kegiatan terkait penelitian dan peningkatan kapasitas
sumberdaya manusia (SDM) penelitian.
Dalam 4 (empat) tahun implementasinya, sejak 2012 hingga tahun 2015 di Badan
Litbang dan Inovasi, upaya pelembagaan penggarusutamaan gender telah terlembaga
dengan dibentuknya kelompok kerja, diintegrasikannya arus gender dalam RKA-KL,
identifikasi dan analisis riset-riset yang memberdayakan perempuan yang terlibat dalam
pengelolaan hutan, serta identifikasi dan analisis manajemen SDM riset yang berkeadilan
gender, memberikan komitmen pendanaan hingga Rp 2 milyar lebih setiap tahunnya. Yang
instrumentasinya, antara lain penyusunan data terpilah gender, Gender Analysis Pathway
(GAP), dan Gender Budget Statement (GBS).
Dalam implementasi pengarusutamaan gender, masalah utama yang dihadapi
adalah terkait dengan arus gender dipersepsikan masih dalam level pemberdayaan
perempuan. Hal tersebut kental mewarnai produk-produk kebijakan seperti Instruksi
Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan
Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Selain hal tersebut, pengarusan gender tidak
berbunyi (stated) dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.39/MenLHK-Setjen/2015
tentang Rencana Strategi (RENSTRA) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
tahun 2015-2019. Untuk itu, jika keadilan gender diposisikan menjadi arus dalam
pengelolaan hutan secara lestari, maka seyogyanya agar isu gender dinyatakan dalam
RENSTRA dimaksud, misalnya dengan mengadendum Peraturan dimaksud dengan
menyatakan bahwa keadilan gender penting dalam pengelolaan hutan yang lestari, paling
tidak dinyatakan dalam konsideran. Hal tersebut dianalogkan dengan bahwa keadilan
terhadap masyarakat adat dan para pemangku kepentingan penting dalam tata kelola
lestari hutan. Lebih eksplisitnya bahwa program pengarusutamaan gender masih
diarusutamakan melalui instrumen sistem penganggaran/pembiayaan, sebagaimana
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.65/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Perencanaan
dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) bidang Kehutanan. Tanpa dibarengi dengan
proses perencanaan yang dilembagakan dalam RENSTRA level Kementerian, maka
pencapaiannya akan lemah dan tersendat-sendat dilembagakan. Peraturan kebijakan
tersebut selanjutnya menjadi acuan Badan Litbang dan Inovasi dalam integrasi dan
internalisasi aktif implementasi pengarusutamaan gender. Kemudian pula untuk
mempercepat penanaman arus gender, kami usulkan agar program tersebut juga menjadi
bagian kinerja institusi, yang salah satunya dilaksanakan melalui audit bertahap.
Untuk ke depan, Badan Litbang dan Inovasi berencana melakukan penyesuaian
pelembagaan pengarusutamaan gender dengan lembaga Kementerian baru, menyusun
peta jalan (roadmap) 2016-2025, membuat rencana kerja tahun berjalan,
mengembangkan jaringan (networking), mengevaluasi pelaksanaan pengarusutamaan
gender untuk mengidentifikasi capaian dan persoalan-persoalan yang timbul.
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
RINGKASAN EKSEKUTIF
DAFTAR ISI
DAFTAR TABEL
DAFTAR GAMBAR
V KESIMPULAN……………………………………………………………… 27
LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 3
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 4
Rencana Strategi Badan Litbang (Revisi) Tahun 2010-2014 (SK Kepala Badan
Nomor SK.12/VIII-SET/2010 tanggal 9 Maret 2010) (Sub Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan tugas Teknis Lainnya Badan Litbang Kehutanan halaman 24), PUG
merupakan Sub Output Dokumen Perencanaan. Dalam Renstra Badan Litbang
Kehutanan Lampiran 5, Halaman 51 dalam Sasaran/luaran (output) Penyusunan
program kegiatan, dengan Indikator kinerja “Penerapan PUG Bidang Litbang
Kehutanan”.
Dengan bergabungnya Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan
Hidup menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sesuai Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Keputusan Presiden Nomor 121/P tahun 2014 tentang Pembentukan
Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja tahun 2014-2019, serta
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-II/2015
tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
maka lembaga pengarusutamaan gender masih dalam tahap penyesuaian.
Renstra Badan Litbang dan Inovasi 2015-2019 sebagaimana Peraturan Kepala
Badan Nomor P.1/Litbang-Setbadan/2015 tanggal 28 September 2015 menyatakan
bahwa posisi BLI adalah sebagai institusi pendukung unit Eselon I KLHK, maka IKP
Litbang LHK diformulasi dalam Renstra KLHK 2015-2019 sesuai PermenLHK Nomor
P39/MenLHK-II/2015 tanggal 7 Agustus 2015, Indikator Kinerja Program (IKP) Litbang
LHK adalah tersedianya paket IPTEK untuk mendukung (1) peningkatan kualitas
lingkungan hidup meningkat setiap tahun (2) mendukung peningkatan kontribusi hutan
dan lingkungan hidup pada devisa dan penerimaan negara meningkat setiap tahun, dan
(3) peningkatan kontribusi hutan dan lingkungan hidup untuk mendukung
keseimbangan ekosistem. Sasaran kegiatan yang akan mendukung pencapaian
program, antara lain tersedianya sintesa hasil penelitian tentang (1) konservasi Sumber
Daya Alam; Produktivitas hutan; Hasil Hutan sebagai alternatif sumber pangan, energi
dan obat-obatan, (2) Pengelolaan Hutan, (3) Nilai Tambah Hasil Hutan, (4) Kualitas
Lingkungan, (5) Laboratorium Rujukan Nasional, (6) Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 5
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 6
Internalisasi dalam
Manajemen Penelitian, Pengembangan dan Inovasi
1
Jabatan terakhir sebagai Profesor Riset di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan saat ini
sedang bekerja di lembaga internasional menangani bidang gender
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 7
No Kegiatan Waktu
1. Rapat Pimpinan Penyusunan Rencana Kegiatan “Penerapan PUG Januari 2012
Bidang Litbang Kehutanan”
2. Penyusunan Rencana Kegiatan “Penerapan PUG Bidang Litbang Januari 2012
Kehutanan”,
3. Sosialisasi PUG di UPT Juli 2012
Agustus 2012
4. Diskusi Penelitian berbasis gender Sept 2012
5. Sosialisasi Kegiatan dan Anggaran rresponsif Gender Oktober 2012
6. Berpartisipasi dalam Forum komunikasi pelaksanaan PPRG bidang Mei 2013
Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Kelautan, Ketahanan Pangan,
dan Agro Bisnis
7. Penyusunan Proposal Penelitian dan Pengembangan Responsif Juli 2013, November
Gender 2013
8. Pelatihan pembuatan GAP, GBS dan TOR 2013
9. Sosialisasi Implementasi PUG Bidang Litbang Kehutanan April 2014
September 2014
10. Sosialisasi melalui Website Badan Litbang dan Inovasi
11. Berpartisipasi dalam Penyusunan Panduan Pelaksanaan PUG April 2014
dalam Pembangunan Kehutanan, POKJA PUG dan pembahasan
Draft konsep Permenhut tentang PUG
12. Berpartisipasi dalam workshop Pembangunan Data Terpilah April 2014
Gender
13. Finalisasi Buku Statistik dan Pembangunan Data Terpilah Gender April 2014
Badan Litbang Kehutanan
14. Berpartisipasi dalam Pelatihan (ToT) PPRG dan Teknik Fasilitasi Mei 2014
PUG Kemenhut,
15. Sounding penyusunan Gender Budget Statement (GBS) Mei 2014
16. Berpartisipasi dalam Penyempurnaan SK.528/Menhut-II/2004 Juli 2014
tantang Panduan Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) Agustus 2014
dalam Pembangunan Kehutanan
*) dokumen laporan pelaksanaan PUG 2013 dan 2014 dalam lampiran 2
No Kegiatan* Waktu
1. Sosialisasi melalui Website Badan Litbang dan Inovasi 2015
2. Identifikasi Langkah langkah Pembangunan model kegiatan
15 Januari 2015
Kehutanan Responsif Gender di Biro Perencanaan
3. Mengikuti Training of Facilitator (TOF) Dialog Warga 10-12 Februari 2015
4. Narasumber pertemuan regional pemberdayaan perempuan
29 April 2015
kawasan Timur Indonesia
5. Identifikasi data terpilah di bidang LHK 20 Mei 2015
6. Pembahasan Rencana Kerja dan Penyesuaian SK POKJA PUG
30 Juli 2015
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
7. Partisipasi dalam Pelatihan Perencanaan dan Penganggaran
18 Agustus 2015
Responsif Gender (PPRG)
8. Partisipasi pendampingan penyusunan PPRG Tahun 2016
23 Oktober 2015
Kementerian LHK
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 8
No Kegiatan* Waktu
9. Partisipasi persiapan dialog perspektif gender dalam REDD+
29 Oktober 2015
Menuju COP 21 dan Persiapan Pelatihan Audit Gender
10. Pembahasan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender
12–14 November 2015
(PPRG) BLI
11. Partisipasi Dialong Perspektif Gender dalam REDD Menuju COP 21 24 November 2015
12. Partisipasi Penyusunan Laporan evaluasi Pembangunan
17-18 Desember 2015
Pemberdayaan Perempuan
13. Penyusunan GBS dan GAP BLI 2016, seluruh satker Juni-November 2015
14. Pelaksanaan GBS tahun 2015 oleh seluruh Satker Januari-desember 2015
*) dokumen sebagaimana lampiran 2
Kegiatan pelembagaan di Badan Litbang dan Inovasi yang dimulai sejak 2012
hingga saat ini makin aktif dilembagakan dan dilaksanakan.
Identifikasi dan Analisis APKM Gender: data terpilah gender SDM BLI dan
data terpilah administrasi kegiatan
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 9
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 10
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 11
Jumlah peneliti di seluruh satker sebanyak 499 orang. Porsi jabatan terkumpul
pada jabatan fungsional peneliti muda yaitu 34%, dimana terdiri atas peneliti
perempuan 49% dan laki-laki 51% (gambar 2)
Jenis Kelamin
No Peran Staf Jumlah
L % P %
1. Pemrograman 2 50 2 50 4
2. Penganggaran 3 60 2 40 5
3. Kerjasama 3 60 2 40 5
4. Data dan Informasi 3 43 4 57 7
5. Evaluasi dan Pelaporan 1 33 2 67 3
6. Diseminasi, Publikasi dan Perpustakaan 3 30 7 70 10
7. Administrasi Kepegawaian 4 44 5 56 9
8. Administrasi Jabatan Fungsional 3 43 4 57 7
9. Hukum, organisasi dan tata laksana 4 67 2 33 6
10. Tata Usaha 2 22 7 78 9
11. Perlengkapan 5 83 1 17 6
12. Administrasi Keuangan 1 20 4 80 5
Jumlah 34 45 42 55 76*
Sumber data: SK.4079/MenLHK-Setjen/Peg/2015 tentang Penataan dan Penempatan Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup
KLHK, *tidak termasuk yang sedang diperbantukan dan menempuh pendidikan lanjutan
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 12
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 13
Orientasi Satker
No Program/Kegiatan Sasaran
pelembagaan Pelaksana
1. Model pelestarian dan pemanfaatan pohon Responden Pemberdayaan Puslitbang
pewarna alami untuk pengembangan tenun penelitian perempuan Hutan
ikat sumba timur
2. Perhutanan Sosial terhadap Pemenuhan Responden Perubahan perilaku, Puslitbang
Kebutuhan Pangan, Obat, dan Energi bagi penelitian perubahan nilai Sosekjak dan
Masyarakat keadilan gender, Perubahan Iklim
konstruksi gender
3. PenyelenggaraanPameran/GelarTeknologi Managemen Pemberdayaan B2BPTH
Hasil Penelitian Bidang Peningkatan Perempuan YOGYAKARTA
Produktifitas Hutan
4. Pengelolaan Persemaian Permanen Managemen Pemberdayaan B2PD
Perempuan SAMARINDA
5. Optimalisasi Produktivitas Kemenyan Responden Pemberdayaan BPK AEK NAULI
(Styrax Sp.) penelitian Perempuan
6. Penyelenggaraan Seminar Teknologi Managemen Pemberdayaan BPHPS KUOK
Serat Perempuan
Partisipasi Sebagai Peserta Maupun
Narasumber Terkait Seminar/ Pertemuan
Ilmiah Teknologi Serat
7. Penyusunan Rencana Pelaksanaan Manajemen Pemberdayaan BPK
Kegiatan (RPK) bidang pelaporan dan Perempuan PALEMBANG
evaluasi kinerja instansi dengan perspektif
gender
Tersedianya data pembagian peran
gender dalam pelaksanaan pelaporan dan
evaluasi konerja instansi
8. Pembuatan Bibit Rakyat dan Pengelolaan Responden Pemberdayaan BPTPTH BOGOR
Stasiun Penelitian Nagrak penelitian Perempuan dan laki-
laki
9. Peningkatan Produktivitas Hutan (Potensi Responden Pemberdayaan BPTA CIAMIS
Pengembangan HHBK Jenis Ketak dengan penelitian Perempuan
Pola Agroforestry Dalam Rangka
Mendukung Pengelolaan Kawasan Lindung)
10. Pengembangan Model Rehabilitasi Lahan Responden Pemberdayaan BPTKP DAS
dan Konservasi Tanah dan air Pada Pantai penelitian perempuan SOLO
Berpasir
11. Pameran/Gelar Teknologi Hasil Penelitian Manajemen Pemberdayaan BPTHHBK
Bidang Peningkatan Produktivitas Hutan Perempuan MATARAM
12. Teknik Budidaya dan Pemanfaatan Faloak Responden Pemberdayaan BPK KUPANG
Sebagai Tanaman Obat penelitian Perempuan
13. Pengembangan Agroforestry Berbasis Responden Pemberdayaan BPK
Gaharu di Kalimantan penelitian Perempuan BANJARBARU
14. Pengelolaan KHDTK HPS Manajemen Pemberdayaan BPTKSDA
Perempuan SAMBOJA
15. Penanaman Murbei Unggul dan Hibrid Baru Responden Pemberdayaan BPK MANADO
Ulat Sutera dengan pelibatan perempuan penelitian Perempuan
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 14
Orientasi Satker
No Program/Kegiatan Sasaran
pelembagaan Pelaksana
16. Pengelolaan sampah rumah tangga untuk Responden Pemberdayaan BPK MAKASSAR
pengendalian pencemaran dan penelitian perempuan
pengembangan urban farming
17. Seminar Hasil Penelitian yang responsive Manajemen Pemberdayaan BPK
gender perempuan MANOKWARI
18. Sosialisasi, koordinasi, Monitoring dan Manajemen Pemberdayaan Sekretariat
Evaluasi Pengarusutamaan Gender perempuan
*) dokumen sebagaimana lampiran 2
Demikian juga dengan GAP yang telah disusun tahun 2016, orientasi analisis
kesetaraan gender mencapai tahap pemberdayaan perempuan, baik dalam bidang
manajemen maupun pelaksanaan riset. Analisis lebih jauh juga telah dilakukan oleh
Pusat Litbang Sosekjak dan PI yang memfokuskan kesetaraan gender selangkah
kedepan yaitu sampai pada analisis perubahan perilaku, perubahan nilai-nilai kesetaraan
gender yang dibingkai dalam konstruksi gender sebagaimana hasil analisis GAP tahun
2016 pada tabel 9.
Orientasi Satker
No Program/Kegiatan Sasaran
pelembagaan Pelaksana
1. Litbang di KPH Bualemo : teknologi Responden Pemberdayaan Puslitbang
persuteraan alam dan teknologi penelitian perempuan Hutan
budidaya dan pemanfaatan HHBK
2. pengolahan air limbah domestik (gray Responden Pemberdayaan Puslitbang
water) perumahan penelitian perempuan Kualitas dan
Laboratorium
Lingkungan
3. Kebijakan Perdagangan HHBK dan Responden Perubahan perilaku, Puslitbang
Market Intelligence Lintas Sektor penelitian perubahan nilai Sosekjak dan
keadilan gender, Perubahan Iklim
konstruksi gender
4. Pengelolaan KHDTK Managemen Pemberdayaan B2BPTH
Perempuan YOGYAKARTA
5. Pengelolaan Persemaian Permanen Managemen Pemberdayaan B2PD
Perempuan SAMARINDA
6. Pengelolaan Kawasan Hutan Manajemen Keseimbangan peran BPK AEK NAULI
dengan Tujuan Khusus (KHDTK) laki-laki dan
perempuan
7. Pengelolaan dan Pembinaan Managemen Pemberdayaan BPHPS KUOK
Masyarakat Sekitar KHDTK Perempuan dan laki-
Partisipasi gender dalam pengelolaan laki
KHDTK Kepau Jaya
8. Penyusunan Rencana Penelitian Tim Manajemen Pemberdayaan BPK
Penelti (RPTP) dan Rencana Perempuan PALEMBANG
Operasional Penelitian (ROP)
dengan perspektif gender
Tersedianya data pembagian peran
gender dalam pelaksanaan
penelitian
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 15
Orientasi Satker
No Program/Kegiatan Sasaran
pelembagaan Pelaksana
9. Pembuatan Bibit Rakyat dan Responden Pemberdayaan BPTPTH BOGOR
Pengelolaan Stasiun Penelitian Nagrak penelitian Perempuan dan laki-
laki
10. Potensi Pengembangan HHBK Jenis Responden Pemberdayaan BPTA CIAMIS
Ketak dengan Pola Agroforestry Dalam penelitian Perempuan
Rangka Mendukung Pengelolaan
Kawasan Lindung
11. Teknik Mitigasi Bencana (Banjir, Responden Sosialisasi/pemaham BPTKP DAS
Kekeringan dan Tanah Longsor) di penelitian an gender pada SOLO
Jawa responden penelitian,
Pemberdayaan
perempuan
12. Pengelolaan KHDTK Rarung Manajemen Pemberdayaan BPTHHBK
Perempuan MATARAM
13. Optimasi pemanfaatan jenis-jenis kayu Responden Pemberdayaan BPK KUPANG
bakar lokal sebagai sumber energi penelitian Perempuan
alternatif di NTT
14. Pengelolaan KHDTK Manajemen Pemberdayaan BPTKSDA
Perempuan SAMBOJA
15. Penanaman Murbei Unggul dan Hibrid Responden Pemberdayaan BPK MANADO
Baru Ulat Sutera dengan pelibatan penelitian Perempuan
perempuan
Dari hasil analisis tersebut, perspektif kesetaraan gender di Badan Litbang dan
Inovasi telah mencapai taraf pemberdayaan perempuan, sebagaimana diamanatkan
pada Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional. Beberapa GAP yang disusun juga telah satu langkah lebih maju
pada pemahaman gender, bahwa gender tidak cukup dipandang sebagai karakter
biologis, namun lebih kepada sebuah konstruksi sosial, misalnya pada judul penelitian
tentang “Kebijakan Perdagangan HHBK dan Market Intelligence Lintas Sektor”.
Sebagai contoh, implementasi PUG sesuai GAP terkait manajemen pengelolaan
persemaian permanen, sebagaimana Gambar 3 dan Gambar 4, memotret bagaimana
perempuan diberdayakan dalam pengelolaan persemaian.
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 16
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 17
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 18
2
Belanja non pegawai
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 19
Indikasi yang diukur antara lain capaian (1) mainstreaming gender, (2)
pelembagaan dalam peraturan dan kebijakan implementasi, (3) media komunikasi, (4)
rutinitas komunikasi, (5) keluasan jaringan dan kerjasama, (6) komitmen pendanaan,
(7) instrument analisis gender, (8) pelibatan masyarakat, (9) perlindungan perempuan
dan anak, dan (10) strategi terobosan percepatan yang telah dilaksanakan Badan
Litbang dan Inovasi. Indikasi-idikasi tersebut diuraikan dalam tabel 12.
3
Belanja Non Pegawai
4
Indikasi keberhasilan sesuai pedoman evaluasi sebagaimana diterbitkan oleh Kementerian Kehutanan
September 2013
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 20
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 21
PERSOALAN
Keadilan gender telah diangkat menjadi isu nasional sejak tahun 2000. Sampai
saat ini telah 15 tahun digulirkan, namun capaiannya masih lemah. Hal tersebut
diindikasi dengan kesenjangan kesempatan, keterlibatan dan peran antara perempuan
dan laki-laki baik di level manajemen, terutama dalam level pengelolaan hutan. Masih
terdapat ketimpangan peran dan akses bagi masyarakat perempuan dan masyarakat
laki-laki. Disisi lain peran perempuan di tingkat tapak sangat terkait dengan penggunaan
sumberdaya hutan, seperti penggunaan air, energi kayu dan bahan-bahan pangan serta
obat-obatan yang diambil di hutan.
Gender adalah konsep budaya, merupakan suatu kategori struktural,
tersosialisasi dan terlembaga (embodied) dalam interaksi sosial masyarakat luas.
Kebijakan, perencanaan, penganggaran, sering bertolak dari pemikiran stereotipi
gender, lalai memperhitungkan bahwa kedua gender itu mempunyai peran, status
berbeda (berbeda pula dalam kebutuhan; pengalaman; kesulitan; aspirasi), abai
memperhitungkan bahwa perbedaan gender dapat mempengaruhi keduanya dalam
memperoleh kesempatan terhadap akses, manfaat dan penguasaan terhadap
sumberdaya pembangunan maupun berpartisipasi dalam pembangunan. Gender
dibentuk oleh faktor-faktor ideologi, agama, etnisitas, ekonomi dan budaya serta
menjadi aspek penentu dalam pembagian tanggung jawab dan sumber daya antara
perempuan dan laki-laki. Jenis kelamin merupakan ranah biologis, sedangkan gender
merupakan ranah sosiologis.
Pengarusutamaan Gender merupakan strategi pengintegrasian pengalaman,
aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan laki-laki dan perempuan, penyandang cacat
dengan memperhatikan kelas, lokasi, usia, etnisitas ke dalam perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program
dan kegiatan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan untuk mewujudkan
keadilan dan kesetaraan gender. Keadilan dan kesetaraan gender merefer kepada sama
dalam kesempatan, membuka ruang untuk memilih bagi perempuan dan laki-laki.
Namun demikian, dalam implementasinya, arus utama gender dihadapkan pada
proses pelembagaan dalam insitusi. Ganjalan pelembagaan tersebut diindikasi dari (1)
ketidakcukupan/ketidakharmonisan arus pikir tentang gender, (2) lemahnya
institusionalisasi kebijakan, antara lain lemahnya integrasinya dalam struktur kebijakan,
dan (3) ketidakcukupan instrumen analisis gender, seperti pembangunan data terpilah.
Arus Pikir
No Peraturan Perundangan
Gender*
1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Pemberdayaan
Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan Perempuan
(Convension On The Elimination All Form Of Discrimination Againts Women)
2. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Pemberdayaan
dalam Pembangunan Nasional Perempuan
3. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Pemberdayaan
Jangka Menengah Nasional 2015-2019 Perempuan
4. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.65/Menhut-II/2011 tentang Pemberdayaan
Pedoman Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) Perempuan
Bidang Kehutanan
5. Permendagri Nomor 67 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pemberdayaan
PUG di Daerah Perempuan
6. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.39/MenLHK-Setjen/2015 tentang Tidak menjadi arus
Rencana Strategi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun dalam tata kelola
2015-2019 hutan secara lestari
*) analisis isi peraturan/kebijakan
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 23
batas dokumen RKA-KL, dan tidak tercantum dalam Renstra maupun Renja. Dengan
demikian, pengarusan gender dalam program/kegiatan dibingkai pada sistem
penganggaran, tanpa mendapat payung dari Renstra Kementerian. Pembingkaian
internalisasi arus gender dalam penganggaran selanjutnya otomatis akan dikaiteratkan
dengan sistem penganggaran di Kementerian Keuangan, yang faktanya dalam
pengesahan dokumen anggarannya, Kementerian Keuangan tidak konsisten
mempersyaratkan pengarusan gender. Untuk pengesahan DIPA tahun 2014 dan tahun
2015 dipersyaratkan mengandung pengarusan gender, namun untuk tahun 2016 Ditjen
Angggaran sudah tidak mempersyaratkan lagi. Disisi lain, institusi pelaksana lingkup
Kementerian LHK dituntut dan dibombardir untuk mengimplementasikan dalam
program/kegiatannya. Dengan demikian, terdapat inkonsistensi dalam sistem
perencanaan dan penganggaran, yang tidak hanya berlaku di Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, namun juga berkait dengan Kementerian Keuangan.
Lebih eksplisitnya bahwa program pengarusutamaan gender masih
diarusutamakan melalui instrumen sistem penganggaran/pembiayaan, sebagaimana
Peraturan Menteri Kehutanan (PMK) Nomor P.65/Menhut-II/2011 tentang Pedoman
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) bidang Kehutanan. Tanpa
dibarengi dengan proses perencanaan yang dilembagakan dalam RENSTRA level
Kementerian, maka pencapaiannya akan lemah dan tersendat-sendat dilembagakan.
Dalam pedoman PMK aspek perencanaan sudah dibunyikan, namun disisi lain dalam
RENSTRA, sebagai acuan utama perencanaan LHK, tidak muncul satu katapun terkait
dengan “gender”.
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 24
SARAN
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 25
4. Tier 4: sintesa hasil riset dan Manajemen SDM Riset yang 2020-2025
berkeadilan gender
Keadilan gender pemangku kepentingan dalam pengelolaan hutan
secara lestari
Keadilan gender dalam managemen Badan Litbang dan Inovasi LHK
Diseminasi sintesa riset dan manajemen SDM riset yang berkeadilan
gender
Selain hal tersebut, untuk tahun 2016 fokus rencana kerja pengarusutamaan
gender adalah sebagaimana tabel 15.
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 26
No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des
1. Penyusunan Peta Jalan
(Roadmap) PUG BLI 2016-
2019
2. Revisi Lembaga PUG-
POKJA: level BLI dan
Satker*
3. Penyusunan dan finalisasi
Pedoman penyusunan data
terpilah 2016
4. Penyusunan dan finalisasi
Pedoman monitoring dan
evaluasi pengarusutamaan
gender
5. Penyusunan data terpilah
2016*
6. Evaluasi pelaksanaan riset
sesuai GAP dan GBS BLI
dan Satker tahun 2015
7. Sosialisasi dan review
implementasi PUG 2016
8. Sosialisasi dan persiapan
Pengawasan (audit)
implementasi PUG
9. Pelatihan/Workshop
menyusun proposal,
melaksanaan riset berarus
gender
10. Penyusunan GAP dan GBS
BLI dan Satker 2017
11. Mendesain kerjasama PUG
dengan instansi terkait.
12. Review Pelaksanaan PUG
2016 level BLI dan satker
*)tindak lanjut penyesuaan dengan SK.4079/MenLHK-Setjen/Peg/2015 tentang Penataan dan Penempatan Aparatur
Sipil Negara (ASN) lingkup KLHK
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 27
V. KESIMPULAN
Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah melakukan
pelembagaan pengarusutamaan gender, antara lain melembagakan dalam riset dan
manajemen riset. Dalam 4 (empat) tahun implementasinya, sejak 2012 hingga tahun
2015 di Badan Litbang dan Inovasi, upaya pelembagaan penggarusutamaan gender
telah terlembaga dengan dibentuknya kelompok kerja, diintegrasikannya arus gender
dalam RKA-KL, identifikasi dan analisis riset-riset yang memberdayakan perempuan
yang terlibat dalam pengelolaan hutan, serta identifikasi dan analisis manajemen SDM
riset yang berkeadilan gender, memberikan komitmen pendanaan hingga Rp 2 milyar
lebih setiap tahunnya; yang instrumentasinya antara lain penyusunan data terpilah
gender, Gender Analysis Pathway (GAP), dan Gender Budget Statement (GBS). Selain
itu juga telah melakukan komunikasi aktif dengan Eselon I lain dan Kementerian serta
lembaga penggiat kesetaraan gender, melakukan upaya-upaya perluasan jaringan, dan
pelibatan masyarakat.
Ke depan Badan Litbang dan Inovasi akan menyusun peta jalan
pengarusutamaan gender serta menyusun rencana kerja tahun 2016, yang fokusnya
adalah penyesuaian kelembagaan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan baru, memperdalam pemahaman mengenai konsep kesetaraan gender
dalam riset dan manajemen riset, menyusun instrumen analisis gender di bidang riset
dan manajemennya termasuk data terpilah, menyusun instrumen pelaporan, monitoring
dan evaluasi, melaksanakan GAP dan GBS yang telah disusun, memberikan komitmen
penganggaran, dan berkoordinasi dengan instansi terkait.
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015