Anda di halaman 1dari 39

Pengarusutamaan Gender dalam Riset

dan Manajemen Lingkungan Hidup dan


Kehutanan:

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi


Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015

Sekretariat Badan Litbang dan Inovasi,


Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
Januari 2016
Judul:
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan
Kehutanan: Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan
hingga tahun 2015

Penyusun:
1. Ir. Thomas T.B. Nifinluri, MSc.
2. Ir. Nugroho Priyono, MSc.
3. Dr. Henry Sika Innah, SHut., MT.
4. Priyo Kusumedi, S.Hut.,MP.
5. Dr. Yayuk Siswiyanti, SHut., MSi.
6. Restu Widhastri, SHut.,MEng

Penanggungjawab:
Sekretaris Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Pengarah:
Kepala Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Kontributor data dan Informasi:


Tim POKJA PUG, jajaran Staf Program, Anggaran, Data dan Informasi, Evaluasi seluruh
satker lingkup Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan

© 2016 Sekretariat Badan Litbang dan Inovasi, Kementerian Lingkungan Hidup


dan Kehutanan
Jln. Gunung Batu No. 5 Bogor 16610
Telepon 0251 – 8631238, Faksimile 0251 - 7520005
Kata Pengantar

Telah hampir satu dekade pengarusutamaan gender didegungkan, yaitu sejak


diluncurkannya Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender
dalam Pembangunan Nasional. Untuk mendukung progres implementasinya melalui
monitoring dan evaluasi, disusunlah laporan ini yang memuat upaya-upaya pelembagaan
arus gender dalam tugas, fungsi dan tanggungjawab Badan Litbang dan inovasi sebagai
institusi pendukung keberhasilan pembangunan tata kelola hutan yang lestari Kementerian
Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Dalam 4 (empat) tahun implementasinya, sejak 2012 hingga tahun 2015 di Badan
Litbang dan Inovasi, upaya pelembagaan pengarusutamaan gender telah terlembaga
dengan dibentuknya kelompok kerja, diintegrasikannya arus gender dalam RKA-KL,
identifikasi dan analisis riset-riset yang memberdayakan perempuan yang terlibat dalam
pengelolaan hutan, serta identifikasi dan analisis manajemen SDM riset yang berkeadilan
gender, memberikan komitmen pendanaan hingga Rp 2 milyar lebih setiap tahunnya, yang
instrumentasinya antara lain penyusunan data terpilah gender, Gender Analysis Pathway
(GAP), dan Gender Budget Statement (GBS). Selain hal tersebut, juga telah dibangun
pedoman mengenai data terpilah, pelaporan, monitoring dan evaluasi pengarusutamaan
gender.
Untuk melihat capaian implementasi pengarusutamaan gender Badan Litbang dan
Inovasi, laporan ini difokuskan secara substansial tidak hanya administratif, sehingga
memenuhi unsur evaluasi, bukan hanya reportasi. Laporan ini memuat acuan/pedoman
implementasi, capaian pelaksanaan program/kegiatan, persoalan-persoalan yang dihadapi,
saran ke depan, serta rencana tindak lanjut yang akan dilaksanakan ke depan.
Demikian laporan ini disusun untuk digunakan sebagai bahan evaluasi implementasi
pengarusutamaan gender di level Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Saya
juga ucapkan terima kasih pada tim penyusun dan pihak-pihak yang berkontribusi dalam
penyusunan dokumen ini.

Bogor, Januari 2016


Sekretaris Badan,

Ir. Tri Joko Mulyono, MM.


NIP. 19580713 198503 1 003
Ringkasan Eksekutif

Gender memahami laki-laki dan perempuan sebagai karakter sosial, bukan hanya
karakter biologis. Oleh karena itu, pertanyaan yang relevan adalah konstruksi sosial yang
bagaimana sehingga tumbuh karakter sosial perempuan atau karakter sosial laki-laki.
Keadilan gender dalam perspektif Badan Litbang dan Inovasi tidak hanya sebuah
pemberdayaan satu diantara karakter biologis (laki-laki atau perempuan), namun lebih
kepada karakteristik sosial, yaitu bagaimana interaksi sosial membentuk menjadi laki-laki
atau perempuan. Persoalan keadilan gender tidak hanya persoalan jumlah laki-laki atau
perempuan, namun lebih kepada persoalan kesempatan yang diakses oleh laki-laki atau
perempuan, bagaimana akses, peran, kontrol dan manfaat dari sebuah interaksi sosialnya.
Badan Litbang dan Inovasi mengawali implementasi pengarusutamaan gender sejak
tahun 2012. Pada awalnya pengarusan tersebut merupakan kegiatan berdiri sendiri, namun
kemudian untuk mempercepat implementasinya maka pengarusan tersebut diintegrasi dan
internalisasikan dalam program dan kegiatan terkait penelitian dan peningkatan kapasitas
sumberdaya manusia (SDM) penelitian.
Dalam 4 (empat) tahun implementasinya, sejak 2012 hingga tahun 2015 di Badan
Litbang dan Inovasi, upaya pelembagaan penggarusutamaan gender telah terlembaga
dengan dibentuknya kelompok kerja, diintegrasikannya arus gender dalam RKA-KL,
identifikasi dan analisis riset-riset yang memberdayakan perempuan yang terlibat dalam
pengelolaan hutan, serta identifikasi dan analisis manajemen SDM riset yang berkeadilan
gender, memberikan komitmen pendanaan hingga Rp 2 milyar lebih setiap tahunnya. Yang
instrumentasinya, antara lain penyusunan data terpilah gender, Gender Analysis Pathway
(GAP), dan Gender Budget Statement (GBS).
Dalam implementasi pengarusutamaan gender, masalah utama yang dihadapi
adalah terkait dengan arus gender dipersepsikan masih dalam level pemberdayaan
perempuan. Hal tersebut kental mewarnai produk-produk kebijakan seperti Instruksi
Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan
Nasional dan Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan
Jangka Menengah Nasional 2015-2019. Selain hal tersebut, pengarusan gender tidak
berbunyi (stated) dalam Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.39/MenLHK-Setjen/2015
tentang Rencana Strategi (RENSTRA) Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
tahun 2015-2019. Untuk itu, jika keadilan gender diposisikan menjadi arus dalam
pengelolaan hutan secara lestari, maka seyogyanya agar isu gender dinyatakan dalam
RENSTRA dimaksud, misalnya dengan mengadendum Peraturan dimaksud dengan
menyatakan bahwa keadilan gender penting dalam pengelolaan hutan yang lestari, paling
tidak dinyatakan dalam konsideran. Hal tersebut dianalogkan dengan bahwa keadilan
terhadap masyarakat adat dan para pemangku kepentingan penting dalam tata kelola
lestari hutan. Lebih eksplisitnya bahwa program pengarusutamaan gender masih
diarusutamakan melalui instrumen sistem penganggaran/pembiayaan, sebagaimana
Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.65/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Perencanaan
dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) bidang Kehutanan. Tanpa dibarengi dengan
proses perencanaan yang dilembagakan dalam RENSTRA level Kementerian, maka
pencapaiannya akan lemah dan tersendat-sendat dilembagakan. Peraturan kebijakan
tersebut selanjutnya menjadi acuan Badan Litbang dan Inovasi dalam integrasi dan
internalisasi aktif implementasi pengarusutamaan gender. Kemudian pula untuk
mempercepat penanaman arus gender, kami usulkan agar program tersebut juga menjadi
bagian kinerja institusi, yang salah satunya dilaksanakan melalui audit bertahap.
Untuk ke depan, Badan Litbang dan Inovasi berencana melakukan penyesuaian
pelembagaan pengarusutamaan gender dengan lembaga Kementerian baru, menyusun
peta jalan (roadmap) 2016-2025, membuat rencana kerja tahun berjalan,
mengembangkan jaringan (networking), mengevaluasi pelaksanaan pengarusutamaan
gender untuk mengidentifikasi capaian dan persoalan-persoalan yang timbul.
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

RINGKASAN EKSEKUTIF

DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL

DAFTAR GAMBAR

DEFINISI DAN AKRONIM

I PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM MANAJEMEN,


1
LIBANG DAN INOVASI ………………………………………………….
Pengarusutamaan Gender (PUG) Badan Litbang dan Inovasi………………. 1
Dasar Pelaksanaan………………………………………………………………………… 2

II PROGRES PELAKSANAAN ……………………………………………… 4


Pelembagaan Pengarusutamaan Gender………………………………………….. 4
Internalisasi dalam Manajemen Penelitian, Pengembangan dan Inovasi… 6
Internalisasi dalam Penelitian, Pengembangan dan Inovasi………………….. 12
Indikasi Keberhasilan Pelembagaan Pengarusutamaan Gender…………….. 19

III PERSOALAN DAN SARAN PELEMBAGAAN ………………………….. 20


Persoalan……………………………………………………………………………………… 21
Saran………………………………………………………………………………………….. 24

IV TINDAK LANJUT DAN UPAYA PERCEPATAN……………………….. 25

V KESIMPULAN……………………………………………………………… 27

LAMPIRAN-LAMPIRAN
DAFTAR TABEL

1 Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender …………………………………………. 5


2 Internalisasi PUG sejak 2012 hingga 2014 ………………………………………….. 7
3 Internalisasi PUG dalam Kegiatan tahun 2015 …………………………………… 7
4 Data Terpilah Gender berdasar Golongan……………………………………………. 9
5 Data Terpilah Gender Berdasar Pendidikan………………………………………….. 10
6 Data Terpilah Gender berdasar Jabatan Fungsional Peneliti……………………. 10
7 Peran Perempuan dan Laki-Laki di Unit Kerja Sekretariat Badan……………… 11
8 Gender Analysis Pathway tahun 2015…………………………………………………. 13
9 Gender Analysis Pathway tahun 2016…………………………………………………. 14
10 Gender Budget Statement tahun 2015………………………………………………. 17
11 Gender Budget Statement tahun 2016………………………………………………. 18
12 Indikasi Capaian Pelembagaan Arus Gender………………………………………… 19
13 Arus Pikir Peraturan Kebijakan Utama………………………………………………… 22
14 Fokus Peta Jalan Pengarusutamaan Gender Badan Litbang dan Inovasi
25
2016-2025………………………………………………………………………………………
15 Fokus Rencana Kerja Pengarusutamaan Gender tahun 2016…………………. 26
DAFTAR GAMBAR

1 Komposisi Pegawai berdasar Golongan……………………………………………… 9


2 Komposisi Peneliti berdasarkan level jabatan fungsional………………………. 11
3 Pelibatan Perempuan dalam Penyiapan Media Tanam ……………………….. 16
4 Pelibatan Perempuan dan Laki-laki dalam Penyiapan Media Tanam …….. 16
DEFINISI DAN AKRONIM

Akses : Kesempatan untuk mengunakan sumber daya tanpa memiliki


wewenang untuk mengambil keputusan terhadap cara
penggunaan dan pemanfaatan hasil sumberdaya tersebut
Analisis gender : Mengidentifikasi isu-isu gender yang disebabkan adanya
pembedaan peran serta hubungan sosial antara laki-laki dan
perempuan. Karena pembedaan-pembedaan ini bukan hanya
menyebabkan adanya pembedaan diantara keduanya dalam
pengalaman, kebutuhan, pengetahuan, perhatian, tetapi juga
berimplikasi pada pembedaan antara keduanya dalam memperoleh
akses dan manfaat dari hasil pembangunan, berpartisipasi dalam
pembangunan serta penguasaan terhadap sumber daya. Analisis
gender merupakan langkah awal dalam rangka penyusunan
program dan kegiatan yang responsif gender. Terkait dengan
analisis gender diperlukan data terpilah.
Analisis terpilah : Kegiatan menguraikan, membandingkan, mengkaitkan antar
variabel yang menggambarkan situasi, kondisi, posisi dan status
laki-laki dan perempuan
ARG : Anggaran Responsif Gender, Anggaran yang mengakomodasikan
keadilan bagi perempuan dan laki-laki dalam memperoleh akses,
manfaat, berpartisipasi dalam mengambil keputusan, dan
mengontrol sumber-sumber daya serta kesetaraan terhadap
kesempatan dan peluang dalam menikmati hasil pembangunan
Data terpilah : data kuantitatif dan data kualitatif yang sudah terpilah antara laki-
-laki dan perempuan, memuat isu gender pada
output/suboutput/komponen responsif gender
GAP : Gender Analysis Pathway, suatu alat analisis gender yang
dikembangkan oleh pemerintah Indonesia dan pemangku
kepentingan lain pada tahun 2000 dan direkomendasikan
penggunaannya dalam beberapa kebijakan
GBS : Gender Budget Statement, Dokumen pertanggungjawaban spesifik
gender yang disusun
pemerintah yang menunjukkan kesediaan instansi untuk
melakukan kegiatan berdasarkan kesetaraan gender dan
mengalokasikan anggaran untuk kegiatan-kegiatan yang dilakukan
Gender : Konsep yang mengacu pada peran--peran dan tanggungjawab laki-
laki dan perempuan yang terjadi akibat dari dan dapat berubah
oleh keadaan sosial dan budaya manusia
Isu gender : Ketimpangan perhatian dan perlakukan terhadap laki-laki dan
perempuan dalam pembangunan akan menghasilkan kondisi yang
berbeda antara laki-laki dan perempuan
Keadilan gender : Suatu situasi setara antara perempuan dan laki-laki atas suatu
peran, akses, kontrol dan manfaat. Setara merefer kepada
kesempatan yang sama, sehingga dalam interaksi sosial terdapat
pilihan-pilihan bagi perempuan dan laki-laki, bukan suatu paksaan
atau pertimbangan sepihak.
Kontrol : Kewenangan untuk mengambil keputusan atas penggunaan dan
pemanfaatan hasil sumber daya
Manfaat : Benefit yang diperoleh dari kegiatan yang dilakukan
Netral gender : Kebijakan/program/kegiatan atau kondisi yang tidak memihak
kepada salah satu jenis kelamin
Partisipasi : Keterlibatan atau keikutsertaan seseorang di dalam kegiatan di
lingkunganya (bermasyarakat) untuk kepentingan bersama,
terutama melalui kegiatan--kegiatan lembaga di dalam
masyaraktanya
Peran : Hak-hak dan kewajiban yang harus dijalankan seseorang karena
status dan kedudukannya
Pelembagaan : institusionalisasi, internalisasi, integrasi suatu program/tujuan
tertentu dalam suatu aturan main (rule of the game), baik yang
mengikat formal maupun tidak formal
Pemberdayaan : Upaya-upaya mengangkat peran dan akses perempuan dalam
Perempuan suatu program/kegiatan, sehingga porsi gender dalam
pelaksanaan suatu program/kegiatan menjadi seimbang (equal)
PPRG : Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender, Instrumen
untuk mengatasi adanya perbedaan akses, partisipasi, kontrol dan
manfaat pembangunan bagi laki-laki dan perempuan dengan
tujuan untuk mewujudkan anggaran yang lebih berkeadilan
PUG : Pengarusutamaan Gender, Strategi yang dibangun untuk
mengintegrasikan gender menjadi satu dimensi integral dari
perencanaan, penyusunan, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi
atas kebijakan dan program-program pembangunan nasional
Responsif : Suatu kebijakan, program, kegiatan dan penganggaran yang
gender memperhatikan perbedaan kebutuhan, pengalaman dan aspirasi
laki-laki dan perempuan
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 1

I. PENGARUSUTAMAAN GENDER DALAM MANAJEMEN,


LIBANG DAN INOVASI

Pengarusutamaan Gender (PUG) Badan Litbang dan Inovasi

Sumberdaya manusia merupakan pilar penting dalam berjalannya suatu lembaga


dan kelembagaannya. Melalui PUG dapat meningkatkan efektivitas dan efisiensi
pemanfaatan sumber daya pembangunan kehutanan, serta meningkatkan pendapatan
keluarga. Arus utama gender digulirkan dalam rangka peningkatan kapasitas
sumberdaya manusia pelaku pembangunan, yaitu tenaga kerja lingkungan hidup dan
kehutanan dan pelaku-pelaku pengelola hutan. Realitas menyatakan bahwa ada
perbedaan dalam kebutuhan, pengalaman, aspirasi antara laki-laki dan perempuan,
sehingga PUG akan tepat sasaran dalam memfasilitasi pelaku pembangunan, teknik
pelatihan yang dibutuhkan, hasil penelitian sesuai dengan aspirasi pelaku.
Pelembagaan arus gender menghadapi cara pikir tentang keadilan gender, yang
fokusnya kepada keseimbangan akses, peran, kontrol dan manfaat antara SDM
perempuan dan laki-laki. Arus keadilan gender tidak hanya persoalan jumlah namun
lebih kepada persoalan kesempatan yang merupakan konstruksi nilai keadilan antara
perempuan dan laki-laki. Keadilan merefer kepada terbukanya kesempatan yang sama
baik bagi perempuan dan laki-laki, sehingga terbuka pilihan bagi perempuan dan laki-
laki. Arus gender tidak hanya sebuah pemberdayaan perempuan, pemberdayaan salah
satu gender, namun lebih kepada proses konstruksi nilai (value) bagaimana perempuan
dan laki-laki diperankan, diberikan akses, dikontrol; akibat interaksi sosial, yaitu nilai-nilai
yang dibangun dan ditanamkan dalam diri masing-masing individu/kelompok, sehingga
masing-masing individu/kelompok mendapat manfaat/ketidakadilan dari nilai-nilai yang
berlaku baik dalam lembaga formal (seperti peraturan perundangan dan turunannya)
maupun tidak formal (nilai-nilai yang tidak tertulis, namun dipedomani dalam interaksi
sosial). Gender dipahami bukan menjadi perempuan atau laki-laki dalam konteks
biologis, namun gender dikontekskan karena keberbedaan dalam kebuttuhan,
pengalaman, kesulitan, dan aspirasi.
Laki-laki dan perempuan berbeda dalam kebutuhan, pengalaman, kesulitan, dan
aspirasinya. Seringkali dilupakan memahami perbedaan-perbedaan itu dalam
merencanakan, mengimplementasikan dan memonitoring dan evaluasi program
kegiatan. Jika dilaksanakan, maka itulah yang disebut dengan perencanaan dan
penganggaran responsif gender. Caranya adalah menganalisis gender, apakah
kebutuhan, kesulitan, pengalaman dan aspirasi berbeda tersebut
diperhitungkan/diakomodasikan dalam perencanaan dan penganggaran, sehingga
timbul yang dinamakan perencanaan dan penganggaran yang berkeadilan gender,
kesetaraan dalam pilihan. Dengan demikian keadilan gender bukan kesetaraan dalam
jumlah misalnya.
Dalam pengelolaan hutan, perempuan atau laki-laki seringkali tidak punya
pilihan. Ketika perempuan atau laki-laki tersebut berdaya, artinya memiliki akses dan
manfaat dari sumberdaya lain serta memiliki ruang berpartisipasi dalam menyuarakan
aspirasi, kebutuhan dan kesulitan, maka hal tersebut akan memberikan pilihan. Dalam

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 2

proses perencanaan dan pengangaran, isu tersebut dipertimbangkan, bukan hanya


pertimbangan “sepihak”, sepihak laki-laki atau sepihak perempuan.
Sebagai institusi yang mengemban tanggungjawab penelitian, pengembangan,
dan inovasi lingkungan hidup dan kehutanan sebagaimana Peraturan Presiden Nomor
16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, serta Peraturan
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-II/2015 tentang
Organisasi dan Tata kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan, disisi lain ada
tanggungjawab menanamlembagakan keadilan gender sebagaimana Instruksi Presiden
Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam Pembangunan Nasional;
Badan Litbang dan Inovasi ditantang untuk membangun penelitian-penelitian yang
berkeadilan gender sekaligus membangun manajemen sumberdaya manusia riset yang
berkeadilan gender.
Oleh karena itu, Badan Litbang dan Inovasi memiliki sasaran Program yaitu
tersedianya IPTEK bidang Lingkungan Hidup dan Kehutanan yang mendukung
pencapaian sasaran strategis Kementerian LHK yaitu peningkatan kualitas lingkungan
hidup meningkat setiap tahun, peningkatan kontribusi hutan dan lingkungan hidup pada
devisa dan penerimaan negara meningkat setiap tahun, peningkatan kontribusi hutan
dan lingkungan hidup untuk mendukung keseimbangan ekosistem yang berkeadilan
gender.
Dasar Pelaksanaan

Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan melaksanakan


pengarusutamaan gender mengacu pada:

1. Undang Undang Nomor 41 Tahun 1999 tentang Kehutanan


2. Undang-Undang Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian jo.
Undang Undang Nomor 43 Tahun 1999 tentang Perubahan Atas Undang Undang
Nomor 8 Tahun 1974 tentang Pokok-pokok Kepegawaian
3. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Mengenai
Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan (Convension On The
Elimination All Form Of Discrimination Againts Women)
4. Undang-undang Nomor 25 Tahun 2004 tentang Sistem Perencanaan Pembangunan
Nasional
5. Peraturan Presiden Nomor 5 Tahun 2010 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional
6. Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup
dan Kehutanan,
7. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Jangka
Menengah Nasional 2015-2019
8. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Dalam
Pembangunan Nasional
9. Keputusan Presiden Nomor 121/P tahun 2014 tentang Pembentukan Kementerian
dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja tahun 2014-2019
10. Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-II/2015
tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 3

11. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.65/Menhut-II/2011 tentang Pedoman


Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) Bidang Kehutanan
12. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.39/MenLHK-Setjen/2015 tentang Rencana
Strategi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun 2015-2019
13. Permendagri Nomor 67 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan PUG di
Daerah
14. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 3330/MENHUT-II/Kum/2011 tentang
Penetapan Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (PUG) Tingkat Kementerian
Kehutanan
15. Keputusan Menteri Kehutanan Nomor SK. 6339/Menhut-II/Kum/2012 tentang
Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (PUG) tingkat Kementerian Kehutanan
16. Surat Edaran Menteri Negara Perencanaan Pembangunan Nasional/Kepala
BAPPENAS, Menteri Keuangan, Menteri Dalam Negeri dan Menteri Negara
Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Nomor: 270/M.PPN/11/2012,
Nomor: SE.33/MK.02/2012, Nomor: 050/4379A/SJ, Nomor: SE-46/MPP-PA/11/2011
tentang Strategi Nasional Percepatan Pengarusutamaan Gender (PUG) melalui
Perencanaan dan Penganggaran yang Responsif Gender (PPRG).
17. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor. 143/PMK.02/2015 tentang Petunjuk
Penyusunan dan Penelaahan Rencana Kerja dan Anggaran Kementerian
Negara/Lembaga dan Pengesahan Daftar Isian Pelaksanaan Anggaran

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 4

II. PROGRES PELAKSANAAN

Pengarusutamaan gender merupakan arus (mainstream) dalam program dan


kegiatan Badan Litbang dan inovasi, artinya bukan satu program berdiri sendiri. Arus
gender menjadi sesuatu bagian integral (embodied) dari manajemen dan riset Badan
Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan. Internalisasi arus gender
menghadapi cara pikir tentang keadilan gender, yang fokusnya kepada keseimbangan
akses, peran, kontrol dan manfaat antara SDM perempuan dan laki-laki. Internalisasi
meliputi pelembagaan arus gender, (1) menyusun dan mereview akses, peran, kontrol
dan manfaat jajaran SDM/ASN lingkup BLI. Disamping itu, tantangan BLI adalah (2)
mendesain dan melaksanakan riset yang berarus gender, menggali bagaimana akses,
peran, kontrol dan manfaat para pihak pemangku kepentingan hutan terkait dengan
pelestarian hutan.

Pelembagaan Pengarusutamaan Gender

Rencana Strategi Badan Litbang (Revisi) Tahun 2010-2014 (SK Kepala Badan
Nomor SK.12/VIII-SET/2010 tanggal 9 Maret 2010) (Sub Dukungan Manajemen dan
Pelaksanaan tugas Teknis Lainnya Badan Litbang Kehutanan halaman 24), PUG
merupakan Sub Output Dokumen Perencanaan. Dalam Renstra Badan Litbang
Kehutanan Lampiran 5, Halaman 51 dalam Sasaran/luaran (output) Penyusunan
program kegiatan, dengan Indikator kinerja “Penerapan PUG Bidang Litbang
Kehutanan”.
Dengan bergabungnya Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan
Hidup menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan sesuai Peraturan
Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Keputusan Presiden Nomor 121/P tahun 2014 tentang Pembentukan
Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja tahun 2014-2019, serta
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-II/2015
tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
maka lembaga pengarusutamaan gender masih dalam tahap penyesuaian.
Renstra Badan Litbang dan Inovasi 2015-2019 sebagaimana Peraturan Kepala
Badan Nomor P.1/Litbang-Setbadan/2015 tanggal 28 September 2015 menyatakan
bahwa posisi BLI adalah sebagai institusi pendukung unit Eselon I KLHK, maka IKP
Litbang LHK diformulasi dalam Renstra KLHK 2015-2019 sesuai PermenLHK Nomor
P39/MenLHK-II/2015 tanggal 7 Agustus 2015, Indikator Kinerja Program (IKP) Litbang
LHK adalah tersedianya paket IPTEK untuk mendukung (1) peningkatan kualitas
lingkungan hidup meningkat setiap tahun (2) mendukung peningkatan kontribusi hutan
dan lingkungan hidup pada devisa dan penerimaan negara meningkat setiap tahun, dan
(3) peningkatan kontribusi hutan dan lingkungan hidup untuk mendukung
keseimbangan ekosistem. Sasaran kegiatan yang akan mendukung pencapaian
program, antara lain tersedianya sintesa hasil penelitian tentang (1) konservasi Sumber
Daya Alam; Produktivitas hutan; Hasil Hutan sebagai alternatif sumber pangan, energi
dan obat-obatan, (2) Pengelolaan Hutan, (3) Nilai Tambah Hasil Hutan, (4) Kualitas
Lingkungan, (5) Laboratorium Rujukan Nasional, (6) Sosial, Ekonomi, Kebijakan dan

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 5

Perubahan Iklim. RENSTRA tersebut kemudian iintegrasikan dengan perencanaan dan


penganggaran responsiif gender bidang kehutanan sebagaimana Peraturan Menteri
Kehutanan Nomor P.65/Menhut-II/2011 tentang Pedoman Perencanaan dan
Penganggaran Responsif Gender (PPRG) Bidang Kehutanan dalam Daftar Isian
Pelaksanaan Anggaran (DIPA) dan Rencana Kerja Anggaran KL (RKA-KL) tahun
berjalan.
Sambil menunggu proses penyesuaian dengan lembaga Kementerian yang baru
seperti dimaksud di atas, Badan Litbang dan Inovasi di tahun 2015 telah
menginstitusionalisasi arus utama gender melalui pembentukkan kelompok kerja-
kelompok kerja (POKJA) dari level Badan Litbang dan Inovasi hingga level satker,
beranggotakan struktural ES I, ES II, ES III dan ES IV yang menangani sumberdaya
manusia, program, penganggaran dan evaluasi. Penetapan POKJA selalui surat
keputusan masing-masing satker sebagaimana tabel 1, dan dokumen pada lampiran 1.

Tabel 1. Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender

No Level Satker Acuan Kelompok Kerja*


1. Badan Litbang dan Inovasi SK Kabadan No. 36/VIII-Set/2012 tentang Penetapan Sub
Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (PUG) Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
2. Puslitbang Hutan Sambil menunggu diterbitkan SK POKJA, pelaksanaan
dikoordinasi oleh ES III dan ES IV yang menangani Program
dan evaluasi
3. Puslitbang Hasil Hutan Sambil menunggu diterbitkan SK POKJA, pelaksanaan dikoordinasi
oleh ES III dan ES IV yang menangani Program dan evaluasi
4. Puslitbang Kualitas dan Sambil menunggu diterbitkan SK POKJA, pelaksanaan dikoordinasi
Laboratorium Lingkungan oleh ES III dan ES IV yang menangani Program dan evaluasi
5. Puslitbang Sosekjak dan Perubahan Sambil menunggu diterbitkan SK POKJA, pelaksanaan dikoordinasi
Iklim oleh ES III dan ES IV yang menangani Program dan evaluasi
6. B2BPTH YOGYAKARTA SK Kepala Balai No. SK.010/XIII/BBPBTH-1/2016 tentang Penetapan
Unit Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (PUG) B2BPTH
7. B2PD SAMARINDA SK Kepala Balai No. SK. 74/VIII/Lit.7/2015 tentang Penetapan Unit
Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (PUG) Kegiatan Balai Besar
Penelitian Dipterokarpa
8. BPK AEK NAULI SK Kepala Balai No.SK.56/VIII/BPK-1/2015 tentang Penetapan Unit
Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (PUG) BPK Aek Nauli
9. BPHPS KUOK SK Kepala Balai No. SK.97/VIII/BPTSTH-02/2015 tentang Penetapan
Unit Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (PUG) BPTSTH Kuok
10. BPK PALEMBANG SK Kepala Balai Nomor SK.134/VIII/BPK.9/2014 Penetapan
Unit Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (PUG) BPK
Palembang
11. BPTPTH BOGOR SK Kepala Balai Nomor SK.04/VIII/BPTPTH-1/2014 Penetapan
Unit Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (PUG) BPTPTH
12. BPTA CIAMIS Sambil menunggu diterbitkan SK POKJA, pelaksanaan dikoordinasi
oleh Ka Balai dan ES IV yang menangani Program dan evaluasi
13. BPTKP DAS SOLO SK Kepala Balai No. SK.03/VIII/BPTKPDAS/2016 tentang Penetapan
Unit Kelompok Kerja Pengarusutamaan gender BPTKPDAS Solo
14. BPTHHBK MATARAM SK Kepala Balai No. SK.31/VIII/BPTHHBK/2014 tentang Penetapan
Unit Kelompok Kerja Pengarusutamaan gender BPTHHBK Mataram
15. BPK KUPANG SK Kepala Balai No. SK.17/VIII/BPK/2014 tentang Penetapan Unit
Kelompok Kerja Pengarusutamaan gender BPK Kupang
16. BPK BANJARBARU Sambil menunggu diterbitkan SK POKJA, pelaksanaan dikoordinasi
oleh Ka Balai dan ES IV yang menangani Program dan evaluasi

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 6

No Level Satker Acuan Kelompok Kerja*


17. BPTKSDA SAMBOJA SK Kepala Balai No. SK.36/VIII/BPTKSDA-2/2014 tentang Penetapan
Unit Kelompok Kerja Pengarusutamaan gender BPTKSDA Samboja
18. BPK MANADO Sambil menunggu diterbitkan SK POKJA, pelaksanaan dikoordinasi
oleh Ka Balai dan ES IV yang menangani Program dan evaluasi
19. BPK MAKASSAR Sambil menunggu diterbitkan SK POKJA, pelaksanaan dikoordinasi
oleh Ka Balai dan ES IV yang menangani Program dan evaluasi
20. BPK MANOKWARI SK Kepala Balai No. SK.01/VIII/BPKM-1/2016 tentang Penetapan Unit
Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender BPK Manokwari
21. Sekretariat SK Kabadan No. 36/VIII-Set/2012 tentang Penetapan Sub
Kelompok Kerja Pengarusutamaan Gender (PUG) Badan
Penelitian dan Pengembangan Kehutanan
*) dokumen sebagaimana lampiran 1

Pembentukkan kelompok diskusi, dengan fasilitas komunikasi elektronik seperti


WhatsApp Group, dengan account “PUG-Litbang& Inovasi KLHK”. Dalam kelompok
diskusi membahas segala sesuatu terkait konsep gender, implementasi gender dari
tataran kebijakan hingga tataran implementasi tingkat tapak, terkait dengan fungsi dan
tanggungjawab yang diemban oleh Badan Litbang Kehutanan dan Inovasi, yaitu
penelitian. Selain itu juga komunikasi sosialisasi dan koordinasi progres implementasi
PUG. Kelompok diskusi melibatkan seluruh satker BLI yang menangani program dan
evaluasi, serta pakar gender Prof. Yulita Rahardjo1
Penyusunan data terpilah mengacu pada Pedoman data terpilah yang diterbitkan
oleh Kementerian Kehutanan September 2013 (lampiran 2). Butir-butir monitoring dan
evaluasi pengarusutamaan gender mengacu pada pedoman penyusunan monitoring
dan evaluasi yang diterbitkan oleh Kementerian Kehutanan Desember 2013
(lampiran 2).

Internalisasi dalam
Manajemen Penelitian, Pengembangan dan Inovasi

Internalisasi dalam manajemen dilakukan melalui sosialisas Pengarusutamaan


Gender, penyusunan data terpilah dan perlindungan perempuan dan anak. Internalisasi
ini berfokus pada orientasi mengenalkan, menggambarkan, memahamkan dan
melakukan.

Sosialisasi: Penyadartahuan Pemberdayaan Perempuan, Perlindungan Anak


dan Keadilan Gender
Badan Litbang dan Inovasi telah melakukan sosialisasi dalam rangka
penyadartahuan mengenai pemberdayaan perempuan, perlindungan anak dan keadilan
gender melalui kegiatan rapat pimpinan, pembinaan pegawai, kelompok diskusi (focus
group discussion), roundtable discussion, workshop, seminar dan surat-surat edaran,
secara detil disajikan dalam tabel 2 dan tabel 3

1
Jabatan terakhir sebagai Profesor Riset di Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), dan saat ini
sedang bekerja di lembaga internasional menangani bidang gender
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 7

Tabel 2. Internalisasi PUG sejak 2012 hingga 2014*

No Kegiatan Waktu
1. Rapat Pimpinan Penyusunan Rencana Kegiatan “Penerapan PUG Januari 2012
Bidang Litbang Kehutanan”
2. Penyusunan Rencana Kegiatan “Penerapan PUG Bidang Litbang Januari 2012
Kehutanan”,
3. Sosialisasi PUG di UPT Juli 2012
Agustus 2012
4. Diskusi Penelitian berbasis gender Sept 2012
5. Sosialisasi Kegiatan dan Anggaran rresponsif Gender Oktober 2012
6. Berpartisipasi dalam Forum komunikasi pelaksanaan PPRG bidang Mei 2013
Pertanian, Kehutanan, Perikanan, Kelautan, Ketahanan Pangan,
dan Agro Bisnis
7. Penyusunan Proposal Penelitian dan Pengembangan Responsif Juli 2013, November
Gender 2013
8. Pelatihan pembuatan GAP, GBS dan TOR 2013
9. Sosialisasi Implementasi PUG Bidang Litbang Kehutanan April 2014
September 2014
10. Sosialisasi melalui Website Badan Litbang dan Inovasi
11. Berpartisipasi dalam Penyusunan Panduan Pelaksanaan PUG April 2014
dalam Pembangunan Kehutanan, POKJA PUG dan pembahasan
Draft konsep Permenhut tentang PUG
12. Berpartisipasi dalam workshop Pembangunan Data Terpilah April 2014
Gender
13. Finalisasi Buku Statistik dan Pembangunan Data Terpilah Gender April 2014
Badan Litbang Kehutanan
14. Berpartisipasi dalam Pelatihan (ToT) PPRG dan Teknik Fasilitasi Mei 2014
PUG Kemenhut,
15. Sounding penyusunan Gender Budget Statement (GBS) Mei 2014
16. Berpartisipasi dalam Penyempurnaan SK.528/Menhut-II/2004 Juli 2014
tantang Panduan Pelaksanaan Pengarusutamaan Gender (PUG) Agustus 2014
dalam Pembangunan Kehutanan
*) dokumen laporan pelaksanaan PUG 2013 dan 2014 dalam lampiran 2

Tabel 3. Internalisasi PUG dalam Kegiatan tahun 2015

No Kegiatan* Waktu
1. Sosialisasi melalui Website Badan Litbang dan Inovasi 2015
2. Identifikasi Langkah langkah Pembangunan model kegiatan
15 Januari 2015
Kehutanan Responsif Gender di Biro Perencanaan
3. Mengikuti Training of Facilitator (TOF) Dialog Warga 10-12 Februari 2015
4. Narasumber pertemuan regional pemberdayaan perempuan
29 April 2015
kawasan Timur Indonesia
5. Identifikasi data terpilah di bidang LHK 20 Mei 2015
6. Pembahasan Rencana Kerja dan Penyesuaian SK POKJA PUG
30 Juli 2015
Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
7. Partisipasi dalam Pelatihan Perencanaan dan Penganggaran
18 Agustus 2015
Responsif Gender (PPRG)
8. Partisipasi pendampingan penyusunan PPRG Tahun 2016
23 Oktober 2015
Kementerian LHK

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 8

No Kegiatan* Waktu
9. Partisipasi persiapan dialog perspektif gender dalam REDD+
29 Oktober 2015
Menuju COP 21 dan Persiapan Pelatihan Audit Gender
10. Pembahasan Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender
12–14 November 2015
(PPRG) BLI
11. Partisipasi Dialong Perspektif Gender dalam REDD Menuju COP 21 24 November 2015
12. Partisipasi Penyusunan Laporan evaluasi Pembangunan
17-18 Desember 2015
Pemberdayaan Perempuan
13. Penyusunan GBS dan GAP BLI 2016, seluruh satker Juni-November 2015
14. Pelaksanaan GBS tahun 2015 oleh seluruh Satker Januari-desember 2015
*) dokumen sebagaimana lampiran 2

Kegiatan pelembagaan di Badan Litbang dan Inovasi yang dimulai sejak 2012
hingga saat ini makin aktif dilembagakan dan dilaksanakan.

Identifikasi dan Analisis APKM Gender: data terpilah gender SDM BLI dan
data terpilah administrasi kegiatan

Data terpilah merupakan langkah awal sebelum melakukan pengarusutamaan


gender. Suatu cara yg sistematis dalam mengkaji dan mengurai perbedan dan
pembedaan posisi, peran, kondisi, pengalaman dan lain-lain antara perempuan dan laki-
laki dalam aspek akses, peran, kontrol dan manfaat (A,P,K,M). Membantu perencana
dan pelaksana menemukenali isu gender dan memberikan rekomendasi serta solusi
penyelesaiannya.
Terkait dengan penggabungan Kementerian Kehutanan dan Kementerian
Lingkungan Hidup menjadi Kementerian Lingkungan Hidup dan kehutanan sesuai
Peraturan Presiden Nomor 16 Tahun 2015 tentang Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan, Keputusan Presiden Nomor 121/P tahun 2014 tentang Pembentukan
Kementerian dan Pengangkatan Menteri Kabinet Kerja tahun 2014-2019, serta
Peraturan Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan Nomor P.18/MenLHK-II/2015
tentang Organisasi dan Tata kerja Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan,
dengan konsekuensi terdapat proses reorganisasi dan reposisi pegawai, maka
penyusunan data terpilah yang dibangun adalah data yang digunakan dalam analisis
untuk tahun 2015 adalah data pegawai tahun 2014.
Data terpilah yang telah dibangun dalam tahun 2015 antara lain terpilah
berdasar golongan, pendidikan dan jabatan fungsional di seluruh satker, yang
merupakan komponen analisis terpilah (Tabel 4, Tabel 5 dan Tabel 6). Analisis
selanjutnya akan diarahkan pada apa, bagaimana dan mengapa peran dan akses
perempuan dan laki-laki, sehingga terjadi interaksi yang berkeadilan atau setara. Dan
hal tersebut dikaitkan dengan pengelolaan hutan untuk menuju kelestariannya dan juga
ditujukan untuk meningkatkan kinerja SDM lingkup Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan. Arah ini tentunya diharapkan akan dituangkan dalam kebijakan-kebijakan
dan peraturan-peraturan dalam tata kelola hutan dan tata kelola SDM.

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 9

Tabel 4. Data Terpilah Gender berdasar Golongan

Berdasarkan golongan, pegawai lingkup Badan Litbang dan Inovasi perempuan


memiliki porsi 32% dan laki-laki 68%. Dari seluruh pegawai, terkumpul di golongan III
sebanyak 60%, dimana porsi perempuan 39% dan laki-laki 61% (Gambar 1)

Gambar 1. Komposisi Pegawai berdasar Golongan

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 10

Tabel 5. Data Terpilah Gender Berdasar Pendidikan

Dari data tersebut, prosentase pegawai yang memiliki pendidikan S3 4%, S2


22%, S1 30%, S0 4%, SLTA 37%, SLTP 2% dan SD 3%. Pegawai berdasarkan
pendidikan terkumpul pada pendidikan SLTA dan S1. Bila dihitung prosentasenya,
pegawai yang berpendidikan SLTA perempuan sebanyak 17% dan laki-laki 82%.
Pegawai yang berpendidikan S1 perempuan berjumlah 40% dan laki-laki 60%.

Tabel 6. Data Terpilah Gender berdasar Jabatan Fungsional Peneliti

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 11

Jumlah peneliti di seluruh satker sebanyak 499 orang. Porsi jabatan terkumpul
pada jabatan fungsional peneliti muda yaitu 34%, dimana terdiri atas peneliti
perempuan 49% dan laki-laki 51% (gambar 2)

Gambar 2. Komposisi Peneliti berdasarkan level jabatan fungsional

Bila dianalisis berdasar keseimbangan jumlah perempuan dan laki-laki, terdapat


indikasi bahwa masih terdapat kesenjangan jumlah antara laki-laki dan perempuan.
Kesenjangan jumlah ini sebagai sinyal ada/tidak adanya kesempatan bagi perempuan
dan laki-laki.
Selain hal tersebut, sesuai Pedoman data terpilah yang diterbitkan oleh
kementerian Kehutanan September 2013, Badan Litbang dan Inovasi juga telah
melakukan pemilahan data gender untuk menganalisis akses, peran, kontrol dan
manfaat, salah satunya telah didahului oleh satker Sekretariat Badan Litbang dan
Inovasi, sebagaimana tabel 7.

Tabel 7. Peran Perempuan dan Laki-Laki di Unit Kerja Sekretariat Badan

Jenis Kelamin
No Peran Staf Jumlah
L % P %
1. Pemrograman 2 50 2 50 4
2. Penganggaran 3 60 2 40 5
3. Kerjasama 3 60 2 40 5
4. Data dan Informasi 3 43 4 57 7
5. Evaluasi dan Pelaporan 1 33 2 67 3
6. Diseminasi, Publikasi dan Perpustakaan 3 30 7 70 10
7. Administrasi Kepegawaian 4 44 5 56 9
8. Administrasi Jabatan Fungsional 3 43 4 57 7
9. Hukum, organisasi dan tata laksana 4 67 2 33 6
10. Tata Usaha 2 22 7 78 9
11. Perlengkapan 5 83 1 17 6
12. Administrasi Keuangan 1 20 4 80 5
Jumlah 34 45 42 55 76*
Sumber data: SK.4079/MenLHK-Setjen/Peg/2015 tentang Penataan dan Penempatan Aparatur Sipil Negara (ASN) lingkup
KLHK, *tidak termasuk yang sedang diperbantukan dan menempuh pendidikan lanjutan

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 12

Disamping hal tersebut dalam administrasi kehadiran seluruh kegiatan, telah


diberlakukan pemilahan gender (contoh pada kegiatan pembahasan buku RPPI 2015-
2019 BLI lampiran 2).
Data tersebut kemudian akan digunakan sebagai bahan analisis akses, peran dan
kontrol gender dalam kegiatan-kegiatan manajemen. Kedepan, dari data yang telah
terpilah tersebut, secara bertahap akan menganalisis manfaat keseimbangan gender
dalam kelancaran birokrasi lingkup Badan Litbang dan Inovasi.

Perlindungan Perempuan dan Anak


Dalam melaksanakan perlindungan perempuan dan anak, Badan Litbang dan
Inovasi mengacu pada:
1. Peraturan Pemerintah No. 53 Tahun 2010 tentang Disiplin Pegawai Negeri Sipil
2. Peraturan Kepala Badan Kepegawaian No. 21 Tahun 2010 tentang Ketentuan
Pelaksanaan Disiplin Pegawai Negeri Sipil
3. Peraturan Pemerintah No. 10 tahun 1983 tentang Ijin Perkawinan dan Perceraian
bagi PNS.

Internalisasi dalam Penelitian, Pengembangan dan Inovasi

Internalisasi dalam penelitian, pengembangan dan Inovasi dilakukan dengan


menggali bagaimana riset dikonstruksi untuk menggali peran dan akses perempuan dan
laki-laki dalam turut berkontribusi mendukung pengelolaan dan tata kelola hutan secara
lestari. Hal tersebut terkait dengan bagaimana mendeskripsikan persoalan yang ada,
mendesain metode dan cara analisisnya, yang seluruhnya mengacu pada konsep-
konsep interaksi sosial. Instrumen yang digunakan adalah Gender Analysis Pathway
(GAP).
Selain itu, untuk mengetahui seberapa jauh komitmen pendanaan oleh Badan
Litbang dan Inovasi, menggunakan instrumen Gender Budget Statement (GBS).

Identifikasi dan Analisis Gender Analysis Pathway (GAP)

Gender Analysis Pathway (GAP) adalah instrumen untuk menganalisis


implementasi pengarusutamaan gender meliputi langkah-langkah identifikasi (1)
kebijakan/program/kegiatan, (2) data pembuka wawasan, (3) faktor kesenjangan, (4)
sebab kesenjangan internal, (5) sebab kesenjangan eksternal, (6) reformulasi tujuan),
(7) rencana aksi, (8) data dasar dan (9) indikator gender. GAP selanjutnya akan
diformulasikan dalam Gender Budget Statement (GBS).
Dari GAP yang telah disusun tahun 2015, orientasi analisis kesetaraan gender
sudah mencapai tahap pemberdayaan perempuan, baik dalam bidang manajemen
maupun pelaksanaan riset. Analisis lebih jauh telah dilakukan oleh Pusat Litbang
Sosekjak dan PI yang memfokuskan kesetaraan gender selangkah kedepan yaitu
sampai pada analisis perubahan perilaku, perubahan nilai-nilai kesetaraan gender yang
dibingkai dalam konstruksi gender sebagaimana hasil analisis GAP tahun 2015 pada
tabel 8.

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 13

Tabel 8. Gender Analysis Pathway tahun 2015

Orientasi Satker
No Program/Kegiatan Sasaran
pelembagaan Pelaksana
1. Model pelestarian dan pemanfaatan pohon Responden Pemberdayaan Puslitbang
pewarna alami untuk pengembangan tenun penelitian perempuan Hutan
ikat sumba timur
2. Perhutanan Sosial terhadap Pemenuhan Responden Perubahan perilaku, Puslitbang
Kebutuhan Pangan, Obat, dan Energi bagi penelitian perubahan nilai Sosekjak dan
Masyarakat keadilan gender, Perubahan Iklim
konstruksi gender
3. PenyelenggaraanPameran/GelarTeknologi Managemen Pemberdayaan B2BPTH
Hasil Penelitian Bidang Peningkatan Perempuan YOGYAKARTA
Produktifitas Hutan
4. Pengelolaan Persemaian Permanen Managemen Pemberdayaan B2PD
Perempuan SAMARINDA
5. Optimalisasi Produktivitas Kemenyan Responden Pemberdayaan BPK AEK NAULI
(Styrax Sp.) penelitian Perempuan
6.  Penyelenggaraan Seminar Teknologi Managemen Pemberdayaan BPHPS KUOK
Serat Perempuan
 Partisipasi Sebagai Peserta Maupun
Narasumber Terkait Seminar/ Pertemuan
Ilmiah Teknologi Serat
7.  Penyusunan Rencana Pelaksanaan Manajemen Pemberdayaan BPK
Kegiatan (RPK) bidang pelaporan dan Perempuan PALEMBANG
evaluasi kinerja instansi dengan perspektif
gender
 Tersedianya data pembagian peran
gender dalam pelaksanaan pelaporan dan
evaluasi konerja instansi
8. Pembuatan Bibit Rakyat dan Pengelolaan Responden Pemberdayaan BPTPTH BOGOR
Stasiun Penelitian Nagrak penelitian Perempuan dan laki-
laki
9. Peningkatan Produktivitas Hutan (Potensi Responden Pemberdayaan BPTA CIAMIS
Pengembangan HHBK Jenis Ketak dengan penelitian Perempuan
Pola Agroforestry Dalam Rangka
Mendukung Pengelolaan Kawasan Lindung)
10. Pengembangan Model Rehabilitasi Lahan Responden Pemberdayaan BPTKP DAS
dan Konservasi Tanah dan air Pada Pantai penelitian perempuan SOLO
Berpasir
11. Pameran/Gelar Teknologi Hasil Penelitian Manajemen Pemberdayaan BPTHHBK
Bidang Peningkatan Produktivitas Hutan Perempuan MATARAM
12. Teknik Budidaya dan Pemanfaatan Faloak Responden Pemberdayaan BPK KUPANG
Sebagai Tanaman Obat penelitian Perempuan
13. Pengembangan Agroforestry Berbasis Responden Pemberdayaan BPK
Gaharu di Kalimantan penelitian Perempuan BANJARBARU
14. Pengelolaan KHDTK HPS Manajemen Pemberdayaan BPTKSDA
Perempuan SAMBOJA
15. Penanaman Murbei Unggul dan Hibrid Baru Responden Pemberdayaan BPK MANADO
Ulat Sutera dengan pelibatan perempuan penelitian Perempuan

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 14

Orientasi Satker
No Program/Kegiatan Sasaran
pelembagaan Pelaksana
16. Pengelolaan sampah rumah tangga untuk Responden Pemberdayaan BPK MAKASSAR
pengendalian pencemaran dan penelitian perempuan
pengembangan urban farming
17. Seminar Hasil Penelitian yang responsive Manajemen Pemberdayaan BPK
gender perempuan MANOKWARI
18. Sosialisasi, koordinasi, Monitoring dan Manajemen Pemberdayaan Sekretariat
Evaluasi Pengarusutamaan Gender perempuan
*) dokumen sebagaimana lampiran 2

Demikian juga dengan GAP yang telah disusun tahun 2016, orientasi analisis
kesetaraan gender mencapai tahap pemberdayaan perempuan, baik dalam bidang
manajemen maupun pelaksanaan riset. Analisis lebih jauh juga telah dilakukan oleh
Pusat Litbang Sosekjak dan PI yang memfokuskan kesetaraan gender selangkah
kedepan yaitu sampai pada analisis perubahan perilaku, perubahan nilai-nilai kesetaraan
gender yang dibingkai dalam konstruksi gender sebagaimana hasil analisis GAP tahun
2016 pada tabel 9.

Tabel 9. Gender Analysis Pathway tahun 2016

Orientasi Satker
No Program/Kegiatan Sasaran
pelembagaan Pelaksana
1. Litbang di KPH Bualemo : teknologi Responden Pemberdayaan Puslitbang
persuteraan alam dan teknologi penelitian perempuan Hutan
budidaya dan pemanfaatan HHBK
2. pengolahan air limbah domestik (gray Responden Pemberdayaan Puslitbang
water) perumahan penelitian perempuan Kualitas dan
Laboratorium
Lingkungan
3. Kebijakan Perdagangan HHBK dan Responden Perubahan perilaku, Puslitbang
Market Intelligence Lintas Sektor penelitian perubahan nilai Sosekjak dan
keadilan gender, Perubahan Iklim
konstruksi gender
4. Pengelolaan KHDTK Managemen Pemberdayaan B2BPTH
Perempuan YOGYAKARTA
5. Pengelolaan Persemaian Permanen Managemen Pemberdayaan B2PD
Perempuan SAMARINDA
6. Pengelolaan Kawasan Hutan Manajemen Keseimbangan peran BPK AEK NAULI
dengan Tujuan Khusus (KHDTK) laki-laki dan
perempuan
7.  Pengelolaan dan Pembinaan Managemen Pemberdayaan BPHPS KUOK
Masyarakat Sekitar KHDTK Perempuan dan laki-
 Partisipasi gender dalam pengelolaan laki
KHDTK Kepau Jaya
8.  Penyusunan Rencana Penelitian Tim Manajemen Pemberdayaan BPK
Penelti (RPTP) dan Rencana Perempuan PALEMBANG
Operasional Penelitian (ROP)
dengan perspektif gender
 Tersedianya data pembagian peran
gender dalam pelaksanaan
penelitian

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 15

Orientasi Satker
No Program/Kegiatan Sasaran
pelembagaan Pelaksana
9. Pembuatan Bibit Rakyat dan Responden Pemberdayaan BPTPTH BOGOR
Pengelolaan Stasiun Penelitian Nagrak penelitian Perempuan dan laki-
laki
10. Potensi Pengembangan HHBK Jenis Responden Pemberdayaan BPTA CIAMIS
Ketak dengan Pola Agroforestry Dalam penelitian Perempuan
Rangka Mendukung Pengelolaan
Kawasan Lindung
11. Teknik Mitigasi Bencana (Banjir, Responden Sosialisasi/pemaham BPTKP DAS
Kekeringan dan Tanah Longsor) di penelitian an gender pada SOLO
Jawa responden penelitian,
Pemberdayaan
perempuan
12. Pengelolaan KHDTK Rarung Manajemen Pemberdayaan BPTHHBK
Perempuan MATARAM
13. Optimasi pemanfaatan jenis-jenis kayu Responden Pemberdayaan BPK KUPANG
bakar lokal sebagai sumber energi penelitian Perempuan
alternatif di NTT
14. Pengelolaan KHDTK Manajemen Pemberdayaan BPTKSDA
Perempuan SAMBOJA
15. Penanaman Murbei Unggul dan Hibrid Responden Pemberdayaan BPK MANADO
Baru Ulat Sutera dengan pelibatan penelitian Perempuan
perempuan

16. Pengelolaan sampah rumah tangga Responden Pemberdayaan BPK MAKASSAR


untuk pengendalian pencemaran dan penelitian perempuan
pengembangan urban farming
17. Diseminasi Hasil Penelitian Manajemen Pemberdayaan BPK
perempuan MANOKWARI
18. Sosialisasi, koordinasi, Monitoring dan Manajemen Konstruksi Nilai Sekretariat
Evaluasi Pengarusutamaan Gender Keadilan Gender
*) dokumen sebagaimana lampiran 2

Dari hasil analisis tersebut, perspektif kesetaraan gender di Badan Litbang dan
Inovasi telah mencapai taraf pemberdayaan perempuan, sebagaimana diamanatkan
pada Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender dalam
Pembangunan Nasional. Beberapa GAP yang disusun juga telah satu langkah lebih maju
pada pemahaman gender, bahwa gender tidak cukup dipandang sebagai karakter
biologis, namun lebih kepada sebuah konstruksi sosial, misalnya pada judul penelitian
tentang “Kebijakan Perdagangan HHBK dan Market Intelligence Lintas Sektor”.
Sebagai contoh, implementasi PUG sesuai GAP terkait manajemen pengelolaan
persemaian permanen, sebagaimana Gambar 3 dan Gambar 4, memotret bagaimana
perempuan diberdayakan dalam pengelolaan persemaian.

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 16

Gambar 3. Pelibatan Perempuan dalam Penyiapan Media Tanam

Gambar 4. Pelibatan Perempuan dan Laki-laki dalam Penyiapan Media Tanam

Komitmen Pendanaan: Anggaran Responsif Gender (ARG)/Gender Budget


Statement (GBS)
Anggaran responsif gender bukan anggaran yang yang terpisah untuk laki-laki
dan perempuan. Pola anggaran yang responsif gender tersebut akan menjembatani
kesenjangan peran dan tanggung jawab laki-laki, perempuan serta kelompok lain.
Sesuai dengan Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.65/Menhut-II/2011
tentang Pedoman Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) Bidang
Kehutanan, penganggaran ini tidak berlaku sebagai dasar untuk meminta tambahan
alokasi anggaran. Sistem penganggaran ini juga bukan berarti ada alokasi dana 50%
untuk prosi laki-laki, dan 50% untuk perempuan untuk setiap kegiatan, karena arti
gender tidak hanya merefer pada jumlah yang sama.
Penganggaran ini bukan berarti bahwa alokasi anggaran responsif gender harus
dalam program khusus pemberdayaan perempuan, ada yang secara khusus dan ada
juga yang diintegrasikan dalam pendesainan program/kegiatan. Dalam konteks
program/kegiatan Badan Litbang dan Inovasi, tidak semua program/kegiatan perlu
menjadi responsif gender, namun ada juga yang netral gender. Netral gender
program/kegiatan atau kondisi yang tidak memihak kepada salah satu jenis kelamin,

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 17

sehingga tidak seluruh program/kegiatan riset di Badan Litbang dan Inovasi


mengandung dan berkontribusi terhadap pembangunan keadilan gender.
Komitmen pendanaan pengarusutamaan gender merupakan bagian integral dari
program dan kegiatan Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan.
Bagian integral artinya bukan berdiri sendiri dalam suatu program/kegiatan yang
berkeadilan gender atau pemberdayaan gender.
Komitmen pendanaan pengarusutamaan gender, oleh seluruh satker BLI untuk
tahun 2015 disajikan dalam tabel 10.

Tabel 10. Gender Budget Statement tahun 2015

No Program/Kegiatan Komitmen Dana Satker Pelaksana


(Rp)
1. Model pelestarian dan pemanfaatan pohon pewarna Rp. 100.000.000,- Puslitbang Hutan
alami untuk pengembangan tenun ikat sumba timur
2. Perhutanan Sosial terhadap Pemenuhan Kebutuhan Rp. 105.890.000,- Puslitbang Sosekjak
Pangan, Obat, dan Energi bagi Masyarakat dan Perubahan Iklim
3. Pameran/GelarTeknologi Hasil Penelitian Bidang Rp. 107.500.000,- B2BPTH
Peningkatan Produktifitas Hutan YOGYAKARTA
4. Pengelolaan Persemaian Permanen Rp. 128.000.000,- B2PD SAMARINDA
5. Optimalisasi Produktivitas Kemenyan Rp. 10.000.000,- BPK AEK NAULI
(Styrax Sp.)
6. Seminar Teknologi Serat Rp. 102.000.000,- BPHPS KUOK
7.  Penyusunan Rencana Pelaksanaan Kegiatan (RPK) Rp. 208.950.000,- BPK PALEMBANG
bidang pelaporan dan evaluasi kinerja instansi
dengan perspektif gender
 Tersedianya data pembagian peran gender dalam
pelaksanaan pelaporan dan evaluasi konerja instansi
8. Pembuatan Bibit Rakyat dan Pengelolaan Stasiun Rp. 10.000.000,- BPTPTH BOGOR
Penelitian Nagrak
9. Peningkatan Produktivitas Hutan (Potensi Rp. 306.000.000,- BPTA CIAMIS
Pengembangan HHBK Jenis Ketak dengan Pola
Agroforestry Dalam Rangka Mendukung Pengelolaan
Kawasan Lindung)
10. Pengembangan Model Rehabilitasi Lahan dan Rp. 60.960.000,- BPTKP DAS SOLO
Konservasi Tanah dan air Pada Pantai Berpasir
11. Pameran/Gelar Teknologi Hasil Penelitian Bidang Rp. 85.000.000,- BPTHHBK MATARAM
Peningkatan Produktivitas Hutan
12. Teknik Budidaya dan Pemanfaatan Faloak Sebagai Rp. 129.000.000,- BPK KUPANG
Tanaman Obat
13. Pengembangan Agroforestry Berbasis Gaharu di Rp. 107.710.000,- BPK BANJARBARU
Kalimantan
14. Pengelolaan KHDTK HPS Rp. 38.000.000 BPTKSDA SAMBOJA
15. Penanaman Murbei Unggul dan Hibrid Baru Ulat Sutera Rp. 119.114.000,- BPK MANADO
dengan pelibatan perempuan
16. Pengelolaan sampah rumah tangga untuk pengendalian Rp. 145.500.000,- BPK MAKASSAR
pencemaran dan pengembangan urban farming
17. Seminar Hasil Penelitian yang responsive gender Rp. 185.668.000,- BPK MANOKWARI
dan Rp. 16.400.000,-
18. Sosialisasi, koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Rp. 110.900.000,- Sekretariat
Pengarusutamaan Gender
Jumlah Rp 2.076.592.000,-

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 18

Komitmen Badan Litbang dan Inovasi dalam program pengarusutamaan gender


tahun 2015 sebesar Rp 2.076.592.000,- (dua milyar tujuh puluh enam juta lima ratus
Sembilan puluh dua ribu rupiah), atau 1,18% dari anggaran total belanja operasional2
Badan Litbang Kehutanan sebesar Rp 175.535.970.000,- (Seratus tujuh puluh lima
milyar lima ratus tiga puluh lima juta sembilan ratus tujuh puluh ribu rupiah).
Selanjutnya, komitmen pendanaan pengarusutamaan gender untuk tahun 2016
disajikan dalam tabel 11.

Tabel 11. Gender Budget Statement tahun 2016

No Program/Kegiatan Komitmen Dana Satker Pelaksana


(Rp)
1. Litbang di KPH Bualemo : teknologi persuteraan alam Rp. 179.000.000,- Puslitbang Hutan
dan teknologi budidaya dan pemanfaatan HHBK
2. pengolahan air limbah domestik (gray water) Rp. 230.690.000,- Puslitbang Kualitas
perumahan dan Laboratorium
Lingkungan
3. Kebijakan Perdagangan HHBK dan Market Rp 252.200.000,- Puslitbang Sosekjak
Intelligence Lintas Sektor dan Perubahan Iklim
4. Pengelolaan KHDTK Rp. 214.220.000,- B2BPTH
YOGYAKARTA
5. Pengelolaan Persemaian Permanen Rp. 69.000.000,- B2PD SAMARINDA
6. Pengelolaan Kawasan Hutan dengan Tujuan Khusus Rp. 15.000.0000,- BPK AEK NAULI
(KHDTK)
7.  Pengelolaan dan Pembinaan Masyarakat Sekitar Rp. 90.100.000,- BPHPS KUOK
KHDTK
 Partisipasi gender dalam pengelolaan KHDTK Kepau
Jaya
8.  Penyusunan Rencana Penelitian Tim Penelti (RPTP) Rp. 132.360.000,- BPK PALEMBANG
dan Rencana Operasional Penelitian (ROP) dengan
perspektif gender
 Tersedianya data pembagian peran gender dalam
pelaksanaan penelitian
9. Pembuatan Bibit Rakyat dan Pengelolaan Stasiun Rp. 10.000.000,- BPTPTH BOGOR
Penelitian Nagrak
10. Potensi Pengembangan HHBK Jenis Ketak dengan Pola Rp. 244.750.000,- BPTA CIAMIS
Agroforestry Dalam Rangka Mendukung Pengelolaan
Kawasan Lindung
11. Teknik Mitigasi Bencana (Banjir, Kekeringan dan Tanah Rp. 198.330.000,- BPTKP DAS SOLO
Longsor) di Jawa
12. Pengelolaan KHDTK Rarung Rp. 109.971.000,- BPTHHBK MATARAM
13. Optimasi pemanfaatan jenis-jenis kayu bakar lokal Rp. 77.000.000,- BPK KUPANG
sebagai sumber energy alternative di NTT
14. Pengelolaan KHDTK Rp. 43.000.000 BPTKSDA SAMBOJA
15. Penanaman Murbei Unggul dan Hibrid Baru Ulat Sutera Rp. 63.000.000,- BPK MANADO
dengan pelibatan perempuan
16. Pengelolaan sampah rumah tangga untuk Rp. 145.500.000,- BPK MAKASSAR
pengendalian pencemaran dan pengembangan urban
farming

2
Belanja non pegawai
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 19

No Program/Kegiatan Komitmen Dana Satker Pelaksana


(Rp)
17. Diseminasi Hasil Penelitian Rp. 263.549.000,- BPK MANOKWARI
18. Sosialisasi, koordinasi, Monitoring dan Evaluasi Rp. 90.350.000,- Sekretariat
Pengarusutamaan Gender dan Rp.30.000.000
Jumlah Rp. 2.457.230.000,-
*) dokumen sebagaimana lampiran 2

Komitmen Badan Litbang dan Inovasi dalam program pengarusutamaan gender


tahun 2016 sebesar Rp 2.457.230.000,- (Dua milyar empat ratus limapuluh tujuh juta dua
ratus tigapuluh ribu rupiah), atau 2,5% dari anggaran total belanja operasional3 Badan
Litbang Kehutanan sebesar Rp 98.459.500.000,- (Sembilan puluh delapan milyar empat
ratus lima puluh sembilan juta lima ratus ribu rupiah).

Indikasi Keberhasilan Pelembagaan Pengarusutamaan Gender

Indikasi yang diukur antara lain capaian (1) mainstreaming gender, (2)
pelembagaan dalam peraturan dan kebijakan implementasi, (3) media komunikasi, (4)
rutinitas komunikasi, (5) keluasan jaringan dan kerjasama, (6) komitmen pendanaan,
(7) instrument analisis gender, (8) pelibatan masyarakat, (9) perlindungan perempuan
dan anak, dan (10) strategi terobosan percepatan yang telah dilaksanakan Badan
Litbang dan Inovasi. Indikasi-idikasi tersebut diuraikan dalam tabel 12.

Tabel 12. Indikasi Capaian Pelembagaan Arus Gender4

Level Pelembagaan: level keberlanjutan (Rutinitas) manajemen dan


No Indikasi substansial keadilan gender
Terlembaga Dalam proses
1. Cara pikir Arus pikir GBS/GAP: Pemberdayaan Arus pikir GBS/GAP: Keadilan
(mainstreaming) perempuan/laki-laki gender dan konstruksi nilai-
keadilan gender nilainya
2. Peraturan dan Rutin: Level BLI, Level Satker: Renstra
kebijakan Level ES I BLI, 2015-2019, Renja, Peta Jalan,
pelaksanaan Level Satker: RKA-KL, sebagian SK POKJA, RKT, sebagian SK POKJA,
MoU kerjasama Juknis/Pedoman pelaksanaan,
monitoring dan evaluasi, MoU
kerjasama
3. Komunikasi Rutin: Level ES I KLHK, Satker, staf: Surat, --
peraturan Edaran, Undangan, pembinaan, rapim, rapat-
rapat, workshop, gelar teknologi, seminar,
website, on job training, komunikasi elektronik
4. Intensitas dan Rutin: Pertemuan minimal 5 kali pertemuan --
media dalam setahun, pelaporan setiap kegiatan
Komunikasi ataupun tahunan, komunikasi elektronik,
membangun WhatsApp group, PUG di server
website aktif sepanjang hari.

3
Belanja Non Pegawai
4
Indikasi keberhasilan sesuai pedoman evaluasi sebagaimana diterbitkan oleh Kementerian Kehutanan
September 2013
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 20

Level Pelembagaan: level keberlanjutan (Rutinitas) manajemen dan


No Indikasi substansial keadilan gender
Terlembaga Dalam proses
5. Jaringan BLI dan Satker, Rocan, Pusat kajian --
(Networking) Perempuan, Fakultas Pasca Sarjana
dan Kerjasama Universitas Indonesia, CIFOR, CIFOR
UNDP dalam proyek SCBFWM,
UN Women, Kementerian Pemberdayaan
Perempuan dan Perlindungan Anak,,
Silodaritas Istri Kabinet Indinesia Bersatu,
Pimpinan Pusat ‘Aisyiyah, Pusat Muslimat NU,
TBB Sylva.
6. Komitmen Rutin BLI dan Satker: --
Pendanaan GBS 2016 Rp 2.457.230.000
7. Analisis dan Unit Rutin: --
analisis Gender  18 dokumen GAP dan GBS 2015
 18 dokumen GAP dan GBS 2016
 Data terpilah gender 2014, Statistik Gender
2014, berdasarkan golongan, pendidikan,
dan jabatan fungsional serta peran gender.
8. Pelibatan Rutin: --
Masyarakat  Pelibatan sebagai responden penelitian
dalam PUG  Pelibatan dalam seminar/workshop
9. Perlindungan Rutin: Fasilitasi Layanan Pengaduan Kasus --
Perempuan dan Kekerasan, Ruang Laktasi/Pojok ASI Tempat
anak Penitipan Anak, Fasilitas untuk disabilitas.
(Untuk tahun 2013 di lingkup Kementerian,
kasus kekerasan dari 13 pengaduan, 8
mendapat penyelesaian)
10. Terobosan dan Integrasi aktif dengan program/kegiatan --
Percepatan BLI dan Satker

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 21

III. PERSOALAN DAN SARAN PELEMBAGAAN

PERSOALAN

Keadilan gender telah diangkat menjadi isu nasional sejak tahun 2000. Sampai
saat ini telah 15 tahun digulirkan, namun capaiannya masih lemah. Hal tersebut
diindikasi dengan kesenjangan kesempatan, keterlibatan dan peran antara perempuan
dan laki-laki baik di level manajemen, terutama dalam level pengelolaan hutan. Masih
terdapat ketimpangan peran dan akses bagi masyarakat perempuan dan masyarakat
laki-laki. Disisi lain peran perempuan di tingkat tapak sangat terkait dengan penggunaan
sumberdaya hutan, seperti penggunaan air, energi kayu dan bahan-bahan pangan serta
obat-obatan yang diambil di hutan.
Gender adalah konsep budaya, merupakan suatu kategori struktural,
tersosialisasi dan terlembaga (embodied) dalam interaksi sosial masyarakat luas.
Kebijakan, perencanaan, penganggaran, sering bertolak dari pemikiran stereotipi
gender, lalai memperhitungkan bahwa kedua gender itu mempunyai peran, status
berbeda (berbeda pula dalam kebutuhan; pengalaman; kesulitan; aspirasi), abai
memperhitungkan bahwa perbedaan gender dapat mempengaruhi keduanya dalam
memperoleh kesempatan terhadap akses, manfaat dan penguasaan terhadap
sumberdaya pembangunan maupun berpartisipasi dalam pembangunan. Gender
dibentuk oleh faktor-faktor ideologi, agama, etnisitas, ekonomi dan budaya serta
menjadi aspek penentu dalam pembagian tanggung jawab dan sumber daya antara
perempuan dan laki-laki. Jenis kelamin merupakan ranah biologis, sedangkan gender
merupakan ranah sosiologis.
Pengarusutamaan Gender merupakan strategi pengintegrasian pengalaman,
aspirasi, kebutuhan, dan permasalahan laki-laki dan perempuan, penyandang cacat
dengan memperhatikan kelas, lokasi, usia, etnisitas ke dalam perencanaan,
penganggaran, pelaksanaan, pemantauan dan evaluasi dari seluruh kebijakan, program
dan kegiatan di berbagai bidang kehidupan dan pembangunan untuk mewujudkan
keadilan dan kesetaraan gender. Keadilan dan kesetaraan gender merefer kepada sama
dalam kesempatan, membuka ruang untuk memilih bagi perempuan dan laki-laki.
Namun demikian, dalam implementasinya, arus utama gender dihadapkan pada
proses pelembagaan dalam insitusi. Ganjalan pelembagaan tersebut diindikasi dari (1)
ketidakcukupan/ketidakharmonisan arus pikir tentang gender, (2) lemahnya
institusionalisasi kebijakan, antara lain lemahnya integrasinya dalam struktur kebijakan,
dan (3) ketidakcukupan instrumen analisis gender, seperti pembangunan data terpilah.

Ketidakcukupan arus pikir (mindset): gender vs pemberdayaan perempuan


Perilaku merupakan cerminan dari cara pikir atau dengan kata lain cara pikir
menentukan perilaku. Pengarusutamaan gender adalah suatu proses yang harus
dipahami secara utuh, dari apa PUG, mengapa PUG dan bagaimana PUG. Mengapa,
dipahami sebagai jawaban mengapa berada di domain Pembangunan Lingkungan Hidup
dan Kehutanan. Bagaimana PUG akan terkait dengan pelaksanaan teknis. Dengan
demikian, pelembagaan PUG harus tahu dulu, lalu mau. Sisanya soal teknis
dikembangkan ketika mendesain program/kegiatan, membangun kuesioner (developing
Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 22

questionair), menginterview, menganalisa atau menuliskan laporan. Seperti juga


bagaimana melakukan penyuluhan, sub training, atau mengumpulkan data dan lain-lain.
Arus pikir dalam pembangunan kesetaraan gender berada pada aspek
pemberdayaan perempuan, padahal unsur gender tidak hanya perempuan namun juga
laki-laki. Indikasi arus pikir kebijakan sebagaimana tabel 13. Dengan demikian
kecenderungan penjabarannya dalam peraturan turunannya memiliki arus yang sama.

Tabel 13. Arus Pikir Peraturan Kebijakan Utama

Arus Pikir
No Peraturan Perundangan
Gender*
1. Undang-undang Nomor 7 Tahun 1984 tentang Pengesahan Konvensi Pemberdayaan
Mengenai Penghapusan Segala Bentuk Diskriminasi terhadap Perempuan Perempuan
(Convension On The Elimination All Form Of Discrimination Againts Women)
2. Instruksi Presiden Nomor 9 Tahun 2000 tentang Pengarusutamaan Gender Pemberdayaan
dalam Pembangunan Nasional Perempuan
3. Peraturan Presiden Nomor 2 tahun 2015 tentang Rencana Pembangunan Pemberdayaan
Jangka Menengah Nasional 2015-2019 Perempuan
4. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.65/Menhut-II/2011 tentang Pemberdayaan
Pedoman Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) Perempuan
Bidang Kehutanan
5. Permendagri Nomor 67 Tahun 2011 Tentang Pedoman Umum Pelaksanaan Pemberdayaan
PUG di Daerah Perempuan
6. Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.39/MenLHK-Setjen/2015 tentang Tidak menjadi arus
Rencana Strategi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan tahun dalam tata kelola
2015-2019 hutan secara lestari
*) analisis isi peraturan/kebijakan

Inkonsistensi institusionalisasi level Kementerian/Lembaga


Dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2015-2019
yang disusun oleh BAPPENAS sebagaimana Peraturan Presiden RI Nomor 2 tahun 2015
dalam buku I mengenai Peningkatan Kualitas SDM menyebutkan bahwa “meningkatkan
pemahaman, komitmen, dan kemampuan para pengambil kebijakan dan pelaku
pembangunan akan pentingnya pengintegrasian perspektif gender di semua bidang dan
tahapan pembangunan, penguatan kelembagaan pengarusutamaan gender termasuk
perencanaan dan penganggaran yang responsif gender. Kemudian dalam buku II:
tentang Pengarusutamaan Gender, menyebutkan bahwa peningkatan kualitas hidup dan
peran perempuan di berbagai bidang pembangunan dan masyarakat serta dunia
usaha”; “meningkatnya kapasitas kelembagaan PUG dan pemantauan dan evaluasi
pelaksanaan PUG termasuk PPRG. Disisi lain, Renstra Kementerian Kehutanan dan
Lingkungan Hidup sebagaimana Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.39/MenLHK-
Setjen/2015 tentang Rencana Strategi Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan
tahun 2015-2019 yang disusun mengacu pada RPJMN, belum menginternalisasi arus
gender.
Masuknya pengarusutamaan gender ditanamkan melalui bingkai perencanaan
dan penganggaran, sebagaimana Peraturan Menteri Kehutanan Nomor P.65/Menhut-
II/2011 tentang Pedoman Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG)
bidang Kehutanan; sehingga pelembagaan arus utama gender hanya sampai pada

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 23

batas dokumen RKA-KL, dan tidak tercantum dalam Renstra maupun Renja. Dengan
demikian, pengarusan gender dalam program/kegiatan dibingkai pada sistem
penganggaran, tanpa mendapat payung dari Renstra Kementerian. Pembingkaian
internalisasi arus gender dalam penganggaran selanjutnya otomatis akan dikaiteratkan
dengan sistem penganggaran di Kementerian Keuangan, yang faktanya dalam
pengesahan dokumen anggarannya, Kementerian Keuangan tidak konsisten
mempersyaratkan pengarusan gender. Untuk pengesahan DIPA tahun 2014 dan tahun
2015 dipersyaratkan mengandung pengarusan gender, namun untuk tahun 2016 Ditjen
Angggaran sudah tidak mempersyaratkan lagi. Disisi lain, institusi pelaksana lingkup
Kementerian LHK dituntut dan dibombardir untuk mengimplementasikan dalam
program/kegiatannya. Dengan demikian, terdapat inkonsistensi dalam sistem
perencanaan dan penganggaran, yang tidak hanya berlaku di Kementerian Lingkungan
Hidup dan Kehutanan, namun juga berkait dengan Kementerian Keuangan.
Lebih eksplisitnya bahwa program pengarusutamaan gender masih
diarusutamakan melalui instrumen sistem penganggaran/pembiayaan, sebagaimana
Peraturan Menteri Kehutanan (PMK) Nomor P.65/Menhut-II/2011 tentang Pedoman
Perencanaan dan Penganggaran Responsif Gender (PPRG) bidang Kehutanan. Tanpa
dibarengi dengan proses perencanaan yang dilembagakan dalam RENSTRA level
Kementerian, maka pencapaiannya akan lemah dan tersendat-sendat dilembagakan.
Dalam pedoman PMK aspek perencanaan sudah dibunyikan, namun disisi lain dalam
RENSTRA, sebagai acuan utama perencanaan LHK, tidak muncul satu katapun terkait
dengan “gender”.

Data terpilah gender: arah manfaat dan definisi kesenjangan


Data terpilah merupakan data kuantitatif dan data kualitatif yang sudah terpilah
antara laki-laki dan perempuan sebagaimana pedoman yang telah diterbitkan
Kementerian Kehutanan tahun 2013. Namun demikian, secara manfaat, pedoman
tersebut belum menjabarkan bagaimana alur dan teknis analisisnya sehingga
mencerminkan analisis akses, peran, kontrol dan manfaat dari pemilahan gender.
Selain hal tersebut, pengertian kesenjangan/kesetaraan/keadilan juga masih
absurd. Definisi kesenjangan seringkali dikaitkan dengan perbedaan jumlah, misalnya
jumlah perempuan dan laki-laki; padahal tidak demikian yang dimaknakan dalam
konsep gender. Keadilan gender lebih merefer kepada sama kesempatan, sehingga
terbuka pilihan-pilihan baik bagi perempuan maupun bagi laki-laki.
Banyak pertanyaan yang masih tersisa antara lain terkait berapa porsi laki-laki
dan perempuan yang dikatakan seimbang/adil apabila dikaitkan dengan (1) peran,
posisi, akses; (2) kontrol/kendali seperti apa yang membuat adil/setara perempuan dan
laki-laki dan (3) mengapa demikian. Hal tersebut selanjutnya akan diarahkan kepada
penyempurnaan kebijakan-kebijakan pengelolaan hutan dan kebijakan-kebijakan terkait
peningkatan dan pengembangan SDM/ASN memiliki loyalitas, reputasi, kredibilitas,
integritas, kompetensi, kapabilitas, serta tahan bekerja dengan baik dalam situasi
tekanan, untuk meningkatkan kinerja institusi.

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 24

SARAN

Dari persoalan tersebut di atas, saran untuk memperkuat pelembagaan


pengarusutamaan gender antara lain: (1) mendorong perubahan arus pikir tentang
gender, melalui perubahan arah sosialisasi kepada konsep gender yang merefer pada
gender sebagai kontruksi sosial, (2) Review dan sinkronisasi kebijakan
pengarusutamaan gender, baik di level payung hukum maupun pelaksanaan
operasionalnya, (3) Internalisasi dalam kebijakan KLHK: Adendum Renstra KLHK dengan
menyatakan bahwa arus keadilan gender penting bagi tata kelola hutan menuju
kelestariannya, yang dapat dinyatakan dalam konsideran, (4) Sinkronisasi kelembagaan
PUG dengan organisasi Kementerian yang baru, yaitu penyesuaian struktur
peraturan/kebijakan dengan lembaga Kementerian Lingkungan dan Kehutanan; sebagai
penggabungan Kementerian Kehutanan dan Kementerian Lingkungan Hidup, (5) Audit
pelaksanaan pengarusutamaan gender, untuk memberikan input-input dalam
pelaksanaan pengarusutamaan gender ke depan, (6) Metode pelaporan sebagaimana
pedoman monitoring dan evaluasi; disusun menjadi secara substansial, tidak hanya
administratif; sehingga dapat memotret capaian implementasi substansial, dan tidak
hanya reportase administratif.

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 25

IV. TINDAK LANJUT DAN UPAYA PERCEPATAN

Dalam rangka menstrukturkan implementasi pengarusutamaan gender,


mempertegas upaya pencapaiannya, dan melakukan percepatan pelembagaannya;
Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan akan menyusun peta jalan
yang fokusnya dijabarkan pada tabel 14.

Tabel 14. Fokus Peta Jalan Pengarusutamaan Gender


Badan Litbang dan Inovasi 2016-2025

No Peta Jalan Jangka Waktu


1. Tier 1: sosialisasi keadilan gender 2012-2014
 Diseminasi kebijakan dan peraturan perundangan terkait keadilan
gender di lingkup Badan Litbang dan Inovasi
 Drafting data terpilah manajemen SDM riset

2. Tier 2: pelembagaan arus keadilan gender 2015-2016


 Kebijakan operasional arus gender lingkup BLI
 Peta jalan arus gender BLI 2016-2025
 Rencana Kerja arus gender BLI
 Pedoman penyusunan proposal riset gender BLI
 Pedoman monitoring dan evaluasi riset BLI
 Pelaksanaan integrasi gender dalam manajemen SDM riset:
pembangunan data terpilah dan analisis APKMnya
 Pelaksanaan integrasi gender dalam riset: pembangunan responden
terpilah dan analisis APKMnya dalam riset pengelolaan hutan, hasil
hutan, kualitas lingkungan dan sosekjak PI.

3. Tier 3: pelaksanaan kelembagaan integrasi gender dalam 2017-2019


managemen dan Riset yang berkeadilan gender
 Manajemen: keadilan akses, peran, control dan manfaat bagi ASN
perempuan dan laki-laki
 Riset: keadilan akses, peran, kontrol dan manfaat bagi ASN
perempuan dan laki-laki dalam riset pengelolaan hutan, hasil hutan,
kualitas lingkungan dan sosekjak PI.

4. Tier 4: sintesa hasil riset dan Manajemen SDM Riset yang 2020-2025
berkeadilan gender
 Keadilan gender pemangku kepentingan dalam pengelolaan hutan
secara lestari
 Keadilan gender dalam managemen Badan Litbang dan Inovasi LHK
 Diseminasi sintesa riset dan manajemen SDM riset yang berkeadilan
gender

Selain hal tersebut, untuk tahun 2016 fokus rencana kerja pengarusutamaan
gender adalah sebagaimana tabel 15.

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 26

Tabel 15. Fokus Rencana Kerja Pengarusutamaan Gender tahun 2016

No Kegiatan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agus Sep Okt Nov Des
1. Penyusunan Peta Jalan
(Roadmap) PUG BLI 2016-
2019
2. Revisi Lembaga PUG-
POKJA: level BLI dan
Satker*
3. Penyusunan dan finalisasi
Pedoman penyusunan data
terpilah 2016
4. Penyusunan dan finalisasi
Pedoman monitoring dan
evaluasi pengarusutamaan
gender
5. Penyusunan data terpilah
2016*
6. Evaluasi pelaksanaan riset
sesuai GAP dan GBS BLI
dan Satker tahun 2015
7. Sosialisasi dan review
implementasi PUG 2016
8. Sosialisasi dan persiapan
Pengawasan (audit)
implementasi PUG
9. Pelatihan/Workshop
menyusun proposal,
melaksanaan riset berarus
gender
10. Penyusunan GAP dan GBS
BLI dan Satker 2017
11. Mendesain kerjasama PUG
dengan instansi terkait.
12. Review Pelaksanaan PUG
2016 level BLI dan satker
*)tindak lanjut penyesuaan dengan SK.4079/MenLHK-Setjen/Peg/2015 tentang Penataan dan Penempatan Aparatur
Sipil Negara (ASN) lingkup KLHK

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015
Pengarusutamaan Gender dalam Riset dan Manajemen Lingkungan Hidup dan Kehutanan 27

V. KESIMPULAN

Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan telah melakukan
pelembagaan pengarusutamaan gender, antara lain melembagakan dalam riset dan
manajemen riset. Dalam 4 (empat) tahun implementasinya, sejak 2012 hingga tahun
2015 di Badan Litbang dan Inovasi, upaya pelembagaan penggarusutamaan gender
telah terlembaga dengan dibentuknya kelompok kerja, diintegrasikannya arus gender
dalam RKA-KL, identifikasi dan analisis riset-riset yang memberdayakan perempuan
yang terlibat dalam pengelolaan hutan, serta identifikasi dan analisis manajemen SDM
riset yang berkeadilan gender, memberikan komitmen pendanaan hingga Rp 2 milyar
lebih setiap tahunnya; yang instrumentasinya antara lain penyusunan data terpilah
gender, Gender Analysis Pathway (GAP), dan Gender Budget Statement (GBS). Selain
itu juga telah melakukan komunikasi aktif dengan Eselon I lain dan Kementerian serta
lembaga penggiat kesetaraan gender, melakukan upaya-upaya perluasan jaringan, dan
pelibatan masyarakat.
Ke depan Badan Litbang dan Inovasi akan menyusun peta jalan
pengarusutamaan gender serta menyusun rencana kerja tahun 2016, yang fokusnya
adalah penyesuaian kelembagaan dengan Kementerian Lingkungan Hidup dan
Kehutanan baru, memperdalam pemahaman mengenai konsep kesetaraan gender
dalam riset dan manajemen riset, menyusun instrumen analisis gender di bidang riset
dan manajemennya termasuk data terpilah, menyusun instrumen pelaporan, monitoring
dan evaluasi, melaksanakan GAP dan GBS yang telah disusun, memberikan komitmen
penganggaran, dan berkoordinasi dengan instansi terkait.

Progres Program Badan Litbang dan Inovasi Lingkungan Hidup dan Kehutanan hingga tahun 2015

Anda mungkin juga menyukai