Anda di halaman 1dari 8

Domestikasi Ternak

Gerson F. Bira, S.Pt., M.Si


Domestikasi peternakan adalah kegiatan mengembangkan dan membudidayakan hewan
ternak untuk mendapatkan manfaat dan hasil dari kegiatan tersebut atau dengan kata lain
proses perubahan dari hewan liar menjadi hewan peliharaan

Hale (1969) : Keadaan dimana breeding, pemeliharaan, pakan diatur oleh manusia

Disebut juga Penjinakan

Memerlukan waktu yang panjang untuk mendapatkan hasil karena itu dibutuhkan suatu
terobosan untuk mempercepat proses domestikasi antara lain melalui teknik pemuliaan dan
rekayasa genetika.
Menurut ahli biologi Jared Diamond(2004), hewan harus memenuhi enam kriteria agar dapat
dipertimbangkan untuk didomestikasi:

1. Pakannya mudah didapatkan. Hewan tersebut harus mau


memakan makanan yang berada di luar piramida makanan
manusia (gandum atau jagung), pakannnya tidak digunakan
oleh manusia (rumput, dan sebagainya), dan ekonomis
untuk penyimpanannya.
2. Pertumbuhannya dengan cepat sehingga mempercepat
proses perkembangbiakkan dan dimanfaatkan.
3. Memungkinkan untuk dikembangbiakkan dalam
penangkaran.
4. Tidak agresif.
5. Tidak mudah stres.
6. Memiliki hierarki sosial yang dapat dimodifikasi.
Beberapa tingkatan yang dapat dicapai manusia dalam upaya penjinakan hewan ke
dalam suatu sistem budidaya. Tingkatan dimaksud, sebagaimana berlangsung pada
ikan, adalah sebagai berikut (Zairin, 2003) :

1. Domestikasi sempurna, yaitu apabila seluruh daur hidup


ikan sudah dapat berlangsung dalam sistem budidaya. Ikan
asli Indonesia yang demikian dicontohkan oleh gurami
(Osphroneus gouramy), tawes (Puntius javanicus), kerapu,
bandeng, dan kakap putih.
2. Domestikasi hampir sempurna, yaitu apabila seluruh daur
hidupnya dapat berlangsung dalam sistem budidaya, tapi
keberhasilannya masih rendah. Ikan asli Indonesia yang
terjinakkan sedemikian dicontohkan oleh betutu, balashark,
dan arowana.
3. Domestikasi belum sempurna, yaitu apabila baru sebagian
daur hidupnya dapat berlangsung dalam sistem budidaya.
Contohnya antara lain : ikan Napoleon (Cheilinus undulatus),
dan tuna.
Beberapa pola domestikasi yang dikembangkan, yaitu :
1. Game ranching adalah penangkaran yang dilakukan dengan
sistem pengelolaan yang ekstensif.
Ada dua arti yang berbeda (Robinson dan Bolen. 1984), (1) suatu
kegiatan penangkaran yang menghasilkan satwa liar untuk
kepentingan olah raga berburu, umumnya jebis binatang eksotik,
(2) kegiatan penangkaran satwa liar untuk menghasilkan daging,
kulit, maupun binatag kesayangan, seperti burung, ayam hutan
dan sebagainya. Pola penangkaran ini telah berkembang di Afrika,
Amerika Serikat dan Australia. Di Indonesia sendiri pola ini telah
di coba dikembangkan untuk jenis-jenis ayam hutan, burung,
reptil (buaya, ular, penyu) dan ungulata (rusa, banteng).
2. Game farming, yaitu kegiatan penangkaran satwa liar dengan
tujuan untuk menghasilkan produk-produk seperti tanduk, kulit,
bulu, minyak dan taring/gading/tanduk. Dalam pola ini
dikembangkan juga penjinakan untuk keperluan tenaga kerja,
misalnya gajah.
Perubahan Yang Disebabkan Oleh Domestikasi (Kilgour dan Dalton,
1984)
a. Pengawasan terhadap breeding
Mengurangi jumlah pejantan dan atau menggunakan inseminasi
buatan. Dengan teknologi alih janin, betina dapat melahirkan anak
tanpa adanya pejantan (diinseminasi).
b. Bentuk perubahan kemampuan hidup
Ternak yang lemah dapat ditolong untuk hidup, penyakit dan
parasit dapat dikontrol.
c. Perubahan nutrisi
Kuantitas dan kualitas pakan dimanipulasi dan jenis pakan dapat
dikurangi.
d. Seleksi genetika
Hal ini dapat merubah hewan tersebut lain dari sesamanya dalam
keadaan liar.
e. Pengurangan dalam pemilikan bebas
Kepastian penyediaan komoditi di masa depan dapat terpenuhi.
TERIMA KASIH
TUGAS
• KELOMPOK
• ASAL-USUL, JENIS DAN DOMESTIKASI TERNAK :
1. KAMBING
2. DOMBA
3. AYAM
4. SAPI
5. KERBAU
6. KUDA
7. BABI
8. KELINCI
DI PRESENTASEKAN PER MINGGU/KELOMPOK ATAU LEBIH

Anda mungkin juga menyukai