Anda di halaman 1dari 5

Nama Kelompok 4 :

1. Moh. Roy Alfredo (4118150)


2. Hilda Fatmawati (4118159)
3. Dian Islamiyati (4118163)
4. Yuliana Aulia (4118164)
5. Putri Rosita Dewi (4118178)

Tugas Makul : Manajemen Keuangan Syariah

Kelas : D (Ekonomi Syariah)

Soal 1

PT. “ANTI PELAKOR” mengeluarkan obligasi dengan nominal per lembar


Rp.30.000,- yang mempunyai umur 8 tahun. Hasil penjualan obligasi neto yang diterima oleh
perusahaan sebesar Rp. 27.500,-. Bunga atau kupon obligasi pertahun sebesar 5 % dan tingkat
pajak sebesar 30 %. Berapakah besarnya biaya modal obligasi tersebut?

Jawablah dengan menggunakan metode singkat dan metode present value!

Jawaban:

1. Metode Singkat
Biaya modal obligasi PT. “ANTI PELAKOR” sebesar (kd) sebesar:

- Bunga satu tahun = Rp. 30.000 * 5 % = Rp.1.500, maka:

Kd = I + (N-Nb: n) / (Nb+N) : 2

Kd = 1500 + 30.000 - 27.500 : 8 / 27.500 + 30.000 : 2

= 1500 + 312,5 / 28.750

= 1812,5 / 28.750

= 0,063

= 6,3 %.

- Biaya modal setelah pajak (Ki) yaitu:

Ki = Kd (1-t)
= 0,063 (1-0,30)

= 0,0441

= 4,41 %.

2. Metode Present Value


Untuk memperoleh besarnya modal (Kd) yang kita cari, kita menggunakan cara coba-
coba. Misalnya digunakan tingkat bunga 4% dan 7% untuk mencari present value bunga
dan nilai obligasi (pinjaman pokok), kemudian dilakukan interpolasi dan hasilnya adalah
sebagai berikut:
Pada tingkat bunga 4%

a. Biaya bunga tahunan selama 8 tahun = Rp 1.500*(6,7327)

= Rp 10.099,05

b. Pembayaran pinjaman pokok (obligasi) akhir tahun ke-8 = Rp 30.000 x 0,5820

= Rp 17.460

Pada tingkat bunga 7%

c. Biaya bunga tahunan selama 8 tahun = Rp 1.500 x 5,9713

= Rp 8.956,95

d. Pembayaran pinjaman pokok (obligasi) akhir tahun ke-8 = Rp 30.000 x 0,5820

= Rp 17.460

Melakukan interpolasi antara bunga 4% dan 7% :

BUNGA PV Outflows PV Inflows NPV

4% Rp 21.921 Rp 30.000 Rp 8.079

7% Rp 17.460 Rp 30.000 Rp 12.540

Selisih 3% Rp 4.461 Rp 4.461


Menggunakan rumus interpolasi di dapat :

Kd = 5% + (8079 : 4461 x 3)%

= 5% + 5,43%

= 10,43%.

Biaya obligasi sebelum pajak (Kd) = 10,43%, maka:

Biaya obligasi setelah pajak (Ki) = 10,43% (1-0,3)=

= 7,30 %.

Ada perbedaan hasil perhitungan biaya modal antara metode singkat dengan
metode present value sebesar = 7,30% - 6,79% = 0,51% sebagai akibat pembulatan
angka.

Soal 2

Biaya modal dan struktur modal PT. “SELAMAT DUNIA AKHIRAT”

(dengan tingkat pajak sebesar 30%).

Keterangan Jumlah Proporsi Biaya


Modal Modal Modal

Hutang Rp. 60.000.000 40 % 8%

Saham prefer en Rp. 37.500.000 25 % 10 %

Saham biasa Rp. 52.500.000 35 % 15 %

Jawaban:

Biaya modal rata-rata tertimbang dapat dicari dengan mengalikan biaya modal
individual dengan proporsi masing-masing jenis dana atau modalnya, yaitu:
Keterangan Biaya Proporsi Biaya
Modal Tertimbang
Modal
Hutang 5,6 % 40 % 2,24 %

Saham preferen 10 % 25 % 2,50 %

Saham biasa 15 % 35 % 5,25 %

JUMLAH 100% 10,09 %

Jadi, biaya modal rata-rata (WACC) adalah = 10,09 %.

Soal 3

Pada prinsip keuangan syariah, tidak mengenal istilah bunga. Lantas bagaimana penerapan
biaya modal pada lembaga keuangan syariah? Jelaskan menurut pandangan kelompok anda?

Jawaban :

Menurut pandangan kelompok kami, penerapan modal biaya pada lembaga keuangan
syariah tidak hanya pada harta yang bersifat ribawi saja akan tetapi juga meliputi semua jenis
harta selama proses aktifitas perusahaan dan pengontrolan perkembangan pada periode
berikutnya. Konsep modal dalam Islam yaitu semua harta yang bernilai pada pandangan syar’i
yang aktivitas manusianya ikut berperan dalam pengembangan lembaga keuangan syariah
tersebut. Modal utama pertama sebuah lembaga keuangan adalah kepercayaan, yakni
kepercayaan pihak-pihak yang dihubungkannya. Dengan kata lain, modal pertama lembaga
keuangan ialah keredibilitas dimana para nasabah atau masyarakat luas. Sedangkan modal
utama kedua sebuah lembaga keuangan adalah profesionalitas, yakni profesionalitas dalam
mengelola uang atau dana titipan yang telah diamanatkan. Dengan kredibitas dan
profesionalitas itulah keberadaan dan kelangsungan sebuah lembaga keuangan di pertaruhkan.

Dalam hal pengumpulan modal ada beberapa cara yang dilakukan yaitu dengan modal
sendiri dari pemilik lembaga keuangan itu sendiri bisa juga dengan sistem titipan dari para
nasabah dan bisa berbentuk wadi’ah. Modal dapat dipergunakan untuk menjaga kemungkinan
terjadinya risiko kerugian atas investasi pada aktiva, terutama yang berasal dari dana-dana
pihak ketiga atau masyarakat. Peningkatan peran aktiva sebagai penghasil keuntungan harus
serentak dibarengi dengan pertimbangan resiko yang mungkin timbul guna melindungi
kepentingan para pemilik dana.

Referensi: Rahmat Ilyas, “Manajemen Permodalan Bank Syariah”, STAIN Syaikh


Abdurrahman Siddik Bangka Belitung.

Anda mungkin juga menyukai