Anda di halaman 1dari 29

‫نبذة النور يمشى في ترجمت للجين الداني بالغاة الإلندونسي‬

Nubdzatun Nurun Yamsyi fii tarjamati al lujainu al dani bil lughatil indunisiy

Asrar Zafran
2
Bab 1 Muqaddimah

Bismillahirrahmanirrahim, Segala puji hanya bagi allah yang telah mengutus


junjungan kita, nabi Muhammad S.a.w, dengan sempurnanya syari’at dan murninya
agama islam, dan menghiasi risalahnya dengan indahnya perhiasan-perhiasan
bathiniyah, dan menguatkan syari’atnya dengan keteguhan para sahabat nabi yang
senantiasa diberikan petunjuk. Dan mengistimewakan orang-orang tertentu dari para
pengikut agamanya (umat islam) yang ia kehendaki, dengan keistimewaan yang yang
berupa jalan khusus untuk mencapai puncak kemakrifatan dan hakikat, dan
melimpahkan petunjuk yang keindahanya serupa dengan mutiara yang cantik serta
sutra-sutra yang halus yang berasal dari lautan Anugerah laduniyah pada orang-orang
yang ia kehendaki. Maka orang orang yang diberikan anugerah ini adalah umat yang
paling diberi petunjuk dan yang paling dipandu untuk menuju jalan wushul kepada
Allah dzat yang maha perkasa dan maha mengetahui, yakini umat yang terbaik yang
menempuh jalan ibadah dan pengabdian kepada allahdari jalan petunjuk yang lebih
tinggi daripada shiratul mustaqim.

Semoga allah melimpahkan sholawat serta salam yang paling tinggi derajatnya kepada
Nabi muhammad dan kepada orang-orang yang ia kehendaki.

Maka patut bagi kita untuk mengikuti jalan kebathinan dengan petunjuk mereka, dan
mengikuti jejak-jejak keshalehan mereka, dan berpedoman kepada cahaya lampu-
lampu mereka di dalam gelap gulitanya kebodohan. Selagi harum kisah-kisah mereka
dalam indra penciuman orang-orang yang mendengarkan kisah mereka dengan penuh
perhatian, dan diceritakan pula tentang keutamaan-keutamaan mereka, maka kiranya
kisah-kisah serta riwayat mereka ini akan menjadi media yang mengajak kita untuk
bersungguh-sungguh beribadah menuju pada allah.

Setelah mengucap Basmalah, Hamdalah, dan Shalawat, kiranya berkata orang yang
amat butuh kepada anugerah dzat yang maha mulia yang akan menjadi penyelamat di
akhirat, Ja’far ibnu Husain bin Abdil Karim Al barzanji , kitab ini adalah suatu
karangan ringkas yang menjelaskan keadaan serta riwayat hidup seorang wali yang
telah mencapai derajat Quthb ar rabbaniy, dan Ghoust as Samadaniy, yakni rajanya para
wali dan orang-orang yang telah makrifat kepada Allah, dan pemimpin para ulama yang
meniti jalan untuk wushul kepada Allah yang diibaratkan seperti tenggelam dan
mengecap rasa nikmatnya lautan hakikat. Yakni baginda yang mulia, yang memiliki
sanad keilmuan yang tidak diragukan lagi kebenaranya, yang memiliki nasab mulia,
yang memiliki kedudukan mulia disisi Allah, dan julukan yang terkenal yakni Syeikh
Abdul qodir Al jilaniy R.A.

Semoga Allah melimpahkan kepadanya keindahan mendekatkan diri kepada Allah


yang diserupakan seperti taman-taman surga yang penuh dengan kesentosaan. Maka
kiranya kitab ini seperti kalung mutiara yang tersusun dari indahnya Keistimewaan
prilaku dan ucapan beliau, sehingga orang-orang yang mendengar kisahnya dapat
menghiasi dirinya dengan mutiara prilaku dan tindakanya yang mulia, yang mana isi

3
kitab ini aku ambil dari ucapan para ahli thariqah dan orang orang yang memiliki
keyakinan teguh dan cinta yang mendalam pada beliau, seperti halnya Syeikh Abdul
wahhab As-Sya’roni yang telah banyak terlihat kemuliaanya, yang dijuluki sebagai
lampunya kota damaskus, penulis kitab Nitajul Arwakh..

kitab ini ditulis karena kegemaranku dalam menyebarkan tingkah laku yang mulia,
dan menyebarkan riwayat-riwayat yang sangat bagus, dan berharap diturunkan
siraman rahmat dan barakah yang berlimpah. Karena dengan menceritakan kisah
mereka, pintu-pintu langit akan dibuka, dan akan di cicipkan kepada kita gejolak luapan
banjir kecintaan kepada tuhan. Maka aku memisahkan isi dalam kitab ini dalam
beberapa bab yang semoga lebih disukai oleh para pembaca, dan tentu saja kitab ini
ditulis karena mengharap anugerah dengan wasilah tingkah laku sirri beliau (Syeikh
Abdul Qodir), dan agar orang yang datang selalu menyebut-nyebut nama beliau ketia
seseorang datang untuk menyampaikan kisahnya. Dan kitab ini aku berinama Allujainu
Al Dani yang menjelaskan tingkah laku seorang wali yang telah sampai derajat Quthb Ar
Rabbani. Yakni Syeikh Abdul Qadir Al jilani R.A. maka menurut pendapatku, beliau
adalah guru yang sempurna, cendekiawan yang runtut sanadnya, yang memiliki derajat
luhur dan langkah kaki yang kokoh dalam menjalankan Syari’at. Dan kemampuan yang
lengkap dan tingkah laku yang terpuji dan kesempurnaan yang luas, yakni Pimpinan
Para wali Allah, dan cahaya yang memberi petunjuk yang terang, yang pengayomanya
bagaikan benteng yang mencukupi orang-orang yang berlindung didalamya. Dan
penolong yang menerangi kita dikala gelapnya kebodohan dan kesesatan, dialah Abu
muhammad abdul qodir al jilani ibn abi shalih musa janki (dinaskah lain Janka)
dausath, ibn abdillah ibn yahya zahid ibn muhammad ibn dawud ibn musa ibn
abdillah tsani ibn Musa al jun ibn abdillah al Makhdli ibn hasan mutsanna ibn
Hasan Ibn Ali ibn Abi thalib maka sesuai hadist rasulullah setiap keturunan siti
fathimah dinisbatkan pada beliau, maka sayyid hasan adalah putra Sayyidah Fathimah
Az zahro Al batul, binti sayyidina muhammad S,A.W

Keindahan Nasabnya diibaratkan cahaya matahari di waktu dluha dan pancaran sinar
fajar diwaktu subuh,

Wibawa bagi orang-orang yang senasab denganya bagaikan cahaya yang timbul dari
wajah nabi adam yang membuat Malaikat di langit bersujud padanya

Kesempurnaan puji-pujian bagi nasabya di ibaratkan kitab Allah yang kaya akan hujjah-
hujjah yang bisa dilihat oleh orang-orang yang berniat menyingkirkan sifat buruk dari
dalam dirinya .

4
Ya Allah sebarkanlah aroma wangi keridhoan kepadanya, dan berikanlah
anugerah kepada kami lantaran sirr sirr yang telah engkau tetapkan padanya.

Bab 2 Masa kelahiran dan menuntut ilmu serta riyadhah

Beliau dilahirkan pada tahun 471H di jilan, yakni negara yang yang telah terpisah di
belakang wilayah Thabaristan, dan adapun beliau pada saat masa kanak-kanaknya tidak
mau menyusu pada siang hari bulan ramadhan, karena mendapat pertolongan dari
Allah S.W.T, setelah mulai beranjak beliau mulai menekuni dalam pencarian ilmu agama
dan mendatangi setiap orang yang mempunyai kelebihan dalam suatu bidang ilmu
untuk berguru padanya, dan mulai mengfokuskan perhatianya untuk melampaui segala

5
sesuatu. Dan beliau adalah orang yang cepat tanggap dalam menghindari sikap dzolim
meskipun sifat Dzolim itu sedikit, beliau belajar ilmu fiqh kepada Abi wafa Ali ibn
Aqil, dan Abul Khottob Al kalwadaniy mahfudz bin Ahmad Jalil, dan Abi husain
Muhammad Ibn qadli Abi Ya’la dan selain mereka yang telah terkenal mempunyai
ilmu tinggi, dan belajar ilmu Adab kepada Ali Abi Zakaria Yahya Ibn Ali At Tibrizi,
dan bersungguh sungguh dengan sangat, beliau belajar ilmu thariqah kepada Syeikh
Abil Khair Hammad Ibn Muslim Ad Dabbas. Dan belajar ilmu Shufiy kepada Qadli
Abi Said Mubarak, dan belajar Ilmu Adab Kepada beliau, dan beliau selalu di iringi oleh
pertolongan tuhanya. Untuk mencapai derajat kesempurnaan dengan cita-citanya yang
tinggi. Senantiasa menepatkan dirinya dalam ketekunan, menghindarkan dirinya dari
usaha yang ringan. Menolak akan limpahan kemudahan dan kegembiraan,

Sehingga beliau mengembara 25 tahun dengan berjalan kaki. Di padang


pasir dan reruntuhan irak, manusia tidak ada yang mengenalnya, dan beliau tidak
mengenal satu orangpun, sehingga orang-orang meremehkanya, dan meninggalkanya,
dan beliau menghadapi segala kesusahan dan kepayahan sejak awal pengembaraanya.
Maka beliau menempati dan melewati tempat-tempat yang terkenal angker dan
berbahaya sehingga mengosongkanya dari segala hal-hal yang dianggap menyeramkan,
dan pakaianya adalah jubah kain wol dan yang menjadi penutup kepalanya adalah
sobekan kain dan berjalan tanpa alas kaki, karena beliau tidak menemukan alas kaki
untuknya berjalan, dalam masa pengembaraanya beliau memakan buah yang ada di
pohon liar, dan potongan atau sisa-sisa sayur yang terbuang, dan lumut yang pahit yang
berasal dari tengah danau, dan beliau tidak tidur seperti halnya tidur manusia normal
(tidak tidur kecuali sangat lelah sehingga ketiduran), dan tidak beliau tidak meminum
air, dan beliau juga telah melewati suatu masa yang didalamnya beliau tidak memakan
makanan sedikitpun, kemudian seseorang menemuinya dan memberinya sekantong
kecil dirham, kemudian beliau membeli sedikit roti gandum dan bubur, dan beliau
duduk hendak memakan makananya maka memudian beliau menemukan secarik
lembaran yang bertuliskan “Syahwat itu hanya diciptakan untuk hambaku yang lemah,
agar membimbing mereka menuju ketaatan, sedangkan bagi hambaku yang kuat maka
tidak ada syahwat bagi mereka”. Maka beliau meninggalkan makananya, dan mengambil
saputanganya dan meninggalkan semuanya disana, kemudian beliau menghadap kiblat
sholat dua rakaat dan beranjak dari sana, dan beliau paham jika ia adalah orang yang
dijaga dari segala godaan, dan selalu diuji serta selalu diawasi.

Ya Allah sebarkanlah aroma wangi keridhoan kepadanya, dan berikanlah


anugerah kepada kami lantaran sirr sirr yang telah engkau tetapkan padanya.

6
Bab 3 Masa riyadhah serta kelimuan beliau

Dan nabi Khidir mempertemukan beliau dengan nabi kita Muhammad, semoga Allah
melimpahkan limpahan shalawat dan salam pada Nabi Muhammad, saat pertama kali
memasuki Iraq, akan tetapi beliau tidak mengenali Rasulullah S.A.W. dan nabi Khidir
memberi isyarat kepada beliau agar tidak berpaling dari apa yang ia tetapkan, karena
keberpalingan adalah sumber perpisahan (seperti halnya kisah nabi musa), dan Nabi
Khidir berkata kepada beliau “duduklah disini!”. Maka beliau duduk ditempat dimana
Nabi Khidir mengisyaratkan pada beliau untuk duduk selama 3 tahun, Nabi Khidir
mendatangi beliau sekali dalam setahun, dan Nabi Khidir berkata pada beliau “jangan
beranjak dari tempatmu sampai aku mendatangimu”.

7
Suatu saat beliau tertidur di istana raja kisra dari beberapa negar yang dilewatinya di
malam yang dingin, kemudian beliau bermimpi basah dan beranjak menuju telaga
untuk mandi, dan beliau tertidur kembali kemudian bermimpi basah, kemudian beliau
beranjak menuju telaga dan mandi, dan kejadian ini terjadi dalam satu malam sebanyak
40 kali. Kemudian beliau naik keatas tembok istana karena khawatir akan rasa kantuk
dan tidur dan karena menjaga kesucian diri beliau., adapun beliau ketika setelah
berhadast akan langsung berwudlu dan sholat dua rakaat, dan beliau tidak pernah
berhadast sama sekali kecuali langsung memperbarui wudlunya.

Beliau tidak pernah sedikitpun berhenti menjalani ketekunanya sehingga


allah menampakkan pada beliau suatu pencerahan dan makin tampak jelas jalan-jalan
untuk menuju Allah S.W.T, dan tampak pada beliau cahaya keindahan Allah, maka beliau
telas lulus karena bimbingan dari dzat yang sangat murni, yang tidak akan diketahui
oleh orang-orang yang belum pernah mencapainya. Dan beliau sering menampakkan
tingkah diam dan gila kepada Allah. Sehingga suatu saat beliau dibawa kedalam suatu
forum karena terkenalnya tingkah beliau.

Dan adapun orang yang berada di zaman beliau mengakui ketinggian ilmu serta
amalnya, mengakui kezuhudanya, kemakrifatanya, kepemimpinanya, dan
kesederhanaanya. Dan kemudian nama beliau melambung tinggi, dan menyebar ke
seantero dunia seperti halnya berjalanya matahari di siang hari.

Diceritakan suatu saat berkumpulah 100 ahli fiqh, dari sekian banyak ulama
Baghdad, dan mereka mengumpulkan berbagai macam pertanyaan bermaksud untuk
menguji beliau, maka ketika mereka semua sudah berkumpul kemudian Syeikh Abdul
Qadir muncul di depan mereka, dan tampak dari dada beliau kilapan cahaya, cahaya itu
melewati dada para ahli fiqh yang sudah berkumpul, dan cahaya itu menghapus apa
yang ada di dalam hati mereka (yakni kebencian dan kedengkian pada Syeikh Abdul
Qadir), maka mereka semua pucat dan tubuh mereka bergetar dan berteriak sekeras-
kerasnya secara bersamaan, kemudian mereka merobek pakaian mereka dan membuka
penutup kepala mereka, kemudian beliau duduk di kursi, dan menjawab semua
permasalahan mereka. Maka 100 ahli fiqih itu mengetahui kapasitas beliau, dan tunduk
kepada beliau mulai pada saat itu.

Adapun beliau mengajar 13 ilmu, yakni tafsir, hadist, perbedaan pendapat ulama,
ushul fiqh, nahwu, ilmu qiroah dan ilmu lainya, dan beliau memberi fatwa fiqh atas
pandangan madzhab imam syafi’i dan imam Ahmad ibn hambali R.A. dan para ulama
Iraq heran akan sempurna dan cemerlangnya fatwa beliau, dan mereka berkata “Maha
suci tuhan yang memberi beliau anugerah”. Dan suatu ketika dihadapkan kepada beliau
suatu permasalahan dimana para ulama sengaja mereka-reka agar tidak bisa ditemukan
jawabnya pertanyaan itu adalah “Ada seorang laki-laki yang bersumpah akan melakukan
talak bain kubro, maka jika ada cara yang bisa menggugurkan sumpahnya, adalah ia
harus melakukan ibadah, yang pada saat dia melakukan ibadah tersebut tidak ada
satupun makhluq Allah ta’ala yang melakukan ibadah yang sama denganya. Maka

8
bagaimana cara ia menggugurkan Sumpahnya?”. Kemudian seketika Syeikh Abdul Qodir
Menjawab, “cara ia menggugurkan sumpahnya adalah dengan mendatangi kota Makkah
dan menyepikan orang yang Thawaf di dalam masjidil Haram, dan kemudian ia Thawaf
tuju kali. Maka gugur Sumpahnya”. Maka hanya kepada Allah lah kembalinya setiap
perkara beliau.

Ya Allah sebarkanlah aroma wangi keridhoan kepadanya, dan berikanlah


anugerah kepada kami lantaran sirr sirr yang telah engkau tetapkan padanya.

Bab 4 keadaan beliau ketika telah menjadi Ulama

Adapun beliau pakaianya adalah pakaian ulama, dan menggunakan tudung penutup
kepala, sedangkan kendaraan beliau adalah bighal. Dan dihadapkan kepada beliau
berbagai macam permasalahan. Ketika berbicara beliau duduk diatas kursi yang tinggi,
adapun perkataan beliau bersifat padat dan jelas, terkadang beliau berbicara sambil
seolah-olah menulis sesuatu tepat diatas kepala orang-orang yang menghadiri majelis
beliau, setelah itu beliau kembali lagi duduk di kursi beliau. Dan waktu beliau hanya
dihabiskan untuk melakukan ketaatan.

Pelayan beliau yang bernama, Syeikh Abu Abdillah Muhammad bin Abdul Fattah Al
Harawi berkata, “Aku menjadi pelayan Syeikh Abdul Qodir Al Jilani R.A. selama 40 tahun.
Dari yang aku ketahui selama menjadi pelayan beliau, beliau selalu melaksanakan sholat
subuh dengan wudlu Sholat Isya. Dan ketika berhadast beliau memperbarui wudlunya
disaat itu pula, kemudian sholat dua rakaat, dan ketika sholat isya, beliau memasuki
tempat Khalwatnya, dan tidak mungkin ada orang yang bisa masuk kedalamnya bersama
beliau dan beliau tidak akan membuka ruang khalwatnya itu untuk siapapun juga. Dan
beliau tidak akan keluar dari sana sebelum memasuki waktu fajar. Dan Khalifah sering
9
kali mendatangi beliau disaat malam hari dan berharap bisa berkumpul bersama beliau
akan tetapi apa yang diinginkan Khalifah itu tidak pernah terlaksanakan.”

Ibnu Abil Fattah berkata “aku menginap semalam bersama beliau dan aku melihat
beliau sholat dua rakkat yang pendek di awal waktu malam, kemudian beliau berdzikir
kepada Allah sampai lewat waktu sepertiga malam yang pertama, kemudian beliau
berkata ‘Al muhith rabbus syahid al Hasib al Fa’al Al Hallaqu Al Khaliqu Al Bari’u Al
Mushawwir yang semuanya adalah 9 lafadz, kemudian beliau terangkat ke atas langit
hingga hilang dari pandanganku, kemudian beliau sholat dengan berdiri tegak sambil
membaca al qur’an sampai hingga berlalunya sepertiga malam yang kedua, dan beliau
sangat memanjangkan sujud, kemudian beliau duduk bersila menghadap kiblat sampai
datangnya waktu fajar, kemudian beliau menghabiskan malamnya dengan ibtihal
(Munajat), berdoa, dan tadzallul (mengakui kehinaan diri dihadapan Allah). Kemudian
muncul cahaya yang terang yang meliputi beliau, sehingga beliau hilang dari pandangan
mata didalam cahaya itu.”.

Ibnu Abil Fattah Berkata “dan aku mendengar disinya bnyak orang mengucap salam,
Salamun Alaikum, Salamun Alaikum. Dan beliau menjawab salam mereka sehingga beliau
keluar dari khalwatnya untuk melakukan sholat fajar.

Syeikh Abdul Qadir Berkata “Seseorang yang faqir (faqir dalam hal keilmuan dan
martabat ilahiyah) itu tidak bisa menempatkan dirinyasebagai pemimpin dan pemandu
untuk menasehati manusia, kecuali allah telah memberikanya ilmu para ulama, kekuatan
kepemimpinan para raja, dan kebijaksanaan para ahli hikmah.”

Ibnu Abil Fattah Berkata “Suatu saat dihadapkan kepada beliau yang mengaku
bahwasanya ia telah melihat Allah S.W.T dengan mata kepalanya, Maka beliau bertanya
kepada orang itu, “apakah yang kamu katakan itu benar?” orang itu menjawab “benar”.
Maka Syeikh Abdul Qadir menegurnya, menasehatinya, dan meminta dia berjanji agar
tidak menceritakan pengalamnya ini lagi. Kemudian beliau berpaling kepada para orang-
orang yang datang yang menanyakan, “apakah benar apa yang diakui orang itu atau
tidak?”. Beliau menjawab “dia benar dalam ucapanya, akan tetapi ucapanya itu sangat
rancu, itu karena sesungguhnya dia menyaksikan cahaya ilahi dengan mata bathinya.
Kemudian dari mata hatinya terdapat sebuah lubang kecil, maka mata dhohirnya melihat
apa yang dilihat mata bathinya, dan kemilau cahaya yang ia lihat dari lubang kecil mata
dhohirnya itu bagian dari cahaya yang ia lihat dengan mata bathinya, maka dia mengira
mata dhohirnya menyaksikan apa yang dilihat mata bathinya, padahal yang melihat
cahaya itu hanya mata bathinya dan dia yidak menyadari itu.`” Maka kaget dan
tercenganglah para ulama ahli tashawuf setelah mendengarkan ucapan beliau”

Dan beliau bercerita, “bahwasanya diperlihatkan kepadaku pada suatu waktu, cahaya
yang besar yang menyinari langit, maka kemudian mulai jelas dari cahaya itu suatu
bentuk, dan cahaya itu memanggilku “wahai Abdul Qadir aku tuhanmu dan aku telah

10
memperbolehkan untukmu melakukan segala yang aku haramkan”. Maka aku berkata
“aku berlindung kepada allah dari syetan yang terkutuk, pergilah wahai makhluk yang
terlaknat!”. Kemudian cahaya itu berubah menjadi kegelapan dan serupa asap,
kemudian Asap itu berkata “Wahai Abdul Qadir engkau selamat dariku dengan ilmumu,
danhukum tuhanmu dan pehamanmu akan hukum yang berlaku pada tingkatanmu, dan
aku telah menyesatkan 70 ahli Thariqah dengan cara seperti ini.” Dan aku berkata
“hanya milik tuhanku segala kelebihan dan sanjungan”. Dan ditanyakan kepada beliau,
“Wahai Syeikh darimana engkau mengetahui bahwa itu adalah Syaithan”. Beliau
menjawab “dari ucapanya yang berupa aku memperbolehkan kepadamu melakukan
segala yang aku haramkan, maka aku yakin bahwa Allah S.W.T, tidak akan
memerintahkan untuk melakukan kerusakan.”

Ya Allah sebarkanlah aroma wangi keridhoan kepadanya, dan berikanlah


anugerah kepada kami lantaran sirr sirr yang telah engkau tetapkan padanya.

Bab 5 Akhlak beliau dan kata mutiara beliau

Dan beliau tidak pernah mengagungkan orang-orang kaya, dan tidak pernah berdiri
untuk menghormati pejabat dan semua anggota pemerintahan. Dan sering kali beliau
melihat Khalifah, sedangkan beliau sedang duduk. kemudian beliau masuk kedalam
tempat khalwat beliau, kemudian beliau keluar dari khalwat setelah khalifah
mendatangi beliau karena menghargai para orang miskin yang juga ingin bertemu
beliau. Dan agar tidak terkesan berdiri untuk menghormati khalifah.

Beliau juga tidak pernah mendatangi kediaman khalifah, mentri maupun raja, dan
tidak menerima hadiah yang diberikan khalifah sama sekali. Sehingga khalifah
mencerca beliau dan atas sikap beliau tersebut, kemudian beliau berkata kepada
khalifah, “datanglah kemari dan bawalah kemari apa yang engkau ingin berikan
kepadaku”. Kemudian khalifah datang dengan membawa sejenis apel. Kemudian apel
itu mengeluarkan darah dan nanah, sdan beliau berkata kepada khalifah “bagaimana
engkau mencelaku akan sikapku yang tidak menerima hadiah darimu sedangkan
semuanya terbasahi oleh darah manusia”. Maka khalifah meminta maaf dan bertaubat
didepan beliau. Dan kemudian khalifah sering mendatangi beliau sebagaimana orang-
orang biasa, dan menemani beliau sampai akhir hayatnya.

Dan beliau dengan segala keluhuranya, tingginya gelarnya, dan luhurnya julukanya,
sangat menghormati orang-orang faqir, dan duduk bersama mereka, serta
menambalkan baju mereka yang rusak. Dan beliau pernah berkata “orang faqir yang
sabar lebih utama dari pada orang kaya yang syukur,dan orang fakir yang bersyukur
lebih utama daripada orang faqir yang sabar dan orang kaya yang bersyukur, dan orang
faqir yang sabar dan bersyukur lebih utama daripada mereka semua, dan tidak akan ada
yang senang menghadapi cobaan dan merasa nikmat karenanya, kecuali orang-orang
11
yang mendapat pencerahan”.Beliau juga berkata “ikutilah aku dan jangan menjauh,
taatlah dan jangan membangkang, sabarlah dan jangan merasa lemah, dan
perlihatkanlah kebahagiaan dan jangan putus asa, berkumpulah untuk dzikir pada allah
dan jangan terpecah belah, sucikanlah diri dengan taubat, dari dosa-dosa dan jangan
mengotori diri, dan jangan pernah berhenti untuk menuju pintu rahmat tuhanmu.” Beliau
Juga berkata “janganlah memilih meraih kenikmatan dan menolak segala cobaan, karena
nikmat itu turun kepadamu sebagai bagian yang sudah ditetapkan, yang mana kamu bisa
memilih untuk meraihnya atau tidak, sedangkan cobaan itu sesuatu yang hak untukmu
meskipun kamu tidak menginginkanya, maka pasrahlah kepada allah dalam setiap
keadaan karena allah melakukan segala sesuatu yang ia kehendaki. Apabila nikmat
mendatingimu maka sibukkanlah dirimu dengan dzikir dan syukur, sedangkan jika
cobaan yang mendatangimu maka sibukkan dirimu dengan sabar dan lapang dada,
namun apabila kamu ingin menempati maqam yang lebih tinggi maka merasa senang
dan ridholah akan cobaan itu. Ketahuilah sesungguhnya cobaan tidak mendatangi
seorang mukmin untuk merusak orang tersebut, akan tetapi cobaan datang untuk
mengingatkanya.” Syeikh Abdul Qadir R.A. berkata “seseorang tidak patut untuk duduk
dalam majlis-majlis kebenaran kecuali orang yang telah membersihkan dirinya dari
kotoran kehinaan, dan suatu kebenaran tidak akan dibuka kecuali hanya kepada orang
yang sudah tidak memiliki ajakan nafsu dan keinginan-keinginanya, dan ketika seseorang
yang pada umunya tidak membersihkan dirinya, maka Allah akan memberinya cobaan
berupa penyakit yang akan menghapus dosa dan mensucikanya, agar ia bisa meraih
ridho allah dan mendekat kepada Allah, sadarlah kalian semua atau kalian tidak akan
sadar sama sekali. Beliau juga berkata “janganlah kamu menyukai seseorang atau
membencinya kecuali setelah kamu mencocokkan prilakunya dengan al-qur’an dan
sunnah, supaya kamu tidak menyukai sesuatu karena hawa nafsu dan tidak membenci
sesuatu karena hawa nafsu”.

Ya Allah sebarkanlah aroma wangi keridhoan kepadanya, dan berikanlah


anugerah kepada kami lantaran sirr sirr yang telah engkau tetapkan padanya.

12
Bab 6 Karamah beliau

Adapun lalat tidak hinggap pada beliau mewarisi seperti apa yang terjadi pada kakek
beliau, yakni Rasulullah S.A.W, maka ditanyakan kepada beliau mengapa itu terjadi dan
beliau menjawab, “apa yang dicari lalat padaku, sedangkan tidak ada padaku sedikitpun
manisnya dunia dan kenikmatan akhirat.”

Adapun salah satu karamah beliau suatu ketika beliau duduk dalam keadaan
berwudlu, kemudian ada seekor burung yang mengotori baju beliau, kemudian beliau
mendongakkan kepala beliau, dan burung itu jatuh dalam keadaan mati, kemudian
membasuh pakaian beliau dan menyedekahkanya sebagai ganti dari burung tadi dan
beliau berkata, “jikalau aku memiliki kesalahan, semoga sedekahku ini menjadi
penghapus kesalahanku”.

Sebagian dari karamah beliau yang lain adalah, suatu hari datang seorang perempuan
dan anak laki-lakinya kepada beliau, dengan maksud menyerahkan anaknya untuk
belajar kepada Syeikh Abdul Qadir R.A, maka beliau memerintahkan kepada anak itu
untuk bersungguh-sungguh dan menempuh jalan thariqah ulama salaf, suatu ketika
sang ibu datang menjenguk anaknya, dan ia mendapati anaknya dalam keadaan kurus,
dan memakan roti gandum, dan beliau pergi untuk menemui syeikh Abdul Qadir yang
bertepatan saat itu di depan beliau ada seekor ayam yang sudah dihidangkan, dan
perempuan itu bertanya apa maksud dari semua ini?, kemudian beliau menaruh
tanganya diatas tulang-belulang yang sudah dimakan, dan berkata “berdirilah sesuai izin
allah dzat yang menghidupkan tulang-belulang sehingga hidup kembali”. Maka ayam itu
berdiri seperti semula dan bersuara laa ilaha illa allah syeikh abdul qadir waliyullah
radhiyallahu anhu . kemudian beliau berkata “jika anakmu sudah bisa melakukan ini dia
boleh memakan apa yang ia inginkan”.

Dan sebagian dari karamahnya adalah suatu saat pada hari-hari yang berangin,
lewatlah seekor burung elang yang suaranya memekakkan telinga di majelis beliau,
kemudian beliau berkata “Wahai angin ambilah kepalanya,” maka burung itu terjatuh
dalam keadaan kepala yang terpotong, kemudian beliau turun dari kursi dan
memeganganya, dan beliau juga memerintahkan orang lain untuk memegang bagian

13
lainya, dan beliau berkata “Bismillahirrahmanirrahim” maka elang itu hidup dan terbang
seperti semula dengan izin allah, dan banyak orang yang menyaksikanya,.

Sebagian karamah beliau antara lain, sesungguhnya Aba Umar As-Sayrafi dan Aba
Muhammad Abdul Haq Al harimi, R.A. berkata, “kami berdua berada bersama Syeikh
Abdul Qadir di madrasah beliau pada hari Ahad tanggal tiga Safar tahun 555H, kemudian
beliau berwudlu dengan menggunakan terompah beliau, dan shalat dua rakaat, maka
ketika beliau salam, beliau berteriak dengan keras, dan melemparkan salah satu
terompahnya ke langit dan hilang dari pandangan kami, dan beliau juga melakukan hal
yang sama pada terompah yang lain, kemudian beliau duduk dan tidak satupun orang
yang memberanikan diri untuk menanyainya, kemudian datanglah kafilah dari negara
Ajam. Setelah 23 hari, mereka berkata “kami memiliki nadzar kepada Syeikh Abdul Qadir
Al Jilani” maka kami pergi untuk memintakan izin kepada beliau, dan beliau berkata
“terimalah apa yang mereka berikan”. Kemudian mereka memberikan emas dan pakaian
sutra halus serta sutra kasar, serta terompah. Kemudian kami bertanya kepada merka
akan apa maksut semua ini kemudian mereka bercerita “ suatu saat kami berjalan pada
hari Ahad tanggal 3 safar, kemudian datang kepada kami perampok yang dipimpin oleh
dua orang, kemudian mereka merampas uang kami dan mengirim kami ke pinggiran
lembah, dan kami berkata, mungkin jika kita berdzikir dengan washilah Syeikh Abdul
Qadir maka kita akan selamat . dan tidak ada usaha yang bisa kami tempuh kecuali
hanya berwashilah kepada beliau, dan kami bernadzar dengan sedikit harta kami jika
kami selamat. Kemudian kami mendengar dua kali suara teriakan yang memenuhi
lembah, kami mengira ada perampok lain yang merampok mreka, kemudian salah satu
dari mereka berkata kepada kami untuk mengambil harta kami dan melihat apa yang
terjadi kepada pimpinan mereka, dan kami melihat kedua pimpinan mereka telah mati
dan diatas mereka ada terompah yang masih basah karena air, dan mereka berkata
kepada kami, ini adalah suatu berita yang besar”.

Sebagian dari karamah beliau antara lain, suatu hari datanglah seorang laki-laki dari
negeri Isfahan, yang memiliki penyakit kerasukan yang telah memayahkan para ahli
ta”zim yakni orang orang yang ahli ilmu perdukunan. Kemudian Syeikh Abdul Qadir
Berkata “ini adalah jin pengganggu dari lembah sarandib dan namanya adalah khanis
jika ia kembali kerasukan bisikkan ke kedua telinganya, wahai khanis abdul qadir yang
tinggal di baghdad berkata, janganlah kamu kembali jika kamu kembali kamu akan
hancur”. Kemudian lelaki itu pulang dan tidak terlihat selama dua puluh tahun,
kemudian ia datang dan ditanyai, kemudian ia mengabarkan jika ia melakukan apa yang
dicontohkan Syeikh Abdul Qadir, maka budaknya tidak pernah kersukan hingga kini.
Sebagian pimpinan ahli ta’zim berkata, “kami hidup di zaman Syeikh abdul qadir dan
kami tidak menemui penyakit yang disebabkan gangguan jin sama sekali, ketika beliau
meninggal banyak kembali timbul penyakit seperti itu”.

Diantara karamah beliau yang lain adalah, diceritakan ada tiga orang tetua jilan yang
berkunjung ke kediaman beliau, saat mereka bertiga masuk rumah beliau mereka
melihat sebuah kendi yang tidak menghadap kiblat (yang mana menurut kebudayaan

14
para ulama, hal ini adalah sesuatu yang tidak pantas dilakukan, dan menunjukkan
kelemahan dari ulama’ tersebut). Sedangkan pelayan beliau hanya berdiri saja disana
dan tidak melakukan apa-apa. Kemudian mereka saling pandang satu sama lain,
mengingkari apa yang mereka lihat. Kemudian Syeikh Abdul Qadir meletakkan kitabnya
dan meilhat ke arah mereka, kemudian melihat ke arah pelayan beliau, yang kemudian
membuat pelayan itu meninggal, kemudian melihat kearah kendi itu sehingga berputar
sendiri menghadap ke arah kiblat.

Diantara karamah beliau yang lainya adalah, diceritakan bahwasanya Abal Mudhoffar
hasan bin Tamim Al baghdady, adalah seorang pedagang yang akan berangkat
memimpin kafilah dagang, mendatangi syeikh Hammad Bin muslim Bin darwah Ad
dabbas, pada tahun 521H. Dan berkata ”wahai Syeikh sesungguhnya para kafilah dagang
mengajakku untuk berangkat pada tahun ini untuk berangkat ke negeri syam dengan
modal dagang senilai 700 dinar” maka syeikh Hammad berkata “jika kamu berangkat di
tahun ini kamu akan dibunuh dan dirampok barang daganganmu” maka Abal Mudhoffar
keluar dari kediaman syeikh Hammad dalam keadaan bingung, kemudian di tengah
jalan ia bertemu dengan Syeikh Abdul qadir yang masih muda pada saat itu dan
menceritakan pada beliau apa yang ia dengar dari Syeikh Hammad, dan beliau berkata,
“berangkatlah, maka kamu akan pergi dengan selamat dan pulang dengan keadaan
untung, dan akulah yang menjadi jaminanya”. Maka Abal Mudhoffarpun berangkat ke
Syam, dan menjual barang daganganya sehingga mendapat laba 1000 dinar, suatu saat
ia memasuki sebuah pemandian di desa Halab, untuk membuang hajat, dan menaruh
uang 1000 dinar di atap pemandian, kemudian ia keluar dan meninggalkan uang
tersebut karena lupa, kemudian ia kembali ke perkemahanya. Dan ia merasakan kantuk
yang amat sangat, kemudian ia tertidur dan bermimpi, ia melihat jika seolah olah
dirinya berada dalam kafilah dagang, yang kemudian datang kepada mereka
rombongan perampok, yang merampas semua harta yang ada, dan membunuh tiap
orang yang ada disana, dan ada salah satu dari mereka yang menebasnya dengan
pedang dan membunuhnya, setelah itu ia terbangun dengan tergesa-gesa, dan
menemukan bekas darah, di lehernya, dan merasakan rasa nyeri. Dan ia mengingat akan
seribu dinar yang ia tinggalkan, dan pergi tergesa-gesa ke pemandian, dan menemukan
1000 dinar itu dalam keadaan selamat, dan ia kembali ke baghdad, ketika ia memasuki
kota baghdad, ia berkata pada dirinya mana yang harus pertama kali aku kunjungi,
apakah syeikh Hammad yang lebih tua, ataukah Syeikh Abdul Qadir yang benar
ucapanya. Kemudian ia bertemu syeikh Hammad di persimpangan jalan di pasar
Sulthan, dan Syeikh Hammad berkata “wahai abal Mudhoffar, dahulukanlah Syeikh
Abdul Qodir R.A. sesungguhnya ia adalah orang yang dicintai, dan sesungguhnya ia telah
meminta kepada Allah S.W.T, untukmu sebanyak 17 kali, sehingga dijadikan sesuatu yang
pasti mengenaimu hanya menjadi sekelebatan mimpi dan dari kefakiran menjadi kaya”.
Kemudian Abal Mudhoffar mendatangi Syeikh Abdul Qadir, dan beliau memulai
pembicaraan dengan berkata “syeikh Hammad telah mengatakan padamu jika aku
memintakan kelancaran urusanmu sebanyak 17 kali, dan demi dzat yang disembah

15
sesungguhnya aku memintakan kepada alllah akan lancarnya urusanmu sebanyak 17
kali, dan 17 kali, sehingga sempurna kulakukan sampai 70 kali.”

Dan diantara karamah beliau, diceritakan bahwa Syeikh Ali al Haitiy, dan Syarif
Muhammad Abal Ghonaim Al hasaniy R.A. mengunjungi beliau, dan mereka berdua
menemukan seorang pemuda yang terjungkal tengkurap, pemuda itu berkata pada
Syeikh Ali “wahai syeikh mintakan pertolongan untukku pada Syeikh Abdul Qadir R.A”
ketika syeikh Ali bertemu beliau di dalam kediaman beliau, Syeikh Ali mengatakan apa
yang dikatakan pemuda itu padanya, dan Syeikh Abdul Qadir berkata “aku telah
memberikanya” . setelah mendengar beliau berkata demikian, Syeikh Ali keluar dan
mengabarkan apa yang dikatakan Syeikh Abdul qodir pada pemuda itu. Pemuda itu
berdiri dan keluar dari celah jendela dan terbang ke langit, kemudian Syeikh Ali dan
Syarif Muhammad kembali kepada Syeikh Abdul Qadir, dan menanyakan akan perihal
pemuda itu, maka beliau berkata “Sesungguhnya pemuda diberikan kelebihan oleh Allah
bisa terbang di langit, dan dia berkata dalam hatinya bahwa tidak ada orang yang ada di
Baghdad ini bisa melakuka apa yang ia Lakukan, maka aku menjatuhkanya dan
menghilangkan kemampuanya itu seketika, dan jika tidak karena Syeikh Ali aku tidak
akan mengembalikana.”

Diantara karamah beliau, Syeikh Hasan yang terkenal dengan nama Abi Thantanah Al
baghdadiy, menceritakan suatu kisah di hari wafatnya Syeikh Abdul Qadir yang semoga
Allah mensucikan tindakanya dan menerangi kuburnya, Beliau bercerita, “Saat aku
menimba ilmu kepada Syeikh Abdul Qadir R.A, dan memperbanyak tidak tidur di waktu
malam, dan mendekati beliau karena butuhnya diriku pada beliau, suatu saat beliau
keluar dari kediaman beliau di bulan safar tahun 553H, maka aku menawarkan beliau
minum, akan tetapi beliau tidak menerimanya, dan menuju pintu madrasah Beliau dan
berisyarat, maka pintu itu terbuka dengan sendirinya dan beliau keluar melewatinya dan
pintu itu tertutup dengan sendirinya, sementara aku mengikuti dari belakang beliau, dan
aku berkata dalam hatiku jika beliau tidak menyadari keberadaanku, kemudian beliau
melakukan hal yang sama pada pindu Kota, kemudian berjalan tidak jauh. Dan tiba-tiba
kami berada di negara yang tidak aku ketahui, dan beliau masuk ke sebuah tempat yang
terlihat seperti gubuk, dan didalamnya terdapat 6 orang laki-laki yang sedang duduk.
Ketika melihat Syeikh Abdul Qadir mereka mengagungkan beliau dan menyambut beliau
dengan salam, kemudian aku mengalihkan perhatianku pada sebuah kamar yang mana
aku mendengar rintihan dari tempat itu, kemudian tak lama kemudian rintihan itu
terhenti, kemudian masuklah seorang laki-laki ke tempat itu, dan keluar dengan
membawa laki-laki lain dari arah itu, dan masuk ke gubuk itu seorang laki-laki yang
tertutup kepalanya, panjang jambangnya, dan duduk di hadapan Syeikh Abdul Qadir R.A,
yang kemudian Beliau mengambil sumpah dengan dua kalimat Syahadat, kemudian
beliau mencukur rambutnya, dan jambangnya dan memakaikanya kopyah dan
menamainya Muhammad, dan beliau berkata pada lelaki yang 6 tadi, aku telah
memeritahkan bahwasanya orang ini adalah pengganti dari ai Mayyit, dan mereka
berenam menjawab, kami mendengar yang engkau katakan dan kami patuh. Kemudian
beliau keluar dari gubuk itu dan aku keluar bersama beliau, kemudian kami berejalan

16
tidak jauh, dan tiba-tiba kami sampai di pintu kota baghdad,kemudian beliau melakukan
hal yang sama seperti yang beliau lakukan di awal, begitupun dengan pintu madrasah
beliau, kemudian beliau masuk ke dalam rumah beliau. Kemudian esoknya aku duduk
bersama beliau, untuk membaca akan tetapi aku merasa grogi karena tingginya wibawa
beliau, kemudian beliau berkata, wahai anakku bacalah sesungguhnya tidak ada yang
mencegahmu, maka aku meminta pada beliau untuk menceritakan apa yang aku lihat
kemarin, dan beliau berkata, adapun negara itu bernama Nahawand , adapun 6 orang
itu adalah wali Abdal An-Nujaba’ dan yang ketujuh sedang sakit, ketika telah datang hari
kematianya, aku pergi untuk menziarahinya, adapun orang yang membopongnya adalah
Abul Abbas Khidir A.S untuk menyelesaikan urusanya, adapun orang yang aku sumpah
adalah seorang nashrani dari negeri Kostantiniyah (kostantinopel, sekarang istanbul).
Aku memerintahkan agar ia menjadi ganti dari mayyit, dan dia sekarang adalah bagian
dari wali Abdal”. Abul Hasan berkata “beliau memintaku untuk berjanji agar tidak
menceritakan ini kepada siapapun, dan beliau berkata agar berhati-hati dalam
mengungkap rahasia dalam hidup beliau”,

Syeikh Abdullah Al Moushuli (Al mushili), menceritakan, “sesungguhnya imam Al


mustanjid billah Abal Mudhoffar Yusuf (Yusuf Al Mustanjid billah abal Mudhoffar salah
satu Khalifah dinasti Abasiyah), mendatangi Syeikh Abdul Qadir R.A. untuk meminta
nasihat, dan beliau memberikan harta yang terbungkus dalam 10 kantong, yang dibawa
oleh 10 pelayan, kemudian Syeikh menolaknya, dan Khalifah tidak suka akan apa yang
beliau lakukan, dan meminta keterangan kepada beliau, maka beliau mengambil dua
kantong dengan tanganya, dan kedua kantong itu adalah kantong yang paling baik
diantara yang lainya, dan beliau memarsnya maka kantong itu mengalirkan darah, maka
beliau berkata pada Khalifah apa kamu tidak malu kepada Allah karena mengambil
darah manusia dan menyerahkanya kepadaku, maka khalifah dibuat tercengang
seketika, Dan Syeikh Abdul Qadir berkata,demi dzat yang disembah jika tidak karena
aku menghormati hubungan nasabnya yang sambung kepada Rasulullah sungguh akan
aku biarkan darah ini mengalir sampai ke rumahnya.”

Abdullah Al Madzkur menceritakan aku menyaksikan pada suatu hari Khalifah berada
di sisi Syeikh Abdul Qadir, dan Khalifah berkata kepada Syeikh “aku menginginkan
sesuatu dari karomah anda supaya hatiku menjadi tenang” maka beliau bertanya “Apa
yang kamu inginkan?” Khalifah menjawab “Apel dari alam Ghaib yang tidak ada
sedikitpun bandinganya di seluruh Iraq” Kemudian beliau mengangkat kedua tanganya
ke atas kemudian tiba-tiba di tangan beliau ada 2 apel. Dan memberikan salah satunya
kepada Khalifah, kemudian beliau membelah apel yang ada di tangan beliau dan tiba-
tiba menyeruak aroma misik (dikatakan kasturi), kemudian khalifah membelah apel
yang berada di tanganya, dan didalamnya terdapat belatung. Dan berkata “apa ini?, dan
apa yang ada ditanganmu” Beliau menjawab “wahai Abal Mudhoffar, apel ini telah
disentuh oleh tangan orang Dzolim maka mengeluarkan belatung seperti yang kamu
lihat, dan ini telah disentuh oleh tangan seorang wali maka beraroma wangi,” dan telah

17
terdahulu kisah akan karamah beliau tentang apel yang dibawa Khalifah, dan karamah
beliau lbih banyak daripada yang bisa dihitung, dan lebih agung dari yang diceritakan,
semoga Allah meridhoinya, dan dengan ridhonya dapat mengangkat derajat kita, dan
memberi anugerah dengan lantaran Anugeranya yang luas.

Ya Allah sebarkanlah aroma wangi keridhoan kepadanya, dan berikanlah


anugerah kepada kami lantaran sirr sirr yang telah engkau tetapkan padanya.

Bab 7 Tahaddust bi ni’mah dan wafat beliau

Syeikh Abdul Qadir Al Jilani mengatakan hal-hal yang termasuk dalam tahaddust bin
ni”mah sesuai dengan firman allah dalam surat ad dhuha ayat 11 ”dan kepada nikmat
tuhanmu maka hendaklah kamu menyebut-nyebutnya (karena menyebut-nyebut
nikmat allah adalah bagian dari syukur)”, diantara kalam beliau,;

“tiada satupun seorang muslim yang melewati pintu madrasahku kecuali allah
meringankan siksanya di hari kiamat”

Dan diceritakan bahwa ada seseorang berteriak dari dalam kuburnya, dan beliau
melewati kubur itu dan berkata “sesungguhnya orang ini pernah sekali datang untuk
mengunjungiku maka pasti Allah mengasihinya” kemudian tidak terdengar lagi teriakan
setelah itu.

Beliau berkata “Husain Al hallaj (Husain bin Manshur Al Hallaj, adalah tokoh sufi yang
berasal dari iran, yang dieksekusi mati karena pendapatnya yang dianggap menyimpang)
pernah terpeleset dalam menjalankan kewalianya, dan tiada seorangpun di zamanya
yang bbisa membantunya, kika aku berada di zamanya maka aku akan menjadi
penolongnya, dan aku adalah penolong bagi tiap sahabatku, pengikutku, pecintaku, dan
orang-orang yang menginginkanku, yang terpeleset kakinya. Aku akan menolongnya tiap
kali mereka terpeleset baik dalam keadaan hidup maupun mati. Karena sesungguhnya
kudaku sudah di pelanai, tombakku sudah ku jejakkan, pedangku sudah terhunus,
busurku sudah tertali, untuk menjaga orang-orang yang menginginkan aku, dan dia
dalam keadaan lupa.

Beliau R.A. berkata, “Aku adalah Api yang telah dinyalakan, aku adalah pencegah tiap-
tiap keadaan yang mungkin terjadi, aku lautan tak bertepi, aku adalah orang yang
diawasi, dan aku adalah orang yang dijaga. Wahai orang yang ahli berpuasa, wahai
orang yang ahli ibadah di waktu malam, wahai orang yang menyembah gunung, telah
diruntuhkan gunung-gunungmu, wahai orang yang mengabdi pada biara. Telah

18
dirobohkan biara-biaramu, menghadaplah kalian semua kembali kepada perintah Allah.
Wahai para pemuda, wahai para Lanjut usia, wahai para anak-anak. Bersegeralah
menuju kepadaku, dan ambilah air dari samudera yang tak bertepi ini. Wahai tuhan yang
maha perkasa engkau satu di langit dan aku satu di bumi. Dikatakan padaku sebanyak 7
kali sehari semalam ”Wahai Abdul Qadir Aku (Allah) memilihmu untuk diriku” dan juga
dikatakan sehari semalam sebanyak 7 kali ”dan engkau benar-benar diciptakan atas
perhatianku” dan demi keluhuran tuhanku, sesungguhnya kelapangan dan kebahagiaan
itu dihadapkan padak , dan berdiri di dekatku dan sesungguhnya cahaya mataku telah
menetap di lauh mahfudz, aku adalah orang yang menyelami lautan ilmul qodim, aku
adalah Hujjah Allah bagi para kamu semua di hari perhitungan, aku adalah pengganti
Rasulullah S.A.W dan pewarisnya, di katakan kepadaku, wahai Abdul Qadir Berkatalah,
maka tiap perkataanmu akan di dengarkan.

Syeikh Abdul Qadir R.A berkata, “Aku tidak akan minum kecuali telah dikatakan
kepadaku, wahai Abdul Qadir dengan kebenaranku yang ada padamu padamu maka
minumlah, dan tidak akan makan kecuali telah dikatakan kepdaku, wahai Abdul Qadir
atas kebenaranku yang ada padamu maka makanlah. Dan aku telah menyelamatkanmu
dari segala godaan, bahwasanya tahun mendatangiku di awal periodenya dan
mengabarkan padaku apa yang akan terjadi di dalamnya, begitu juga dengan bulan
begitu juga dengan Minggu, begitu juga dengan hari.”

Pernah sekali beliau berkata di atas Kursi beliau, “jika kamu sekalian ingin meminta
sesuatu kepada Allah maka mintalah kepada Allah dengan lantaran Aku.”

Adapun ciri-ciri beliau adalah, kecoklatan kulitnya, Sambung kedua Alisnya, lebat
janggutnya karena panjangnya, lebar dadanya, ramping badanya, sedang tingginya,
suaranya tegas dan indah, mudah menitihkan air mata, sangat takut kepada Allah,
sangat berwibawa, dikabulkan doanya, mulia Akhlaknya, wangi keringatnya, adalah
orang yang paling menjauhi tindakan yang buruk, dan orang yang paling dekat dengan
kebenaran, adalah orang yang paling keras dan ttegas jika di langgar sesuatu yang telah
diharamkan oleh Allah, dan tidak marah atas kehendaknya sendiri, dan tidak membantu
uruysan selain urusan tuhanya, dan tidak pernah menolak orang yang meminta
walaupun yang diminta adalah salah satu dari pakaianya, Adapun pemandu beliau
adalah pertolongan Allah, dan hal yang berlawanan denganya adalah pengukuh beliau,
adapun ilmu adalah sesuatu yang memurnikan beliau, ibadah adalah kekuatan beliau,
gudang harta beliau terletak pada ceramah dan kalam beliau, kemakrifatan adalah
benteng yang melindungi beliau, munajat kepada Allah adalah jalan beliau, (dan
nasehat adalah perjalanan beliau), sekelebatan pandangan adalah perjalanan beliau,
kebahagiaan adalah penyesalan beliau, kelonggaran adalah sesuatu yang melegakan
beliau, jujur adalah ideologi beliau, sifat futuh atau keterbukaan adalah modal beliau,
ilmu adalah pabrik beliau, dzikir adalah pembicaraan rutin beliau, mukasyafah adalah
hidangan beliau, musyahadah dengan Allah adalah obat beliau, adab syari”at adalah
sesuatu yang tercermin dari beliau, sedangkan sifat-sifat hakikat adalah sesuatu yang
ada dalam diri beliau, pegangan beliau adalah pasrah dan menerima apa yang di berikan

19
oleh Allah, serta merasa tidak mampu dari segala daya dan upaya,Thariqah beliau
adalah memurnikan tauhid, serta mengesakan Allah, serta menetapi aspek-aspek
ubudiyah, dan menetapi maqam-maqam yang seyogyanya ditempati seorang hamba,
tidak dengan suatu apapun dan tidak karena suatu apapun, dan Ubudiyah beliau
diambilkan dari pokok-pokok semputnanya sifat-sifat rububiyah, maka beliau adalah
hamba yang berangkat dari maqam mushahabah at tafriqah menuju maqam murafaqah
al jam’i dengan tetap berpegang teguh pada syariat, keutamaan-keutamaan beliau
sangat banyak, tingkah lakunya lebih jelas daripada matahari di waktu dhuhur, dan
beliau wafat pada tanggal 11, Rabiul Akhir tahun 561H, dan umur beliau 91 tahun,
beliau dikebumikan di baghdad, dan makam beliau banyak diziarahi, dan di tuju dari
berbagai arah, semoga kita bisa mengambil manfaat dari beliau, Amin Allahumma
Amiin.

Ya Allah sebarkanlah aroma wangi keridhoan kepadanya, dan berikanlah


anugerah kepada kami lantaran sirr sirr yang telah engkau tetapkan padanya.

Doa

Dan sekiranya telah habis apa yang kami inginkan untuk kami susun dalam
menceritakan kisah beliau, dan telah sempurna apa yamh kami anggap penting dari
riwayat hidup beliau, maka kami angkat tangan kami memohon doa dan memasrahkan
semua kepada Allah, dan kami bertawasul pada beliau serta anak turun beliau yang
semuanya merupakan ahli-ahli dzauq (tajam perasaanya) dan bersih tindakan serta
prilakunya. Maka setelahnya kami (Mushonnif) berkata;

Bismillahirrahmani rahim, ya allah kami minta kepadamu dengan lantaran hambamu


yang memiliki kearifan yang agung, sirr-sirr yang suci, pewaris nabi muhammad, yang
memiliki maqam idlal diatas terbukanya permadani untuk mendekatkan diri kepadamu,
serta dengan lantaran orang-orang yang menempuh jalan-jalan beliau (Syeikh Abdul
Qadir) yakni thariqah yang terang untuk menuju kepadamu, dan orang-orang yang
telah diperkenankan untuk mencincipi manisnya lautan kemakrifatan beliau, yang
manis dan jernih, semoga Allah Memberi Anugerah kepada kami, dengan lantaran
wanginya nafas mereka, dan dimudahkan pada kami untuk meraih buah ilmu dan
berkah dari cabang-cabang keteguhan mereka, wahai arwah-arwah yang disucikan,
wahai sang penutup, wahai sang wali Quthb, wahai imam dua alam (Alam Ghaib dan
Syahadah), wahai para wali Autad, wahai para wali Abdal. Wahai para Wali yang ahli

20
mendekatkan diri pada Allah, wahai para Wali Nujaba’, Wahai para wali Nuqoba’, wahai
para Ahli yang bisa merubah kenyataan, wahai para wali yang baik akhlaknya, wahai
para ahli keselamatan, wahai para ahli ilmu, wahai para wali yang dermawan., wahai
para wali yang ahli memberi pertolongan dan dan kasih sayang, wahai para wali yang
memuliakan tamu, wahai semua makhluk allah, wahai para wali yang memerangi
nafsunya, wahai para wali yang berasal dari alam ghaib maupun alam syahadah, wahai
para wali yang mempunyai daya yang kuat serta serta niat yang mantap, wahai para
wali yang memiliki wibawa dan keindahan, wahai para wali yang menjadi terbukanya
hati, wahai para wali yang menempati tingkatan tertinggi, wahai para wal;i yang
memiliki banyak anugerah, wahai para wali yang menerima ilham bagai
gemerincingnya lonceng, wahai bagina yang kuat, wahai tuhan para budak, wahai
baginda yang diibaratkan mematahkan sayapnya agar menjadi manusia, keturunan dari
orang yang turun dari Arsy. Wahai para wali hanya merasa cukup kepada Allah, wahai
baginda yang takut kepada Allah, wahai orang yang memiliki pandangan bijaksana dan
penimbang, wahai para pengganti Rasulullah, wahai wali yang menjaga 6 penjuru arah,
wahai para wali yang merasa dirinya hina wahai para orang faqir, wahai para sufi,
wahai para ahli ibadah, wahai orang-orang yang zuhud, wahai wali yantg berjalan
diatas air, wahai para penyendiri, wahai wali yang amanah, wahai para pembaca, wahai
orang-orang yang dicinta, wahai wali yang menunggu datangnya waktu, wahai para ahli
hadist, wahai orang yang kulitnya kecoklatan, wahai orang yang merasa dzolim pada
dirinya sendiri, wahai orang yang telah tandang dan melakukan kebaikam, wahai ruh-
ruh yang bersih, wahai para kebanggan Allah baik dari alam Ghaib maupun Syahadah,
Jadilah penolong kami dalam berhasilnya pencarian, dan mudahnya setiap cita-
cita, dan mujarabnya jampi-jampi, penyelamat dari ketakutan, penutup tiap-tiap
aib, jadilah pembayar hutang kami, dan yang memantapkan prasangka kami,
jadilah penghilang hijab yang menghalangi, dan akhir yang baik bagi hidup kami,
penghilang kesusahan dan penghapus dosa-dosa.

Wahai para hamba Allah

tolonglah kami dijalan Allah

Dan jadilah penolong kami karena Allah

Semoga kami selamat karena anugerah Allah

Wahai para wali quthub, dan wali Nujaba’

21
wahai para baginda dan orang-orang yang dicinta

Dan kalian semua wahai orang yang memiliki pandangan

marilah dan tolonglah kami karena Allah

Kami meminta pada kalian semua

dan kebahagiaan adalah yang kami harap dari kalian semua

Dan kami menuju kepada kalian untuk menyelesaikan urusan

maka lebih kuatkanlah jampi-jampi kalian

wahai tuhanku dengan lantaran tuan-tuanku

semoga engkau membenarkan isyarahku

semoga denganya datang kebahagiaanku

dan setiap waktuku akan disifati hanya untuk Allah

dengan tersingkapnya penghalang dari mataku

dan diangkatnya sekat diantaraku

dan hilangnya pertanyaan bagaimana Allah dan dimana Allah

dengan cahaya allah yang mulia

semoga Allah tuhan kami melimpahkan rahmat ta’dhim

kepada orang yang menuntun kami pada petunjuk

22
dan orang yang mengarahkan kami pada kebenaran

yang menjadi penolong makhluk pada Allah

Ya Allah, sebagaimana engkau datangkan pada kami Akhir dari kitab sucimu,yang
didalamnya menjelaskan Syari’at hukum agamamu, dan wahyumu yang engkau
turunkan sebagai pembeda antara kehalalanmu dan keharamanmu, dan
memerintahkan pada kami untuk menggapai pahalanya yang berlimpah, dan
sebagaimana engkau mengancam kami dengan menghinakan lisan orang yang
menentangnya dengan adzabmu yang menyakitkan, maka jadikanlah kami sebagian
dari orang yang luluh hatinya ketika diperdengarkan ayat-ayatmu, dan tunduk padamu
dengan menimbang perintah dan laranganmu, maka semoga engkau jadikan alquran
bagi kami sebagai cahaya yang menerangi gelapnya hari kiamat, yang mengantarkan
kami pada rumah abadi dengan selamat.

Ya Allah dan mudahkanlah bagi kami susahnya perkara, jika telah tiba waktu
perjalanan kami, dan telah sampai ruh di tengggorokan, dan malaikat maut telah
nampak untuk mencabutnya dari penghalang yang menghalangi, dan dikatakan pada
kami siapa kini penolongmu, dan telah rapat betis satu dengan betis yang lain. Kepada
tuhanmu kamu berserah diri di hari ini, dan amal telah jadi kalung yang menggantung di
leher,.

Ya Allah jangan engkau belenggu tangan kami pada leher kami karena ia adalah tangan
yang terbuka untuk berdoa padamu, dan senantiasa menyembahmu dengan rukuk dan
sujud kepada hadiratmu. Dan jangan engkau belenggu kaki kami dengan belenggu
neraka jahim, karena ia adalah kaki yang sama yang berjalan berjalan padamu, dan
berangkat dari rumahnya ke masjid karena sangatnya ingin untuk meraih apa yang ada
padamu. Dan jangan engkau tulikan telinga yang merasakan manisnya bacaan kitabmu
yang mulia. Dan jangan engkau hilangkan pandangan kami dengan engkau butakan
mata kami, yakni mata yang menangis di gelapnya malam hari, karena takut dahsyatnya
adabmu yang menyakitkan.

Ya Allah semoga engkau limpahkan rahmat ta’dhim dan keselamatan, pada junjungan
kami nabi Muhammad, sang penolong orang-orang yang penuh dosa, dan pada
keluarganya dan shahabatnya yakni orang-orang yang paling tenang hatinya, dan
kepada umatnya yang telah tersingkap tiap-tiap penghalang dari mereka dan mereka
yang telah memperoleh tiap-tiap hal yang disukai, selagi masih harum aroma dupa di
waktu sahur, dan masih wangi majelis-majelis dengan menceritakan cerita yang mulia
yang suci yang harum bak aroma misik, Amiin, maha suci tuhanmu, yakni tuhanya
keluhuran dari segala yang tersifati padanya, dan keselamata atas para utusan, dan
segala puju bagi Allah tuhan semesta Alam.

23
Qashidah

Wahai dzat yang paling mengasihi dan menyayangi

Wahai dzat yang paling mengasihi dan menyayangi

Wahai dzat yang paling mengasihi dan menyayangi

Semoga engkau memberi kebahagiaan pada kaum muslimin

Wahai tuhan kami yang mulia

Wahai tuhan kami yang penyayang

Engkau adalah dzat yang dermawan dan murah hati

Dan engkau adalah sebaik-baiknya penolong

Dan tiada yang kami tuju kecuali engkau

Semoga engkau memberikan pada kami pahalamu

Sebelung datangnya kefaanaan dan kerusakan

Yang mangambah dunia dan agama kami

Dan tidak ada tuhan lain bagi kami

Selain engkau wahai pengayoman kami

Wahai dzat yang maha luhur dan maha kaya

24
Wahai jyang maha kuat lagi maha perkasa

Kami meminta padamu seorang wali yang menetapi

Sifat-sifat adil supaya kami teguh

Berjalan kepada petunjukmu yang kuat

Dan kami tidak menuruti syetan yang dilaknati

Wahai tuhan kami yang mengabulkan doa

Engkau maha mendengar serta maha dekat

Telah menyempit lapangan yang luas

Maka lihatlah kepada orang-orang yang beriman

Dengan pandangan yang menghilangkan kesulitan

Dari kami dan mendatangkan kebahagiaan

Bagi kami, dan setiap kemudahan

Yang diberikan pada kami setiap waktu

Aku meminta padamu lantaran derajat para pembaharu

Yakni wali yang menetapi batas-batasnya

Di dalam kami, dan menghilangkan raa dengki

Dan menolak orang-orang dzalim

Yang menghilangkan kemungkaran

25
Yang menegakkan shalat

Yang memerintahkan melakukan kebaikan

Yang mencintai orang-orang shalih

Yang tidak menyentuh tiap-tiap yang diharamkan

Yang meninggalkan kesia-siaan

Yang adil di antara para manusia

Yang mengamankan dari ketakutan

Wahai tuhan berikanlah pada kami hujan semusim

Yang berkahnya bermanfaat serta langgeng

Yang selalu datang tiap tahun

Atas berlalunya tahun-tahun

Tuhan hidupkanlah kami dalam keadaan syukur

Dan matikanlah kami dalam keadaan muslim

Bangkitkanlah kami sebagai orang yang beriman

Termasuk dalam golongan orang tedahulu

Dengan lantaran Thaha yakni sang rasul

Ya tuhan kami berikanlah kami terkabulnya doa

26
Dan berikanlah pada kami tiap permintaan kami

Wahai tuhan kabulkanlah pada kami Amiin

Pemberianmu wahai tuhan berlimpah

Dan tiap tindakanmu sangat indah

Dan angan-angan panjang kami tertuju padamu

Maka berikanlah kemurahanmu pada orang yang menggebu-gebu ini

Ya tuha telah menyempit kerongkongan ini

Dari tindakan yang tak mampu ia kerjakan

Maka amankanlah dari kerusakan

Bagi orang yang tergadai atas dosa-dosanya

Dan ampunilah tiap dosa

Dan tutupilah tiap aib

Dan hilangkanlah tiap kesusahan

Dan sembuhkanlah penyakit orang mukmin

Dan akhirilah dengan akhir yang bagus

Ketika telah jelas pada kami sindiran-sindiran

Dan telah dekat waktu mati

27
dan telah bertambah kerutan di dahi

kemudian semoga bertambah rahmat ta’dhim dan salam

pada penolong para umat manusia

dan keluarganya yang sangat mulia

sahabat serta para pengikutnya

KATA PENGANTAR

SERTA PENUTUP

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Bismillahirrahmanirrahim, Sengaja kami letakkan di belakang untuk ta’dhim pada pengarang


kitab ini yakini Syeikh Ja’far bin Husain bin Abdul Karim Al barzanji, maka kiranya tidak pantas
seseorang yang fakir berbicara sebelum beliau, dan menuliskan komentar-komentarnya sendiri
yang tanpa dasar kuat sebelum membaca karya beliau.

Alhamdulillahirabbil A’lamin, telah selesai apa yang dapat orang fakir ini pahami dan tuliskan,
yang diambil dari kitab Allujainu Aldani karena kiranya sempitnya wawasan kami, dan
pendeknya pandangan kami, kami yakin nantinya akan ditemukan banyak kesalahan dan
ketidaksesuaian. Karena memang kitab ini berbahasa arab dan kami yang fakir ini hanya
dengan modal keberanian dan ucapan serta kisah-kisah dari guru kami, kami menerjemah kitab
ini.

Dan kami berharap nantinya terjemahan ini bisa mambantu bagi para pelajar, serta salik yang
ingin mengetahui isi dari kitab Allujainu aldani yang berisi riwayat cerita Syeikh Abdul Qadir Al
jilani R.A, harapan kami karangan ini akan menjadi pendamping bagi para pelajar, yang
menggemari mendengarkan riwayat cerita beliau, maupun yang membacakan riwayat beliau,
agar lebih mantap dalam membaca serta mendengarkan, serta agar memudahkan pelajar yang
kesulitan dengan bahasa arab sehingga dapat menambah cinta mereka pada beliau R.A.

Dalam karangan ini kami hanya menerjemahkan apa yang ada di kitab Allujainu Al dani, maka
jika kiranya ada sesuatu yang dirasa belum kami terjemahkan, maka itu adalah amaliyah dari
thariqah masing masing dan bukan dari kitab al lujainu al dani.

28
Maka dengan ini karangan ini kami beri nama

‫نبذة النور يمشى في ترجمت الجين الداني بالغاة الإلندونسي‬

Nubdzatun Nurun Yamsyi fii tarjamati al lujainu al dani bil lughatil indunisiy,

Selanjutnya ucapan terimaksih kami kepada pada guru-guru kami serta orang-orang yang tanpa
beliau kiranya kami tidak bisa menyelesaikan karya kecil ini, yakni Guru kami kiai Kami Prof.
Dr, Abdul Ghafur sebagai pengasuh kami dan pembimbing kami, Kemudian sumber inspirasi
kami dan semangat kami untuk menyelesaikan karya kami yakni KH. Usman Al ishaqi, serta KH.
Asrori Al Ishaqi kedinding surabaya, KH. Mohammad Syafi”i, KH. Mansyur Syafi”i, KH. Mujaddid
Mansyur Syafi”i, KH Abdullah Haddad Mansyur Syafi”i Gresik. Kemudian guru-guru kami KH,
Abdullah Mas”ud Purwodadi, kemudian sahabat-sahabat kami semuanya saja yang tidak bisa
kami sebutkan satu per satu

Wanafa’ana bihi Ajmai’;n Allahumma Amin,

Wassalamualaikum Wr.Wb.

29

Anda mungkin juga menyukai