Anda di halaman 1dari 167

LAPORAN KELOMPOK

PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2

KELOMPOK 5

PANITIA PPL-2
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN MATARAM
2020
LAPORAN KELOMPOK
PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2

KELOMPOK 5
Ketua : Sirojul Wardio (170101172)
Anggota : Zuhdiyah Abqorina (170104075)
Anggota : Sri Harmawati Tifki H. (170107003)
Anggota : Tauhid Makripat (170105083)
Anggota : Laela Nani Romida (170101138)
Anggota : Baiq Fikyatul Addiana (170101100)
Anggota : Reni Liscahyani (170102110)
Anggota : Sintia (170105082)
Anggota : Gustia Nurbaiti (170105062)
Anggota : Hendy Ruhaedar (170104083)
Anggota : Nana Kurnia (170104065)
PANITIA PPL-2
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN (FTK)
UIN MATARAM
2020

i
LEMBAR PENGESAHAN
LAPORAN PRAKTIK PENGALAMAN LAPANGAN 2

Bismillahirrohmanirrohim
Assalamu’alaikum Warohmatullahi Wabarokatuh
Laporan pelaksanaan Praktik pengalaman
lapangan 2 tahun 2020 disusun untuk memenuhi
kebutuhan administratif dan sebagai bagian dari aspek
penilaian peserta PPL, Laporan ini sudah disetujui dan
disahkan pada: , November 2020

Yang Mengesahkan,
Ketua Panitia PPL 2 DPL

Dr. Abdul Quddus, MA Erwin Padli, M. Hum


NIP. 197811112005011009 NIP. 199002202019031007

Mengetahui,
Dekan FTK UIN Mataram

Dr. Hj. Lubna, M.Pd


NIP. 196812311993032008
ii
KATA PENGANTAR

Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT. Yang


telah memberikan rahmat serta hidayah-Nya, sehingga
pelaksanaan PPL-2 yang dilaksanakan di MTs Al-Ijtihad
Danger dapat diselesaikan dengan baik. Sholawat serta salam
tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW selaku tauladan,
cahaya kehidupan, dan penegak keadilan.
Alhamduliah PPL-2 kelompok 5 di MTs Al-Ijtihad
Danger sudah dilaksanakan dan berjalan lancar. Kami
mengucapkan terima kasih kepada segenap guru yang ada di
MTs Al-Ijtihad Danger yang telah menerima kami dengan
sangat baik. Kami juga berterima kasih kepada DPL kami yang
selalu memberikan nasehat dan bimbingannya selama PPL ini
berlangsung. Lancarnya PPL ini juga tidak terlepas dari
bantuan Guru Pamong disekolah yang selalu memberikan
dukungan untuk bisa berlatih mengajar di dalam kelas. Untuk
itu kami sangat-sangat berterima kasih kepada semua pihak
yang terlibat dalam pelaksanaan PPL-2 ini, semoga apa yang
telah diberikan kepada kami menjadi bagian pelajaran yang
berharga bagi diri tersendiri.

iii
DAFTAR ISI

COVER LUAR
COVER DALAM
LEMBAR PENGESAHAN ............................................................. ii
KATA PENGANTAR ..................................................................... iii
DAFTAR ISI .................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................ vi
DAFTAR GAMBAR ....................................................................... vii
BAB I HASIL OBSERVASI ........................................................... 1
A. Peserta Didik ....................................................................... 1
B. Guru-guru, Kepala Sekolah & Struktur Organisasi 1
C. Sarana atau Perlengkapan.............................................. 5
D. Perpustakaan....................................................................... 7
E. Masyarakat Sekitar ........................................................... 8
F. Kesimpulan dan Saran ..................................................... 9
BAB II PENGALAMAN PRAKTIK MENGAJAR....................... 12
A. Kumpulan Laporan Individu ......................................... 12
B. Bentuk Koordinasi Kelompok ....................................... 84
C. Masalah-masalah Dan Alternatif Pemecahan ......... 84
D. Kesimpulan Dan Saran..................................................... 87
BAB III PENGALAMAN KEGIATAN EKSTRAKURIKULER 89
A. Kumpulan Laporan Individu ......................................... 89

iv
B. Bentuk Koordinasi Kelompok ....................................... 90
C. Masalah-masalah Dan Alternatif Pemecahan ......... 90
D. Kesimpulan Dan Saran..................................................... 91
BAB IV PENYELESAIAN ADMINISTRASI SEKOLAH ........... 92
A. Kumpulan Laporan Individu ......................................... 95
B. Bentuk Koordinasi Kelompok ....................................... 95
C. Masalah-masalah Dan Alternatif Pemecahan ......... 95
D. Kesimpulan Dan Saran..................................................... 96
BAB V PENANGANAN KASUS ................................................... 98
A. Kumpulan Laporan Individu ......................................... 102
B. Bentuk Koordinasi Kelompok ....................................... 102
C. Masalah-masalah Dan Alternatif Pemecahan ......... 102
D. Kesimpulan Dan Saran..................................................... 103
BAB VI PENUTUP DAN SARAN ................................................ 104
LAMPIRAN ..................................................................................... 106
1. Foto-foto kegiatan PPL di MTs Al-Ijtihad Danger ..... 106
2. RPP ............................................................................................ 107

v
DAFTAR TABEL
Tabel 1.1 Nama-nama Guru MTs Al-Ijtihad Danger ........ 4
Tabel 2.1 Masalah dan solusi (Sirojul Wardio) ................ 18
Tabel 2.2 susunan satuan pelajaran (Zuhdiyah A.) ........ 22
Tabel 2.3 Tugas Mengajar tanpa persiapan satuan
pelajaran (Zuhdiyah Abqorina) ........................ 28
Tabel 2.4 Solusi dan Masalah (Sri Harmawati) ................ 37
Tabel 2.5 Masalah dan solusi (Laela Nani R.).................... 48
Tabel 2.6 Masalah dan Solusi (Gustia Nurbaiti) ............... 73

vi
DAFTAR GAMBAR
Gambar 1.1 Struktur Organisasi MTs Al-Ijtihad Danger ..5

vii
BAB I
HASIL OBSERVASI
A. Peserta Didik
Peserta didik merupakan ‘raw material’ atau bisa
disebut (bahan mentah) dalam proses transformasi
didalam pendidikan. Peserta didik adalah mereka yang
mengikuti program pendidikan pada suatu sekolah atau
jenjang pendidikan tertentu, peserta didik ini juga
mempunyai sebutan lain seperti murid, anak didik, dan
pelajar. Didalam peserta didik ada yang namanya murid
dan pendidik, Jadi kita akan mengenal lebih luas hakikat
tentang murid dan pendidik.
Peserta didik di Madrasah Tsanawiyah Al-Ijtihad
Danger ada 299 orang dari 3 kelas, yaitu: 98 orang kelas
VII, 100 orang kelas VIII dan 101 orang Kelas IX. Rata-rata
peserta didik yang ada di MTs Al-Ijtihad Danger
berodomisili di Desa Danger. Meskipun Peserta didik
tersebut berasal dari satu daerah, tetapi setiap peserta
didik memiliki kepribadian dan perilaku yang berbeda-
beda.
B. Guru-guru, Kepala Sekolah dan Struktur Organisasi
MTs Al-Ijtihad Danger merupakan sekolah yang
memiliki 34 guru dengan seorang kepala sekolah, waka

1
kurikulum, waka kesiswaan, waka sarana –prasarana,
kepala perpustakaan, bendahara, Tata usaha, 14 guru mata
pelajaran dan 2 orang penjaga sekolah. Adapun daftar
Kepala sekolah, Guru, staf Tata usaha dan penjaga sekolah
MTs Al-Ijtihad Danger.
No Nama Jabatan Pendidika
terakhir
1 H. Hirpan, S.Pd Kepala Madrasah S1 Biologi
2 Rosihan Anwar, Waka kurikulum S1 Bahasa
S.Pd Inggris
3 Hilwanudin, Waka kesiswaan S1 PAI
S.Pd
4 Drs. Ashari Waka Sarpras S1 IPS
5 Paozan, S.Pd.I Waka humas S1 PBA
6 Nasrudin, S.Pd.I Guru MP S1 PAI
7 Fazni Guru MP MA
8 Ahmadi, S.Pd Guru MP S1 PGSD
9 Wahyuni Guru MP D3
Fikriah, A.Md Matematika
10 Suhiati, S.Ag Guru MP S1 PBA
11 Muhamad Guru MP SI Matematika
Zaini, S.Pd

2
12 Susanti, SE kepala perpus S1 Akuntansi
13 Sabirin, S.Pd.I Guru MP S1 PAI
14 H. Nahdi, S.Pd.I Guru MP S1 PAI
15 Satriah, S.Pd Guru MP S1
Matematika
16 Budiani, S.Pd.I Guru MP S1 PAI
17 Tantri Guru MP S1 Biologi
Kusharyanti,
S.Pd
18 Hammiyati, Guru MP S1 Biologi
S.Pd
19 Nasrun, S.Pd.I Guru MP S1 PAI
20 Nurul Wahidah, Guru MP S1 Bahasa
S.Pd Inggris
21 Sapri Iriadi, Guru MP S1 IPS
S.Pd
22 Ahmadani, S.Pd Guru MP S1 POK
23 Mita Irawati, Guru MP S1 Bahasa
S.Pd Indonesia
24 Suciati, S.Pd.I Bendahara S1 PAI
25 Mawaizzatin, Guru MP S1 PAI
S.Pd.I

3
26 Nurhayati, Guru MP S1 PAI
S.Pd.I
27 Ema Pujiati, Guru MP S1 Bahasa
S.Pd Inggris
28 Sri Hastuti A, Guru MP S1 Bahasa
S.Pd Indonesia
29 Heri Bukrin, Guru MP S1 Bahasa
S.Pd Inggris
30 M. Kamaludin, Guru MP S1 Biologi
S.Pd
31 Hairurrahman Guru MP
32 Riki Pebri Pegawai TU MA
Ramdani
33 Sisbul Bakri Security SD
34 Dodi Saputra PP/ Guru MP MA
Tabel 1.1 nama-nama Guru MTs Al-Ijtihad Danger

4
Gambar 1.1 Struktur Organisasi MTs Al-Ijtihad Danger

C. Sarana/ perlengkapan
Sarana pendidikan adalah semua fasilitas yang
diperlukan dalam proses belajar mengajar, baik yang
bergerak maupun yang tidak bergerak agar pencapaian
tujuan pendidikan dan berjalan dengan lancar, teratur,
efektif dan efisien. Dengan kata lain, sarana untuk
memudahkan dalam penyampaian materi ajar, dalam
artian segala macam peralatan yang digunakan guru dan
murid untuk memudahkan penyampaian dan menerima
materi pelajaran.
Dalam Peraturan Pemerintah No 19 Tahun 2005
tentang Standar Nasional Pendidikan yang menyangkut
standar sarana dan prasarana pendidikan secara nasional

5
pada Bab VII Pasal 42 disebutkan bahwa : “Setiap satuan
pendidikan wajib memiliki sarana yang meliputi perabot,
peralatan pendidikan, media pendidikan, buku dan
sumber belajar lainnya, bahan habis pakai, serta
perlengkapan lain yang diperlukan untuk menunjang
proses pembelajaran yang teratur dan berkelanjutan”.
Sarana/ perlengkapan yang ada di Madrasah
Tsanawiyah Al-Ijtihad Danger adalah papan tulis, kapur,
penghapus, Absen siswa, meja dan bangku, LKS, Buku
pegangan guru, media belajar IPA seperti Neraca,
Mikrometer sekrup, jangka sorong, KIT IPA, charta,
poster, dan power point.
1. Kondisi fisik sekolah
Madrasah Tsanawiyah Al-Ijtihad Danger adalah
salah satu sekolah yang termasuk sekolah Inklusi.
Sekolah tersebut terletak di Dusun Danger Utara, Desa
Danger, Kec. Masbagik, Kab. Lombok Timur, Nusa
Tenggara Barat. Suasana sekolah cukup kondusif,
karena sekolah tersebut berada dalam lingkungan
tempat tinggal penduduk.
Fasilitas sekolah dan ruang yang dibutuhkan
sudah memenuhi, tetapi kurang tertata dan terawat.
Lingkungan sekolah sudah bersih, tetapi ruang kelas

6
siswa masih kotor mengingat tidak ada jadwal
komisaris dan kesadaran siswa dalam membersihkan
ruang kelas. Jumlah ruangan untuk pembelajaran dan
ruangan pendukung terbilang lengkap, seperti ruang
Guru, Ruang TU, 11 ruang kelas, 1 ruang UKS, 1 ruang
laboratorium, 1 ruang perpustakaan, 3 kantin, 1
gudang, 1 lapangan basket dan 1 lapangan multifungsi
(digunakan upacara bendera dan kegiatan lain
sekolah).
2. Ruang Praktikum/Laboraturium
Dari hasil observasi dan wawancara kami, dapat
diketahui bahwa alat- alat praktikum mapun komputer
sudah memadai, hanya saja tidak terdapat ruangan
khusus. Sehingga lab komputer difungsikan juga sebagai
laboratorium IPA.
3. Ruang Kelas
MTs Al-Ijtihad Danger memiliki 11 ruang kelas
mulai dari kelas VII sampai dengan kelas IX. Pada
pandemi Covid-19 siswa masuk 2 kali dalam seminggu
sehingga ruang kelas yang di gunakan hanya 8 kelas.
D. Perpustakaan
Perpustakaan adalah tempat untuk
mengembangkan informasi dan pengetahuan yang dikelola

7
oleh suatu lembaga pendidikan, sekaligus sebagai sarana
edukatif untuk membantu memperlancar cakrawala
pendidik dan peserta didik dalam kegiatan belajar
mengajar.
Madrasah Tsanawiyah Al-Ijtihad Danger memiliki
perpustakaan dengan koleksi buku yang kurang lengkap.
Karena pandemi Covid-19 perpustakaan kurang
dimanfaatkan dengan baik oleh siswa. Penataan buku dan
tempat rak buku yang belum teratur membuat
perpustakaan tidak bisa digunakan secara maksimal.
E. Masyarakat Sekitar
Madrasah Al-Ijtihad Danger terletak di Dusun
Danger Utara, Desa Danger, Kec. Masbagik, Kab. Lombok
Timur, Nusa Tenggara Barat merupakan sekolah yang
menampung siswa-siswi sekitar, sebagai tempat
menuntut ilmu agama dan ilmu umum. Pada masa
pandemi Covid-19, kegiatan belajar mengajar di lakukan
dua kali pertemuan untuk setiap kelas, yaitu senin dan
kamis kelas VII, selasa dan jum’at kelas VIII, rabu dan
sabtu kelas IX.
Dusun Danger Utara Desa Danger ini termasuk ke
dalam wilayah padat penduduk dengan jumlah kurang
lebih 2000 jiwa dalam satu desa. Maka dari itu,

8
Madrasah Al-Ijtihad Danger termasuk sekolah yang
memiliki jumlah siswa cukup banyak. Keadaan
masyarakat sekitar MTs Al-Ijtihad Danger mayoritas
adalah berprofesi sebagai petani dan pedagang.
Keadaan masyarakat masih menjunjung tinggi sikap
gotong royong antar sesama. Masyarakat sekitar selalu
memberikan dukungan terhadap sekolah dalam
mengingatkan siswa-siswi pada jam istirahat untuk tidak
terlalu jauh bermain dari area sekolah. Selain dari itu,
masyarakat sekitar juga selalu mendukung kegiatan
yang dilaksanakan di luar jam sekolah seperti halnya
kegiatan ekstrakulikuler.
F. Masalah-Masalah Yang Di Hadapi Sekolah
Masalah-masalah yang dihadapi MTs Al-Ijtihad
Danger umum nya lebih ke masalah yang sering dihadapi
oleh hampir semua sekolah seperti: kenakalan siswa,
kurangnya sopan santun dan tata krama siswa kepada
guru.
Kenakalan siswa merupakan salah satu masalah
yang dihadapi sekolah. Pada umumnya kenakalan siswa
merupakan hal yang wajar karena karakteristik anak yang
memang senang mencoba sesuatu yang baru, yang
mungkin mereka tidak mengerti apa yang dilakukan

9
apakah sesuai aturan atau tidak. Seperti halnya kenakalan
yang dilakukan oleh siswa MTs Al-Ijtihad Danger seperti
tidak mematuhi aturan sekolah untuk tidak membawa
alat-alat elektronik seperti HP, karena jika sudah
membawa HP maka siswa-siswi kurang memperhatikan
pelajaran dan lebih sering main HP.
Masalah selanjutnya yaitu kurangnya sopan
santun dan tata krama siswa kepada guru. Di era
globalisasi sekarang ini anak cenderung mengikuti gaya
kebarat-baratan mulai dari pakaian sampai perilaku. Oleh
sebab itu, siswa di MTs Al-Ijtihad Danger mempunyai
masalah kurangnya sopan satun dan tata krama kepada
guru seperti: keluar masuk kelas tanpa izin dari Guru dan
tidak memperhatikan Guru ketika sedang menjelaskan
materi pelajaran.
Masalah yang dihadapi sekolah cenderung lebih
kepada masalah keseharian yang biasa dialami oleh
hampir semua sekolah. Misalnya seperti kenakalan siswa,
tata krama, dan masalah umum lainnya.
G. Kesimpulan dan Saran
Madrasah Al-Ijtihad Danger terletak di Dusun
Danger Utara, Desa Danger, Kec. Masbagik, Kab. Lombok
Timur, Nusa Tenggara Barat merupakan sekolah yang

10
menampung siswa sekitar, sebagai tempat menuntut ilmu
agama dan ilmu umum. Pada masa pandemi Covid-19,
kegiatan belajar mengajar di lakukan dua kali pertemuan
untuk setiap kelas, yaitu senin dan kamis kelas VII, selasa
dan jum’at kelas VIII, rabu dan sabtu kelas IX.
Selama melaksanakan PPL di MTs Al-Ijtihad
Danger banyak sekali masalah-masalah yang di hadapi.
Masalah-masalah yang dihadapi MTs Al-Ijtihad Danger
umum nya lebih ke masalah yang sering dihadapi oleh
hampir semua sekolah seperti: kenakalan siswa,
kurangnya sopan santun dan tata krama siswa kepada
guru. Saran dari penulis yaitu lebih ditingkatkan lagi
kedisiplinannya di sekolah, agar tidak terjadi masalah-
masalah baik masalah sepele maupun masalah yang
serius.

11
BAB II
PENGALAMAN PRAKTIK MENGAJAR
A. Kumpulan Laporan Individu
1. Sirojul Wardio (170101172)
A. Satuan Pelajaran
Satuan pelajaran disebut juga rencana
pembelajara yang dimulai dari tahap perencanaan
hingga tahap pelaksanaan yang memuat berbagai
kegiatan pembelajaran. Satuan pembelajaran biasa
dikenaal dengan istilah lain RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) yang biasa dibuat oleh
guru sebelum memulai proses belajar mengajar
dalam kelas. Terkait dengan pembelajaran, mata
pelajaran yang diampu oleh mahasiswa PPL adalah
Sejarah Kebudayaah Islam kelas 1, 2 dan 3. Oleh
karena itu rencana pembelajaran yang akan
ditampilkan disini adalah rencana pelaksanaan
pembelajaran Sejarah Kebudayaan Islam kelas 1, 2
dan 3.
RPP yang akan dirancang oleh mahasiswa
bimbingan meliputi berbagai macam materi
pelajaran sesuai dengan jenjang kelasnya masing-
masing. Untuk kelas 1 meliputi materi sejarah

12
dakwah Nabi Muhammad saw, kelas 2 meliputi
materi Dinasti Abbasiyah, dan kelas 3 meliputi
materi sejarah masuknya agama Islam di Indonesia.
RPP kelas 1 dan 2 berdasarkan kesepakatan dengan
guru pamong akan digunakan RPP guru pamong
yang akan sedikit dimodifikasi oleh mahasiswa
bimbingan, sedangkan untuk kelas 3 akan
digunakan RPP buatan mahasiswa bimbingan.
B. Penampilan Mengajar
Dalam mengampu mata pelajaran Sejarah
Kebudayaan Islam, kelas yang mahasiswa ampu
adalah kelas 1,2 dan 3. Dalam mengajar, sumber
bahan ajar yang digunakan adalah dari LKS dan buku
kurikulum 2013 sebagai sumber utama bahan ajar,
serta beberapa artikel terkait materi pelajaran.
Proses penyampaian materi dilakukan dengan
metode ceramah, sebagai metode yang paling efektif
dan mudah dilakukan dengan waktu mengajar 15-20
menit dalam satu pertemuan. Penggunaan metode
ceramah dalam mengajar dipadukan dengan media
papan tulis menjadi pilihan yang paling simple
mudah dan cepat bagi kami sesuai dengan waktu
yang sangat singkat dan peserta didik yang lebih

13
nyaman penyampaian melalui ceramah disbanding
diskusi atau kerja kelompok dan lain-lain.
Proses pembelajaran dijalankan sesuai
dengan petunjuk RPP yang telah ada. Kondisi
masing-masing kelas saat proses pembelajaran
berlangsung berbeda-beda. Peserta didik kelas 1,
secara umum masih membawa sifat kekanak-
kanakan mereka saat proses pembelajaran sedang
berlangsung, sehingga menuntut mahasiswa
bimbingan harus memiliki kemampuan dalam
mengolah dan mengatur kelas dengan baik agar
materi pelajaran dapat disampaikan dan diterima
dengan baik oleh peserta didik. Kemudian, peserta
didik kelas 2 memiliki kondisi yang berbeda-beda,
terdapat peserta didik dalam kelas yang suka
melamun, tertidur saat belajar, tidak merasa tertarik
dengan materi pelajaran, suka berbicara dengan
temannya saat mahasiswa PPL sedang menjelaskan
dan lain sebagainya, untuk mengatasi masalah
tersebut, mahasiswa PPL telah menyiapkan strartegi
mengajar khusus yang telah disiapkan apabila
terdapat peserta didik yang memiliki kondisi
tersebut.Sedangkan untuk peserta didik kelas 3, pada

14
umumnya sudah kondusif ketika proses
pembelajaran sedang berlangsung.
C. Tugas Mengajar Tanpa Persiapan Satuan
Pelajaran
Mengajar tanpa satuan pelajaran atau rencana
pembelajaran adalah kegiatan yang dilakukan di
awal PPL berlangsung. kegiatan awal PPL dimulai
dengan mengajar tanpa rencana dimana mata
pelajaran yang diajarkan adalah mata pelajaran
umum seperti IPA, IPS, TIK dan lain-lain. Pada saat
penentuan guru pamong rencana pembelajaran
mulai disusun dan proses pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan tahap perencanaan
sebelumnya.
Proses pembelajaran dengan panduan RPP
dilakukan oleh mahasiswa bimbingan sebanyak 6
kali sesuai dengan panduan PPL. Selain daripada itu,
mahasiswa PPL berfokus untuk menuntaskan materi
yang terdapat pada buku LKS dan menyampaikan
materi pelajaran berdasarkan arahan dari guru
pamong. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran
dalam kelas, kondisi dan suasana kelas tidak ada
yang berbeda secara keseluruhan mulai dari kelas 1,

15
2 dan 3, sebagaimana yang telah disebutkan pada
bagian “B”.
D. Masalah-masalah dan Alternatif Pemecahan
Beberapa permasalahan dari segi madrasah
dan guru berdasarkan hasil observasi yang kami
lakukan adalah sebagai berikut:
• Management waktu dalam mengajar yang
kurang efektif karena dampak pandemi Covid-
19.
• Rencana pembelajaran yang tidak dapat
dilaksanakan dengan maksimal karena pandemi
Covid-19.
• Materi pelajaran yang tidak dapat dituntaskan
hingga pertengahan semester
• Data Emis siswa yang sulit dikumpulkan dari
siswa karena dampak pandemi Covid-19.
Untuk mengatasi masalah-masalah tersebut,
langkah yang diambil oleh pihak madrasah adalah
dengan mengupayakan proses pembelajaran tetap
dilakukan di kelas dengan durasi waktu pelajaran
yang dikurangi. Untuk melengkapi data emis siswa,
pihak staff tata usaha tetap mengingatkan peserta

16
didik yang belum mengumpulkan data diri mereka
dengan mendatangi setiap kelas.
Sedangkan dari segi peserta didik,
permasalahan yang dihadapidan cara mengatasinya
adalah sebagai berikut.

No Permasalahan Cara mengatasi


1 Peserta didik Memberikan perhatian lebih
mengobrol saat kepada peserta didik yang suka
proses mengobrol dalam kelas
pembelajaran Mengawasi peserta didik dengan
berlangsung. menanyakan kemana akan pergi
dan memberikan batas waktu
untuk keluar kelas
2 Peserta didik bolos Memberikan nasihat agar tidak
sekolah bolos sekolah lagi
3 Peserta didik tidak Menyelingi proses pembelajaran
tertarik dengan dengan cerita, memberikan
materi pelajaran perumpamaan yang menarik,
contoh yang menarik dan relevan
dengan materi, serta menjadi
guru yang menyenangkan bagi
peserta didik.

17
Memberikan nasihat kepada
4 Peserta didik kurang peserta didik hingga dia
ajar menyadari kesalahan yang
diperbuatnya.
Menggunakan model
5 Waktu mengajar pembelajaran microteaching
yang sangat singkat dengan metode ceramah yang
dipadukan dengan media papan
tulis.
6 Peserta didik tidak Meringkas materi pelajaran,
memiliki motivasi memangkas waktu belajardan
dan tidak tertarik memberikan reward (hadiah)
terhadap materi kepada peserta didik yang dapat
pelajaran menjawab pertanyaan setelah
proses penyampaian materi
selesai.
7 Peserta didik merasa Sebelum proses pembelajaran
lelah dan mengantuk dimulai, peserta didik melakukan
dalam kelas warming up terlebih dahulu.

Tabel 2.1 Masalah-Solusi (Sirojul Wardio)

18
E. Kesimpulan dan Saran
1). RPP yang akan dirancang oleh mahasiswa
bimbingan meliputi berbagai macam materi pelajaran
sesuai dengan jenjang kelasnya masing-masing. Untuk
kelas 1 meliputi materi sejarah dakwah Nabi
Muhammad saw, kelas 2 meliputi materi Dinasti
Abbasiyah, dan kelas 3 meliputi materi sejarah
masuknya agama Islam di Indonesia. RPP kelas 1 dan 2
berdasarkan kesepakatan dengan guru pamong akan
digunakan RPP guru pamong yang akan sedikit
dimodifikasi oleh mahasiswa bimbingan, sedangkan
untuk kelas 3 akan digunakan RPP buatan mahasiswa
bimbingan, 2). Proses pembelajaran dijalankan sesuai
dengan petunjuk RPP yang telah ada. Kondisi masing-
masing kelas saat proses pembelajaran berlangsung
berbeda-beda, 3). Proses pembelajaran dengan
panduan RPP dilakukan oleh mahasiswa bimbingan
sebanyak 6 kali sesuai dengan panduan PPL. Selain
daripada itu, mahasiswa PPL berfokus untuk
menuntaskan materi yang terdapat pada buku LKS dan
menyampaikan materi pelajaran berdasarkan arahan
dari guru pamong, 4). Masalah atau problematika
merupakan hal yang sangat lumrah terjadi pada

19
seorang pengajar saat mengajar dalam kelas, masalah
tersebut disebabkan oleh berbagai faktor internal
maupun eksternal yang berasal dari siswa, media
mengajar, sarana prasarana, bahkan pengajar.
Saran: Permasalahan dalam proses pelaksanaan
pembelajaran merupakan hal yang harus diatasi oleh
guru ketika mengajar.Hal tersebut perlu untuk
dilakukan dengan tujuan agar tercapainya kondisi
belajar yang kondusif dan tertib.
2. Zuhdiyah Abqorina (170104075)
A. Satuan Pelajaran
Rencana mengajar atau persiapan mengajar
atau yang lebih dikenal dengan satuan pelajaran
adalah suatu program perencanaan kegiatan belajar
mengajar secara sistematis sehingga dalam
pelaksanaan Kegiatan Belajar Mengajar (KBM)
tujuan pembelajarannya tercapai. Langkah-
langkah dalam perencanaan tersebut biasanya
dituangkan dalam bentuk RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran). RPP inilah yang
menjadi acuan guru ketika KBM berlangsung.
Selama kurang lebih 2 bulan melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MTs Al-

20
Ijtihad Danger, Mahasiswa telah menyusun 6
rencana pembelajaran, Penyusunan rancangan ini
disesuaikan dengan keadaan pandemi Covid-19
dan kurikulum yang berlaku di sekolah yaitu
kurikulum 2013. Pembuatan satuan pelajaran yang
kami susun diberi penilaian oleh guru pamong
ketika hendak mengajar. Adapun susunan satuan
pelajarannya adalah sebagai berikut:
No Hari, Kelas Komponen
tanggal Tema Sub Tema
1 Senin, 21 VII A Objek IPA dan Penyelidikan
september pengamatannya IPA dan
2020 pengukuran
sebagai
bagian dari
pengamatan.
2 Senin, 28 VII A Objek IPA dan Besaran
September pengamatannya pokok dan
2020 besaran
turunan.
3 Senin, 5 VII A Klasifikasi ciri-ciri
Oktober Mahluk Hidup mahluk
2020 hidup dan
21
pengertian
Klasifikasi.
4 Senin, 12 VII A Klasifikasi Pengertian
Oktober Mahluk Hidup Klasifikasi
2020 dan
klasifikasi 5
kingdom
5 Senin, 19 VII A Klasifikasi Klasifikasi
oktober Materi dan Materi
2020 perubahannya (klasifikasi
zat, unsure,
senyawa dan
campuran)

6 Senin, 26 VII A Klasifikasi Pemisahan


oktober Materi dan campuran
2020 perubahannya dan
perubahan
zat.
Tabel 2.2 sususan satuan pelajaran (Zuhdiyah Abqorina)
Untuk menjalankan program pengajaran
telah disusun suatu rencana yang harus
dilaksanakan oleh seorang guru pada proses
22
kegiatan belajar mengajar adalah sebagai berikut:
Kurikulum dan Bidang Studi: Kurikulum merupakan
salah satu program pendidikan yang berisikan
berbagai bahan ajar dan pengalaman belajar yang
diprogramkan dan direncanakan. Kurikulum ini
berisi seperangkat isi, bahan ajar, tujuan yang akan
ditempuh sebagai pedoman penyelenggaraan
kegiatan pembelajaran untuk mencapai tujuan
pendidikan. Untuk kurikulum yang digunakan di
MTs Al-Ijtihad Danger sudah menggunakan
Kurikulum K13, Program Pengajaran: Program
pengajaran di mata pelajaran IPA menggunakan
sistem semester. Seperti yang diterapkan di
madrasah-madrasah pada umumnya. Program
pengajaran merupakan suatu rencana pengajaran
sebagai panduan untuk guru atau pengajar ketika
melaksanakan pembelajaran, program pengajaran
ini harus disusun sebelum melakukan pembelajaran,
antara lain: Program Tahunan: Program tahunan
salah satu program umum setiap mata pelajaran
untuk setiap kelas, yang dikembangkan oleh guru
mata pelajaran yang bersangkutan. Program
semester ini dilakukan dalam jangka satu tahun dan

23
dibuat berdasarkan pedoman kalender pendidikan.
Di dalam program tahunan berisi pokok bahasan
yang akan dilaksanakan di kelas, jumlah pertemuan
dan program pembelajaran, Program Semester:
Program semester merupakan satuan waktu yang
digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan. Pada
program semester atau program pengajaran ini
berlaku untuk satu semester atau 6 bulan. Program
semester berisi kegiatan-kegiatan yang hendak akan
dilaksanakan dan dicapai selama satu semester
tersebut, Kalender Akademik: Kalender pendidikan
atau akademik adalah pengaturan waktu untuk
proses kegiatan pembelajaran. Kalender pendidikan
mencakup permulaan tahun ajaran, minggu efektif
belajar, dan hari libur. Kurikulum satuan pendidikan
pada setiap jenis dan jenjang diselenggarakan
dengan mengikuti kalender pendidikan pada setiap
tahun ajaran, Silabus: Silabus adalah seperangkat
rencana dan pengaturan tentang kegiatan
pembelajaran, pengelolaan kelas, dan penilaian hasil
belajar. Dengan demikian didalam silabus mencakup
tiga hal yaitu kompetensi dasar, strategi
pencapaiannya, dan evaluasi. Silabus digunakan

24
sebagai acuan dalam pengembangan Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP): Setelah disusun
silabus selanjutnya guru menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran (RPP). RPP
dikembangkan dari silabus untuk mengarahkan
kegiatan pembelajaran peserta didik dalam upaya
mencapai Kompetensi Dasar (KD). RPP disusun
berdasarkan KD atau subtema yang dilaksanakan
dalam satu kali pertemuan atau lebih.
B. Penampilan Mengajar
Hal terpenting yang harus dilaksanakan
oleh mahasiswa selama PPL yaitu penampilan
atau cara mengajar di kelas. Penampilan
merupakan salah satu aspek yang sangat penting
yang harus dimiliki semua guru. Selain penampilan
guru juga harus mampu memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam KBM di kelas.
Keterampilan ini harus dimiliki oleh setiap pendidik
agar tujuan pembelajaran yang disusun dalam
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) dapat
tercapai dengan baik.

25
Selama kurang lebih 2 bulan melaksanakan
PPL, mahasiswa telah tampil di kelas sebanyak 6
kali dengan penampilan mengajar lain pada mata
pelajaran agama karena siswa masuk dua kali
seminggu akibat pandemi covid-19. Selama
mahasiswa tampil mengajar, guru pamong tidak
mendampingi untuk memberikan penilaian
penampilan mengajar tetapi mendampingi ketika
Ujian PPL Pembuatan Video Mengajar yaitu pada
tanggal 22 oktober 2020.
C. Tugas Mengajar Tanpa Persiapan Satuan
Pelajaran
Tugas mengajar tanpa persiapan satuan
pelajaran biasa terjadi ketika mahasiswa PPL
mengisi jam di kelas apabila terdapat guru sedang
yang sedang berhalangan atau menggantikan
mahasiswa yang tidak bisa masuk, biasanya hal
tersebut sering terjadi. Untuk mahasiswa PPL pada
tahap ini merupakan fase latihan mengajar tanpa
persiapapun di kelas, seperti penyusunan RPP.
Sehingga, setiap mahasiswa PPL harus memiliki
kesiapan ketika proses pelaksanaanya entah dari
segi materi atau perangkat pembelajaran. Ketika

26
proses pembelajaran tanpa persiapan satuan
pelajaran, terkadang mahasiswa tidak sepenuhnya
menyampaikan seluruh materi ajar yang terdapat
pada pegangan siswa. Namun, hanya menyampaikan
separuhnya, tanpa melakukan evaluasi
pembelajaran.
Tanggal Kelas Pelajaran
15 September 2020 VIIIE IPA
16 september 2020 IX D IPS
21 september 2020 VII B Fiqih
22 september 2020 VIII D Qur’an Hadits
23 september 2020 IX E Akidah Akhlak
25 september 2020 VII B Matematika
26 september 2020 IX A SKI
28 September 2020 VII C Qur’an Hadits
29 September 2020 VIII B Akidah Akhlak
30 September 2020 IX E Fiqih
2 Oktober 2020 VIII D Qur’an Hadits
3 Oktober 2020 IX D Akidah Akhlak
5 – 17 Oktober 2020 VII - IX UTS
19 Oktober 2020 VII A Matematika
20 Oktober 2020 VIII C IPS

27
21 Oktober 2020 IX D Penjas
22 Oktober 2020 VII A Ujian PPL (IPA)
23 Oktober 2020 VIII C B. Inggris
24 Oktober 2020 IX C Matematika
26 Oktober 2020 VII D SKI
27 Oktober 2020 VIII E Qur’an Hadits
Tabel 2.3 Tugas mengajar tanpa persiapan satuan
pendidikan (Zuhdiyah Abqorina)
D. Masalah-Masalah dan Alternatif Pemecahan
Selama mengajar di MTs Al-Ijtihad Danger di
mulai dari kelas VII sampai IX menggunakan
kurikulum 2013 seringkali dihadapkan pada
masalah – masalah yang sering muncul pada saat
proses pembelajaran. Masalah yang muncul saat
proses pembelajaran seringkali masalah yang
tidak pernah diduga sebelumnya. Oleh karena itu,
Mahasaiswa dituntut untuk bisa mencari solusi
dari masalah yang sering muncul saat proses
pembelajaran. Masalah yang sering muncul saat
proses pembelajaran diantaranya: 1). Masalah
Sarana Buku Siswa : Sumber atau pedoman materi
dalam penggunaan kurikulum 2013 yaitu buku
siswa dan buku guru. Agar proses pembelajaran di
28
kelas berlangsung lancar, materi bisa tersampaikan
kepada siswa secara maksimal dan memudahkan
saat proses pembelajaran berlangsung maka buku
siswa sangat diperlukan untuk dimiliki oleh seluruh
siswa dari kelas VII sampai kelas IX dan buku guru
sangat diperlukan untuk dimiliki oleh setiap guru
untuk dijadikan pedoman bagi guru agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara lancar.
Namun, pada kenyataanya masih banyak kelas
yang belum memiliki buku siswa. Solusi dari adanya
masalah kurangnya sarana buku siswa yaitu dengan
cara guru menyampaikan materi dengan ditulis di
papan tulis dan siswa mencatat dibuku catatan,
guru mendikte suatu materi dan siswa menulis
dibuku catatan, guru mengeprint suatu materi lalu
difotocopy dan dibagikan ke setiap siswa atau
setiap kelompok. 2). Masalah Waktu : Pembelajaran
dengan menggunakan kurikulum 2013
dibutuhkan waktu yang cukup lama untuk
menyampaikan 1 pembelajaran dalam sehari.
Namun karena kondisi pandemi Covid-19 harus
belajar dengan waktu 15 menit sekali pertemuan
dan siswa masuk 2 kali seminggu dengan 2 kali

29
belajar agama dan 2 kali umum dalam sebulan.
Solusi dari adanya masalah tersebut yaitu guru
dapat mempersingkat materi dengan cara memilih
materi yang dianggap penting dengan tetap
mempertahankan setiap mata pelajaran dalam 1
pembelajaran harus tersampaikan semua. 3).
Masalah Sarana Media Pembelajaran: Dalam
pembelajaran menggunakan kurikulum 2013
dengan memadukan berbagai mata pelajaran
dalam 1 pembelajaran sering kali kita
menemukan materi yang menuntut siswa untuk
melakukan praktik atau percobaan agar materi
dapat tersampaikan secara maksimal. Untuk
melakukan sebuah praktik atau percobaan
diperlukan beberapa alat dan bahan yang sesuai
dengan percobaan yang akan dilakukan. Namun
melihat kondisi sekolah yang kurangnya sarana
dan prasarana, maka sering kali mengalami
kesulitan dalam menyediakan alat dan bahan
yang diperlukan untuk melakukan suatu percobaan.
Agar percobaan tetap dapat dilakukan oleh siswa
dan materi tetap dapat tersampaikan maka
diperlukan suatu solusi atau alternatif untuk

30
menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan.
Solusi dari masalah tersebut yaitu dengan cara
mencari alternatif lain yaitu mencari alat dan bahan
lain yang mudah didapat untuk digunakan dalam
praktik atau percobaan agar praktik atau percobaan
dapat tetap berlangsung dan tujuan pembelajaran
bisa tetap tersampaikan kepada siswa.
E. Kesimpulan dan saran
Kesimpulan: Dalam pengalaman praktik
mengajar harus ada satuan pelajaran, penampilan
mengajar, dan tugas mengajar tanpa persiapan.
Apabila Kegiatan Belajar Mengajar (KBM) dalam
tujuan pembelajaran tercapai, maka Langkah-
langkah dalam kegiatan tersebut biasanya
dituangkan dalam bentuk RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran).
Saran: seorang pengajar hendaknya
mempersiapkan segala sesuatu yang akan
digunakan dalam mengajar diantaranya perangkat
mengajar atau RPP haruslah lengkap, selain itu
persiapan mental dan fisik juga sangat mendukung
keberhasilan mengajar.

31
3. Sri Harmawati Tifki Hara-Hara (170107003)
A. Satuan pelajaran
Satuan pelajaran disebut juga rencana
pembelajaran yang dimulai dari tahap perencanaan
hingga tahap pelaksanaan yang memuat berbagai
kegiatan pembelajaran. Satuan pembelajaran biasa
dikenaal dengan istilah lain RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) yang biasa dibuat oleh
guru sebelum memulai proses belajar mengajar
dalam kelas. Terkait dengan pembelajaran, mata
pelajaran yang diampu oleh mahasiswa PPL adalah
Bahasa INGGRIS kelas VII. Oleh karena itu rencana
pembelajaran yang akan ditampilkan disini adalah
rencana pelaksanaan pembelajaran Bahasa Inggris
kelas VII.
RPP yang akan dirancang oleh mahasiswa
bimbingan meliputi berbagai macam materi
pelajaran KELAS VII semester ganjil. Adapun rincian
materinya sebagai berikut BAB 1 Hi and Hello, BAB
2 Let Me Introduce Myselft dan BAB 3 Time.
B. Penampilan mengajar
Dalam mengampu mata pelajaran Bahasa
Inggris, kelas yang mahasiswa ampu adalah kelas VII

32
. Dalam mengajar, sumber bahan ajar yang
digunakan adalah dari LKS dan buku kurikulum
2013 sebagai sumber utama bahan ajar, serta
beberapa artikel terkait materi pelajaran. Proses
penyampaian materi dilakukan dengan metode
ceramah, sebagai metode yang paling efektif dan
mudah dilakukan dengan waktu mengajar 15-20
menit dalam satu pertemuan. Penggunaan metode
ceramah dalam mengajar dipadukan dengan media
papan tulis menjadi pilihan yang paling simple
mudah dan cepat bagi kami sesuai dengan waktu
yang sangat singkat dan peserta didik yang lebih
nyaman penyampaian melalui ceramah disbanding
diskusi atau kerja kelompok dan lain-lain.
Proses pembelajaran dijalankan sesuai
dengan petunjuk RPP yang telah ada. Kondisi
masing-masing kelas saat proses pembelajaran
berlangsung berbeda-beda. Peserta didik kelas VII,
secara umum masih membawa sifat kekanak-
kanakan mereka saat proses pembelajaran sedang
berlangsung, sehingga menuntut mahasiswa
bimbingan harus memiliki kemampuan dalam
mengolah dan mengatur kelas dengan baik. Selain

33
itu, siswa kelas VII masih banyak yang kurang aktif
dalam proses belajar terutama dalam belajar Bahasa
inggris banyak dari siswa yang tidak membawa
kamus bahkan tidak memiliki kamus, sehingga
mahasiswa perlu mengarahkan siswa untuk
mencatat kosa kata yang diterjemahkan oleh
mahasiswa.
C. Tugas mengajar tanpa persiapan satuan pelajaran
Mengajar tanpa satuan pelajaran atau rencana
pembelajaran adalah kegiatan yangd ilakukan di awal
PPL berlangsung.kegiatan awal PPL dimulai dengan
mengajar tanpa rencana dimana mata pelajaran yang
diajarkan adalah mata pelajaran umum seperti IPA, IPS,
TIK dan lain-lain. Pada saat penentuan guru pamong
rencana pembelajaran mulai disusun dan proses
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan tahap
perencanaan sebelumnya.
Proses pembelajaran dengan panduan RPP
dilakukan oleh mahasiswa bimbingan sebanyak 6 kali
sesuai dengan panduan PPL. Selain daripada itu,
mahasiswa PPL berfokus untuk menuntaskan materi
yang terdapat pada buku LKS dan menyampaikan
materi pelajaran berdasarkan arahan dari guru

34
pamong. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran
dalam kelas, kondisi dan suasana kelas tidak ada yang
berbeda secara keseluruhan mulai dari kelas VII, kelas
VIII dan kelas IX.
D. Masalah-masalah dan alternatif pemecahan
Masalah atau problematika merupakan hal yang
sangat lumrah terjadi pada seorang pengajar saat
mengajar dalam kelas, masalah tersebut disebabkan
oleh berbagai faktor internal maupun eksternal yang
berasal dari siswa, media mengajar, sarana prasarana,
bahkan pengajar. Adapun uraian mengenai masalah-
masalah yang dihadapi mahasiswa PPL dan cara
mengatasinya adalah sebagai berikut.
Permasalahan Cara mengatasi

1. Peserta didik tidak 1. Memberikan perhatian


memperhatikan saat lebih kepada peserta didik
dijelaskan. yang tidak memperhatikan

2. Mengawasi peserta didik


2. Peserta izin keluar dengan menanyakan
kelas dalam waktu kemana akan pergi dan
yang lama memberikan batas waktu

35
untuk keluar kelas
3. Menyelingi proses
pembelajaran dengan
3. Peserta didik tidak cerita, memberikan
tertarik dengan perumpamaan yang
materi pelajaran menarik, contoh yang
menarik dan relevan
dengan materi, serta
menjadi guru yang
menyenangkan bagi
peserta didik.
4. Memberikan nasihat
kepada peserta didik
4. Peserta didik tidak hingga dia bisa bersikap
sopan lebih baik

5. Menggunakan model
Pembelajaran
5. Waktu mengajar microteaching dengan
yang sangat singkat metode ceramah yang
dipadukan dengan media
papan tulis.

36
6. Meringkas materi
pelajaran, memangkas
6. Peserta didik tidak waktu belajar dan
memiliki motivasi memberikan reward
dan tidak tertarik (hadiah) kepada peserta
terhadap materi didik yang dapat menjawab
pelajaran pertanyaan setelah proses
penyampaian materi
selesai.
7. Memberikan ice breaking
(permainan) ditengah
pelajaran untuk
7. Peserta didik merasa menjadikan suasana jadi
lelah dan mengantuk lebih rileks dan tidak
dalam kelas tegang.
8. Memberikan peringatan
kepada peseta didik yang
tidak mengerjakan tugas
8. Peserta didik tidak
mengerjakan tugas

Tabel 2.4 masalah dan solusi (Sri Harmawati Tifki HH.)


37
E. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dari penjelasan pada bab 2 ini
adalah sebagai berikut. 1). RPP yang akan dirancang
oleh mahasiswa bimbingan meliputi berbagai macam
materi pelajaran KELAS VII semester ganjil. Adapun
rincian materinya sebagai berikut BAB 1 Hi and Hello,
BAB 2 Let Me Introduce Myselft dan BAB 3 Time. 2).
Proses pembelajaran dijalankan sesuai dengan
petunjuk RPP yang telah ada. Kondisi masing-masing
kelas saat proses pembelajaran berlangsung berbeda-
beda. Proses pembelajaran dengan panduan RPP
dilakukan oleh mahasiswa bimbingan sebanyak 6 kali
sesuai dengan panduan PPL. Selain daripada itu,
mahasiswa PPL berfokus untuk menuntaskan materi
yang terdapat pada buku LKS dan menyampaikan
materi pelajaran berdasarkan arahan dari guru
pamong. 3). Masalah atau problematika merupakan hal
yang sangat lumrah terjadi pada seorang pengajar saat
mengajar dalam kelas, masalah tersebut disebabkan
oleh berbagai faktor internal maupun eksternal yang
berasal dari siswa, media mengajar, sarana prasarana,
bahkan pengajar.

38
Saran: Permasalahan dalam proses pelaksanaan
pembelajaran merupakan hal yang harus diatasi oleh
guru ketika mengajar.Hal tersebut perlu untuk
dilakukan dengan tujuan agar tercapainya kondisi
belajar yang kondusif dan tertib. Oleh karena itu
sebaiknya ketika menemukan suatu permasalahan,
guru dan seluruh pihak madrasah harus memiliki
kekompakan dalam menyelesaikan masalah yang ada.
4. Tauhid Makripat (170105083)
A. Satuan Pelajaran
Satuan pelajaran adalah merupakan istilah
yang dikenal sekarang dengan rencana mengajar
atau persiapan mengajar Identitas mata pelajaran.
Kompetensi dasar atau indikator yang hendak
dicapai atau dijadikan tujuan dapat
dikutip/diambil dari kurikulum dan hasil belajar
yang telah ditetapkan oleh pemerintah.
Selama kurang lebih 2 bulan melaksanakan
Program Pengalaman Lapangan (PPL) di MTs Al-
Ijtihad Danger, Mahasiswa telah menyusun 4
rencana pembelajaran, Penyusunan rancangan ini
disesuaikan dengan keadaan pandemi Covid-19

39
dan kurikulum yang berlaku di sekolah yaitu
kurikulum 2013.
B. Penampilan Mengajar
Penampilan atau skill mengajar merupakan
salah satu aspek yang sangat penting yang harus
dimiliki semua guru. Selain penampilan guru juga
harus mampu memotivasi siswa untuk
berpartisipasi aktif dalam KBM di kelas.
Keterampilan ini harus dimiliki oleh setiap
pendidik agar tujuan pembelajaran yang disusun
dalam rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP)
dapat tercapai dengan baik.
C. Tugas Mengajar Tanpa Persiapan Satuan
Pelajaran
Dalam menjalankan suatu kegiatan setiap
orang harus mempersiapkan terlebih dahulu apa
saja yang harus dipersiapkan. Dalam hal ini pada
awal menjalankan kegiatan kegiatan PPL semua
mahasiswa mengajar tanda adanya persiapan serta
Rencana Pembelajaran yang disepakati mahasiswa
dengan guru pamong. Sehingga, disinilah skill dan
keterampilan yang di dapat selama menjalani
perkuliahan di laksanakan.

40
D. Masalah-Masalah Dan Alternatif
Pemecahan
Selama mengajar di MTs Al-Ijtihad Danger
di mulai dari kelas VII sampai IX menggunakan
kurikulum 2013 seringkali dihadapkan pada
masalah – masalah yang sering muncul pada saat
proses pembelajaran.
Masalah yang muncul saat proses
pembelajaran seringkali masalah yang tidak
pernah diduga sebelumnya. Oleh karena itu,
Mahasaiswa dituntut untuk bisa mencari solusi
dari masalah yang sering muncul saat proses
pembelajaran. Masalah yang sering muncul saat
proses pembelajaran diantaranya: Masalah Sarana
Media Pembelajaran: Dalam pembelajaran
menggunakan kurikulum 2013 dengan
memadukan berbagai mata pelajaran dalam 1
pembelajaran sering kali kita menemukan
materi yang menuntut siswa untuk melakukan
praktik atau percobaan agar materi dapat
tersampaikan secara maksimal. Untuk
melakukan sebuah praktik atau percobaan
diperlukan beberapa alat dan bahan yang sesuai

41
dengan percobaan yang akan dilakukan. Namun
melihat kondisi sekolah yang kurangnya sarana
dan prasarana, maka sering kali mengalami
kesulitan dalam menyediakan alat dan bahan
yang diperlukan untuk melakukan suatu
percobaan. Agar percobaan tetap dapat dilakukan
oleh siswa dan materi tetap dapat tersampaikan
maka diperlukan suatu solusi atau alternatif untuk
menyediakan alat dan bahan yang dibutuhkan.
Solusi dari masalah tersebut yaitu dengan
cara mencari alternatif lain yaitu mencari alat dan
bahan lain yang mudah didapat untuk digunakan
dalam praktik atau percobaan agar praktik atau
percobaan dapat tetap berlangsung dan tujuan
pembelajaran bisa tetap tersampaikan kepada
siswa.
E. Kesimpulan Dan Saran
Pengalaman selama 2 bulan kurang
merupakan sebuah pengalaman yang sangat
berharga dan berarti, merancang skenario
pembelajaran sebaik mungkin, melakukan praktek
mengajar langsung menghadapi banyak siswa
dengan karakter siswa-siswi yang berbeda-beda,

42
karena setiap siswa dan siswi memiliki karakter
yang berbeda-beda, merupakan cara melatih
kesabaran dan menggunakan waktu dengan
efektif. Serta guru pamong dan guru lain nya
tidak pernah bosan membimbing praktikan
tentunya pengalaman yang begitu singkat ini
telah memberikan amat banyak pelajaran bagi
praktikan.
5. Laela Nani Romida (170101138)
A. Satuan pelajaran
Satuan pelajaran disebut juga rencana
pembelajara yang dimulai dari tahap perencanaan
hingga tahap pelaksanaan yang memuat berbagai
kegiatan pembelajaran. Satuan pembelajaran biasa
dikenaal dengan istilah lain RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) yang biasa dibuat oleh
guru sebelum memulai proses belajar mengajar
dalam kelas. Terkait dengan pembelajaran, mata
pelajaran yang diampu oleh mahasiswa PPL adalah
aqidah akhlak kelas 1. Oleh karena itu rencana
pembelajaran yang akan ditampilkan disini adalah
rencana pelaksanaan pembelajaran aqidah akhlak
kelas 1.

43
RPP yang akan dirancang oleh mahasiswa
bimbingan meliputi berbagai macam materi
pelajaran sesuai dengan jenjang kelasnya masing-
masing. Untuk kelas 1 meliputi materi aqidah islam
kelas 1. Berdasarkan kesepakan bersama guru
pamong menggunakan RPP dari guru pamong dan
ada sedikit tambahan untuk RPP tersebut.
B. Penampilan mengajar
Dalam mengampu mata pelajaran aqidah
akhlak, kelas yang mahasiswa ampu adalah kelas 1.
Dalam mengajar, sumber bahan ajar yang digunakan
adalah dari LKS dan buku kurikulum 2013 sebagai
sumber utama bahan ajar, serta beberapa artikel
terkait materi pelajaran. Proses penyampaian
materi dilakukan dengan metode ceramah, sebagai
metode yang paling efektif dan mudah dilakukan
dengan waktu mengajar 15-20 menit dalam satu
pertemuan. Penggunaan metode ceramah dalam
mengajar dipadukan dengan media papan tulis
menjadi pilihan yang paling simple mudah dan cepat
bagi kami sesuai dengan waktu yang sangat singkat
dan peserta didik yang lebih nyaman penyampaian

44
melalui ceramah disbanding diskusi atau kerja
kelompok dan lain-lain.
Proses pembelajaran dijalankan sesuai
dengan petunjuk RPP yang telah ada. Kondisi
masing-masing kelas saat proses pembelajaran
berlangsung berbeda-beda. Peserta didik kelas 1,
secara umum masih membawa sifat kekanak-
kanakan mereka saat proses pembelajaran sedang
berlangsung, sehingga menuntut mahasiswa
bimbingan harus memiliki kemampuan dalam
mengolah dan mengatur kelas dengan baik agar
materi pelajaran dapat disampaikan dan diterima
dengan baik oleh peserta didik.
C. Tugas mengajar tanpa persiapan satuan
pelajaran
Mengajar tanpa satuan pelajaran atau
rencana pembelajaran adalah kegiatan yang
dilakukan di awal PPL berlangsung.kegiatan awal
PPL dimulai dengan mengajar tanpa rencana dimana
mata pelajaran yang diajarkan adalah mata
pelajaran umum seperti IPA, IPS, TIK dan lain-lain.
Pada saat penentuan guru pamong rencana
pembelajaran mulai disusun dan proses

45
pembelajaran dapat dilaksanakan dengan tahap
perencanaan sebelumnya.
Proses pembelajaran dengan panduan RPP
dilakukan oleh mahasiswa bimbingan sebanyak 6
kali sesuai dengan panduan PPL. Selain daripada itu,
mahasiswa PPL berfokus untuk menuntaskan materi
yang terdapat pada buku LKS dan menyampaikan
materi pelajaran berdasarkan arahan dari guru
pamong. Dalam proses pelaksanaan pembelajaran
dalam kelas, kondisi dan suasana kelas tidak ada
yang berbeda secara keseluruhan mulai dari kelas
1,2 dan 3, sebagaimana yang telah disebutkan pada
bagian “B”.
D. Masalah-masalah dan alternatif pemecahan
Masalah atau problematika merupakan hal
yang sangat lumrah terjadi pada seorang pengajar
saat mengajar dalam kelas, masalah tersebut
disebabkan oleh berbagai faktor internal maupun
eksternal yang berasal dari siswa, media mengajar,
sarana prasarana, bahkan pengajar. Adapun uraian
mengenai masalah-masalah yang dihadapi
mahasiswa PPL dan cara mengatasinya adalah
sebagai berikut.

46
No Permasalahan Cara mengatasi
1 Peserta didik Memberikan perhatian lebih
mengobrol saat kepada peserta didik yang suka
proses mengobrol dalam kelas
2 pembelajaran
berlangsung. Mengawasi peserta didik
Peserta didik bolos dengan menanyakan kemana
3 sekolah akan pergi dan memberikan
batas waktu untuk keluar kelas

Peserta didik tidak Menyelingi proses


4 tertarik dengan pembelajaran dengan cerita,
materi pelajaran memberikan perumpamaan
yang menarik, contoh yang
menarik dan relevan dengan
5 Peserta didik materi, serta menjadi guru yang
kurang ajar menyenangkan bagi peserta
didik.
6 Memberikan nasihat kepada
Waktu mengajar peserta didik hingga dia
yang sangat singkat menyadari kesalahan yang
Peserta didik tidak diperbuatnya.
memiliki motivasi
47
dan tidak tertarik Menggunakan model
7 terhadap materi pembelajaran microteaching
pelajaran dengan metode ceramah yang
Peserta didik dipadukan dengan media papan
merasa lelah dan tulis.
mengantuk dalam Meringkas materi pelajaran,
kelas memangkas waktu belajardan
memberikan reward (hadiah)
kepada peserta didik yang
dapat menjawab pertanyaan
setelah proses penyampaian
materi selesai.

Sebelum proses pembelajaran


dimulai, peserta didik
melakukan warming up terlebih
dahulu.
Tabel 2.5 Masalah dan solusi (Laela Nani Romida)
E. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dari penjelasan pada bab 2 ini
adalah sebagai berikut. 1). RPP yang akan dirancang
oleh mahasiswa bimbingan meliputi berbagai
48
macam materi pelajaran sesuai dengan jenjang
kelasnya masing-masing. Untuk kelas 1 meliputi
materi aqidah islam. 2). Proses pembelajaran
dijalankan sesuai dengan petunjuk RPP yang telah
ada. Kondisi masing-masing kelas saat proses
pembelajaran berlangsung berbeda-beda. 3). Proses
pembelajaran dengan panduan RPP dilakukan oleh
mahasiswa bimbingan sebanyak 6 kali sesuai
dengan panduan PPL. Selain daripada itu,
mahasiswa PPL berfokus untuk menuntaskan materi
yang terdapat pada buku LKS dan menyampaikan
materi pelajaran berdasarkan arahan dari guru
pamong. 4). Masalah atau problematika merupakan
hal yang sangat lumrah terjadi pada seorang
pengajar saat mengajar dalam kelas, masalah
tersebut disebabkan oleh berbagai faktor internal
maupun eksternal yang berasal dari siswa, media
mengajar, sarana prasarana, bahkan pengajar.
Saran: Permasalahan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran merupakan hal yang
harus diatasi oleh guru ketika mengajar.Hal tersebut
perlu untuk dilakukan dengan tujuan agar
tercapainya kondisi belajar yang kondusifndan

49
tertib. Oleh karena itu sebaiknya ketika menemukan
suatu permasalahan, guru dan seluruh pihak
madrasah harus memiliki rasa peka yang tinggi dan
segera mengatasi permasalahan yang ada.
6. Baiq Fikyatul Addiana (170101100)
A. Satuan Pelajaran
Satuan pelajaran yang dikenal sekarang
dengan rencana mengajar atau persiapan mengajar
adalah program kegiatan belajar mengajar dalam
satuan terkecil. Syaodih mengungkapkan bahwa
guru mengembangkan perencanaan dalam
bidangnya untuk jangka waktu satu tahun atau satu
semester, satu minggu, atau beberapa jam saja.
Untuk satu tahun dan semester disebut sebagai
program unit, sedangkan untuk beberapa jam
pelajaran disebut program satuan pelajaran.
Satuan pelajaran disebut juga rencana
pembelajara yang dimulai dari tahap perencanaan
hingga tahap pelaksanaan yang memuat berbagai
kegiatan pembelajaran. Satuan pembelajaran biasa
dikenaal dengan istilah lain RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) yang biasa dibuat oleh
guru sebelum memulai proses belajar mengajar

50
dalam kelas. Terkait dengan pembelajaran, mata
pelajaran yang diampu oleh mahasiswa PPL adalah
Al-Qur’an Hadits kelas IX.
RPP yang akan dirancang oleh mahasiswa
bimbingan meliputi berbagai macam materi
pelajaran. RPP yang digunakan mahasiswa pada
proses pembelajaran ialah RPP dari guru pamong
beserta RPP yang mahasiswa buat sendiri.
B. Penampilan Mengajar
Dalam mengampu mata pelajaran Al-Qur’an
Hadits untuk kelas IX, mahasiswa menggunakan
sumber bahan ajar dari LKS dan buku kurikulum
2013 sebagai sumber utama bahan ajar. dalam
penyampaian materi dilakukan dengan metode
ceramah, metode ini dilakukan dan dianggap paling
efektif dalam penyampaian materi disaat pandemi
corona 19. Karena proses pembelajaran yang
dilakukan sangat singkat yakni sekitar 15-20 menit
dalam penyampaian materi pembelajaran dalam
satu pertemuan. Penggunaan metode ceramah
dalam mengajar dipadukan dengan media papan
tulis menjadi pilihan yang paling simple mudah dan
cepat bagi kami sesuai dengan waktu yang sangat

51
singkat dan peserta didik yang lebih nyaman
penyampaian melalui ceramah, tetapi mahasiswa
juga menggunakan metode diskusi hanya satu kali
selama PPL berlangsung dalam pembelajaran
dengan pembagian kelompok dan maksimal satu
kelompok terdiri dari tiga mahasiswa dengan
peserta didik tetap menggunakan masker.
Proses pembelajaran dijalankan sesuai
dengan petunjuk RPP yang telah ada. Kondisi
peserta didik kelas IX A-F tentunya berbeda-beda,
tetapi pada umumnya sudah kondusif saat proses
pembelajaran berlangsung. Hampir 2 bulan
melaksanakan PPL, mahasiswa telah tampil
mengajar sebanyak 6 kali dan penampilan mengajar
lain mata pelajaran matematika karena peserta
didik masuk 2 minggu sekali pada mata pelajaran Al-
Qur’an Hadits.
C. Tugas Mengajar tanpa persiapan satuan
pelajaran
Selain mengajar sesuai dengan mata
pelajaran yang diampu oleh guru pamong yang
ditentukan oleh pihak sekolah. Terlebih lagi
semenjak masa wabah corona ini kelas di roling dan

52
mata pelajaran yang di ampu oleh guru pamong
hanya 2 minggu sekali dijumpai, karena 1 minggu
untuk pelajaran umum dan satu minggu untuk mata
pelajaran agama sehingga tugas mengajar peserta
PPL terbilang sangat sedikit dan kurang maksimal
dikarenakan dalam pertemuan hanya 15-20 menit
per mata pelajaran, sehingga untuk mengisi waktu
yang kosong tersebut kami mahasiswa PPL tetap
masuk setiap harinya dan mengisi kelas-kelas yang
kosong dan mengisi administrasi sekolah.
D. Masalah-masalah dan Alternatif Pemecahan
Masalah tentunya menjadi penghalang dalam
tercapainya suatu tujuan. Semua kegiatan tentunya
akan menemukan masalah dalam proses pencapaian
tujuan. Begitu pula dalam sekolah atau madrasah.
Tentunya masalah akan dijumpai baik dari
lingkungan madrasah maupun dari peserta didik
yang kita jumpai. Masalah-masalah yang dijumpai
seperti: 1). peserta didik yang tidak disiplin baik itu
dari waktu masuk kelas, pengumpulan tugas dan
yang lainnya hal ini ditemukan hampir disetiap
kelas. Alternative pemecahan masalah ialah dengan
menanyakan kepada peserta didik mengapa hal

53
tersebut bisa terjadi kemudian menasihati peserta
didik agar tidak mengulangi kesalahan yang sama.
2). Membawa HP ke madrasah, lumayan banyak
yang mahasiswa temukan saat proses pembelajaran
berlangsung, peserta didik memainkan HP sehingga
peserta didik yang lain juga akan merasa terganggu
dengan peserta didik yang membawa HP tersebut,
alternative pemecahan masalah dilarang membawa
HP, apabila sudah terlanjur membawa HP lebih baik
dimatikan selama pelajaran berlangsung.
3). Kenakalan peserta didik, seperti peserta didik
yang bolos dalam jam pelajaran, sekolah dari rumah
akan tetapi tidak masuk kelas, ada beberapa peserta
didik yang demikian yang kami temukan selama PPL
dan alternatif yang mahasiswa lakukan kemarin saat
menemukan peserta didik yang demikian yaitu
dengan menemuinya dan menanyakan mengapa hal
itu dilakukan serta mencoba untuk menasihati agar
tidak membolos lagi.
4). Peserta didik tidak memiliki motivasi dan tidak
tertarik terhadap materi pembelajaran, untuk itu
alternatif yang mahasiswa gunakan yaitu dengan
menggunakan metode ceramah dan diskusi dengan

54
media papan tulis dan make a mach dengan
menggunakan masker.
E. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dari bab II ini adalah sebagai
berikut: RPP yang digunakan oleh mahasiswa pada
mata pelajaran Al-Qur;an Hadits ialah RPP dari guru
pamong dan RPP mahasiswa bimbingan, Proses
pembelajaran dijalankan sesuai dengan RPP yang
digunakan, Masalah yang dijumpai saat proses
pembelajaran tentunya sangat lumrah terjadi saat
mengajar dalam kelas dengan berbagai factor baik
itu internal maupun eksternal. Saran: Berbagai
permasalahan yang terjadi harus segera diatasi oleh
guru ketika mengjar agar proses pembelajaran
berjalan kondusif.
7. Reni Liscahyani (170102110)
A. Satuan Pelajaran
Dalam proses pembuatan RPP mahasiswa
akan menerima bimbingan dari guru pamong
masing-masing, karena mereka sudah memiliki
pengalaman yang banyak. RPP yang akan dirancang
oleh mahasiswa bimbingan meliputi materi
pelajaran sesuai dengan buku pegangan siswa dan

55
guru. RPP kelas 1 berdasarkan kesepakatan dengan
guru pamong dan akan menggunakan RPP guru
pamong yang akan sedikit dimodifikasi oleh
mahasiswa bimbingan. Kemudian itu akan dijadikan
sebagai RPP untuk mengajar di kelas, RPP
dilampirkan pada Lampiran 1.
B. Penampilan Mengajar
Selama proses belajar mengajar yang
dilakukan di sekolah MTs Al Ijtihad Danger ini
begitu banyak suka dan duka yang di dapatkan.
Tetapi itu bisa menjadi sebuah awal pembelajaran
bagaimana menjadi seorang guru yang dinanti oleh
siswanya. Di dalam kelas sebelum memulai
pembelajaran agar mendapatkan ilmu yang barokah
semua siswa berdoa terlebih dahulu. Hal ini
merupakan pengajaran yang utama di dalam agama
islam, karena tanpa adanya doa di setiap pekerjaan
itu akan menjadi sia-sia.
Setelah pembukaan kelas, selanjutnya
penyampaian materi kepada siswa-siswa. Selain
penyampaian materi, saya melakukan tanya jawab
untuk menguji sampai dimana pemahaman para
siswa tentang materi yang sudah dijelaskan.

56
Kemudian, suasana di setiap kelas yang
dimasuki bisa berbeda-beda. Ada kelas yang aktif,
sangat aktif, sampai kelas yang sangat pendiam. Dan
disinilah keahlian kami sebagai seorang guru dilatih
saat dimana seorang guru bertemu dengan kelas
yang siswanya lebih banyak diam dan bisa dikatakan
tidak aktif. Sebagai calon guru nantinya kami belajar
bagaimana menguasai kelas agar terbiasa.
C. Tugas Mengajar Tanpa Persiapan Satuan
Pelajaran
Dalam menjalankan suatu kegiatan setiap
orang harus mempersiapkan terlebih dahulu apa
saja yang harus dipersiapkan. Dalam hal ini pada
awal menjalankan kegiatan kegiatan PPL semua
mahasiswa mengajar tanda adanya persiapan serta
Rencana Pembelajaran yang disepakati mahasiswa
dengan guru pamong. Sehingga, disinilah skill dan
keterampilan yang di dapat selama menjalani
perkuliahan di laksanakan.
D. Masalah-Masalah Dan Alternatif Pemecahan
Untuk memecahkan masalah yang terjadi
dalam kelas, guru harus memahami permasalahan
yang dialami siswa. Adapun cara yang dapat

57
dilakukan oleh seorang guru agar dapat memahami
permasalahan siswa adalah: 1). Hadapai siswa
dengan tenang, maksudnya menjadi seorang guru
dalam menghadapai siswa haruslah tenang, jangan
sampai tegang atau grogi dalam menghadapi siswa,
2). Tidak berprasangka buruk pada siswa dan
berlaku adil, seorang guru atau pendidik tidak boleh
berprasangka buruk kepada siswa, karena bisa jadi
prasangka seorang guru terhadap siswa itu tidak
sesuai dengan kondisi kenyataan yang dialami
siswa, 3). Dapat menyembunyikan perasaan yang
sesungguhnya terhadap siswa, 4). Guru harus bisa
memandang sama pada siswanya, maksudnya tidak
membedakan antara siswa yang pandai dengan
siswa yang bodoh, 5). Konsisten, seorang guru harus
konsisten dengan apa yang seharusnya dilakukan
seorang pendidik. Apa yang menjadi tanggung jawab
seorang guru harus konsisten.
E. Kesimpulan Dan Saran
Kesimpulan: Proses pembelajaran dijalankan
sesuai dengan petunjuk RPP yang telah ada. Kondisi
masing-masing kelas saat proses pembelajaran
berlangsung berbeda-beda. Proses pembelajaran

58
dengan panduan RPP dilakukan oleh mahasiswa
bimbingan sebanyak 6 kali sesuai dengan panduan
PPL. Selain daripada itu, mahasiswa PPL berfokus
untuk menuntaskan materi yang terdapat pada buku
LKS dan menyampaikan materi pelajaran
berdasarkan arahan dari guru pamong. Masalah atau
problematika merupakan hal yang sangat lumrah
terjadi pada seorang pengajar saat mengajar dalam
kelas, masalah tersebut disebabkan oleh berbagai
faktor internal maupun eksternal yang berasal dari
siswa, media mengajar, sarana prasarana, bahkan
pengajar.
Saran: Permasalahan dalam proses pelaksanaan
pembelajaran merupakan hal yang harus diatasi oleh
guru ketika mengajar.Hal tersebut perlu untuk
dilakukan dengan tujuan agar tercapainya kondisi
belajar yang kondusifndan tertib. Oleh karena itu
sebaiknya ketika menemukan suatu permasalahan,
guru dan seluruh pihak madrasah harus memiliki rasa
peka yang tinggi dan segera mengatasi permasalahan
yang ada.
8. Sintia (170105082)
A. Satuan Pelajaran

59
Satuan pelajaran merupakan istilah yang
dikenal dengan rencana mengajar atau persiapan
mengajar yang dilakukan secara sistematis,
rencana pembelajaran dalam bentuk satuan
pembelajaran atau biasa disebut dengan RPP
(Rencana Pelaksanaan Pembelajaran).
Selama kurang dari dua bulan melaksanakan
PPL di MTs Al-Ijtihad Danger, mahasiswa sudah
dapat menyusun enam rencana pembelajaran,
penyusun rancangan ini disesuaikan dengan
keadaan pandemi covid-19 serta kurikulum yang
berlaku di sekolah yaitu kurikulum 2013.
Untuk menjalankan program pengajaran
telah disusun suatu rencana yang harus
dilaksanakan oleh seorang guru pada proses
kegiatan belajar mengajar sebagai berikut:
Kurikulum dalam bidang studi: Kurikulum
merupakan prangkat mata pelajaran dan program
pendidikan yang diberikan oleh suatu lembaga
penyelenggaraan pendidikan yang berisi
rancangan pelajaran yang akan diberikan kepada
peserta pelajaran dalam satu priode jenjang
pendidikan, yang berisi tentang seperangkat isi,

60
bahan ajar, tujuan yang akan ditempuh sebagai
pedoman penyelenggaraan kegiatan pembelajaran
untuk mencapai sebuah tujuan pendidikan,
Program pengajaran
Disamping itu juga harus mempersiapkan
perangkat pembelajaran dan mampu menguasai
materi pembelajaran seperti: 1). Kompetensi
Dasar: Kompetensi dasar merupakan tujuan yang
harus dicapai oleh peserta didik setelah
memperoleh pengalaman belajar selama mengikuti
pelajaran. Tujuan ini mencakup aspek pengetahuan,
kemampuan dan sikap atau nilai yang dinamakan
kepada peserta didik. 2). Pembelajaran: Dalam
pembelajaran terdapat materi yang akan diajarkan
dan bagaimana cara mengajarkan untuk mencapai
tujuan pembelajaran, 3). Evaluasi pembelajaran:
Evaluasi pengajaran dimaksud untuk mengetahui
sejauh mana daya serap siswa terhadap materi
yang disampaikan. Maka calon guru harus
mengadakan evaluasi atau penilaian yang sekaligus
sebagai alat atau mengetahui berhasil tidaknya
pengjaran yang dilakukan dalam melakukan
evaluasi, guru memberikannya dalam bentuk soal

61
setiap selesai materi yang diajarkan didalam kelas,
4). Diskusi hasil latihan mengajar: Pada waktu
latihan mengajar dikelas, dan dihadiri oleh guru
pamong, memperhatikan dan menilai penampilan
calon guru ketika mengajar, diadakan diskusi kecil
dengan tujuan memperbaiki dan menyempurnakan
kekurangan yang dijumpai saat penampilan
mengajar calon guru didepan kelas, 5). Perbaikan:
Perbaikan yang dimaksud disini adalah hasil
diskusi dan konsultasi berupa petunjuk pengarahan
dan saran- saran, baik itu dari pamong, dosen
pembimbing, maupun dari teman-teman praktik
selama latihan mengajar, 6). Kalender Pendidikan:
kalender pendidikan atau kalender akademik
adalah pengaturan waktu untuk proses kegiatan
pembelajaran. Kalender pendidikan mencakup
tentang permulaan tahun ajaran. Kurikulum satuan
pendidikan pada setiap jenis dan jenjang
diselenggarakan dengan mengikuti kalender
pendidikan pada setiap tahun ajaran.
B. Penampilan Mengajar
Dalam menyampaikan materi pelajaran yang
harus dilakukan oleh mahasiswa PPL yaitu

62
penampilan atau percaya diri dalam mengajar di
dalam kelas. Percaya diri ini merupakan hal yang
harus dimiliki setiap guru dengan cara
menampilkan diri di depan kelas, selain itu juga
guru harus mampu memotivasi siswa untuk
berpartisipasi dalam kegiatan belajar mengajar di
kelas. Keterampilan harus dimiliki oleh setiap
pendidik agar tujuan pembelajaran yang disusun
dapat tercapai dengan baik.
Selama melaksanakan PPL mahasiswa telah
tampil di kelas dengan penampilan mengajar,
sesuai dengan jadwal dan mata pelajaran yang
dipegang, proses pembelajaran dijalankan sesuai
dengan petunjuk RPP. Proses penyampaian materi
dilakukan dengan metode ceramah, sebagai metode
yang paling efektif dan mudah untuk dilakukan
dengan menggunakan waktu mengajar 15-20 menit
dalam satu kali pertemuan dikarenakan dalam
keadaan pandemic covid-19, penggunaaan metode
ceramah dipadukan dengan media papan tulis
menjadikan pilihan yang paling simple dan cepat
bagi kami yang sebagai mahasiswa PPL.

63
C. Tugas Mengajar Tanpa Persiapan Satuan
Pelajaran
Tugas mengajar tanpa persiapan satuan
pelajaran ini dimana mahasiswa PPL memasuki
kelas apabila kelas sedang kosong atau guru sedang
berhalangan tidak dapat masuk mengajar, disinilah
mahasiswa PPL masuk kelas untuk mengajar tanpa
persiapan atau tanpa latihan mengajar terlebih
dahulu. Sehingga mahasiswa PPL harus memiliki
kesiapan ketika harus mengajar dengan mata
pelajaran yang berbeda, meskipun mahasiswa PPL
tidak sepenuhnya menyampaikan seluruh materi
pelajaran namun hanya menyampaikan materi yang
sepenuhnya, tanpa melakaukan evaluasi
pembelajaran terlebih dahulu.
D. Masalah-Masalah Dan Alternatif Pemecahan
Selama mengajar di MTs Al-Ijtihad Danger
mulai dari kelas VII sampai kelas IX menggunakan
K13. Dimana saat menyampikan materi
pembelajaran sering kali muncul masalah yang
tidak pernah diduga sebelumnya. Oleh karena itu
mahasiswa PPL di tuntut untuk mencari solusi dari
masalah yang terjadi saat pelaksanaan

64
pembelajaran berlangsung. Masalah yang sering
muncul saat proses pembelajaran berlangsung: 1).
Masalah kurang disiplin waktu: Kedisiplinan
merupakan faktor penentu keberhasilan
pembelajaran, disiplin terhadap waktu, disiplin
terhadap tugas yang diberikan, disiplin terhadap
proses pembelajaran dan lain sebagainya. Mengajar
di kelas yang siswanya memiliki tingkat
kedisiplinan tinggi lebih menyenangkan
dibandingkan dengan mengajar di kelas yang
siswanya memiliki kedisiplinan rendah. Selama
melaksanakan PPL di MTs Al-Ijtihad Danger dimana
siswanya masih kurang disiplin masalah waktu dan
dalam mengumpulkan tugas/PR. Dimana,
mahasiswa MTs Al-Ijtihad Danger masih terlalu
lalai dalam disiplin waktu, mereka masih keluar
masuk kelas disaat bel masuk kelas sudah
berbunyi, dan disaat waktunya mengumpulkan
tugas, ada saja siswa yang belum mengerjakan
tugas. Solusi dalam masalah kurangnya
kedisiplinan waktu disini yaitu, sebagai mahasiswa
PPL bagi siswa yang belum masuk kelas saat bel
sudah berbunyi, kita menyuruh siswa untuk masuk

65
kelas dan menanyakan tentang pelajaran apa
sekarang, sebelum gurunya masuk kita sebagai
mahasiswa PPL mengisinya terlebih dahulu, dan
solusi bagi siswa yang belum mengumpulkan
tugas/PR kita memberikan mereka batasan waktu
kepada siswa yang belum mengumpulkan tugas,
batas waktunya sampai hari esok, jika siswa tidak
membawa tugas/PRnya lagi kita tidak memberikan
mereka nilai.
2). Masalah Mengobrol saat guru mengajar:
Mengobrol saat guru megajar bukan lagi hal baru
bagi siswa, hal ini harus diakui tidak baik bagi
proses belajar mengajar. Penyebabnya terjadi bisa
saja dikarenakan ada masalah pada teman
sebangkunya yang belum selesai dan bisa juga
dikarenakan siswa merasa bosen dengan mrtode
pengajaran guru sehingga siswa mencari pelarian
pembahasan dengan cara mengobrol dengan teman
sebangku. Sosusi dalam masalah mengobrol saat
guru mengajar dapat diselesaikan dengan cara
mencari metode-metode mengajar yang baru,
sehingga murid/siswa merasa tertarik untuk
mendengarkan penjelasan dari guru.

66
E. Kesimpulan Dan Saran
Pengalaman saat melaksanakan PPL
merupakan pengalaman yang sangat baru dan
sangat berarti. Dimana saat melaksanakan praktek
pengajaran mahasiswa PPL berhadapan langsung
dengan siswa dan siswi dengan karakter yang
berbeda-beda dalam melatih kesabaran dalam
mengajar. Serta guru pamong tidak pernah merasa
bosan dalam membimbing praktik mengajar,
begitu bnayak pengalaman dan pelajaran yang
telah dikasih oleh guru pamong dan guru-guru
yang lainnya.
9. Gustia Nurbaiti (170105062)
A. Satuan pelajaran
Satuan pelajaran disebut juga rencana
pembelajaran adalah di kenal sekarang sengan
rencana mengajar atau persiapan mengajar. Satuan
pelajaran yang dimulai dari tahap perencanaan
hingga tahap pelaksanaan yang memuat berbagai
kegiatan pembelajaran. Satuan pembelajaran biasa
dikenaal dengan istilah lain RPP (Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran) yang biasa dibuat oleh
guru sebelum memulai proses belajar mengajar

67
dalam kelas. Terkait dengan mata pejaran yang di
ampu oleh mahasiswa PPL yaitu IPS(ilmu
pengetahuan sosial) kelas . Oleh karena itu sebelum
memulai mengajar harus membuat rencana
pembelajaran IPS kelas 1.
RPP yang akan dirancang oleh mahasiswa
bimbingan meliputi berbagai macam materi
pelajaran sesuai dengan jenjang kelasnya masing-
masing. Untuk IPS kelas 1 meterinya yaitu ruang dan
interaksi antar ruang dan seterunya.RPP yang akan
di gunakan harus kesepakan antara mahasiswa PPL
dan guru pamong dan RPP yang di gunakan harus di
modifikasi dulu oleh mahasiswa bimbingan.
Dalam mengampu mata pelajaran
IPS,mahasiswa ampu adalah kelas 1. Dalam
mengajar, sumber bahan ajar yang digunakan adalah
dari LKS dan buku kurikulum 2013 sebagai sumber
utama bahan ajar, dan beberapa buku lainnya yang
dengan terkait materi pelajaran. Proses
penyampaian materi dilakukan dengan metode
ceramah, sebagai metode yang paling mudah untuk
siswa Mts dan mudah dilakukan dengan waktu
mengajar 30 menit dalam satu pertemuan.

68
Penggunaan metode ceramah dalam mengajar
dipadukan dengan media papan tulis menjadi
pilihan yang paling simple mudah dan cepat bagi
kami sesuai dengan waktu yang sangat singkat dan
peserta didik yang lebih nyaman penyampaian
melalui ceramah dibanding dengan metode
pembelajaran lainnya.
Proses pembelajaran dijalankan sesuai
dengan petunjuk RPP yang telah ada. Kondisi
masing-masing kelas saat proses pembelajaran
berlangsung berbeda-beda. Peserta didik kelas 1,
secara umum masih membawa sifat kekanak-
kanakan mereka saat proses pembelajaran sedang
berlangsung, sehingga menuntut mahasiswa
bimbingan harus memiliki kemampuan dalam
mengolah dan mengatur kelas dengan baik agar
materi pelajaran dapat disampaikan dan diterima
dengan baik oleh peserta didik. Terdapat juga pesrta
didik yang ska melamun dalam kelas,tertidur saat
belajar.ngomong saat belajar, sehingga mahasiswa
PPL harus mempunya strategi untuk memecahakan
kondisi peserta didik tersebut.

69
B. Tugas mengajar tanpa persiapan satuan
pelajaran
Mengajar tanpa satuan pelajaran atau
rencana pembelajaran adalah kegiatan yang
dilakukan di awal PPL berlangsung.kegiatan awal
PPL dimulai dengan mengajar tanpa rencana dimana
mata pelajaran yang diajarkan adalah mata
pelajaran umum seperti IPA, TIK dan lain-lain. Pada
saat penentuan guru pamong rencana pembelajaran
mulai disusun dan proses pembelajaran dapat
dilaksanakan dengan tahap perencanaan
sebelumnya.
Proses pembelajaran dengan panduan RPP
dilakukan oleh mahasiswa bimbingan sebanyak 6
kali sesuai dengan panduan PPL. Selain daripada itu,
mahasiswa PPL berfokus untuk menuntaskan materi
yang terdapat pada buku LKS dan menyampaikan
materi pelajaran berdasarkan arahan dari guru
pamong.ebutkan pada bagian “B”.
C. Masalah-masalah dan alternatif pemecahan
Masalah atau problematika merupakan hal
yang sangat lumrah terjadi pada seorang pengajar
saat mengajar dalam kelas, masalah tersebut

70
disebabkan oleh berbagai faktor internal maupun
eksternal yang berasal dari siswa, media mengajar,
sarana prasarana, bahkan pengajar. Adapun uraian
mengenai masalah-masalah yang dihadapi
mahasiswa PPL dan cara mengatasinya adalah
sebagai berikut.
No Permasalahan Cara mengatasi
1 Peserta didik Memberikan perhatian lebih
mengobrol saat kepada peserta didik yang suka
proses mengobrol dalam kelas
2 pembelajaran
berlangsung. Mengawasi peserta didik dengan
Peserta didik bolos menanyakan kemana akan pergi
3 sekolah dan memberikan batas waktu
untuk keluar kelas

Peserta didik tidak Menyelingi proses pembelajaran


4 tertarik dengan dengan cerita, memberikan
materi pelajaran perumpamaan yang menarik,
contoh yang menarik dan
relevan dengan materi, serta
5 Peserta didik menjadi guru yang
kurang ajar menyenangkan bagi peserta
71
didik.
6 Memberikan nasihat kepada
Waktu mengajar peserta didik hingga dia
yang sangat menyadari kesalahan yang
singkat diperbuatnya.

Peserta didik tidak Menggunakan model


7 memiliki motivasi pembelajaran microteaching
dan tidak tertarik dengan metode ceramah yang
terhadap materi dipadukan dengan media papan
pelajaran tulis.
Peserta didik Meringkas materi pelajaran,
merasa lelah dan memangkas waktu belajardan
mengantuk dalam memberikan reward (hadiah)
kelas kepada peserta didik yang dapat
menjawab pertanyaan setelah
proses penyampaian materi
selesai.

Sebelum proses pembelajaran


dimulai, peserta didik
melakukan warming up terlebih
72
dahulu.
Tabel 2.6 Masalah dan Solusi (Gustia Nurbaiti)
D. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan dari penjelasan pada bab 2 ini
adalah sebagai berikut: RPP yang akan dirancang
oleh mahasiswa bimbingan meliputi berbagai
macam materi pelajaran sesuai dengan jenjang
kelasnya masing-masing. Untuk mata pelajaran IPS
kelas 1 dengan materi ruang dan interaksi
antarruang kita sepakat menggunakan RPP yang di
kasikh guru pamong hanya saja kita akan modifikasi
sedikit oleh mahasiswa PPL, Proses pembelajaran
dijalankan sesuai dengan petunjuk RPP yang telah
ada. Kondisi masing-masing kelas saat proses
pembelajaran berlangsung berbeda-beda, Proses
pembelajaran dengan panduan RPP dilakukan oleh
mahasiswa bimbingan sebanyak 6 kali sesuai
dengan panduan PPL. Selain daripada itu,
mahasiswa PPL berfokus untuk menuntaskan materi
yang terdapat pada buku LKS dan menyampaikan
materi pelajaran berdasarkan arahan dari guru
pamong, Masalah atau problematika merupakan hal
yang sangat lumrah terjadi pada seorang pengajar
73
saat mengajar dalam kelas, masalah tersebut
disebabkan oleh berbagai faktor internal maupun
eksternal yang berasal dari siswa, media mengajar,
sarana prasarana, bahkan pengajar.
Saran: Permasalahan dalam proses
pelaksanaan pembelajaran merupakan hal yang
harus diatasi oleh guru ketika mengajar.Hal tersebut
perlu untuk dilakukan dengan tujuan agar
tercapainya kondisi belajar yang kondusifndan
tertib. Oleh karena itu sebaiknya ketika menemukan
suatu permasalahan, guru dan seluruh pihak
madrasah harus memiliki rasa peka yang tinggi dan
segera mengatasi permasalahan yang ada.
10. Hendy Ruhaedar (170104083)
A. Satuan Pelajaran
Program harian adalah program pengajaran
yang berisi materi-materi yang diajarkan dan
disusun dalam bentuk rencana pengajaran. Rencana
pengajaran ini tercantum pada materi dan langkah-
langkah mengajar sehingga kegiatan belajar-
mengajar dapat berjalan dengan lancar. Satuan
pelajaran atau yang disebut juga dengan perangkat
pembelajaran atau rencana pelaksanaan

74
pembelajaran (RPP) merupakan salah satu bukti
kesiapan untuk mengajar. RPP merupakan pedoman
selama melaksanakan proses belajar mengajar di
dalam kelas.
Kesiapan RPP merupakan salah satu bukti
bahwa mahasiswa PPL sudah siap untuk masuk ke
dalam kelas dan melaksanakan proses tranformasi
ilmu guru kepada siswa.
B. Penampilan Mengajar
Penampialan mengajar sangat penting bagi
seorang guru, karena penampilan adalah bagian
dari sikap yang baik dan menjadi contoh bagi
peserta didik. Penampilan mengajar yang bagus
akan menimbulkan pembelajaran yang efektif
sehingga di dalam proses pembelajaran peserta
didik akan berperan aktif dalam proses
pembelajaran tersebut. Pembelajaran yang
dilakukan oleh anggota PPL pada setiap pertemuan
mengelami sebuah pembelajaran yang efektif
karena peserta didik antusias mengikuti proses
pembelajaran yang dilakukan.
C. Tugas Mengajar Tanpa Persiapan Satuan
Pelajaran

75
Satuan pembelajaran atau RPP merupakan
sarana atau pedoman selama proses pembelaran
berlangsung, dengan adanya RPP guru dapat
melakukan proses pembelajaran secara maksimal
yang akan disampaikan oleh guru. Mengajar tanpa
adanya RPP, guru tentu akan mengalami kesulitan
dalam menyampaikan pelajaran. Kesiapan
mengajar tidak sempurna, dan biasanya di tengah
proses pembelajaran guru akan bingung apa
selanjutnya yang akan dilakukan. RPP sangat
membantu dalam mengajarm hal ini menandakan
kesiapan untuk berada di dalam kelas, baik dari segi
kesiapan mental dan materi pelajaran. Setiap kali
mengajar, RPP sudah siap dan skenario
pembelajaran akan berjalan sesuai dengan isi RPP
tersebut. Selama kegiatan PPL dilakukan di Mts Al
Ijtihad Danger mahasiswa PPL selalu menggunakan
RPP sebelum mengajar, sehingga dalam kegiatan
belajar mengajar didalam kelas tetap terkoordinir
dan lancar. Ada beberapa pembelajaran tanpa
persiapan yang dilakukan oleh mahasiswa PPL
ketika ada jam pelajaran yang kosong dan
mahasiswa PPL disini tugasnya adalah mengisi

76
kelas yang kosong tersebut dimana kegiatan belajar
mengajarnya tidak seefektif dengan persiapan yang
dilakukan pada sebelumnya.
D. Masalah Masalah dan Alternatif Pemecahan
Tugas mengajar adalah tugas yang kompleks,
mengaja bukan hannya memberikan materi
pelajaran dan setelah selesai jam pelajaran, berarti
tugas sebagai guru telah selesai. Sosok seorang guru
yang profesional bukanlah seperti itu. Guru
memberikan pelajaran, mengevaluasi, memberikan
didikan kepada anak didik agar ketiga kecerdasan
mereka miliki yakni kecerdasan intelektual,
kecerdasan emosional, dan kecerdasan spiritual
dapat berjalan seimbang. Mengahadapi sifat dan
karakter anak yang bermacam-macam di dalam
kelas menjadi masalah unum yang dihadapi oleh
setiap calon guru atau guru yang sesungguhnya.
Karakter mereka berbeda-beda atau tidak bisa
dianggap sama ketika proses pembelajaran
berlangsung. tidak berjalannya proses belajar
mengajar dengan baik karena adanya peserta didik
yang sengaja mengganggu pelaksanaan proses
belajar mengajar dan sebagainya. Peserta didik

77
membuat keributan seperti mengganggu temannya
ketika belajar, keluar masuk kelas tanpa adanya
alasan yang jelas, ribut, tidak mau mendengarkan
guru menjelaskan, dan bahkan ada yang asyik
mengobrol ketika guru sedang menjelaskan
didepan. Akhirnya keinginan untuk melanjutkan
pelajaran ketika kondisi seperti itu tidak ada,
akibatnya materi pelajaran tidak akan cepat tuntas.
Ketika guru langsung mengambil tindakan
marah itu bukan sebuah alternatif yang baik untuk
dilakukan kepada anak-anak, karena anak-anak
sangat mengetahui guru yang benar-benar ikhlas.
Penguasaan kelas memang perlu, tetapi apabila
peserta didik tidak memiliki minat dan keinginan
untuk belajar sehingga disebut sebagai masalah.
Langkah awal yang dilakukan oleh guru adalah
pendekatan emosional untuk membangun minat
belajar pada setiap mata pelajaran. Ketidak
tertarikan meraka dapat diakibatkan oleh konsep
mengajar yang membosankan, metode mengajar
yang kurang bervariasi, materi terlalu banyak yang
diberikan, dan terlalu cepat dalam menjelasknan.
Oleh karena itu berusaha untuk mengubah dan

78
menciptakan keragaman dalam penggunaan
metode mengajar, materi pelajaran yang
disampaikan tidak terlalu banyak, dan mengatur
intonasi suara sangat penting dilakukan guna
membuat suasana kelas yang kondusif dalam
melaksankan proses belajar mengajar, baik di
dalam kelas maupun diluar kelas. Berdasarkan
observasi selama kegiatan PPL, karakter yang
dimiliki oleh peserta didik di Mts Al Ijtihad Danger
ini masih dapat diatasi.
E. Kesimpulan dan Saran
Kesimpulan: Salah satu indikator
berhasilnya seorang guru dalam mengajar adalah
mengajar, baik siap dalam hal perangkat
pembelajaran, siap mental dan juga fisik. Kegiatan
PPL yang telah dilaksanakan di MTs Al-Ijtihad
Danger berjalan lancar.
Saran: seorang pengajar dalam melaksankan
praktik mengajar hendaknya mempersiapkan
segala sesuatu yang akan digunakan dalam
mengajar diantaranya perangkat mengajar atau
RPP, selain itu persiapan mental dan fisik juga
sangat mendukung keberhasilan mengajar.

79
11. Nana Kurnia (170104065)
A. Peserta didik
Peserta didik merupakan subjek yang sangat
penting dalam kegiatan belajar mengajar. Tanpa
adanya peserta didik, maka kegiatan belajar
mengajar tidak akan dapat terlaksana sebagaimana
mestinya. Peserta didik di MTs Al-Ijtihad Danger
adalah anak-anak yang sebagian besar berdomisili
di desa Danger. Setiap peserta didik memiliki
karakteristik yang berbeda-beda. Peserta didik di
MTs Al-Ijtihad Danger berjumlah 299 orang yang
terbagi menjadi 101 orang kelas IX, 100 orang kelas
VIII, dan sisanya 98 orang kelas VII.
B. Guru
Guru adalah seorang yang mengabdikan
dirinya untuk mengajarkan suatu ilmu, mendidik,
dan mengarahkan muridnya agar dapat memahami
ilmu pengetahuan yang diajarkannya. Selain itu,
seorang guru memiliki peran sebagai pengajar,
pendidik, pembimbing motivator, serta inspirator
bagi murid-muridnya.
Guru pamong adalah orang yang bertugas
untuk membimbing dan mengarahkan mahasiswa

80
praktikan dalam melaksanakan PPL. Guru pamong
berperan dalam memberikan masukan, arahan
kepada mahasiswa untuk dapat memperoleh
pengalaman menjadi tenaga pendidik yang
profesional.
Selama melaksanakan PPL di Mts Al-Ijtihad
Danger tidak terlepas dari pengawasan Guru
Pamong. saya mengajar di mata pelajaran IPA
TERPADU dengan dikomandoi Guru Pamong
bernama M. Kamaludin, S.Pd. dalam kesehariannya
beliau merupakan sosok bertanggung jawab dalam
menanggapi beberapa persoalan saya secara
pribadi dan Lembaga pada umumnya, siswa
maupun kepada kami khususnya sebagai
mahasiswa PPL. Beragam pelajaran yang berharga
diberikan kepada saya tentang bagaimana cara
mengajar yang inovatif dan kreatif di dalam kelas.
Selain itu beliau adalah sosok cukup cuek dan
termasuk guru muda bagi para guru dan guru
idaman/idola bagi siswa terutama siawa
perempuan yang ada di lingkungan MTs Al-Ijtihad
Danger. Di Mts Al-Ijtihad Danger beliau tergolong
guru baru, tapi sejauh ini dengan pengalaman dan

81
wawasan pengetahuan beliau sangat membantu
saya dalam melaksanakan kegiatan belajar
mengajar bagi peserta didik yang ada di MTs Al-
Ijtihad Danger.
Adapun profil beliau selaku guru pamong
saya disekolah sebagai berikut:
Nama : M. Kamaludin, S. Pd
Tempat, tanggal lahir : Masbagik, 11-10-1992
Alamat : Kebon daya, Masbagik Timur
Pekerjaan : Guru
Pendidik terakhir : S1 lulusan Universitas
Hamzanwadi Pancor.
C. Model pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka
konseptual yang menggambarkan prosedur
sistematis dalam mengatur system belajar untuk
mencapai tujuan tertentu.
Model pembelajaran dapat memudahkan
siswa dalam belajar, sesuai dengan cara belajar
mereka sehingga tujuan pembelajaran dapat
dicapai dengan optimal. Selama kegiatan PPL,
model pembelajaran yang diterapkan adalah
kombinasi antara Discovery and Cooperative

82
Learning. Discovery learning merupakan metode
pembelajaran dimana guru berperan sebagai
pembimbing dengan memberikan kesempatan
peserta didik untuk belajar secara aktif. Kondisi ini
dapat mengubah kegiatan belajar mengajar yang
sebelum teacher oriented menjadi student oriented.
D. Kurikulum
Kurikulum adalah suatu program pendidikan
yang berisikan berbagai bahan ajar dan
pengalaman belajar yang diprogramkan,
direncanakan, dan dirancangkan secara sistematik
atas dasar norma-norma yang berlaku yang
dijadikan pedoman dalam proses pembelajaran.
MTs Al-ijtihad Danger sudah menggunakan
kurikulum K-13 untuk mata pelajar IPA kelas VII
dengan menggunakan LKS Ilmu Pengetahuan Alam
kelas VII SMP/MTs terbitan buku dari Penerbit
Cerah CV. Teguh Karya Edisi 2017 sebagai acuan
buku pembelajaran dengan mengembangkan
materi-materi pembelajaran yang sesuai dengan
standar kurikulum k-13.

83
B. Bentuk Koordinasi Kelompok
Dalam bentuk koordinasi kelompok ini kami
mahasiswa PPL membagi tugas dalam melaksanakan
pembelajaran di dalam kelas. Sebelum mulai pelaksanaan
KBM kami membuat jadwal piket dimana tugas dari
mahasiswa piket ini adalah mengisi kekosongan kelas
Ketika ada guru atau jam pelajaran kosong dan juga
mengawasi mahasiswa yang mempunyai jadwal mengajar
pada hari itu juga. Sehingga kami juga ditekankan untuk
selalu bisa mengajar walaupun bukan mata pelajaran yang
di pegang. Sehingga kemampuan skill-skill dari masing-
masing mahasiswa akan terlatih.
C. Masalah-Masalah Dan Alternatif Pemecahan
Adapaun masalah-masalah yang timbul Ketika
mengajar di dalam kelas yaitu:
1. Kurangnya tingkat percaya diri siswa ketika proses
pembelajaran, seperti mengajukan pendapat atau
pertanyaan seputar pelajaran, dan mempresentasikan
hasil diskusi dengan teman kelompok. Solusi yang bisa
kami berikan yaitu merubah metode pembelajaran di
dalam kelas dengan menanyakan kepada siswa cara
yang paling tepat untuk mereka bisa belajar dengan
nyaman seperti apa, kemudian kita terapkan apa yang

84
disampaikan siswa dan alhasil mereka bisa mengikuti
proses KBM dengan baik baik itu dalam bertanya,
menyampaikan hasil diskusi dan sebagainya.
2. Masalah Sarana Buku Siswa, Sumber atau pedoman
materi dalam penggunaan kurikulum 2013 yaitu
buku siswa dan buku guru. Agar proses pembelajaran
di kelas berlangsung lancar, materi bisa tersampaikan
kepada siswa secara maksimal dan memudahkan
saat proses pembelajaran berlangsung maka buku
siswa sangat diperlukan untuk dimiliki oleh seluruh
siswa dari kelas VII sampai kelas IX dan buku guru
sangat diperlukan untuk dimiliki oleh setiap guru
untuk dijadikan pedoman bagi guru agar proses
pembelajaran dapat berlangsung secara lancar.
Namun, pada kenyataanya masih banyak kelas yang
belum memiliki buku siswa. Solusi dari adanya
masalah kurangnya sarana buku siswa yaitu dengan
cara guru menyampaikan materi dengan ditulis di
papan tulis dan siswa mencatat dibuku catatan,
guru mendikte suatu materi dan siswa menulis
dibuku catatan, guru mengeprint suatu materi lalu
difotocopy dan dibagikan ke setiap siswa atau setiap
kelompok.

85
3. Masalah Waktu, Pembelajaran dengan menggunakan
kurikulum 2013 dibutuhkan waktu yang cukup
lama untuk menyampaikan 1 pembelajaran dalam
sehari. Namun karena kondisi pandemi Covid-19
harus belajar dengan waktu 15 menit sekali
pertemuan dan siswa masuk 2 kali seminggu dengan
2 kali belajar agama dan 2 kali umum dalam sebulan.
Solusi dari adanya masalah tersebut yaitu guru
dapat mempersingkat materi dengan cara memilih
materi yang dianggap penting dengan tetap
mempertahankan setiap mata pelajaran dalam 1
pembelajaran harus tersampaikan semua.
4. Masalah Sarana Media Pembelajaran, Dalam
pembelajaran menggunakan kurikulum 2013 dengan
memadukan berbagai mata pelajaran dalam 1
pembelajaran sering kali kita menemukan materi
yang menuntut siswa untuk melakukan praktik atau
percobaan agar materi dapat tersampaikan secara
maksimal. Untuk melakukan sebuah praktik atau
percobaan diperlukan beberapa alat dan bahan
yang sesuai dengan percobaan yang akan dilakukan.
Namun melihat kondisi sekolah yang kurangnya
sarana dan prasarana, maka sering kali mengalami

86
kesulitan dalam menyediakan alat dan bahan yang
diperlukan untuk melakukan suatu percobaan. Agar
percobaan tetap dapat dilakukan oleh siswa dan
materi tetap dapat tersampaikan maka diperlukan
suatu solusi atau alternatif untuk menyediakan alat
dan bahan yang dibutuhkan. Solusi dari masalah
tersebut yaitu dengan cara mencari alternatif lain
yaitu mencari alat dan bahan lain yang mudah didapat
untuk digunakan dalam praktik atau percobaan agar
praktik atau percobaan dapat tetap berlangsung
dan tujuan pembelajaran bisa tetap tersampaikan
kepada siswa.
D. Kesimpulan Dan Saran
Dalam proses pengalaman mengajar di kelas ini
banyak sekali ilmu yang kami dapatkan baik itu berupa
ilmu pengetahuan dan ilmu social yang bagaimana cara
berkomunikasi dengan baik Bersama guru, siswa maupun
masyarakat setempat. Berbagai macam masalah yang kita
hadapi juga Ketika dalam proses mengajar di dalam kelas,
namun hal itu tidak membuat kita patah semangat dalam
mengajar dan kita akan carikan solusi yang tepat untuk
menyelesaika masalah tersebut.

87
Saran untuk kita semua tetap semangat dalam
mengajar, jangan gampang putus asa karena setiap
masalah yang kita hadapi pasti ada solusi yang tersedia
untuk kita terapkan.

88
BAB III
PENGALAMAN KEGIATAN EKSTRAKULIKULER
A. Kumpulan Laporan Individu Secara Keseluruhan
1) Perencanaan
Beberapa kegiatan ekstrakulikuler yang ada di
MTs Al-Ijtihad Danger sebagai berikut: pramuka,
Tilawatil Qur’an, kursus bahasa Inggris, kursus bahasa
Arab, kursus Matematika, Atletik, Basket, Pencak Silat
dan Drumb Band. Namun karena keadaan pandemi
Covid-19, ekstrakurikuler yang aktif saat ini hanyalah
Pencak Silat. Ekstrakurikuler madrasah semuanya
diampu oleh guru-guru madrasah, kecuali
ekstrakurikuler Drumb Band.
2). Pelaksanaan
Proses pelaksanaan ekstrakurikuler di
madrasah dilakukan dengan penjadwalan yang teratur
oleh pihak madrasah. Untuk ekstrakurikuler kursus
bahasa Inggris, bahasa Arab, Matematika dan Tilawatil
Qur’an jadwalnya menyesuaikan dengan kesempatan
waktu yang dimiliki oleh pengampu. Untuk
ekstrakurikuler Pencak Silat dilakukan lebih dari 1 kali
dalam seminggu dengan hari yang disepakati oleh

89
pengampu, dan ekstrakurikuler Pramuka dilakukan
setiap hari Sabtu.
B. Bentuk koordinasi kelompok
Koordinasi dalam menangani ekskul yaitu
mahasiswa bertugas sebagai pengarah dan memperkuat
kedisiplinan dalam melaksanakan ekstra kulikuler. Tentu
juga tidak terlepas dari jadwal piket yang sudah dibuat,
dan mahasiswa PPL yang piket pada hari itu akan
bertanggung jawab penuh atas berlangsungnya kegiatan
ekskul tersebut.
C. Masalah-masalah dan alternatif pemecahan
Adapun masalah-masakah yang timbul ketika
proses ekstra kulikuler berlangsung diantaranya:
1) Menjumpai siswa yang tidur ketika ekstrakulikuler
berlangsung. Solusinya Pembina ekstrakulikuler
sebaiknya menyampaikan materi pembelajaran dengan
lebih menarik.
2) Menjumpai Siswa kurang berminat untuk mengikuti
kegiatan ekstra kulikuler. Solusi untuk permasalahan
tersebut yaitu mahasiswa melakukan pendekatan dan
mengajak siswa untuk mengikuti kegiatan.

90
3) Management Pengelolaan yang belum tertata rapi.
Solusinya Perlunya mengadakan rapat harian sebagai
ruang kontrol bagi perbaikan management.
4) Pembelajaran yang kurang efektip, solusinya Perlunya
penekanan dan ketegasan pada guru-guru.
D. Kesimpulan Dan Saran
Kegiatan ekstra kulikuler merupakan salah satu
bagian pendukung dalam aktivitas belajar mengajar di
sekolah. Melalui berbagai jenis kegiatan ekstra kelas
tentunya diharapkan dapat menampung, menyalurkan,
serta mengembangkan minat, bakat, aspirasi, kreativitas,
dan kemampuan siswa. Banyak ekstra kulikuler yang ada di
MTs Al-Ijtihad Danger yang memberikan skill tambahan
bagi siswa untuk mengasah kemampuan mereka masing-
masing, sehingga bukan hanya ilmu pengetahuan saja yang
menjadi output mereka akan tetapi berupa skill dalam
mengasah hobi mereka juga yang akan didapatkan. Saran
mahaswa tingkatkan terus program-program ekskul yang
ada di Madrasah agar bisa meningkatkan kualitas output
yang berkelas, sehingga Madrasah akan dikenal baik
dikalangan masyarakat luar sana.

91
BAB IV
PENYELESAIAN ADMINISTRASI SEKOLAH
A. Kumpulan Laporan Individu Secara Keseluruhan
1). Hasil Observasi
Praktik pengelolaan administrasi adalah latihan
melaksanakan tugas-tugas dan bimbingan
administrasi. Dalam melaksanakan tugas-tugas
administrasi PPL, mahasiswa dipandu oleh guru
pamong secara khusus dan dibantu oleh beberapa
pihak madrasah (kepala madrasah, waka kurikulum,
kepala TU, dan lain-lain) serta bimbingan dari dosen
pembimbing lapangan (DPL).
Administrasi yang ada di MTs Al-Ijtihad Danger
adalah laporan bulanan sekolah/ Madrasah,
Administrasi perpustakaan, Administrasi BOS, dan
Administrasi Wali Kelas. Dari ke empat jenis
administrasi tersebut ada tiga admnistrasi yang sudah
mahasiswa laksanakan yaitu Laporan bulanan
sekolah/ Madrasah (memasukkan NISN siswa baru
berdasarkan data yang ada pada ijazah/ SKHUN
Sekolah Dasar), administrasi wali kelas (membuat soal
MID semester IPA kelas VII, mengoreksi, serta
memasukkan ke dalam buku daftar nilai siswa), dan

92
administrasi BOS (membantu Tata usaha dalam
membuat administrasi bantuan operasional sekolah
dengan memasukkan data siswa berdasarkan data
pada kartu keluarga.
Semua yang termasuk dalam administrasi baik
sekolah maupun kelas di MTs Al-Ijtihad Danger sudah
baik. Akan lebih baik lagi ketika semua yang terlibat di
dalamnya memiliki rasa tanggung jawab dalam
pengelolaan madrasah agar berjalannya semua proses
kegiatan belajar mengajar di madrasah berjalan
dengan baik untuk menghasilkan madrasah yang
unggul.
2) Pengalaman Latihan Administrasi Sekolah
a. Latihan administrasi sekolah
Administrasi sekolah merupakan salah satu
bagian dari administrasi pendidikan. Salah satu alat
administrasi di sekolah adalah tata usaha. Tujuan
dari administrasi sekolah secara sederhana adalah
bagaimana mengelola semua kegiatan yang di
jalankan di sekolah untuk mencapai tujuan
pendidikan. Adapun komponen administrasi
sekolah meliputi administrasi kesiswaan,
administrasi kurikulum, administrasi pendidik dan

93
tenaga kependidikan, administrasi sarana dan
prasarana, administrasi keuan gan, administrasi
kearsipan, dan administrasi humas.
Berdasarkan komponen-komponen
admistrasi sekolah di atas, di MTs Al-Ijtihad Danger
sudah memenuhi semua komponen administrasi
tersebut. Latihan admistrasi sekolah yang paling
menonjol dirasakan mahasiswa PPL adalah
administrasi sarana dan prasarana sekolah, salah
satu di antaranya perpustakaan sekolah berupa
buku peminjaman buku.
b. Latihan administrasi kelas
Ada beberapa jenis administrasi kelas yang
diembankan yaitu administrasi berupa pembuatan
RPP mengajar serta pembuatan so’al beserta kunci
jawaban. Proses pembuatan RPP disesuaikan
dengan format RPP yang dimiliki oleh guru dan
berdasarkan format yang telah ditetapkan oleh UIN
Mataram. Tahap pembuatan RPP dimulai dari tahap
penentuan KI, KD, penyusunan Indikator, tujuan,
tahap pelaksanaan, media, metode, pendekatan
mengajar hingga tahap evaluasi.

94
B. Bentuk Koordinasi Kelompok
Bentuk koordinasi kelompok terkait dengan Latihan
administrasi sekolah yakni di pertengahan kegiatan Praktik
Pengalaman Lapangan (PPL) sekitar tanggal 1-5 oktober
2020, kami membuat 4 kelompok kecil yang masing-
masing terdiri 3 mahasiswa, dengan setiap kelompok
mendapati tugas masing- masing untuk membantu tugas/
pelayanan administrasi sekolah yaitu data Emis siswa dari
kelas VII-IX dan data siswa baru. Sehingga dari proses
tersebut masing- masing mahasiswa mempunyai
pengalaman terkait dengan Latihan administrasi sekolah
dan saling berbagai pengalaman antar mahasiswa.
C. Masalah-Masalah Dan Alternatif Pemecahan
Walaupun kami telah menyusun agenda terkait teknis
Latihan administrasi sekolah di pertengahan kegiatan PPL,
namun dalam proses pelaksanaannya kami menemukan
berbagai masalah-masalah yang kami pecahkan bersama,
diantara masalah yang kami jumpai yakni data buku dan
organisasi perpustakaan tidak kami dapatkan di sekolah.
Yang kami kerjakan adalah data Emis siswa kelas VII-IX
atau BOS, laporan bulanan-tahunan Madrasah atau data
siswa baru, dan administrasi wali kelas mahasiswa
membuat soal untuk MID semester berdasarkan bidangnya.

95
Selain itu, profil Madrasah bagian tata usaha walaupun
sudah jelas guru dan staf penanggung- jawabnya, namun
ketika kami mencoba membantu atau menemukan data
untuk keperluan laporan, file atau data terkadang tidak di
satu tangan, sehingga kami harus menghubungi beberapa
guru dan staf untuk mendapatkan data tersebut. Adapun
cara kami menyelesaikan permasalahan- permasalahan
tersebut di atas yakni dengan bekerjasama seluruh
mahasiswa PPL untuk menemukan data sendiri di lapangan
(sekolah) secara langsung yakni melalui teknik observasi
(pengamatan), wawancara, dan dokumentasi.
D. Kesimpulan Dan Saran
Dari proses kegiatan Latihan administrasi sekolah
dan beberapa permasalahan yang kami temukan di atas,
dapat disimpulkan bahwa koordinasi mahasiswa PPL
sangat tinggi, terlihat dari Kerjasama yang kami lakukan,
mulai dari diskusi, pembagian tugas, dan penyelesaian
masalah. Melalui proses pengadministrasian ini
mahasiswa PPL dapat membandingkan, menyesuaikan dan
menerapkan teori yang didapatkan pada masa perkuliahan
dengan kenyataan yang terjadi di lapangan. Pengetahuan
baru ini sekiranya dapat di MTs Al-Ijtihad Danger
membuat mahasiswa PPL merasakan bagaimana

96
mengelola segala aktivitas di sekolah dan di kelas. Secara
keseluruhan pengalaman pengadministrasian di MTs Al-
Ijtihad Danger, baik pada lingkup madrasah dan kelas
dapat disimpulkan bahwa segala sesuatunya berkenaan
pada bagaimana kemampuan individu seorang
guru/pegawai mengelola administrasi tersebut dengan
baik, sehingga mampu mengupayakan dan
mendayagunakan semua sumber baik personal maupun
material secara efektif dan efesien guna menunjang
tercapainya tujuan pendidikan. Adapun terkait saran kami
bagi mahasiswa PPL untuk terus mempertahankan sikap
Kerjasama dimanapun kita berorganisasi karena hal
tersebut adalah kunci keberhasilan.

97
BAB V
PENANGANAN KASUS
A. Kumpulan Laporan Individu Secara Keseluruhan
1). Hasil Observasi dan Studi Dokumentasi
Selama proses pembelajaran di kelas VII-IX MTs
Al-Ijtihad Danger. Mahasiswa PPL secara individu
mengamati siswa, banyak sekali kasus-kasus yang
menjadi penghambat berjalannya proses
pembelajaran. Adapun kasus-kasus sisiwa di dalam
kelas diantaranya adalah bermain, membawa HP, tidur,
keluar masuk kelas tanpa izin, tidak memperhatikan
guru, dan tidak menyelesaikan pekerjaan rumah (PR).
Adapun faktor penyebabnya, seperti kurang minat dan
motivasi belajar, dukungan keluarga, lingkungan
bahkan tidak menutup kemungkinan guru yang belum
menguasai kelas sepenuhnya.
Data berupa kasus-kasus yang terkumpul
melalui observasi ini menjadi rencana awal bagaimana
menyikapi dan memberikan solusi untuk bisa
menciptakan proses belajar mengajar yang kondusif,
aktif, kreatif, inovatif dan menyenangkan terlebih pada
masa pandemi Covid-19 sekarang ini.

98
2). Pengalaman Layanan Bimbingan
a. Perencanaan
Proses Penelusuran dan penemuan kasus
peserta didik, dilakukan melalui proses belajar
mengajar dalam kelas dan pengamatan di luar kelas.
Proses penanganan kasus peserta didik dapat
dilakukan dengan berbagai macam cara. Terdapat
beberapa kasus yang dapat diselesaikan secara
langsung ketika kasus ditemukan dengan
memberikan nasihat, arahan dan motivasi, serta ada
juga kasus yang membutuhkan tindak lanjut yang
lebih mendalam dengan mendatangi peserta didik
langsung ke rumahnya untuk melakukan mediasi
dengan orang tuanya.
b. Pelaksanaan
Metode pelaksanaan penyelesaian kasus
peserta didik dilakukan dengan 2 cara, yaitu dengan
cara langsung dan mediasi dengan keluarga peserta
didik. Untuk kasus peserta didik berupa kurang ajar
kepada guru, keluar dari kelas dan madrasah dari
tempat yang illegal, bolos, pindah kelas tanpa izin
diselesaikan secara langsung. Sedangkan bagi siswa
yang memiliki kasus tidak pernah masuk sekolah

99
diselesaikan dengan cara mediasi bersama dengan
orang tuanya di rumah peserta didik.
c. Hasil Penanganan Kasus
Penanganan kasus dapat diselesaikan dengan
baik dan peserta didik memiliki kesadaran masing-
masing dalam memahami kesalahan yang dibuatnya
dan merubah sikap mereka setelah memperoleh
teguran. Hal tersebut menunjukkan bahwa
pendidikan akhlak yang diterima oleh peserta didik
di MTs Al Ijtihad Danger sangat optimal dan baik.
Setiap kasus yang ditangani oleh mahasiswa
PPLdapat ditangani dengan baik tanpa ada kendala
yang menghambat proses penanganan kasus yang
ditemukan.
Diantara seluruh kasus yang ditangi, kasus
yang paling sulit untuk ditangi adalah kasus peserta
didik yang kurang ajar kepada peserta didik, metode
penanganan kasus tersebut selain harus dengan
memberikan nasihat yang mendalam kepada
peserta didik, dibutuhkan koordinasi lanjutan juga
dengan orang tua siswa oleh guru Bimbingan
Konseling untuk mengetahui secara lebih mendalam

100
penyebab peserta didik menjadi nakal melewati
batas wajar nakalnya seorang peserta didik.
d. Evaluasi dan Tindak Lanjut
Dalam proses penanganan studi kasus ini
hampir tidak ada hal yang perlu dievaluasi
lagi,namun ada beberapa hal kecil yang perlu
dievaluasi yaitu pelayanan bimbingan konseling
yang lebih intens lagi, dan penanganan kasus
peserta didik harus dlakukan di ruang khusus yang
bersifat tertutup, sehingga kasus peserta didik tidak
tersebar luas.
Tindak lanjut penanganan kasus peserta
didik, yaitu dengan memanggil peserta didik ke
ruangan khusus dan diberikan nasihat mengenai
kesalahan yang diperbuat. Selain itu peserta didik
juga diberikan kebebasan dalam menceritakan
masalah yang dimilikinya sehingga guru BK
ataupun mahasiswa PPL dapat memberikan saran
dan arahan bagi peserta didik bagaimana tindakan
yang seharusnya dilakukan olehnya. Selain itu,
apabila pendekatan secara pribadi tidak bisa
dilakukan, maka metode mediasi dengan orang tua

101
akan dilakukan untuk dapat menuntaskan kasus
peserta didik yang bermasalah.
B. Bentuk Koordinasi Kelompok
Dalam penanganan kasus, kami membentuk
koordinasi yaitu, dengan membentuk kelompok setiap
kelompok berisi 2 mahasiswa. Kemudian mahasiswa
dalam kelompok tersebut melakukan observasi untuk
menemukan kasus di kelas maupun dalam lingkungan
sekolah, observasi dilakukan dengan cara mewawancarai
siswa atau mengamati langsung secara personil. Meskipun
ada kemiripin kasus yang didapat oleh mahasiswa tetapi
cara pemecahan masalahnya berbeda.
C. Masalah-Masalah Dan Alternatif Pemecahan
Masalah-masalah yang di dapat adalah kenakalan
siswa, siswa yang jarang masuk, siswa bolos, siswa yang
membawa gadget, dan siswa yang tidak mengerjakan PR.
Alternatif pemecahan dari masalah tersebut adalah dengan
memberikan teguran oleh Guru BK atau dari mahasiswa
sendiri, apabila tidak ada perubahan baru mengambil
tindakan seperti menyita gadget dan memanggil orang tua
siswa ke sekolah (masalah membawa gadget).

102
D. Kesimpulan Dan Saran
Dari hasil observasi dan penanganan kasus yang telah
kami lakukan terhadap kasus siswa yang ada di MTs Al-
Ijtihad Danger dapat diketahui terdapat beberapa kasus
yang terjadi diantaranya: 1) kurangnya kesadaran siswa
akan kedisiplinan seperti telat hadir, tidak masuk tanpa
keterangan, membawa gadget dan bolos dari sekolah; dan
2) minimnya minat belajar seperti tidak mengerjakan PR.
Adapun kasus terkait kedisiplinan dan minat belajar selain
memang dipengaruhi oleh siswa sendiri yang memiliki
semangat belajar rendah juga terdapat factor lain yakni
seperti kehadiran guru yang terkadang sering izin atau
tidak masuk sehingga semangat siswa menjadi rendah
selain itu, kurangnya ketegasan dari guru sehingga siswa
semaunya membawa alat elektronik seperti gadget yang
akan mengganggu konsentrasi dalam belajar karena gadget
yang dibawa untuk main game bukan untuk mencari materi
pelajaran.

103
BAB VI
PENUTUP DAN SARAN
Alhamdulillah Setelah kami melaksanakan kegiatan
Praktik Pengalaman Lapangan (PPL) di MTs Al-Ijthad Danger,
Terimakasih kami sampaikan kepada segenap guru MTs Al-
Ijtihad Danger yang telah memberikan kami kesempatan
untuk mengasah kemampuan mengajar di Dunia Pendididkan
sehingga kami dapat melatih skill dalam mengajar. Maka
dapat kami simpulkan bahwa kegiatan Praktik Pengalaman
Lapangan ( PPL ) sangat memeberikan dampak Positif bagi
kami selaku Mahasiswa PPL-2 UIN Mataram untuk belajar
bagaiamana menjadi insan bertanggung jawab dan sebagai
sarana untuk mengasah keterampilan khususnya dalam
praktik mengajar.
Setelah melaksanakan kegiatan PPL dalam kurun waktu
hampir dua bulan, berdasarkan hasil observasi kami di MTs
Al-Ijtihad Danger saran yang dapat kami berikan kepada pihak
Madrasah agar dapat meningkatkan koordinasi sebagai
penguat kerja kolektif untuk mewujudkan visi dan misi
Madrasah. Karena kami melihat kurangnya kerja sama antar
guru. Guru sering izin dan tidak masuk kelas sehingga kurang
maksimal dalam proses pembelajaran akibatnya materi
pelajaran setiap kelas tidak seimbang ada yang sudah belajar

104
dan tidak pernah belajar sama sekali. semoga catatan ini
menjadi bagian penting yang dapat kami hadiahkan kepada
pihak Madrasah agar terus berbenah secara perlahan,
mengingat MTs Al-Ijtihad Danger satu-satunya madrasah
setigkat SMP dan semoga suatu saat MTs Al-Ijtihad Danger
akan menjadi barometer Pendidikan khususnya di Danger.

105
LAMPIRAN
1. Foto-foto selama PPL di MTs Al-Ijtihad Danger

Foto kegiatan proses administrasi

Foto kegiatan Rapat Persiapan MID Semester

Foto kegiatan pembelajaran Foto bersama Kepala


Madrasah dan Guru Pamong

106
2. (RPP)
1. Sirojul Wardio (170101172)

107
108
109
110
111
112
2. Zuhdiyah Abqorina (170104075)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : MTs Al-Ijtihad Danger


Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/ Semester : VII/ I
Materi pokok : Objek IPA dan Pengamatannya
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit (2 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong-royong,
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/ teori.
B. Kompetensi Dasar
3.1. Menerapkan konsep pengukuran berbagai besaran
dengan menggunakan satuan standar (baku).
4.1. Menyajikan data hasil pengukuran dengan alat ukur
yang sesuai pada diri sendiri, makhluk hidup lain, dan
benda-benda di sekitar dengan menggunakan satuan
tak baku dan satuan baku.
113
C. Indikator
3.1.1 Menjelaskan tiga komponen keterampilan proses:
pengamatan, inferensi, dan komunikasi
3.1.2 Menjelaskan pengertian besaran pokok dan besaran
turunan
D. Tujuan Pembelajaran
1. Melalui kegiatan diskusi Peserta didik dapat
menjelaskan tiga komponen keterampilan proses:
pengamatan, inferensi, dan komunikasi dengan tepat.
2. Melalui kegiatan diskusi Peserta didik dapat
menjelaskan kegunaan mempelajari IPA dengan benar.
3. Melalui kegiatan diskusi Peserta didik dapat
menyebutkan objek yang dipelajari dalam IPA dengan
benar.
E. Materi
1. Pengertian IPA
2. Cabang-cabang IPA
3. Proses penyelidikan Ilmiah
4. Pengertian Mengukur
D. Pendekatan/Strategi/Metode Pembelajaran
1. Pendekatan : Scientific
2. Metode : Diskusi, Tanya jawab dan pengamatan.
3. Model : PBL
F. Media, Alat, Dan Sumber Pembelajaran
1. Media: Mistar, Jangka Sorong, Mikrometer sekrup
2. Alat dan bahan: Buku, pulpen, papan tulis,dan kapur
tulis.
3. Media: Buku IPA SMP kelas VII dan Buku LKS
G. Kegiatan Pembelajaran
Kegiatan Deskripsi kegaiatan Alokasi waktu
Pendahuluan a. Guru menanyakan kabar 5 menit
siswa yang disertai
senyum, kemudian
menanyakan kabar siswa.
114
b. Guru mengarahkan siswa
untuk memanjatkan
syukur kepada Allah SWT
dan berdoa untuk
memulai pelajaran.
c. Guru mengabsen siswa
dan menayakan yang
tidak masuk sekolah.
d. Guru memberikan
gambaran tentang materi
pertama (objek IPA dan
pengmatannya)
e. Guru memberikan
pertanyaan tentang
Klasifikasi Mahluk Hidup.
Inti a. Mengamati 20 menit
- Siswa mengamati
benda-benda sekitar
yang dapat diukur
- Guru memberikan
penjelasan terkait
benda-benda sekitar
yang dapat diukur
b. Diskusi
- Siswa mendiskusikan
tentang proses-proses
yang harus di kuasai
dalam penyelidikan IPA.
- Siswa mendiskusikan
tentang pengukuran
sebagai bagian dari
pengamatan.
c. Menanya
- Siswa diberikan waktu
115
untuk bertanya
mengenai materi yang
sudah di diskusikan.
- Guru memberikan
jawaban terkait
pertanyaan siswa,
sehingga siswa bisa
memahami materi
tersebut
Penutup a. Guru memberikan siswa 4 menit
tugas.
b. Guru bersama-sama
dengan siswa
menyimpulkan hasil
pengamatan atau
pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
c. Guru menutup
pembelajaran dengan doa
dan salam.
H. Penilaian
Metode dan bentuk instrumen
Bentuk intrumen
Metode
1. Sikap Lembar pengamatan sikap
2. Penilaian kognitif Tes(pengetahuan)
Tes tulis dan penugasan

116
I. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1). Sikap, 2). Pengetahuan , 3). Penugasan, 4). Remedial
dan Pengayaan

Kesik, 22 oktober 2020

Mahasiswa

Zuhdiyah Abqorina
NIM. 170104075

Mengetahui:

Kepala Sekolah Guru Mata Pelajaran

(H. Hirpan, S.Pd) (H. Hirpan, S.Pd)


NIP. 196812312005011035 NIP196812312005011035

117
3. Sri Harmawati Tifki Hara-Hara (170107003)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : MTs Al-Ijtihad Danger


Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/ Semester : VII/ I
Materi pokok : Greeting dan leave taking
Aspek/Skill : Membaca, menulis AlokasiWaktu
Alokasi Waktu : 2 x 30 menit (2 x pertemuan)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong-royong,
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain
yang sama dalam sudut pandang/ teori.
B. Kompetensi Dasar
a. Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari
bahasa Inggris sebagai bahasa pengantar
komunikasi internasional.
118
b. Menghargai perilaku santun dan peduli dalam
melaksanakan komunikasi antar pribadi
dengan guru dan teman.
c. Menghargai perilaku jujur, disiplin, percaya
diri, dan bertanggung jawab dalam
melaksanakan komunikasi transaksional
dengan guru dan teman.
d. Menghargai perilaku tanggung jawab, peduli,
kerjasama, dan cinta damai, dalam
melaksanakan komunikasi.
C. TujuanPembelajaran
1. Siswa dapat memahami fungsi sosial, struktur teks,
dan unsur kebahasaan pada ungkapan sapaan dan
pamitan.
2. Siswa dapat menyusun teks tulis tentang sapaan dan
pamitan.
3. Siswa dapat menggunakan kosa kata yang tepat dalam
menyusun teks tulis tentang sapaan dan pamitan.
D. Materi
1. Greating
2. Leave taking
E. Metode pembelajaran
1. Pendekatan : Saintifik
2. Model : Inquiry learning (pembelajaran inkuiri)
3. Metode : Ceramah, diskusi dan inkuiri.
F. Media
1. Papan tulis
2. Buku Bahasa Inggris VII
G. Langkah – langkahPembelajaran

119
1. Pre Teaching (5menit)
a. Guru menyapa siswa dan mengawali kegiatan
belajar dengan berdoa
b. Guru menanyakan keadaansiswa
c. Guru melakukan presensisiswa
d. Guru memperiapkan teks terkait dengan materi
yang akan di pelajari
2. Observing (10menit)
a. Siswa mengamati teks terkait dengan
penggunaan ungkapan sapaan,
berpamitan, meminta maaf, dan berterima kasih
yang ditampilkan oleh guru.
b. Siswa diminta untuk memahami maksud dari
tekstersebut
3. Questioning (5menit)
a. Siswa diberi kesempatan untuk bertanya
tentang apa yang belum diketahui dan ingin
diketahui terkait dengan teks yang
sedangditampilkan.
b. Siswa dibimbing dan diberi bantuan
dalambertanya.
4. Associating (5menit)
a. Siswa menyimpulkan bentuk ungkapan sapaan,
berpamitan, meminta maaf, dan berterimakasih
sesuai dengansituasi.
120
b. Siswa dibantu oleh guru dalam
menggambarkankesimpulan..
5. Post Teaching (5menit)
a. Guru menyimpulkan materi yang telah dipelajari
haritersebut.
b. Guru menanyakan kesulitansiswa.
c. Guru memberikan motivasi kepadasiswa.
d. Guru mengakhiri pelajaran denganberdoa.
H. Penilaian
Penilaian Kemampuan Menulis (Writing Skill)

Mengetahui,
Guru Pembimbing PPL Kepala Sekolah
MTs Al-Ijtihad Danger

(Heri Bukrin, S.Pd) (H.Hirpan, S.Pd)


NIP.196812312005011035

121
4 Tauhid Makripat (170105083)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : MTs Al-Ijtihad Danger


Mata Pelajaran : IPS
Kelas/ Semester : IX/ I
Materi pokok : Benua-benua di Dunia
Alokasi Waktu : 1 x 30 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong-royong,
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi, dan
membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/ teori.
B. Tujuan Pembelajaran
Melalui proses pembelajaran daring, peserta didik
diharapkan memiliki kemampuan untuk
menginterpretasi letak benua, menganalisis gambar peta
benua dan menyajikan hasil laporan analisis tentang
122
benua-benua di dunia dengan benar dan teliti.
C. Pendekatan dan Model Pembelajaran
1. Pendekatan: saintifik
2. Model : discorey learning
D. Langkah-langkah pembelajaran
1. Pembuka : 5 menit
2. Kegiatan inti : 20 menit
3. Penutup : 5 menit
E. Penilaian
1. Pengetahuan
2. Sikap
3. keterampilan

Lendang Nangka, 8 November 2020

Mahasiswa

(Tauhid Makripat)
NIM. 170105083

123
4. Laela Nani Romida (170101138)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : MTs Al-Ijtihad Danger


Kelas/Semester : VII/1
Mata Pelajaran : Akidah Akhlak
Topik : Akidah Islam
Pertemuan ke - :1-3
Alokasi Waktu : 6 x 40 menit (3 X Pertemuan)

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
2. Menghar gai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar, dan
mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di sekolah
dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori.
B. Kompetensi Dasar
1.1. Menghayati nilai-nilai akidah Islam
1.2. Menerima kebenaran sifat-sifat wajib mustahil dan
124
jaiz
C. Indikator
1.1.1. Menjelaskan pengertian akidah Islam
1.1.2 menceritakan pengertian akidah islam
2.1.2. Mengidentifikasi dalil tentang akidah Islam
D. Tujuan Pembelajaran
1. melalui proses menghayati siswa dapat menjelaskan
pengertian akidah islam
2. melalui proses menampilkan siswa dapat mengidentifikasi
dalil tentang akidah islam
3. melalui proses memahami siswa dapat menjelaskan dasar
dan tujuan akidah islam
4. melalui proses menjalankan siswa dapat mengidentifikasi
tujuan akidah islam
5. melalui proses menganalisis siswa dapat menampilkan
dasar dan tujuan akidah islam
E. Materi
Akidah islam (fakta, konsep, prinsip, prosedur)
F. Metode Pembelajaran
1) Pendekatan : Scientific
2) Model : Direct instruction dan Artikulasi
3) Metode : Diskusi, Tanya Jawab, Role Play dan
demonstrasi
G. Kegiatan Pembelajaran
1. Pembuka :5 menit
2. Kegiatan inti : 30 menit
3. Penutup : 5 menit
H. Media dan sumber belajar
1. Media: gambar, video dan fenomena
2. Sumber belajar: Mushaf dan buku
I. Penilaian
1. Sikap

125
2. Pengetahuan
3. Keterampilan

Mengetahui
Kepala Sekolah Mahasiswa

H.Hirpan, S.Pd Laela Nani Romida


NIP: 19681231200501035

126
6. Baiq Fikyatul Addiana (170101100)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


AL-QUR’AN HADITS
A. IDENTITAS MATA PELAJARAN
NamaMadrasah:MTs Al-Ijtihad Danger
Mata pelajaran : Al-Qur’an Hadits
Kelas/Semester : IX/Ganjil
Materi : Hukum Mad dalam Ayat-ayat Al-Qur’an
Alokasi Waktu : 45 menit

B. KOMPETENSI INTI
KI-1 Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya
KI-2 menghargai dan menghayati perilaku jujur,
disiplin, tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong
royong), santun, percaya diri, dalam berinteraksi
secara efektif dengan lingkungan sosial dan alam
dalam jangkauan pergaulan dan keberadaannya
KI-3 Memahami dan menerapkan pengetahuan
(faktual, konseptual, dan prosedural)
berdasarkan rasa ingin tahunya tentang ilmu
pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
127
KI-4 Mengolah, menyaji dan menalar dalam ranah
konkret (menggunakan, mengurai, merangkai,
memodifikasi, dan membuat) dan ranah abstrak
(menulis, membaca, menghitung, menggambar,
dan mengarang) sesuai dengan yang dipelajari di
sekolah dan sumber lain yang sama dalam sudut
pandang/teori
C. KOMPETENSI DASAR
1.1 Menyadari bahwa membaca Al-Qur’an harus
dengan cara yang baik dan benar sesuai kaidah
ilmu tajwid
2.1 terbiasa membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar
dalam kehidupan sehari-hari
3.1 Memahami ketentuan hukum mad silah, mad badal,
mad tamkin, dan mad farqi dalam Q.S Al-Qari’ah
[101], Q.S. Az-Zalzalah [99], dan pada surah-surah
pendek pilihan
4.1 Memperaktikkan hukum mad silah, mad badal, mad
tamkin, dan mad farqi dalam Q.S Al-Qari’ah [101],
Q.S. Az-Zalzalah [99], dan pada surah-surah pendek
pilihan.
D. INDIKATOR PENCAPAIAN

128
1.1.1 Menyatakan bahwa membaca Al-Qur’an harus
dengan cara yang baik dan benar sesuai kaidah
ilmu tajwid
1.1.2 menyatakan setuju bahwa membaca Al-Qur’an
harus dengan cara yang baik dan benar sesuai
kaidah ilmu tajwid
2.1.1 Mempraktikkan membaca Al-Qur’an dengan baik
dan benar dalam kehidupan sehari-hari
2.1.2 Melanjutkan membaca Al-Qur’an dengan baik dan
benar dalam kehidupan sehari-hari
3.1.1 Menjelaskan ketentuan hukum bacaan Mad Silah
3.1.2 Memberi contoh hukum bacaan Mad Silah dalam
Q.S Al-Qari’ah [101], Q.S. Az-Zalzalah [99], dan
pada surah-surah pendek pilihan
4.1.1 Mempraktikkan hukum Mad Silah dalam Q.S Al-
Qari’ah [101], Q.S. Az-Zalzalah [99], dan pada
surah-surah pendek pilihan
E. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. melalui kegiatan pembelajaran siswa dapat
membaca al-qur’an dengan cara yang baik dan benar
sesuai kaidah ilmu tajwid

129
2. melalui kegiatan pembelajaran siswa dapat
membaca Al-Qur’an harus dengan cara yang baik
dan benar sesuai kaidah ilmu tajwid
3. melalui kegiatan pembelajaran siswa dapat
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar dalam
kehidupan sehari-hari
4. melalui kegiatan pembelajaran siswa dapat
membaca Al-Qur’an dengan baik dan benar dalam
kehhidupan sehari-hari
5. melalui kegiatan pembelajaran siswa dapat
menjelaskan ketentuan hokum bacaan Mad silah
6. melalui kegiatan pembelajaran siswa dapat
memberikan contoh bacaan Mad Silah dalam Q.S Al-
Qari’ah [101], Q.S. Az-Zalzalah [99], dan pada surah-
surah pendek pilihan
7. melalui kegiatan mempraktikkan siswa dapat
menentukan hukum mad silah
dalam Q.S Al-Qari’ah [101], Q.S. Az-Zalzalah [99], dan
pada surah-surah pendek pilihan
F. MATERI PEMBELAJARAN
Hukum bacaan Mad silah
G. METODE PEMBELAJARAN
Metode :Ceramah dan Tanya jawab

130
H. ALAT/BAHAN, SUMBER MATERI PEMBELAJARAN
1. Alat/Bahan:papantulisdanspidol
2. Sumber MateriPembelajaran: buku LKS Al-Qur’an
Hadits kelas IX.
I. LANGKAH-LANGKAH/SKENARIO KEGIATAN
PEMBELAJARAN
No. Kegiatan Guru Kegiatan Siswa Alokasi
Waktu
1. Kegiatan Awal/Pendahuluan
1. Guru 1. murid menjawab
mengucapka salam
n salam 2. Murid berdoa
2. Guru memimpin 3. Murid menjawab
murid untuk hadir 10 menit
berdoa 4. Murid
3. guru mengabsen mendengarkan
kehadiran motivasi
siswa 5. Murid
4. guru mendengarkan
memberikan materi dan tujuan
motivasi pembelajaran
kepada
siswa
5. Guru
menjelaskan
materi dan
tujuan
belajar yang
131
ingin dicapai
2. Kegiatan inti
1. Guru 1. Murid
menjelaskan mendengarkan
kepada siswa penjelasan guru 25 menit
ketentuan hukum terkait hukum
bacaan mad silah. bacaan mad silah
2. guru 2. siswa
memberikan memperhatikan
contoh hokum contoh yang
bacaan mad silah. diberikan guru
terkait hokum
bacaan mad silah
3. kegiatan penutup
1. Menyimpulkan 1. Murid
materi mendengarkan
pembelajaran simpulan materi 10 menit
2. Memberikan 2. Murid mencatat
penguatan PR yang
kepada diberikan
peserta didik 3. Murid
salah satunya mendengarkan
dengan penyampaian
memberikan indikator
PR
3. Menyampaikan
indikator
pertemuan
berikutnya

132
J. PENILAIAN
Jenis dan teknik penilaian
No Aspek yang dinilai teknik penilaian
1. Sikap Sosial Observasi
2. Pengetahuan Tes tertulis
3. Keterampilan Tes Praktik

1. Instrumen Penilaian ranah afektif


No. Nama Siswa skor criteria keaktifan,
perhatian, adab dan minat
belajar siswa
1.
2.
3.
Penskoran:
Skor 4 jika siswa memenuhi criteria
Skor 3 jika siswa memenuhi 3 kriteria
Skor 2 jika siswa memenuhi 2 kriteria
Skor 1 jika siswa memenuhi 1 kriteria
Keterangan skor: sangat baik (4), baik (3), kurang baik
(2), tidak baik (1)
2. instrument penilaian ranah kognitif
Tes Tulis
▪ Jelaskan pengertian hukum mad silah
▪ Berikan contoh mad silah qasirah dan tawilah
Penskoran

133
Skor 5 jika jawaban benar
Skor 2 jika jawaban kurang benar
Skor perolehan
Nilai=...................x100
3. instrument penilaian ranah psikomotorik
N Nam Aspek yang dinilai Sk
o a or
Peser kebena keberani kemamp kelanca
ta ran an uan ran
didik pendap berpend berbahas berbica
at apat a ra

Penskoran:
Skor 4 jika kebenaran konsep, keberanian, bahasa,
kelancaran SANGAT BAIK
Skor 3 jika kebenaran konsep, keberanian, bahasa,
kelancaran BAIK
Skor 2 jika kebenaran konsep, keberanian, bahasa,
kelancaran CUKUP BAIK

134
Skor 1 jika kebenaran konsep, keberanian, bahasa,
kelancaran KURANG BAIK
Skor perolehan
Nilai=.....................X100
Skor maksimal

Mengetahui,
Kepala MTs Al-Ijtihad Danger Mahasiswa PPL

H. Hirpan, S.Pd Baiq Fikhiyatul Addiana


NIP. 196812312005011035 NIM.170101100

135
7. Reni Liscahyani (170102110)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)


TAHUN PELAJARAN 2020/2021

Nama Sekolah :MTs Al Ijtihad Danger


Mata Pelajaran :Bahasa Arab
Kelas/Semester :Vll/Ganjil
Alokasi Waktu :2x15 menit (1x pertemuan)

A. Kompetensi Inti (KI)


1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya
2. Menghargai dan menghayati prilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong),
santun percaya diri dalam hal secaara efektif dengan
lingkungan alam dan sosial dalam jangkuan pergaulan
dan keberadaannya
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, senior, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata
B. Kompetensi Dasar (KD)
1. Mensyukuri kesempatan dapat mempelajari bahasa
arab sebagai bahasa pengantar komunikasi
internasional dan bahasa pengantar khazanah
keislaman yang diwijudkan dalam semangat belajar
2. Menunjukkan prilaku jujur dan percaya diri dalam
komunikasi dengan lingkungan sosial sejkitar rumah
dan sekolah
136
3. Menunjukkan prilaku motivasi intern (intrinsik)
untuk pengembangan kemampuan berbahasa
4. Menunjukkan sikap bertanggung jawab dalam
mempraktikkan bahasa arab sebagai bahasa
komunikasi internasional dan pengantar dalam kajian
khazanah keislaman
5. Mengungkapkan informasi secara tertulis
tentang ‫التعارف‬
6. Menyusun teks sederhana tentang ‫ التعارف‬dengan
memperhatikan struktur teks dan yidak kebahasaan
yang benar sesuai konteks
C. Tujuan Dan Indikator Pembelajaran
TUJUAN PEMBELAJARAN INDIKATOR
PEMBELAJARAN
Setelah mengamati, • menulis kalimat
menenya, mencoba, bahasa Arab sesuai
menalar dan dengan bentuk
mengkomunikasikan Huruf hijaiyah yang
tentang topik: ‫التعارف‬ benar
• Menyalian kalimat
Siswa dapat menulis bahasa Arab
kalimat dengan bentuk dengan benar
Huruf Hijaiyah yang • Menulis kalimat
benar, salin kalimat sederhana tentang
bahasa arab dengan materi ‫التعارف‬Yang
benar, menulis kalimat mengandung
sederhana dan mengubah struktur kalimat
kalimat yang mengandung
struktur kalimat

137
D. Materi Pembelajaran Ta’aruf
1. Teks percakapan
2. Isim-isim dhomir
3. Jenis-jenis profesi
4. Kata tanya: ma, man, min
5. Isim isyarah
E. Metode Pembelajaran
1. Ceramah :Metode digunakan untuk memulai kegiatan
pembelajaran terutama untuk kegiatan awal
2. Diskusi :Metode ini digunakan untuk mendialogkan
tema yang berkenaan dengan materi pembelajara.
F. Langkah-langkah Pembelajaran
Kegiatan Waktu

Kegiatan pembuka: 10
1. Apersepsi dan motivasi
2. Menanyakan kepada siswa tentang
‫التعارف‬
3. Menjelaskan tujuan pembelajaran
dan manfaatnya dalam kehidupan
Kegiatan Inti: 20
1. Guru menyampaikan materi
‫التعارف‬terlebih dahulu
2. Siswa membaca berbagai sumber
tentang ‫( التعارف‬eksplorasi)
3. Siswa saling menilai hasil
percakapan berpasangan
berdasarkan apa penampilan
siswa yang maju kedepan
4. Siswa bertanya jawab dengan guru

138
tentang hal yang masih belum jelas
5. Guru memberikan penguatan
tentang kesimpulan ………

Kegiatan Penutup: 5
1. Guru melaksanakan penilaian lisan
2. Memberikan tugas pengayaan
G. Sumber Pembelajaran
1. Buku pegangan siswa Bahasa Arab kelas Vll
2. Teks percakapan
H. Penilaian
Indikator Jenis Bentuk Contoh
Pencapaian Penilaian Penilaian Instrumen
Melafalkan atau Tes Tulis Uraian Bedakanlah
Mengulang bunyi huruf
kembali hijaiyah dan
kalimat/kata yang ujaran kata
telah didengar dalam suatu
konteks
wacana lisan
tentang ‫التعارف‬
secara tepat

Masbagik, November 2020


Mahasiswa PPL

Reni Liscahyani
Nim.170102110

139
8. Sintia (170105082)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN

Sekolah :MTS. Al-Ijtihad Danger


Mata Pelajaran :Ilmu Pengetahuan Sosial (IPS)
Kelas/Semester :VIII / 1
Materi : Interaksi Keruangan dalam Kehidupan di
Negara-Negara ASEAN
Subtema : Mengenal Negara-Negara ASEAN
Alokasi Waktu : 40 Menit

A. KOMPETENSI INTI
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong royong,)
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami pengetahuan (faktual, konseptual, dan
prosedural) berdasarkan rasa ingin tahunya tentang
ilmu pengetahuan, teknologi, seni, budaya terkait
fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mencoba, mengolah, dan menyaji dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, momodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai

140
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/teori
B. KOMPETENSI DASAR DAN INDIKATOR
Indikator Pencapaian
No. Kompetensi Dasar
Kompetensi
1. 1.3 Menghayati
Karunia Tuhan
YME yang telah
menciptakan
manusia dan
lingkunganya.
2.1. Menunjukkan
perilaku jujur,
disiplin tanggung
jawab, peduli(
toleransi gotong
royong) santun
• Memaparkan Kondisi
percaya diri,
dalam berinteraksi geografis dan letak
secara efektif geografis Asia
dengan lingkungan Tenggara
sosial dan alam • Mendeskripsikan
dalam jangkauan Kondisi Keruangan
pergaulan dan
Negara-negara ASEAN
keberadaanya.

3.1. Memahami
perubahan
keruangan dan
interaksi
antarruang di
Indonesia dan
negara-negara

141
ASEAN yang
diakibatkan oleh
faktor alam dan
manusia
(teknologi,
ekonomi,
pemanfaatanlahan,
politik) dan
pengaruhnya
terhadap
keberlangsungan
kehidupan
ekonomi, sosial,
budaya, politik

4.1. Menyajikan hasil


telaah tentang
perubahan
keruangan dan
interaksi
antarruang di
Indonesia dan
negara-negara
ASEAN yang
diakibatkan oleh
faktor alam dan
manusia
(teknologi,ekono
mi, pemanfaatan
lahan, politik) dan
pengaruhnya
terhadap
keberlangsungan
kehidupan
142
ekonomi, sosial,
budaya, politik.

C. TUJUAN PEMBELAJARAN
1. Menjelaskan Letak geografis Negara ASEAN
2. Menjelaskan posisi geografis Asia Tenggara
3. Kondisi Keruangan Negara-Negara ASEAN
D. MATERI PEMBELAJARAN
Kondisi geografis negara-negara ASEAN (letak dan luas,
iklim, geologi,rupa bumi tata air,tanah flora dan fauna)
melalui peta rupa bumi
E.METODE PEMBELAJARAN
1. Pendekatan yang digunakan : pendekatan saintifik.
2. Model: pembelajaran Kooperatif (cooperative
Learning)
3. Metode : ceramah, diskusi kelompok
F.MEDIA, ALAT, DAN SUMBER PEMBELAJARAN
1. Media : Peta Negara ASEAN
2. Alat/Bahan : Laptop
3. Sumber Belajar
a. Mukminan, Endang Mulyani dkk. dkk. 2014. Ilmu
Pengetahuan Sosial SMP/MTs. Kelas VIII.
Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Republik
Indonesia.
b. Ensiklopedi geografi.
c. Media cetak yang relevan
d. Internet
G.LANGKAH-LANGKAH KEGIATAN PEMBELAJARAN
Pertemuan pertama
1. Kegiatan Pendahuluan (10 menit)
143
ALOKASI
KEGIATAN DESKRIPSI KEGIATAN
WAKTU
Pendahuluan a.Persiapan psikis dan 10 menit
fisik dengan membuka
pelajaran dengan
mengucapkan salam dan
berdoa
bersama(menghayati
ajaran agama),
b.Menginformasikan
tujuan yang akan dicapai
selama pembelajaran
(rasa ingin tahu).
c.Menyampaikan secara
singkat garis besar
materi yang akan
disajikan selama
pembelajaran
d.Memberi motivasi siswa
untuk aktif dalam proses
pembelajaran dengan
melihat gambar/peta
yang berkaitan dengan
Negara Asia Tenggara
Inti 1. Mengamati 60 menit
a. Peserta didik
mengamati
gambar/ peta
kondisi geografi
Negara ASEAN
144
b .Peserta didik
mengamati peta
atau letak geografis
yang ada di Aia
Tenggara
2. Menanya
a. Peserta didik
diminta
mendiskusikan
dalam kelompok
yang sudah
dibentuk untuk
merumuskan
pertanyaan
berdasarkan hal-
hal yang ingin
diketahui dari hasil
pengamatan peta
posisi geografis dan
letak geografis asia
tenggara
3. Mengasosiasi
Peserta didik
melakukan kegiatan
curah pendapat dan
mengumpulkan
informasi dari
berbagai sumber yang
tersedia untuk
menganalisis tentang
145
posisi geografis dan
letak geografis Asia
tenggara.
4. Mengomunikasikan
a.Peserta didik dalam
kelompok diminta
mempresentasikan
hasil simpulan dari
jawaban atas
pertanyaan yang
telah dirumuskan
b.Kelompok lain
menanggapi dan
memberikan saran
atas simpulan
kelompok yang
presentasi
c.Peserta didik
bersama guru
mengambil simpulan
atas jawaban dari
pertanyaan.
Penutup a.Membuat kesimpulan 10 menit
tentang materi
pembelajaran hari itu
dilakukan siswa
bersama guru.
b. Melaksanakan test
secara lisan
(kejujuran)..
146
c. Menutup pelajaran
dengan berdoa sesuai
dengan agama dan
keyakinan masing-
masing (religius).
H. PENILAIAN
Jenis/tehnik penilaian
• Tehnik : tes tertulis
• Bentuk : pilihan ganda

147
9. Gustia Nurbaiti (170105062)

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)

Satuan Pendidikan : MTs Al-Ijtihad Danger


Mata Pelajaran : IPA Terpadu
Kelas/ Semester : VII/ I
Materi pokok : Pengertian Ruang, Interaksi Antarruang
Alokasi Wakt u : 1 x 30 menit

A. Kompetensi Inti
1. Menghargai dan menghayati ajaran agama yang
dianutnya.
2. Menghargai dan menghayati perilaku jujur, disiplin,
tanggung jawab, peduli (toleransi, gotong-royong,
santun, percaya diri, dalam berinteraksi secara efektif
dengan lingkungan sosial dan alam dalam jangkauan
pergaulan dan keberadaannya.
3. Memahami dan menerapkan pengetahuan (faktual,
konseptual, dan prosedural) berdasarkan rasa ingin
tahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi, seni,
budaya terkait fenomena dan kejadian tampak mata.
4. Mengolah, menyaji, dan menalar dalam ranah konkret
(menggunakan, mengurai, merangkai, memodifikasi,
dan membuat) dan ranah abstrak (menulis, membaca,
menghitung, menggambar, dan mengarang) sesuai
dengan yang dipelajari di sekolah dan sumber lain yang
sama dalam sudut pandang/ teori.
B. Kompetensi Dasar
3.1.Memahami konsep ruang (lokasi, distribusi,
potensi,iklim,bentuk muka bumi, geologis, flora dan
fauna) dan interaksi antarruang di Indonesia serta
pengaruhnya.
148
4.1 Menyajikan hasil telaah konsep ruang (lokasi,
distribusi, potensi, iklim, bentuk muka bumi, geologis,
flora dan fauna) dan interaksi antarruang Indonesia
serta pengaruhnya terhadap kehidupan manusia
Indonesia dalam aspek ekonomi, sosial, budaya, dan
pendidikan.
C. Indikator
3.1.1. Mendeskripsikan konsep ruang (lokasi, distribusi,
iklim, bentuk muka bumi, geologis, flora dan fauna)
4.1.3. Setiap kelompok menyajikan/ mengomunikasikan
hasil dari diskusi kelompoknyamasing-masing.
D. Tujuan Pembelajaran
1. Menjelaskan interaksi antar ruang di
kehidupan manusia dalam aspek ekonomi,
2. Menjelaskan interaksi antar ruangdi
kehidupan manusia dalam aspek social
3. Menjelaskan interaksi antar ruangdi
kehidupan manusia dalam aspek budaya
4. Menjelaskan interaksi antar ruangdi
F. Materi
1. Interaksi antarruang
2. Sosial budaya
3. Pendidikan
G. Metode : ceramah
H. Media laprop
I. Sumber: LKS

149
J. Langkah-langkah
1. Pembuka 5 menit
2. Kegiatan inti 20 menit
3. Penutup 5 menit
K. Penilaian
- Sikap
- Pengetahuan
- Keterampilan

150
10. Hendy Ruhaedar (170104083)
RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
(RPP)

Sekolah : MTs Al Ijtihad Danger


Mata Pelajaran : Ilmu Pengetahuan Alam (IPA)
Kelas/Semester : VIII/Ganjil
Materi Pokok : Sistem Gerak Pada Manusia
Alokasi Waktu : 2x40 Menit (2 kali pertemuan)

A. Kompetensi DasardanIndikator Pencapaian Kompetensi

KompetensiDasar Indikator
3.1. Menganalisis gerak 3.1.1 Menganalisis
pada makhluk hidup, struktur dan fungsi
sistem gerak pada rangka
manusia, dan upaya 3.1.2 Menganalsis
menjaga kesehatan struktur dan fungsi
sistem gerak sendi
4.1 Menyajikan karya 3.1.3 Menganalisis
tentang berbagai struktur dan fungsi
gangguan pada sistem otot
gerak, serta upaya 3.1.4 Menganalisis upaya
menjaga kesehatan menjaga kesehatan
sistem gerak manusia sistem gerak
4.1.1 Menyajikan hasil
pengamatan dan
identifikasi tentang
sistem gerak
manusia dan
gangguan serta
upaya mengatasinya

151
B. TujuanPembelajaran
1. Melalui diskusi, peserta didik mampu menganalisis
struktur dan fungsi rangka.
2. Melalui tanya jawab, peserta didik mampu menganalisis
struktur dan fungsi sendi.
3. Melalui pengamatan, peserta didik mampu menganalisis
struktur dan fungsi otot.
4. Melalui observasi, peserta didik mampu menganalisis
upaya menjaga kesehatan sistem gerak
5. Melalui diskusi kelompok, peserta didik mampu
menyajikan hasil pengamatan dan mengidentifikasi
tentang sistem gerak manusia dan gangguan serta upaya
mengatasinya.
C. Materi Pembelajaran
Sistem gerak Pada Manusia

D. METODE PEMBELAJARAN
Pendekatan : Scientific
Metode : Diskusi, Tanya Jawab, dan observasi
(pengamatan)
Model : Cooperative Learning
E. SUMBER DAN MEDIA PEMBELAJARAN
1. Media : Worksheet atau lembar kerja
(siswa), lembar penilaian, gambar
sistem gerak pada manusia
2. Alatdanbahan : Gambar, spidol, papan tulis
3. SumberBelajar : Buku Paket Biologi kelas VIII
Sumber lain yang mendukung
F. KEGIATAN PEMBELAJARAN
Alokasi
Kegiatan Deskripsi Kegiatan Waktu

152
Pendahuluan a. Guru mengucapkan salam
disertai senyum,
kemudian menanyakan
kabar siswa.
b. Guru mengarahkan siswa
untuk memanjatkan
syukur kepada Tuhan
YME dan berdoa untuk
memulai pembelajaran
c. Guru mengabsen siswa
dan meminta siswa
berdoa sebelum memulai
pembelajaran.
d. Siswa disuruh untuk
meregangkan otot-otot
sebelum pembelajaran
dimulai. 10menit
e. Kemudian guru
memberikanpertanyaan
yang diajukan kepada
semua siswa., “apa yang
kalian rasakan ? ”
f. Kemudian guru
memberikan pertanyaan
dan menunjuk beberapa
siswa untuk
menjawabnya .“ kira –
kira mengapa bisa terjadi
seperti itu ?” dan “apa
yang kamu ketahui
tentang sistem gerak?”
g. Guru menyebutkan
tentang pokok bahasan
pertemuan kali ini yaitu

153
sistem gerak pada
manusia.
h. Guru menyampaikan
tujuan pembelajaran
dalam rangka mencapai
indicator kompetensi
yang di tetapkan.
i. Guru menjelaskan sedikit
gambaran mengenai
sistem gerak dan
menjelaskan kegiatan
selanjutnya yang akan
siswa lakukan.
Inti a. Mengamati
1) Siswa memahami
berbagai macam
bentuk organ dan
fungsi organ tersebut
dalam sistem gerak
pada manusia.
2) Siswa mengamati
gambar terkait sistem 55Menit
gerak dan menjawab
lembar kerja siswa
yang telah di
sediakan
3) Disaat siswa
mengamati gambar
pembelajaran, guru
menilai aspek sikap
siswa (disiplin,
bertanggung jawab,
percaya diri dan lain-
lain).
154
4) Lembar kerjasiswa
dikumpulkan.
5) Kemudian
dilanjutkan dengan
pemberian materi
oleh guru (termasuk
penjelasan mengenai
gambar yang telah
diberikan).
b. Menanya
1) Guru menanyakan
kepada siswa apa
yang kalian tangkap
dari gambar tersebut
?
2) Siswa diberikan
waktu untuk bertanya
mengenai gambar
yang telah diamati
ataupun materi yang
guru sampaikan
Penutup a. Guru bersama- sama
dengan siswa
menyimpulkan hasil
pengamatan atau
pembelajaran yang telah
dilaksanakan.
b. Guru memberikan umpan 15 Menit
balik atau penilaian
berupa reward atau
punishment terhadap
materi yang telah
dilaksanakan.
c. Guru menutup
155
pembelajaran dengan doa
dan salam.
G. PENILAIAN
Metode dan bentuk instrumen
Metode Bentuk intrumen

4. Sikap Lembar pengamatan sikap

5. Penilaiankognitif Tes (pengetahuan)


Tes tulis dan penugasan
H. Penilaian, Pembelajaran Remedial dan Pengayaan
1. Teknik Penilaian
a. Sikap
Penilaian Observasi
Penilaian observasi berdasarkan pengamatan sikap
dan perilaku peserta didik sehari-hari, baik terkait dalam
proses pembelajaran maupun secara umum. Pengamatan
langsung dilakukan oleh guru.
b. Pengetahuan
1. Tertulis dan Uraian
Soal Tes Tulis
a. Sebutkan pembagian dalam sistem gerak pada manusia!
b. Jelaskan fungsi dari rangka, sendi, dan otot manusia!
c. Apa saja struktur/bagian dari otot dan sendi manusia?
d. Dari kegiatan pengamatan melalui gambar yang sudah
ditampilkan, apakah struktur dan mekanisme kerja dari
jaringan otot manusia itu sama? Mengapa demikian?
Jelaskan!
2. Tes Lisan/Observasi Terhadap Diskusi, dan Tanya Jawab
Instrumen Penilaian Diskusi dan Tanya Jawab
No Aspek yang Dinilai 100 75 50 25
1 Penguasaan materi diskusi

156
Kemampuan menjawab
2
pertanyaan
3 Kemampuan mengolah kata
Kemampuan menyelesaikan
4
masalah
Keterangan :
100 = Sangat Baik
75 = Baik
50 = Kurang Baik
25 = Tidak Baik
c. Penugasan
Tugas Rumah
a. Peserta didik menjawab pertanyaan yang terdapat
pada buku peserta didik
b. Peserta didik mengumpulkan jawaban dari tugas
rumah yang telah dikerjakan untuk mendapatkan
penilaian.
d. Remedial dan Pengayaan
Bentuk Pelaksanaan Pembelajaran Remedial
1. Cara yang Ditempuh
a. Pemberian bimbingan secara khusus dan
perorangan bagi peserta didik yang belum atau
mengalami kesulitan dalam penguasaan KD
tertentu.
b. Pemberian tugas-tugas atau perlakuan
(treatment) secara khusus, yang sifatnya
penyederhanaan daripelaksanaan pembelajaran
regular.
Bentuk penyederhanaan itu dapat dilakukan guru
antara lain melalui :
a. Penyederhanaan strategi pembelajaran untuk KD
tertentu.
b. Penyederhanaan cara penyajian (misalnya :
menggunakan gambar, model, skema, grafik,

157
memberikan rangkuman yang sederhana, dan
lain-lain).
c. Penyederhanaan soal/pertanyaan yang diberikan.
2. Materi dan waktu pelaksanaan program remedial
a. Program remedial diberikan hanya pada KD atau
indikator yang belum tuntas.
b. Program remedial dilaksanakan setelah
mengikuti tes/ulangan KD tertentu atau
sejumlah KD dalam satu kesatuan.
Teknik Pelaksanaan Penugasan/Pembelajaran
Remedial :
1. Penugasan individu diakhiri dengan tes (lisan/tertulis)
bila jumlah peserta didik yang mengikuti remedial
maksimal 20%.
2. Penugasan kelompok diakhiri dengan tes individual
(lisan/tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti
remedi lebih dari 20% tetapi kurang daro 50%.
Pemebelajaran ulang diakhiri dengan tes individu
(tertulis) bila jumlah peserta didik yang mengikuti
remedi lebih dari 50%.
Bentuk Pelaksanaan Program Pengayaan
1. Cara yang ditempuh :
a. Pemberian bacaan tambahan atau berdiskusi yang
bertujuan memperluas wawasan bagi KD tertentu.
b. Pemberian tugas untuk melakukan analisis gambar,
model, grafik, bacaan/paragraf, dan lain-lain.
c. Memberikan soal-soal latihan tambahan yang
bersifat pengayaan.
d. Membantu guru dalam membimbing teman-
temannya yang belum mencapai kelulusan.
2. Materi dan waktu pelaksanaan program pengayaan
a. Materi program pengayaan diberikan sesuai dengan
KD-KD atau indikator yang dipelajari, bisa berupa
penguatan materi yang dipelajari maupun berupa
pengembangan materi.
158
b. Waktu pelaksanaan program pengayaan :
1) Setelah mengikuti tes/ulangan KD tertentu atau
kesatuan KD tertentu, dan atau
2) Pada saat pembelajaran dimana siswa yang
lebih cepat tuntans dibanding dengan teman
lainnya maka dilayani dengan program
pengayaan.

Masbagik, 14 Oktober 2020

Hendy Ruhaedar
NIM: 170104083

159

Anda mungkin juga menyukai