Anda di halaman 1dari 3

“Mengapa Kita Sulit Melaksanakan Kewajiban dalam

Kehidupan Bersama” (Bab 1)

Nama : Marsella Wijaya


Kelas : XII IPS B / 11

SMA KATOLIK SANG TIMUR JAKARTA


Jalan Karmel Raya No.2 Jakarta Barat
2020
Saya, anda, kalian, mereka, dan seluruh warga negara Indonesia pastinya
sudah mengetahui bahwa semua orang memiliki hak dan kewajiban yang harus
diterima dan dimiliki. Hak sendiri adalah seperangkat kekuasaan yang dimiliki
warga negara yang ditentukan dan diatur menurut hukum Indonesia. Sedangkan
kewajiban adalah sesuatu yang diwajibkan atau sesuatu yang harus dilaksanakan
oleh setiap warga negara Indonesia. Kewajiban saya sendiri untuk menjadi warga
negara yang baik bisa dilakukan dari hal paling mendasar misalnya dengan selalu
menjaga kerukunan dan keharmonisan dengan teman saya, keluarga saya, dan
orang di sekitar saya. Namun, dalam melaksanakan kewajiban tersebut seringkali
saya berhadapan dengan rintangan-rintangan tersendiri. Contohnya saja
bertengkar karena masalah kecil dengan kakak saya ataupun teman saya. Tetapi
pasti rintangan tersebut bisa ada jalan keluarnya yaitu dengan kita menyelesaikan
masalah tersebut dengan kepala dingin dan dengan dengan cara damai. Selain itu,
terkadang saya merasa belum melakukan kewajiban saya dengan baik. Seperti
sebagai pelajar Indonesia yang baik, seharusnya saat upacara saya benar-benar
serius dan hormat, namun saya justru mengobrol dengan teman saya. Lalu saya
juga pernah melihat orang membuang sampah sembarangan, pastinya yang harus
dilakukan adalah menegur orang tersebut dengan sopan karena kewajiban kita
senagai masyarakat untuk menjaga lingkungan. Tetapi yang saya lakukan hanya
membuang sampah tersebut saat orang itu pergi tanpa menegurnya. Alasannya
karena saya tidak enak hati untuk menegur orang tersebut. Setelah refleksi diri,
saya merasa itu benar-benar salah. Karena dengan rasa ‘tidak enak hati’ tersebut,
itu tidak akan menghasilkan hal-hal yang baik juga, justru orang tersebut bisa saja
mengulang aksinya lagi.

Menurut saya, warga negara lainnya dan juga saya sendiri terkadang masih
bersikap acuh tak acuh terhadap kewajiban kita sebagai warga negara. Sudah
sejatinya kita menaati peraturan yang berlaku namun tetap saja masih melanggar.
Karena kita terkadang menganggap itu adalah hal kecil dan tidak perlu dipikirkan.
Contohnya membuang sampah sembarangan, kita pasti berfikir bahwa itu hanya
hal kecil yang kita buang dan tidak akan mengakibatkan apapun. Namun hal
tersebut ada dipikiran 200juta orang yang dengan hal itu akan menghasilkan 200
juta sampah kecil yang akhirnya mengakibatkan hal yang besar.. Maka dari itu,
saya dan juga mereka harus belajar menelaah segala sesuatu tidak hanya dari
pikiran sesempit itu, namun kita juga harus berfikir dengan pikiran yang luas.
Sama halnya dengan melanggar lalu lintas, kita pasti berfikir bahwa tidak akan
terjadi hal-hal yang merugikan bahkan menyabut nyawa.. Namun kita tidak tahu
apa yang akan terjadi bukan? Dengan melupakan segala rasa tidak sabar itu dan
melakukan peraturan yang sangat mudah dilakukan, pasti hal-hal buruk tersebut
tidak akan bisa terjadi. Memang saya belum bisa mengendarai sepeda motor atau
menyetir mobil, tapi saya merasa saya perlu merefleksikan diri tentang itu saat ini.

Untuk itu sebagai warga negara, saya tidak boleh mengingkari kewajiban dan
menjalankan hak tersebut. karena hak dan kewajiban merupakan sebuah hal yang
terikat. saya juga sebagai manusia harus bisa melaksanakan kewajiban yang ada
dan berusaha mendapatkan hak sesuai yang berlaku supaya kehidupan yang saya
jalani lebih baik lagi.

Anda mungkin juga menyukai