Anda di halaman 1dari 57

Motor Induksi

Prodi Teknik Elektro


Universitas Pakuan
Motor Induksi

Fakta umum mengenai motor Induksi Motor Induksi tiga phasa


• Motor induksi dapat digunakan sebagai
motor dan generator. Namun umumnya
digunakan sebagai motor. Mesin ini
adalah salah satu pilar utama di industri
• Umumnya yang digunakan di industri
adalah tipe rotor sangkar.
• Baik mesin yang tiga phasa ataupun satu
phasa sangat umum digunakan.
• Generator induksi sangat jarang
digunakan. Umumnya diaplikasikan pada
pembangkit listrik tenaga angin.
Motor Induksi

• Kontruksi stator
– Inti besi berlaminasi dengan slot
– Koil ditempatkan pada slot yang ada
untuk membentuk kumparan satu
atau tiga phasa.

• Kontruksi rotor sangkar bajing.


– Inti besi berlaminasi dengan slot.
– Batang konduktor disambungkan
terpasang dalam slot
– Dua cincin menghubung singkatkan
batang konduktor
– Batang konduktor dipilin sedikit
untuk mengurangi noise.
Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id

Kontruksi Konsep motor sangkar bajing


• Stator mempunyai inti besi
berlaminasi berbentuk cincin
dengan slot Stator with Ring to short
laminated circuit the bars
• Kumparan tiga atau satu phasa Phase iron-core Phase
ditempatkan pada slot A C
Slots with
• Rotor mempunyai inti besi Bars B- winding
berlaminasi yang berbentuk
A+
cincin, dengan slot digabungkan C+
dengan poros/shaft.
• Rotor sangkar bajing: Batang Squirrel cage
C-
konduktor ditempatkan dalam slot Rotor A-
dan dihubungsingkatkan pada
B+
kedua sisi (paling banyak Phase
digunakan). B
Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id

Kontruksi Konsep motor rotor belit


Rotor-belit:
• Belitan tiga phasa ditempatkan Stator with Laminated core
pada slot. laminated with slots Phase
Phase
• Kumparan dikoneksikan wye atau A
iron-core C
delta. Slots with
Three phase
• Ujung tiap phasa dihubungkan B- winding
winding
dengan cincin geser atau slip ring. A+
C+
• Tiga sikat/brushes terhubung
dengan tiga cincin geser/slip-rings. Slip
• Belitan rotor mungkin di bebani rings C-
A-
dengan resistor variable atau
B+
disuplay dengan sumber tegangan Phase
terpisah. B
Shaft
Kontruksi stator Kontruksi inti besi stator
• Gambar disamping menunjukkan
bentuk umum inti stator
• Inti besi betuk cincin yang
berlaminasi disatukan/bolted
dengan frame motor.
• Koil ditempatkan dalam slot. The
slots are closed by a wedge.
• Ujung koil dibentuk kompak
melekat pada inti besi dan diikat
bersama dengan pengikat.
• Koil motor tegangan tinggi
diisolasi dengan metode “dried
and impregnated”.
Kontruksi stator Kontriksi belitan stator

• Gambar disamping menunjukan


bentuk umum kontruksi koil
stator.
• Koil digulung dan dibentuk coil end
Tape-wound
menggunakan konduktor
coil insulation
tembaga yang berisolasi. coil sides
• Koil juga diisolasi menggunakan
insulating tape. Tape-wound
• Koil yang sudah di isolasi coil insulation
ditempatkan pada slot stator.
• Dua sisi koil mempunyai beda coil end
sudut listrik sekitar 180o.
coil leads
Rotor sangkat bajing Kontruksi rotor
• Gambar disamping menunjukkan bentuk
rotor untuk motor kecil dan besar.
• Kedua rotor mempunyai inti berlaminasi
dengan slot, yang digabungkan dengan
shaft.
• Bar aluminium sedikit dimiringkan/dipilin
pada rotor kecil. Hal ini mengurangi
kebisingan dan meningkatkan kinerja.
• Sirip ditempatkan pada cincin untuk
menghubung singkatkan batang rotor.
Sirip bekerja sebagai kipas dan untuk
meningkatkan pendinginan.
• Rotor besar juga memiliki sirip dan bar.
Tapi bar tidak miring.
Rotor-Gulung Kontruksi Rotor
(Wound-rotor)
• Gambar disamping
menunjukkan sebuah
rotor dari Rotor-Gulung
yang berkapasitas besar
• Ujung-ujung dari setiap
phasa terhubung ke slip
ring.
• Tiga sikat (brushes)
terhubung dengan tiga
slip-ring dan tiga
resistan dengan koneksi
wye.
Prinsipoperasi

• Stator disuplai oleh tegangan tiga fase yang mensuplai arus tiga
fase seimbang yang mengalir melalui gulungan.
• Arus tiga-fase menghasilkan medan magnet berputar.
• Medan ini berputar pada kecepatan sinkron. Kecepatan sinkron
ditentukan oleh frekuensi dari tegangan suplai dan jumlah kutub:
ns = f/p/2 = 2f/p. Unit ini dalam rpm.
• Medan berputar menginduksi tegangan di konduktor rotor yang
dihubung-singkatkan.
• Tegangan induksi menghasilkan arus di bar.
Prinsipoperasi
• Interaksi antara arus rotor dan medan stator menghasilkan gaya yang
menggerakkan motor: Gaya = BIL sin f.
• Besarnya tegangan induksi tergantung pada perbedaan kecepatan antara
medan putar stator dan rotor.
• Perbedaan kecepatan maksimum terjadi pada saat starting ketika motor
menarik arus yang besar. Frekuensi arus rotor adalah 60 Hz ketika rotor
stasioner.
• Pada saat motor mulai berputar perbedaan kecepatan berkurang, yang
menghasilkan:
✓ reduksi frekuensi pada tegangan induksi di rotor.
✓ mengurangi besarnya magnitude arus dan tegangan induksi
di rotor.

Mesin Arus Bolak Balik Part 5 : Mesin Induksi


Terbangkitkannya Gaya.
• Medan putar Brotating
menginduksi arus di
Bar. Force
• Arus dan medan Ir
berinteraksi
menghasilkan gaya
gerak
Gaya = Brotating L Ir
• Gaya menggerakkan
motor.
• L adalah panjang rotor

Ring

Mesin Arus Bolak Balik Part 5 : Mesin Induksi


PrinsipOperasi

• Jika kecepatan rotor sama dengan kecepatan sudut medan stator,


tegangan induksi, arus dan torsi menjadi nol. Oleh karena itu
kecepatan motor harus kurang dari kecepatan sinkron.
• Operasi motor membutuhkan perbedaan kecepatan antara medan
putar yang dihasilkan stator dan kecepatan rotor yang sebenarnya.
Perbedaan kecepatan disebut slip (s) dan didefinisikan sebagai:

s = (ns - nr) / ns dimana ns = 2 f /p

• Frequency arus rotor adalah: fr = s f


• Slip untuk kondisi operasi normal adalah antara 1 dan 5 %
Motor Induksi tiga phasa, 20 hp, 208 V, 60 Hz, 6 kutub, dikoneksikan
wye.
Motor megeluarkan daya 15 kW pada slip 5%.

Hitunglah:
a) Kecepatan sinkron.
b) Kecepatan rotor.
c) Frekuensi dari arus rotor.
Jawaban
- Kecepetan sinkron: ns = 2 f /p = (120) /6 = 20 rev/sec = 1200 rpm
- Kecepetan rotor: nr = (1-s) ns = (1- 0.05) (1200) = 1140 rpm
- Frekuensi arus rotor: fr = s f = (0.05) (60) = 3Hz
Penurunanrangkaian ekivalen.

• Motor induksi terdiri dari dua sistem magnet yang terhubung : Stator dan
Rotor

• Tegangan sumber (V1) pada phase A sama dengan penjumlahan dari


– tegangan induksi (E1).
– Tegangan drop pada resistansi stator (I1 R1).
– Tegangan drop pada reaktansi bocor stator (I1 j X1).
Penurunanrangkaian ekivalen.

• Semakin besar kecepatan relative (perbedaan) antara medan magnet rotor


danstator, maka makin besar tegangan rotor yang dihasilkan E2.
• Tegangan paling besar E2 terjadi pada saat rotor di blok atau ditahan
(mengapa?) yang disebut dengan E2O . Pada slip tertentu :
E2 = s. E2O ; X2 = s. X2O

E2
I2 =
R 2 + jX 2
s.E20
I2 =
R 2 + j.sX20
E20
I2 =
R 2 / s+ jX 20
Penurunanrangkaian ekivalen.

•Jika semua paramenter mengacu pada R '2 = a2R 2


X '20 = a2X 20
sisi stator, dimana :
a = rasio jumlah belitan (efektif) antara stator dan rotor
R’2 = Resistansi rotor dengan mengacu pada stator
X’20 = Reaktansi rotor (pada blocked rotor) mengacu pada stator
Penurunanrangkaian ekivalen.

• R2 dan X20 sangat sulit (atau tidakmungkin) di hitung langsung dari rotor
sangkar, begitu juga “a”. Tetapi kira bisa mendapatkan-nya dari
pengukuran R2 dan X2
Motortiga phasa.Penurunanrangkaianekivalen.
• Rangkaian ekivalen motor induksi dapat disederhanakan dengan
memindahkan cabang magnetisasi ke sisi tegangan suplai, dan membagi
resistansi rotor menjadi dua bagian :R’2 /s = R’2 + R’2 (1-s) /s.
• Resistansi yang pertama merepresentasikan rugi tembaga dalam rotor.
Bagian yang kedua merepresentasikan daya yang dibangkitkan motor
(electric developed motor power).
Rotor
Copper Losses

Electric Developed
Power
Perhitunganparameterdarihasil test

Parameter motor dihitung dari tiga macam test, yaitu :

1. Testtanpabeban(No-load test). Menghasilkan reaktansi magnetisasi dan


reistansi inti ( Rc dan Xm ).
2. Testrotorditahan(Blocked-Rotor Test)atau (Short circuit test).
menghasilkan (R1+R’2) dan (X1+X’2).
3. MengukuranresistansiDCstator. Menghitung nilai resistansi stator ( R1).

Mesin Arus Bolak Balik Part 5 : Mesin Induksi


Perhitunganparameterdarihasil test

PengukuranresistansiDCstator
– Motor disupplay dengan tegangan DC di dua terminalnya (digambar
pada titik A dan B)
– Tegangan dan arus DC diukur
– Resistansinya adalah
A
Idc jX1
Vdc
R1 = Vdc
2 I dc R1
R1

R1
B
Perhitunganparameterdarihasil test
• Testtanpabeban
– Motor di suplai dengan tegangan rating (Vml ) , kemudian arus Inl dan daya tanpa
beban diukur Pnl .

– Daya tanpa beban meliputi rugi magnetisasi dan rugi putaran.


– Dengan menggunakan hasil pengukuran, admitansi dan resistansi dihitung. Jika
impedansi bocor diabaikan, maka :

Pin = V1.I1.cos 
Y=I/V
Y = G +jB
Perhitunganparameterdarihasil test
• Testrotorditahan(Blocked-Rotor Test)
– Motor disuplai dengan tegangan yang direduksi V 1 dan frekuensi yang
lebih rendah. Frekuensi yg direduksi digunakan agar frekuensi arus
rotor menjadi kecil pada kondisi operasi normal.
– Tegangan Vbr , arus Ibr, daya input Pb r diukur dan dicatat.
– Pada kondisi rotor di tahan, slip adalah s =1. Reaktansi dan resistansi
magnetisasi diabaikan karena tegangan suplai di reduksi (diperkecil).
Perhitunganparameterdarihasil test
• Testrotorditahan(Blocked-Rotor Test) Rbr

Pbr= I2 .R
br br
P Xbr
R = br
br 3I 2
br

Vbr
Zbr =
I
br
Perhitungan parameterdarihasiltest
• Testrotorditahan (Blocked-RotorTest)
– Reaktansi rotor pada frekuensi penge-test-an ftest adalah:

Xbrtest = Zbr2 −Rbr 2


– Reaktansi pada saat rotor ditahan dengan dasar frekuensi rating adalah:

Xbr = Xbr, test (frated /ftest )


– Parameter rangkaian ekivalen dihitung dari:
Rbr = R 1 + R’2 and Xbr = X 1 +X’ 2

– R 1 dihitung dengan mengukur resistansi stator.


Perhitunganparameterdaripenge-test-an
Mesin induksi tiga-phasa, 30 hp, 208 V, 4 kutub, 60 Hz, dikoneksikan wye
telah ditest dan menghasilkan data test sebagai berikut:

- Tanpa beban pada 60 Hz: Vnl = 208 V ; Inl =22 A ; Pnl = 1600 W
- Rotor ditahan pada 15 Hz: Vbr = 21 V ;Ibr =71 A ; Pbr = 2100 W
- DC test : Vdc= 12 V ; Idc =75 A

a) Hitunglah:
– parameter rangkaian ekivalen
– Rugi putar (rotational losses)
b) Gambarlah rangkaian ekivalen dengan nilai nilai parameternya.
Motor tiga phasa. Analisa kinerja.
• Kinerja/performance motor induksi dapat di evaluasi menggunakan rangkaian
ekivalennya.
• Diagram aliran daya motor induksi ditunjukkan sebagai berikut:
Krakteristik TorsiVsKecepatan
Torsi induksi pada motor dinyatakan sebagai berikut:

jX m
V thev = V1
R1 + jX 1 + jX m

Xm
V thev = V1
R1 + ( X 1 + X m )
2 2
Krakteristik TorsiVsKecepatan

jX m (R1 + jX 1 )
Z thev =
R1 + j ( X 1 + X m )

Since Xm>>X1 and Xm>>R1 then

Xm
V thev = V1
X1 + X m
Krakteristik TorsiVsKecepatan

jX m (R1 + jX 1 )
Z thev = Rthev + jX =
R 1 + j (X 1 + X m )
thev

Karena Xm>>X1 dan Xm+X1>>R1 maka :


2

 R1  m  X
X
Rthev
X1 + Xm 
Vthev
X thev  X 1
Krakteristik TorsiVsKecepatan
X
Vthev
I '2 =
R thev + R 2 / s + jX thev + jX 2

Vthev
I '2 =
(R thev + R 2 / s )2 + (X thev + X 2 )2
2
3V thev .R 2 / s
PAG =
(R thev + R 2 / s )2 + (X thev + X 2 )2

PAG
Torsi induksi pada rotor adalah ind =
sync
Krakteristik TorsiVsKecepatan
2
3V thev .R 2 / s
ind =
sync 
. (Rthev + R 2 / s )2 + (X thev + X 2 )2 
Persamaan diatas dapat di
nyatakan dengan gambar berikut:
TorsimaksimummotorInduksi
Dari rangkaian ekivalen, daya maksimum yang ditransfer dapat
dicapai ketika R’2 sama dengan impedansi dibagian kiri

+ (X thev + X 2 )
R2
= 2 2
R thev
s max T

Dengan mensubstitusikan ke persamaan torsi

2
3 Vthev
T max = 2

 sync . R thev + + (X thev + X 2 ) 


2 2
R thev
 
Torsistarting motorinduksi
Ketika start, slip sama dengan (ns- nr)/nr= 1. Pada persamaan
torsi, isilah s = 1 :
2
3V thev .R 2 / 1
 start =

 sync . (R thev + R 2 / 1 )2 + (X thev + X 2 )2 

2
3V thev .R 2
 start =

 sync . (Rthev + R 2 ) + (X thev + X 2 )
2 2

Teknik Elektro-ITS Surabaya share.its.ac.id

Desainklas (Class Design) darimotorinduksi

Motor
Description X1 X2
Klass
Normal starting Torque,
A 0.5 0.5
normal starting current
Normal starting Torque,
B 0.4 0.6
Low starting current
High starting Torque,
C 0.3 0.7
Low starting current
High starting Torque,
D 0.5 0.5
High Slip
Rotor
0.5 0.5
Gulung
Pengaturan/ControlMotorInduksi
Mengapakita perlumengaturmotorinduksi?
Parameterapayang dapatdikontrolpadamotorinduksi?
Pengaturankecepatanmotorinduksi
Terdapatbeberapateknik pengaturan(kecepatan) padamotorinduksi:

1. Pengubahan inti

2. Pengaturan frekuensi sumber

3. Pengaturan tegangan sumber

4. Pengaturan resistansi rotor (hanya untuk rotor gulung)

5. Pengaturan slip menggunakan peralatan khusus (hanya untuk rotor


gulung)
Pengaturanmotorinduksi

Pengubahan kutub
Pengaturanmotorinduksi
Polechanging
Pengaturanmotorinduksi
Polechangingderivesthreecontrolof InductionMotor:
A) ConstantTorque
B) ConstantHorsePower
C) VariableTorque
Pengaturanmotorinduksi
LineFrequencyControl
Pengaturanmotorinduksi
LineVoltageControl
Pengaturanmotorinduksi
RotorResistanceControl
Pengaturanmotorinduksi
SlipControl
MotorInduksi
Efek penggunaanrangkaganda(DoubleCage)
Ketika rotor berputar pada kecepatan rendah, frekuensi arus yang mengalir
pada batang rotor menjadi tinggi. Begitu pula sebaliknya.
Rotor sangkar dapat di desain untuk mendapatkan resistansi efektif pada
frekuensi tinggi sama dengan beberapa kali-nya pada frekuensi rendah
MotorInduksi
Efek pemilinan(pemiringan)
batang rotor
Rotor sangkar dipilin/dimiringkan
untuk mengurangi tegangan
induksi pada rotor, sehingga arus
hubung singkat (pada slip 1)
dapat dikurangi
Motor induksisatu phasa
Motor satu phasa sering disebut sebagai fractional hp motor
karena rating dayanya yang kecil.

Motor satu phasa paling sering digunakan untuk lemari es,


mesin cuci, jam, kompresor, pompa, dll

Jenis motor satu phasa diklasifikasikan berdasarkan metode


startingnya.
Motorinduksisatu phasa

• Kumparan utama disuplai oleh sumber Main winding flux


satu phasa yang menghasilkan medan
magnet berdenyut atau berbentu pulsa.
-t +t
• Medan magnet berpulsa dibagi menjadi Main
dua medan, berputar dengan arah yang
berlawanan. winding +

• Interaksi antara medan dan arus yang _


terinduksi di batang rotor menghasilkan
torsi yang berlawanan.

• Dengan kondisi ini, motor belum akan


dapat berputar, seperti yang ditunjukkan
pada gambar.
Motor induksisatu phasa
Konsep kerja motor satu phasa.

• Diasumsikan, motor di star dengan torsi luar dan berputar denga kecepatan
n dengan arah maju. ns adalah kecepatan sinkron.
• Kondisi ini menghasilkan slip positif terkait dengan medan magnet putar
yang berputar maju
s+ =(ns-n)/ ns Slip positif sangatlah kecil: 1-5%

• Hal ini pula dapat menghasilkan slip negatif karena diasumsikan berputar
melawan arah medan putar
s- =(ns+ n) / ns Slip negatif sangatlah besar 1.95-1.99
• Kombinasi dari kedua persamaan diatas menghasilkan :
s- = 2- s+
Motorinduksisatu phasa

Besar torsi berbanding terbalik tergantung slip.


P2 2 (1 − s) 1 (1 −s)
T= = I 2 R2 = I2 R 2
2
s s s  s s2

• Slip positif kecil (0.01-0.03) menghasilkan torsi yang lkebih


besar dari pada slip negatif yang besar (1.95-1.99).

• Perbedaan torsi, akan menggerakkan motor untuk terus


berputar dalam arah maju walaupun tanpa torsi eksternal.
Motor induksisatu phasa

“Torsi eksternal” diperlukan sebagai


penggerak awal rotor.

Sebuah “auxiliary winding” dipasang


tegak lurus dengan gulungan utama
seperti yang terlihat pada gambar.

Saklar sentrifugal akan beroperasi


(terputus/membuka) pada saat
kecepatan mencapai sekitar 75%
kecepatan sinkron.

SPLIT PHASE MOTORS


Motor induksisatu phasa
Umumnya digunakan untuk kipas
angin, blowers, centifugal pump.

typical rating dayanya dari 1/20-hp


sampai ½-hp.
Motor induksisatu phasa

“Torsi eksternal” diperlukan


sebagai penggerak awal rotor.

Selain auxiliary winding, kapasitor


yang ditambahkan untuk
meningkatkan kinerja awal pada
saat starting.

CAPACITOR-TYPE MOTORS
Motor induksisatu phasa

Biasanya digunakan untuk


peralatan compressor, pump,
refrigeration, air conditioning.
Motor induksisatu phasa
Penggunaan kapasitor permanen dapat menyederhanakan
konstruksi, meningkatkan faktor daya dan efisiensi.
Motor induksisatu phasa
Penggunaan kapasitor permanen yang dikombinasikan
“starting kapasitor menghasilkan optimal starting dan saat
pengoperasian.
Motor induksisatu phasa
Sebuah "shaded pole" secara skematis diilustrasikan pada gambar.
Arus induksi dalam kumparan shading menyebabkan fluks di "bagian
shaded" dari kutub untuk menggeser fluks agar tertinggal (lag)
dibanding bagian yang lain.

Anda mungkin juga menyukai