Anda di halaman 1dari 11

NAMA : DENY YUDA HERMAWAN

NPM : 2006493354

1. INTERVISIBILITY ZONE
Intervisibility zone harus disediakan menggabungkan area yang membentang di seluruh
lebar jalur lalu lintas setiap Arml dimana diambil jarak 2,5 meter ke belakang dari setiap garis Stop.

2.5 2.5m
m

2.5m

2.5m
2.5m

2.5m

2.5m 2.5m

2. Primary dan secondary light


2.5m

2.5m 2.5m
Primari primari

primari
2.5m
Sekondari
Primari
2.5m
2.5m

Primari
primari
2.5m

3. Intergreen
Mengacu pada MKJI intergreen diambil 5 detik per-fase berdasarkan ukuran simpangnya
(MKJI).

4. Alternatif 1
Stage :
A

Phase :

Alternatif 2

Phase :
A

5. Arus Jenuh
Arus jenuh (S) merupakan hasil perkalian dari arus jenuh dasar (S0) yaitu
arus jenuh pada keadaan standar dengan faktor penyesuaian (F) untuk
penyimpangan dari kondisi sebenarnya, dari suatu kumpulan kondisi-kondisi (ideal)
yang telah ditetapkan sebelumnya.
𝑆 = 𝑆0 × 𝐹𝑐𝑠 × 𝐹𝑠𝑓 × 𝐹𝑔 × 𝐹𝑝 × 𝐹𝑟𝑡 × 𝐹𝑙𝑡
Dimana,
S0 = Arus jenuh dasar (untuk pendekat terlindung (P), (S0 = 600 x We)
Fcs = Faktor penyesuaian ukuran kota (jutaan penduduk)
* Penentukan ukuran kota didasarkan pada data jumlah kendaraan yang
diakumulasikan sehingga dipakai jumlah penduduk kota berada pada range angka 0,5
- 1,0 Juta Jiwa. (Fcs = 0,94) (Tabel C-4:3, MKJI Hal 2-53)
Fsf = Faktor penyesuaian hambatan samping.
* didapat nilai Fsf =0,93. (Tabel C-4:4, MKJI Hal 2-53)
Tipe komersil, tinggi, hambatan samping tdk diketahui
Fg = Faktor penyesuaian kelandaian (Fg =1) , MKJI 2-54

Fp = Faktor penyesuaian parkir (didapat dari grafik di Gambar C-4:2 MKJI) = 1

MKJI 2-54

Frt = Faktor penyesuaian belok kanan (FRT = 1,0 + PRT ×0,26)

 Untuk Arm A, nilai PRT = 0.02, maka didapatkan nilai FRT = 1.0

 Untuk Arm B, nilai PRT = 0.06, maka didapatkan nilai FRT = 1.02
 Untuk Arm C, nilai PRT = 0.22, maka didapatkan nilai FRT = 1.06
 Untuk Arm D, nilai PRT = 0.19, maka didapatkan nilai FRT = 1.05
Flt = Faktor penyesuaian belok kiri (Flt = 1,0 - PLT × 0,16)

 Untuk Arm A, nilai PLT = 0.63, maka didapatkan nilai FLT = 0.90
 Untuk Arm B, nilai PLT = 0.18, maka didapatkan nilai FLT = 0.97
 Untuk Arm C, nilai PLT = 0.16, maka didapatkan nilai FLT = 0.97
 Untuk Arm D, nilai PLT = 0.08, maka didapatkan nilai FLT = 0.99

Tabel . Hasil Perhitungan Arus Jenuh

Arus jenuh smp/jam hijau

Nilai
Nilai dasar
disesuaikan
smp/jam Faktor - faktor penyesuaian
smp/jam
hijau
hijau
Semua tipe pendekat Hanya tipe P
Hambatan
Ukuran kota Kelandaian Parkir Belok kanan Belok kiri
samping

So FCS FSF FG Fp FRT FLT S

10 11 12 13 14 15 16 17

6300 0,94 0,93 1,0 1,0 1,00 0,90 4979


3900 0,94 0,93 1,0 1,0 1,02 0,97 3365
4830 0,94 0,93 1,0 1,0 1,06 0,97 4348
3900 0,94 0,93 1,0 1,0 1,05 0,99 3538

6. Selanjutnya, dilakukan perhitungan untuk mendapatkan nilai rasio belok kiri (PLT),
rasio belok kanan (PRT), dan rasio kendaraan tidak bermotor (PUM) pada simpang
tersebut dengan rumus sebagai berikut.

Berikut
merupakan
hasil
perhitungan setiap rasio, dimana pada hasil pengamatan tidak terdapat pejalan kaki
atau pesepeda yang melintas (Unmotorized) sehingga bernilai nol.
Tabel . Hasil Perhitungan Volume Arus Rancangan berdasarkan Rasio belok

Kendaraan total MV

Bermotor Rasio berbelok

 
Smp/jam PLT PRT
kend/ jam
Terlindung Terlawan Rms. (13) Rms. (14)
-12 -13 -14 -15 -16

884 1093 1102 0,63  

792 625 671    

58 30 38   0,02

1734 1748 1811    

126 77 91 0,18  

446 317 352    

59 27 36   0,06

631 422 479    

109 72 83 0,16  

431 277 319    

189 98 122   0,22

729 448 525    

86 48 59 0,08  

662 457 511    

238 122 154   0,19

986 628 723    

7. Nilai rasio arus/saturation flow representative untuk setiap stage yang ada

Tabel . Hasil Perhitungan Rasio Arus


Nilai Arus lalu Rasio fase Waktu hijau Kapasitas Derajat
Rasio arus FR
disesuaikan lintas PR = Frcrit det smp/jam kejenuhan
smp/jam
smp/jam S x g/c =
hijau
             

         
 
S Q Q/S IFR g C Q/C

             
17 18 19 20 21 22 23
4979 1748 0,35 0,46 57 1989 0,879

3365 422 0,13 0,17 21 480 0,879


4348 448 0,10 0,14 17 509 0,879
3538 628 0,18 0,23 29 714 0,879

IFR =
  0,76
S Frcrit

Waktu hijau (det) dicari sbelumnya waktu siklus


Waktu hilang (LTI) = intergreen = 5, ketemu waktu siklus = 144 det

8. Waktu Siklus

Dari tabel diatas, didapat LTI = 5 detik/fase sesuai dengan ukuran simpang yang maksimum
Sehingga total LTI untuk semua fase adalah 20 detik

Maka untuk menghitung waktu siklus digunakan rumus :


Maka dengan menggunakan rumus diatas didapat nilai c = 144 detik.

9. Nyala Efektif untuk semua Stage

Pendeka
t Merah Hijau Kuning
A 84 57 3
B 120 21 3
C 124 17 3
D 112 29 3

10. Diagram Phase dengan signal timing

57 3 84
A
120 21 3 120
B
………………………….124 17 3 124
C
112 29 3 112
D

Stage 1 Stage 2 Stage 3 Stage 4

Antar Antar
Hijau Hijau

11. Nilai Tundaan (Delay) rata-rata untuk keseluruhan lengan simpang


TUNDAAN

Tundaan geo-
Tundaan lalu lintas Tundaan rata - rata Tundaan total
metrik rata-rata
rata-rata det/smp det/smp smp.det
det/smp

DT DG DxQ
D = DT + DG
45,5 3,97 49,493 86529

81,9 4,84 86,708 36574


82,8 4,53 87,314 39073
70,5 4,44 74,951 47039

Total 209214

Tundaan simpang rata-rata ( det/smp ) : 64,469

Keterangan :

12. Kapasitas Simpang dan Panjang Antrian yang ada di simpang


Arus lalu
Kapasitas Derajat Panjang
lintas Rasio hijau
smp/jam kejenuhan antrian ( m )
smp/jam
Jumlah kendaraan antri ( smp )
    DS GR  
Q   = =  
Kode         QL
pendekat
   
C Q/C g/c        

        Total NQ1  
NQ1 NQ2 NQMAX
+ NQ2 =
                 
            NQ    
A 1748 1989 0,879 0,40 3 65 68 63 360

B 422 480 0,879 0,14 3 17 19 25 154

C 448 509 0,879 0,12 3 18 20 26 160

D 628 714 0,879 0,20 3 24 27 33 203

13. Kesimpulan

Kondisi antrian kendaraan sangat dipengaruhi oleh derajat kejenuhan, dimana


semakin jenuh kondisi simpang maka semakin panjang antrian yang dapat terjadi. Hal
ini terjadi dikarenakan simpang sedang mengalami kondisi jenuh sehingga menyisakan
antrian yang tidak berhasil melewati simpang. Dan hal ini berakibat pada bergabungnya
sisa antrian dengan antrian selanjutnya pada masing-masing lengan.
Rencana dan bentuk pengaturan lalu-lintas harus dengan tujuan memastikan
derajat kejenuhan tidak melebihi nilai yang dapat diterima (biasanya 0,75). Saran-saran
yang dapat diberikan mengenai masalah yang berkaitan dengan rencana detail dan
pengaturan lalu-lintas adalah :
a. Dampak terhadap keselamatan lalu-lintas dan asap kendaraan akibat perubahan
perencanaan geometri dan pengaturan lalu-lintas.
b.  Hal-hal perencanaan rinci terutama yang mengenai kapasitas dan keselamatan lalu
lintas.
c.  Jenis pengaturan lalu-lintas dan alat-alat pengaturan lalu-lintas.
Dari hasil perhitungan didapatkan nilai tundaan untuk masing-masing pendekat
simpang, nilai rata- rata yang didapatkan yaitu 64,46 det/smp. Dari nilai tersebut dapat
dikategorikan bahwa tingkat pelayanan dari masing- masing pendekat atau simpang
secara keseluruhan dinyatakan cukup tinggi.

Anda mungkin juga menyukai