Anda di halaman 1dari 11

Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.

1, Januari 2017:1-4

HUBUNGAN ASUPAN ENERGI, PENGETAHUAN GIZI DAN AKTIVITAS FISIK TERHADAP


STATUS GIZI SISWA SEKOLAH MENENGAH ATAS GLOBAL MADANI
KOTA BANDAR LAMPUNG TAHUN 2016
Sutrio

Jurusan Gizi Politeknik KesehatanTanjung Karang


Email : sutrio.syakir@yahoo.com

ABSTRAK

Remaja merupakan masa yang penting dan rumit dalam sejarah hidup manusia karena pada masa ini terjadi
peralihan dari masa kanak-kanak menjadi dewasa. Masalah yang dihadapi remaja saat ini adalah masalah gizi
kurang dan lebih. Masalah yang dialami remaja terjadi karena ketidak seimbangan antara pola makan dan
aktivitas fisik. Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, secara umum prevalensi kurus pada remaja umur 13-15
tahun adalah 11,1% dan prevalensi gemuk sebesar 10,8%. Data propinsi Lampung prevalensi gemuk
menunjukkan 14,1% dan Bandar Lampung 14,8% lebih tinggi dibandingkan dengan angka nasional yaitu 10,8%.
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan asupan energi, pengetahuan gizi dan aktivitas fisik siswa
SMA Global Madani Bandar Lampung Tahun 2016.
Penelitian ini di laksanakan pada siswa di SMA Global Madani Bandar Lampung pada bulan Juni-September
Tahun 2016. Jenis penelitian menggunakan rancangan Cross sectional dan metode analisis Chi Square, dengan
variabel terikat yaitu status gizi dan variabel bebas yaitu asupan energi, pengetahuan gizi dan aktivitas fisik.
Pengumpulan data dengan wawancara menggunakan kuesioner dan subyek penelitian berjumlah 135
responden.
Berdasarkan analisis chi square ada hubungan antara asupan energi dengan p-value 0.000 (< 0.005) dan
pengetahuan dengan p-value 0.021 (< 0.005) serta aktivitas fisik dengan p-value 0.001 (< 0.005).
Disarankan kepada sekolah SMA Global Madani bekerjasama dengan petugas gizi Puskesmas untuk
menggiatkan kembali monitoring status gizi siswa, memberikan sosialisasi berkala tentang pola aktivitas fisik dan
gizi seimbang dan pola makan yang baik.Selain itu health promotion pada siswa juga lebih menekankan tentang
obesitas.

Kata Kunci : Status Gizi, Asupan Energi, Pengetahuan gizi dan Aktivitas fisik)
Daftar Bacaan : 35 (1982 – 2014)

PENDAHULUAN perilaku menyimpang dalam kebiasaan memilih


Kelompok rentan gizi merupakan suatu makanan remaja yang memiliki pengetahuan gizi
kelompok di dalam masyarakat yang paling mudah yang baik akan lebih mampu memilih makanan
menderita gangguan kesehatan atau rentan karena sesuai dengan kebutuhannya. Status gizi
kekurangan gizi. Remaja termasuk salah satu remaja merupakan keadaan tubuh seseorang yang
kelompok rentan gizi karena remaja berada pada dipengaruhi oleh beberapa faktor langsung
siklus pertumbuhan atau perkembangan yang (konsumsipangan dan adanya penyakit infeksi) dan
memerlukan zat-zat gizi dalam jumlah yang lebih faktor tidak langsung (faktor psikologis, tingkat
besar dari kelompok umur yang lain. Selain itu, pendidikan, sosial ekonomi, dan lain sebagainya).
adanya perubahan gaya hidup seseorang remaja Konsumsi pangan pada remaja perlu diperhatikan
dapat meningkatkan kebutuhan energi dan zat karena pada golongan remaja terjadi pertumbuhan
gizinya sehingga dapat mempengaruhi status zat yang sangat cepat, sehingga kebutuhan gizi untuk
gizi seorang remaja (Tarwoto dkk, 2010). pertumbuhan dan aktifitas juga akan meningkat.
Salah satu penyebab timbulnya masalah Oleh karena itu, jika berbagai aktifitas dan
gizi dan perubahan kebiasaan makan pada remaja pertumbuhan meningkat tersebut tidak diimbangi
adalah pengetahuan gizi yang rendah dan terlihat denganmasukan zat gizi yang cukup maka tubuh
pada kebiasaan makan yang salah. Permaesih akan mengalami masalah gizi (malnutrisi). Salah
(2003) menyatakan bahwa pengetahuan dan satu masalah kesehatan yang dihadapi remaja saat
praktek gizi remaja yang rendah tercermin dari ini adalah masalah gizi lebih, yaitu obesitas atau

23
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4

kegemukan. Obesitas yang dialami remaja terjadi 2. Tujuan Khusus


karena ketidakseimbangan antara pola konsumsi a. Diketahui distribusi frekuensi status gizi
dan aktivitas fisik, hal tersebut dikarenakan kurang siswa Sekolah Menengah Atas Global
adanya pengetahuan yang cukup tentang gizi. Madani Kota Bandar Lampung tahun 2016.
Berdasarkan data Riskesdas tahun 2013, b. Diketahui distribusi frekuensi tingkat asupan
secara umum prevalensi kurus pada remaja umur energi siswa Sekolah Menengah Global
13-15 tahun adalah 11,1% terdiri dari 3,3% sangat Madani Kota Bandar Lampung tahun 2016
kurus dan 7,8% kurus. Prevalensi gemuk pada c. Diketahui distribusi frekuensi tingkat
remaja umur 13-15 tahun di Indonesia sebesar pengetahuan gizi siswa Sekolah Menengah
10,8%, terdiri dari 8,3% gemuk dan 2,5% sangat Atas Global Madani Kota Bandar Lampung
gemuk (obesitas). Prevalensi Status gizi kategori tahun 2016.
gemuk remaja umur 13-15 tahun (IMT/U) di Propinsi d. Diketahui distribusi frekuensi tingkat
Lampung adalah 14,1% yang terdiri dari 12,1% aktivitas fisik siswa Sekolah Menengah Atas
gemuk dan 2,0% sangat gemuk (obesitas), angka Global Madani Kota Bandar Lampung tahun
tersebut lebih tinggi dibandingkan prevalensi 2016.
nasional (10,8%). Sedangkanangka di Bandar e. Diketahui hubungan tingkat asupan energi
Lampung menunjukkan prevalensi 14,8% lebih dengan status gizi siswa Sekolah Menengah
tinggi dibandingkan dengan angka propinsi. Atas Global Madani Kota Bandar Lampung
Data Survei Diet Total Tahun 2014 tahun 2016
menunjukkan secara nasional rerata tingkat f. Diketahui hubungan tingkat pengetahuan
kecukupan energi pada anak umur 13-18 tahun di gizi dengan status gizi siswa Sekolah
perkotaan di Indonesia sebesar 76,4 persen, Menengah Atas Global Madani Kota Bandar
Menurut jenis kelamin, rerata tingkat kecukupan Lampung tahun 2016.
energi lebih tinggi pada perempuan (77,6%) g. Diketahui hubungan tingkat aktivitas fisik
dibandingkan dengan laki laki (75,2 %). Propinsi dengan status gizi siswa Sekolah Menengah
Lampung menunjukkan rerata tingkat kecukupan Atas Global Madani Kota Bandar Lampung
energi masih dibawah angka nasional yaitu pada tahun 2016.
laki-laki (69,3%) dan perempuan (68,5%) pada
kelompok umur 13-18 Tahun. Manfaat Penelitian
Pengetahuan gizi juga termasuk faktor 1. Manfaat Teoritis
utama yang mempengaruhi status gizi. Penelitian Hasil penelitian dapat dijadikan bahan
yang dilakukan Ulfa Khoiratunnisa mengenai informasi mengenai gambaran dan memberi
pengetahuan gizi pada siswa SMA Al-Kautsar masukan ilmu yang berguna serta mengetahui
Bandar Lampungdidapatkan bahwa yang keadaan status gizi serta faktor-faktor yang
mempunyai pengetahuan gizi kurang baik sebesar berhubungan pada remaja terutama pada
44,5%. Disamping itu di Provinsi Lampung siswa Sekolah Menengah Atas sebagai
prevalensi kurang aktivitas fisik pada penduduk kelompok umur remaja.
yang berusia sepuluh tahun ke atas terdapat 45,3%,
angka ini hampir mencapai angka prevalensi kurang 2. Manfaat Aplikatif
aktivitas fisik nasional yang sebesar 48,2%. Hasil penelitian ini diharapkan dapat
digunakan sebagai kajian dalam rangka
Perumusan Masalah menentukan kebijakan dan langkah yang
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka berkaiatan dengan upaya penanggulangan
perumusan dalam penelitian ini adalah apakah ada masalah gizi dan upaya perbaikan gizi
hubungan antara asupan energi, pengetahuan gizi dikelompok umur remaja dan meningkatkan
dan aktivitas fisik terhadap status gizi siswa SMA kewaspadaan bagi orang tua dan guru agar
Global Madani Kota Bandar Lampung tahun 2016. remaja tidak mengalami masalah kesehatan di
kemudian hari akibat masalah gizi yang
Tujuan Penelitian dialaminya sejak dini.
1. Tujuan Umum
Ruang Lingkup
Diketahui hubungan asupan energi,
Penelitian ini adalah penelitian bidang gizi dengan
pengetahuan gizi dan aktivitas fisik terhadap
menggunakan rancangan cross sectional. Area
status gizi siswa Sekolah Menengah Atas Global
penelitian merupakan penelitian gizi
Madani Kota Bandar Lampung tahun 2016?
masyarakat.Penelitian ini dibatasi pada

24
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4

pembahasan mengenai hubungan antara asupan Hasil dan Pembahasan


energi, pengetahuan gizi dan aktivitas fisik terhadap a. Hasil Univariat
status gizi siswa Sekolah Menengah Atas Global 1. Status Gizi Berdasarkan IMT/U
Madani Kota Bandar Lampung tahun 2016. Status gizi merupakan hasil keseimbangan
Penelitian ini dilakukan kepada siswa kelas X, XI antara makanan yang dikonsumsi yang masuk
dan XII Sekolah Menengah Atas Global Madani dengan kebutuhan (Supariasa,2002). Status gizi
Kota Bandar Lampung pada bulan Juli-Oktober dikatakan baik apabila pola makan seimbang,
2016. Variabel terikat pada penelitian ini adalah artinya jumlah dan jenis yang dimakan harus sesuai
status gizi dan variabel tidak terikat adalah asupan dengan kebutuhan yang diperlukan oleh tubuh
energi, pengetahuan gizi dan aktivitas fisik. (Almatsier 2009).
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan
Metode Penelitian didapat status gizi siswa dapat dilihat pada tabel.
Jenis penelitian yang digunakan adalah
penelitian cross sectional dengandesaincross Tabel 1
sectionalyaitu suatu penelitian untuk mempelajari Distribusi Frekuensi Status Gizi Siswa
dinamika korelasi antara faktor sebab dengan SMA Global Madani Bandar Lampung Tahun 2016
akibat yang terjadi pada objek penelitian dan
dikumpulkan dalam waktu yang bersamaan Kategori n %
(Notoatmodjo, 2010). Penelitian ini dilakukan untuk Sangat kurus 1 7,0
menganalisis hubungan pengetahuan gizi, aktivitas Kurus 10 7,4
fisik, dan pola konsumsi terhadap status gizi siswa Normal 75 55,6
Sekolah Menengah Atas Global Madani Kota Gemuk 26 19,3
Bandar Lampung tahun 2016. Obesitas 23 17,0
Populasi adalah keseluruhan objek penelitian atau Total 135 100
objek yang diteliti tersebut (Notoatmodjo, 2010).
Populasi dalam penelitian ini adalah seluruh siswa Berdasarkan hasil penelitian responden yang
kelas X, XI dan XII Sekolah Menengah Atas Global memiliki status gizi sangat kurus, kurus, normal,
Madani Kota Bandar Lampung tahun 2016 yang gemuk, dan obesitas berturut-turut ada sebanyak 1
berjumlah sebanyak 205 siswa dengan sampel orang (7%), 10 orang (7,4%), 75 orang (55,6%),, 26
penelitian adalah 135 siswadengan orang (19,3) dan 23 orang (17,0%).
mempertimbangkan kriteria inklusi dan eksklusi. Pada penelitian ini terdapat 14,4% status gizi
Variabel independen dalam penelitian ini siswa SMA Global Madani yang mengalami gizi
adalah asupan energi, pengetahuan gizi, dan kurang, jika dibandingkan dengan data Riskesdas
aktivitas fisik sementara variabel dependen adalah 2013 angka ini lebih besar prevalensi kurus pada
status gizi. remaja yaitu sebesar 11,1%. Secara umum,
kekurangan gizi menyebabkan beberapa gangguan
Alat ukur dalam penelitian ini yaitu : dalam proses pertumbuhan, mengurangi
1. Kuisioner untuk mendapatkan identitas produktivitas kerja dan kemampuan berkonsentrasi,
responden struktur dan fungsi otak, pertahanan tubuh, serta
2. Microtois dan timbangan untuk mengukur perilaku (Almatsier, 2009).
status gizi Remaja awal yang mengalami gizi buruk
3. Form Food Recall 2 x 24 jam untuk mengukur dapat mengakibatkan intelegensia rendah dan
konsumsi makan memberikan dampak pada penurunan prestasi
4. Software Nutrisurvey untuk menghitung akademik. Bila masalah mengenai gizi buruk ini
asupan zat gizi individu. tidak mendapatkan perhatian secara khusus maka
5. Kuisioner Baecke untuk menghitung aktivitas para remaja akan menemui kesulitan dalam
fisik pencapaiaan prestasi akademik yang baik dan
secara tidak langsung akan mempengaruhi kualitas
Analisis data dilakukan menggunakan program para remaja di kemudian hari pada khususnya dan
komputer. Data yang diperoleh adalah distribusi kualitas masyarakat pada umumnya (Suryowati,
frekuensi prosentase univariat dan bivariat. 2005). Dampak yang lebih jauh, kekurangan
asupan nutrisi juga dapat mengakibatkan anemia
dan melahirkan bayi yang memiliki berat badan lahir
rendah (BBLR) di kemudian hari. Masalah nutrisi ini

25
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4

terjadi karena ketidakseimbangan antara kebutuhan Tabel 2.


dan asupan nutrisi. Distribusi Frekuensi Asupan Energi Siswa SMA
Hal ini diperparah dengan adanya praktik Global Madani Bandar Lampung Tahun 2016
pengontrolan berat badan yang banyak dilakukan
remaja dalam pola makannya yang akan
Kategori n %
menyebabkan pemenuhan nutrisi yang kurang pada
Kurang 42 31,1
remaja. Pengontrolan berat badan dan pembatasan
Baik 50 37,0
asupan nutrisi pada remaja dihubungkan dengan
Lebih 43 31,9
beberapa macam gejala diantaranya kelelahan,
Total 135 100
kegelisahan, periode menstruasi yang irregular,
konsentrasi melemah, lesu, dan prestasi belajar
rendah (Ryde et al., 2011). Hasil data yang telah diolah dapat dilihat
Sementara itu, terdapat 49 orang (36,3%) bahwa asupan energi siswa SMA Global Madani
siswa SMA Global Madani yang mengalami gizi sebanyak 50 orang (37,0%) memiliki asupan energi
lebih, jika dibandingkan dengan data Riskesdas yang baik, 42 orang (31,1%) memiliki asupan energi
2013 angka ini lebih besar prevalensi gizi lebih di kurang dan 43 orang (31,9%) memiliki asupan gizi
Bandar Lampung pada remaja yaitu sebesar 14,8%. lebih. Kebutuhan manusia akan energi dan zat gizi
Gizi lebih (overweight) dapat menyebabkan lainnya sangat bervariasi meskipun faktor-faktor
penyakit yang berhubungan dengan pola makan seperti tinggi badan, jenis kelamin, macam kegiatan
(diet-related disease) seperti diabetes, penyakit dan faktor lainnya sudah diperhitungkan.Jumlah zat
jantung, hipertensi, stroke dan penyakit tidak gizi yang dibutuhkan dapat tergantung pada kualitas
menular lainnya (non-communicable disease) makan dan efisiensi penyerapan dan penggunaan
(Irianto, 2014; WHO, 2013b) yang dulu dianggap zat gizi oleh tubuh dipengaruhi oleh komposisi dan
sebagai penyakit orang tua sekarang mulai terjadi keadaan makanan secara keseluruhan (Suhardjo,
pada usia produktif. Saat ini semua umur memiliki 2003). Pada remaja terjadi pertumbuhan fisik dan
resiko yang sama, karena berdasarkan data yang pematangan organ yang cepat sehingga untuk
ada sembilan juta kematian diakibatkan penyakit memenuhinya diperlukan zat-zat gizi yang cukup,
tidak menular (noncommunicable disease) yang baik jumlah maupun macamnya. Zat gizi terutama
terjadi sebelum usia 60 tahun akibat pola nutrisi dan energi dibutuhkan seseorang untuk
pola aktivitas fisik yang salah (WHO, 2013a). Hal ini mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan
yang menyebabkan penurunan kualitas hidup dan dan melakukan aktivitas fisik (Almatsier 2004).
Energi dibutuhkan oleh tubuh untuk
angka harapan hidup. Berdasarkan hasil penelitian,
obesitas yang terjadi pada usia remaja cenderung mempertahankan hidup, menunjang pertumbuhan,
berlanjut hingga dewasa (Moreno, 2007). dan melakukan aktivitas fisik. Energi dalam
Berdasarkan uraian di atas, terjadi beban ganda tubuhmanusia dapat timbul karena adanya
(double burden) masalah gizi siswa SMA Global pembakaran karbohidrat, protein, dan lemak,
Madani Bandar Lampung. Angka ini merupakan sehingga manusia membutuhkan zat-zat makanan
yang cukup untuk memenuhi kecukupan energinya
hasil dari ketidakseimbangan asupan dan
kebutuhan zat gizi dalamrentang waktu yang cukup (Kartosapoetra dan Marsetyo, 2005). Dari hasil
lama (Sayogo, 2006). penelitian ini sebanyak 42 orang (31,1%) siswa
mengalami kurangnya asupan energi. Apabila
2. Asupan Energi asupan energi kurang dari kecukupan energi yang
Energi adalah zat yang dibutuhkan makhluk dibutuhkan maka cadangan energi yang terdapat di
hidup untuk menunjang pertumbuhan, dalam tubuh yang disimpan dalam otot akan
mempertahankan hidup dan melakukan aktivitas. digunakan (Gibson, 2005). Kekurangan asupan
Konsumsi makanan sehari-hari dengan menu yang energi ini apabila berlangsung dalam jangka waktu
bervariasi sangatlah penting untuk memenuhi yang cukup lama maka akan mengakibatkan
kebutuhan gizi dalam tubuh. Zat gizi ini yang akan menurunnya berat badan dan keadaan kekurangan
berperan dalam memberi energi pada tubuh untuk zat gizi yang lain (Gibney, 2007). Penurunan berat
melakukan aktivitas, untuk pertumbuhan dan badan yang berlanjut akan menyebabkan keadaan
perkembangan jaringan, dan untuk mengatur gizi kurang yang akan berakibat terhambatnya
proses tubuh (Kartosapoetra dan Marsetyo, 2005). proses tumbuh kembang (Irianto, 2014). Dampak
Dari hasil penelitian yang dilaksanakan didapat lain yang dapat timbul adalah tinggi badan yang
tingkat asupan energi siswa dapat dilihat pada tidak mencapai ukuran normal dan mudah terkena
penyakit infeksi. Sedangkan konsumsi energi yang
tabel.

26
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4

melebihi kecukupan dapat mengakibatkan kenaikan yang berasal dari orang lain sehingga pengetahuan
berat badan dan apabila terus berlanjut maka akan tentang gizi bertambah (Pudjiadi, 2005).
menyebabkan kegemukan danresiko penyakit Pengetahuan pemilihan pangan yang aman
degeneratif (Soekirman, 2006). dan bergizi dalam kehidupannya sehari-hari anak
akan senantiasa menjaga kesehatan dan juga
3. Pengetahuan Gizi status gizinya, memiliki kebiasaan pangan yang
Pengetahuan merupakan hal penting untuk baik, bersikap positif terhadap pangan-pangan
terbentuknya perilaku seseorang. Pengetahuan bergizi, mempunyai keterampilan gizi serta mampu
adalah kesan dalam pikiran manusia sebagai hasil berperan sebagai agen perubahan perilaku
dari panca indera. Pengetahuan dapat diperoleh gizi/kesehatan bagi dirinya sendiri dan keluarganya
melalui pengalaman sendiri maupun dari orang lain (Mudanijah, 2010).
(Notoatmodjo, 2003). Dari hasil penelitian didapat Penerimaan perilaku baru atau adopsi
tingkat pengetahuan gizi siswa dapat dilihat pada perilaku melalui proses seperti ini yang didasari
tabel. oleh pengetahuan, kesadaran dan sikap yang positif
maka perilaku tersebut akan bersifat lama.
Tabel 3 Sebaliknya apabila perilaku itu tidak didasari oleh
Distribusi Frekuensi Tingkat Pengetahuan pengetahuan dan kesadaran akan tidak
GiziSiswa SMA Global Madani Bandar Lampung berlangsung lama (Notoadmojo, 2007).
Tahun 2016
Tabel 4
Tingkat Pengetahuan
n % Distribusi Frekuensi Berdasarkan Jenis Pertanyaan
Gizi
Pengetahuan GiziSiswa SMA Global Madani
Kurang (<60%) 19 14,1 Bandar Lampung
Cukup (60-80%) 56 41,5 Tahun 2016
Baik (>80%) 60 44,4
Jumlah 135 100
No. Pertanyaan n %
Berdasarkan penelitian tingkat pengetahuan
tentang gizi siswa SMA Global Madani diperoleh Apakah yang dimaksud dengan
1 111 82,2
tingkat pengetahuan kurang baik sebanyak 19 makanan sehat?
responden (14,1%), tingkat pengetahuan cukup Apakah manfaat makanan bagi
2 90 66,6
sebanyak 56 responden (41,5%) dan tingkat tubuh kita?
pengetahuan baik sebanyak 60 responden (44,4%). Zat gizi yang berfungsi sebagai
Dari data diatas dapat diketahui rata-rata tingkat 3 pertumbuhan dan pemeliharaan 90 66,6
pengetahuan tentang gizi siswa SMA Global jaringan?
Madani dengan kategori cukup dan baik. Makanan yang merupakan
Tingkat pengetahuan yang menentukan 4 sumber karbohidrat berasal 82 60,7
perilaku konsumsi pangan didapat salah satunya dari?
melalui pendidikan gizi. Pendidikan gizi berusaha Makanan yang merupakan
5 109 80,7
menambah pengetahuan dan memperbaiki sumber serat berasal dari?
kebiasaan konsumsi pangan yang pada umumnya Apa manfaat lemak bagi
dipandang lebih baik diberikan sedini mungkin 6 92 68,1
tubuh?
(Sediaoetama, 2010). Pengetahuan gizi diyakini Penyebab seseorang menjadi
sebagai salah satu variabel yang dapat 7 gemuk yaitu karena 81 60,0
berhubungan dengan konsumsi dan kebiasaan kelebihan?
makan. Atas dasar inilah deskripsi mengenai Menurut anda, pada
pengetahuan gizi pada remaja diperlukan. umumnya makanan fast food
Pengetahuan tentang gizi dapat menentukan 8 68 50,3
(pizza, fried chicken, burger,
perilaku individu dalam mengkonsumsi makanan. dll) mengandung zat gizi?
Pengetahuan dapat diperoleh baik secara internal Manfaat melakukan kegiatan
maupun eksternal. Untuk pengetahuan secara 9 fisik dan olahraga secara 91 67,4
internal yaitu pengetahuan yang berasal dari dirinya teratur ?
sendiri berdasarkan pengalaman hidup, sedangkan
pengetahuan secara eksternal yaitu pengetahuan

27
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4

Kegemukan akan berakibat kegemukan, kelebihan lemak disimpan dalam


buruk terhadap kesehatan bentuk apa, dan kelebihan energi yang berlebihan
tubuh terutama dalam jangka akan disimpan dalam bentuk apa. Oleh karena itu
10 69 51,1
waktu yang lama, karena perlu upaya untuk meningkatkan pengetahuan gizi
dapat menimbulkan siswa tentang materi tersebut, salah satu upayanya
penyakit? adalah melakukan penyuluhan.
Bagaimana cara
11 68 50,3 4. Aktifitas Fisik
menanggulangi kegemukan?
Kelebihan lemak umumnya akan Aktifitas fisik atau disebut juga aktifitas
12 69 51,1 eksternal adalah sesuatu yang menggunakan
disimpan pada?
Zat-zat gizi yang dibutuhkan tenaga atau energi untuk melakukan berbagai
13 132 97,7
oleh tubuh terdiri dari ? kegiatan fisik seperti berjalan, berlari, olahraga, dan
Kelompok bahan makanan lain-lain (Kristina, 2010). Menurut Baecke (1982)
14 manakah yang mengandung 98 72,5 aktifitas fisik terdiri dari waktu bekerja, waktu
protein hewani? olahraga, dan waktu aktifitas saat luang.
Kelompok bahan makanan Dalam mengukur tingkat aktivitas fisik
manakah dibawah ini yang responden, peneliti menggunakan alat ukur berupa
15 110 81,4
banyak mendandung protein kuesioner aktivitas fisik yang dikembangkan oleh
nabati ? Baecke et al (1982). Aktivitas fisik responden dibagi
Konsumsi energi yang ke dalam tiga kategori, yaitu aktivitas fisik ringan
16 berlebihan akan disimpan 69 51,1 (skor kuesioner <5,6), aktivitas fisik sedang (skor
dalam bentuk : kuesioner 5,6-7,5) dan aktivitas fisik berat (skor
Kegemukan/ obesitas dapat kuesioner >7,5). Dari hasil penelitian yang
17 97 71,8 dilaksanakan didapat aktivitas fisik siswa dapat
dialami oleh ?
dilihat pada tabel.
Resiko yang ditimbulkan bila
18 89 65,9
kelebihan lemak adalah ? Tabel 5
Zat gizi yang mengandung Distribusi Frekuensi Responden Menurut Aktivitas
19 123 91,1 Fisik Siswa SMA Global Madani Bandar Lampung
kalori paling tinggi?
Tahun 2016
20 Berat badan ideal adalah ? 107 79,2 Aktifitas n %
Ringan 50 37,0
Sedang 71 52,6
Pengetahuangizi sebaiknya diberikan sejak Berat 14 10,4
dini sehingga dapat memberi kesan yang Jumlah 135 100
mendalam dan dapat menuntun anak dalam
memilih makanan yang sehat dalam kehidupan
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh sebanyak 50
sehari-hari (Hamam, 2005). Berdasarkan kuesioner
orang (37,0%) siswa memiliki aktivitas fisik ringan,
yang diberikan, terdapat lima pertanyaan mengenai
71 orang (52,6%) siswa memiliki aktivitas fisik
pengetahuan gizi yang proporsinya paling sedikit
sedang dan 14 orang (10,4%) siswa memiliki
dijawab benar oleh responden dibandingkan
aktivitas fisik berat.
pertanyaan lainnya. Materi pertanyaan tersebut
mengenai zat gizi pada makanan fast food, penyakit
yang ditimbulkan kegemukan, cara menanggulangi

28
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4

a. Analisa Bivariat
1. Hubungan Asupan Energi Dengan Status Gizi Berdasarkan IMT/U

Tabel 6
Hubungan Asupan Energi dan Status Gizi
Siswa SMA Global Madani Bandar Lampung
Tahun 2016
Gizi
Kurus Gizi Lebih Total P-
Asupan Energi Normal
value
n % n % n % n %
Tidak Sesuai AKG 11 12,9 36 42,4 38 44,7 85 100
Sesuai AKG 0 0,0 39 78,0 11 22,0 50 100 0,000
Total 11 8,1 75 55,6 49 36,3 135 100

Dari tabel tersebut diketahui bahwa siswa mencegah siswa mengkonsumsi makanan jajanan.
yang memiliki asupan energi tidak sesuai AKG Kebiasaan makan anak usia sekolah dasar yang
cenderung memiliki status gizi sangat kurus/kurus sering dijumpai pada umumnya mengkonsumsi
sebanyak 11 orang (12,9%) dan gizi lebih sebanyak makanan jajanan disekolah sehingga anak menjadi
38 orang (44,7%) dibandingkan dengan siswa yeng tidak sarapan pagi. Hal ini akan mempengaruhi
memiliki asupan energi sesuai AKG memiliki status nafsu makan anak di rumah dan dapat
gizi normal 39 orang (78,0%) dan berstatus gizi
lebih sebesar 11 orang (22,0%). Berdasarkan
pengujian dengan chi-square diperoleh hasil bahwa Pengetahuan Sangat Gizi Gizi Total P-
Gizi Kurus/Kurus Normal Lebih Value
ada hubungan bermakna antara asupan energi n % n % n % n %
dengan status gizi dengan P-value = 0,000 (P < Kurang 5 8.8 24 4219 28 49,1 57 100 0,021
0,005). Baik 6 7,7 51 65,4 21 26,9 78 100
Analisi bivariat menunjukkan asupan Total 11 8,1 75 55,6 49 36,3 135 100
energi berhubungan dengan status gizi, artinya menyebabkan anak kekurangan asupan zat gizi.
semakin baik tingkat asupan energi , maka status
gizinya semakin baik. Hasil penelitian ini sama 2. Hubungan Pengetahuan Gizi Dengan
dengan penelitian Novitasari tahun 2003 bahwa ada Status
hubungan antara asupan energi dengan status gizi. Gizi Berdasarkan IMT/U
Apabila asupan energi kurang dari jumlah yang
diperlukan tubuh, maka akan mengakibatkan Tabel 7
penurunan berat badan, tetapi bila asupan energi Hubungan Pengetahuan GiziDengan Status Gizi
melebihi kebutuhan, maka energi akan diubah Siswa SMA Global Madani Bandar Lampung Tahun
menjadi cadangan lemak tubuh yang akan 2016
menyebabkan peningkatan berat badan. Asupan
makanan yang tidak memadai kebutuhan , baik Dari tabel tersebut diketahui bahwa siswa
kualitas maupun kuantitas akan menimbulkan yang memiliki pengetahuan gizi kurang cenderung
masalah gizi. memiliki status gizi lebih sebanyak 28 orang
Siswa yang memiliki asupan energi tidak (49,1%), dibandingkan dengan siswa yang memiliki
sesuai dengan angka kecukupan gizi cenderung pengetahuan baik berstatus gizi lebih sebanyak 21
berstatus gizi kurang dan lebih, ini menunjukkan orang (26,9%). Berdasarkan pengujian dengan chi-
bahwa asupan energi sangat berpengaruh terhadap square diperoleh hasil bahwa ada hubungan
status gizi siswa. Keseimbangan energi dicapai bila bermakna antara pengetahuan gizi siswa dengan
energi yang masuk kedalam tubuh melalui makanan status gizi dengan P-value = 0,021 (P > 0,005).
sama dengan energi yang dikeluarkan oleh tubuh Serupa dengan penelitian yang dilakukan
(Almatsier 2009). Kekurangan energi terjadi bila oleh Muktiharti (2010) yang menemukan adanya
konsumsi energi melalui makanan lebih kecil dari hubungan antara pengetahuan gizi dan kesehatan
energi yang dikeluarkan. dengan status gizi pada siswa SMAN 3 di Kota
Kebiasaan sarapan pagi merupakan faktor Pekalongan. Selain itu hasil penelitian Mardatillah
yang berpengaruh terhadap status gizi. (2008) menemukan adanya hubungan pengetahuan
Mengkonsumsi karbohidrat di pagi hari akan dapat gizi dengan status gizi pada remaja SMA Islam PB.

29
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4

Tabel 8
Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Status Gizi
Siswa SMA Global Madani Bandar Lampung
Tahun 2016
Aktivitas Fisik Sangat Gizi Gizi Lebih Total P-
Kurus/Kurus Normal Value
n % n % n n %
Berat 4 28,6 10 71,4 0 0 14 100
Tidak Berat 7 5,8 65 53,7 49 40,5 121 100 0,001
Total 11 8,1 75 55,6 49 36,3 135 100

Soedirman Jakarta Timur dengan P-value = 0,026.


Pengetahuan mengenai jenis-jenis makanan yang 3. Hubungan Aktifitas Fisik Dengan Status
akan dikonsumsi pada diri anak-anak, sangat erat Gizi Berdasarkan IMT/U
hubungannya dengan nilai-nilai dan kepercayaan Berdasarkan tabel dapat diketahui bahwa
terhadap makanan yang diperolehnya melalui siswa yang aktivitas fisiknya tidak berat cenderung
pendidikan baik di sekolah maupun di rumah. Suatu memiliki status gizi normal sebanyak 65 orang
hal yang meyakinkan tentang pentingnya (53,7%) dan status gizi lebih sebanyak 49 orang
pengetahuan gizi didasarkan pada tiga kenyataan: (40,5%) dibandingkan dengan siswa yang aktivitas
(1) Status gizi yang cukup adalah penting untuk fisiknya berat.
kesehatan dan kesejahteraan. (2) Setiap orang disimpulkan bahwa siswa yang memiliki
hanya akan cukup gizi jika makanan yang aktivitas tidak berat memiliki persentase lebih besar
dimakannya mampu menyediakan zat gizi yang berstatus gizi normal dan lebih dibandingkan
diperlukan untuk pertumbuhan tubuh yang optimal, dengan siswa yang memiliki aktivitas berat.
pemeliharaan dan pemenuhan kebutuhan energi. Sehingga dapat dikatakan semakin tidak berat
(3) Ilmu gizi memberikan fakta-fakta yang aktivitas akan semakin besar mengalami gizi normal
diperlukan sehingga masyarakat dapat belajar dan lebih. Berdasarkan pengujian dengan chi-
menggunakan pangan dengan baik bagi square diperoleh hasil bahwa ada hubungan
kesejahteraan. Pola konsumsi pangan sangat bermakna antara aktivitas fisik dengan status gizi
dipengaruhi oleh adat istiadat setempat, termasuk pada Pvalue = 0,001 (P < 0,005).
didalamnya pengetahuan mengenai pangan, sikap Aktivitas fisik penting bagi kesehatan anak-
terhadap pangan, dan kebiasaan makan sehari- anak dan remaja untuk melakukan kegiatan sehari-
harinya. Tercukupinya kebutuhan gizi individu hari. Aktivitas fisik juga mempunyai pengaruh dalam
merupakan hasil akhir yang diharapkan akan pengaturan berat badan (Soelaryo,Dkk, 2002).
meningkatnya pengetahuan, sikap dan Sedangkan menurut Almatsier (2009) aktivitas fisik
keterampilan gizi (Pranadji, 2004). ialah gerakan fisik yang dilakukan oleh otot tubuh
Namun berbeda dengan penelitian yang dan sistem penunjangnya.
dilakukan oleh Asmini (2009) yang mengungkapkan Gizi lebih dapat terjadi bukan karena
bahwa tidak terdapat hubungan bermakna antara makan berlebihan, tetapi karena aktivitas fisik
pengetahuan gizi dengan status gizi seseorang. berkurang sehingga terjadi kelebihan energi
Pengetahuan gizi yang baik tidaklah merupakan (Moehji, 2003). Gaya hidup di era modern dengan
sebab akibat langsung yang memperngaruhi status aktivitas fisik ringan akan memudahkan terjadinya
gizi seseorang.Pengetahuan gizi yang baik belum penumpukan lemak tubuh. Proses timbulnya lemak
tentu mempengaruhi status gizinya, karena di sekeliling tubuh kita berlangsung perlahan, lama,
kurangnya mengaplikasikan pengetahuan yang dan sering kali tidak disadari. Penelitian Rembulan
dimiliki dalam kehidupan sehari-hari. Terlebih pada (2007) menunjukkan terdapat hubungan yang
anak usia remaja yang pada umumya masih labil bermakna antara aktivitas fisik dengan kejadian
dan mudah terpengaruh, pengetahuan yang mereka obesitas (P = 0,016 dan OR = 0,372).
miliki tidak dapat begitu saja diterapkan dalam Remaja yang kurang melakukan aktivitas
kehidupan sehari-hari karena adanya pengaruh dari fisik sehari–hari menyebabkan tubuhnya kurang
teman, keluarga dan lingkungan. mengeluarkan energi. Jika asupan energi berlebih
tanpa diimbangi aktivitas fisik maka seseorang
remaja mudah mengalami kegemukan.
Berdasarkan penelitian Hudha (2006) remaja yang
kurang melakukan aktivitas fisik cenderung untuk

30
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4

mengalami kelebihan berat badan. Hasil penelitian Program Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
diatas diperkuat juga oleh penelitian Subardja dkk yang telah ada.
dalam Simatupang, R (2008) yang menjelaskan 2. Sekolah bekerja sama dengan Petugas gizi
bahwa bila dibandingkan besarnya hubungan Puskesmas dapat memberikan sosialisasi
antara pola makan dan aktivitas fisik, ternyata berkala tentang pola aktivitas fisik dan gizi
aktivitas fisik lebih berhubungan dengan terjadinya seimbang dan pola makan yang baik untuk
obesitas. Sebalikanya sesorang yang aktivitas menunjang tumbuh kembang remaja. Selain
fisiknya berat akan cenderung membutuhkan energi itu health promotion pada siswa juga lebih
yang lebih tinggi sehingga penggunaan energi menekankan tentang obesitas. Sosialisasi
meningkat yang akhirnya berimbas dengan tentang pengontrolan berat badan yang sehat
penurunan berat badan jika tidak diimbangi dengan juga perlu diberikan kepada remaja
asupan energi yang adekuat. khususnya remaja putri
3. Mengadakan kantin sehat dengan menjual
Kesimpulan makanan yang sesuai dengan pola gizi
Berdasarkan hasil penelitian disimpulkan bahwa : seimbang, yaitu menjual setiap jenis bahan
1. Status gizi siswa SMA Global Madani makanan seperti makanan pokok, lauk
diperoleh hasil status gizi normal sebanyak hewani, lauk nabati, sayuran, dan buah-
75 orang (55,6%), sedangkan secara buahan.
berturut-turut untuk status gizi gemuk 26
orang (19,3%), obesitas 23 orang (17,0%), Daftar Pustaka
sangat kurus 1 orang (7,0%) dan kurus 10 Almatsier, Sunita. (2003). Prinsip Dasar Ilmu Gizi,
orang (7,4%) PT. Gramedia Pustaka Utama, Jakarta 2009.
2. Asupan energi diperoleh hasil bahwa asupan Prinsip Dasar Ilmu Gizi. Jakarta: PT Gramedia
energi kurang sebanyak 42 orang (31,1%), Pustaka Utama Amelia,.
baik 50 orang (37,0%) dan 43 orang (31,9%)
3. Tingkat pengetahuan gizi siswa diperoleh Asti, Asmini., 2009. Hubungan Tingkat
hasil sebanyak 19 orang (14,1%) siswa Pengetahuan Tentang Gizi Seimbang dengan
tingkatpengetahuan gizi kurang, 56 orang Status Gizi Remaja Pada Siswa-siswi
(41,5%) siswa dengan dengan tingkat Madrasah Tsanawiyah Negeri Langgudu
pengetahuan gizi cukup dan 60 orang Kabupaten Bima Propinsi Nusa Tenggara
(44,4%) siswa dengan tingkat pengetahuan Barat.
gizi baik.
4. Tingkat aktifitas fisik siswa diperoleh hasil Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan,
sebanyak 50 orang (37,0%) siswa memiliki 2014. Laporan Studi Diet Total 2014.
aktivitas fisik ringan, 71 orang (52,6%) siswa Kemenkes RI, Jakarta 2013. Riset Kesehatan
memiliki aktivitas fisik sedang dan 14 orang Dasar 2013. Jakarta : Kementerian Kesehatan
(10,4%) siswa memiliki aktivitas fisik berat. RI
5. Ada hubungan yang bermakna asupan
energi dengan status gizi berdasarkan IMT/U Baecke et al. 1982. A Short Questionnaire For The
ditandai dengan p-value 0,000 (< 0.005). Measurement OF Habitual Physical Activity In
6. Ada hubungan yang bermakna pengetahuan Epidemiological Studies. USA: Am J Clin Nutr
gizi dengan status gizi berdasarkan IMT/U 36: November 1982, pp 936-942. Dari :
ditandai dengan p-value 0,021 (> 0.005). http//www.ajcn.org. (diakses tanggal 21
7. Ada hubungan yang bermakna aktivitas fisik Januari 2013).
dengan status gizi berdasarkan IMT/U
ditandai dengan p-value 0,001 (< 0.005). Gibney, M. 2007. Gizi Kesehatan Masyarakat.
Jakarta: Penerbit Buku KedokteranEGC.
Saran
Untuk mencegah dan menanggulangi masalah gizi Gibson, R.S. 2005. Principle of Nutritional
yang ada, maka diajukan saran sebagai berikut : Evaluation. 2nd ed. New York :Oxford.
1. Sekolah bekerja sama dengan petugas gizi
Puskesmas menggiatkan kembali monitoring
status gizi siswa untuk memantau
pertumbuhan dan perkembangan status
gizinya. Hal ini dapat dilakukan melalui

31
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4

Hadi, Hamam. 2005. Beban Ganda Masalah Gizi Novitasari. Hubungan Antara Asupan Energi dan
dan Implikasinya terhadap Kebijakan Aktivitas Fisik dengan Status Gizi pada
Pembangunan Kesehatan Masyarakat.Pidato Mahasiswa Akademi Maritim Nasional
Pengukuran Jabatan Guru Besar pada Indonesia. Semarang. Politeknik Kesehatan
Fakultas Kesehatan Masyarakat UGM. Semarang; 2003.

Hudha, 2006. Hubungan antara Pola Makan dan Permaesih, 2003.Statu Gizi Remaja dan Faktor-
Aktivitas Fisik dengan Obesitas pada Remaja Faktor yang Mempengaruhinya.http:
kelas II SMP Theresiana I Yayasan Bernadus digliblitbang Depkes.co.id./diakses pada
Semarang : FT UNNES tanggal 12Desember 2015.

Irianto, K. 2014. Gizi Seimbang Dalam Kesehatan Pudjiadi, S. 2005. Ilmu Gizi Klinis Pada Anak.
Reproduksi. 1st ed. Bandung : Alfabeta. Jakarta: Fakultas Kedokteran Universitas
Indonesia.
Kartosapoetra, M. 2005. Ilmu Gizi: Korelasi Gizi,
Kesehatan, Dan Produktivitas Kerja. Jakarta: Pranadji, 2004. Transformasi Sosio Budaya Dalam
Rineka Cipta. Pembangunan
Pedesaan.Litbang.deptan.go.id, diakses 01
Mardatillah, 2008. Hubungan kebiasaan makan siap April 2016
saji modern (fast food), aktivitas fisik dan
faktor lainnya dengan kejadian gizi lebih pada Rembulan, Febricaulia. 2007. Obesitas Dan
remaja SMA Islam PB Soedirman Tahun 2008. Golongan Darah, Asupan Energi, Karbohidrat,
Skripsi. FKM UI Serta Lemak Di Kota Pekan Baru, Provinsi
Riau Tahun 2007. Skripsi. FKM UI.
Moehji, Sjahmien. 2003. Ilmu Gizi. Penerbit
Britama. Jakarta. Ryde. 2011. “Disordered Eating and Unhealthy
Weight Reduction Practices among
Moreno, L. 2007. “Assessing, Understanding Adolescent Females.” North, Health Sciences,
AndModifying Nutritional Status,Eating Habits and Kings Cross. 756(1996):748–56.
And Physical Activity InEuropean Adolescents:
The Helena (Healthy Lifestyle In Europe By Sayogo, S. 2011. Gizi Remaja Putri. Jakarta: Balai
Nutrition In Adolescence)Study.” PublicHealth Penerbit Fakultas KedokteranUniversitas
Nutrition 11(3):288–99. Indonesia.

Mudanijah, 2010. Pengetahuan Gizi dan Keamanan Simatupang, MR,. 2008. Pengaruh Pola Konsumsi,
Pangan.Tersediadi<http://repositori.usu.ac.id/b Aktivitas Fisik dan Keturunan terhadap
itstream/12/123456789/16935/...../Chapter%20 Kejadian Obesitas pada Siswa Sekolah Dasar
11.pdf>(24 Desember 2013) Swasta di Kecamatan Medan Baru Kota
Medan Tahun 2007. Tesis.SPs USU Medan.
Muktiharti, dkk.2010. Faktor Risiko Kejadian
Obesitas pada Remaja SMA Negeri 2 dan Soediaoetama, Achmad Djaeni. (2010). Ilmu Gizi
SMA Negeri 3 di Kota Pekalongan Tahun Untuk Mahasiswa dan Profesi Jilid 1. PT. Dian
2010. Fakultas Ilmu Kesehatan. Universitas Rakyat, Jakarta
Pekalongan.
Soekirman. 2006. Hidup Sehat Gizi Seimbang
Notoatmodjo, Soekidjo. 2003. Pengetahuan. Dalam Siklus Kehidupan Manusia.Jakarta: PT.
Tersedia di Gramedia Pustaka Utama.
[http://repository.usu.ac.id/bitstream/12345678
9/21533/.../Chapter%20II.pdf].diakses tanggal Soelaryo, dkk.2002. Tumbuh Kembang Anak dan
21 Januari 2013. 2007. Promosi Kesehatan Remaja. CV. Sagung Seto. Jakarta.
dan Ilmu Perilaku. Rineka Cipta: Jakarta.
2010. Pendidikan Dan Perilaku Kesehatan. Suharjo, 2003.Perencanaan Pangan dan Gizi. Bumi
Jakarta: Rineka Cipta. Aksara : Jakarta

32
Jurnal Kesehatan Holistik (The Journal of Holistic Healthcare), Volume 11, No.1, Januari 2017:1-4

Supariasa, 2002.Penilaian Status Gizi.Jakarta :


Penerbit Kedokteran EGC

Suryowati, D.I. 2005. “Pengaruh Status Gizi


Terhadap Prestasi Akademik Siswa Usia 10-
12 Tahun SDN Ngagel.”(thesis).

Tarwoto, Aryani R, Nuraeni A, Miradwiyanti B,


Nurbayani S, dkk. 2010. Kesehatan
Remaja, Problem, dan Solusinya. Salemba
Medika :Jakarta.

WHO. 2013a. Noncommunicable Diseases.


Retrieved
(http://www.who.int/mediacentre/factsheets/fs3
55/en/).

WHO. 2013b. Turning the Tide of Malnutrition :


Responding to The Challange of the 21 Th
Century.

33

Anda mungkin juga menyukai