Anda di halaman 1dari 12

24

JURNAL PRODUKSI TANAMAN VOLUME 1 No.1 MARET-2013

DINAMIKA KEANEKARAGAMAN SPESIES TUMBUHAN PASCA PERTANAMAN


PADI

DYNAMICS OF PLANTS SPECIES DIVERSITY AFTER PADDY CULTIVATION


1*)
Devi Erlinda Mardiyanti , Karuniawan Puji Wicaksono, Medha Baskara
*)
Jurusan Budidaya Pertanian Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya
Jln. Veteran, Malang 65145, Jawa Timur, Indonesia

ABSTRAK ABSTRACT

Penelitian ini mempelajari tingkat This research studying about the level of
keanekaragaman, dominasi, serta pola diversity, dominance, and distribution
sebaran spesies tumbuhan pada ekosistem pattern of plants species on the rice field
sawah, dan mengetahui pengaruh sejarah ecosystem. This research was done on
penggunaan lahan terhadap perubahan March 2012 - July 2012 at Bandung
kondisi ekosistem sawah. Penelitian ini Sekaran Village, Balongpanggang District,
dilaksanakan pada bulan Maret 2012 - Juli Gresik Regency, East Java. The value of
2012 di Desa Bandung Sekaran, Shannon-Wienner’s Index ranges between
Kecamatan Balongpanggang, Kabupaten 2,10 - 3,04, it means that the diversity of
Gresik, Jawa Timur. Hasil penelitian plants belong to medium level. The value of
menunjukkan bahwa Nilai Indeks Shanon- Simpson’s Index ranges between 0,06 -
Wienner berkisar antara 2,10 - 3,04 yang 0,18. It does not occur the dominance of
berarti tingkat keanekaragaman tumbuhan each plants species on the rice field
pada lahan penelitian tergolong dalam ecosystem. The value of Morisita’s index
kategori sedang. Indeks Simpson berkisar ranges between 0,00 - 3,00. Distribution
antara 0,06 - 0,18 yang berarti tidak terjadi pattern of plants on research land I and II
dominasi individu spesies tumbuhan pada are clumped, while land III are uniform.
lahan penelitian. Nilai Indeks Morisita Plants species was found on the research
berkisar antara 0,00-3,00. Pola sebaran land I with the historical land use maize -
tumbuhan di lahan I dan II adalah paddy - fallow are Hedyotis corymbosa L.,
berkelompok, sedangkan lahan III adalah Euphorbia hirta and Leptochloa chinensis;
merata. Spesies tumbuhan yang paling research land II with the historical land use
banyak dijumpai pada lahan penelitian I fallow - paddy - fallow are Mecardonia
(2)
dengan sejarah penggunaan lahan Jagung - procumbens dan Scrophulariaceae ;
Padi - Bera, yaitu Hedyotis corymbosa L., research land III with the historical land use
Euphorbia hirta dan Leptochloa chinensis; mungbean - paddy - fallow are Eclipta
Lahan Penelitian II dengan sejarah prostrata and Ischaemum rugosum.
penggunaan lahan Bera - Padi - Bera
adalah Mecardonia procumbens dan Keywords: rice field ecosystem, historical
(2)
Scrophulariaceae ; Lahan Penelitian III land use, diversity of plants species,
dengan sejarah penggunaan lahan Kacang dominace of plants species
Hijau - Padi - Bera adalah Eclipta prostrata
dan Ischaemum rugosum.

Kata kunci: ekosistem sawah, sejarah


lahan, keanekaragaman spesies tumbuhan,
dominasi spesies tumbuhan
25

Mardiyanti : Dinamika Keanekaragaman Spesies Tumbuhan..........................................................

PENDAHULUAN BAHAN DAN METODE PENELITIAN

Makhluk hidup dari berbagai jenis Penelitian dilaksanakan pada bulan


yang hidup secara alami di suatu tempat Maret 2012 sampai dengan Juli 2012 di
membentuk kumpulan yang di dalamnya Desa Bandung Sekaran, Kecamatan
setiap individu menemukan lingkungan Balongpanggang, Kabupaten Gresik, Jawa
yang dapat memenuhi kebutuhan hidupnya. Timur. Penelitian bersifat kuantitatif dengan
Kelompok yang hidup secara bersama telah metode survey. Pemilihan lokasi dilakukan
menyesuaikan diri dan menghuni suatu pada lahan sawah bera bekas pertanaman
tempat alami disebut komunitas. padi. Menggunakan 3 lokasi ekosistem
Karakteristik komunitas pada suatu sawah dengan asal mula lahan yang
lingkungan adalah keanekaragaman. Makin berbeda. Asal mula lahan dilihat dari pola
beranekaragam komponen biotik, maka tanam yang diterapkan dalam 1 tahun.
makin tinggi keanekaragaman. Sebaliknya Lahan pertama pola tanam yang diterapkan
makin kurang beranekaragaman maka yaitu jagung - padi - bera. Lahan kedua,
dikatakan keanekaragaman rendah (Riberu, pola tanam yang diterapkan yaitu bera -
2002). padi - bera. Sedangkan lahan ketiga, pola
Keanekaragaman tumbuhan tanam yang diterapkan yaitu kacang hijau -
merupakan keanekaragaman spesies padi - bera.
tumbuhan yang menempati suatu Pengambilan sampel berdasarkan
ekosistem. Indonesia kaya akan metode sampling kuadrat dengan petak
keanekaragaman hayati, baik tumbuhan contoh yang disusun secara acak. Terdapat
maupun hewan. Sampai dengan tahun 3 petak contoh pada masing-masing lahan
2010 tercatat 38.000 spesies tumbuhan penelitian. Tumbuhan yang akan muncul
termasuk 27.500 spesies tumbuhan diduga hanya sebatas tumbuhan herba
berbunga (Mashud, 2010). sehingga ukuran petak contoh sebesar 1 m
Sawah merupakan suatu area yang x 1 m. Sesuai dengan pernyataan Oosting,
digunakan manusia sebagai lahan budidaya 1956 dalam Irwanto yang menyarankan
tanaman pangan untuk memenuhi penggunaan kuadrat berukuran 10 x 10 m
kebutuhan hidupnya. Ekosistem sawah untuk lapisan pohon, 4 x 4 m untuk lapisan
cenderung memiliki keanekaragaman yang vegetasi berkayu tingkat bawah
terbatas karena manusia hanya (undergrowth) sampai tinggi 3 m, dan 1 x 1
menginginkan tanaman tertentu saja yang m untuk vegetasi bawah atau herba.
hidup di ekosistem tersebut, sementara Parameter yang digunakan dalam
tanaman lain yang dianggap tidak berguna analisis vegetasi adalah kerapatan,
berusaha dihilangkan. Dengan demikian, frekuensi, dominansi, dan indeks nilai
keanekaragaman tumbuhan pada penting (Soerianegara dan Indrawan, 2005
ekosistem sawah cenderung terbatas dalam Marpaung 2009).
tergantung kegiatan pengelolaan yang Untuk mengetahui tingkat
dilakukan oleh manusia. Sebelum dijadikan keanekaragaman spesies tumbuhan, data
sawah, ekosistem tersebut tentunya dianalisis menggunakan Indeks Shannon-
mempunyai berbagai macam spesies yang Wienner (Prasetyo, 2007):
tumbuh didalamnya. Interaksi maupun
keanekaragaman spesies sangat penting
untuk diamati dalam tujuannya untuk
mengetahui dinamika keanekaragaman
suatu spesies tumbuhan di habitat
alaminya. Dimana:
H’ = Indeks Diversitas Shannon– Wiener
Selain itu, informasi mengenai
keanekaragaman tumbuh-tumbuhan pada pi =
ekosistem sawah sangat diperlukan sebagai Ni = Jumlah nilai penting satu jenis
langkah awal dalam mempelajari kestabilan N = Jumlah nilai penting seluruh jenis
ekosistem. ln = Logaritme natural (bilangan alami)
26

Mardiyanti : Dinamika Keanekaragaman Spesies Tumbuhan..........................................................

Tabel 1 Nilai Tolak Ukur Indeks Keanekaragaman

Nilai tolak ukur Keterangan


H’ < 1,0 Keanekaragaman rendah, miskin, produktivitas sangat rendah sebagai indikasi
adanya tekanan yang berat dan ekosistem tidak stabil
1,0 < H’ < 3,322 Keanekaragaman sedang, produktivitas cukup, kondisi ekosistem cukup
seimbang, tekanan ekologis sedang
H’ > 3,322 Keanekaragaman tinggi, stabilitas ekosistem mantap, produktivitas tinggi,
tahan terhadap tekanan ekologis

Sumber: Fitriana, 2006

Indeks dominasi digunakan untuk independent terhadap tipe-tipe distribusi,


mengetahui kekayaan spesies serta jumlah sampel dan nilai rataannya
keseimbangan jumlah individu setiap spesies (Southwood, 1966 dalam Anonymous,
dalam ekosistem. Jika dominasi lebih 2012). Berapa pun ukuran contohnya, indeks
terkonsentrasi pada satu spesies, nilai Morisita akan memberikan hasil yang relatif
indeks dominasi akan meningkat dan stabil (Pielou, 1969 dalam Anonymous,
sebaliknya jika beberapa jenis mendominasi 2012). Ludwig dan Rehnold, 1984; Krebs,
secara bersama-sama maka nilai indeks 1989 dalam Rani, 2012 menyatakan bahwa
dominasi akan rendah Untuk mengetahui tiga pola dasar spasial yang telah diakui,
dominasi spesies tumbuhan, data dianalisis yaitu acak (random), mengelompok
menggunakan Indeks Simpson (clumped atau aggregated) dan seragam
(Soerianegara dan Indrawan, 2005 dalam atau merata (uniform).

[ ]
Marpaung 2009):
Id=n

Dimana:
Dimana : Id = Indeks dispersi Morisita
C = Indeks dominasi
N = ukuran contoh (jumlah kuadrat)
ni = Nilai penting masing-masing spesies
ke-n ∑x = total dari jumlah individu suatu
N = Total nilai penting dari seluruh spesies oganisme dalam kuadrat (x1 + x2 +…)
2
∑x = total dari kuadrat jumlah individu suatu
2 2
Indeks dominasi berkisar antara 0 - 1. organisme dalam kuadrat ( x1 + x2 +
2
D = 0, berarti tidak terdapat spesies yang x3 + …)
mendominasi spesies lainnya atau struktur
komunitas dalam keadaan stabil. D = 1, Nilai indeks morisita yang diperoleh
berarti terdapat spesies yang mendominasi diinterpretasikan sebagai berikut: Id < 1
spesies lainnya, atau struktur komunitas labil berarti sebaran individu cenderung acak, Id
karena terjadi tekanan ekologis (Odum, 1971 = 1 berarti sebaran individu bersifat merata,
dalam Fachrul et al., 2005). Id > 1 berarti pemencaran individu
Untuk mengetahui pola sebaran cenderung berkelompok (Anonymous, 2012).
spesies tumbuhan, data dianalisis
menggunakan Indeks Morisita. Morisita (Id) HASIL DAN PEMBAHASAN
adalah yang paling sering digunakan untuk
mengukur pola sebaran suatu spesies Perubahan Kondisi Lahan Penelitian
karena hasil perhitungan dari indeks tersebut Sawah merupakan area yang
tidak dipengaruhi oleh perbedaan nilai rataan digunakan petani untuk kegiatan budidaya
dan ukuran unit sampling (Iwao, 2003 dalam tanaman sehingga keanekaragaman
Anonymous, 2012). Indeks Morisita dapat tumbuhan pada ekosistem sawah cenderung
menunjukkan pola sebaran suatu spesies terbatas tergantung kegiatan pengelolaan
dengan sangat baik. Indeks ini bersifat yang dilakukan oleh manusia. Sebelum
27

Mardiyanti : Dinamika Keanekaragaman Spesies Tumbuhan..........................................................

dijadikan sawah, tentunya ekosistem alaminya. Soemarno (2010), menyatakan


tersebut mempunyai berbagai macam bahwa ekosistem sawah secara teoritis
spesies tumbuhan yang tumbuh didalamnya, merupakan ekosistem yang tidak stabil.
sehingga interaksi maupun keanekaragaman Kestabilan ekosistem persawahan tidak
spesies tumbuhan sangat penting untuk hanya ditentukan oleh diversitas struktur
diamati dalam tujuannya untuk mengetahui komunitas, tetapi juga oleh sifat-sifat.
pola pertumbuhan suatu spesies di habitat

Gambar 1 1. Perubahan Kondisi Lahan Penelitian I selama 5 bulan pengamatan mulai Bulan
Maret 2012 s/d Bulan Juli 2012; 2. Perubahan Kondisi Lahan Penelitian II selama 5 bulan
pengamatan mulai Bulan Maret 2012 s/d Bulan Juli 2012; 3. Perubahan Kondisi Lahan
Penelitian III selama 5 bulan pengamatan mulai Bulan Maret 2012 s/d Bulan Juli 2012
28

Mardiyanti : Dinamika Keanekaragaman Spesies Tumbuhan..........................................................

komponen ekosistem, interaksi antar Indeks Nilai Penting (INP) Tumbuhan


komponen, pemilihan vegetasi, serta Pengukuran Indeks Nilai Penting
diversitas spesies. (INP) dilakukan untuk mengetahui dominasi
Penelitian menggunakan 3 lahan spesies di setiap tingkat pertumbuhan
sawah dengan sejarah penggunaan lahan dalam suatu komunitas. Nilai INP yang
yang berbeda-beda dikarenakan selain tinggi dapat menunjukkan suatu
lingkungan, diharapkan sejarah lahan juga penguasaan atau dominasi yang tinggi pula
akan mempengaruhi proses perubahan dan (Saharjo dan Gago, 2011). Terjadi
perkembangan tumbuhan yang dikenal pergeseran dan perbedaan dominasi
dengan istilah suksesi. Hal ini sesuai spesies tumbuhan antara lahan penelitian I,
dengan pernyataan Whitten (1996) dalam II, dan III.
Wicaksono (2006), yang menyatakan
bahwa pada proses suksesi, komposisi Scrophulariaceae
Scrophulariaceae
tumbuhan dan hewan yang hidup dan
menghuni daerah tersebut juga akan
berubah. Kecepatan, arah dan komposisi
suksesi ditentukan oleh spesies yang ada
dan berkembang biak secara cepat setelah
gangguan. Beberapa spesies nantinya akan
muncul dan paling dapat beradaptasi
dengan lingkungan baru, sehingga
mendominasi lingkungan baru tersebut.
Terjadi perubahan kondisi lingkungan 2)
pada lahan penelitian seiring berjalannya Gambar 2 Scrophulariaceae(
waktu. Secara keseluruhan dalam jangka
waktu 5 bulan penelitian, keanekaragaman Kondisi tersebut dimungkinkan
tumbuhan sudah terlihat meskipun hanya disebabkan oleh pengaruh sejarah
terbatas pada tumbuhan herba. Bulan ke-3 penggunaan lahan yang berbeda-beda.
yaitu Bulan Mei merupakan waktu dimana Lahan penelitian I mempunyai sejarah
perkembangan tumbuhan mencapai titik penggunaan lahan jagung - padi - bera.
optimal. Bulan pertama sampai bulan ke-2 Spesies tumbuhan yang mendominasi
masih menunjukkan perkembangan adalah Hedyotis corymbosa L., Leptochloa
tumbuhan. Sementara pada bulan ke-4, chinensis, dan Euphorbia hirta. Lahan
tumbuhan mulai mengering dikarenakan penelitian II mempunyai sejarah
tidak turun hujan. Kondisi demikian berlanjut penggunaan lahan bera - padi - bera.
sampai bulan terakhir pengamatan yaitu Tumbuhan yang mendominasi adalah
(2)
Bulan Juli dimana sebagian besar Scrophulariaceae (Gambar 4) dan
tumbuhan mengering (Gambar 1). Mecardonia procumbens. Sementara itu,
Pertumbuhan dan perkembangan lahan penelitian III mempunyai sejarah
tumbuhan penyusun lahan penelitian II lebih penggunaan lahan kacang hijau - padi -
cepat dibanding tumbuhan penyusun lahan bera. Eclipta prostrata dan Ischaemum
I dan lahan III. Jika dilihat sejarah rugosum merupakan tumbuhan yang
penggunaan lahan sebelum dilakukan terakhir mendominasi di lahan III.
budidaya padi, lahan II sudah diberakan Sejarah penggunaan lahan sangat
terlebih dahulu. Sementara itu, apabila berpengaruh terhadap keanekaragaman
tanah dibiarkan kosong maka akan memicu tumbuhan yang akan menyusun suatu
munculnya tumbuh-tumbuhan alami. lahan pada periode berikutnya. Dari
Dengan demikian ketika lahan diberakan penelitian didapatkan bahwa pada
kembali maka tumbuhan yang awalnya keseluruhan lahan ditemukan beberapa
sudah terdapat di lahan, akan tumbuh spesies tumbuhan yang menunjukkan
dengan cepat dikarenakan benih sudah kesamaan dengan spesies gulma yang
tersebar di tanah. terdapat pada budidaya tanaman
sebelumnya.
29

Mardiyanti : Dinamika Keanekaragaman Spesies Tumbuhan..........................................................

Masing-masing lahan penelitian mendukung untuk pertumbuhan atau


mempunyai kesamaan yaitu pernah dikenal dengan dormansi.
digunakan untuk budidaya padi, namun Keberadaan benih tumbuhan yang
kenyataannya spesies yang ditemukan bertahan hidup di permukaan tanah dan di
berbeda-beda. Berdasarkan hasil tersebut dalam tanah merupakan cadangan biji
dapat disimpulkan bahwa penggunaan tumbuhan (seed bank) yang potensial untuk
lahan sebelum budidaya padi sangat kembali tumbuh. Benih tumbuhan terdiri dari
berpengaruh terhadap kemunculan biji baru yang dihasilkan tumbuhan yang
tumbuhan setelah lahan diberakan. Adanya jatuh ke permukaan tanah atau benih
tumbuhan baru pada masing - masing lahan tumbuhan lama yang berada di dalam tanah
penelitian dimungkinkan karena seed bank dan mampu bertahan beberapa tahun.
yang sudah tersebar di lahan tersebut. Keberadaan benih tumbuhan tersebut
Pada awalnya benih tumbuhan tersebut merupakan indikator populasi tumbuhan
memang sudah tersimpan di dalam tanah, diwaktu lampau dan sekarang (Efendi dan
sehingga benih tersebut akan kembali Suwardi, 2009).
tumbuh ketika kondisi lingkungan

INDEKS NILAI PENTING (INP) TUMBUHAN PADA LAHAN I

Oryza sativa
1,20 Phyllanthus spp.
Mecardonia procumbens
Ammannia baccifera
Hedyotis corymbosa
1,00 Lindernia viscosa
Ageratum conyzoides
Typhonium flagelliforme
Indeks Nilai Penting (INP)

Cyanotis axillaris
0,80 Euphorbia hirta
Emilia sonchifolia
Ludwigia sp.
Scrophulariaceae (1)
Scrophulariaceae (2)
0,60 Axonopus compressus
Sonchus oleraceus
Cyperus iria
Leptochloa chinensis
0,40 Fimbristylis miliacea
Lindernia ciliata
Lindernia dubia
Lindernia crustacea
0,20 Digitaria ciliaris
Cyperus difformis
Eclipta prostrata
Chromolaena odorata
0,00 Sporobolus indicus
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19

Pengamatan ke-

Gambar 3 Grafik Indeks Nilai Penting (INP) Spesies Tumbuhan Penyusun Lahan
Penelitian I
30

Mardiyanti : Dinamika Keanekaragaman Spesies Tumbuhan..........................................................

INDEKS NILAI PENTING (INP) TUMBUHAN PADA LAHAN II


0,60
Oryza sativa
Poaceae (1)
Cyperus iria
0,50 Mecardonia procumbens
Ageratum conyzoides
Cayratia trifolia
Cyperus difformis
Lindernia viscosa
Indeks Nilai Penting (INP)

0,40 Ammannia baccifera


Lindernia antipoda
Scrophulariaceae (2)
Kyllinga nemoralis
Fimbristylis miliacea
0,30 Echinochloa colona
Typhonium flagelliforme
Digitaria ciliaris
Eragrostis tenella
Phyllanthus spp.
0,20 Hedyotis corymbosa
Lindernia dubia
Leucaena leucocephala
Euphorbia hirta
Portulaca oleracea
0,10 Scrophulariaceae (1)
Spigelia anthelmia
Sporobolus indicus
Leptochloa chinensis
Urtica grandidentata
0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Pengamatan ke-

Gambar 4 Grafik Indeks Nilai Penting (INP) Spesies Tumbuhan Penyusun Lahan Penelitian II

INDEKS NILAI PENTING (INP) SPESIES TUMBUHAN PADA LAHAN III


1,00

0,90 Oryza sativa


Ischaemum rugosum
Ageratum conyzoides
0,80
Phyllanthus spp.
Indeks Nilai Penting (INP)

Eclipta prostrata
0,70 Mecardonia procumbens
Lindernia viscosa
0,60 Typhonium flagelliforme
Hedyotis corymbosa
Echinochloa colona
0,50
Cyanthillium cinereum
Scrophulariaceae (1)
0,40 Spigelia anthelmia
Euphorbia hirta
0,30 Digitaria ciliaris
Cyperus difformis
0,20 Ammannia baccifera
Cyperus iria
Lindernia crustacea
0,10

0,00
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 11 12 13 14 15 16 17 18 19
Pengamatan ke-

Gambar 5 Grafik Indeks Nilai Penting (INP) Spesies Tumbuhan Penyusun Lahan
Penelitian III
31

Mardiyanti : Dinamika Keanekaragaman Spesies Tumbuhan..........................................................

Indeks Dominasi Simpson (C) dan Indeks lahan oleh tumbuhan binneal. Tumbuhan
Keanekaragaman Shannon-Wiener (H’) tersebut membutuh-kan waktu 2 musim
Total spesies tumbuhan yang dalam menyelesaikan siklus hidupnya.
ditemukan dari keseluruhan lahan adalah Pada akhirnya keanekaragaman
39 spesies. Dari jumlah tersebut, lahan ditunjukkan oleh tumbuhan perennial.
penelitian I tersusun atas 27 spesies Tumbuhan tersebut merupakan tumbuhan
tumbuhan, lahan penelitian II tersusun atas yang mampu tumbuh terus menerus selama
28 spesies tumbuhan, dan lahan penelitian lebih dari 2 musim dari sistem perakaran
III tersusun atas 19 spesies tumbuhan. yang sama (Sebayang, 2010).
Keanekaragaman spesies menyata- Berdasarkan hasil analisis data
kan suatu ukuran yang menggambarkan menunjukkan bahwa nilai Indeks Dominasi
variasi spesies tumbuhan dari suatu Simpson (C) pada lahan penelitian berkisar
komunitas (Susantyo, 2011). Sementara itu, antara 0,06 - 0,18. Meskipun jika dilihat dari
Indeks dominasi digunakan untuk INP tumbuhan pada masing-masing lahan
mengetahui kekayaan spesies serta didapatkan bahwa adanya penguasaan
keseimbangan jumlah individu setiap lahan atau dominasi oleh spesies tumbuhan
spesies dalam ekosistem (Soerianegara tertentu, akan tetapi dominasi tersebut tidak
dan Indrawan, 2005 dalam Marpaung, berpengaruh terhadap tumbuhan lain. Hal
2009. Indeks Shannon-Wiener dan Indeks tersebut dibuktikan dari hasil analisis data
Simpson tidak menilai keanekaragaman Indeks Simpson yang menunjukkan bahwa
dan dominasi dari segi masing-masing tidak terjadi dominasi spesies tumbuhan
spesies tumbuhan, melainkan menilai tertentu dalam ekosistem, baik lahan I, II,
tingkat keanekaragaman dan dominasi maupun lahan III. Keadaan demikian
tumbuhan dari segi kondisi lahan. menandakan bahwa struktur komunitas
Berdasarkan hasil penelitian menunjukkan dalam keadaan stabil. Menurut sumitro
bahwa nilai Indeks Keanekaragaman (1985) dalam Ariani (2004), menyatakan
Shannon-Wiener (H’) spesies tumbuhan bahwa makin stabil suatu ekosistem akan
penyusun pada lahan penelitian rata-rata semakin banyak didapatkan
berkisar antara 2,10 - 3,04. Dari nilai keanekaragaman spesies, baik spesies
tersebut berarti ekosistem sawah pada yang umum maupun yang jarang dijumpai
penelitian mempunyai keanekaragaman sebagai akibat penyesuaian terhadap
yang termasuk dalam kategori sedang. keadaan lingkungannya. Tidak terjadi
Kondisi demikian menunjukkan bahwa perbedaan dominasi spesies tumbuhan
ekosistem dalam keadaan cukup seimbang. antara lahan I, II, dan III berarti spesies
Nilai 1,0 < H’ < 3,322 berarti tumbuhan penyusun lahan memiliki
keanekaragaman sedang, produktivitas kemampuan adaptasi dan bertahan hidup
cukup, kondisi ekosistem cukup seimbang, yang relatif sama.
dan tekanan ekologis sedang (Fitriana, Indeks Sebaran Morisita (Id)
2006). Nilai Id di keseluruhan lahan berkisar
Secara keseluruhan terjadi antara 0,00 - 3,00. Dari hasil analisis
penurunan keanekaragaman tumbuhan tersebut didapatkan bahwa terjadi variasi
pada suatu waktu dikarenakan masing- pola sebaran tumbuhan di lahan I, II, dan III.
masing tumbuhan membutuhkan waktu Pola sebaran tumbuhan penyusun lahan I
yang berbeda-beda dalam menyelesaikan dan II cenderung berkelompok. Akan tetapi
masa hidupnya. Keanekaragaman awal terdapat perbedaan dominasi tumbuhan
ditunjuk-kan oleh tumbuhan annual. yang menunjukkan pola sebaran tersebut.
Tumbuhan annual hanya membutuhkan Pola sebaran tumbuhan di Lahan I
waktu 1 tahun / musim dalam didominasi oleh famili Scrophulariaceae
menyelesaikan siklus hidupnya. Tumbuhan (Tabel 2), sedangkan Lahan II didominasi
ini mampu tumbuh sangat cepat dan oleh tumbuhan dari famili Poaceae dan
menghasilkan biji dalam periode yang amat Cyperaceae (Tabel 3). Sementara itu,
singkat. Selanjutnya terjadi pergeseran tumbuhan penyusun lahan III cenderung
keanekara-gaman tumbuhan penyusun mempunyai pola sebaran merata. Pola
32

Mardiyanti : Dinamika Keanekaragaman Spesies Tumbuhan..........................................................

sebaran tumbuhan tersebut didominasi oleh Pola sebaran tumbuhan juga


famili Poaceae, Euphorbiaceae, dan dipengaruhi oleh pola pertumbuhan dan
Asteraceae (Tabel 4). Menurut Riswanto cara perkembangbiakan masing-masing
(2011), menyatakan bahwa persebaran spesies tumbuhan. Pola pertumbuhan yang
setiap jenis tumbuhan yang menyusun flora mem-bentuk rumpun dan cara
dipengaruhi oleh sejarah tumbuhan masa perkembangbiakan yang berupa stolon
lalu atau masa kini. Kemampuan menyebabkan tumbuhan cenderung
berimigrasi sangat tergantung pada efisien mempunyai pola sebaran yang
pemencaran tumbuhan dan daya berkelompok. Pola pertumbuhan tidak
penyesuaian terhadap lingkungan tempat membentuk sebuah rumpun dan tumbuhan
tumbuhan hidup (adaptasi) secara fisiologi. ringan menyebabkan pola sebaran
Setiap jenis tumbuhan yang berbeda pada cenderung acak dikarenakan biji mudah
umumnya mempunyai daerah persebaran tersebar melalui perantara air, angin,
yang berbeda-beda pula. binatang, maupun manusia.

Tabel 2 Nilai Indeks Morisita pada Lahan I

Bulan Juli
No. Nama Tumbuhan
Id Pola Penyebaran
1 Oryza sativa L. 1.50 berkelompok
2 Phyllanthus spp. 0.71 merata
3 Mecardonia procumbens 1.50 berkelompok
4 Ammannia baccifera - -
5 Hedyotis corymbosa L. 0.98 merata
6 Lindernia viscosa - -
7 Ageratum conyzoides L. 1.00 merata
8 Typhonium flagelliforme 0.00 acak
9 Cyanotis axillaris 0.00 acak
10 Euphorbia hirta L. 1.17 merata
11 Emilia sonchifolia L. 1.68 berkelompok
12 Ludwigia sp. - -
(1)
13 Scrophulariaceae 1.77 berkelompok
(2)
14 Scrophulariaceae 1.62 berkelompok
15 Axonopus compressus 0.00 acak
16 Sonchus oleraceus L. 2.14 berkelompok
17 Cyperus iria - -
18 Leptochloa chinensis L. 1.26 merata
19 Fimbristylis miliacea 1.80 berkelompok
20 Lindernia ciliata 3.00 berkelompok
21 Lindernia dubia 3.00 berkelompok
22 Lindernia crustacea 0.00 acak
23 Digitaria ciliaris 1.75 berkelompok
24 Cyperus difformis 3.00 berkelompok
25 Eclipta prostrata 0.00 acak
26 Chromolaena odorata 0.00 acak
27 Sporobolus indicus L. 0.00 acak

Keterangan: Id = Indeks Sebaran Morisita


33

Mardiyanti : Dinamika Keanekaragaman Spesies Tumbuhan..........................................................

Tabel 3 Nilai Indeks Morisita pada Lahan II

Bulan Juli
No. Nama Tumbuhan
Id Pola Sebaran
1 Oryza sativa L. - -
(1)
2 Poaceae 0.00 acak
3 Cyperus iria 3.00 berkelompok
4 Mecardonia procumbens 1.11 merata
5 Ageratum conyzoides L. 3.00 berkelompok
6 Cayratia trifolia 1.00 merata
7 Cyperus difformis - -
8 Lindernia viscosa - -
9 Ammannia baccifera 3.00 berkelompok
10 Lindernia antipoda 1.12 merata
(2)
11 Scrophulariaceae 2.96 berkelompok
12 Kyllinga nemoralis 2.33 berkelompok
13 Fimbristylis miliacea - -
14 Echinochloa colona L. 1.20 merata
15 Typhonium flagelliforme - -
16 Digitaria ciliaris 3.00 berkelompok
17 Eragrostis tenella 3.00 berkelompok
18 Phyllanthus spp. 1.00 merata
19 Hedyotis corymbosa L. 1.15 merata
20 Lindernia dubia - -
21 Leucaena leucocephala - -
22 Euphorbia hirta 2.45 berkelompok
23 Portulaca oleracea L. 3.00 berkelompok
(1)
24 Scrophulariaceae 0.00 tidak ada
25 Spigelia anthelmia 0.00 acak
26 Sporobolus indicus L. 1.23 merata
27 Leptochloa chinensis - -
28 Urtica grandidentata 0.00 acak

Keterangan: Id = Indeks Sebaran Morisita

Menurut Djufri (2002), menyatakan Spesies kelompok non-rumpun mempunyai


bahwa spesies tumbuhan yang termasuk kecenderungan pola distribusi acak lebih
dalam kelompok rumpun mempunyai besar daripada pola distribusi teratur dan
kecenderungan pola distribusi mengelompok, sedangkan pola distribusi
mengelompok lebih besar dibandingkan acak dengan teratur relatif sama. Kondisi
dengan pola distribusi teratur dan acak, demikian dikarenakan kelompok non-
sedangkan pola distribusi teratur dengan rumpun pada umumnya mempunyai nilai
acak relatif sama. Kondisi demikian kerapatan sangat tinggi, namun tidak
dikarenakan kelompok rumpun mempunyai didukung oleh jumlah individu yang banyak
jumlah individu relatif banyak pada setiap pada setiap individu tumbuhan. Selain itu,
individu tumbuhan. biji yang tersebar tidak harus tumbuh
Cara perkembangbiakan tumbuhan berdekatan dengan induknya, karena
tersebut secara rimpang dan stolon penyebarannya dipengaruhi oleh faktor luar,
sehingga menghasilkan anakan vegetatif misalnya angin atau dibawa oleh hewan
yang masih dekat dengan induknya. tertentu.
34

Mardiyanti : Dinamika Keanekaragaman Spesies Tumbuhan..........................................................

Tabel 4 Nilai Indeks Morisita pada Lahan III

Bulan Juli
No. Nama Tumbuhan
Id Pola Sebaran
1 Oryza sativa L. - -
2 Ischaemum rugosum 1.19 merata
3 Ageratum conyzoides L. 1.00 merata
4 Phyllanthus spp. 1.41 merata
5 Eclipta prostrata 1.46 merata
6 Mecardonia procumbens 1.50 berkelompok
7 Lindernia viscosa - -
8 Typhonium flagelliforme - -
9 Hedyotis corymbosa L. 0.97 merata
10 Echinochloa colona L. 1.08 merata
11 Cyanthillium cinereum 0.00 acak
(1)
12 Scrophulariaceae 1.54 berkelompok
13 Spigelia anthelmia 1.49 merata
14 Euphorbia hirta L. 0.98 merata
15 Digitaria ciliaris 1.83 berkelompok
16 Cyperus difformis - -
17 Ammannia baccifera - -
18 Cyperus iria - -
19 Lindernia crustacea 0.00 acak
Keterangan: Id = Indeks Sebaran Morisita

KESIMPULAN DAFTAR PUSTAKA

Nilai Indeks Shanon-Wienner berkisar Anonymous. 2012. Pola Sebaran Spasial.


antara 2,10 - 3,04 yang berarti tingkat Institut Pertanian Bogor. Jawa Barat
keanekaragaman tumbuhan dari ketiga Ariani. S. R. 2004. Studi Keanekaragaman
lahan penelitian tergolong dalam kategori dan Kelimpahan Gastropoda di
sedang. Indeks Simpson berkisar antara Suaka Margasatwa Pulau Rambut,
0,06 - 0,18 menyatakan bahwa tidak terjadi DKI Jakarta. Skripsi. Departemen
dominasi individu spesies tumbuhan pada Konservasi Sumberdaya Hutan.
lahan penelitian. Nilai Indeks Morisita Fakultas Kehutanan. Institut
berkisar antara 0,00-3,00. Pola sebaran Pertanian Bogor. Jawa Barat
tumbuhan di lahan I dan II adalah Djufri. 2002. Penentuan Pola Distribusi,
berkelompok, sedangkan lahan III adalah Asosiasi, dan Interaksi Spesies
merata. Lahan Penelitian I dengan sejarah Tumbuhan Khususnya Padang
penggunaan lahan Jagung - Padi - Bera, Rumput di Taman Nasional Baluran,
spesies tumbuhan yang paling banyak Jawa Timur. Biodiversitas 3(1):181-
dijumpai yaitu Hedyotis corymbosa L., 188
Euphorbia hirta dan Leptochloa chinensis. Efendi, R. dan Suwardi. 2009.
Lahan Penelitian II dengan sejarah Mempertahankan dan Meningkatkan
penggunaan lahan Bera - Padi - Bera, Produktivitas Lahan Kering dan
tumbuhan yang paling banyak dijumpai yaitu Produksi Jagung dengan Sistem
(3) (1)
Scrophulariaceae dan Scrophulariaceae . Penyiapan Lahan Konservasi.
Lahan Penelitian III dengan sejarah Prosiding Seminar Nasional Serealia.
penggunaan lahan Kacang Hijau - Padi - Balai Penelitian Tanaman Serealia
Bera, spesies yang paling banyak dijumpai Fachrul, M.,F. dan Listari, C. S. 2005.
yaitu Eclipta prostrata dan Ischaemum Komunitas Fitoplankton Sebagai Bio-
rugosum. Indikator Kualitas Perairan Teluk
35

Mardiyanti : Dinamika Keanekaragaman Spesies Tumbuhan..........................................................

Jakarta. Seminar Nasional MIPA Riswanto, Igar. 2011. Laporan Praktikum


2005. Universitas Indonesia. Depok. Organisme Pengganggu Tumbuhan
Fitriana, Y. R. 2006. Keanekaragaman dan (Identifikasi dan Analisis Vegetasi
Kemelimpahan Makrozoo-bentos di Gulma). Agroekoteknologi. Fakultas
Hutan Mangrove Hasil Rehabilitasi Pertanian. Universitas Jenderal
Taman Hutan Raya Ngurah Rai Bali. Soedirman. Purwokerto
Biodiversitas 7(1):67-72. Saharjo, B. H. and C. Gago. 2011. Suksesi
Irwanto. 2012. Metode Survey Vegetasi Alami Paska Kebakaran pada Hutan
http://www.irwantoshut.net/analisis_ve Sekunder di Desa Fatuquero,
getasi_Teknik_Analisis_Vegetasi.html. Kecamatan Railaco, Kabupaten
Diakses tanggal 17 April 2012 Ermera-Timor Leste. Dalam Jurnal
Marpaung, A. 2009. Apa dan Bagaimana Silvikultur Tropika 02 (01): 40-45.
Mempelajari Analisa Vegetasi. Sebayang, H.T. 2010. Ilmu Gulma. Program
http://boy Pascasarjana. Universitas Brawijaya.
marpaung.wordpress.com/2009/04/20/ Malang
apa-dan-bagaimana-mempelajari- Soemarno. 2010. Ekosistem Sawah. http://
analisa-vegetasi/ marno.Lecture.ub.ac.id/files/2011/12/e
Diakses tanggal 17 April 2012 kosistem-sawah.pdf. Diakses tanggal
Mashud. 2010. Keanekaragaman Hayati 17 April 2012
Sektor Kehutanan. http://www.dephut. Susantyo, J.M. 2011. Inventarisasi
go.id/index.php?q=id/node/6401 keanekaragaman Jenis Tumbuhan Di
Diakses tanggal 17 April 2012 Kawasan Taman Nasional Gunung
Prasetyo, B. 2007. Keanekaragaman Merapi. Skripsi. Departemen
Tanaman Buah di Pekarangan Desa Konservasi Sumber-daya Hutan dan
Jabon Mekar, Kecamatan Parung, Ekowisata. Fakultas Kehutanan. IPB
Bogor. Biodiversitas 8(1):44-46 Wicaksono, K. P. 2006. Analisis Rona
Riberu, P. 2002. Pembelajaran Ekologi. Agroekosistem Pengembangan
Jurnal Pendidikan Penabur 1(1):130- Daerah Irigasi Mbay Kabupaten
132 Bajawa, Flores, Nusa Tenggara Timur.
Jurnal Habitat 17(1):63

Anda mungkin juga menyukai