Pengukuran Kebisingan
Pengukuran Kebisingan
Daftar Isi:
• 1. Alat yang Dipakai dalam Pengukuran dan Analisa
o 1.1 Meteran tingkat kebisingan
(1) Tipe-tipe meteran tingkat kebisingan
(2) Prinsip Dasar dari meteran tingkat Kebisingan
(3) Penyetelan meteran tingkat kebisingan
(4) Kalibrasi
o 1.2 Perekam Tingkat
(1) Penyetelan
(2) Kalibrasi
o 1.3 Perekam audio
(1) Perekam Digital
(2) Perekam Analog
o 1.4 Alat analisa Frekwensi
• 2. Kombinasi-kombinasi Peralatan Pengukuran
o 2.1 Perekaman tingkat tekanan suara berbobot A di Lapangan
(1) Menggunakan hanya meteran tingkat kebisingan dan
mengambil bacaan jarum
(2) Menggunakan Meteran yang Memadukan dan memukul-
ratakan Tingkat Suara dan yang menayangkan LAeq dan LAN di
lapangan
(3) Merekam tingkat tekanan suara berbobot A pada perekam
tingkat
o 2.2 Membuat perekaman Audio dari tingkat tekanan suara berbobot
• 3. Metode Pengukuran Kebisingan Yang Diatur oleh Hukum Jepang
o 3.1 Peraturan-peraturan
(1) Peraturan-peraturan tentang Pabrik-pabrik dan Halaman-
halaman Kerja
(2) Peraturan-peraturan di Tempat-tempat Konstruksi
o 3.2 Metode Pengukuran dalam Kaitannya dengan Standard-standard
Pengaturan
(1) Menentukan Nyaringnya Kebisingan
(2) Posisi Pengukuran (JIS Z8731 [ISO1996-1.2])
• 4. Rencana-rencana Pengukuran Kebisingan
o 4.1 Merumuskan Rencana-rencana Pengukuran
(1) Pokok-pokok Pengukuran Utama
(2) Studi-studi pendahuluan
(3) Perencanaan Pengukuran
o 4.2 Persiapan-persiapan Pengukuran
(1) Peralatan Pengukuran
(2) Dokumen-dokumen
(3) Lain-lain
o 4.3 Tindakan pencegahan dalam Pengukuran
(1) Catat Sebelum Pengukuran
(2) Pengaruh Angin
(3) Tempat Pengukuran
(4) Periode Pengukuran
(5) Mengatur Lingkup
(6) Pelihara Catatan-catatan selama Pengukuran
(7) Instruksi kepada Orang-orang lain
(8) Catatan-catatan Titik Pengukuran
(9) Komunikasi selama Pengukuran
• 5. Prosedur untuk Mengukur Kebisingan Pabrik atau Tempat Usaha untuk
Memberikan Bimbingan tentang Peraturan-peraturan atau Langkah-langkah
Penanggulangan
Ada dua tipe meteran tingkat kebisingan: tipe biasa dan tipe presisi. Standard-standard
dispesifikasikan untuk keduanya, masing-masing JIS C1502 (IEC 60651) dan JIS C1505
(IEC 60804). Perbedaan-perbedaan antara keduanya tercantum dalam Tabel 1. Untuk
pengukuran kebisingan pada umumnya, tipe biasa dipakai, sedangkan tipe presisi dipakai
bila akurasi diperlukan.
Prinsip dasar dari meteran tingkat kebisingan tampak pada Gb. 1. Perubahan-perubahan
sangat kecil dalam tekanan suara dijabarkan menjadi sinyal-sinyal listrik oleh mikrofon.
Sebanding dengan tekanan suara, sinyal-sinyal listrik lewat melalui rangkaian
kompensasi frekwensi dan suatu rangkaian deteksi RMS (root mean square), dan
akhirnya ditunjukkan pada meteran dalam dB.
(4) Kalibrasi
Suatu perekam tingkat adalah instrumen pengukuran analog yang merekam sinyal output
dari meteran tingkat kebisingan atau alat lain pada kertas perekam dengan menggunakan
tingkat tekanan suara berbobot A (dB) untuk sumbu vertikal dan waktu untuk sumbu
horisontal. Di Jepang, alat-alat perekam terspesifikasi dalam JIS C1512.
Pada umumnya, sinyal-sinyal dari meteran tingkat kebisingan merupakan input dari
terminal masukan AC. Karena itu, perlu untuk menyetel karakteristik pemukul-rataan
waktu (karakteristik F atau S) dari perekam tingkat (Gb. 1). Dalam hal ini, juga perlu
untuk menyesuaikan skala penuh dari perekam tingkat pada skala dari meteran tingkat
kebisingan. Dan, kecepatan penyodoran kertas (biasanya 1mm/detik atau 3 mm/detik
sudah cukup) juga harus disetel. Ketika pengukuran dimulai, petugas mencatat waktu
perekaman, lokasi, skala penuh dan informasi lainnya pada kertas perekam.
(2) Kalibrasi
Bila perekam tingkat dihubungkan dengan meteran tingkat kebisingan, dia harus
dikalibrasikan. Kalibrasi dilakukan dengan dengan memasukkan suara sinyal kalibrasi
dari kalibrator atau pistonphon, dan menyetel posisi pena sehingga dia menunjukkan titik
6 dB kurang dari skala penuh perekam, dengan menggunakan penyetel perekam.
Karena sinyal-sinyal dari meteran tingkat kebisingan adalah input ke dalam perekam
sebagaimana sinyal-sinyal listrik yang sebanding dengan intensitas dari tingkat tekanan
suara, perlulah untuk menyetel tegangan input maksimum. Perlu hati-hti di sini karena
tegangan input dari meteran tingkat kebisingan akan berbeda menurut tipe meteran
tingkat kebisingan. Contoh, misalnya perekam digital memungkinkan tegangan input
maksimum 1, 2, 5 atau 10 V. Bila meteran tingkat kebisingan yang dihubungkan dengan
perekam mempunyai tegangan output maksimum 4 V (hati-hati karena meteran-meteran
tingkat kebisingan memberikan kelonggaran di atas skala penuh), maka penyetelan
tegangan input maksimum sampai 5 V akan memungkinkan semua data terekam. Lagi
pula, akan perlu untuk menyetel kecepatan pita dan, bila terdapat banyak colokan input,
maka channel input perlu disetel pula.
Sebelum pengukuran, rekamlah suara sinyal kalibrasi selama 30 detik atau lebih. Lalu,
pada awal pengukuran, sesuaikan lingkup tingkat dari meteran tingkat kebisingan
terhadap suara sasaran. Pada tahap ini, rekamlah pula skala penuh dari meteran tingkat
kebisingan dengan kertas perekam atau pengumuman bersama, dengan informasi terkait
seperti waktu perekaman dan lokasi. Dalam menganalisa data, ambillah suara sinyal
kalibrasi yang terekam sebanyak 6 dB kurang dari skala penuh dari meteran tingkat
kebisingan. Juga, pengukuran-pengukuran biasanya dilakukan tanpa kompensasi
frekwensi dari meteran tingkat kebisingan, karena itu setel perekam pada karakteristik
datar atau linier.
Dalam menggunakan perekam audio, yang paling perlu adalah menyetel tingkat
perekaman pada tingkat yang cocok. Dengan menyetel tingkat perekaman, sesuaikan
sinyal maksimum (tekanan suara) yang diijinkan oleh meteran tingkat kebisingan dengan
tingkat perekaman dari perekam audio. Contoh, misalkan meteran tingkat kebisingan
memungkinkan tekanan suara seketika melebihi skala penuh dengan 13 dB (tingkat itu
dapat terukur). Ketika menggunakan perekam ini, setel tingkat perekaman sehingga
tingkat input dari perekam analog terindikasikan sebagai -13 dB tatkala suatu sinyal yang
sepadan dengan skala penuh dari meteran tingkat kebisingan dimasukkan.
Rekamlah suara sinyal kalibrasi selama 30 detik atau lebih. Setelah merekam sinyal
kalibrasi, hendaknya sangat hati-hati untuk tidak menekan tombol penyesuaian tingkat
dari perekam. Ketika mulai mengukur, sesuaikan lingkup tingkat dari meteran tingkat
kebisingan dengan suara target. Pada saat ini, pastikan untuk merekam skala penuh dari
meteran tingkat kebisingan. Dalam menganalisa data, ambillah suara sinyal kalibrasi
terekam sebesar 6 dB lebih rendah dari skala penuh dari meteran tingkat kebisingan.
Juga, pengukuran-pengukuran dengan perekam audio biasanya dilakukan tanpa
kompensasi frekwensi dari meteran tingkat kebisingan, maka itu setel perekam pada
karakteristik datar atau linier.
1.4 Alat analisa Frekwensi
Ketika meng-investigasi langkah-langkah pengedapan suara, informasi tingkat tekanan
suara berbobot A saja tidak cukup. Perlu untuk meng-identifikasikan karakteristik-
karakteristik suara dengan analisa frekwensi.
Untuk kebisingan pabrik, tingkat tekanan suara dianalisa dengan ben oktaf, tetapi tingkat
tekanan suara diukur setiap 1/3 ben oktaf apabila analisa terinci diperlukan. Lagi pula,
bila resolusi frekwensi dibutuhkan, maka diperlukan alat analisa FFT (Fast Fourier
Transform).
2. Kombinasi-kombinasi Peralatan
Pengukuran
Dalam pengukuran kebisingan, peralatan pengukuran diatur menurut tujuan. Tergantung
pada kombinasi peralatan, penyetelan untuk karakteristik bercirikan pengukuran
frekwensi, karakteristik pemukul-rataan waktu dsb, akan berbeda, karena itu hendaknya
hati-hati bila melakukan penyetelan peralatan.
Pengaturan ini dapat dipakai untuk mengukur kebisingan lalu lintas mobil. Gunakan fitur
jedah dari meteran tingkat kebisingan untuk menghilangkan suara-suara yang menyela.
Meteran tingkat kebisingan yang mutakhir tersedia dengan fitur hapus-kembali yang
menghilangkan data 3 -5 detik terakhir. Jika menggunakan tipe meteran tingkat
kebisingan, seperti ini gunakan fitur ini.
Cara ini menghubungkan meteran tingkat kebisingan dan perekam tingkat, dan merekam
tingkat tekanan suara berbobot A pada kertas perekam.
Titik pengukuran di tentukan pada garis tanah milik dari pabrik atau halaman kerja.
Tetapi, bila lokasi ini dipandang tak mencukupi untuk pengukuran, pengukuran dapat
dilakukan dari titik sembarangan di luar garis tanah milik. Karakteristik pengukur
frekwensi adalah karakteristik A, sedangkan karakteristik pemukul-rataan waktu adalah
karakteristik F (Cepat). Metode pengukuran lainnya adalah seperti dirinci dalam JIS
Z8731 (ISO1996-1.2).
Titik pengukuran di tentukan pada garis batas tanah dari suatu tempat kerja konstruksi.
Karakteristik pengukur frekwensi adalah karakteristik A, sedangkan karakteristik
pemukul-rataan waktu adalah karakteristik F (Cepat). Metode pengukuran lainnya adalah
seperti dirinci dalam JIS Z8731 (ISO1996-1.2).
Rencana-rencana Pengukuran
Kebisingan
4.1 Merumuskan Rencana-rencana Pengukuran
(1) Pokok-pokok Pengukuran Utama
Ada dua pokok-pokok penting bila mengukur kebisingan: tingkat tekanan suara berbobot
A yang kemudian dibandingkan dengan nilai referensi dan kebisingan itu sendiri karena
frekwensi harus dianalisa untuk merumuskan langkah-langkah pencegahan terhadap
kebisingan.
Waktu memilih alat-alat pengukuran, perlu untuk mengingat tujuan dari hasil-hasil
pengukuran. Terutama, bila pengukuran adalah bagian dari investigasi untuk langkah-
langkah penanggulangan, maka perlu mengadakan pengukuran-pengukuran pada titik-
titik di mana suara-suara mudah bocor seperti jendela-jendela, pintu-pintu, kipas angin,
dsb.
Buatlah daftar dari peralatan yang diperlukan dan terlebih dahulu periksalah batere,
operasi dan aspek-aspek lain dari peralatan. Juga sediakan kabel-kabel power yang
diperlukan, kertas perekam pengganti, pena-pena, batere-batere dan perbekalan-
perbekalan lain, dan peralatan penting apa saja seperti tripod-trpod, takaran-takaran, alat
ukur waktu, kamera-kamera, alat-alat tulis, catatan lapangan, transceivers, dsb.
(2) Dokumen-dokumen
Untuk merekam titik-titik pengukuran dan informasi lain di lapangan, siapkan dokumen-
dokumen lapangan atas dasar peta-peta lingkungan sekitarnya, dsb.
(3) Lain-lain
Catat tanggal dan waktu pengukuran, lokasi, kondisi cuaca, nama-nama personil, tinggi
mikrofon, lingkup pengukuran, kompensasi frekwensi dari meteran tingkat kebisingan,
kecepatan pencatuan kertas dari perekam tingkat, model peralatan dan pabrik peralatan.
Waktu mengukur kebisingan di luar rumah, pasanglah layar pencegah angin pada
mikrofon dari meteran tingkat kebisingan.
Pilihlah lokasi yang tidak dipengaruhi oleh suara yang tidak bergema atau yang
terpengaruhi oleh medan magnetik, getaran-getaran, atau suhu ekstrim atau kelembaban.
Pilihlah waktu yang kebisingan latar belakangnya stabil dan tidak ada sumber-sumber
lainnya yang mempengaruhi pengukuran-pengukuran. Di mana sumber masalah stabil,
kebutuhan pengukuran hanya perlu berlangsung 2 - 3 menit. Tetapi, jika tingkat tekanan
suara berbobot A sangat berfluktuasi, ukurlah selama 250 detik atau lebih. Apabila ada
kebisingan latar belakang dari lalu lintas mobil atau sumber lain, ukurlah untuk waktu
yang disebutkan sebelumnya dalam periode di mana efek-efek tsb tidak kelihatan dengan
jelas. Terutama bila sedang merekam, makin lama perekamannya, makin baik
Dapatkan ide tentang tingkat tekanan suara berbobot A sebelum pengukuran, kemudian
setel skala penuh dengan kelonggaran tertentu yang bertanggung jawab atas waktu
pengukuran penuh.
Dengan sinyal-sinyal kejutan, puncak bentuk gelombang dapat keluar dari skala
meskipun pembacaan jarum (nilai yang terukur) mungkin tidak, oleh karena itu perlu
mengawasi lampu pengingat kelebihan beban yang menyala bila suatu bentuk gelombang
memuncak. Langkah pencegahan yang sama diperlukan untuk perekam audio dan tidak
hanya untuk alat alat pengukuran.
Dengan menggunakan indra pendengaran seseorang, bedakan antara suara target dan
kebisingan lainnya dan buatlah catatan tentang itu pada kertas rekaman selama
pengukuran. Bila lingkungan pengukuran berubah selama pengukuran, catatlah
perubahan itu dalam status dan waktu hal itu terjadi dan informasi terkait lainnya pada
kertas rekaman. Misalnya, bila suatu mesin berhenti atau seseorang lewat di depan
meteran tingkat kebisingan, buatlah catatan mengenai status dan waktu hal itu terjadi
pada kertas rekaman.
Bedakan titik-titik perekaman dengan angka-angka atau cara-cara lainnya dan terlebih
dahulu tandailah hal-hal itu pada dokumen-dokumen yang disediakan. Juga masukkan
jarak dari sumber, dinding-dinding, dsb.
Juga untuk mengecek kembali titik pengukuran sesudah pengukuran, ambillah foto
tempat kerja.
Bila daerah perbatasan tak dapat dilihat dari sumber, tempatkan seseorang pada sumber
untuk memantau operasi dan seorang lain pada titik pengukuran, keduanya
berkomunikasi dengan transceiver. Bila ditemukan adanya pemuncakan yang tinggi atau
kejadian istimewa lainnya pada titik pengukuran maka orang yang ada di titik
pengukuran harus menghubungi orang yang memantau sumber dan mencatat informasi
apa saja yang berguna yang dapat dilaporkan.