Anda di halaman 1dari 14

Pengukuran Kebisingan

Daftar Isi:
• 1. Alat yang Dipakai dalam Pengukuran dan Analisa
o 1.1 Meteran tingkat kebisingan
ƒ (1) Tipe-tipe meteran tingkat kebisingan
ƒ (2) Prinsip Dasar dari meteran tingkat Kebisingan
ƒ (3) Penyetelan meteran tingkat kebisingan
ƒ (4) Kalibrasi
o 1.2 Perekam Tingkat
ƒ (1) Penyetelan
ƒ (2) Kalibrasi
o 1.3 Perekam audio
ƒ (1) Perekam Digital
ƒ (2) Perekam Analog
o 1.4 Alat analisa Frekwensi
• 2. Kombinasi-kombinasi Peralatan Pengukuran
o 2.1 Perekaman tingkat tekanan suara berbobot A di Lapangan
ƒ (1) Menggunakan hanya meteran tingkat kebisingan dan
mengambil bacaan jarum
ƒ (2) Menggunakan Meteran yang Memadukan dan memukul-
ratakan Tingkat Suara dan yang menayangkan LAeq dan LAN di
lapangan
ƒ (3) Merekam tingkat tekanan suara berbobot A pada perekam
tingkat
o 2.2 Membuat perekaman Audio dari tingkat tekanan suara berbobot
• 3. Metode Pengukuran Kebisingan Yang Diatur oleh Hukum Jepang
o 3.1 Peraturan-peraturan
ƒ (1) Peraturan-peraturan tentang Pabrik-pabrik dan Halaman-
halaman Kerja
ƒ (2) Peraturan-peraturan di Tempat-tempat Konstruksi
o 3.2 Metode Pengukuran dalam Kaitannya dengan Standard-standard
Pengaturan
ƒ (1) Menentukan Nyaringnya Kebisingan
ƒ (2) Posisi Pengukuran (JIS Z8731 [ISO1996-1.2])
• 4. Rencana-rencana Pengukuran Kebisingan
o 4.1 Merumuskan Rencana-rencana Pengukuran
ƒ (1) Pokok-pokok Pengukuran Utama
ƒ (2) Studi-studi pendahuluan
ƒ (3) Perencanaan Pengukuran
o 4.2 Persiapan-persiapan Pengukuran
ƒ (1) Peralatan Pengukuran
ƒ (2) Dokumen-dokumen
ƒ (3) Lain-lain
o 4.3 Tindakan pencegahan dalam Pengukuran
ƒ (1) Catat Sebelum Pengukuran
ƒ (2) Pengaruh Angin
ƒ (3) Tempat Pengukuran
ƒ (4) Periode Pengukuran
ƒ (5) Mengatur Lingkup
ƒ (6) Pelihara Catatan-catatan selama Pengukuran
ƒ (7) Instruksi kepada Orang-orang lain
ƒ (8) Catatan-catatan Titik Pengukuran
ƒ (9) Komunikasi selama Pengukuran
• 5. Prosedur untuk Mengukur Kebisingan Pabrik atau Tempat Usaha untuk
Memberikan Bimbingan tentang Peraturan-peraturan atau Langkah-langkah
Penanggulangan

Alat yang Dipakai dalam Pengukuran


dan Analisa
1.1 Meteran tingkat kebisingan
(1) Tipe-tipe meteran tingkat kebisingan

Ada dua tipe meteran tingkat kebisingan: tipe biasa dan tipe presisi. Standard-standard
dispesifikasikan untuk keduanya, masing-masing JIS C1502 (IEC 60651) dan JIS C1505
(IEC 60804). Perbedaan-perbedaan antara keduanya tercantum dalam Tabel 1. Untuk
pengukuran kebisingan pada umumnya, tipe biasa dipakai, sedangkan tipe presisi dipakai
bila akurasi diperlukan.

Dalam tahun-tahun akhir-akhir ini, Meteran yang Memadukan dan Memukul-ratakan


Tingkat Suara untuk tingkat percentile, tingkat tekanan suara berbobot A yang sepadan
dan kontinyu (LAeq) dan tingkat peng-eksposan suara (LAE), telah merupakan komoditas
pilihan terbanyak. Instrumen semacam ini berguna untuk mengukur kebisingan lalu lintas
mobil dan kereta api.

Tabel 1 Perbedaan-perbedaan antara meteran tingkat kebisingan dan meteran tingkat


kebisingan presisi
Meteran tingkat kebisingan Meteran tingkat kebisingan presisi
Dukungan verifikatif 1.5dB 0.7dB
Lingkup frekwensi 20-8,000Hz 20-12,500Hz
(2) Prinsip Dasar dari meteran tingkat Kebisingan

Prinsip dasar dari meteran tingkat kebisingan tampak pada Gb. 1. Perubahan-perubahan
sangat kecil dalam tekanan suara dijabarkan menjadi sinyal-sinyal listrik oleh mikrofon.
Sebanding dengan tekanan suara, sinyal-sinyal listrik lewat melalui rangkaian
kompensasi frekwensi dan suatu rangkaian deteksi RMS (root mean square), dan
akhirnya ditunjukkan pada meteran dalam dB.

Gb. 1 Prinsip dasar dari meteran tingkat kebisingan

(3) Penyetelan meteran tingkat kebisingan

Untuk mengukur dengan meteran tingkat kebisingan, sejumlah penyetelan harus


dilakukan. Penyetelan-penyetelan ini akan berbeda menurut tujuan pengukuran. Beberapa
contoh diberikan dalam Tabel 2.

Misalnya, untuk mengukur kebisingan lalu lintas mobil, pokok-pokok pengkuran


berpusat pada LAeq, oleh sebab itu karakteristik frekwensi yang diukur akan disetel pada
karakteristik A, karakteristik pemukul-rataan waktu pada karakteristik F (karakteristik S
kalau hanya mengukur LAeq) dan waktu pengukuran 10 menit atau lebih. Lingkup tingkat
harus disetel dengan beberapa waktu ekstra, karena itu pengukuran-pengukuran
kebisingan pendahuluan dilakukan di lapangan lalu lingkup tingkat disetel sesuai dengan
waktu pengukuran penuh.

Tabel 2 Penyetelan-penyetelan utama untuk meteran-meteran tingkat kebisingan


Karakteristik Karakteristik
Hal (item) Lingkup Waktu
pengukuran pemukul-rataan
yang ditaksir tingkat pengukuran
frekwensi waktu
Tingkat Setel pada
percentile (L5, lingkup Karakteristik F Setel seperti
Karakteristik A
L10, L50, L90, pengukuran (Cepat) diperlukan
L95) yang cocok
untuk lapangan
Tingkat peng- Mulai dan
Karakteristik S
eksposan Karakteristik A akhiri secara
(Lambat)
suara manual

Tingkat Karakteristik A Karakteristik F 10 menit atau


tekanan suara (Waktu mengukur lebih
berbobot A tingkat percentile
yang sepadan secara simultan)
dan kontinyu Karakteristik S
(Waktu mengukur
hanya tingkat tekanan
suara berbobot A
yang sepadan dan
kontinyu)
Mulai dan
Perekam Setel dari perekam
Karakteristik A akhiri secara
Tingkat tingkat
manual
Mulai dan
Perekam Karakteristik Setel dari alat analisa
akhiri secara
Audio datar atau linier selama analisa
manual

(4) Kalibrasi

Sebelum dan sesudah pengukuran-pengukuran, perlulah untuk mengecek bahwa bacaan


yang ditayangkan adalah benar dan kalibrasikan meteran tingkat kebisingan. Kalibrasi
dapat dilakukan dengan dua cara: secara internal dengan sinyal-sinyal listrik atau secara
akustik dengan kalibrator suara atau pistonphon.

Kalibrasi internal dilakukan dengan menggunakan referensi tegangan pada rangkaian-


rangkaian listrik dari meteran tingkat kebisingan serta amplitude disesuaikan.
Penyesuaian dilakukan dengan membandingkan nilai yang ditunjukkan oleh fitur
kalibrasi internal terhadap nilai tertayang dari meteran tingkat kebisingan.

Kalibrasi akustik dilakukan dengan menyisipkan generator suara atau pistonphon ke


dalam mikrofon dari meteran tingkat kebisingan dan menggunakan tekanan ssuara
referensi (berbeda menurut alatnya, misalnya 94 dB pada 1 kHz, 124 dB pada 250 Hz,
dll.). Skala penuh (FS) dari meteran tingkat kebisingan yang dipakai oleh masukan sinyal
kalibrasi disetel 6 dB lebih tinggi dari pada tingkat tekanan suara dari sinyal kalibrasi
normal. Misalnya, bila suara sinyal kalibrasi adalah 124 dB, 130 dB disetel, atau bila
suara sinyal kalibrasi adalah 94 dB, 100 dB disetel. Dalam kalibrasi, penyesuaian
frekwensi dari meteran tingkat kebisingan tidak dilakukan dan perekam audio disetel
pada karakteristik datar atau linier. Kalibrasi yang sesungguhnya membandingkan nilai
yang ditunjukkan oleh kalibrator suara terhadap nilai tertayang dari meteran tingkat
kebisingan. Sedangkan kalibrasi internal hanya menyetel rangkaian-rangkaian dari
meteran tingkat kebisingan dengan menggunakan sinyal-sinyal listrik, kalibrasi akustik
memungkinkan si pengguna untuk menyetel kepekaan dari meteran tingkat kebisingan
termasuk mikrofonnya.
1.2 Perekam Tingkat
(1) Penyetelan

Suatu perekam tingkat adalah instrumen pengukuran analog yang merekam sinyal output
dari meteran tingkat kebisingan atau alat lain pada kertas perekam dengan menggunakan
tingkat tekanan suara berbobot A (dB) untuk sumbu vertikal dan waktu untuk sumbu
horisontal. Di Jepang, alat-alat perekam terspesifikasi dalam JIS C1512.

Pada umumnya, sinyal-sinyal dari meteran tingkat kebisingan merupakan input dari
terminal masukan AC. Karena itu, perlu untuk menyetel karakteristik pemukul-rataan
waktu (karakteristik F atau S) dari perekam tingkat (Gb. 1). Dalam hal ini, juga perlu
untuk menyesuaikan skala penuh dari perekam tingkat pada skala dari meteran tingkat
kebisingan. Dan, kecepatan penyodoran kertas (biasanya 1mm/detik atau 3 mm/detik
sudah cukup) juga harus disetel. Ketika pengukuran dimulai, petugas mencatat waktu
perekaman, lokasi, skala penuh dan informasi lainnya pada kertas perekam.

Perekam-perekam tingkat sering digunakan untuk mengukur kebisingan pesawat terbang


dan kereta api.

(2) Kalibrasi

Bila perekam tingkat dihubungkan dengan meteran tingkat kebisingan, dia harus
dikalibrasikan. Kalibrasi dilakukan dengan dengan memasukkan suara sinyal kalibrasi
dari kalibrator atau pistonphon, dan menyetel posisi pena sehingga dia menunjukkan titik
6 dB kurang dari skala penuh perekam, dengan menggunakan penyetel perekam.

1.3 Perekam audio


Sebuah perekam audio merekam output sinyal-sinyal listrik dari meteran tingkat
kebisingan, oleh karena itu dia efektif terhadap penganalisaan terinci gejala dan hal itu
sukar di lapangan dan tidak mudah direproduksi. Sekarang, kecenderungan terbanyak
adalah perekaman digital dengan perekam digital yang menggunakan pita audio digital
sebagai medium perekaman. Meskipun perekam-perekam analog unggul dalam merekam
dalam ben frekwensi tinggi, perekam-peprekam digital adalah jauh lebih baik dalam hal
waktu perekaman yang kontinyu dan lingkup (perekaman) dinamik. Juga lebih baik untuk
mengunakan meteran tingkat kebisingan presisi untuk perekaman-perekaman audio.

(1) Perekam Digital

Karena sinyal-sinyal dari meteran tingkat kebisingan adalah input ke dalam perekam
sebagaimana sinyal-sinyal listrik yang sebanding dengan intensitas dari tingkat tekanan
suara, perlulah untuk menyetel tegangan input maksimum. Perlu hati-hti di sini karena
tegangan input dari meteran tingkat kebisingan akan berbeda menurut tipe meteran
tingkat kebisingan. Contoh, misalnya perekam digital memungkinkan tegangan input
maksimum 1, 2, 5 atau 10 V. Bila meteran tingkat kebisingan yang dihubungkan dengan
perekam mempunyai tegangan output maksimum 4 V (hati-hati karena meteran-meteran
tingkat kebisingan memberikan kelonggaran di atas skala penuh), maka penyetelan
tegangan input maksimum sampai 5 V akan memungkinkan semua data terekam. Lagi
pula, akan perlu untuk menyetel kecepatan pita dan, bila terdapat banyak colokan input,
maka channel input perlu disetel pula.

Sebelum pengukuran, rekamlah suara sinyal kalibrasi selama 30 detik atau lebih. Lalu,
pada awal pengukuran, sesuaikan lingkup tingkat dari meteran tingkat kebisingan
terhadap suara sasaran. Pada tahap ini, rekamlah pula skala penuh dari meteran tingkat
kebisingan dengan kertas perekam atau pengumuman bersama, dengan informasi terkait
seperti waktu perekaman dan lokasi. Dalam menganalisa data, ambillah suara sinyal
kalibrasi yang terekam sebanyak 6 dB kurang dari skala penuh dari meteran tingkat
kebisingan. Juga, pengukuran-pengukuran biasanya dilakukan tanpa kompensasi
frekwensi dari meteran tingkat kebisingan, karena itu setel perekam pada karakteristik
datar atau linier.

(2) Perekam Analog

Dalam menggunakan perekam audio, yang paling perlu adalah menyetel tingkat
perekaman pada tingkat yang cocok. Dengan menyetel tingkat perekaman, sesuaikan
sinyal maksimum (tekanan suara) yang diijinkan oleh meteran tingkat kebisingan dengan
tingkat perekaman dari perekam audio. Contoh, misalkan meteran tingkat kebisingan
memungkinkan tekanan suara seketika melebihi skala penuh dengan 13 dB (tingkat itu
dapat terukur). Ketika menggunakan perekam ini, setel tingkat perekaman sehingga
tingkat input dari perekam analog terindikasikan sebagai -13 dB tatkala suatu sinyal yang
sepadan dengan skala penuh dari meteran tingkat kebisingan dimasukkan.

Suatu perekam analog dikalibrasikan dengan memasukkan suara sinyal kalibrasi ke


dalam meteran tingkat kebisingan dengan pistonphon atau kalibrator. Skala penuh dari
meteran tingkat kebisingan disetel dengan cara yang sama dengan tatkala meng-
kalibrasikan perekam tingkat: setel dari tombol penyesuaian tingkat input sehingga
tingkat input perekam menunjukkan -19 (13 + 6) dB ketika sinyal kalibrasi diinput
(Apabila perekam dapat menyesuaikan tingkat secara otomatis, perhatikan bahwa perlu
untuk meng-OFF-kan tombol ini).

Rekamlah suara sinyal kalibrasi selama 30 detik atau lebih. Setelah merekam sinyal
kalibrasi, hendaknya sangat hati-hati untuk tidak menekan tombol penyesuaian tingkat
dari perekam. Ketika mulai mengukur, sesuaikan lingkup tingkat dari meteran tingkat
kebisingan dengan suara target. Pada saat ini, pastikan untuk merekam skala penuh dari
meteran tingkat kebisingan. Dalam menganalisa data, ambillah suara sinyal kalibrasi
terekam sebesar 6 dB lebih rendah dari skala penuh dari meteran tingkat kebisingan.
Juga, pengukuran-pengukuran dengan perekam audio biasanya dilakukan tanpa
kompensasi frekwensi dari meteran tingkat kebisingan, maka itu setel perekam pada
karakteristik datar atau linier.
1.4 Alat analisa Frekwensi
Ketika meng-investigasi langkah-langkah pengedapan suara, informasi tingkat tekanan
suara berbobot A saja tidak cukup. Perlu untuk meng-identifikasikan karakteristik-
karakteristik suara dengan analisa frekwensi.

Untuk kebisingan pabrik, tingkat tekanan suara dianalisa dengan ben oktaf, tetapi tingkat
tekanan suara diukur setiap 1/3 ben oktaf apabila analisa terinci diperlukan. Lagi pula,
bila resolusi frekwensi dibutuhkan, maka diperlukan alat analisa FFT (Fast Fourier
Transform).

Tabel 3 Tipe-tipe analisa frekwensi


Alat analisa Lebar ben
Filter Obyektif
frekwensi normal
Alat analisa Pas (Pass) Lebar Penaksiran kebisingan dan langkah
oktaf ben oktaf proporsional penanggulangan pada umumnya
Alat analisa Pas (Pass) Lebar Penaksiran kebisingan dan langkah
oktaf 1/3 ben oktaf 1/3 proporsional penanggulangan pada umumnya
Alat analisa penanggulangan pada sumber
FFT Lebar sepadan
FFT kebisingan

2. Kombinasi-kombinasi Peralatan
Pengukuran
Dalam pengukuran kebisingan, peralatan pengukuran diatur menurut tujuan. Tergantung
pada kombinasi peralatan, penyetelan untuk karakteristik bercirikan pengukuran
frekwensi, karakteristik pemukul-rataan waktu dsb, akan berbeda, karena itu hendaknya
hati-hati bila melakukan penyetelan peralatan.

2.1 Perekaman tingkat tekanan suara berbobot A di


Lapangan
(1) Menggunakan hanya meteran tingkat kebisingan dan mengambil
bacaan jarum

Pengukuran ini tidak direkomendasikan selain untuk studi-studi pendahuluan.


(2) Menggunakan Meteran yang Memadukan dan memukul-ratakan
Tingkat Suara dan yang menayangkan LAeq dan LAN di lapangan

Pengaturan ini dapat dipakai untuk mengukur kebisingan lalu lintas mobil. Gunakan fitur
jedah dari meteran tingkat kebisingan untuk menghilangkan suara-suara yang menyela.
Meteran tingkat kebisingan yang mutakhir tersedia dengan fitur hapus-kembali yang
menghilangkan data 3 -5 detik terakhir. Jika menggunakan tipe meteran tingkat
kebisingan, seperti ini gunakan fitur ini.

(3) Merekam tingkat tekanan suara berbobot A pada perekam tingkat

Cara ini menghubungkan meteran tingkat kebisingan dan perekam tingkat, dan merekam
tingkat tekanan suara berbobot A pada kertas perekam.

2.2 Membuat perekaman Audio dari tingkat tekanan


suara berbobot A
Cara ini menghubungkan meteran tingkat kebisingan dan perekam audio. Karakteristik
pengukuran frekwensi dan karakteristik pemukul-rataan waktu disetel pada waktu
analisa. Waktu disambung ke perekam perekam audio, feature kompensasi frekwensi dari
meteran tingkat kebisingan harus dimatikan (karakteristik rata/datar atau linier).
Metode Pengukuran Kebisingan Yang
Diatur oleh Hukum Jepang
3.1 Peraturan-peraturan
(1) Peraturan-peraturan tentang Pabrik-pabrik dan Halaman-halaman
Kerja

Titik pengukuran di tentukan pada garis tanah milik dari pabrik atau halaman kerja.
Tetapi, bila lokasi ini dipandang tak mencukupi untuk pengukuran, pengukuran dapat
dilakukan dari titik sembarangan di luar garis tanah milik. Karakteristik pengukur
frekwensi adalah karakteristik A, sedangkan karakteristik pemukul-rataan waktu adalah
karakteristik F (Cepat). Metode pengukuran lainnya adalah seperti dirinci dalam JIS
Z8731 (ISO1996-1.2).

(2) Peraturan-peraturan di Tempat-tempat Konstruksi

Titik pengukuran di tentukan pada garis batas tanah dari suatu tempat kerja konstruksi.
Karakteristik pengukur frekwensi adalah karakteristik A, sedangkan karakteristik
pemukul-rataan waktu adalah karakteristik F (Cepat). Metode pengukuran lainnya adalah
seperti dirinci dalam JIS Z8731 (ISO1996-1.2).

3.2 Metode Pengukuran dalam Kaitannya dengan


Standard-standard Pengaturan
(1) Menentukan Nyaringnya Kebisingan
[1] Bila indikasi meteran tingkat
kebisingan sedikit naik turun atau tidak
sama sekali (Tipe 1)
Bila naik-turun tetap antara 2 - 3 dB,
maka diambil bacaan yang paling sering.
Contoh: Unit air conditioning di luar
rumah (outdoor unit)
[2] Bila indikasi meteran tingkat
kebisingan tak teratur atau naik turun
secara drastis (Tipe 2)
Bacan maksimum (LA5) dalam 90%
lingkup dari nilai yang terukur diambil.
Contoh: Bor tanah

[3] Bila indikasi meteran tingkat


kebisingan naik-turun secara period.
ik atau sebentar-sebentar, tetapi nilai
maksimum secara umum konstan (Type
3)
Rata- rata dari nilai-nilai maksimum
(LAmax) yang di-indikasikan dalam setiap
naik-turun diambil.
Contoh: Pemancang tiang
[4] Bila indikasi meteran tingkat
kebisingan berfluktuasi secara periodik
atau sebentar-sebentar, dan nilai
maksimum tidak konstan (Tipe 4)
Bacaan maksimum (LA5) dalam lingkup
90 % dari nilai maksimum yang di-
indikasikan dalam setiap fluktuasi
diambil.
Contoh: Ekskavator hidrolik

(2) Posisi Pengukuran (JIS Z8731 [ISO1996-1.2])

Biasanaya, pengukuran-pengukuran dilaksanakan dari ketinggian 1,2 sampai 1,5 m di


atas tanah.

Rencana-rencana Pengukuran
Kebisingan
4.1 Merumuskan Rencana-rencana Pengukuran
(1) Pokok-pokok Pengukuran Utama

Ada dua pokok-pokok penting bila mengukur kebisingan: tingkat tekanan suara berbobot
A yang kemudian dibandingkan dengan nilai referensi dan kebisingan itu sendiri karena
frekwensi harus dianalisa untuk merumuskan langkah-langkah pencegahan terhadap
kebisingan.

(2) Studi-studi pendahuluan

[1] Sifat dari masalah kebisingan


[2] Periode waktu dan berapa sering kebisingan dihasilkan
[3] Situasi propagasi
[4] Situasi kerusakan
[5] Situasi kebisingan latar belakang (Apakah ada sumber-sumber lain atau tidak)

(3) Perencanaan Pengukuran

Dalam merencanakan pengukuran, perlulah untuk menginvestigasi [1] titik-titik


pengukuran, [2] personalia, [3] peralatan pengukuran, [4] proses-proses pengukuran, [5]
metode komunikasi dsb.

Waktu memilih alat-alat pengukuran, perlu untuk mengingat tujuan dari hasil-hasil
pengukuran. Terutama, bila pengukuran adalah bagian dari investigasi untuk langkah-
langkah penanggulangan, maka perlu mengadakan pengukuran-pengukuran pada titik-
titik di mana suara-suara mudah bocor seperti jendela-jendela, pintu-pintu, kipas angin,
dsb.

4.2 Persiapan-persiapan Pengukuran


(1) Peralatan Pengukuran

Buatlah daftar dari peralatan yang diperlukan dan terlebih dahulu periksalah batere,
operasi dan aspek-aspek lain dari peralatan. Juga sediakan kabel-kabel power yang
diperlukan, kertas perekam pengganti, pena-pena, batere-batere dan perbekalan-
perbekalan lain, dan peralatan penting apa saja seperti tripod-trpod, takaran-takaran, alat
ukur waktu, kamera-kamera, alat-alat tulis, catatan lapangan, transceivers, dsb.

(2) Dokumen-dokumen

Untuk merekam titik-titik pengukuran dan informasi lain di lapangan, siapkan dokumen-
dokumen lapangan atas dasar peta-peta lingkungan sekitarnya, dsb.

(3) Lain-lain

Diskusikan penempatan personil dan proses-proses pengukuran di antara personil terlebih


dahulu.
4.3 Tindakan pencegahan dalam Pengukuran
(1) Catat Sebelum Pengukuran

Catat tanggal dan waktu pengukuran, lokasi, kondisi cuaca, nama-nama personil, tinggi
mikrofon, lingkup pengukuran, kompensasi frekwensi dari meteran tingkat kebisingan,
kecepatan pencatuan kertas dari perekam tingkat, model peralatan dan pabrik peralatan.

(2) Pengaruh Angin

Waktu mengukur kebisingan di luar rumah, pasanglah layar pencegah angin pada
mikrofon dari meteran tingkat kebisingan.

(3) Tempat Pengukuran

Pilihlah lokasi yang tidak dipengaruhi oleh suara yang tidak bergema atau yang
terpengaruhi oleh medan magnetik, getaran-getaran, atau suhu ekstrim atau kelembaban.

(4) Periode Pengukuran

Pilihlah waktu yang kebisingan latar belakangnya stabil dan tidak ada sumber-sumber
lainnya yang mempengaruhi pengukuran-pengukuran. Di mana sumber masalah stabil,
kebutuhan pengukuran hanya perlu berlangsung 2 - 3 menit. Tetapi, jika tingkat tekanan
suara berbobot A sangat berfluktuasi, ukurlah selama 250 detik atau lebih. Apabila ada
kebisingan latar belakang dari lalu lintas mobil atau sumber lain, ukurlah untuk waktu
yang disebutkan sebelumnya dalam periode di mana efek-efek tsb tidak kelihatan dengan
jelas. Terutama bila sedang merekam, makin lama perekamannya, makin baik

(5) Mengatur Lingkup

Dapatkan ide tentang tingkat tekanan suara berbobot A sebelum pengukuran, kemudian
setel skala penuh dengan kelonggaran tertentu yang bertanggung jawab atas waktu
pengukuran penuh.

Dengan sinyal-sinyal kejutan, puncak bentuk gelombang dapat keluar dari skala
meskipun pembacaan jarum (nilai yang terukur) mungkin tidak, oleh karena itu perlu
mengawasi lampu pengingat kelebihan beban yang menyala bila suatu bentuk gelombang
memuncak. Langkah pencegahan yang sama diperlukan untuk perekam audio dan tidak
hanya untuk alat alat pengukuran.

(6) Pelihara Catatan-catatan selama Pengukuran

Dengan menggunakan indra pendengaran seseorang, bedakan antara suara target dan
kebisingan lainnya dan buatlah catatan tentang itu pada kertas rekaman selama
pengukuran. Bila lingkungan pengukuran berubah selama pengukuran, catatlah
perubahan itu dalam status dan waktu hal itu terjadi dan informasi terkait lainnya pada
kertas rekaman. Misalnya, bila suatu mesin berhenti atau seseorang lewat di depan
meteran tingkat kebisingan, buatlah catatan mengenai status dan waktu hal itu terjadi
pada kertas rekaman.

(7) Instruksi kepada Orang-orang lain

Peringatkan orang-orang lain untuk tidak membuat suara-suara selama merekam


kebisingan.

(8) Catatan-catatan Titik Pengukuran

Bedakan titik-titik perekaman dengan angka-angka atau cara-cara lainnya dan terlebih
dahulu tandailah hal-hal itu pada dokumen-dokumen yang disediakan. Juga masukkan
jarak dari sumber, dinding-dinding, dsb.
Juga untuk mengecek kembali titik pengukuran sesudah pengukuran, ambillah foto
tempat kerja.

(9) Komunikasi selama Pengukuran

Bila daerah perbatasan tak dapat dilihat dari sumber, tempatkan seseorang pada sumber
untuk memantau operasi dan seorang lain pada titik pengukuran, keduanya
berkomunikasi dengan transceiver. Bila ditemukan adanya pemuncakan yang tinggi atau
kejadian istimewa lainnya pada titik pengukuran maka orang yang ada di titik
pengukuran harus menghubungi orang yang memantau sumber dan mencatat informasi
apa saja yang berguna yang dapat dilaporkan.

Prosedur untuk Mengukur Kebisingan


Pabrik atau Tempat Usaha untuk
Memberikan Bimbingan tentang
Peraturan-peraturan atau Langkah-
langkah Penanggulangan
Fig. 2 Prosedur untuk memberikan bimbingan mengenai peraturan-peraturan dan
langkah-langkah penanggulangan

Anda mungkin juga menyukai