Anda di halaman 1dari 21

MNC008- MODUL – SESI 9

BISNIS INTERNASIONAL

BAB 7

PIHAK- PIHAK YANG TERKAIT DALAM PERDAGANGAN INTERNASIONAL

Disusun oleh:

Ismi Iswandi, DRS, M.Si

SEKOLAH TINGGI ILMU EKONOMI INDONESIA MEMBANGUN


(STIE INABA)
BANDUNG
2020
BAB 7 SESI 9
PIHAK- PIHAK YANG TERKAIT DALAM PERDAGANGAN
INTERNASIONAL

Dalam perdagangan internasional, terdapat pihak-pihak yang


berkepentingan satu sama lain yang melakukan transaksi baik dalam
bentuk ekspor maupun impor. Hubungan antar pihak dalam
perdagangan internasional tidak dapat berdiri sendiri atau hanya
hubungan transaksi antara eksportir sebagai pemilik barang dan
importir yang membutuhkan barang saja tetapi terdapat pihak-pihak
tertentu yang sangat berperan dalam menentukan lancarnya suatu
transaksi.
Transaksi perdagangan internasional tidak dapat disamakan dengan
transaksi yang terjadi di pasar domestic. Hal tersebut disebabkan
antara pihak pembeli dan pihak penjual berada di Negara berbeda dan
ketentuan di kedua Negara juga berbeda.
Dalam perdagangan internasional diperlukan suatu ikatan perjanjian
yang jelas dan memperhatikan kesepakatan sebagaimana telah
dipublikasikan oleh badan-badan internasional yang mengatur tentang
perdagangan internasional tersebut.
Pihak-pihak yang terkait dalam perdagangan internasional tersebut
dikelompokkan menjadi 6 sebagai berikut (Rinaldy, dkk; 2018):
A. Kelompok Eksportir.
B. Kelompok Importir
C. Kelompok Indentor.
D. Kelompok Promosi
E. Kelompok Pendukung.
F. Kelompok Pelaku Usaha.
G. Kelompok Regulator.

2
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
A. KELOMPOK EKSPORTIR
Kelompok eksportir atau penjual merupakan pedagang pemilik
barang atau produsen yang memasarkan produknya ke luar negeri.
Sesuai dengan ketentuan, realisasi pemasaran dilaksanakan
dengan cara ekspor dan harus memenuhi ketetapan pemerintah.

Kelompok eksportir dapat dikelompokkan sebagai berikut:


1. Produsen Eksportir.
Produsen eksportir adalah produsen yang memasarkan hasil
produksinya secara khusus ke pasar luar negeri. Pengurusan
ekspor biasanya langsung dilakukan oleh produsen
yangbersangkutan. Produsen eksportir dapat bertindak sebagai
pengusaha jika memproduksi sendiri dan langsung
memasarkannya ke luar negeri. Di Indonesia tidak banyak
produsen eksportir. Umumnya hasil produksinya hanya untuk di
pasarkan di dalam negeri. Untuk menjadi produsen eksportir,
produsen harus mampu mengupayakan produknya mampu
bersaing di pasar luar negeri yang dituju, baik dari sisi harga,
kualitas, desain, cara pembayaran, dan lain-lainnya.

2. Pedagang Ekspor.
Pedagang ekspor merupakan perusahaan atau badan usaha
yang mendapat izin dari pemerintah untuk memasarkan
produknya ke luar negeri. Untuk dapat melaksanakan ekspor,
pedagang ekspor harus memiliki APE (Angka Pengenal Ekspor)
yang dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan. Barang yang
dipasarkan tercantum dalam kartu APE.

3. Confirming House.
Confirming House merupakan perusahaan yang secara khusus
didirikan di luar negeri dan tunduk kepada hokum setempat yang
bekerja untuk dan atas kepentingan kantor induknya yang

3
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
berada di kantor pusat dalam konteks ini Indonesia. Berbeda
dengan kantor cabang.

4. Agen Ekspor.
Agen ekspor merupakan badan usaha yang mempunyai ikatan
perjanjian dengan produsen suatu produk tertentu untuk
mengekspor atas nama produsennya. Agen eksportir dilihat dari
kegiatan usahanya tidak jauh dari pedagang ekspor. Agen
ekspor mempunyai ikatan perjanjian keagenan sedangkan
pedagang ekspor bekerja tanpa ada ikatan perjanjian dengan
pihak manapun. Perbedaan lainnya ada pada pengadaan
komoditas yang menjadi objek kegiatan usaha agen ekspor atas
permintaan atau perintah rekan bisnisnya di luar negeri,
sedangkan pedagang ekspor memasarkan produk dari jumlah
yang dapat dikumpulan.

5. Wisma Dagang.
Wisma Dagang adalah pedagang atau eksportir besar yang
bergerak dalam bidang ekspor-impor untuk berbagai produk dan
merupakan gabungan beberapa eksportir dan importer.
Terciptanya wisma dagang adalah untuk tujuan efisiensi biaya,
kemudahan dalam pemasaran, kontrol terhadap komoditi yang
diperdagangkan dan kemudahan dibidang lalu lintas
pembayaran.

B. KELOMPOK IMPORTIR.
Kelompok importer adalah kelompok pedagang atau pengusaha
yang membeli barang dari luar negeri. Kelompok ini dibedakan
berdasarkan kegiatan dalam memperoleh barang yang diperlukan
Kelompok importir dapat dikelompokkan sebagai berikut:
1. Pengusaha Impor.

4
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
Pengusaha impor adalah perusahaan yag mendapat izin dari
pemerintah dengn diberikannya TAPPI (Tanda Pengenal
Pengakuan Impor) untuk melaksanakan impor yang bersifat
khusus sebagaimana yang tertera dalam izin perdagangannya
dan tidak berlaku untuk barang atau produk lainnya.

2. Approved Importir.
Yaitu pengusaha yang bergerak dibidang impor yang diberikan
hak khusus oleh pemerintah untuk mengimpor suatu barang
untuk tujuan tertentu yang dipandang perlu oleh pemerintah. izin
biasanya hanya diberikan hanya untuk satu kali kegiatan atau
sebanyak frekuensi tertentu sesuai dengan kebutuhan seperti
untuk membangunan proyek tertentu. Setelah proyek
dinyatakan selesai biasanya izin dicabut.

3. Importir Terbatas.
Importir terbatas biasanya ada pada perusahaan asing yang
diberikan ijin khusus oleh pemerintah untuk mengimpor berupa
peralatan dan mesin-mesin, suku cadang yang diperlukan
sendiri dan tidak untuk diperdagangkan. Ini biasanya dalam
rangka pembangunan proyek tententu di mana jenis kebutuhan
yang dimaksudkan tidak tersedia di dalam negeri atau tidak
sesuai spesifikasinya. Pengusaha ini diberi APIT (Angka
Pengenal Impor Terbatas) yang berlaku sampai proyek selesai.
Izin ini dikeluarkan oleh BKPB (Badan Koordinasi Penanaman
Modal) atas nama Menteri Perdagangan.

4. Importir Umum.
Yaitu perusahaan yang kegiatannya di bidang impor untuk
berbagai macam produk atau barang. Perusahaan yang
memperoleh status sebagai importer umum sering juga disebut
sebagai trading house yang dapat mengimpor barang-barang

5
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
mulai dari barang kelontongan sampai kepada instalasi untuk
keperluan pabrik.

5. Importir Agen.
Importer agen atau sales agent importer adalah perusahaan
yang mendapat izin dagang umum untuk dapat mengimpor
barang yang diageninya dari luar negeri dan diakui sebagai
agen tunggal oleh pemerintah. Izin Agen Tunggal (AT)
dikeluarkan oleh Kementerian Perdagangan.

B. KELOMPOK INDENTOR.
Indentor berasal dari kata indent yang berarti pemesanan suatu
barang atau komoditas yang belum tersedia oleh pihak penjual.
Pembelian secara inden disebabkan antara lain stok atau
persediaan barang sudah habis atau memang belum tersedia
sehingga harus dipesan oleh pembeli.
Pembelian barang secara inden dibedakan menjadi dua, yaitu:
a. Pembelian barang-barang yang telah mempunyai merk
atau tipe standar seperti mobil sejenisnya yang kehabisan
persediaan.
b. Pembelian untuk barang-barang yang mempunyai tipe tidak
distandar dengan model tertentu sesuai keinginan atau
yang ditawarkan seperti meubel yang disesuaikan dengan
selera konsumen pemesan atau pembeli.
Pihak-pihak yang berkepentingan dengan transaksi inden
sebagai berikut:
1. Pemakai Langsung.
Pemakai langsung pada umumnya pada umumnya perusahaan
yang bergerak dalam bidang pengolahan hasil bumi seperti
pertambangan minyak buni atau gas yang memesan barang-
barang untuk keperluan pertambangan yang tidak dapat dibeli
dengan cara ready stock. Dalam hal ini termasuk pula pesanan

6
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
barang-barang konsums untuk para pekerja asing yang
langsung dari negaranya. Perusahaan seperti ini mendapat izin
dengan diberikanya APIT (Angka Pengenal Impor Terbatas).

2. Pedagang
Pedagang yang umumnya berstatus asing, mempunyai tempat
di wilayah Indonesia. Pengusaha di bidang ini lazim melakukan
inden untuk memenuhi kebutuhan atau persediaan barang yang
akan dijual kepada konsumen. Pemesanan barang serupa dai
luar negeri mendapat pengawasan ketat oleh pemerintah
terutama untuk keperluan konsumsi. Di indomesia terlebih
dahulu diperiksa oleh BPOM (Balai Pengawasan Obat dan
Makanan). Khusus produk yang dikonsumsi oleh umat islam
harus mendapat label halal dari MUI (Majelis Ulama Indonesia)
pada kemasannya.

3. Pengusaha Perkebunan
Pengusaha perkebunan merupakan megusaha yang melakukan
impor berbagai keperluan pertanian seperti mesin dan suku
cadangnya untuk memenuhi kebutuhan yang diperlukan untuk
suatu saat tertentu barang yang diperlukan tersebut tidak
tersedia di pasar dalam negeri sehingga terpaksa harus di
impor. Pada umumnya barang yang diimpor tersebut tidak untuk
diperdagangkan dan lebih diutamakan untuk operasional
sendiri.

4. Instansi Pemerintah.
Instansi pemerintah memesan barang secara impor untuk
memenuhi kebutuhan sendiri yang pelaksanaannya dilakukan
secara langsung oleh instansi yang bersangkutan atau dapat
melalui importer umum. Impor yang dilakukan biasanya hanya

7
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
sebesar kebutuhan untuk operasional sendiri dan tidak untuk
diperdagangkan.

D. KELOMPOK PROMOSI.
Kelompok promosi merupakan bagian dari perusahaan yang secara
khusus melakukan kegiatn promosi terhadap barang-barang yang
dipruduksi oleh perusahaan sendiri dan atau perusahaan lain.
Bentuk atau jenis kelompok promosi dalam perdagangan
internasional adalah sebagai berikut:

1. Kantor Perwakilan Produsen.


Kantor perwakilan produsen atau eksportir merupakan sub-
bagian dari perusahaan induk di Negara asalnya. Dalam hal ini
kantor perwakilan produsen dapat bertindak sebagai kelompok
promosi barang ekspor maupun kelompok promosi barang
impor. Kantor perwakilan produsen lazim melakukan promosi
terhadap hasil produksi dalam bentuk automotive atau elektroika
termasuk suku cadangnya. Kantor perwakilan produsen
umumnya hanya dimiliki oleh perusahaan berskala besar di
mana produknya telah ditetapkan berorientasi pada ekspor untuk
pasar global.

2. KADIN (Kantor Perwakilan Kamar Dagang dan Industri).


KADIN suatu Negara di Negara lain mempunyai tugas antara
lain mempromosikan hasil produksinya, mencari dan
memperluas pasar, dan memberikan informasi pasar kepada
pengusaha dalam negeri terutama mengenai produknya yang
memunyai peluang pasar.
Perwakilan KADIN di luar negeri sangat diperlukan oleh
pengusaha dalam negeri untuk mengenalkan sekaligus
memasarkan hasi produksi atau komoditas yang dihasilkan atau
diproduksi. Hampir semua Negara mempunyai KADIN di Negara

8
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
lain, dengan tujuan yang sama yaitu mempromosikan produk
dari Negara asalnya serta mencari dan memberikan informasi
kepada pengusaha dalam negeri tentang peluang di pasar
internasional.

3. Misi Perdagangan dan Pameran Perdagangan Internasional.


Misi perdagangan dan pameran dagang internasional atau
international trade fair merupakan suatu kegiatan yang secara
khusus dan berskala internasional dilakukan oleh kelompok
pengusaha atau pemerintah suatu Negara di Negara lain dalam
rangka mempromosikan produk atau komoditas dalam negeri.
Pameran dagang biasanya di pusat perdagangan dunia seperti:
Jakarta Fair, Tokyo Fair, Hanover Fair. Kegiatan promosi yang
dilakukan oleh misi perdagangan pameran dagang internasional
dan diikuti oleh pengusaha yang berniat memasarkan produknya
tersebut.

4. Kantor Bank Devisa.


Merupakan kantor bank yang dapat memberikan informasi
kepada pengusaha mengenai system pembayaran yang
berhubungan dengan transaksi pembayaran internasional yang
mempunyai rekening di luar negeri dengan bank devisa tempat
pengusaha mempunyai rekening di dalam negeri sangat penting
terutama untuk mengetahui apakah kedua bank mempunyai
hubungan korespondensi atau tidak. Kantor bank devisa pada
dasarnya dapat memberikan informasi dan dukungan kepada
pengusaha yang memasarkan produknya ke luar negeri dengan
memilih cara pembayaran yang terbaik dan aman. Dalam hal in
bank devisa juga mempromosikan produk-produk pengusaha
dalam negeri ke luar negeri melalui bank korespondensinya. Di
Indonesia, kantor Bank Devisa terdapat di seluruh yang
mempunyai potensi dalam kegiatan perdagangan internasional.

9
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
5. Atase Perdagangan.
Atase perdagangan adalah pejabat yang ditunjuk pemerintah
dan berkantor di setiap kantor kedutaan di luar negeri. Atase
perdagangan mempunyai tugas mempromosikan hasil produksi
dan komoditas produksi di pasar internasional. Atase
perdagangan juga bertugas memberikan berbagai keterangan
tentang eluang pasar kepada mengusaha dalam negeri. Atase
perdagangan juga bertindak memberikan informasi kepada pihak
luar tentang berbagai produk yang ada di dalam negeri.

6. Majalah Dagang dan Industri.


Majalah dagang dan industry merupakan media informasi yang
diterbitkan oleh badan atau pengusaha dalam negeri yang
bergerak di bidang perdagangan internasional. Majalah dagang
dan industry secara khusus dalam terbitannya memuat berbagai
informasi produk dalam negeri yang dipasarkan ke luar negeri.
Majalah ini juga memberikan informsi kepada pengusaha dalam
negeri tentang produk-produk yang mempunyai peluang pasar di
luar negeri.

7. Brosur dan Leaflet.


Brosur dan leaflet merupakan cetakan yang diterbitkan oleh
badan-badan atau lembaga perdagangan yang memuat tentang
hasil produksi atau komoditas tertentu di mana pasarnya khusus
untuk ke luar negeri dan biaanya dibagikan pada saat kegiatan
pameran di luar negeri atau juga di dalam negeri.

E. KELOMPOK PENDUKUNG
Pihak-pihak yang termasuk dalam kelompok pendukung sebagai
berikut:
1. Perusahaan Transportasi dan Pengurusan Dokumen.
Terdiri dari:

10
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
a. Perusahaan Ekspedisi Muatan Kapal Laut (EMKL).
EMKL merupakan perusahaan yang secara khusus bidang
usahanya memberikan jasa pengurusan dokumen ekspor-
impor dan transportasi pelayaran dalam bentuk muatan
barang untuk diserahkan dan atau diterima oleh pemilik
barang. Biasanya EMKL mempunyai gudang sendiri tempat
penyimpanan barang sementara sebelum barang diekspor
atau juga sebagai tempat sementara setelah bongkar barang
sebelum diserahkan ke pemiliknya. Terkadang EMKL juga
mempunyai armada darat.

b. Perusahaan Ekspedisi Muatan Pesawat Udara (EMPU).


EMPU adalah perusahaan uang mengkhususkan bidang
usahanya memberikan jasa pengurusan dokumen-dokumen
transaksi luar negeri dan pekerjaan yang berkaitan dengan
transportasi muatan yang dibawa melalui udara untuk
diserahkan dan/atau diterima dari perusahaan penerbangan
untuk kepentingan pemilik barang. Pengurusan barang atau
komoditas oleh EMPU besaran atau volumenya umumnya
jauh lebih rendah dari EMKL, hal ini disebabkan kapasitas
muatan udara relative kecil dan biaya angkut yang sangat
tinggi.

c. Perusahaan Jasa Pengurusan Dokumen.


Sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh Direktorat Jenderal
Bea dan Cukai, pengurusan dokumen ekspor atau impor di
wilayah kepabeanan harus dilakukan oleh pemilik barang
atau pihak yang diberi kuasa untuk itu. Pihak yang diberi
kuasa harus memiliki pengetahuan dan keterampilan khusus
yang diperoleh melalui pendidikan atau kursus dan ujian
yang diselenggarakan oleh Bea dan Cukai. Biasanya
perusahaan yang bergerak di bidang ini memiliki personil

11
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
sendiri yang telah mengikuti pendidikan atau kursus yang
diselenggarakan oleh pihak Bea dan Cukai dan telah
bersertifikat PPJK (Pengusaha Pengurusan jasa
Kepabeanan).

d. Freight Forwarding.
Freight Forwarding adalah perusahaan yang memberikan
jasa untuk memproses penyelesaian dokumen baik yang
bersifat pengeluaran barang maupun pengiriman barang.
Freight Forwarding dipandang sebagai perusahaan yang
piawai dalam menyelenggarakan pengurusan dokumen
pengiriman barang untuk berbagai moda transportasi.

e. Lighterage.
Lighterage adalah perusahaan jasa pengangkutan
penghubung yang mengangkut barang atau muatan dari satu
armada ke armada lain atau dari armada kapal ke pelabuhan
terutama jika kapal tersebut tidak dapat bersandar di
dermaga untuk menurunkan barang atau muatan.
Armadanya biasanya dalam bentuk tongkang.

f. Veem
Veem adalah perusahaan yang menyediakan tempat dalam
bentuk gudang yang bersifat sementara guna menampung
berang yang akan diangkut ke kapal maupun yang baru
turun dari kapal. Perusahaan seperti ini sudah jarang
ditemukan karena ada EMKL yang juga melaksanakan
kegiatan tersebut.

2. Perusahaan Asuransi.
Perusahaan Asuransi merupakan kelompok pendukung yang
memberikan jaminan atau pertanggungan di dalam perdagangan

12
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
internasional. Perusahaan ini menjalankan fungsinya menutup
kerugian bila terjadi resiko dalam proses pengiriman barang
sampai ketempat tujuan.
Jenis resiko yang ditutup pihak asuransi dalam pengiriman
barang adalah sebagai berikut:

a. Marine Insurance.
Marine insuranse adalah asuransi laut yang menutup
kerugian akibat kerusakan atau kehilangan atau muatan
dalam lalu lintas laut. Berbagai kerugian mungkin dapat
terjadi di laut seperti: kebakaran, tenggelam, pembajakan,
dan lainnya sesuai dengan yang disebutkan dalam polis
asuransi.

b. Maritime Perils
Maritime perils adalah istilah yang digunakan dalan asuransi
pengangkutan laut yang berarti bahaya yang berhubungan
dengan pelayaran laut seperti: kebakaran, pencurian,
pembajakan, dll. Karena ada maritime perils maka perlu ada
marine insurance.

c. Resiko Perang.
Resiko perang antar dua Negara yang terjadi di laut
bersamaan dengan kapal ekspedisi berlayar dapat saja
terjadi. Oleh karena itu perlu disebutkan secara jelas di
dalam polis tentang pertanggungan yang mungkin terjadi.

d. Special Marine Policy


Yaitu penutupan pertanggungan pengangkutan laut secara
khusus yang meliputi jaminan nama kapal, pelabuhan transit,
serta sifat dan uraian komoditas atau muatan dalam jumlah
perganggunan tertentu. Dalam pertanggungan ini dapat juga

13
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
diperjanjikan pertanggungan tambahan seperti merek
dagang, jumlah komoditas yang dikirim, nama pihak
penerima klaim, dan penetapan klausul khusus lannya.
Tambahan pertanggungan hanya dapat dilakukan untuk
pengiriman secara tunggal.

3. PT. Asuransi Kredit Ekspor Indonesia.


Di Indonesia terdapat lembaga atau badan usaha yang
mendukung perasuransian yang terkait dengan kegiatan
perdagangan internasional terutama dengan ekspor, yaitu PT.
Asuransi Kredit Ekspor Indonesia sebagai Badan Usaha Milik
Negara (BUMN) yang bergerak secara khusus dibidang jasa
asuransi pemberian kredit ekspor.

4. Bank Devisa.
Bank Devisa merupakan bank yang memberikan kontribusi, baik
yang terkait dengan lalu lintas pembayaran maupun
sumberpembiayaan yang diperlukan oleh pihak eksportir dan
importir.

5. Perusahaan Pelayaran
Perusahaan atau maskapai pelayaran paa dasarnya adalah
perusahaan pemilik mda transportasi yang difungsikan untuk
pengiriman barang atau komoditas dalam perdagangan
internasional baik ekspor maupun impor mulai dari pelabuhan
asal sampai ke pelabuhan tujuan.

6. Kantor Kedutaan
Merupakan perwakilan Negara yang berkedudukan di luar
negeri, yang dapat mendukung promosi internasional,
mengeluarkan doumen legalitas. Kantor ini terkadang berada di

14
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
luar ibukota Negara dan lebih mengarah ke tempat yang menjadi
tujuan ekspor.

7. Surveyor.
Adalah badan yang bertugas sebagai supervise atau pemeriksa
khususnya berkaitan dengan kualitas barang ekspor maupun
impor. Termasuk juga pemeriksaan tentang kemasan dalam
bentuk pengepakan atau kantong berikut keabsahan dokumen
yang terkait dengan barang yang akan diekspor maupun di
impor.

8. Kantor Kepabeanan.
Sering disebut Kantor Bea Cukai sebagai instansi pemerintah
yang diberi kewenangan untuk mengatur, mengawasi, dan
memeriksa hal-hal yang berkaitan dengan lalu lintas barang
dalam transaksi perdagangan internasional Pemeriksaan
terutama dilakukan untuk komoditas yang memenuhi pungutan
Negara terhadap barang eksopr maupun impor yang
berhubungan dengan bea masuk maupun pungutan lainnya.

9. Lembaga Pembiayaan Ekspor


Adalah lembaga yang dibentuk oleh pemerintah dan berfungsi
sebagai sumber pembiayaan fasilitas kredit ekspor dalam bentuk
kredit modal kerja pra-pengapalan, jaminan pembiayaan jangka
pendek, serta memberikan subsidi kredit bunga terhadap kredit
modal kerja ekspor.
Lembaga ini juga menyediakan fasilitas pembiayaan asuransi,
pusat informasi pembiayaan ekspor dan jasa lainnya termasuk
sebagai agen kredit ekspor terutama dalam peyediaan
pembiayaan pasca pengapalan jangka menengah dan jangka
panjang.

15
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
10.Pusat Pelatihan Ekspor.
Pusat Pelatihan Ekspor bertujuan memberikan pengetahuan dan
keterampilan praktis dan kemampuan khusus di bidang
pemasaran ekspor. Bidang pelatihannya meliputi: pemasaran
ekspor, bahasa niaga jepang, pengawasan dan pengujian mutu
barang ekspor, dan manajemen pameran.

11.Pusat Standardisasi Kementerian Perindustrian dan


Perdagangan.
Lembaga ini menentukan, menerapkan, dan memberlakukan
standar hasil industry dalam rangka mendukung kelancaran
perdagangan dan pertumbuhan industry.

12.Pusat Standardisasi dan Akreditasi.


Kegiatan utamanya adalah melakukan akreditasi hasil pertanian
dan akreditasi lembaga sertifikasi untuk produk jasa,
laboratorium dan lain lain di bidang pertanian.

F. KELOMPOK PELAKU USAHA.


Implementasi kegiatan dari perdagangan internasional adalah
ekspor-impor yang dilakukan oleh pihak eksportir dan importer.
Untuk lebih jelasnya tentang hal-hal yang berhubungan dengan
eksportir dan importir adalah sebagai berikut:

1. EKSPORTIR.
Eksportir adalah pihak sebagai subjek hokum yang dapat
melaksanakan kegiatan ekspor.
Eksportir dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu:
a. Eksportir Umum,
Yaitu pengusaha yang melaksakan ekspor dan telah
memiliki SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan)
berdasarkan ketentuan yang berlaku.

16
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
b. Eksportir Terdaftar.
Yaitu perusahaan yang telah mendapat pengakuan dari
Menteri Perdagangan untuk melaksakanan ekspor barang
tertentu sesuai dengan ketentuan yang berlaku.

Persyaratan untuk menjadi eksportir adalah sebagai berikut:


a. Memiliki SIUP (Surat Izin Usaha Perdagangan) dan
mendapat izin usaha teknis dari Kementerian Teknis atau
lembaga pemerintah non-kementerian.
b. Memiliki izin ekspor berupa:
1. APE (Angka Pengenal Ekspor bagi eksportir umum.
2. APES (Angka Pengenal Ekspor Sementara).
3. APE tertentu yang diberikan bagi pengusaha untuk
penanaman modal.

2. IMPORTIR.
Importir adalah pihak yang merupakan subyek hokum yang
dapat melakukan kegiatan impor.
Importir dapat dikelompokkan menjadi 4:
a. Importir Umum.
Importir umum adalah importir yang mendapat izin
perdagangan umum dari pemerintah untuk mengimpor
produk. Untuk menjadi importir umum harus melalui Surat
Izin perdagangan dari Kementerian Perdagangan melalui
beberapa syarat yang harus dipenuhi.

b. Importir Terdaftar.
Adalah importir yang mendapat izin perdagangan umum
dari pemerintah untuk mengimpor barang tertentu. Setiap
pelaksanaan impor harus mendapat izin dari pejabat yang
berwenang. Umumnya importir terdaftar ini diberikan

17
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
kepada Badan Usaha Milik Negara dan barang yang
diimpor adalah untuk kepentingan masyarakat.

c. Importir Produsen.
Importir Produsen atau juga disebut Produsen Importir
adalah produsen yang mendapat izin perdagangan
terbatas dari pemerintah untuk mengimpor barang tertentu
yang diperlukan dalam proses produksinya.

d. Agen Tunggal.
Agen Tunggal adalah perusahaan yang mendapat izin
perdagangan umum untuk mengimpor barang yang
diageninya dan diakui sebagai Agen Tunggal. Izin sebagai
Agen Tunggal dikeluarkan oleh Kementerian
Perdagangan.

G. KELOMPOK REGULATOR.
Instansi atau lembaga yang mempunyai wewenang dalam
menetapkan ketentuan dan peraturan dalam perdagangan
internasional disebut regulator atau kelompok pembuat
ketentuan dan kebijaksanaan.

Beberapa instansi yang biasa membuat regulasi tersebut di


Indonesia sebagai berikut:

1. Kementerian Perdagangan.
Kementerian Perdagangan dalam perdagangan internasional
memiliki kewenangan dalam menetapkan ketentuan yang
berhubungan dengan pihak-pihak yang dapat melakukan
hubungan perdagangan internasional, baik yang bertindak
sebagai eksportir maupun importir.

18
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
Kementerian Perdagangan juga menetapkan komoditas yang
menjadi objek perdagangan internasional, klasifikasi barang
yang dapat diekspor maupun impor termasuk pula
menerbitkan sertifikat tertentu terhadap jenis barang agar
lebih terjamin kualitas atau originalitas.

2. Kementerian Keuangan.
Kementerian Keuangan menetapkan ketentuan yang terkait
dengan pungutan Negara dalam bentuk pajak ataupun bea
dan cukai. Kementerian Keuangan juga melakukan evaluasi
terhadap system perdagangan suatu kawasan, baik yang
bersifat regional maupun internasional. Peran aktif
Kementerian Keuangan sangat menentukan sumbangan
perdagangan internasiona terhadap penerimaan Negara
berupa pungutan Negara dan perolehan devisa yang berasal
dari hasil ekspor barang dalam negeri di pasar internasional.
Kewenangan Kementerian Keuangan direalisasikan oleh
Direktorat Bea dan Cukai

3. Bank Indonesia.
Bank Indonesia adalah Bank Sentral. Undang-undang
menyebutkan bahwa Bank Indonesia adalah lembaga Negara
yang independen, bebas dari campur tangan pemerintah, dan
atau pihak-pihak lain kecuali untuk hal-hal yang secara tegas
diatur dalam undang-undang tentang Bank Indonesia.
Kewenangan Bank Indonesia dalam perdagangan
internasional terkait dengan system pembayaran antar bank
terutama hubungan suatu bank yang bestatus sebagai bank
devisa dengan bank lain yang berada di Negara lain yang
dapat memberikan layanan transaksi luar negeri. Kewenangan
Bank Indonesia adalah enetapkan bank yang dapat
menjalankan kegiatan devisa. Kewenangan tersebut dialihkan

19
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
kepada Otoritas Jasa Keuangan. Syarat suatu bank untuk
menjadi Bank Devisa adalah kecukupan modal bank, tingkat
kesehatan bank, dan beberapa factor lain.

4. Kementerian dan/atau Lembaga lainnya.


Kementerian dan atau lembaga lainnya yang mempunyai
kewenangan yang menetapkan regulasi terkait dengan
perdagangan internasional, antara lain:

A. Kementerian Perhubungan.
Kementerian perhubungan yang mempunyai kewenangan
Menetapkan regulasi terkait dengan perdagangan
internasional adalah:
a. Kantor Administrasi Pelabuhan.
b. Kantor Syahbandar.
c. Kantor Navigasi.
B. Kementerian Pertanian
C. Badan Usaha Perasuransian.

20
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id
Daftar Pustaka

Utama:

o Eddie Rinaldy, dkk, 2018, Perdagangan Internasional Konsep


dan Apikasi, Bumi Aksara: 2018.
Tambahan:
o Nopirin, 2018, Ekonomi Internasional, Edisi 3, BPFE
Yogyakarta.

o Griffin W, Ricky, 2015, Bisnis Internasional (terjemahan),


Salemba Empat, Jakarta.

21
STIE Indonesia Membangun (inaba)
www.inaba.ac.id

Anda mungkin juga menyukai