Ber, SNR
Ber, SNR
Wisnu Eko P., Wahyu Adi Priyono, Ir., MT., and Dwi Fadilla K., ST.,MT.
Jurusan Teknik Elektro,Universitas Brawijaya
Email: wisnu.prabow@gmail.com
Abstrak- Permintaan layanan data dengan kecepatan tinggi sangat banyak dibutuhkan saat ini, teknologi yang
cukup banyak digunakan yaitu CDMA (Code Division Multiple Access) EV-DO (Evolved Data Optimized) 2000
1X Revision A atau disebut juga EV-DO Rev. A. Kecepatan akses teknologi EV-DO Rev. A mampu mencapai 3,1
Mbps untuk download. Sedangkan untuk upload, dapat mencapai 1,8 Mbps. Pada EV-DO Rev. A, sinyal yang
dipancarkan dipengaruhi oleh bermacam-macam fenomena fading, salah satunya yaitu multipath fading, yang
pasti terjadi pada jaringan komunikasi wireless. Penyusunan tugas akhir ini bertujuan untuk mengetahui
pengaruh multipath fading terhadap performansi pada downlink jaringan EV-DO Rev. A, yaitu daya terima,
SNR, Eb/No dan BER.
Metode yang digunakan untuk mengetahui pengaruh multipath fading terhadap performansi pada downlink
CDMA 2000 1X EV-DO Rev. A yaitu pengumpulan data sekunder, perhitungan dan pengolahan data
menggunakan software Matlab dan selanjutnya dianalisis. Hasil analisis perhitungan pengaruh multipath fading
pada downlink jaringan EV-DO Rev. A yang menggunakan modulasi QPSK, serta menggunakan model channel
Erceg didapatkan jarak maksimal yang dapat menerima sinyal dengan baik yaitu 4000 meter, dengan daya
terima sebesar -102,654 dBm, SNR sebesar 9,787 dB, Eb/No sebesar 13,371 dB, dan BER sebesar 8,986 x 10-6.
Dari hasil analisis, EV-DO Rev. A lebih efisien digunakan untuk layanan data, karena memiliki energi sinyal
yang besar dan dapat mengurangi noise pada saat transmisi serta memiliki bit rate yang besar.
1
Parameter Link
No Budget Nilai
telekomunikasi. Berikut ini adalah link budget dari
1 BTS Tx Power (Pt) 41,8 dBm jaringan CDMA 2000 1X EV-DO Rev. A :
2 Tx Antenna Gain (Gt) 17 dBi Tabel 2.1 Link Budget jaringan CDMA 2000 1X EV-DO Rev. A
3 Cable Loss (Lt) 3 dB
: mean excess delay (μs)
4 Noise Figure (NF) 9 dB P (τk): daya normalisasi pada waktu τk (dB)
τk : waktu delay ke- k (μs)
5 Thermal Noise -165 dB
6 Rx Antenna Gain (Gr) 0 dBi b. Maximum Excess Delay
Maximum Excess Delay adalah rentang delay
7 Body Loss (Lr) 3 dB antara munculnya impulse pertama sampai impulse
8 Fading Margin (FM) 10,3 dB terakhir pada power delay profile..
9 Sensitivitas Receiver -104 dBm d maxi , j i (t ) j (t )
Sumber:Peter J. Black dan Qiang Wu, 2002
Keterangan ;
B. Multipath Fading
τd : maximum excess delay (μs)
Propagasi multipath adalah perambatan sinyal
antara pemancar dan penerima melalui berbagai
Maximum Excess Delay dapat mempengaruhi
lintasan yang berbeda. Lintasan yang berbeda-beda
besarnya nilai bandwidth sinyal (Bs), yang
tersebut mengakibatkan kuat sinyal penerimaan
memiliki persamaan sebagai berikut :
menjadi bervariasi. Sedangkan pengertian dari
1
multipath fading yaitu fading yang terjadi akibat Bs
propagasi multipath. Sinyal yang diterima oleh 2
penerima merupakan jumlah superposisi dari dengan,
keseluruhan sinyal (sinyal LOS dan sinyal hasil d
pemantulan) yang dipantulkan akibat banyak
lintasan (multipath). Npath
Keterangan :
C. Parameter Multipath Fading Bs : bandwidth sinyal (MHz)
1. Delay Spread ∆τ : selang waktu tiap path (μs)
Delay spread adalah lebar pulsa dari impuls yang τd : maximum excess delay (μs)
dikirim antara pemancar dan penerima, yang Npath : jumlah lintasan / path
merupakan fenomena alami yang disebabkan oleh
propagasi pantulan dan hamburan pada kanal c. RMS Delay Spread
komunikasi. Delay spread dapat menimbulkan RMS delay spread merupakan parameter
interferensi antar symbol (ISI), karena setiap simbol penting yang dapat menentukan performansi sistem
akan saling bertumbukan dengan simbol sebelum digital, yang dapat membantu mengidentifikasi dan
dan sesudahnya. Ada beberapa faktor pada delay menanggulangi multipath fading. Dengan
spread yang dapat dianalisis untuk dapat memperkecil nilai RMS delay spread maka
menentukan kecepatan bit transmisi agar tidak intersymbol interference (ISI) dapat menjadi lebih
terjadi ISI (Intersymbol Interference) yaitu mean kecil, sehingga error rate akan menjadi lebih kecil
excess delay (rata-rata kelebihan waktu tunda), dan data rate meningkat. Nilai RMS delay spread
maximum excess delay (kelebihan waktu tunda dapat dihitung dengan menggunakan persamaan
maksimum), dan RMS delay spread (root mean
square delay spread).
2 ( ) 2
dengan
a k2 P( )
2 2
a. Mean Excess Delay k k k
Mean excess delay merupakan momen
2 k
k
pertama dari power delay profile, dapat dihitung
dengan menggunakan persamaan
a k
2
P( )
k
k
k
Keterangan :
a P( )
2
στ : RMS delay spread (μs)
k k k k
k
k : mean excess delay (μs)
a k
2
P( )
k
k 2 : momen kedua dari power delay profile
k
2
Sedangkan syarat terjadinya frequency selective PL : path loss (dB)
fading yaitu Bs>>Bcdan Ts<< στ. FM: fading margin (dB)
3
Keterangan : tujuan. EV-DO Rev. A menggunakan modulasi
Pr : daya terima receiver (dBm) QPSK.
Pt : daya pancar transmitter (dBm) Eb
Gt : gain transmitter (dBi) Pb.QPSK Q 2
Lt : transmitter losses (cable loss) (dB) No
Gr : gain receiver (dBi)
Lr : receiver losses (body loss) (dB) Keterangan :
PL : path loss (dB) Pb : BER pada saat transmisi (tanpa satuan)
FM: fading margin (dB) Q : simbol modulasi quadrature (QPSK)
2. Signal to Noise Ratio (SNR) Eb
SNR adalah perbandingan antara sinyal yang : rasio energy bit terhadap noise
dikirim terhadap noise. SNR digunakan untuk No
mengetahui besarnya pengaruh redaman sinyal
terhadap sinyal yang ditransmisikan. SNR dapat 1 x
Q( x) erfc
dihitung dengan menggunakan persamaan: 2 2
SNR(dB) Pr (dBm) Ntotal (dBm) 1
erfc( x) .e x
2
Keterangan : x
SNR : signal to noise ratio
Pr : daya yang diterima oleh receiver
Ntotal : daya noise saluran transmisi
III. METODOLOGI
Sedangkan untuk menghitung daya noise (N),
A. Perhitungan Performansi CDMA 2000 1X
maka digunakan persamaan
Ntotal Pt.( N 1) EV-DO Rev. A
Performansi CDMA 2000 1X EV-DO Revision
B/R
N 1 , di mana Eb = Pt/R A dapat diketahui dengan cara melakukan
Eb / No penghitungan dan menganalisa beberapa parameter
yang diperlukan. Asumsi yang digunakan yaitu :
dan No = kTB + NF+ gain. 1. User Equipment (UE) dan BTS yang akan
diamati berada di luar ruangan (outdoor) pada
B/R daerah urban di sekitar pegunungan, dengan
Ntotal Pt.
Pt / R banyak gedung bertingkat, serta pohon dan
kTB menara. Hal ini dilakukan agar sinyal yang
Keterangan : diterima pada receiver merupakan gabungan dari
Ntotal : daya noise dan interferensi sinyal LOS (Line of Sight) dan sinyal hasil
saluran transmisi (dBm) pantulan.
k : konstanta Boltzman (1,381×10-23 J/°K) 2. User Equipment (UE) dalam keadaan bergerak
T : suhu ruang (300° K) dengan kecepatan sedang (30 km/jam)
B : bandwidth (Hz) 3. Tinggi antena transmitter / BTS (ht) = 50 m.
N : jumlah pengguna total dalam satu 4. Tinggi antena receiver / UE (hr) = 1 m.
frekuensi 5. Frekuensi kerja downlink = 1900 MHz.
R : bit rate 6. Bandwidth = 1,25 MHz.
Pt : daya pancar transmitter 7. Jarak antara UE dan BTS bervariasi mulai dari 1
km hingga 5 km, dengan selisih jarak sebesar 1
3. Energy Bit to Noise Ratio (Eb/No) km. Jarak yang digunakan hingga 5 km dengan
Eb/No adalah suatu parameter yang tujuan untuk mengetahui apakah sinyal masih
berhubungan dengan SNR yang biasanya digunakan dapat diterima dengan baik atau tidak.
untuk menentukan laju data digital dan sebagai 8. Sinyal pada kondisi line of sight (LOS)
ukuran mutu standar untuk kinerja sistem diasumsikan hanya melewati kanal AWGN
komunikasi digital. Dilihat dari namanya, Eb/No (Additive White Gaussian Noise), sedangkan
dapat didefinisikan sebagai perbandingan energi pada kondisi non line of sight (NLOS) melalui
sinyal per bit terhadap noise. Energi per bit dalam kanal multipath fading.
sebuah sinyal dijelaskan dalam persamaan
Eb S B Pada gambar 3.1 merupakan diagram alir
10 log penghitungan parameter performansi pada CDMA
No N R
2000 1X EV-DO Revision A baik pada kondisi tanpa
pengaruh multipath fading maupun dengan pengaruh
multipath fading.
4
Grafik Daya Terima Terhadap Jarak
-40
LOS
-50 NLOS
-60
-80
-90
-100
-110
-120
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Jarak BTS ke User (m)
5000 -69,541 -
40
20
0
0 1000 2000 3000 4000 5000 6000
Jarak BTS ke User (m)
5
Nilai SNR akan menurun jika terpengaruh d. Bit Error Rate (BER)
multipath fading.
Nilai SNR juga akan menurun sesuai dengan Tabel 4.4. Hasil Perhitungan BER
pertambahan jarak (d) dan penurunan daya Probabilitas bit error, Pbe
Jarak
terima (Pr). Artinya, kualitas sinyal akan semakin Line of Sight Non Line of
(m)
buruk apabila jarak antara transmitter dan (LOS) Sight (NLOS)
receiver semakin jauh.
1000 3,944 x 10-28 2,347 x 10-19
2000 3,399 x 10-26 1,888 x 10-13
c. Energy bit to Noise Ratio (Eb/No) 3000 5,654 x 10-24 2,974 x 10-8
Tabel 4.3.Hasil Perhitungan Eb/No 4000 6,903 x 10-23 8,986 x 10-6
Eb/No (dB) 5000 4,834 x 10-22 -
Jarak(m) Line of Non Line of
Sight Sight Grafik BER Terhadap Jarak
(LOS) (NLOS) -5
10 LOS
1000 60,824 40,686 NLOS
BER
5000 9,787 -
-20
10
60
V. Penutup
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah
dilakukan dalam bab sebelumnya, maka dari
6
perhitungan dan analisis pengaruh multipath fading Sedangkan pada jarak 4000 m nilai Pbe pada
terhadap performansi pada downlink CDMA2000 1X kondisi LOS sebesar 6,903 x 10-23 dan pada
EV-DO Rev. A dapat diambil kesimpulan sebagai kondisi NLOS sebesar 8,986 x 10-6.
berikut : e. Pengaruh multipath fading pada jaringan EV-
1. Sinyal yang mengalami propagasi multipath DO Rev. A menyebabkan penurunan daya
akan mengalami penundaan waktu terima terima, SNR, dan Eb/No. Sebaliknya, multipath
(delay spread) dan akan mempengaruhi kanal fading juga menyebabkan BER menjadi
multipath fading. Delay spread dapat diketahui semakin besar.
dengan menghitung beberapa parameter dengan f. Jaringan CDMA2000 1X EV-DO Rev. A lebih
hasil sebagai berikut : efisien digunakan untuk layanan data.
a. Mean Excess Delay ( ) = 252,441 μs
B. Saran
b. Maximum Excess Delay ( d ) = 2510 μs Saran yang diberikan untuk penelitian lebih
c. RMS Delay Spread ( ) = 754,713 μs lanjut tentang analisis pengaruh multipath fading
terhadap performansi pada downlink CDMA2000 1X
d. Bandwidth sinyal (Bs)= 1,195 KHz EV-DO Rev. A antara lain yaitu :
e. Bandwidth koheren (Bc)= 1,325 MHz 1. Mengubah tipe daerah layanan, kecepatan
f. Periode simbol (Ts) = 836μs pergerakan user dan tinggi antena pemancar
g. Jenis fading yang terjadi yaitu flat fading. atau penerima agar dapat terlihat pengaruh
faktor lingkungan terhadap performansi sinyal
2. Flat fading yang terjadi pada kanal multipath terima pada EV-DO Rev. A.
fading akan berpengaruh pada performansi 2. Analisis dalam penelitian ini dapat
CDMA2000 1X EV-DO Rev. A, yaitu pada dikembangkan menggunakan jaringan CDMA
rugi-rugi redaman propagasi (path loss). Nilai yang lain, seperti EV-DO Rev. B.
path loss juga dipengaruhi oleh jarak antara
transmitter (BTS) dan receiver (user
equipment) dan akan mempengaruhi daya DAFTAR PUSTAKA
terima sinyal pada receiver. Untuk kondisi BTS
dan UE pada EV-DO Rev. A yang berada di [1] Black, Peter J., Wu Qiang. 2001. Link Budget
daerah urban (terrain type A), dengan frekuensi Of cdma2000 1xev-Do Wireless Internet Access
kerja downlink sebesar 1900 MHz, bandwidth System. San Diego : Qualcomm Inc.
sebesar 1,25 MHz, bit rate user sebesar 3,1
Mbps, dan jarak antara BTS dan UE [2] Citra, Astika. 2010. Pengaruh Multipath
divariasikan muai dari 1000 m – 5000 m pada Fading Terhadap Performansi WCDMA.
kondisi tanpa pengaruh multipath fading atau Skripsi tidak dipublikasikan. Malang:
Line of Sight (LOS) dan yang terpengaruh Universitas Brawijaya.
multipath fading atau Non Line of Sight
(NLOS), maka akan diperoleh hasil sebagai [3] Dyah, Arlina. 2008. Pengaruh Multipath
berikut : Fading Terhadap WiMAX Menggunakan
a. Sinyal pada kondisi LOS masih dapat diterima Teknik OFDM. Skripsi tidak dipublikasikan.
dan diproses dengan baik sampai dengan jarak Malang: Universitas Brawijaya.
5000 m dengan daya terima -69,541 dBm.
Sedangkan pada kondisi NLOS, sinyal hanya [4] Forouzan, Behrouz A. 2000. Data
dapat diterima sampai jarak 4000 m dengan Communications and Networking 2nd edition.
daya terima Mc Graw-Hill International Edition.
-102,654 dBm. Hal ini dikarenakan pada jarak
lebih dari 4000 m, daya terima sinyal melebihi [5] Freeman, R.L. 2007. Radio System for
sensitivitas penerima yang besarnya -104 dBm. Telecommunications Third Edition. New York :
b. Nilai SNR pada kondisi LOS dengan jarak John Wiley & Sons, Ltd.
1000 m antara BTS dan UE yaitu sebesar
56,880 dB dan kondisi NLOS sebesar 36,741 [6] Ipatov, Valery. 2005. Spread Spectrum and
dB. Sedangkan pada jarak 4000 m nilai SNR CDMA : Principles and Application. West
pada kondisi LOS sebesar 44,839 dB dan pada Sussex : John Wiley & Sons, Ltd.
kondisi NLOS sebesar 9,787 dB.
c. Nilai Eb/No pada kondisi LOS dengan jarak [7] Jain, Raj. 2007. Channel Models A Tutorial.
1000 m antara BTS dan UE yaitu sebesar New York : Association for Computing
60,824 dB dan kondisi NLOS sebesar 40,686 Machinery.
dB. Sedangkan pada jarak 4000 m nilai Eb/No
[8] K. Fazel, S. Kaiser. 2008. Multicarrier and
pada kondisi LOS sebesar 48,783 dB dan pada
Spread Spectrum Systems.New York : John
kondisi NLOS sebesar 13,371 dB.
Wiley& Sons, Ltd.
d. BER (Pbe) pada kondisi LOS dengan jarak
1000 m antara BTS dan UE yaitu sebesar 3,944
x 10-28 dan kondisi NLOS sebesar 2,347 x 10-19.
7
[9] Rappaport, Theodore. 2002. Wireless
Communications Principles and Practice 2nd
Edition. New Jersey : Prentice Hall.
[11] http://www.3gpp.org
[12] http://www.ittelkom.ac.id