Buku Praktikum Fisiologi Veteriner 1 (2020) PDF
Buku Praktikum Fisiologi Veteriner 1 (2020) PDF
NIM :
KELOMPOK:
Tim Penyusun :
Kegiatan praktikum Fisiologi Veteriner adalah suatu kegiatan akademik yang wajib
diikuti mahasiswa dan diharapkan dapat meningkatkan keterampilan serta pengetahuan
mahasiswa dalam matakuliah Fisiologi Veteriner. Praktikum Fisiologi Veteriner mengajarkan
mengenai pemeriksaan fungsi fisiologis tubuh.
Demi mendukung kelancaran kegiatan praktikum maka disusunlah panduan
praktikum yang wajib dimiliki oleh setiap mahasiswa. Panduan ini diharapkan mampu
memberi dasar yang mantap untuk memahami fungsi fisiologis tubuh. Mahasiswa diharapkan
aktif karena mata kuliah ini merupakan ilmu dasar bagi matak uliah selanjutnya. Kritik dan
saran kami harapkan guna menyempurnakan materi dalam buku ini.
Malang, 2020
Tim Penulis
Hal
1. Kata Pengantar.......................................................................................................... 3
2. Daftar Isi..................................................................................................................... 4
3. Tujuan…………………………………..................................................................... 5
4. Jadwal Praktikum..................................................................................................... 6
5. Praktikum I : Pendahuluan.......................................................................................... 7
6. Praktikum II : Fisiologi Sel I…………....................................................................... 11
7. Praktikum III : Fisiologi Sel II…................................................................................ 16
8. Praktikum IV : Sistem Saraf…………………............................................................ 18
9. Praktikum V : Sistem Muskular ………………….…................................................ 24
10. Praktikum VI : Presentasi Kasus Neuromuskular……............................................... 30
11. Praktikum VII : Sistem Indra....................................................................................... 34
12. Praktikum VIII : Sistem Endokrin I………….…....................................................... 43
13. Praktikum IX : Sistem Endokrin II..………….…....................................................... 47
14. Praktikum X : Presentasi Kasus Endokrin……………............................................... 52
15. Praktikum XI : Fisiologi Cairan Tubuh………………............................................... 54
16. Praktikum XII : Metabolisme Basal….………………............................................... 57
B. PERENCANAAN PENILAIAN
Penilaian didasarkan pada prestasi mahasiswa dalam mengerjakan aktivitas pembelajaran
yaitu:
a. Ujian Akhir Praktikum dengan bobot 50%
b. Pre test dan Post test dengan bobot 25 %
c. Laporan 15%
d. Aktivitas lab dengan bobot 10%
Nilai
Tujuan : Mempelajari pengaruh berbagai macam kosentrasi larutan NaCl, larutan saponin
Dasar Teori :
Membran sel hewan eukariot bersifat semipermiabel dan merupakan struktur sel
yang memisahkan sitoplasma dengan lingkungan luarnya. Berperan sebagai pembatas
pergerakan bahan masuk dan ke luar sel, molekul hidropobik dapat melewatinya dengan
mudah, sedangkan molekul hidropilik lebih sulit. Dibentuk oleh: a. Dua lapisan lipid
(posfolipid) bagian kepala yang bersifat hidropilik mengarah ke cairan ekstrasel dan ke
sitoplasma, sedangkan kakinya yang hidropobik bertemu pada bagian dalam lapisan membran.
b. Protein yang tersusun seperti mosaik pada lapisan lipid (pada bagian dalam, luar dan
menembus dari luar ke dalam membran/trasmembran) yang berfungsi sebagai komponen
struktural membran, pompa dan saluran ion, carrier, reseptor dan enzim. c. Kolesterol (pada
hewan eukariot jumlah kolesterol ini menentukan permeabilitas membran terhadap air, makin
banyak kolesterol makin kurang permeabilitasnya terhadap air misal pada tubuli distal ginjal).
Air akan bergerak mengikuti gradien osmotik melewati membran sel. Bila sel eritrosit berada
pada medium yang lebih rendah tekanan osmotiknya, air akan masuk ke dalam sel. Membran
sel eritrosit akan pecah (hemolisis) saat penambahan volume cairan sel, melewati ambang
batas yang dapat ditahan membran sel, hemoglobin akan tersebar pada medium. Bila sel yang
mengalami hemolisis lebih banyak dari yang tidak mengalami hemolisis, campuran darah dan
medium akan bewarna merah cerah. Sebaliknya bila sel yang mengalami hemolisis lebih
sedikit dari yang tidak mengalami hemolisis, campuran darah dan medium bewarna merah
keruh. Bila sel darah merah berada pada mebium yang lebih tinggi tekanan osmotiknya, air
akan ke luar dari sel, sel akan mengkerut (krenasi). Medium yang berisi sel eritrosit yang
mengalami krenasi akan bewarna merah keruh. Bila sel berada pada medium yang
Nilai
Tujuan :
Mempelajari kelarutan Molekul/senyawa polar dan non polar
Dasar Teori
Molekul polar adalah molekul yang atom-atomnya berbagi elektron, dimana
masingmasing atom tidak sama kekuatannya dalam menarik pasangan elektron sehingga
terbentuk muatan negatif dan positif . Sedangkan molekul nonpolar adalah molekul dimana
atom-atomnya berbagi elektron secara berimbang.sehingga tidak terbentuk perbedaan muatan.
Molekul polar akan larut pada pelarut polar dan molekul nonpolar larut pada pelarut nonpolar.
Nilai
Dasar Teori :
Secara anatomi, susunan saraf otonom terdiri atas saraf praganglion, ganglion dan
pasca ganglion yang mempersarafi sel efektor. Serat eferen persarafan otonom terbagi atas
sistem persarafan simpatis dan parasimpatis. Sistem saraf simpatis disalurkan melalui serat
torakolumbal 1 sampai lumbal 3. Serat saraf eferennya kemudian berjalan ke ganglion
vertebral, pravertebral dan ganglia terminal. Sistem persarafan parasimpatis (segmen
kraniosakral susunan saraf otonom) disalurkan melalui beberapa saraf kranial yaitu N. III, N.
VII, N. IX, N. X dan serat saraf yang berasal dari sakral 3 dan 4.
Sistem persarafan simpatis secara fisiologis teraktivasi pada kondisi stress. Sistem
persarafan simpatis ditandai oleh detak jantung yang meningkat, pernafasan yang cepat,
peningkatan tekana darah, pupil miosis dan sebagainya. Sistem persarafan parasimpatis secara
fisiologis bersifat relaksasi. Sistem parasimpatis ditandai oleh detak jantung dan pernafasan
yang normal, tekanan darah yang normal, pupil midriasis.
Gerak refleks merupakan respon yang cepat dan tidak disadari terhadap perubahan
lingkungan interna maupun eksterna. Refleks dikendalikan oleh sistem saraf yaitu otak
(disebut refleks kranial) atau medula spinalis (disebut refleks spinal) lewat saraf motorik
kranial dan spinal. Saraf kranial dan saraf spinal dapat berupa saraf somatik yang
mengendalikan refleks otot kerangka atau saraf otonom yang mengendalikan refleks otot plos,
jantung dan kelenjar. Meskipun refleks spinal dapat terjadi tanpa keterlibatan otak, tetapi otak
seringkali memberikan pertimbangan dalam refleks spinal. Refleks adalah suatu respon organ
efektor (otot ataupun kelenjar) yang bersifat otomatis atau tanpa sadar, terhadap suatu stimulus
tertentu. Respon tersebut melibatkan suatu rantai yang terdiri atas sekurang-kurangnya 2
2 Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
3 Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
10 Nervus
Vagus
11 Nervus OP mengangkat bahunya OP tetap mempertahankan
Accesorius sekencang mungkin, dan posisinya, dan tidak mudah
praktikan lainnya menekan turun dengan yang
bahu OP sekuat mungkin diberikan dari praktikan
lain
12 Nervus OP melipat lidah OP Dapat melipat lidahnya,
Hypoglossu membentuk U atau
s bergelombang
Nilai
Tujuan :
1. Mempelajari cara mematikan katak dan membuat sediaan otot saraf.
Dasar Teori :
1. Impuls Saraf dan Kontraksi Otot
Impuls pada saraf merambat dari dendrit sampai ujung akson. Setiap rangsangan yang
kekuatannya mencapai harga ambang akan menimbulkan potensial aksi yang akan merambat
sepanjang akson dan ini disebut impuls saraf. Pada ujung akson, pada motor-end-plate, impuls
saraf ini menyebabkan sekresi asetilkolin yang ditangkap oleh reseptor, yang terletak pada serabut
otot. Reaksi asetikolin-reseptor ini menimbulkan potensial aksi pada serabut otot yang akan
menjalar berupa impuls otot melalui tubulus T yang nantinya akan sampai pada sisterne retikulum
sarkoplasma, dan menstimulasi pengeluaran Ca++. Peningkatan kadar Ion Ca ++ bebas intra sel
yang berasal dari retikulum sarkoplasma ini diperlukan untuk berlangsungnya kontraksi otot
rangka, demikian pula energi dari ATP yang dihidrolisa oleh ATP-ase. Setelah kontraksi selesai
ion kalsium harus dipompa kembali ke dalam sisterne secara aktif yang juga memerlukan energi
dari ATP.
B. Membuat sediaan otot saraf (atau disebut juga preparat saraf otot)
1. Letakan katak yang telah dimatikan pada 1, di atas papan katak.
2. Buka kulit dan otot perut.
3. Singkirkan jeroan.
4. Perhatikan keluarnya n. ischiadicus dari susum tulang belakang.
5. Lihatlah masing-masing n. ischiadicus.
6. Potong n. ischiadicus pada bagian cranial.
7. Balikan badan katak.
8. Angkat tulang ekor tinggi-tinggi, potonglah ke arah cranial sejauh mungkin.
9. Telusuri n. ischiadicus ke atas sambil menggunting otot-otot disebelah atasnya.
Nilai
Tujuan:
1. Menambah pengetahuan mahasiswa terkait kasus pada neuromuscular yang diberikan
2. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam memahami dan mempresentasikan
hasilnya dalam bentuk power point
3. Meningkatkan kemampuan manajerial mahasiswa dalam mengerjakan tugas secara
berkelompok
I. ALAT :
a. Laptop
b. Proyektor
CARA KERJA:
1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 4-5 orang mahasiswa
2. Setiap kelompok mahasiswa mengerjakan tugas kasus yang diberikan oleh dosen
4. Tulis dalam bentuk ringkasan dari presentasi semua kelompok di buku praktikum
5. Laporan akhir wajib membuat suatu makalah dengan melampirkan sumber jurnal
beserta powerpoint
Nilai
5. Kepekaan Sentuhan
A. Alat dan Bahan
1. Sapu tangan
2. Spidol
3. Penggaris
4. Jangka
1 Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
2 Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
3 Nama :
Umur :
Jenis kelamin :
Bagian lidah
Tepi kanan- Tepi kanan-
Depan Tengah Pangkal
kiri Depan kiri Belakang
Nama 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3 1 2 3
Rasa Hasil (+) terasa (-) tidak terasa
Pedas
Gurih
Manis
Asam
Pahit
Asin
2. Pembau
Ket . (+) tercium samar, (++) tercium sedang, (+++)tercium kuat, (-) tidak tercium
Sekerat bahan
Apel Bengkuang Kentang
Nama
Hidung Hidung Hidung Hidung Hidung Hidung
Praktikan
di di di di di buka di tutup
buka tutup buka tutup
Mengecap
Membau
Rasa
Mengecap
Membau
Rasa
Mengecap
Membau
Rasa
Keterangan : ✓= bisa mengecap, -- =tidak berbau, (+++)= Manis, (++)=kurang manis,
(+)= Sangat kurang manis
3. Kepekaan Sentuhan
Ujung Ujung
Lengan Telapak Telapak
Lengan jari jari teng
Nama praktikan bawah tangan tangan dahi pipi bibir
bawah tangan tangan kuk
dorsal ventral dorsal
kiri kanan
Nilai
PRAKTIKUM VIII
Dasar Teori :
Di dalam tubuh kita terdapat dua sistem yang bertanggung jawab terhadap pengaturan
lingkungan internal. Penghantaran informasi yang cepat dan terarah diatur oleh sistem saraf,
sedangkan pengaturan fungsi sel secara global dan berlangsung lama merupakan tanggung
jawab sistem endokrin. Sistem ini berkerja melalui penghantaran informasi secara kimiawi
dengan perantaraan hormon.
Hormon insulin merupakan hormon yang tersusun dari rangkaian asam amno yang
dihasilkan oleh sel beta kelenjar pancreas. Dalam keadaan normal, bila ada rangasangan pada
sel beta, insulin disintesis dan kemudian disekresikan ke dalam darah sesuai kebutuhan tubuh
untuk keperluan regulasi glukosa darah. Secara fisiologis regulasi glukosa darah yang baik
diatur bersama dengan hormon glukagon yang disekresikan oleh sel alfa kelenjar pancreas.
Insulin mempunyai fungsi penting pada berbagai proses metabolisme dalam tubuh terutama
metrabolisme karbohidrat. Hormon ini sangat penting perannya dalam proses utilisasi glukosa
oleh hampir seluruh jaringan tubuh terutama otot, lemak dan hepar.
Gangguan metabolisme glukoasa yang terjadi diawali dengan kelainan pada dinamika
sekresi insulin berupa gangguan fase sekresi insulin yang tidak sesuai kebutuhan (inadekuat).
Defisiensi insulin ini secara langsung menimbulkan dampak buruk terhadap homeostasis
glukosa darah. Yang pertama terjadi adalah hiperglikemia akut pascaprandial (HAP) yaitu
peningkatan kadar glukosa darah segera (10-30 menit) setelah beban glukosa (makan minum).
Nilai
PRAKTIKUM IX
Dasar Teori :
Glukokortikoid merupakan kelompok hormon steroid yang disekresikan dari korteks
adrenal dan memiliki peranan vital untuk mempertahankan tubuh dalam kondisi stress. Dalam
kondisi stress, glukokortikoid akan dilepaskan ke aliran darah untuk meningkatkan
metabolisme energi, dengan cara meningkatkan glukoneogenesis, lipolisis, dan glikogenesis di
otot, hati, dan jaringan adiposa. Hal ini mengakibatkan jumlah glukosa, asam amino dan asam
lemak di aliran darah meningkat. Glukokortikoid juga akan mempengaruhi gambaran
hematologi dengan menurunkan jumlah leukosit (leukopenia) dan meningkatkan jumlah
heterofil (heterofilia) dan menurunkan jumlah limfosit (limfopenia). Hal ini mengakibatkan
rasio heterofil dan limfosit (HLR) sering dijadikan parameter untuk melihat stress).
Glukokortikoid juga meredakan proses peradangan (anti inflamasi dan imunosupresi) sehingga
sering diberikan pada kejadian infeksi. Derivat glukokortikoid yang sering diresepkan adalah
deksametason, betametason, kortikosteron dll.
Tabel Kerja
Kelompok :
Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 49
Dosis Deksametason :
Suhu Kandang :
Nilai
PRAKTIKUM X
PRESENTASI KASUS ENDOKRIN
Laboratorium Fisiologi Veteriner, Universitas Brawijaya 51
Tujuan:
1. Menambah pengetahuan mahasiswa terkait kasus pada endokrin yang diberikan
2. Meningkatkan keterampilan mahasiswa dalam memahami dan mempresentasikan
hasilnya dalam bentuk power point
3. Meningkatkan kemampuan manajerial mahasiswa dalam mengerjakan tugas secara
berkelompok
ALAT :
1. Laptop
2. Proyektor
CARA KERJA:
1. Buatlah kelompok yang terdiri atas 4-5 orang mahasiswa
2. Setiap kelompok mahasiswa mengerjakan tugas kasus yang diberikan oleh dosen
4. Tulis dalam bentuk ringkasan dari presentasi semua kelompok di buku praktikum
5. Laporan akhir wajib membuat suatu makalah dengan melampirkan sumber jurnal
beserta powerpoint
Nilai
PRAKTIKUM XI
FISIOLOGI CAIRAN TUBUH
Tujuan :
1. Mahasiswa dapat mengukur tinggi badan dan berat badan yang valid dan realiabel
2. Mahasiswa dapat memahami faktor-faktor yang mempengaruhi hasil pengukuran
tinggi badan dan berat badan
3. Mahasiswa dapat menghitung IMT (Indeks Massa Tubuh)
4. Mahasiswa dapat menghitung kebutuhan cairan tubuh perhari pada keadaan normal
Dasar Teori
Cairan tubuh merupakan faktor penting dalam berbagai proses fisiologis didalam tubuh.
Dapat dikatakan, kemampuan kita untuk bertahan hidup sangat tergantung dari cairan yang
terdapat dalam tubuh kita. Oleh karena itu, terdapat berbagai mekanisme yang berfungsi untuk
mengatur volume dan komposisi cairan tubuh agar tetap dalam keadaan seimbang atau disebut
juga dalam keadaan homeostasis. Sistem kardiovaskuler berfungsi untuk mensuplai berbagai
bahan yang penting melalui darah keseluruh jaringan. Sistem-sistem lainya seperti ginjal,
paru-paru dan hati berfungsi untuk menjaga jumlah dan komposisi caiaran tubuh agar selalu
dalam keadaan seimbang. Apabila terjadi ketidakseimbangan antara cairan yang ada dalam
tubuh dan cairan yang dibutuhkan oleh tubuh, maka akan terjadi ketidak seimbangan atau
terjadi gangguan pada berbagai system yang berhubungan dengan kebutuhan cairan tersebut.
Kelainan tersebut dapat berupa kelebihan caiaran maupun kekurangan cairan.
Indeks massa tubuh (IMT) merupakan nilai yang diambil dari perhitungan hasil bagi antara
berat badan (BB) dalam kilogram dengan kuadrat dari tinggi badan (TB) dalam meter. IMT
dipercayai dapat menjadi indikator atau menggambarkan kadar adipositas dalam tubuh
seseorang. IMT merupakan alternatif untuk tindakan pengukuran lemak tubuh secara luas
untuk menentukan status gizi seseorang.
II. BAHAN
1. Probandus : Manusia
CARA KERJA :
1. Dipersiapkan 2 alat pengukur tinggi badan (satu pada timbangan dan satu yang
dilengketkan di dinding yang biasa digunakan di tempat praktek). Begitu pula
timbangan ada 2 alat timbangan.
2. Dibagi 2 kelompok agar tidak saling mengganggu, dan membagi tugas agar ada yang
memeriksa dan yang menjadi orang coba; dan kemudian bertukar peran. (5 menit)
3. Praktikan melakukan pengukuran secara bergantian (20 menit)
4. Dilakukan diskusi tentang faktor-faktor yang dapat mempengaruhi hasil pengukuran,
menghitung IMT dan mengklasifikasikannya serta menghitung kebutuhan cairan
perhari.
Nilai
Tujuan :
1. Menghitung dan menyimpulkan besar metabolisme ”basal” dan metabolisme kerja
orang/hewan coba.
2. Mempelajari pengaruh faktor-faktor fisiologis yang mempengaruhi metabolisme basal
Dasar Teori
Pengertian metabolisme adalah setiap proses kimiawi yang terjadi di dalam tubuh
makhluk hidup. Proses tersebut meliputi proses pembentukkan dan penggunaan energi, karena
itu tingkat metabolisme tiap individu ditentukan oleh tingkat aktivitas tiap individu
berdasarkan atas besarnya energi yang digunakan dengan melihat dari besarnya panas yang
dilepaskan oleh tubuh atau besarnya pemakaian oksigen. Derajat metabolisme seseorang
sangat bergantung dengan aktifitas atau kerja dari individu yang bersangkutan. Karena
aktifitas kerja sangat bervariasi maka diperlukan standart dimana dengan demikian tingkat
metabolisme suatu individu dapat dinilai dan dibandingkan, keadaaan tersebut dinamakan
keadaan basal.
Metabolisme basal atau sering disebut Energi Pengeluaran Basal (Basal Energy
Expenditure) adalah kebutuhan energi untuk mempertahankan kehidupan atau energi yang
mendukung proses dasar kehidupan, contohnya : mempertahankan temperatur tubuh, kerja
paru-paru, pembuatan sel darah merah, detak jantung, filtrasi ginjal, dan lain sebagainya.
Untuk menentukan nilai dari BEE ini harus dalam kondisi basal. Kondisi basal tersebut
meliputi : 12-16 jam setelah makan, posisi berbaring, tidak ada aktivitas fisik satu jam
sebelum pemeriksaan, kondisi rileks, temperatur tubuh normal, temperatur ruangan harus 21-
250C, dan dalam kondisi yang kelembapannya normal. Adapun syarat untuk mendapatkan
keadaan basal (matabolisme basal) adalah :
1. Waktu yang paling baik untuk melakukan pemeriksaan adalah waktu pagi hari sebelum
melakukan aktifitas apapun.
2. Malam hari sebelum pemeriksaan dapat tidur nyenyak dalam waktu yang cukup
II. BAHAN
a. Hewan coba : Kucing, anjing dan manusia coba
CARA KERJA :
1. Ukur berat badan, tinggi badan orang/hewan coba
2. Posisikan orang coba/hewan coba dalam keaadaan rileks dan nyaman dengan suhu
ruang 21o-25oC.
3. Pengukuran I : Ukur suhu dengan menggunakan termometer, pulsus dan respirasi
orang/hewan coba dalam keadaan rileks dan nyaman dengan suhu ruang 21o-25oC
(pengukuran respirasi dapat dilihat pada praktikum II, pengukuran pulsus dapat dilihat
pada praktikum III)
4. 10 menit kemudian lakukan pengukuran II setelah melakukan exercise selama 5 menit
: ukur suhu dengan menggunakan termometer, pulsus dan respirasi orang/hewan coba
dalam keaadaan rileks dan nyaman dengan suhu ruang 21o-25oC (pengukuran respirasi
dapat dilihat pada praktikum II, pengukuran pulsus dapat dilihat pada praktikum III)
5. Kemudian simpulkan
1. Manusia Coba
Nama Orang Coba : ............................. Tinggi badan : .................................m
Umur : ......................Thn Berat badan : ................................Kg
Jenis Kelamin : ............................. Suhu tubuh : ...............................OC
Suku Bangsa/Ras : ............................. Tekanan darah : ................../..................
Frekuensi nadi : Frekuensi Pernafasan :
- Permulaan : .................../menit - Permulaan : ............................/menit
- Akhir : .................../menit - Akhir : ............................/menit
2. Hewan Coba
Nama Hewan Coba : ........................... Tinggi badan : .................................m
Umur : ........................Bln Berat badan : ................................Kg
Jenis Kelamin ............................. Suhu tubuh : ...............................OC
Suku Bangsa/Ras : ............................
Frekuensi nadi : Frekuensi Pernafasan :
- Permulaan : ..................../menit - Permulaan : ............................/menit
- Akhir : ..................../menit - Akhir : ............................/menit
3. Hewan coba
Nama Hewan Coba : ........................... Tinggi badan : .................................m
Umur : ........................Bln Berat badan : ................................Kg
Jenis Kelamin ............................. Suhu tubuh : ...............................OC
Suku Bangsa/Ras : ............................
Frekuensi nadi : Frekuensi Pernafasan :
- Permulaan : ..................../menit - Permulaan : ............................/menit
- Akhir : ..................../menit - Akhir : ............................/menit
Nilai