Anda di halaman 1dari 14

BAB I

PENDAHULUAN

Kuliah Kerja Nyata atau biasa yang disebut KKN merupakan salah satu

bentuk pengabdian terhadap masyarakat yang dilakukan Universitas Islam Negeri

Sunan Ampel Surabaya sebagai upaya penerapan ilmu dan teknologi yang

dipelajari mahasiswa di bidang akademik. Kegiatan ini dilaksanakan dengan

tujuan membantu memajukan dan memberdayakan masyarakat yang memerlukan

melalui berbagai program yang telah dirancang.

Melalui program KKN ini diharapkan dapat memberikan berbagai manfaat

bagi mahasiswa mengenai kompetensi yang harus dikuasai selain ilmu teoritis di

bangku perkuliahan tetapi juga kompetensi praktis yang menghadapkan pada

permasalahan-permasalahan konkrit dan langsung di masyarakat yang mampu

meningkatkan kecakapan hidup untuk bermasyarakat setelah lepas dari

perkuliahan dan mendapat berbagai pengalaman. Masyarakat pun diharapkan

dapat memperoleh dan menggunakan teknologi-teknologi baru dan tepat guna

yang dibawa oleh mahasiswa. Dalam hal ini mahasiswa diharapkan dapat menjadi

jembatan informasi ke masyarakat. Maka, mahasiswa KKN dihadapkan secara

langsung kepada masyarakat sehingga dapat saling memberi dan memperoleh

manfaat antara keduanya.

KKN dilaksanakan berdasarkan prinsip feasible (dapat dilaksanakan),

acceptable (dapat diterima), sustainable (berkesinambungan), dan partisipatif

sehingga dalam pelaksanaannya melibatkan masyarakat, yaitu masyarakat desa

Mojorejo sebagai lokasi pelaksanaan KKN.

1
Secara garis besar tahap pelaksanaan KKN terbagi atas 3 tahap yakni tahap

persiapan, tahap pelaksanaan dan tahap evaluasi, pelaporan dan tindak lanjut.

Pada tahap persiapan, mahasiswa KKN melakukan observasi dan analisis

kebutuhan. Observasi dilakukan dengan metode tanya jawab, dokumentasi, dan

melihat ke lapangan secara langsung. Berdasarkan hasil observasi maka

ditentukan program kerja KKN yang akan dilaksanakan meliputi program utama.

Pada tahap pelaksanaan dan evaluasi, mahasiswa melaksanakan program kerja

yang telah direncanakan dan menyesuaikan program kerja dengan matriks kerja

yang telah disusun. Pada tahap pelaporan, laporan yang dibuat terdiri atas tiga

jenis laporan, yaitu laporan akademik, jurnal dan pos daya.

Universitas Islam Negeri Sunan Ampel Surabaya menyelenggarakan KKN

sebanyak dua kali. Penyelenggaraan tersebut dilaksanakan pada setiap

semesternya. KKN gelombang kedua dilaksanakan pada semester ganjil.

Gelombang kedua berada di dua kabupaten yang berada di Jawa Timur.

Kabupaten tersebut adalah Kabupaten Bojonegoro dan Kabupaten Madiun. Kami

mengikuti KKN gelombang kedua yang bertempat di Bojonegoro. Dari sekian

banyak kelompok yang terbentuk, kami berada dikelompok KKN 82. Kelompok

kami bertempat di Kecamatan Kedungadem. Di kecamatan Kedungadem hampir

semua desa ditempati KKN. Dari 23 desa yang berada di Kecamatan

Kedungadem, hanya tiga desa yang tidak ditempati KKN. Kami berada disalah

satu dari 20 desa yang ditempati KKN, desa tersebut adalah Desa Mojorejo.

Kelompok KKN 82 terdiri dari 17 Mahasiswa/i dari berbagai Fakultas yang

2
berbeda-beda. Perbedaan inilah yang menyatukan kita untuk memajukan Desa

Mojorejo agar dapat menjadi desa yang semakin maju.

A. Letak Geografis Mojorejo

Secara geografis, Desa Mojorejo merupakan sebuah desa bercorak

agraris atau pertanian yang terletak di Kecamatan Kedungadem Kabupaten

Bojonegoro dengan jarak tempuh ke kecamatan kurang lebih selama setengah

jam. Adapun jarak dari Desa Mojorejo ke kabupaten dapat di tempuh kurang

lebih 1 ½ jam perjalanan. Desa ini terletak di ujung selatan Bojonegoro yang

berdekatan dengan Kabupaten Lamongan. Desa ini dibagi menjadi 2 dusun

yaitu Dusun Mojorejo dan Dusun Mojopangi. Di Dusun Mojopangi terdapat 6

RT dan 2 RW. Sedangkan di Dusun Mojorejo terdapat 6 RT dan 2 RW.1

Desa Mojorejo dengan wilayah seluas 350 ha ini dihuni oleh penduduk

laki-laki yang sebanyak 883 jumlah dan penduduk perempuan sebanyak 907

orang.2 Desa Mojorejo yang terletak jauh dari pusat Kota Bojonegoro,

membuat desa sedikit tertinggal akan sarana prasarananya. Seperti masih

minimnya penerangan jalan, sarana pendidikan di Desa Mojorejo.

1. Geografi Desa Mojorejo

a. Luas Desa

Luas wilayah Desa Mojorejo adalah 350 ha, yang terbagi atas:

 Tanah Sawah Tadah Hujan : 202,8 Ha

 Tanah Tegalan : 84,35 Ha

1
Buku Monografi Desa Mojorejo tahun 2017
2
Buku Daftar Isian Potensi dan Tingkat Perkembangan Desa dan Kelurahan Desa Mojorejo tahun
2017

3
 Tanah Pemukiman : 24,24 Ha

 Tanah Kuburan : 1,0 Ha

 Tanah Kas Desa : 10,6 Ha

 Bangunan Sekolah : 0,225 Ha

b. Batas Wilayah

 Sebelah Utara : Desa Pejok Kec. Kepoh Baru

 Sebelah Timur : Desa Pejok Kec. Kepoh Baru

 Sebelah Selatan : Desa Kendung Kec. Kedungadem

 Sebelah Barat : Desa Jamberrejo Kec. Kedungadem

Gambar 1.1
Mapping Desa Mojorejo

4
Gambar 1.2
Transect Desa Mojorejo
2. Penduduk Desa Mojorejo

a. Jumlah Penduduk

Penduduk Desa Mojorejo secara keseluruhan berjumlah 1790 jiwa,

terdiri dari:

 Laki-laki : 883 jiwa

 Perempuan : 907 jiwa

b. Kegiatan Harian Warga

Kegiatan harian warga Desa Mojorejo Dusun Mojopangi diambil

dari sebuah sample keluarga kecil Ibu Lasri yang terdiri dari bapak dan

Ibu.

1) Kegiatan Kepala Keluarga (Bapak) [Tabel 1.1]

Waktu Kegiatan
04.00 Bangun Tidur
04.15 Sholat Shubuh
05.30 Mandi dan Persiapan pergi

5
kesawah
06.00 Berangkat kesawah
12.00 Pulang dari kesawah
12.15 Ishoma
15.00 Memberi makanan ternak dan

Ishoma
18.00 Sholat Maghrib
18.30 Makan bersama keluarga dan

menonton tv
19.00 Sholat Isya’
21.00 Istirahat/tidur

2) Kegiatan Ibu Rumah Tangga [Tabel 1.2]

Waktu Kegiatan
04.00 Bangun Tidur
04.15 Sholat Shubuh
04.30 Memasak
05.30 Bersih-bersih rumah dan

Mandi
06.00 Berangkat kesawah
10.30 Pulang dari sawah
11.30 Ishoma
15.00 Memasak
16.00 Bersih-bersih rumah dan

mandi
18.00 Sholat Maghrib
18.30 Makan bersama keluarga dan

nonton TV
19.00 Sholat Isya’
21.00 Istirahat

B. Sejarah Desa Mojorejo

Desa Mojorejo merupakan salah satu dari 23 desa yang berada di

kecamatan kedungadem kabupaten Bojonegoro. Dari kabupaten, Desa ini

6
terletak di ujung selatan Bojonegoro yang berdekatan dengan kabupaten

Lamongan. Sedangkan dari kecamatan, desa ini terletak dibagian paling timur

berbatasan dengan kecamatan Kepoh Baru. Desa Mojorejo merupakan sebuah

desa yang mayoritas penduduknya bermata pencaharian sebagai petani,

karena terdapat lahan pertanian yang sangat luas dan sebagian besar lahannya

di tanami dengan bawang merah.

Sejarah awal mula munculnya desa Mojorejo tidak banyak diketahui oleh

penduduk sekitar, hanya diketahui oleh para sesepuh di desa tersebut. Dan

menurut cerita dari beberapa tokoh di desa ini, awal mulanya desa Mojorejo

adalah sebuah hutan rimbun yang banyak ditumbuhi pohon jati dan mojo.

Kemudian hutan tersebut ditebang oleh sepasang suami istri Nini Uye dan

Aki Uye yang berasal Babat Lamongan.

Desa Mojorejo terdiri dari dua dusun, yakni Mojorejo dan Mojopangi.

Sejarah penamaan dua dusun ini pun saling berhubungan satu sama lain.

Nama dusun Mojopangi berasal dari kata Mojo yang berarti nama pohon dan

pangi yang berarti pange atau dahan. Menurut sumber lain beliau mengatakan

bahwa asal mula penamaan desa di Mojorejo berawal dari tumbuhnya sebuah

pohon mojo yang besar di dusun Mojorejo. Masyarakat desa selalu

berkumpul dibawah pohon Mojo tersebut. Pohon Mojo itu sangat besar

sehingga dahannya memanjang hingga perkampungan disebelahnya. Inilah

alasan dari penamaan dari desa Mojorejo, dimana yang terdiri dari dua kata

yaitu mojo yang di ambil dari nama pohon Mojo, dan rejo yang berarti sebuah

perkumpulan orang yang berada di bawah pohon.

7
Di desa Mojorejo terdapat tradisi turun temurun yaitu Nyadran. Kegiatan

ini untuk dilakukan sebagai ungkapan rasa syukur atas melimpahnya panen

masyarakat desa Mojorejo. Tradisi Nyadran ini berawal dari bentuk rasa

syukur dan nadzar dari Nini Uye atas keberhasilan panennya yang melimpah

setelah sebelumnya mengalami beberapa kali gagal panen. Dan setelah itu,

masyarakat desa selalu mengadakan acara Nyadran sekali setiap tahun setelah

panen berlangsung. Lebih tepatnya pada bulan Juni.

C. Kultur Desa Mojorejo

Desa mojorejo mempunyai kultur budaya yang sampai saat ini masih

tetap terjaga. Hasil wawancara kami dengan Ibu Parti salah satu pemilik

rumah tempat kami tinggal, kultur budaya yang sampai saat ini masih ada

didesa Mojorejo adalah sebagai berikut:

1. Sedekah Bumi

Sedekah bumi merupakan salah satu tradisi desa yang dilaksanakan

setahun sekali bulan Ke-6 tepatnya pada bulan Juni. Menurut Ibu Sugeng

(55 tahun), salah satu warga Dusun Mojorejo. Tradisi sedekah bumi ini

merupakan salah satu bentuk syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa atas

rejeki panen yang berlimpah. Pada upacara tradisi sedekah bumi biasanya

seluruh masyarakat sekitar merayakannya dengan membuat tumpeng dan

jajanan khas daerah.

Pembuatan tumpeng dan jajanan khas merupakan salah satu syarat

yang harus dipenuhi pada saat pelaksanaan upacara tradisi di desa

Mojorejo ini. Setelah itu, masyarakat berkumpul dengan membawa

8
tumpeng dan jajanan khas daerah tersebut ke suatu tempat diantaranya di

rumah sesepuh kampung, sumur, waduk, balai desa, makam sepuh atau

tempat-tempat yang disepakati oleh seluruh masyarakat setempat.

Tumpeng dan jajanan khas tersebut kemudian dido’akan oleh seorang

pemuka agama atau sesepuh setempat untuk selanjutnya dibagikan lagi ke

masyarakat setempat. Sebagian masyarakat memakan tumpeng dan jajanan

bersama-sama pada saat acara berlangsung, dan sebagian lagi

membawanya pulang ke rumah untuk anak dan keluarga masing-masing.

Beberapa kerabat atau teman dari warga pun ikut meramaikan suasana

sedekah bumi dengan datang dan ikut menikmati makanan dari sedekah

bumi.

Acara tradisi sedekah bumi ini sangat dinantikan oleh semua warga

desa, tidak terkecuali anak-anak atau remaja yang masih berada di bangku

sekolah. Bahkan seringkali dijumpai anak-anak atau remaja yang rela

membolos sekolah demi mengikuti acara sedekah bumi di desanya.

Mungkin kejadian tersebut terlihat berlebihan, akan tetapi pada

kenyataannya tradisi sedekah bumi ini memang dianggap sebagai acara

yang istimewa karena pada saat itu mereka biasanya bertemu dengan

teman-teman sebaya dan juga bertemu dengan teman baru. Di dalam acara

tradisi sedekah bumi ini, terdapat banyak hal yang membuat warga

menjadi sangat senang dan bahagia. Salah satunya yaitu kebersamaan dan

keakraban yang mungkin tidak akan dapat dijumpai di hari-hari biasa.

9
Di Dusun Mojorejo, biasanya sedekah bumi diselenggarakan di dua

tempat yaitu di waduk dan di suatu makam sesepuh. Namun ketika waduk

atau sendang muncul warga Dusun Mojorejo memilih untuk merayakan

sendiri di samping waduk atau sendang dengan acara wayang dan

tumpeng. Sedangkan di Dusun Mojopangi menambahkan dengan

penyembelihan kambing, lalu kambing tersebut diolah dan dimakan

bersamaan dengan tumpeng yang dibawa masyarakat.

Menurut adat istiadat, dalam acara ini makanan yang menjadi

makanan pokok yang harus ada dalam tradisi ritual sedekah bumi adalah

nasi tumpeng dan ayam panggang. Puncak acara ritual sedekah bumi

diakhiri dengan pertunjukan Barongan atau Wayang (wayang kulit atau

wayang krucil) yang sering disebut dengan Tayub. yang merupakan

kesenian khas dari Desa Mojorejo.

2. Wiwit (Tradisi Petani Menjelang Panen)

Tradisi Wiwit adalah tradisi yang dilakukan oleh petani menjelang

panen dengan rasa terima kasih kepada Tuhan, karena tanamannya

menghasilkan panen yang baik. Penanaman padi sampai waktu panen

selalu diberikan panen yang banyak dan dijauhkan dari penyakit. Tradisi

Wiwit dimulai jika butiran padi mulai menampakkan warna kekuningan,

yang sebentar lagi segera dipanen.

Upacara Wiwit dilaksanakan dengan cara mengambil segenggam

tangkai padi yang menguning, dengan mengumpulkan warga yang

terutama terlibat dalam proses penanaman padi. Mereka diajak berkenduri

10
di sekitar padi dengan nasi tumpeng putih beserta lauk pauk, ayam

panggang utuh dengan tempe goreng dan telur rebus juga ikan asin, sambal

kacang dan kerupuk lalu berdoa bersama yang dipimpin oleh tetua

masyarakat. Setelah diberi doa segera diambil beberapa helai padi yang

menguning untuk dibawa pulang. Namun dengan perkembangan zaman,

tradisi wiwit ini sudah jarang dipakai, hanya beberapa warga saja yang

masih melakukan tradisi tersebut.

3. Neloni

Neloni adalah diadakannya acara selamatan pada waktu kandungan

ibu berumur tiga bulan. Acara tersebut diawali dengan acara kenduri yang

dihadiri oleh kerabat, sanak saudara, tetangga dan lain-lain. Semua piranti

undangan seperti nasi tumpeng, bubur abang-putih dan nasi punar (nasi

yang rasanya gurih dan berwarna kuning yang berasal dari kunyit)

diletakkan di hadapan. Kemudian sesepuh desa menjelaskan makna satu

persatu dari makanan yang telah dihidangkan, dengan ucapan undangan

dengan kata nggeh di setiap akhir kalimat yang diucapkan. Kemudian

dilanjutkan dengan doa dan terakhir dengan memakan hidangan yang telah

disediakan.

4. Tingkeban

Tingkeban adalah acara selamatan dan doa bersama dengan

mengundang warga untuk memperingati tujuh bulan kelahiran bayi, calon

orang tua jauh-jauh hari sebelum usia kandungan memasuki tujuh bulan

dengan menentukan hari baik sesuai pitungan jawa. Tradisi tingkeban

11
dimulai dengan sesepuh desa yang menata beberapa lembar kain jarik

batik di tengah rumah shohibul hajat yang melaksanakan tradisi tersebut.

Kemudian secangkir air putih dan kelapa muda serta sabit besar diletakkan

di depan pintu. Di depan teras rumah telah menunggu orang tua shohibul

hajat dengan membawa bumbu rujak dan lemper. Setelah semua siap

maka waktu pelaksanaanya pun tiba.

Seusai proses tersebut calon bapak memecah kelapa muda dengan

sabit yang dibarengi dengan calon ibu memberi cangkir. Lalu nenek dari

jabang bayi menumbuk bumbu rujak yang telah disiapkan hingga halus.

Setelah menendang cangkir dan memecah kelapa muda, keduanya mandi

dan kembali ke dalam rumah melalui pintu utama. Lalu sang calon ibu dan

bapak mengganti busananya. Bumbu rujak yang telah halus selanjutnya

dibawa ke dapur untuk segera dicampur dengan buah-buahan, lalu

dihidangkan kepada para undangan.

5. Megengan

Megengan adalah adat istiadat yang ada di pulau jawa termasuk juga

di Desa Mojorejo. Megengan ini dilakukan ketika sebelum bulan

Ramadhan dengan tujuan masyarakat mengharapkan keselamatan pada

Allah SWT agar ketika menjalankan ibadah puasa diberi kekuatan dan

kesehatan sampai hari raya.

Megengan dilaksanakan di masjid setiap dusun, yaitu di masjid Dusun

Mojorejo dan di masjid Dusun Mojopangi. Setiap warga yang datang ke

masjid membawa kue jajanan dan makanan khas desa untuk dimakan

12
bersama, seperti nasi gurih, ayam bumbu bali lengkap dengan urap-urap.

Lalu untuk kuenya seperti kue apem, lepet dan jajanan khas lainnya.

D. Pola Pertanian Masyarakat

Desa Mojorejo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro,

memiliki tanah dalam kondisi cukup baik. Di desa Mojorejo terdapat

bendungan air yang sangat luas, yang mana digunakan oleh masyarakat ketika

musim kemarau tiba.

Di tinjau dari kondisi fisik Desa Mojorejo merupakan daerah yang

agraris atau sektor pertanian yang terdapat sawah tadah hujan seluas 202,8 Ha

dan ladang atau tegalan seluas 84,35 Ha. Di sawah tadah hujan banyak

ditumbuhi oleh tanaman padi, bawang merah, jagung, tembakau, cabe dan

kacang hijau. Pertanian di Desa Mojorejo dilakukan dengan pola tanam yang

hampir seluruh tanah persawahan ditanami padi dan bawang merah dan

diselingi oleh tanaman lainnya. Hal ini disebabkan karena masalah iklim,

pengairan atau kondisi tanah.

Ketika kita melihat bagaimana petani tersebut mempersiapkan

pengolahan sawahnya dan juga persiapan panennya. Kita akan merasa bahwa

petani tersebut tidak memiliki harga atas usahanya. Mereka menunggu lama,

akan tetapi apa yang dihasilkan oleh mereka hanya sedikit dan tidak cukup

untuk memenuhi kebutuhan hidup mereka. Masyarakat Desa Mojorejo ini

adalah rata-rata petani dan buruh tani. Mereka adalah petani bawang, padi,

jagung, dan tembakau. Berikut ini adalah kalender musiman yang akan

menjelaskan musim-musim petani melakukan sebuah aktifitas pertaniannya.

13
Tabel 1.3

Kalender Musim Tanam dan Panen Desa Mojorejo

MAR

JUNI

AGU

NOV
OKT
JULI
APR
DES

FEB

MEI
JAN

SEP
Musim Hujan Kemarau Hujan
Curah Hujan Deras Sedang Rendah Deras
Padi T P T P
Jagung T P T P
Bawang Merah P T P T
Tembakau T P T P
Tebu T P T P
Keterangan :

T = Tanam

P = Panen

Warna Hijau = Hasil Panen 1

Warna Kuning = Hasil Panen 2

14

Anda mungkin juga menyukai