Anda di halaman 1dari 35

PROFIL DESA

A. Selayang Pandang

Puyung adalah sebuah nama desa di wilayah Pule, Kabupaten


Trenggalek, Provinsi Jawa Timur. Desa Puyung terdiri dari Tiga dusun,
yaitu:

• Dusun Krajan
• Dusun Ponggok
• Dusun Sendang

B. Sejarah Desa

Desa Puyung adalah sebuah Desa di kecamatan Pule, Kabupaten


Trenggalek, Provinsi Jawa Timur. Terletak pada ketinggian 1.200 MdPL,
berdampingan dengan desa Tanggaran, Selur dan Sidomulyo. Puyung
menjadi tempat idaman lebih dari 5.000 jiwa yang menjadikan desa ini
sebagai rumah mereka. Mayoritas penduduknya adalah petani rempah-
rempah dan palawija.

Sejarah desa Puyung masih dalam tahap penggalian yang tentunya


membutuhkan waktu lebih lama dari masa KKN. Untuk itu kami
merangkum data sementara yang berhasil kami kumpulkan dari beberapa
sumber.
Penyebutan nama Puyung berasal dari riwayat warga Desa banyak yang
melakukan penyadapan pohon aren untuk mendapatkan badeg (baca: nira).
Menyadap istilah penduduk Desa: ngepuh Pohon aren oleh warga
setempat dinamakan Luyung . Dari kata ngepuh luyung, menjadi Puhyung,
Kemudian menjadi Puyung. Berdasarkan riwayat tersebut maka daerah ini
di kenal Desa Puyung Sampai sekarang.
Dalam cerita lain disebutkan bahwasanya zaman dahulu di Desa Puyung
terdapat banyak tumbuhan obat yang dinamakan Timpu Hyung. Obat
tersebut banyak dicari oleh warga sekitar desa, sehingga nama tanaman
obat tersebut menjadi identitas desa dan berkembang menjadi nama desa
Timpu Hyung yang lama kelamaan pelafalannya menjadi Puyung.
Penelitian kami terkait tokoh pendiri desa sampai pada Demang (Kepala
Desa) pertama Puyung yaitu Ki Jogo Tirto. Disebutkan bahwa Ki Jogo
Tirto adalah tokoh yang mbabat Desa Puyung yang pada waktu itu masih
berupa hutan belantara.1
Dalam cerita lain data yang kami terima berbeda dengan data di atas.
Disebutkan bahwa Ki Jogo Tirto adalah petugas pemerintahan Kadipaten
Pacitan yang diutus untuk memerintah di Kademangan Puyung. Waktu itu
Puyung masuk ke dalam Pemerintahan Kadipaten Pacitan. Sehingga
bisadikatakan bahwasanya Ki Jogo Tirto bukanlah tokoh yang mbabat
Desa Puyung, melainkan Demang Pertama desa Puyung yang melandasi
sistem pemerintahan di Puyung. Untuk tokoh tetua yang ada di Desa
Puyung sebelum Ki Jogo Tirto hadir adalah Mbah Poncodrono yang lahir
sekitar tahun 1800 M dan wafat tahun 1967 M. Mbah Poncodrono dan Ki
Jogo Tirto bersama-sama membangun desa Puyung, Ki Jogo Tirto sebagai
Pemerintah, sedangkan Mbah Poncodrono sebagai pinisepuh.2

C. Geografis
Batas Wilayah Desa :
• Sebelah Barat : Desa Sidomulyo Kec. Pule
• Sebelah Timur : Desa Tanggaran Kec.Pule
• Sebelah Utara : Desa Selur Kec. Ngrayun Kab. Ponorogo
• Sebelah Selatan : Desa Sidomulyo Kecamatan Pule
D. Demografi

Laki-laki Perempuan Total


Jumlah penduduk tahun 2023 2567 2561 5.128
Jumlah penduduk tahun 2022 2558 2546 5.104

1
Wina Purwanto. Perangkat Desa. 14 Desember 2023
2
Parji. Cucu Poncodrono. 19 Desember 2023.
E. Potensi Daerah
Tabel jumlah penduduk setiap Dusun tahun 2017 (data terbaru masih
dalam pengumpulan)

dusun Jml KK
Laki-laki Perempuan Total
Krajan 1054 1058 2012 345
Ponggok 497 538 1035 293
Sendang 1036 1035 2071 315
Jumlah 2572 2608 5118 1632

Tabel hasil pertanian

Jenis pertanian Luas/Ha Hasil/Ton/Ha


Padi 16 Ha 16 T/Ha
Kelapa, Cengkeh, 32.62 Ha 27 T/Ha
Kopi, ubi jalar, ubu
kayu dll.
Buah-buahan meliputi 4,97 Ha 1.0 T/Ha
; Durian, Manggis,
pisang, Rambutan,
salak Pondoh dll.

Tabel Jumlah Ternak

Jenis Ternak Jumlah


Sapi 107
Kambing 1012
Unggas meliputi ; ayam, itik, 1213
menthok dll.
Sumber Daya Alam Desa Puyung
Awal perencanaan program kerja kuliah kerja nyata tahun 2023- 2024 di Desa
Puyung dilakukan tepat pada hari pertama dengan melakukan observasi lapangan.
Observasi yang dilakukan yaitu dengan mengamati wilayah setempat serta
wawancara dengan beberapa masyarakat di Desa Puyung. Kami melakukan
penyesuaian program dengan melakukan observasi selama 2 minggu, observasi ini
akan berguna dalam hal merancang program kerja yang sesuai dengan kondisi dan
permasalahan masyarakat Desa Puyung. Selama 2 minggu kami melakukan
observasi langsung dengan melihat lingkungan Desa Puyung, mewawancarai
masyarakat dan juga ikut serta dalam pengolahan potensi yang ada di Desa
Puyung. Selain itu, kami meminta saran kepada aparat desa dan karang taruna
terkait pelaksanaan program kerja nanti. Kegiatan ini dilakukan guna
mendapatkan data yang cukup agar nantinya program KKN tepat guna dan tepat
sasaran.

Dari hasil pengamatan dengan metode wawancara dan melakukan


observasi yang dilakukan kami mendapatkan informasi yang cukup lengkap
terkait dengan keadaan Desa Puyung. Dari informasi yang didapatkan
menunjukan bahwa Desa Puyung sebelum tahun 2000 didominasi oleh pohon aren
sehingga masyarakat puyung sebagian besar berprofesi sebagai pengepuh aren.
Lalu pada tahun 2000 petani di Desa Puyung memutuskan untuk mengganti
Pohon aren dengan Rempah-rempah dan Plawija, sehingga sekarang sebagian
besar berprofesi sebagai petani rempah-rempah dan palawija. Selain menjadi
petani, masyarakat desa puyung juga berprofesi sebagai peternak yang mayoritas
berternak kambing. Melalui wawancara yang dilakukan, masyarakat Desa Puyung
memiliki hasil pertanian yang melimpah dikarenakan perkebunan berlokasi di
wilayah pegunungan. Dan melalui observasi, kita dapat mengetahui cara
pengolahannya. Selain itu ada beberapa permasalahan tentang sumber daya alam
yang ada di Desa Puyung:

1. Minimnya pengetahuan dalam pengelolaan hasil potensi desa.


2. Belum adanya penunjuk arah ke tempat produksi pengelolaan hasil potensi
desa.
3. Daya jual hasil produksi tidak ada peningkatan.

Berdasarkan permasalahan di atas, dapat dirumuskan bahwa untuk


membenahi pengetahuan seputar pengelolaan hasil potensi desa dibutuhkan
sosialisasi terkait pemanfaatan hasil potensi desa. Untuk mengatasi belum adanya
penunjuk arah ke tempat produksi pengelolaan hasil potensi desa dibutuhkan
banner dan papan nama produksi tersebut.

A. Rempah Bubuk Bu Nur


1. Sejarah Produksi Bubuk Rempah-Rempah dan Serbuk Minuman
Herbal
Produksi Bubuk Rempah-Rempah dan Serbuk Minuman Herbal
merupakan produksi yang bergerak dibidang obat tradisional atau disebut
jamu. Produksi Bubuk Rempah-Rempah dan Serbuk Minuman Herbal
didirikan sekitar tahun 2021 oleh ibu Nur Wati di Dusun Ponggok Desa
Puyung Rt.12 Rw.07 Pule, Trenggalek. Sebelum berbentuk produksi,
pemilik memulai kiprahnya dengan pengadaan bahan yaitu jahe, kunyit,
dan temulawak. Pemilik memasok bahan-bahan ke petani rempah-rempah
sudah banyak berdiri di wilayah Desa Puyung. Melihat peluang pasar yang
masih terbuka lebar, pemilik mencoba belajar dan meramu jamu, pada
tahun 2021 mulai membuka usaha. Dengan keterbatasan modal yang
dipunyai, maka pengelolaan atau pembuatan produk ini masih
menggunakan cara-cara tradisional, yaitu meramu bahan-bahan dalam
bentuk serbuk atau bubuk. Dalam pembuatan tersebut belum mesin tapi
masih menggunakan tenaga manusia yang sebagian besar oleh keluarga
sendiri. Untuk pemasaran di rumah saja dengan cara adanya pemesanan.
a. Identitas Produksi
Nama : Serbuk Minuman Herbal “ Bu Nur”
Alamat : Dusun Ponggok Desa Puyung Rt.12 Rw.07
Pule,Trenggalek.
b. Prosedur Produksi
Memproduksi beberapa jenis diantaranya serbuk minuman dan
bubuk rempah-rempah. Prosedur produksi untuk kedua jenis tersebut
berbeda-beda. Berikut adalah alur produksi dari pembuatan produksi:
2. Serbuk Minuman (jamu bubuk)
Metode pengolahan dengan gula, yaitu pembuatan serbuk
dengan memanfaatkan kandungan gula. Proses ini tidak memerlukan
panas matahari ataupun oven. Prosesnya yaitu bahan bahan
dibersihkan, kemudian dipotong kecil-kecil agar mudah dihaluskan
dengan blender. Setelah diblender bahan kemudian diendapkan agar
proses pengeringan tidak memakan waktu yang lama. Setelah 4 jam
pengendapan, kemudian bahan dimasak. Gula dicampurkan saat bahan
sudah mendidih. Proses masak diteruskan sampai bahan menjadi
kental, setelah kental wajan diangkat dari tungku dan bahan diaduk-
aduk sehingga menjadi bubuk. Untuk bahan perbandingannya ½ kg
jahe : 1kg gula, 1kg temulawak : 1kg gula, 1kg kunyit : 1kg gula
3. Bubuk Rempah-Rempah
Metode pengeringan dengan panas matahari, yaitu dengan
mengeringkan bahan yang akan diolah dengan cara dijemur dan
dioven. Setelah kering dan benar-benar kurang kadar airnya, bahan-
bahan dihaluskan menggunakan blender. Metode kedua ini memiliki
kelebihan rempah-rempah yang dikeringkan dapat digunakan sebagai
bumbu ataupun jamu, sedangkan metode pertama hanya bisa
digunakan sebagai minuman karena sudah tercampur dengan gula.
a. Proses Pengemasan dan Pelabelan
Produsen ini dalam usahanya untuk menarik perhatian
konsumen, selain memperhatikan mutu dari produk yang dihasilkan
juga memperhatikan penampilan dari produk, yaitu dengan
memberikan kemasan yang dirasa menarik bagi konsumen. Dalam hal
pengemasan juga memenuhi 3 tujuan dilakukannya pembungkusan,
yaitu :
1) Untuk melindungi produk selama distribusi dan selama dipakai
oleh konsumen.
2) Untuk memberi perbedaan antara produknya dengan produk yang
lain,
3) Untuk mendapatkan laba, hal ini dimaksudkan bahwa suatu
pembungkus yang menarik akan meningkatkan keinginan
konsumen walaupun hanya untuk mendapatkan pembungkus yang
khas itu, sehingga pertambahan harga yang diakibatkan akan
melebihi biaya pembungkusan itu sendiri.3
B. Gula Aren Pak Kasni
1. Sejarah Gula Aren Pak Kasni
Gula aren merupakan produksi yang bergerak dibidang
tambahan bahan pokok. Produksi Gula aren didirikan sudah lama atau
turun menurun oleh bapak Kasni dan berjalan 2 tahun di Dusun Krajan
Desa Puyung Rt.05 Rw.03 Pule, Trenggalek. Sebelum berbentuk
produksi, pemilik memulai kiprahnya dengan pengadaan bahan yaitu
nira aren yang berasal dari lengan bunga jantan. Pemilik memasok
bahan dari kebunnya sendiri. Melihat peluang pasar yang masih
terbuka lebar, pemilik mencoba belajar. Pada tahun 2021 mulai
membuka usaha. Dengan keterbatasan modal dan bahan yang
dipunyai, maka pengelolaan atau pembuatan produk ini masih
menggunakan cara-cara tradisional. Dalam pembuatan tersebut belum
mesin tapi masih menggunakan tenaga manusia yang sebagian besar
oleh keluarga sendiri. Untuk pemasaran di rumah saja dengan cara
adanya pemesanan.
2. Proses Pembuatan Gula Aren
Disini saya akan menerangkan bagaimana proses pembuatan
gula aren dan alat yang akan digunakan dalam pembuatan gula aren
yaitu :
1) Wajan (Tempat untuk memasak gula aren)
2) Kebuk (Alat yang terbuat dari kayu untuk mengaduk gula aren)

3
Wawancara langsung dengan Bu Nur
3) Entok-entok (Alat yang terbuat dari kelapa untuk menuangkan
gulayang sudah matang, tetapi belum kering kedalam cerakan gula
aren.
4) Papan cetakan (Untuk mencetak gula aren)
5) Saringan (Untuk menyaring sajeng/nira yang akan dimasak)
6) Kayu bakar untuk memasak
7) Air sajeng/nira (Bahan baku gula aren)
8) Pawon (Tempat meletakan wajan dan menyalakan api)
9) Semengka (Proses sajeng/nira mulai matang dan menjadi gula)
10) Kitit (Proses mengentalkan sajeng/nira yang sudah matang)

Setelah semua peralatan dan bahan sudah tersedia baru mulai


proses pembuatan gula aren.
a) Nyalakan dulu kayu bakar, setelah nyala diamkan terlebih dahulu
b) Letakan wajan diatas tungku, kemudian
c) Persiapkan sajeng/nira untuk dimasukan kedalam wajan dan
jangan lupa disaring terlebih dahulu.
d) Sajeng/nira dimasak sampai mendidih dan sampai semengka.
e) Setelah semengka bahan gula aren itu diberi ampas kelapa, apabila
tidak ada ampas boleh diberi minyak goring sedikit, gunanya
untuk membantu mempercepat pengentalan sajeng/nira.
f) Selama sajeng/nira itu semengka, harus diaduk terus menerus
sampai sajeng itu matang.

Sajeng/nira yang sudah matang dan bisa diturunkan dari pawon


ciri-cirinya :
a) Gelembung-gelembung sajeng mulai sedikit jarang.
b) Warna sajeng kuning kecoklat-coklatan.
c) Sajeng sudah mulai kental.
d) Setelah sajeng itu matang, diaduk terus dan diketit.
e) Setelah itu baru gula dicetak menggunakan cetakan, cetakan ini
biasanya ada yang menggunakan potongan bamboo yang kecil
lubangnya sesuai keinginan, tetapi papan cetakan dibasahi air
terlebih dahulu supaya dalam pengambilan gula ketika sudah
kering tidak terlalu susah.
f) Setelah gula sudah dicetak didiamkan beberapa menit, ketika gula
sudah keras baru dilepas dari cetakan.
g) Proses pendinginan, sebelum gula aren disimpan sebaiknya gula
aren didinginkan terlebih dahulu, supaya dalam penyimpanan tidak
meleleh/lembek.4
C. Keripik Singkong Bu Dwi
1. Sejarah Keripik Singkong Bu Dwi
Keripik singkong merupakan produksi yang bergerak dibidang
bahan pokok. Produksi keripik singkong didirikan oleh Bapak Pomo
dan Ibu Dwi dan sudah berjalan 4 tahun di Dusun Ponggok Desa
Puyung Rt.14 Rw.07 Pule, Trenggalek. Sebelum berbentuk produksi,
pemilik memulai kiprahnya dengan pengadaan bahan yaitu singkong.
Pemilik memasok bahan dari kebunnya sendiri. Melihat peluang pasar
yang masih terbuka lebar, pemilik mencoba belajar. Pada tahun 2019
mulai membuka usaha. Dengan keterbatasan modal dan bahan yang
dipunyai, maka pengelolaan atau pembuatan produk ini masih
menggunakan cara-cara tradisional. Dalam pembuatan tersebut belum
mesin tapi masih menggunakan tenaga manusia yang sebagian besar
oleh keluarga sendiri. Untuk pemasaran di titipkan toko-toko terdekat
dan juga bisa langsung ke rumah.

2. Pembuatan Keripik Singkong

Pembuatan keripik singkong sangat sederhana dan tidak


dibutuhkan keahlian khusus, tetapi perlu diperhatikan dalam memilih
singkong dan teknik pembuatannya. Apabila menggunakan bahan
singkong yang berkualitas baik dan juga teknik pembuatan yang baik,
maka akan menghasilkan keripik singkong yang enak dan renyah.

4
Wawancara langsung dengan Pak Kasni
Singkong yang baik untuk keripik adalah singkong yang masih muda
yang berumur sekitar 3 bulan,tidak memiliki banyak serat, dan diolah
ketika singkong masih dalam keadaan segar.

Bahan-bahan yang diperlukan dalam pembuatan keripik singkong


adalah singkong, air dan minyak goreng. Tahap-tahap pembuatan keripik
singkong adalah sebagai berikut :

1) Langkah awal pembuatan keripik singkong diawali dari


memanen singkong yang sudah berumur sekitar 3 bulan.
Dipilih singkong yang tidak terlalu tua, karena biasanya
singkong yang tua cenderung lebih keras dibandingkan
singkong yang muda
2) Singkong yang sudah dipanen lalu dibersihkan dari kulit
arinya,pembersihan ini dilakukan hingga tidak ada lagi kulit ari
yang tersisa kemudian dicuci hingga bersih. Jika sudah di cuci
dengan bersih, singkong tersebut di potong-potong.
Pemotongan bisa dilakukan dengan dua cara yaitu vertikal dan
horizontal, menurut selera dan nilai jualnya. Irisan harus tipis
dan rata agar tidak keras.
3) Kemudian irisan singkong dimasukkan ke dalam air.
4) Setelah itu ditiriskan, singkong yang telah direndam tersebut
dikeringkan hingga benar - benar kering tanpa terkena sinar
matahari secara langsung.
5) Setelah singkong selesai dibersihkan dan diiris, kemudian
masuk ke tahap penggorengan. Di saat menggoreng singkong,
harus selalu dilakukan pengecekan agar tidak lengket satu sama
yang lain. Dan dipastikan minyak untuk menggoreng singkong
dalam keadaan cukup panas.
6) Setelah keripik matang (bagian tepi irisan singkong bewarna
kecoklatan), keripik singkong ditiriskan,
7) Bisa ditambah bumbu perasa makanan jika diinginkan,
8) selanjutnya keripik siap masuk ketahap berikutnya yaitu proses
penimbangan dan pengemasan. Dalam proses ini tidak boleh
sembarangan mengemasnya, harus dilakukan dengan teliti agar
kemasan tertutup dengan benar.5

D. Tempe Bu Paiyem/ Bu Yul


1. Sejarah Tempe Bu Iyul
Tempe merupakan produksi yang bergerak dibidang bahan
pokok. Produksi tempe didirikan oleh Ibu Paiyem dan sudah berjalan
lama sekitar 30 tahun di Dusun Krajan Desa Puyung Rt.05 Rw.03
Pule, Trenggalek. Sebelum berbentuk produksi, pemilik memulai
kiprahnya dengan pengadaan bahan yaitu kedelai. Pemilik memasok
bahan dari kebunnya sendiri dikarenakan kurangnya bahan maka dari
itu untuk memenuhi kebutuhan itu beli. Melihat peluang pasar yang
masih terbuka lebar, pemilik mencoba belajar.. Dengan keterbatasan
modal dan bahan yang dipunyai, maka pengelolaan atau pembuatan
produk ini masih menggunakan cara-cara tradisional. Dalam
pembuatan tersebut belum mesin tapi masih menggunakan tenaga
manusia yang sebagian besar oleh keluarga sendiri. Untuk pemasaran
di titipkan toko-toko terdekat dan juga bisa langsung ke rumah.

2. Alat dan Bahan Pembuatan Tempe :


1) Kompor
2) Panci
3) Tampah
4) Sendok pengaduk
5) Koran
6) Daun pisang
7) Daun aren
8) Tutus (pengikat terbuat dari bambu)
9) Serbet
10) Kacang kedelai
5
Wawancara langsung dengan Bu Dwi
11) Ragi tempe

3. Cara Pembuatan Tempe

1) Sebelum digunakan, semua alat proses pembuatan tempe


harus bersih
2) Cuci kedelai hingga bersih. Buang kedelai yang terapung.
Kedelai yang terapung menandakan bahwa kedelai tersebut
tidak berkualitas baik.
3) Rebus kedelai sekitar satu jam agar kulitnya cukup mudah
untuk di kelupas.
4) Kupas kulit kedelai dengan cara mengaduk-ngaduknya
dalam ember.
5) Cuci kembali kedelai sampai bersih, rendam satu malam
(12-24 jam).
6) Rebus kembali dengan air rendaman selama sekitar satu
jam, tiriskan kedelai dan letakkan di tampah hingga dingin
dan kering.
7) Bubuhi satu sendok teh ragi tempe dan tepung tapioka pada
kedelai dan aduk hingga rata. Perhatian: tangan pengaduk
harus bersih.
8) Siapkan koran lalu dilapisi dengan daun pisang,
9) Isi dengan kedelai sekitar tiga perempat bagian, kemudian
dilipat.
10) Lalu diikat dengan tutus,
11) Letakkan bungkusan-bungkusan kedelai diatas karung,
tutupi dengan serbet.
12) Letakkan di tempat yang tidak terkena sinar matahari
langsung
13) Peram/diamkan selama dua hari. Setelah satu hari diperam,
buka kain serbet.
14) Setelah dua hari tempe siap dikonsumsi. Tempe yang
sudah jadi masih mengalami poses fermentasi sehingga jangan
ditutup rapat karena tempe dapat membusuk. 6

E. Kerupuk Singkong Bu Wiji


1. Sejarah Kerupuk Singkong Bu Wiji
Usaha Kerupuk Singkong merupakan salah satu usaha
untuk memanfaatkan komoditas singkong yang cocok dijadikan
unit bisnis.Usaha krupuk singkong saat ini banyak ditekuni
oleh masyarakat diantaranya adalah penduduk di Desa Puyung
Kecamatan Pule.Salah satu pengusaha kerupuk singkong ini
adalah Bu Wiji . Tempatnya di rt.13 rw.07. Berawal dari coba-
coba beliau memulai usahanya. Yang kemudian dikembangkan
sampai sekarang sekitar 4-5 tahun. Bu Wiji memasarkan
kerupuk singkong melalui online, menerima pesanan dan
dititipkan ke toko setempat.Pembuatan kerupuk singkong ini
setiap 2 hari sekali,jika musim hujan tidak membuat karena
tidak ada matahari untuk proses penjemuran.Bahan baku
singkongnya berasal dari petani langsung.

2. Bahan pembuatan kerupuk singkong

1) Singkong
2) Tepung Tapioka
3) Pewarna Makanan
4) Ketumbar
5) Bawang Putih
6) Garam
7) Micin
8) Gula

6
Wawancara langsung dengan Bu Paiyem
3. Cara Pembuatan Kerupuk Singkong
Proses pembuatan kerupuk singkong ini membutuhkan beberapa
tahap diantaranya :
1) Singkong dikupas lalu dicuci dan diparut lalu diperas kemudian
ambil airnya
2) Air perasan tersebut didiamkan sekitar 1-2 jam kemudian
endapannya dicampur dengan ampasnya tadi.
3) Siapkan bumbu untuk kerupuk berupa : bawang putih,
ketumbar,garam,micin, gula kemudian haluskan
4) Adonan yang sudah siap campur dengan bumbu yang sudah
halus dan beri pewarna makanan
5) Cetak adonan yang sudah tercampur dengan bumbu di tutup
panci ataupun panci tersebut menggunakan garpu.
6) Sambil menunggu mencetak adonan rebus air hingga mendidih.
7) Jika sudah mendidih,panaskan adonan kerupuk yang sudah
dicetak diatas panci.
8) Tunggu sekitar 3 menit
9) Setelah itu, angkat adonan kerupuk singkong dan letakkan di
tempat yang sudah disediakan.
10) Jemur kerupuk singkong selama 1 hari jika cuaca panas, jika
cuaca tidak begitu panas proses penjemuran kerupuk berangsur
sekitar 3 hari.
11) Kerupuk singkong sudah siap untuk digoreng7

KEUNIKAN KEARIFAN LOKAL


Setiap negara di dunia memiliki keunikannya tersendiri, termasuk juga
negara Indonesia. Keunikan Indonesia sendiri berasal dari adat istiadat, tradisi,
dan kearifan lokal yang ada. Dan setiap daerah memiliki kearifan lokal masing-
masing.

Kearifan lokal merupakan bagian dari budaya suatu masyarakat yang tidak
dapat dipisahkan dari bahasa masyarakat itu sendiri. Kearifan lokal biasanya

7
Wawancara langsung dengan Bu Wiji
diwariskan secara turun temurun dari satu generasi ke generasi melalui cerita dari
mulut ke mulut. Manusia pada hidupnya pasti tidak lepas dari budaya atau
kebudayaan sebagai identitas daerah.

Masyarakat jawa memiliki budaya secara turun menurun. Seiring dengan


perkembangan zaman, kedudukan budaya dalam pola kemasyarakatan
berkembang dari masa ke masa dan mengalami perubahan. Namun, perubahan
yang bersifat pembaharuan ini, tidak berpengaruh terhadap nilai-nilai budaya.
Nilai kebudayaan yang dimaksud memiliki kandungan-kandungan makna yang
menuju pada tatanan kehidupan. Makna tersebut dibentuk sesuai dengan
kebutuhan masyarakat setempat yang akhirnya membentuk adat istiadat atau
tradisi. Adat istiadat merupakan bentuk kesusilaan dan kebiasaan orang
(masyarakat) menjadi tingkah laku sehadi-hari dalam hidup dan kehidupan serta
dalam pergaulan. Pelanggaran terhadap adat istiadat dapat berupa reaksi adat atau
tidak mendapat reaksi adat.

Desa Puyung merupakan salah satu desa yang berada di Kecamatan Pule
Trenggalek yang mempunyai banyak tradisi kebudayaan yang mencerminkan
budaya lokal yang masih dijaga kelestariannya oleh masyarakat.

Manfaat penelitian ini yaitu untuk mengetahui kearifan lokal apa saja yang
pernah dijalankan, yang sudah hampir hilang, dan yang masih berjalan dan
dilestarikan oleh masyarakat setempat.

Kearifan lokal tersebut terbagi dua bagian, yaitu :

A. Kearifan Lokal Keagamaan

Kearifan lokal dalam bidang spiritual keagamaan mencakup tradisi-tradisi


keagamaan yang ada dan masih dijaga kelestariannya dalam suatu desa. Hal ini
tidak lepas dari Desa Puyung yang juga mempunyai macam-macam kearifan lokal
dalam bidang keagamaan. Kearifan lokal tersebut adalah:

1. Yasinan
Yaitu kegiatan membaca surah yasin secara bersama-sama.
Kegiatan ini biasa diselenggarakan oleh warga Desa Puyung untuk tetap
menjaga silaturahmi antar warga. Yasinan diselenggarakan satu kali
dalam seminggu, untuk jamaah laki-laki diselenggarakan pada malam
jumat dan untuk jamaah perempuan diselenggarakan pada jumat siang
setelah sholat jumat. Dalam desa ini kegiatan yasinan masih terbilang
aktif dan diikuti hampir semua masyarakat.
Kegiatan ini pula di lakukan untuk mengenang dan mendoakan
orang yang sudah meninggal dunia.
2. Manaqiban
Yaitu kegiatan tawassul dan tabarukan kepada keturunan kanjeng
Nabi Muhammad SAW yaitu Syaikh Abdul Qadir Al Jailani. Kegiatan
manakib masih terbilang aktif di Desa Puyung. Kegiatan ini biasa
dilakukan setiap lima minggu sekali bertepatan pada hari jumat legi dan
diikuti oleh Masyarakat umum.

3. Dibaan
Maulid diba merupakan kegiatan membaca sholawat yang berisi
tentang kisah nabi Muhammad SAW pada kitab Majmu Maulid Wa Ad
iyah. Majmu Maulid Wa Ad iyah ialah buku sastra yang berisi tentang
biografi Nabi Muhammad SAW mulai dari lahir sampai beliau wafat.
Kegiatan ini masih rutin dilakukan seminggu sekali.
4. TPQ
Taman Pendidikan Al-Qur’an (TPA/TPQ) adalah lembaga atau
kelompok Masyarakat yang meyelenggarakan Pendidikan nonformal
jenis keagamaan islam yang bertujuan untuk memberikan pengajaran
membaca Al-Qur’an sejak usia dini,serta memahami dasar-dasar agama
islam pada anak usia taman kanak-kanak, sekolah dasar, dan atau
Madrasah Ibtidaiyah (SD/MI) atau bahkan yang lebih tinggi. merupakan
Lembaga Pendidikan Islam yang kurikulumnya di fokuskan pada
pemberian dasar-dasar membaca al-quran untuk membantu pertumbuhan
dan perkembangan rohani anak. TPQ yang ada di Desa Puyung pertama
kali didirikan pada tahun 2000 dan terus mengalami perkembangan
hingga sekarang.
5. Semaan Al-Qur’an
Semaan Al-Qur’an merupakan kegiatan mendengarkan dan
menyimak bacaan Al-Qur’an secara bersama-sama. Dalam praktiknya
ada salah satu atau beberapa orang yang membaca kemudian yang lain
mendengarkan atau menyimak. Di desa Puyung khususnya dusun
Ponggok, kegiatan ini masih rutin dilakukan setiap sebulan sekali bergilir
dari rumah kerumah. Namun terkadang minat warga dalam kegiatan ini
masih minim sehingga hanya sedikit warga yang mengikuti semaan.8

A. Adat dan istiadat

1. Nyadran
Merupakan suatu budaya mendoakan leluhur yang sudah meninggal
dengan cara mengunjungi makam dengan membawa makanan dan sesajen.
Pada desa Puyung tradisi ini mengalami perubahan yaitu yang pada
awalnya membawa makanan dan sesajen ke makam lalu kemudian
ditinggal. Sekarang kegiatan ini berubah menjadi acara tahlilan di rumah
warga yang ditutup dengan makan bersama. Dan sebagai gantinya
sesajen(bunga) tetap dibawa ke makam.
2. Slametan weton
Merupakan kegiatan doa bersama untuk memperingati hari kelahiran
dalam kalender jawa. Kegiatan ini dilakukan setiap tujuh bulan sekali.
3. Sangkripan
Merupakan tradisi mengirim doa kepaaada leluhur yang dilakukan
oleh Masyarakat setempat dengan cara berkumpul pada salah satu rumah
warga yang menyelenggarakan kegiatan tersebut. Kemudian, setelah
Masyarakat berkumpul kegiatan akan dimulai dengan meletakkan sesajen
ditengah warga. Setelah itu tuan rumah atau yang mempunyai hajat
8
Yasinan, manaqiban, diba’an, TPQ, semaan al qur’an, sumber:
wawancara Pak Bejo, tanggal 9 Desember 2023 di rumah Pak Bejo Dusun
Ponggok Desa Puyung.
mengutarakan niatnya kepda pemimpin doa. Dilanjutkan dengan doa dan
makan bersama sebagai penutup.
4. Sedekah bumi
Merupakan suatu upacara adat yang melambangkan rasa syukur
kepada Tuhan yang telah memberikan rezeki melalui bumi berupa segala
bentuk hasil bumi. Di desa Puyung kegiatan ini dilakukan dengan cara doa
bersama sebelum memanen hasil bumi yang dilaksanakan langsung di
tempat panen.
5. Galungan
Di Desa Puyung galungan merupakan kegiatan mengundang warga
dengan menggunakan alat musik berupa gong. Kegiatan ini biasa dilakukan
dalam rangka mengumpulkan warga desa untuk memberikan pengumuman
atau kegiatan Masyarakat. Seiring dengan berkembangnya teknologi dan
komunikasi, galungan perlahan ditinggalkan oleh Masyarakat dan berganti
menggunakan alat komunikasi elektronik.
6. Weton pernikahan
Merupakan sistem penanggalan yang berasal dari tradisi kalender jawa
yang dipercaya memiliki kemampuan meramal atau menilai potensi
kecocokan antara dua individu dalam sebuah hubungan berdasarkan hari
kelahiran mereka.
7. Mitoni, Selapanan dan Pagutan
Mitoni merupakan tasyakuran kelahiran bayi di hari ke tujuh dengan
melaksanakan doa Bersama dan dan sholawat dengan diiingi alunan rebana.
Sedangkan selapanan dan pagutan masing-masing dilaksanakan di hari ke
35 dan 45 dari kelahirn bayi. Pelaksanaan selapanan dan pagutan
menyerupai mitoni, hanya saja tidak ada sholawat dan rebana.
8. Takziyah
Merupakan kunjungan untuk menyatakan duka cita atau bela
sungkawa kepada keluarga orang yang meninggal. Awal mula tradisi
takziyah di desa Puyung ini dilaksanakan dengan membawa nasi, akan
tetapi banyak nasi yang pada akhirnya tidak termakan dan terbuang sia-sia,
sehingga masyarakat beralih dengan membawa beras sebagai bela
sungkawa. Membawa beras ternyata belum bisa menjadi Solusi bagi
Masyarakat dalam melaksanakan takziyah. Beberapa warga merasa
sungkan jika membawa beras dengan jumlah sedikit. Kemudian diputuskan
untuk mengumpulkan beras menjadi satu. Tapi ternyata penyikapan
tersebut memunculkan masalah baru, yaitu banyaknya beras yang
dikumpulkan menjadi satu, menjadikan beras sulit untuk dibawa. Sehingga
Masyarakat sekarang memilih untuk membawa uang sebagai bentuk bela
sungkawa.9
9. Jaranan
a. Sejarah Jaranan di Desa Puyung
Merupakan tarian yang melukiskan gerak penunggang kuda.
Biasanya para penari mengepit anyaman dari bambu atau kulit yang
dibentuk menyerupai kuda. Di desa Puyung kesenian jaranan masuk
sekitar tahun 1965 dan diberi nama Turonggo mulyo. Pada awal berdiri
kesenian ini ada istilah bibit sekawit pada setiap pentas. Dalam istilah
tersebut berupa adanya sesajen menyan, fambo, sekar, wedak, rokok
grendo. Jaraan ini dalam pentasnya meyakini adanya jin atau makhuk
gaib yang ikut andil dalam pentasnya,jadi seolah olah penari melakukan
tarian dengan di gerakkan oleh makhluk gaib.setelah selesai pentas
mahkluk gaib di keluarkan dari tubuh penari oleh gambuh\pawang
jaraanan,

Jaranan Turonggo Mulyo sampai saat ini pernah dipimpin oleh 3


`tokoh:
1) Pak Sarno (1965-1970)
2) Pak Paijo (1970-1989)
3) (1989-1997) terjadi kekosongaan pemimpin jaranan yang
mengakibatkan berhentinya kegiatan jaranan di desa Puyung.
4) Pak Muryadi (1997-Sekarang)

9
Nyadran, slametan weton, sangkripan, sedekah bumi, galungan, weton pernikahan,
selapan, mitoni,takziah, sumber: wawancara dengan Pak Darto dan Pak Bejo, tanggal 9
Desember 2023, Dusun Sendang dan Ponggok Desa Puyung.
Pada masa ini kegiatan jaranan tidak memiliki latihan rutin
tetapi generasi penerus penari jaranan tetap berlanjut dengan
adanya pelatian tari secara pasif. Jaranan Turonggo Mulyo
awalnya memiliki 87 anggota, hingga sekarang memiliki 180
anggota tetap.10
b. Unsur-unsur Jaranan
1) Penari
 Jatilan (kuda)
 Sawunggaling ( peperangan)
 Lengger celengan
 Lengger barongan
2) Gamboh (pawang)
3) Pemusik (musik yang mengiringi berjalannya acara)
4) Kostum

c. Rangkaian Acara Jaranan


1) Umbul Dungo yaitu acara doa bersama kepada nenek moyang
agar diberi kelancaran pada saat pertunjukan dimulai. Umbul
dungo dilakukan oleh pawang dalam jaranan yang biasa disebut
sebagai juru gambuh.. Juru gambuh di desa Puyung pada saat ini
yaitu bapak Muryadi. Bapak Muryadi berperan sebagai
perantara atau mediator antara penari jaranan dengan roh halus
yang berada diwilayah pertunjukan dimainkan..
2) Penari jaranan turonggo mulyo melambangkan kesatria berkuda
yang terdiri atas empat penari laki laki yang menggambarkan
hawa nafsu manusia yang harua senantiasa dijaga yaitu nafsu
ammarah,lawwamah,suppiyah,dan mutmainnah.Penari jaranan
turonggo mulyo memakai busana kuda kepang yang biasa
digunakan oleh penari jaranan.Gerakan penari jaranan sesuai
dengan irama gendang yang dimainkan,selain itu disetiap

10
Sumber : Wawancara dengan Pak Muryadi, tanggal 23 Desember 2023 di rumah Pak
Muryadi Dusun Ponggok Desa Puyung.
iringan gerak penari terdapat senggakan(orang
penyenggak)untuk memeriahkan jaranan turonggo
mulyo.penyenggak menyorakkan ee-oo-hake-hake-hokya-
hokya,Secara berulang.Menurut bapak muryadi senggakan
digunakan sebagai pembangun suasana dalam pertunjukan
jaranan turonggo mulyo.
3) Perangan celeng merupakan sebuah gambaran pengganggu pada
saat kestria penunggang kuda dalam melakukan
perjalanan,Dalam adegan ini terdapat perangan antara penari
celeng dan penari jaranan.Tokoh celeng sebagai penggambaran
bentuk babi hutan yang selalu merusak tanaman petani disawah.
4) Dalam adegan perangan barong sebagai adegan paling akhir
dalam struktur pertunjukan jaranan turonggo mulyo. Penari
barong merupakan penggambaran siluman naga yang
mengganggu kesatria penunggang kuda,Dalam adegan ini
terdapat adegan perangan antara penari barongan dengan penari
jaranan.Diakhir pertunjukan jaranan beberapa penari ada yang
mengalami kesurupan atau trance sehingga juru gambuh harus
membatasi hal tersebut.
10. Tayub
Merupakan salah satu kesenian Jawa yang mengandung unsur
keindahan dan keserasian gerak. Di daerah Trenggalek khususnya Desa
Puyung sudah banyak melahirkan seniman seniwati dalam kesenian Tayub.
Seperti waranggono (orang yang menyanyikan lagu-lagu jawa), pramugari
(orang yang mengawal berjalannya acara dari awal hingga akhir), dan juga
pengrawit (orang yang mengiringingi kesenian Tayub).
Warga biasa mengundang Tayub dalam acara pernikahan atau
walimatul khitan. Kesenian Tayub ini masih sangat diminati oleh warga
Desa Puyung, dilihat dari segi banyaknya Tayub diadakan. Dalam jangka
waktu satu tahun, Tayub bisa diadakan sebanyak lebih dari 20 kali.
Hambatan dalam acara ini adalah adanya peminum (orang yang meminum
minuman keras) yang terkadang bisa membuat kericuhan saat acara.11

IV. Upaya-Upaya Untuk Membangun Peradaban Desa Yang


Berkelanjutan
A. Bidang Pendidikan
Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan
suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif
mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual
keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia,
serta keterampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan
negara.
Pendidikan diperlukan untuk dapat membangun peradaban desa
yang berkelanjutan. Di Desa Puyung khususnya masyarakat lokal
mengadakan pendidikan umum dan pendidikan agama. Untuk Lembaga
pendidikan yang terlaksana di Desa Puyung antara lain: 1. SDN 1
Puyung (Krajan), 2. SDN 2 Puyung (Sendang), 3. SDN 3 Puyung
(Ponggok) dan SDN 4 Puyung (Nglebo). Sedangkan untuk pendidikan
agama khususnya yang terjangkau oleh observasi kami Tempat
Pendidikan Quran (TPQ) dan Madrasah Diniyah (Madin) di Dusun
Ponggok Desa Puyung antara lain: 1. TPQ Al Hidayah I (Mushola Al
Hidayah), 2. TPQ Al Hidayah II (Rumah Bapak Muryono) dan 3. Madin
Nur Khasanah.
1. Pendidikan Umum
a. SDN 1 Puyung
1) Profil Sekolah
11
Sumber: Wawancara dengan Pak Nianto (pramugari), tanggal 18 Desember 2023 di
rumah Mas Sus Dusun Ponggok Desa Puyung.
Sekolah Dasar Negeri 1 Puyung merupakan salah satu
sekolah di kecamatan Pule, tepatnya di dusun Krajan Desa
Puyung. Sekolah ini berdiri sejak tahun 1930. Pada tahun
2023 jumlah murid yang aktif mencapai 110 dan jumlah guru
yaitu 9 orang dengan satu kepala sekolah. Dikepalasekolahi
oleh bapak Sartono.

Profil Sekolah
1 Nama Sekolah SD NEGERI 1 PUYUNG
2 NPSN 20541911
3 Jenjang Pendidikan SD
4 Status Sekolah NEGERI
5 Alamat Sekolah
RT / RW 6 3
Kode Pos 66362
Kelurahan PUYUNG
Kecamatan PULE
Kabupaten / Kota TRENGGALEK
Provinsi JAWA TIMUR
Negara Indonesia
6 Posisi Geografis -8,126 Lintang
111,4972 Bujur
7 SK Pendirian Sekolah Nomor 13/405.023.592 Tahun 2016
8 Tanggal SK Pendirian 30/05/2016
9 Status Kepemilikan Pemerintah Daerah

TANGGAL STATUS
Nama KELAMIN TEMPAT LAHIR
LAHIR KEPEGAWAIAN
JENIS PTK
Fenita Dwi Guru Honor
1 P TRENGGALEK 27/05/1993 Guru Kelas
Mei Shandi sekolah
Isnan Tenaga Honor Tenaga Administra
2 L TRENGGALEK 18/09/1994
Prastiyo Sekolah Sekolah
Nofi
3 L TRENGGALEK 30/11/1988 PNS Guru Kelas
Nurwakit
Nurul
4 P TRENGGALEK 08/06/1995 PPPK Guru Mapel
Istiqomah
Tenaga Administr
5 Panggi L TRENGGALEK 05/05/1970 PNS
Sekolah
Puguh Dwi Guru Honor
6 L TRENGGALEK 15/12/1991 Guru Mapel
Mulyanto sekolah
7 Ratmini P TRENGGALEK 02/11/1990 PPPK Guru Kelas
8 Rusita P TRENGGALEK 06/08/1969 PNS Guru Kelas
9 Sartono L TRENGGALEK 15/06/1968 PNS Kepala Sekolah
1
Siti Istirokah P TRENGGALEK 08/01/1990 PPPK Guru Kelas
0
Data Pendidik SDN 1 Puyung

2) Kurikulum Sekolah
Kurikulum yang berjalan di sekolah ini yaitu
gabungan antara kurikulum K13 dan kurikulum merdeka.
Untuk kurikulum merdeka masih berjalan dua tahun sejak
penerapannya. Untuk kurikulum merdeka diterapkan pada
kelas 3 dan 6. Sedangkan, kelas 1, 2, 4 dan 5 menggunakan
kurikulum K13. Kemungkinan kurikulum merdeka akan
diterapkan secara keseluruhan pada tahun 2024.
3) Prestasi Sekolah
Beberapa prestasi yang pernah diraih oleh sekolah ini antara
lain:
a) Juara 1 Kesenian Tingkat Kabupaten
b) Juara 1 Kesenian Tingkat Kecamatan
4) Kendala Dalam Pembelajaran
Beberapa kendala yang menghambat proses pembelajaran
antara lain:
a) Jaringan yang tidak mendukung
b) Kurangnya sarana dan prasarana (factor ekonomi)
5) Ekstra Kurikuler
Sekolah ini juga melaksanakan pembiasaan untuk
membentuk karakter peserta didik yang aktif berorganisasi.
Pelaksanaan kegiatan Pramuka mengundang Pembina dari
luar (BRK).
6) Lain-Lain
Untuk membentuk peserta didik yang memiliki
karakter religius sekolah ini mengadakan pembiasaan
pelaksanaan shalat dhuha. Untuk menunjang gizi anak-anak
agar tidak selalu mengonsumsi snack maka sekolah ini
menghimbau murid untuk membawa bekal 4 sehat 5
sempurna. Untuk memicu keperdulian siswa terhadap
lingkungan sekitar SDN 1 Puyung mengadakan bersih-bersih
setiap hari Jumat. Guru harus datang pukul 07.00 WIB
setelah ujian praktek dan classmeeting.

b. SDN 3 Puyung
1) Profil Sekolah
Sekolah Dasar Negeri 3 Puyung merupakan salah satu
sekolah di kecamatan Pule, tepatnya di desa Puyung. Sekolah
ini berdiri sejak 17 Agustus 1984. Pada tahun 2023 jumlah
murid yang aktif mencapai 117 dan jumlah guru yaitu 9
orang dengan satu kepala sekolah. Sekolah ini dikepalai oleh
Bapak Juremi.

Profil Sekolah

1 Nama sekolah SDN 3 PUYUNG


2 Nomor statistik sekolah 10105171710037
3 Propinsi Jawa timur
4 Otonomi daerah Trenggalek
5 Kecamatan Pule
6 Desa/kelurahan Puyung
7 Jalan dan nomor
8 Kode pos 66362
9 Telepon
1 Faxcimile / FAX
0
1 Daerah Pedesaan
1
1 Status sekolah Negeri
2
1 Kelompok sekolah
3
1 Akreditasi B
4
1 Surat keputusan
5
1 Penerbit SK
6
1 Tahun berdiri 17 Agustus 1984
7
1 Tahun perubahan 1996
8
1 Kegiatan belajar mengajar pagi
9
2 Bangunan sekolah Milik sendiri
0
2 Lokasi sekolah
1
2 Jarak ke pusat kecamatan 15 km
2
2 Jarak ke pusat otoda 35 km
3
2 Terletak pada lintasan desa
4
2 Perjalanan sekolah
5
2 NPSN 20541914
6
10105171003
2180 M2
2 Jumlah keanggota rayon
7
2 Organisasi penyelenggara Pemerintah
8

DATA PENDIDIK DAN TENAGA


KEPENDIDIKAN SD NEGERI 3 PUYUNG
Pendidikan
N L/
Nama NIP Tgl Lahir Ijaza Tahu Jurusa
o P
h n n
19650507 199303 1
1 Juremi, S.Pd.SD 05/07/1965 L S1 2010 PGSD
014
2 Muryati, S.Pd 19650408 200801 2 04/08/1965 P S1 2014 PGSD
006
19911130 202012 1
3 Rizal Ali Murfi, S.Pd 11/30/1991 L S1 2015 PGSD
003
19780527 202221 1
4 Darman, S.Pd 05/27/1978 L S1 2011 PKJR
001
Jami'atus Sholichah, 19880121 202221 2
5 01/21/1988 P S1 2019 PGSD
S.Pd 015
19900402 202321 1
6 Ahru Wudiono, S.PdI 04/02/1990 L S1 2013 PAI
010
19900531 202321 2
7 Yeyen Melasari, S.Pd 05/31/1990 P S1 2014 PGSD
016
19901010 202321 2
8 Luluk Murtian Ningsih 10/10/1990 P S1 2019 PGSD
025
9 Riris Eva Diana Sari - 09/04/1990 P SMA IPS
10 Mingun - 07/05/1978 L MA IPS
2) Kurikulum Sekolah
Kurikulum yang berjalan di sekolah ini yaitu gabungan
antara kurikulum K13 dan kurikulum merdeka. Untuk
kurikulum merdeka masih berjalan dua tahun sejak
penerapannya. Untuk kurikulum merdeka diterapkan pada
kelas 3 dan 6. Sedangkan, kelas 1, 2, 4 dan 5 menggunakan
kurikulum K13. Kemungkinan kurikulum merdeka akan
diterapkan secara keseluruhan pada tahun 2024.
3) Ekstrakurikuler
Untuk ekstrakurikulernya ada pramuka dan menari.
Pramuka diadakan pada hari sabtu, sedangkan ekskul menari
di laksanakan pada hari selasa. Biasanya sebelum liburan
diadakan persami di sekolah ini.
4) Pembiasaan
Sekolah ini juga mengadakan pembiasaan kepada peserta
didik untuk membentuk kepribadian yang mantap.
Pembiasaan di sekolah ini antara lain seperti mengadakan
program sudut baca di setiap kelas, yaitu anak diwajibkan
membaca setiap minggunya kurang lebih membaca sepuluh
buku. Sekolah ini juga membiasakan shalat dhuha berjamaah
6 kali seminggu sebelum kegiatan pembelajaran dimulai yaitu
sekitar jam 06.30. Dan salat dzuhur berjamaah 4 hari
seminggu, kecuali pada hari jumat dan sabtu. Sekolah ini juga
mengadakan lomba kebersihan dengan piala bergilir untuk
memotivasi siswa dalam menjaga kebersihan lingkungan.
5) Prestasi Sekolah
Prestasi yang pernah di capai oleh sekolah ini antara lain:
a) PBB peringkat kedua untuk tingkat kecamatan;
b) Bidang MIPA peringkat dua untuk tingkat kecamatan
dan
c) Peringkat 12 untuk tingkat kabupaten.
6) Kendala Pembelajaran
Untuk beberapa kendala yang dihadapi pendidik yaitu
penerapan kurikulum K13 dan kurikulum merdeka karena
kurangnya fasilitas yang memadai, seperti koneksi internet
dan komputer. Ketika di waktu pandemic sekolah ini sulit
menerapkan pembelajaran daring karena kendala sinyal di
desa Puyung yang merupakan suatu yang lumrah. Fasilitas
seperti UKS kurang memadai dan hambatan lain seperti:
kurangnya buku untuk literasi, kurangnya minat baca siswa
dan kurangnya alat peraga pelajaran

c. Upaya-Upaya Dalam Bidang Pendidikan Umum


Mahasiswa KKN STIT Sunan Giri Trenggalek sudah
memasuki kegiatan pembelajaran di dalam kelas beberapa
Sekolah Dasar Negeri di Desa Puyung. Sangat disayangkan
pelaksanaan KKN tahun ini dilaksanakan bertepatan dengan
ujian akhir semester dan menjelang liburan panjang bagi siswa-
siswi Sekolah Dasar.
Dari hasil wawancara peserta KKN STIT Sunan Giri,
beberapa guru mengatakan dalam proses kegiatan pembelajaran
yang dilaksanakan oleh guru-guru internal dari setiap SDN yang
berada di Desa Puyung terdapat beberapa kendala-kendala yang
menghambat pembelajaran. Untuk mengatasi beberapa
hambatan upaya-upaya yang dapat dilakukan antara lain:
1) Meningkatkan kualitas jaringan dengan menambah
kuantitas tower pemancar sinyal internet.
2) Penyediaan sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam
pendidikan. Seperti lapangan untuk pelajaran olahraga,
computer untuk pembelajaran informasi dan teknologi,
proyektor untuk media pembelajaran berbasis visual dan
lain sebagainya.
3) Pelatihan pelaksanaan kurikulum K13 dan kurikulum
merdeka terhadap guru-guru pendidik.
4) Peningkatan kuantitas dan juga kualitas guru-guru pendidik.
2. Pendidikan Agama
a. Madin Nur Hasanah
1) Profil Madrasah
Madin Nur Hasanah merupakan Madin pertama yang
berdiri di desa Puyung. Madin ini di dirikan oleh bapak
ustadz Bejo Toha. Madin ini berlokasi di dusun Ponggok RT
11 Desa Puyung Kecamatan Pule Kabupaten Trenggalek.
Pada tahun 2013 ,dengan tenaga pengajar berjumlah 3
orang yang berasal dari keluarga bapak Bejo sendiri.
2) Latar Belakang Berdirinya Madrasah
Awal mula bapak Bejo mendirikan Madin Nur Hasanah
ini karena latar belakang beliau sendiri adalah seorang
santri. Selain itu beliau merasa prihatin dengan kondisi
masyarakat desa Puyung yang minim akan ajaran agama
islam bahkan mayoritas masyarakat pada saat itu masih
melakukan kegiatan yang dilarang dalam syariat Islam
seperti: perjudian, minum minuman keras dan lain
sebagainya.
Dengan alasan tersebut bapak bejo mendirikan madin ini
yang diberi nama Nur Hasanah yang memiliki arti cahaya
kebaikan dengan tujuan semoga madin ini bisa menjadi
pelita di kegelapan yang bisa menerangi dan menuntun
masyarakat desa puyung menuju desa yang islami dan
menjadi desa yang lebih baik.
3) Perkembangan Madrasah
Awal mula madin ini berdiri hanya memiliki seorang
santri (pelajar) dalam kurun waktu 18 bulan setelah Madin
Nur Hasanah berdiri jumlah santri bertambah menjadi 100
santri yang terdiri dari semua kalangan mulai dari anak
anak, orang dewasa, baik laki laki dan perempuan.
Dengan banyak nya jumlah santri dan keterbatasan
tenaga pendidik maka pak bejo membagi santri nya menjadi
3 cabang, yang masih bertempat di sekitar desa puyung.
Karena semangat dan jerih payah dari pak bejo beserta
keluarga nya sehingga bisa merangkul dan mendapat
tanggapan yang baik dari masyarakat sehingga pada tahun
2023 madin nur hasanah sudah meluluskan kurang lebih 45
santrinya dalam membaca Al qur’an.
4) Kendala-Kendala
Beberapa kendala yang menghambat pendidikan antara lain:
a) Kurangnya fasilitas pendidikan, seperti tidak
ketersediaan alat tulis seperti papan tulis.
b) Kurikulum pendidikan yang belum terstruktur dan
sistematis.
c) Kurangnya jumlah kuantitas ustadz dan ustadzah.
5) Upaya-Upaya Untuk Mengatasi Kendala
Beberapa upaya perlu dilakukan agar hasil
pendidikan mendekati sebagaimana yang diharapkan.
Upaya-upaya tersebut antara lain:
a) Menyediakan fasilitas-fasilitas yang dibutuhkan untuk
pelaksanaan pendidikan keagamaan, seperti papan tulis
dan lain sebagainya.
b) Penyusunan kurikulum yang terstruktur dan sistematis.
c) Menambah jumlah kuantintas ustadz dan ustadzah.
3. Partisipasi Mahasiswa KKN
Setelah pertemuan pertama dengan bapak kepala sekolah
maupun kepala madrasah diniyah di lokasi-lokasi yang dapat
dijangkau oleh teman-teman KKN. Kami melakukan koordinasi
dengan kepala sekolah maupun pengurus madin dan TPQ dalam
melaksanakan proses pengajaran terhadap peserta didik. Keikut
sertaan Mahasiswa KKN dalam proses pengajaran antara lain:
a. Mengisi jam kosong SDN 1 dan 3 dengan kegiatan positif
setelah diadakannya ujian akhir semester setiap hari dengan
membagi jadwal dengan setiap anggota divisi pendidikan.
b. Membantu pembelajaran madin Nur Khasanah 5 kali seminggu.
c. Membantu pembelajaran TPQ al Hidayah I setiap hari Rabu dan
Minggu.
d. Membantu pembelajaran TPQ al Hidayah II setiap hari Rabu
dan Sabtu.
e. Membantu peserta didik dalam menghafal bacaan sholat.
B. Bidang Ekonomi
Mayoritas penduduk Memenuhi kebutuhan ekonomi dengan
berladang, Bertani serta memelihara kambing dan sapi. Di desa Puyung
hampir semua penduduk memelihara kambing dan juga memanfaatkan
lahan yang dimilikinya untuk menanam tumbuh-tumbuhan yang menjadi
pangan untuk ternak mereka.
Untuk penduduk yang berladang dan juga Bertani mereka menanam
padi dan rempah-rempah, beberapa dari mereka juga mengolahnya
sendiri. Seperi bu Nur yang mengolah hasil rempah-rempah untuk
dijadikan sebagai serbuk bubuk yang siap pakai. Hasil alam lain yang
dapat dipanen dari alam Puyung antara lain aren dan juga singkong.
Beberapa warga juga mengolah hasil ladang mereka seperti aren dan
singkong. Yang Kemudian diolah menjadi gula aren, keripik singkok dan
lain sebagainya.
1. Potensi Destinasi Wisata
Setelah observasi yang beberapa kali dilakukan ada lokasi
yang bagus yang bisa dijadikan sebagai destinasi wisata. Tepatnya di
lapangan yang sering disebut warga sekitar sebagai lapangan
panggang. Tempat tersebut memiliki lahan yang cukup luas, yang
bisa dimanfaatkan untuk membangun sebuah destinasi wisata. Bisa
berupa resort, camp maupun sebuah tempat bersantai seperti café
dan sebagainya. Lapangan ini terletak di tengah-tengah alam
pegunungan yang indah. Dengan suasana yang tenang,
Pemandangannya cukup memanjakan mata yang berupa
pemandangan alam hijau, atau untuk melihat fenomena matahari
terbenam maupun matahari terbit.
a. Manfaat
Beberapa manfaat yang bisa diperoleh jika terealisasikan:
 Mendorong ekonomi lokal dengan melibatkan komunitas
sekitar.
 Menyediakan lapangan pekerjaan bagi penduduk setempat.
 Menjaga keberlanjutan lingkungan dengan praktik bisnis
yang ramah lingkungan.
b. Target Pasar
 Wisatawan petualang (pecinta alam) yang mencari
pengalaman outdoor seperti pendaki dan lain sebagainya.
 Keluarga yang mencari liburan yang menyenangkan dan
suasana pegunungan.
c. Strategi Pemasaran
1) Membangun situs web yang menarik dengan informasi
lengkap tentang destinasi wisata dan kegiatan yang
ditawarkan.
2) Bermitra dengan agen perjalanan dan platform pemesanan
online.
3) Menggunakan media sosial untuk mempromosikan paket
liburan, diskon khusus, dan konten menarik tentang alam
pegunungan.
d. Manajemen Lingkungan:
1) Mengadopsi praktik bisnis yang ramah lingkungan seperti
daur ulang dan penghematan energi.
2) Melibatkan komunitas lokal dalam pengelolaan dan
promosi destinasi wisata.
3) Menyusun program edukasi lingkungan untuk wisatawan
dan destinasi wisata.
e. Manajemen Keuangan:
1) Membuat proyeksi pendapatan dan biaya selama tiga tahun
pertama.
2) Mencari sumber pendanaan yang memadai, termasuk
pinjaman bank dan investasi.
3) Menjaga pengeluaran agar sesuai dengan anggaran dan
melakukan peninjauan berkala.
2. Upaya-Upaya Bidang Ekonomi
Berdasarkan hasil-hasil survey dan obeservasi yang telah
dilakukan selama 2 minggu, Kami memperoleh data dan informasi
yang akan digunakan sebagai dasar dalam perancangan program
kerja KKN di desa puyung. Program-program yang diambil telah
melalui observasi serta konsultasi bersama pemilik produksi.
Beberapa program kerja yang ada di bawah ini :
 Pemberian papan nama untuk beberapa bisnis UMKM (sudah
terlaksana)
 Memperkenalkan produk UMKM melalui bazar UMKM saat
acara penutupan (sudah terlaksana)
 Membantu promosi melalui sosial media (belum terlaksana)
 Membuat kemasan dan label untuk produk UMKM (belum
terlaksana)
 Mengikuti acara MENING DEH (Makaryo ing deso, Desa
hebat).
 Membuat banner dan papan nama produksi.
 Pemasaran produk melalui iklan media sosial.
 Membantu perbaikan pengemasan produk.
 Pelatihan penggunaan marketplace untuk pemasaran produk.
 Mengadakan bazar UMKM.

Untuk upaya-upaya lain sebagai bentuk partisipasi dari


Mahasiswa KKN salah satunya membantu proses produksi
pengolahan sumber daya alam di beberapa UMKM di desa Puyung.

C. BIDANG KESEHATAN
Tingkat kesehatan di Desa Puyung masih dikatakan rendah, disana
masih dijumpai masalah kesehatan mulai dari bayi sampai lansia. Seperti
terjadinya stunting pada beberapa balita dan lansia yang mengalami
kadar gula yang tinggi (diabetes), darah tinggi (hipertensi), dan asam urat
(rematik).

Meskipun demikian, Pemerintah Desa Puyung tetap berusaha untuk


meningkatkan kesehatan warganya dengan mengikuti program dari
pemerintah seperti: Posyandu (Pos pelayanan terpadu), Posbindu (Pos
Binaan Terpadu), dan Lansia. Kegiatan tersebut dilaksanakan satu bulan
sekali pada setiap Dusun di Desa Puyung. Dan selama tiga bulan
berturut-turut untuk ibu hamil dan balita yang mengalami stunting
diberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) yang merupakan
program dari Ibu Novita Hardini.

Menurut Ibu Rastinna Tri Wulandari selaku bidan yang ditugaskan di


Desa puyung, kegiatan Posyandu, Posbindu, dan Lansia sudah berjalan
kurang lebih selama 10 tahun. Kegiatan tersebut sempat berhenti selama
masa pandemi covid19. Dan mulai berjalan kembali pada tahun 2022.

Kendala yang dialami pada bidang kesehatan yaitu ketika waktu


pelaksanaan kurang maksimal, kurangnya jumlah tenaga kesehatan yang
tersedia dan kurangnya kesadaran tentang kesehatan bagi diri sendiri.

Adapun upaya-upaya yang dilakukan antara lain :

 Membantu kegiatan posyandu, posbindu, dan lansia


 Mengajak masyarakat untuk berpartisipasi dalam posyandu,
posbindu dan lansia
 Memberikan PMT (Pemberian Makanan Tambahan) bagi ibu
hamil dan balita yang mengalami stunting.
 Memberikan penyuluhan kanker serviks bersama dinas Kesehatan
kepada lansia di Desa Puyung
D. BIDANG KEBUDAYAAN
Kebudayaan di Desa Puyung masih sangat kental, baik kebudayaan
dalam hal keagamaan ataupun kebudayaan lokal seperti yasinan, dibaan,
takziyah, jaranan, dan tayub. Masyarakat puyung sendiri sudah
melalukan upaya-upaya untuk melestarikan kebudayaan tersebut dan
kami merasa upaya-upaya yang mereka terapkan sangat membantu
pelestarian kebudayaan di Desa Puyung. Upaya-upaya yang dilakukan
antara lain :

 Melakukan rutinan yasinan setiap malam jum’at (untuk laki-laki)


dan hari jum’at (untuk perempuan)
 Membuat perkumpulan jaranan turonggo mulyo
 Mengadakan pelatihan jaranan
 Takziyah setiap ada warga yang meninggal
 Membuat perkumpulan tayub
Kami juga menyusun upaya-upaya untuk melestarikan kebudayaan
yang ada di Desa Puyung yaitu :

 Mengadakan pelatihan dibaan (sudah terlaksana)


 Mengadakan dan menjadikan ekstrakulikuler jaranan sebagai
ekstrakulikuler wajib untuk setiap sekolah di Desa Puyung
 Memasang penunjuk arah menuju makam sesepuh Desa Puyung
yaitu Ki Jogo Tirto yang merupakan demang pertama Desa
Puyung(sudah terlaksana)
 Menggali informasi tentang sesepuh Desa Puyung dan membagikan
informasi tersebut (sudah terlaksana)

Anda mungkin juga menyukai