Anda di halaman 1dari 16

KATA 

PENGANTAR
 
Segala puji bagi Allah SWT yang telah menolong hamba-Nya
menyelesaikan makalah ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan-Nya
mungkin kami selaku penyusun tidak akan sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini disusun selain untuk memenuhi tugas mata kuliah “PKN”
tetapi juga agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang Demokrasi di
Indonesia, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari berbagai sumber.
Makalah ini di susun dengan berbagai rintangan, baik itu yang datang dari diri
penyusun maupun yang datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan
terutama pertolongan dari Allah SWT akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.

Makalah ini memuat tentang “Demokrasi Di Indonesia” yang menjelaskan


bagaimana sistem politik ini lahir dan perkembangan demokrasi di indonesia saat
ini.

Penyusun juga mengucapkan terima kasih kepada dosen pendidikan


kewarga negaraan (PKN)  yang telah membimbing penyusun agar dapat
menyelesaikan makalah ini.

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada
pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Terima
kasih.

0
DAFTAR ISI
 
KATA PENGANTAR 1

DAFTAR ISI 2

BAB I
PENDAHULUAN
Latar Belakang Masalah 3
Rumusan Masalah 3
Tujuan Penulisan 3

BAB II
PEMBAHASAN
Pengertian Demokrasi 4
Demokrasi di Indonesia 5
Ciri-ciri Pemerintahan Demokratis 5
Prinsip-prinsip Demokrasi
10
Trias Politika 11
Perkembangan Demokrasi Indonesia 12
Contoh Kebudayaan Demokrasi Dalam Kehidupan Berbangsa
Dan Bernegara 13

BAB III
PENUTUP
Kesimpulan 15

DAFTAR PUSTAKA 16

1
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
”Demokrasi” di Indonesia saat ini telah mengalami fase-fase sejarah yang
amat menentukan masa depannya. Fase ini juga sering disebut fase transisi,
dimana berbagai lapisan masyarakat mulai dari masyarakat bawah sampai
masyarakat kelas elit politik, birokrat pemerintahan, tokoh masyarakat, aktifis
lembaga swadaya masyarakat, cendekiawan dan kaum profesional lainnya.
Semarak perbuincangan tentang “demokrasi” semakin memberikan dorongan
kuat agar kehidupan bernegara, berbangsa dan bermasyarakat menjunjung tinggi
nilai-nilai demokrasi. Karena itu demokrasi menjadi alternatif sistem nilai dalam
berbagai lapangan kehidupan mannusia baik dalam kehidupan keluarga maupun
masyarakat dan negara.

B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam makalah ini adalah seebagai berikut:
1. Apa pengertian demokrasi serta penjelasannya?
2. Bagaimana demokrasi di Indonesia serta pelaksanaannya?
3. Bagamana sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia?
4. Apa saja contoh budaya demokrasi dalam kehidupan sehari-hari?

C. Tujuan
Tujuan penulisan makalah ini adalah:
1. Untuk mengetahui pengertian demokrasi
2. Untuk mengetahui sistem demokrasi yang berlaku di Indonesia
3. Untuk mengetahui sejarah perkembangan demokrasi di Indonesia

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Demokrasi
Demokrasi adalah bentuk atau mekanisme sistem pemerintahan suatu
negara sebagai upaya mewujudkan kedaulatan rakyat (kekuasaan warganegara)
atas negara untuk di jalankan oleh pemerintah negara tersebut.
Istilah demokrasi berasal dari kata Demos yang artinya rakyat, dan Kratos
atau Cratein yang artinya kekuasaan. Demokratisasi dapat di mengerti sebagai
proses pelaksanaan demokrasi dalam kehidupan politik kenegaraan dan
kemasyarakatan.1
Demokrasi sebagai dasar hidup bernegara mengandung pengertian bahwa
pada tingkat terakhir rakyat memberikan ketentuan dalam masalah-
masalah mengenai kehidupannya, termasuk dalam menilai kebijakan Negara,
karna kebijakan tersebut menentukan kehidupan rakyat.
Dari sudut organisasi, demokrasi berarti pengorganisasian Negara yang
dilakukan oleh rakyat sendiri atau atas dasar persetujuan rakyat karena
kedaulatan berada ditangan rakyat.2
Secara umum demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan dimana rakyat
diikut sertakan dalam pemerintahan negara serta sebagai penentu keputusan dan
kebijakan tertinggi dalam penyelenggaraan negara dan pemerintahan serta
sebagai pengontrol terhadap pelaksanaanya, baik secara langsung oleh rakyat
atau melalui lembaga perwalian.
Menurut Amin Rais demokrasi bisa ditafsirkan dengan berbagai ragam
pengertian. Namun esensinya adalah tetap, yaitu kedaulatan harus diberikan
kepada rakyat. Lewat demokrasi, juga akan menghindarkan adanya tirani
mayoritas atas minoritas dan juga tirani minoritas atas mayoritas yang sama-
sama bahaya.3

1
Achmad Buchory DKK, Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI semester 1, (Solo: CV. HaKa MJ),
hh. 18-19
2
A. Ubaidilah, Demokrasi, Ham, dan Masyarakat Madani, (Jakarta: Jakarta Press, 2000), hh. 162-
163
3
Al-Brebesy, Ma’mun Murod, Menyingkap Pemikiran Politik Abdurrahman Wahid dan Amien
Rais tentang Negara, (Jakarta: PT Grafindo Persada, 1999), h.221

3
Menurut Abraham Lincoln (Presiden AS ke-16), demokrasi adalah
pemerintahan dari, oleh dan untuk rakyat (Democracy is government of the
people, by the people and for the people). Azas-azas pokok demokrasi dalam
suatu pemerintahan demokratis adalah:
 pengakuan partisipasi rakyat dalam pemerintahan, misalnya
melalui pemilihan wakil-wakil rakyat untuk parlemen secara bebas
dan rahasia.
 pengakuan dan perlindungan terhadap hak-hak azasi manusia.4

Dari semua pendapat di atas dapat diperoleh kesimpulan bahwa hakekat


demokrasi sebagai suatu sistem bermasyarakat dan bernegara serta pemerintahan
memberikan penekanan pada keberadaan kekuasaan di tangan rakyat baik dalam
penyelenggaraan negara maupun pemerintahan. Kekuasaan pemerintahan berada
di tangan rakyat mengandung tiga hal:
Pertama: pemerintah dari rakyat (government of the people).
Kedua: pemerintahan oleh rakyat (government by people).
Ketiga: pemerintahan untuk rakyat (government for people).

B. Demokrasi di Indonesia

1) Ciri-ciri Pemerintahan Demokratis5


            Sebuah Negara bisa di sebut sebagai Negara demokrasi manakala
memiliki sejumlah ciri-ciri. ciri-ciri itu sering disebut sebagai pilar demokrasi.
Adapun cirri-ciri pemerintahan demokrasi sebagai berikut:

1. Kedaulatan rakyat

4
Ruhcitra, “Demokrasi”, di akses di http://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/09/demokrasi/ pada
tanggal 09-10-2013
5
Amanahme, “Ciri-ciri Pemerintahan Demokrasi”, di akses di
http://amanahtp.wordpress.com/2013/01/31/ciri-ciri-pemerintahan-demokrasi/ pada tanggal
09-10-2013

4
Kedaulatan berarti kekuasaan tertinggi. Dalam negara demokrasi, pemilik
kedaulatan adalah rakyat bukan penguasa. Kekuasaan tertinggi ada pada rakyat.
Kekuasaan yang dimiluki oleh penguasa berasal dari rakyat.

2. Pemerintahan didasarkan pada persetujuan rakyat


Prinsip ini menghendaki adanya pengawasan rakyat terhadap
pemerintahan. Dalam hal ini, penguasa negara tidak bisa dan tidak boleh
menjalankan kehidupan  negara berdasarkan kemauannya sendiri.

 3. Pemerintahan mayoritas dan perlindungan hak-hak minoritas


Prinsip ini menghendaki adanya keadilan dalam keputusan. Keputusan
yang sesuai dengan kehendak rakyat. Dalam kenyataan, kehendak rakyat bias
berbeda-beda, tidak sama. Dalam hal demikian, keputusan diambil sesuai
kehendak mayoritas rakyat. Namun, keputusan tersebut harus menghormati hak-
hak minoritas.

 4. Jaminan hak-hak asasi manusia


Prinsip ini menghendaki adanya jaminan hak-hak asasi. Jaminan tersebut
dinyatakan  dalam konstitusi. Jaminan hak asasi itu sekurang-kurangnya meliputi
hak-hak dasar.
Hak-hak tersebut meliputi Hak mengemukakan pendapat, berekspresi, dan
pers bebas, Hak beragama, Hak hidup, hak berserikat dan berkumpul, Hak
persamaan perlindungan hokum, Hak atas proses peradilan yang bebas.

 5. Pemilu yang bebas dan adil


Prinsip ini menghendaki adanya pergantian pimpinan pemerintahan secara
damai dan teratur. Hal ini penting untuk menjaga agar kedaulatan rakyat tidak di
selewengkan. Untuk itu diselenggarakan pemilu.

6. Persamaan di depan hukum


Prinsip ini menghendaki adanya persamaan politik. Maksudnya, secara
hukum setiap warga Negara mempunyai kesempatan yang sama untuk
berpartisipasi dalam proses pembuatan keputusan politik. Jadi, siapa saja
memiliki kesempatan yang sama untuk berpartisipasi. Itu berarti tidak boleh ada

5
diskriminasi, entah berdasarkan suku, ras, agama, antar golongan maupun jenis
kelamin.

7. Perlindungan hukum
Prinsip ini menghendaki adanya perlindungan hukum warga Negara dari
tindakan sewenang-wenang oleh negara.

8. Pemerintahan di batasi oleh konstitusi


Prinsip ini menghendaki adanya pembatasan kekuasaan pemerintah
melalui hukum. Pembatasan itu di tuangkan dalam konstitusi. Selanjutnya
konstitusi itu menjadi dasar penyelenggaraan negara yang harus di patuhi oleh
pemerintah. Itulah sebabnya pemerintahan demokrasi sering di sebut “demokrasi
konstitusional” dengan demikian, pemerintahan demokrasi dijalankan sesuai
prinsip supremasi hukum (rule of law). Itu berarti kebijakan negara harus
didasarkan pada hukum.

 9. Penghargaan pada keberagaman


Prinsip ini menghendaki agar tiap-tiap kelompok sosial budaya, ekonomi,
ataupun politik diakui dan dijamin keberadaannya. Masing-masing kelompok
memiliki hak dan kewajiban yang sama untuk berpartisipasi dalam
penyelenggaraan kehidupan negara.

10. Penghargaan terhadap nilai-nilai demokrasi


Prinsip ini menghendaki agar kehidupan negara senantiasa diwarnai oleh
toleransi, kemanfaatan, kerja sama dan konsesus. Tolenrasi berarti kesedian
untuk menahan diri, bersikap sabar, membiarkan dan berhati lapang terhadap
orang-orang yang berpandangan berbeda. Kemanfaatan berarti demokrasi
haruslah mendatangkan manfaat konkret, yaitu perbaikan kehidupan rakyat.kerja
sama berarti semua pihak bersedia untuk menyumbangkan kemampuan
terbaiknya dalam mewujudkan cita-cita bersama. Kompromi berarti ada
komitmen untuk mencari titik temu di antara berbagai macam pandangan dan
perbedaan pendapat guna mencari pemecahan untuk kebaikan bersama.

6
2) Macam-macam Demokrasi6

A. Demokrasi ditinjau dari cara penyaluran kehendak rakyat:


1) Demokrasi langsung
Dipraktikkan di negara-negara kota (polis, city state) pada zaman Yunani
Kuno. Pada masa itu, seluruh rakyat dapat menyampaikan aspirasi dan
pandangannya secara langsung. Dengan demikian, pemerintah dapat mengetahui
aspirasi dan persoalan-persoalan yang sebenarnya dihadapi masyarakat. Namun
dalam zaman modern, demokrasi langsung sulit dilaksanakan karena:
a. Sulitnya mencari tempat yang dapat menampung seluruh rakyat
sekaligus dalam membicarakan suatu urusan.
b. Tidak setiap orang memahami persoalan-persoalan negara yang
semakin rumit dan kompleks.
c. Musyawarah tidak akan efektif sehingga sulit menghasilkan
keputusan yang baik.

2) Demokrasi tidak langsung atau demokrasi perwakilan


Sistem demokrasi (menggantikan demokrasi langsung) yang dalam
menyalurkan kehendaknya, rakyat memilih wakil-wakil mereka untuk duduk
dalam parlemen. Aspirasi rakyat disampaikan melalui wakil-wakil mereka dalam
parlemen. Tipe demokrasi perwakilan berlainan menurut konstitusi negara
masing-masing.
Sistem pemilihan ada dua macam yaitu pemilihan secara langsung dan
pemilihan bertingkat. Pada pemilihan secara langsung, setiap warga negara yang
berhak secara langsung memilih orang-orang yang akan duduk di parlemen.
Sementara itu, pada pemilihan bertingkat, yang dipilih rakyat adalah orang-orang
di lingkungan mereka sendiri, kemudian orang-orang yang terpilih itu memilih
anggota-anggota parlemen.

3) Demokrasi perwakilan dengan sistem referendum


Dalam sistem demokrasi ini rakyat memilih para wakil mereka untuk
duduk di parlemen, tetapi parlemen tetap dikontrol oleh pengaruh rakyat dengan

6
Ahdian Kauzar DKK, Makalah Demokrasi, (Bandung:2012), hh. 8-10

7
sistem referendum (pemungutan suara untuk mengetahui kehendak rakyat secara
langsung). Sistem ini digunakan di salah satu negara bagian Swiss yang disebut
Kanton.

B. Demokrasi ditinjau dari titik berat perhatiannya


a. Demokrasi Formal
Demokrasi formal menjunjung tinggi persamaan dalam bidang politik
tanpa disertai upaya untuk mengurangi atau menghilangkan kesenjangan rakyat
dalam bidang ekonomi. Dalam sistem demokrasi yang demikian, semua orang
dianggap memiliki derajat dan hak yang sama. Namun, karena kesamaan itu,
penerapan azas free fight competition (persaingan bebas) dalam bidang ekonomi
menyebabkan kesenjangan antara golongan kaya dan golongan miskin kian
lebar, kepentingan umum pun diabaikan.
Demokrasi formal/ liberal sering pula disebut demokrasi Barat karena
pada umumnya dipraktikkan oleh negara-negara Barat. Kaum komunis bahkan
menyebutnya demokrasi kapitalis karena dalam pelaksanaannya kaum kapitalis
selalu dimenangkan oleh pengaruh uang (money politics) yang menguasai opini
masyarakat (public opinion).

b. Demokrasi Material
Demokrasi material menitik beratkan upaya-upaya menghilangkan
perbedaan dalam bidang ekonomi sehingga persamaan dalam persamaan hak
dalam bidang politik kurang diperhatikan, bahkan mudah dihilangkan. Untuk
mengurangi perbedaan dalam bidang ekonomi, partai penguasa (sebagai
representasi kekuasaan negara) akan menjadikan segala sesuatu sebagai milik
negara. Hak milik pribadi tidak diakui. Maka, demi persamaan dalam bidang
ekonomi, kebebasan dan hak-hak azasi manusia di bidang politik diabaikan.
Demokrasi material menimbulkan perkosaan rohani dan spiritual.
Demokrasi ini sering disebut demokrasi Timur karena berkembang di
negara-negara sosialis/ komunis di Timur, seperti Rusia, Cekoslowakia, Polandia
dan Hongaria dengan ciri-ciri:
a) sistem satu (mono) partai, yaitu partai komunis (di Rusia).
b) sistem otoriter, yaitu otoritas penguasa dapat dipaksakan kepada
rakyat.

8
c) sistem perangkapan pimpinan, yaitu pemimpin partai merangkap
sebagai pemimpin negara/ pemerintahan.
d) sistem pemusatan kekuasaan di tangan penguasa tertinggi dalam
negara.

c. Demokrasi Gabungan
Demokrasi ini mengambil kebaikan dan membuang keburukan demokrasi
formal dan material. Persamaan derajat dan hak setiap orang tetap diakui, tetapi
diperlukan pembatasan untuk mewujudkan kesejahteraan seluruh rakyat.
Pelaksanaan demokrasi ini bergantung pada ideologi negara masing-masing
sejauh tidak secara jelas kecenderungannya kepada demokrasi liberal atau
demokrasi rakyat.

C. Demokrasi di tinjau dari prinsip ideologinya7


a) Demokrasi konstitusional (demokrasi liberal)
Demokrasi yang di dasari dan di jiwai oleh pandangan liberalisme yaitu
suatu paham yang menentukan pada kebebasan individu yang sangat luas dan
longgar tanpa mengabaikan kepentingan umum.
b) Demokrasi rakyat (demokrasi komunis)
Di namakan demokrasi proletar, yang di dasari dan di jiwai paham
marxisme-komunisme. Demokrasi rakyat mencita-citakan kehidupan yang tidak
mengenal klas sosial dan masyarakat ideal.

3) Prinsip-prinsip Demokrasi8
a. Keterlibatan warga negara dalam pembuatan keputusan politik.
b. Tingkat persamaan (kesetaraan) tertentu antara warga negara.
c. Tingkat kebebasan atau kemerdekaan tertentu yang diakui dan dipakai
oleh para warga negara.
d. Penghormatan terhadap supremasi hukum.

Prinsip demokrasi yang didasarkan pada konsep di atas rule of law,


7
Achmad Buchory DKK, op.cit., h. 20
8
Ahdian Kauzar DKK, op.cit., h.14

9
antara lain sebagai berikut :
a. Tidak adanya kekuasaan yang sewenang-wenang.
b. Kedudukan yang sama dalam hukum.
c. Terjaminnya hak asasi manusia oleh undang-undang.

4) Trias Politica
Indonesia menganut paham Trias Politica (legislatif, eksekutif, yudikatif)
yang membagi kekuasaan politik negara menjadi tiga. Trias Politika di wujukan
dalam tiga lembaga negara yang saling lepas (independen) dan berada dalam
peringkat yang sejajar satu sama lain, saling mengawasi dan saling mengontrol.9

1. Legislatif
Lembaga legislatif di Indonesia yaitu DPR untuk pusat dan DPRD untuk
tingkat provinsi dan kabupaten / kota ditambah DPD sebagai perwakilan daerah.
DPR-RI memiliki tugas diantaranya membentuk undang-undang dan melakukan
pengawasan (supervisi) terhadap penggunaan APBN.
2. Eksekutif
Kekuasaan eksekutif dalam suatu negara ialah merupakan kekuasaan
dimana dijalankannya segala kebijakan-kebijakan yang telah ditetapkan badan
legislatif dan menyelenggarakan undang-undang yang telah diciptakan oleh
badan legislatif.
3. Yudikatif
Badan Yudikatif berfungsi menyelenggarakan kekuasaan kehakiman. Di
Indonesia, kini dikenal adanya 3 badan yang berkaitan dengan penyelenggaraan
kekuasaan tersebut. Badan-badan itu adalah Mahkamah Agung, Mahkamah
Konstitusi, dan Komisi Yudisial.10

5. Perkembangan Demokrasi di Indonesia11

9
Achmad Buchory Dkk, op.cit., h.1
10
Mario F Lando, “Anomali Trias Politika Indonesia”, di akses di
http://thelando.wordpress.com/2011/09/14/anomali-trias-politika-indonesia-legislathief-
eksekuthief-dan-yudikathief/ pada tanggal 13-10-2013
11
Ahdian Kauzar DKK, op.cit., hh. 15-16

10
Perkembangan demokrasi di Indonesia dapat dilihat dari Pelaksanaan
Demokrasi yang pernah ada di Indonesia. Pelaksanaan demokrasi di indonesia
dapat dibagi menjadi beberapa periodesasi antara lain :

1) Periode 1945-1959 demokrasi pada masa revolusi (Demokrasi Parlementer)


Demokrasi pada masa ini dikenal dengan sebutan demokrasi parlementer.
Sistem parlementer ini mulai berlaku sebulan setelah kemerdekaan
diproklamasikan. Sistem ini kemudian diperkuat dalam Undang-Undang Dasar
1949 (Konstitusi RIS) dan Undang-Undang Dasar Sementara (UUDS) 1950.
Meskipun ini dapat berjalan dengan memuaskan di beberapa negara Asia lain.
Sistem ini ternyata kurang cocok diterapkan di Indonesia. Hal ini
ditunjukkan dengan melemahnya persatuan bangsa. Dalam UUDS 1950, badan
eksekutif terdiri atas Presiden sebagai kepala negara konstitusional dan perdana
menteri sebagai kepala pemerintahan.

2) Periode 1959-1965 (Orde Lama)


Demokrasi Terpimpin Pandangan A. Syafi‟i Ma‟arif, demokrasi
terpimpin sebenarnya ingin menempatkan Soekarno sebagai “Ayah” dalam
famili besar yang bernama Indonesia dengan kekuasaan terpusat berada di
tangannya. Dengan demikian, kekeliruan yang besar dalam Demokrasi
Terpimpin Soekarno adalah adanya pengingkaran terhadap nilai-nilai demokrasi
yaitu absolutisme dan terpusatnya kekuasaan hanya pada diri pemimpin. Selain
itu, tidak ada ruang kontrol sosial dan check and balance dari legislatif terhadap
eksekutif.

3) Periode 1965-1998 (Orde Baru) Demokrasi Pancasila


Ciri-ciri demokrasi pada periode Orde Lama antara lain presiden sangat
mendominasi pemerintahan, terbatasnya peran partai politik, berkembangnya
pengaruh komunis, dan meluasnya peranan ABRI sebagai unsur sosial politik.
Menurut M. Rusli Karim, rezim Orde Baru ditandai oleh; dominannya peranan
ABRI, birokratisasi dan sentralisasi pengambilan keputusan politik, pembatasan
peran dan fungsi partai politik, campur tangan pemerintah dalam persoalan partai
politik dan publik, masa mengambang, monolitisasi ideologi negara, dan
inkorporasi lembaga nonpemerintah

11
4) Periode 1998-sekarang ( Reformasi )
Orde reformasi ditandai dengan turunnya Presiden Soeharto pada tanggal
21 Mei 1998. Jabatan presiden kemudian diisi oleh wakil presiden, Prof. DR. Ir.
Ing. B.J. Habibie. Turunnya presiden Soeharto disebabkan karena tidak adanya
lagi kepercayaan dari rakyat terhadap pemerintahan Orde Baru. Bergulirnya
reformasi yang mengiringi keruntuhan rezim tersebut menandakan tahap awal
bagi transisi demokrasi Indonesia. Transisi demokrasi merupakan fase krusial
yang kritis karena dalam fase ini akan ditentukan ke mana arah demokrasi akan
dibangun.12

6. Contoh Kebudayaan Demokrasi Dalam Kehidupan


Berbangsa Dan Bernegara

a. Pemilihan umum
Pemilihan umum dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Mulai tahun 2004,
pemilu dilaksanakan untuk memilih anggota dewan perwakilan rakyat pusat dan
daerah serta pasangan presiden dan wakil presiden. Bagi negara, pemilu menjadi
tonggak pelaksanaan demokrasi. Melalui pemilu, rakyat melaksanakan haknya
untuk memilih wakil di parlemen serta pemimpin negara. Pelaksanaan pemilu
menunjukkan perilaku demokratis dalam suatu negara. Melalui pemilu,
pelaksanaan pemerintahan dilakukan dari, oleh, dan untuk rakyat. Setiap warga
negara memiliki kebebasan untuk menentukan pilihan tanpa paksaan, tekanan,
dan pengaruh pihak lain.
b. Pemilihan kepala daerah
Pemilihan kepala daerah (pilkada) menunjukkan pelaksanaan demokrasi
masyarakat di daerah. Pilkada dilaksanakan setiap 5 tahun sekali. Pilkada
dilaksanakan di daerah provinsi, kabupaten, dan kota. Pilkada menjadi indikator
pelaksanaan kehidupan yang demokratis di daerah. Dalam
pilkada, masyarakat berhak memiliki pasangan pemimpin daerah sesuai
dengan ketetapan hati masing-masing. Di tingkat provinsi, rakyat memilih
12
Feryoandi, “Demokrasi Indonesia Setelah Reformasi”, di akses di
http://feriaku02.wordpress.com/2013/06/05/hukum-syair-dan-musik/ pada tanggal 09-10-2013

12
gubernur dan wakil gubernur, di tingkat kabupaten, rakyat memilih bupati dan
wakil bupati, di tingkat kota, rakyat memilih wali kota dan wakil wali kota.
c. Pembagian kekuasaan
Dalam pemerintahan yang demokratis, kekuasaan tidak terpusat pada satu
lembaga. Pemerintahan yang demokratis dapat terwujud melalui pembagian
kekuasaan. Seperti yang berlaku di Indonesia, kekuasaan negara dibagi menjadi
3, yaitu kekuasaan eksekutif, kekuasaan legislatif, dan kekuasaan yudikatif.
d. Kebebasan pers
Pers menjadi salah satu pilar demokrasi. Pers diharapkan mampu menjadi
penyeimbang dalam proses demokratisasi. Pers perlu memperoleh kebebasan
agar mampu melaksanakan perannya. Pers yang dilindungi kebebasannya adalah
pers yang bertanggung jawab dan konstruktif.
e. Pluralisme
Pluralisme menunjukkan keberagaman suatu bangsa. Perilaku demokratis
ditunjukkan dengan adanya penghargaan terhadap keberagaman. Pluralisme
harus dijamin oleh negara. Tidak ada pembeda antara kelompok mayoritas
maupun minoritas. Semua suku, agama, ras, dan golongan memiliki hak dan
kewajiban yang sama di berbagai bidang kehidupan.
f. Kesetaraan hukum
Perilaku demokratis ditunjukkan dengan kesetaraan hukum. Semua warga
negara memiliki kedudukan yang sama di depan hukum. Penerapan hukum
didasarkan pada fakta hukum dengan dilandasi norma hukum yang berlaku.

BAB III
Penutup

Kesimpulan

13
Demokrasi adalah suatu sistem pemerintahan yang kekuasaannya berasal
dari rakyat. Dalam demokrasi, rakyat memiliki hak untuk menyuarakan
pendapatnya. Sehingga tidak ada sistem pemerintahan yang otoriter. Jika ada
perbedaan pendapat, dapat diselesaikan dengan cara musyawarah, atau dengan
perhitungan jumlah suara untuk memilih opsi tertentu. Prinsip pada demokrasi
adalah adanya kesamaan rakyat didalam hukum. Sehingga tidak ada yang lebih
diistimewakan atau dikesampingkan dalam hukum.

Kekuasaan Indonesia di bagi atas tiga lembaga yaitu lembaga legislatif,


eksekutif dan yudikatif. Ketiga jenis lembaga pemerintah tersebut adalah
lembaga-lembaga pemerintah yang memiliki kewenangan untuk mewujudkan
dan melaksanaka kewenangan eksekutif, lembaga-lembaga pengadilan yang
berwenang menyelenggarakan kekuasaan yudikatif, dan lembaga-lembaga
perwakilan rakyat yang memiliki kewenangan menjalankan kekuasaan legislatif.

DAFTAR PUSTAKA

Buchory, Achmad DKK. Pendidikan Kewarganegaraan Kelas XI


Semester 1. Solo: CV. HaKa MJ.

14
Ubaidillah, Akhmad. 2000. Demokrasi, Ham, dan Masyarakat Madani.
Jakarta: Jakarta Press.
Al-Brebesy, Ma’mun Murod. 1999. Menyingkap Pemikiran Politik
Abdurrahman Wahid dan Amien Rais tentang Negara. Jakarta: PT Grafindo
Persada.
Madjid, Nurcholis DKK. 1994. Demokratisasi Politik, Budaya Dan
Ekonomi. Jakarta: Yayasan Paramadina.
Kauzar, Ahdian DKK. 2012. Makalah Demokrasi, Bandung.
Hilal Farisy, “Sejarah Perkembangan Demokrasi Indonesia”, di akses di
http://hilalfarisy.wordpress.com/2012/03/21/sejarah-perkembangan-demokrasi-
di-indonesia/
Krisiyanto, “Makalah Perkembangan Demokrasi Indonesia”, di akses di
http://krizi.wordpress.com/2009/09/30/makalah-perkembangan-demokrasi-di-
indonesia/
Utami, Tri. “Sistem Pemerintahan Demokrasi”, di akses di
http://birokrasi.kompasiana.com/2013/
04/12/sistem-pemerintahan-demokrasi-550524.html/
Feryoandi, “Demokrasi Indonesia Setelah Reformasi”, di akses di
http://feriaku02.wordpress.com/2013/06/05/hukum-syair-dan-musik/
Ruhcitra, “Demokrasi”, di akses di
http://ruhcitra.wordpress.com/2008/11/09/demokrasi/
Amanahme, “Ciri-ciri Pemerintahan Demokrasi”, di akses di
http://amanahtp.wordpress.com/2013/01/31/ciri-ciri-pemerintahan-demokrasi/
Mario F Lando, “Anomali Trias Politika Indonesia”, di akses di
http://thelando.wordpress.com/2011/09/14/anomali-trias-politika-indonesia-
legislathief-eksekuthief-dan-yudikathief/

15

Anda mungkin juga menyukai