Anda di halaman 1dari 5

SOSIETAS, VOL. 7, NO.

2, 2017 381

FAKTOR-FAKTOR PENYEBAB MARAKNYA PENGENDARA


MOTOR DI BAWAH UMUR DI DESA RANCAMANYAR
KECAMATAN BALEENDAH KABUPATEN BANDUNG

Dewi Asri Nurlia, Siti Komariah, Bagja Waluya


Universitas Pendidikan Indonesia
Jl. Dr.Setiabudi 229 Bandung 40154, Jawa Barat, Indonesia
Email: asrinuralia59@gmail.com

Abstrak Pengendara motor di bawah umur menjadi suatu permasalahan yang kerap ditemui dalam kehidupan
masyarakat. Artikel ini berfokus menjelaskan mengenai faktor-faktor yang menyebabkan maraknya
pengendara motor di bawah umur. Informan dalam penelitian ini adalah para pengendara motor di bawah
umur, orang tua pengendara motor di bawah umur, pihak sekolah dan pihak kepolisian. Hasil dari penelitian
ini mengungkapkan bahwa ada berbagai faktor yang mempengaruhi maraknya pengendara motor di bawah
umur, baik itu faktor intern mau pun faktor ekstern. Faktor intern yaitu kebutuhan pribadi, lebih ekonomis,
lebih efisien, serta faktor dari orang tua atau keluarga yang membiarkan anak mereka menggunakan motor.
Kemudian, faktor ekstern yang menyebabkan maraknya pengendara motor di bawah umur yaitu pengaruh
teman sebaya, lingkungan tempat tinggal, dan gaya hidup.
Kata kunci: faktor-faktor, penyebab, pengendara di bawah umur

1 PENDAHULUAN tahun 2011 tercatat sebanyak 32.657 orang


meninggal dunia dan pada tahun 2012 turun menjadi
Perkembangan zaman membuat berkembang 29.654, apabila dianalisis secara kuantitatif maka
pula pemikiran masyarakat, terutama dalam hal dalam satu bulan angka kematian mencapai 2.471
kebutuhan hidup. Masyarakat dapat melakukan orang, setara dengan 82 orang perhari atau dalam
kegiatan dengan mudah karena adanya berbagai setiap jam terdapat 3 hingga 4 jiwa yang meninggal
sarana pemenuhan kebutuhan yang mudah di dapat, akibat kecelakaan lalu lintas. Pelaku yang terlibat
seperti halnya sepeda motor yang digunakan untuk kecelakaan lalu lintas sepanjang bulan januari
transportasi agar lebih cepat. Namun sayangnya, hingga juni 2013 sebanyak 244 kasus kecelakaan
penggunaan sepeda motor ini tidak dibatasi, setiap harinya, ternyata 20% diantaranya melibatkan
sehingga menyebabkan kalangan di bawah umur remaja berusia dibawah 16 tahun dengan status
pula dapat menggunakannya. pelajar.
Pengendara motor di bawah umur sering Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui
dijumpai baik di kota besar maupun di pedesaan. berbagai faktor yang mempengaruhi maraknya
Bahkan kini justru pengendara motor di bawah umur pengendara motor di bawah umur. Sehingga dapat
yang tinggal di pedesaan lebih berani untuk diketahui berbagai alasan para pengendara motor di
berperilaku menyimpang dari aturan-aturan lalu bawah umur dalam menggunakan motor, terutama di
lintas dalam berkendara. Namun, adanya pembiaran Desa Rancamanyar.
dari para orang tua menjadikan konstruksi bagi
masyarakat sehingga mewajarkan pengendara motor
di bawah umur. Padahal tidak sepantasnya hal ini 2 STUDI LITERATUR
dibiarkan, karena semakin lama maka akan semakin
marak pengendara motor di bawah umur. Terlebih Pengendara motor di bawah umur ini merupakan
lagi perilaku para pengendara motor di bawah umur para remaja yang umurnya masih di bawah 17 tahun.
yang tidak tertib sehingga banyak menyebabkan Sehingga dalam berkendara sering melakukan hal-
kecelakaan. hal yang tidak sesuai dengan aturan dalam
Bahkan dipaparkan oleh Apandi (2013) berkendara. Hal tersebut terjadi karena masa remaja
bahwa KAPOLRI menyatakan tingginya angka merupakan masa perkembangan manusia yang
kecelakaan lalu lintas di Indonesia saat ini sudah menyebabkan banyak terjadinya perubahan pada diri
sampai pada titik yang sangat memprihatinkan. Pada
SOSIETAS, VOL. 7, NO. 2, 2017 382

remaja, baik secara fisik mau pun secara sosial. faktor – faktor lain yang menjadi penyebabnya,
Seperti dikatakan Batubara (2010, hlm. 26-27), seperti dalam penelitian Asdar (2013), ada beberapa
“perubahan psikososial pada remaja dibagi dalam faktor yang menyebabkan anak mengendarai sepeda
tiga tahap yaitu remaja awal (early adolescent), motor tanpa memiliki sim antara lain :
pertengahan (middle adolescent), dan akhir (late 1. Tidak adanya sanksi tegas dari kepolisian
adolescent).” seperti penilangan dan sanksi
Maraknya pengendara motor di bawah umur 2. Orang tua mengizinkan dan memfasilitasi
terjadi karena adanya keinginan dari dirinya yang anak untuk berkendara sepeda motor
sangat kuat. Karena para pengendara motor di walaupun tidak dilengkapi dengan sim
bawah umur ini masih tergolong remaja, tentu 3. Kebiasaan masyarakat membiarkan atau tidak
banyak hal yang menyebabkan para remaja tersebut peduli dengan pelanggaran lalu lintas sperti
menggunakan kendaraan motor. Namun dalam anak di bawah umur yang mengendarai
penggunaan motor biasanya para remaja cenderung sepeda motor
melanggar aturan dan tidak disiplin dengan 4. Kondisi lingkungan sekitar membuat anak di
melakukan tingkah laku yang tidak biasa ketika bawah umur mengemudikan sepeda motor.
berkendara. Seperti menurut Reason, Manstead,
Stradling, Baxter, & Campbell dalam Sadono (2016)
bahwa “tingkah laku berkendara yang tidak biasa
3 METODE PENELITIAN
(aberrant driving behavior) dapat dibedakan menjadi
tiga jenis yaitu lapses, error, dan violations yang Penelitian ini melihat berbagai faktor yang
mewakili tingkah laku berkendara yang beresiko.” mempengaruhi maraknya pengendara motor di
Ketika masa remaja akan terjadi suatu krisis bawah umur di Desa Rancamanyar. Dalam hal ini,
identitas. Hal tersebut menjadikan berbagai informan penelitian merupakan pengendara motor di
perubahan dalam diri remaja. Sehingga terkadang bawah umur dan bertempat tinggal di Desa
ada hal-hal yang negatif yang dapat merubah Rancamanyar.
perilakunya akibat adanya dorongan-dorongan Informan kunci pada penelitian ini adalah
dalam dirinya untuk melakukan hal yang pengendara motor di bawah umur dan orang tua
menyimpang. Seperti halnya Becker (dalam Aroma pengendara motor di bawah umur tersebut.
dan Suminar, 2012, hlm. 2) menyatakan bahwa, Kemudian, informan pendukung dalam penelitian ini
“pada dasarnya setiap manusia dalam pelanggaran adalah pihak sekolah dan pihak kepolisian. Dengan
hukum memiliki dorongan untuk melanggar aturan begitu, informan tersebut dapat memberikan data-
pada situasi tertentu.” data untuk memenuhi penelitian yang dilakukan.
Pengendara motor di bawah umur setiap tahun Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan
kerap meningkat karena tidak bisa menahan diri dari wawancara serta observasi dan didukung pula oleh
dorongan-dorongan yang muncul dari diri individu hasil dokumentasi. Sehingga penelitian ini dapat
untuk melakukan penyimpangan. Hal tersebut terjadi mengungkapkan mengenai faktor-faktor yang
karena setiap perilaku yang dilakukan tidak terlepas mempengaruhi maraknya pengendara motor di
dari berbagai pengaruh, baik dari dalam atau dari bawah umur.
luar. Seperti menurut Natawidjaja dalam Anggraini
(2013, hlm. 12) bahwa “perilaku merupakan hasil
perpaduan dari pemahaman pengaruh-pengaruh luar 4 HASIL DAN PEMBAHASAN
dan pengaruh dalam.” Banyaknya pengaruh turut
meningkatkan jumlah pengendara motor di bawah Penelitian ini menyajikan mengenai faktor
umur. Bahkan pengendara motor di bawah umur penyebab maraknya pengendara motor di bawah
semakin melengkapi ketidakaturan kehidupan umur di Desa Rancamanyar Kecamatan Baleendah
masyarakat dalam berkendara. Padahal setiap orang Kabupaten Bandung. Biasanya para pengendara
tua pasti mengetahui bahwa dalam penggunaan motor di bawah umur menggunakan motor untuk
motor haruslah memiliki SIM. Namun dengan bermain dan ke sekolah. Padahal para pengendara
adanya pembiaran, maka pengendara motor di motor di bawah umur tersebut belum memenuhi
bawah umur tidak bisa dihindarkan lagi dari syarat untuk menggunaan kendaraan motor roda dua.
kehidupan. Pihak sekolah sudah memberlakukan aturan
Banyak faktor yang menyebabkan banyaknya yang ketat terhadap siswa agar tidak membawa
pengendara motor di bawah umur. Tidak hanya motor ke sekolah. Namun, aturan tersebut ternyata
karena pembiaran dari orang tua saja, namun ada tetap dilanggar oleh para siswa. Hal tersebut terjadi
karena memang kebiasaan siswa ketika di rumah
SOSIETAS, VOL. 7, NO. 2, 2017 383

yang dibebaskan untuk menggunakan motor, berpengaruh meningkatkan penggunaan motor.


sehingga untuk ke sekolah pun mereka Namun, tidak hanya karena teman saja, para siswa
diperbolehkan oleh orang tuanya menggunakan saat ini menggunakan motor dipengaruhi pula oleh
motor ke sekolah. Bahkan faktor utama yang gaya hidup yang semakin maju. Gaya hidup zaman
menyebabkan mereka menggunakan motor adalah sekarang yang terpengaruh oleh berbagai tayangan
orang tua atau pihak keluarga, karena pada dasarnya televisi yang semakin modern membuat siswa
orang tualah yang memiliki wewenang untuk semakin marak menggunakan motor. Kadang siswa
memberikan motor kepada anaknya, baik itu untuk yang tidak menggunakan motor dianggap tidak gaul
ke sekolah atau untuk bermain dan lain sebagainya. oleh temannya, tentu gaya hidup saat ini dipengaruhi
Faktor dari keluarga tersebut termasuk faktor intern, oleh trend yang dikatakan semakin kekinian.
selain adanya faktor intern, ada pula faktor ekstern Kebanyakan anak yang tetap memaksa untuk
yang mempengaruhi maraknya pengendara motor di menggunakan motor sehari-hari sebenarnya karena
bawah umur. memang usia mereka masih sangat emosional dan
Faktor intern yang menyebabkan maraknya mudah terpengaruh oleh lingkungan. Padahal
pengendara motor di bawah umur, selain karena izin mereka sendiri mengetahui bahwa menggunakan
orang tua, yaitu karena jarak tempuh dari rumah ke motor adalah pelanggaran karena usia mereka
sekolah. Ada banyak siswa yang tinggal di pinggiran sendiri belum 17 tahun dan belum memiliki SIM,
jalan yang terlewati oleh angkutan umum, namun namun hal ini tidak membuat mereka berhenti
mereka tetap enggan menggunakan angkutan umum menggunakan motor. Seperti yang dijelaskan oleh
karena jika menggunakan angkutan umum Suryani et.al (2014) berdasarkan teori
membutuhkan waktu yang lebih lama karena jalanan perkembangan yang dikemukakan oleh Erik Erikson
yang macet. Apalagi bagi para siswa yang memang menjelaskan bahwa “masa remaja ada pada tahap
rumahnya jauh di pedalaman, tentu tidak terlewat dimana krisis identitas versus divusi identitas yang
oleh angkutan umum, sehingga harus menggunakan harus di atasi.” Sehingga adanya krisis identitas
motor, baik itu di antar oleh orang tua atau tersebut membuat para remaja selalu ingin
membawa motor sendiri ke sekolah. melakukan hal yang dilarang.
Adapun faktor intern lain seperti halnya efisiensi Saat ini semakin banyak anak-anak yang dengan
waktu. Hal ini karena jarak tempuh yang jauh akan mudahnya menggunakan motor karena memang
mudah dilewati jika menggunakan motor. Bahkan sebagian besar pihak keluarga sendiri yang
tidak hanya itu, menggunakan kendaraan motor roda mengajarkan mereka menggunakan motor. Hal ini
dua ternyata lebih ekonomis jika dibandingkan dikarenakan kekurangpahaman pihak orang tua
dengan menggunakan angkutan umum. Sehingga terhadap aturan dalam berkendara. Pihak orang tua
pengeluaran orang tua menjadi lebih hemat untuk memang tahu bagaimana seharusnya aturan
biaya transportasi ke sekolah. Apalagi karena siswa berkendara, namun ternyata tidak dipatuhi dalam
juga hobi menggunakan motor sehingga tidak bisa kehidupan sehari-hari. Malah dengan mudahnya
menutup kemungkinan untuk menggunakan motor orang tua membelikan motor untuk anaknya agar
ke sekolah. lebih mudah untuk berpergian, padahal seharusnya
Kemudian, faktor ekstern yang menyebabkan hal tersebut tidak dilakukan.
maraknya pengendara motor di bawah umur adalah Kehidupan sehari-hari banyak dipenuhi dengan
karena faktor lingkungan. Dimana pun tempat berbagai keperluan yang tiada habisnya. Dengan
tinggal siswa jika memang lingkungan sekitarnya zaman yang semakin maju, maka teknologi semakin
membebaskan anak-anak untuk menggunakan canggih dan mudah didapatkan. Begitu pun halnya
motor, maka akan membuat anak-anak yang lain dengan alat transportasi saat ini yang sangat
juga menggunakan motor. Bahkan yang pada menunjang berbagai kebutuhan setiap orang. Hampir
awalnya melarang juga, akhirnya mengizinkan setiap rumah bahkan memiliki kendaraan motor,
anaknya menggunakan motor karena sang anak bahkan ada pula yang memiliki kendaraan lebih dari
kerap memaksa karena melihat lingkungan satu kendaraan. Hal tersebut tidak menutup
sekitarnya juga marak anak-anak yang menggunakan kemungkinan semakin maraknya para pengendara
motor. motor di bawah umur, karena di rumah mereka
Faktor ekstern lainnya yang mempengaruhi sendiri memiliki motor yang disediakan oleh orang
maraknya pengendara motor di bawah umur adalah tua. Padahal seharusnya anak-anak tidak
teman. Seorang teman akan sangat mempengaruhi diperbolehkan menggunakan motor sendiri sebelum
perilaku teman yang lainnya, apalagi pada siswa usianya memenuhi 17 tahun. Namun karena
SMP yang masanya sedang terpengaruh oleh teman- kebanyakan masyarakat membiarkan anak-anak
temannya. Sehingga terkadang seorang anak pun menggunakan motor, sehingga hal tersebut telah
bisa menggunakan motor karena diajarkan oleh dianggap biasa oleh masyarakat.
temannya, maka dalam hal ini teman akan sangat
SOSIETAS, VOL. 7, NO. 2, 2017 384

Pengendara motor di bawah umur banyak angkutan umum, sehingga harus menggunakan
ditemui di Desa Rancamanyar yang merupakan desa motor, baik itu di antar oleh orang tua atau
yang sedang mengalami transisi, sehingga banyak membawa motor sendiri ke sekolah.
pengaruh dari kota yang masuk dalam kehidupan Adapun faktor intern lain seperti halnya efisiensi
masyarakat termasuk kebutuhan dalam berkendara. waktu. Hal ini karena jarak tempuh yang jauh akan
Tetapi bagi pengendara motor di bawah umur, mudah dilewati jika menggunakan motor. Jarak dari
berkendara sering dijadikan sebagai suatu gaya rumah ke sekolah sekitar 900 meter sampai 1,2 km,
hidup di zaman yang modern ini. Sampai saat ini sehingga hal tersebut dijadikan alasan untuk
pengendara motor di bawah umur semakin menggunakan kendaraan motor roda dua. Bahkan
meningkat. Maraknya pengendara motor di bawah tidak hanya itu, menggunakan kendaraan motor
umur juga dipicu oleh adanya berbagai alasan orang ternyata lebih ekonomis jika dibandingkan dengan
untuk menggunakan kendaraan pribadi. menggunakan angkutan umum. Sehingga
Berdasarkan penelitian bahwa memang banyak pengeluaran orang tua menjadi lebih hemat untuk
faktor menjadi alasan setiap orang menggunakan biaya transportasi ke sekolah. Apalagi karena siswa
motor. Setiap orang telah mempertimbangkan dan juga hobi menggunakan motor sehingga tidak bisa
mencari berbagai kelebihan dari penggunaan menutup kemungkinan untuk menggunakan motor
kendaraan bagi keluarganya. Walaupun pada ke sekolah.
kenyataannya banyak yang menghiraukan aturan Kemudian, faktor ekstern yang menyebabkan
dalam berkendara, bahkan semakin banyak orang tua maraknya pengendara motor di bawah umur adalah
yang mengizinkan anak-anak mereka menggunakan karena faktor lingkungan. Dimana pun tempat
motor sendiri. Hal tersebut terjadi karena adanya tinggal siswa jika memang lingkungan sekitarnya
faktor-faktor yang menyebabkan maraknya membebaskan anak-anak untuk menggunakan
pengendara motor di bawah umur, yaitu karena lebih motor, maka akan membuat anak-anak yang lain
hemat/ekonomis, alasan kecepatan sehingga akan juga menggunakan motor. Bahkan yang pada
lebih efisien terhadap waktu, kemudian karena awalnya melarang juga, akhirnya mengizinkan
jangkauan yang bisa menjangkau tempat yang jauh anaknya menggunakan motor karena sang anak
dari jalan raya. Hal tersebut didukung oleh alasan- kerap memaksa karena melihat lingkungan
alasan penggunaan kendaraan motor menurut sekitarnya juga marak anak-anak yang menggunakan
Imadha (2012) adalah “alasan praktis, alasan motor.
kecepatan, harga terjangkau, kenyamanan, lebih Faktor ekstern lainnya yang mempengaruhi
hemat, jangkauan, dan faktor sosial ekonomi.” maraknya pengendara motor di bawah umur adalah
Kemudian, faktor-faktor yang mempengaruhi teman. Seorang teman akan sangat mempengaruhi
maraknya pengendara motor di bawah umur di bagi perilaku teman yang lainnya, apalagi pada siswa
menjadi dua, yaitu faktor intern dan faktor ekstern. SMP yang masanya sedang terpengaruh oleh teman-
Faktor intern yang menyebabkan maraknya temannya. Sehingga terkadang seorang anak pun
pengendara motor di bawah umur adalah orang tua. bisa menggunakan motor karena diajarkan oleh
Dalam hal ini, orang tua adalah kunci utama yang temannya, maka dalam hal ini teman akan sangat
menjadi penyebab anak menggunakan motor. berpengaruh meningkatkan penggunaan motor.
Dengan adanya izin orang tua, anak dapat Namun, tidak hanya karena teman saja, para siswa
menggunakan motor untuk ke sekolah atau pun saat ini menggunakan motor dipengaruhi pula oleh
untuk bermain. Pengetahuan orang tua akan hukum gaya hidup yang semakin maju. Gaya hidup zaman
yang minim menjadikan para orang tua sekarang yang terpengaruh oleh berbagai tayangan
membebaskan sang anak menggunakan kendaraan televisi yang semakin modern membuat siswa
motor roda dua. Tidak hanya itu, latar belakang semakin marak menggunakan motor. Kadang siswa
pendidikan orang tua yang hanya lulusan SMA pun yang tidak menggunakan motor dianggap tidak gaul
turut menjadi penyebab maraknya pengendara motor oleh temannya, tentu gaya hidup saat ini dipengaruhi
di bawah umur, karena orang tua tidak menerapkan oleh trend yang dikatakan semakin kekinian.
aturan lalu lintas dalam kehidupan sehari-hari. Izin orang tua sangat mempengaruhi semakin
Selain karena izin orang tua, faktor lainnya maraknya pengendara motor di bawah umur. Selain
adalah karena jarak tempuh dari rumah ke sekolah. itu, karena zaman yang semakin maju membuat
Ada banyak siswa yang tinggal di pinggiran jalan masyarakat membiarkan anak-anak menggunakan
yang terlewati oleh angkutan umum, namun mereka motor sendiri. Bahkan kondisi lingkungan sekitar
tetap enggan menggunakan angkutan umum karena pun turut mempengaruhi semakin maraknya
jika menggunakan angkutan umum membutuhkan pengendara motor di bawah umur, karena pada
waktu yang lebih lama karena jalanan yang macet. kenyataannya pihak keluarga sendiri banyak yang
Apalagi bagi para siswa yang memang rumahnya mengajarkan anak-anak untuk menggunakan
jauh di pedalaman, tentu tidak terlewat oleh kendaraan motor.
SOSIETAS, VOL. 7, NO. 2, 2017 385

Latar belakang penyebab maraknya pengendara Batubara, Jose RL. (2010). Adolescent Development
motor di bawah umur di Desa Rancamanyar juga (Perkembangan Remaja). Jurnal Sari Pediatri,
disebabkan karena minimnya pengawasan Departemen Ilmu Kesehatan Anak, 12 (1)
keamanan. Padahal seharusnya masyarakat pun turut Imadha, Hariyanto. 2012. PSIKOLOGI: Orang Membeli
melakukan pengawasan. Apalagi Desa Rancamanyar Kendaraan Pribadi Karena Faktor Status Sosial.
yang masyarakatnya merupakan Suku Sunda yang [Online]. Diakses melalui:
https://psikologi2009.wordpress.com/2012/12/17/psik
tentu memiliki hubungan kekeluargaan yang erat.
ologi-orang-membeli-kendaraan-pribadi-karena-
Seperti halnya menurut Komariah (2013, hlm. 6) faktor-status-sosial/
adanya kebiasaan “silih asah, silih asih, silih asuh Komariah, Siti. (2013). Sumbangan Nilai-Nilai Kearifan
sehingga mereka harus saling tolong menolong agar Lokal Masyarakat Sunda untuk Menyiapkan Pendidik
tercipta hubungan yang erat dan bersifat yang Berkarakter. Bandung: Makalah Seminar UPI
kekeluargaan.” Dengan begitu, maraknya UPSI.
pengendara motor di bawah umur akan semakin Sadono, Soni. (2016). Budaya Tertib Berlalu-Lintas
berkurang dengan adanya hubungan yang erat “Kajian Fenomenologis Atas Masyarakat Pengendara
diantara masyarakat Desa Rancamanyar untuk saling Sepeda Motor Di Kota Bandung”. Jurnal Channel, 4
mengawasi agar terciptanya ketertiban umum (1), Hlm. 61-79
Suryani. (2014). Sikap Orang Tua Terhadap Pengendara
Motor di Bawah Umur di Desa Sidosari Kecamatan
Natar Kabupaten Lampung Selatan Tahun 2014.
Jurnal Kultur Demokrasi, 2 (4)..
5 KESIMPULAN
Penelitian ini mencoba mengungkapkan
berbagai faktor yang mempengaruhi maraknya
pengendara motor di bawah umur di Desa
Rancamanyar. Hasilnya mengungkapkan bahwa ada
faktor intern dan faktor ekstern yang mempengaruhi
maraknya pengendara motor di bawah umur. Faktor
intern yaitu atas dasar kebutuhan pribadi, lebih
ekonomis, lebih efisien, serta faktor dari orang tua
atau keluarga yang membiarkan anak mereka
menggunakan motor. Kemudian, faktor ekstern yang
menyebabkan maraknya pengendara motor di bawah
umur yaitu pengaruh teman sebaya, lingkungan
tempat tinggal, dan gaya hidup.

REFERENSI
Anggraini, Dini. (2013). Studi Tentang Perilaku
Pengendara Kendaraan Bermotor Di Kota Samarinda
(The Study On The Behavior Of Motorists In
Samarinda). Jurnal: Ejournal Sosiatri-Sosiologi, 1 (1),
Hlm. 10-19
Apandi, Idris. (2013). Pendidikan Lalu Lintas Bagi
Pelajar. [Online]. Diakses melalui : Kompasiana.com
Aroma, Iga S dan Suminar, Dewi R. (2012). Hubungan
Antara Tingkat Kontrol Diri Dengan kecenderungan
Perilaku Kenakalan Remaja. Jurnal Psikologi
Pendidikan dan Perkembangan, 01 (02)
Asdar, Muhammad et. al. (2013). Perilaku Safety Riding
Pada Siswa SMA Di Kabupaten Pangkep. [Online].
http://repository.unhas.ac.id/bitstream/handle/1234567
89/4246/MUHAMMAD%20ASDAR_K11109367.pdf
?sequence=1

Anda mungkin juga menyukai