Anda di halaman 1dari 8

PRAKTIKUM PETROLOGI

LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021


PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
BAB III
BATUAN PIROKLASTIK

3.1. Tujuan Praktikum

Adapun tujuan dari praktikum pada praktikum petrologi batuan


piroklastik, adalah sebagai berikut :
1. Mengetahui dan membedakan batuan piroklastik berdasarkan
klasifikasinya.
2. Menginterpretasikan penamaan batuan-batuan piroklastik berdasarkan
deskripsinya.

3.2. Definisi Batuan Piroklastik

Batuan piroklastik adalah batuan beku ekstrusif yang terbentuk dari


hasil erupsi gunungapi (volkanisme). Erupsi gunungapi pada umumnya
mengeluarkan magma yang dilemparkan (explosive) ke udara melalui lubang
kepundan dan membeku dalam berbagai ukuran mulai dari debu (ash) hingga
bongkah (boulder). Tuff adalah batuan gunungapi yang terbentuk dari suatu
campuran fragmen fragmen mineral batuan gunungapi dalam matrik debu
gunungapi. Tuff terbentuk dari kombinasi debu, batuan dan fragmen mineral
(piroklastik atau tephra) yang dilemparkan ke udara dan kemudian jatuh ke
permukaan bumi sebagai suatu endapan campuran. Kebanyakan dari fragmen
batuan cenderung merupakan batuan gunungapi yang terkonsolidasi dari hasil
erupsi gunungapi. Kadangkala material erupsi yang masih panas mencapai
permukaan bumi dan kemudian menbeku menjadi “welded tuff”. Batuan
piroklastik secara umum dikelompokan berdasarkan pada ukuran butir seperti
halnya dengan batuan klastik lainnya / batuan terrigenous lainnya. (Noor, 2012)

3.3. Struktur Batuan Piroklastik

Struktur adalah kenampakan bagian bagian dari suatu batu yang


berguna untuk membedakan suatu batu dengan batu yang lain dilihat secara
langsung dilapangan. Struktur batuan piroklastik memiliki kesamaan dengan
batuan beku. Berikut adalah beberapa contoh struktur batuan piroklastik yaitu :

Kelompok V
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
1. Masif adalah struktur yang memperlihatkan suatu masa batuan yang terlihat
seragam.
2. Vesikular adalah struktur yang memperlihatkan lubang-lubang pada batuan
beku. Lubang ini terbentuk akibat pelepasan gas pada saat pembekuan.
3. Amigdaloidal adalah struktur vesikular yang kemudian terisi oleh mineral lain
seperti kalsit, kuarsa atau zeolite
(Noor, 2012)

3.4. Tekstur Batuan Piroklastik

Tekstur batuan piroklastik merupakan suatu parameter untuk


pendeskripsian batuan piroklastik, yang harus dipelajari sebelum
pendeskripsian antara lain yaitu:
1. Ukuran butir, yang meliputi ukuran butir menurut Fisher dan Wentworth,
menurut Wentworth debu/tufa berukuran butir 0 – 2 mm, lapili berukuran butir
2 mm – 32 mm, block/bomb berukuran butir 32 mm – 256 mm. Menurut
Fisher debu berukuran butir <2 mm, lapili berukuran butir 2 mm – 64 mm,
block/bomb berukuran butir >64 mm.
2. Bentuk butir, menggambarkan keseluruhan permukaan butir yang ada pada
batuan meliputi membulat sempurna, membulat dan menyudut.
3. Kompaksi atau kekompakan, penggambaran dari tekstur dalam batuan
berdasarkan kekerasannya, terdiri atas kompak dan mudah hancur.
Selain tekstur umum pada batuan piroklastik, ada pula tekstur lain
yang sering terdapat pada tufa, yaitu:
1. Weldered tufa, identik dengan tufa yang mempunyai suatu aliran yang sama
dengan aliran lava, diakibatkan oleh fusi keseluruh bagian tufa pada proses
pengendapan.
2. Sindered tufa, terbentuk akibat percampuran bahan-bahan tufa panas yang
berasal dari aliran lava pada proses pengendapan.
3. Pumiceous (pumisan), menggambarkan adanya pori-pori vesikuler, bersifat
hablur dengan permeabilitas buruk.

3.5. Kompisisi Material Batuan Piroklastik

Material penyusun batuan piroklastik hasil erupsi ledakan gunung api


bersifat fragmental. Materi penyusun batuan piroklastik dikelompokkan menjadi
sebagai berikut :

Kelompok V
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT

1. Kelompok juvenile (essential)


berasal langsung dari magma yang meletus dan terdiri dari partikel
padat atau menggembung dari lelehan dingin, atau kristal yang berada di
magma sebelum erupsi (kristal pirogenik).
2. Kelompok cognate ( accerssory)
adalah batuan vulkanik co-magmatik yang terfragmentasi dari
letusan gunung berapi yang sama sebelumnya.
3. Kelompok accidental (bahan asing
fragmen berasal dari ruang bawah tanah subvulkanik dan oleh
karena itu terdapat dari berbagai komposisi.
(Schmincke, 1984)

3.6. Komposisi Mineral Piroklastik

Untuk komposisi mineral yang terdapat pada batuan piroklastik terbagi


atas diantaranya terdiri atas berbagai macam, yaitu :
1. Mineral-mineral sialis, terdiri dari beberapa macam yaitu :
a. Kuarsa (SiO2), biasanya hanya ditemukan pada batuan gunung api
(batuan beku) yang kaya akan kandungan silika atau bersifat asam.
b. Feldspar, baik K-Feldspar, Na-Feldspar, maupun Ca-Feldspar
c. Feldspatoid, merupakan kelompok mineral yang terbentuk jika kondisi
larutan magma dalam keadaan tidak atau kurang jenuh terhadap
kandungan silikan (SiO2).
2. Mineral-mineral Ferromagnetic merupakan salah satu kelompok mineral
yang memiliki atau yang kaya akan kandungan ikatan Fe-Mg silikat dan
kadang-kadang disusul dengan Ca-silikat. Mineral-mineral tersebut hadir
dalam kelompok mineral, seperti :
a. Piroksin, merupakan mineral penting di dalam batuan gunung api.
b. Olivin, merupakan mineral yang kaya akan kandungan besi dan
magnesium serta miskin kandungnan silika (SiO2).
3. Mineral-mineral tambahan, mineral ini terkadang dapat hadir, tetapi dengan
jumlah yang sedikit. Beberapa mineral-mineral tambahan, seperti
homblende, magnetit, biotit, dan ilmenit.
(Modul Praktikum Petrologi, 2020)

Kelompok V
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
3.7. Klasifikasi Batuan Piroklastik

Adapun klasifikasi batuan piroklastik terbagi menjadi dua, yaitu


sebagai berikut :
1. Endapan piroklastik tak terkonsolidasi
Adapun endapan piroklastik tak terkonsolidasi terbagi menjadi
beberapa bagian, yaitu :
a. Bom Gunungapi adalah gumpalan-gumpalan lava yang mempunyai
ukuran lebih besar dari 64mm. Daerah ini sebagian atau semuanya
berujud plastik pada waktu tererupsi. Beberapa bomb mempunyai
ukuran yang sangat besar.
b. Blok Gunung api merupakan batuan piroklastik yang dihasilkan oleh
erupsi eksplosive dari fragmen batuan yang sudah memadat lebih dulu
dengan ukuran lebih besar dari 64 mm. Blok-blok ini selalu menyudut
bentuknya atau equidimensional.
c. Lapili berasal bahasa latin lapillus, yaitu nama untuk hasil erupsi
eksplosif gunung api yang berukuruan 2mm-64mm. Selain dari fragmen
batuan , kadang-kadang terdiri dari mineral-mineral augti, olivine,
plagioklas.
d. Debu gunung api adalah batuan piroklastik yang berukuran 2mm-
1/256mm yang dihasilkan oleh pelemparan dari magma akibat erupsi
eksplosif. Namun ada juga debu gunung berapi yang terjadi karena
proses penggesekan pada waktu erupsi gunung api. Debu gunung api
masih dalam keadaan belum terkonsolidasi.
2. Endapan piroklastik yang terkonsolidasi
Endapan piroklastik terkonsolidasi bisa terbentuk sebagai akibat dari
proses llithifikasi endapan piroklastik jatuhan, seperti :
a. Breksi piroklastik adalah batuan yang disusun oleh block – block gunung
api yang telah mengalami konsolidasi dalam jumlah lebih 50 % serta
mengandung lebih kurang 25 % lapili dan abu.
b. Aglomerat adalah batuan yang dibentuk oleh konsolidasi material –
material dengan kandungan yang didominasi oleh bomb gunung api
dimana kandungan lapili dan abu kurang dari 25 %
c. Batu lapilli adalah batuan yang dominant terdiri dari fragmen lapili
dengan ukuran 2 – 64 mm

Kelompok V
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
d. Tuff adalah endapan dari gunung api yang telah mengalami konsolidasi,
dengan kandungan abu mencapai 75 %. Macamnya : tuff lapili, tuff
aglomerat, tuff breksi piroklastik.

Tabel 3.1
Klasifikasi Batuan Piroklastik

Endapan Piroklastik
Sebutan
Ukuran Butir (mm) (Piroklastik) Tak
Terkonsolidasi
Terkonsolidasi
Bomb, Block, Aglomerat, reksi
 64 Bomb, Block
Tephra Piroklastik
Batulapilli
64 – 2 Lapilus Tephra lapilli

Tuff, debu kasar


1/16 – 2 Debu Kasar Debu Kasar

Tuffm debu
< 1/16 Debu Halus Debu Halus
halus
*Sumber : Wikipedia.org, 2020

3.8. Mekanisame Pembentukan Endapan Piroklastik

Mekanisme pembentukan endapan batuan piroklastik terbagi menjadi


tiga yaitu:
1. Endapan piroklastik jatuhan (pyroklastic fall)
Dalam letusan eksplosif, bahan piroklastik dari semua ukuran dapat naik
dalam sebuah kolom,
yang disebut kolom tephra. Material yang paling kasar, seperti balok, bom,
dan lapili, bersama dengan abu jatuh kembali mendekati kawah gunung
berapi. Saat kolom abu mencapai atmosfer yang lebih tinggi, ia menyebar ke
lateral membentuk awan abu yang bergerak cepat. Sebagian dari abu jatuh
kembali ke bumi dan membentuk selimut tebal di atas area yang luas ke arah
arah angin dari gunung berapi. Deposito semacam itu secara kolektif disebut
deposito jatuh.

2. Endapan piroklastik aliran (pyroclastic flow)

Kelompok V
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
Dalam beberapa kasus, kolom tephra bisa runtuh dan tephra mengalir ke
bawah lereng dengan kecepatan yang luar biasa (sekitar 100–150 km per
jam). Aliran piroklastik menuruni lereng yang cepat juga dapat terjadi jika
tephra meledak dari sisi gunung berapi. Jenis aliran ini disebut nue´eardente
(glowing avalanche). Akhirnya aliran berhenti di kejauhan dari gunung
berapi.
3. Endapan piroklastik surge
Yaitu suatu awan campuran dari bahan padat dan gas (uap air) yang
mempunyai rapat massa rendah dan bergerak dengan kecepatan tinggi
secara turbulent diatas permukaan. Umumnya mempunyai pemilahan yang
baik, berbutir halus dan berlapis baik. Endapan ini mempunyai struktur
pengendapan primer seperti laminasi dan perlapisan bergelombang hingga
planar. Yang paling khas dari endapan ini mempunyai struktur silang siur,
melensa dan bersudut kecil. Endapan surge pada umumnya kaya akan
keratan batuan dan kristal.
(Sen, 2014)

3.9. Metodologi Praktikum

1. Tempat dan Tanggal Pelaksanaan


Praktikum dilaksanakan pada hari senin, 26 Oktober 2020 di
Laboratorium Geologi Fakultas Teknik, Universitas Lambung Mangkurat.
2. Alat
Adapun alat yang digunakan dalam praktikum tentang batun
piroklastik kali ini adalah sebagai berikut
a. Komprator
b. Alat tulis
c. Lup
3. Bahan
bahan yang digunakan dalam praktikum kali ini adalah sebagai
berikut:
a. Sample batuan piroklastik
b. Lembar deskripsi batuan prioklastik.

4. Prosedur Percobaan.

Kelompok V
PRAKTIKUM PETROLOGI
LABORATORIUM GEOLOGI 2020/2021
PROGRAM STUDI TEKNIK PERTAMBANGAN
FAKULTAS TEKNIK
UNIVERSITAS LAMBUNG MANGKURAT
a. Menentukan warna sampel pada batuan-batuan piroklastik.
b. Menentukan struktur yang tampak pada sampel batuan piroklastik.
c. Menentukan tekstur sampel batuan piroklastik.
d. Menentukan komposisi mineral pada sampel batuan piroklastik.
e. Menentukan jenis batuan piroklastik dan penamaannya berdasarkan
pendeskripsian yang telah dilakukan di atas.

Kelompok V
DAFTAR PUSTAKA

Noor, D. (2012). Pengantar Geologi. Bogor: Pakuan Universitas Press.


Schmincke, R. F.-U. (1984). Pyroclastic Rocks . New York.
Sen, G. (2014). Petrology Principles and Practice. New york.

Anda mungkin juga menyukai