Anda di halaman 1dari 16

62

BAB 3
BATUAN PIROKLASTIK
Batuan piroklastik adalah batuan volkanik yang tekstur klastik,
dengan kata lain, merupakan endapan fragmental terbentuk secara
langsung dari volkanik. Batuan piroklastik secara luas dihasilkan dari
letusan erupsi- erupsi volkanik. Tetapi fragmentasi materialnya bisa juga
disebabkan oleh pertumbuhan yang menerus dari sebagian yang
dipadatkan oleh kubah- kubah volkanik, dan pada umumnya terjadi
dimana lava- lava didinginkan oleh air.

3.1 DASAR TEORI


Batuan piroklastik adalah jenis batuan yang dihasilkan oleh proses
lisenifikasi bahan-bahan lepas yang dilemparkan dari pusat volkanis
selama erupsi yang bersifat eksplosif. Bahan-bahan jatuhan kemudian
mengalami litifikasi baik sebelum ditransport maupun rewarking oleh air
atau es. Pada dasarnya batuan gunung api (vulkanik) dihasilkan dari
aktivitas vulkanisme. Aktivitas vulkanisme tersebut berupa keluarnya
magma ke permukaan bumi, baik secara efusif (ekstrusi) maupun
eksplosif (letusan). Batuan gunung api yang keluar dengan jalan efusif
mengahasilkan aliran lava, sedangkan yang keluar dengan jalan eksplosif
menghasilkan batuan fragmental (rempah gunung api).

NAMA : MIFTAKHUL ULUMUDDIN

NPM : 12.2017.100319
63

Didasarkan atas komposisi materialnya, endapan piroklastika


terdiri dari tefra (pumis dan abu gunung api, skoria, “Pele's tears” dan
“Pele's hair”, bom dan blok gunung api, “accretionary lapilli”, breksi
vulkanik dan fragmen litik), endapan jatuhan piroklastika, endapan aliran
piroklastika, tuf terelaskan dan endapan seruakan piroklastika. Aliran
piroklastika merupakan debris terdispersi dengan komponen utama gas
dan material padat berkonsentrasi partikel tinggi.

Mekanisme transportasi dan pengendapannya dikontrol oleh gaya


gravitasi bumi, suhu dan kecepatan fluidisasinya. Material piroklastika
dapat berasal dari guguran kubah lava, kolom letusan, dan guguran
onggokan material dalam kubah (Fisher, 1979). Material yang berasal dari
tubuh kolom letusan terbentuk dari proses fragmentasi magma dan
batuan dinding saat letusan. Dalam endapan piroklastika, baik jatuhan,
aliran maupun seruakan; material yang menyusunnya dapat berasal dari
batuan dinding, magmanya sendiri, batuan kubah lava dan material yang
ikut terbawa saat tertransportasi.

NAMA : MIFTAKHUL ULUMUDDIN

NPM : 12.2017.100319
64

Gambar 3.1. Material Piroklastika.

3.2 CARA PEMERIAN BATUAN PIROKLASTIK


Material piroklastik pada mulanya digolongkan menurut ukuran
butir. Fragmen-fragmen berukuran :

“Pebble” dengan diameter anatara 2 mm – 64 mm di namakan
Lapilli.

Partikel- partikel yang lebih kecil dinamakan ash,

Sedang yang lebih besar disebut bomb.
Jika selama pembentukannya berasal dari sebagian atau seluruhnya
cair dan membeku di udara disebut blok¸jika hasil pembekuan bentuknya
menyudut. Batuan- batuan volkanik yang terdiri dari ash dan lapilli
dinamakan tuff, jika mereka sebagian besar terdiri dari ash dan lapili tuff
jika lapillinya dominan. Batuan- batuan yang kaya bomb- bomb
dinamakan aglomerat dan bila batuan kaya dengan blok disebut breksi
volkanik.

NAMA : MIFTAKHUL ULUMUDDIN

NPM : 12.2017.100319
65

3.2.1 STRUKTUR BATUAN PIROKLASTIK

Seperti halny a struktur batuan beku, maka pada


batuan piroklastik juga dijumpai struktur seperti skoria,
vesikuler, serta amigdaloidal.

3.2.2 TEKSTUR BATUAN PIROKLASTIK

3.2.2.1. Tekstur umum

Pengertian tekstur batuan piroklastik mengacu pada kenampakan


butir-butir mineral yang ada di dalamnya yang meliputi Glassy dan
Fragmental.

 Glassy, merupakan tekstur pada batuan piroklastik yang nampak


pada batuan tersebut ialah glass.
 Fragmental, merupakan tekstur pada batuan piroklastik yang
nampak pada batuan tersebut ialah fragmen-fragmen hasil
letusan gunungapi.

3.2.2.2. Tektur Khusus

 Vitrovirik, merupakan tekstur batuan beku dimana fragmennya


berupa batuan piroklastik yang dikelilingi oleh masadasar.

NAMA : MIFTAKHUL ULUMUDDIN

NPM : 12.2017.100319
66

Gambar 3.2. Tekstur Vitrovirik

 Perlitik, merupakan tekstur batuan piroklastik dimana terdapat


benangbenang perlit berwarna kuning keemasan.

Gambar 3.3. Tekstur Perlitik


 Hyalopilitic, merupakan tekstur batuan piroklastik dimana
feldspar dikelilingi oleh masadasar berupa gelas vulkanik.

NAMA : MIFTAKHUL ULUMUDDIN

NPM : 12.2017.100319
67

Gambar 3.4. Tekstur Hyalopilitic

 Intersertal, merupakan tekstur batuan beku yang ditunjukkan oleh


susunan intersertal antar kristal plagioklas, mikrolit plagioklas
yang berada di antara atau dalam masadasar gelas interstital.

Gambar 3.5. Tekstur Intersertal


 Intergranular, merupakan tekstur batuan piroklastik dimana
mineral piroksen dan olivin terdapat atau sering dijumpai diantara
mineral plagioklas yang memanjang dan tidak teratur.

NAMA : MIFTAKHUL ULUMUDDIN

NPM : 12.2017.100319
68

Gambar 3.6. Tekstur Intergranular

3.2.3 KOMPOSISI MINERAL BATUAN PIROKLASTIK


A. Mineral – mineral Sialis
Mineral – mineral sialis terdiri dari :
1. Kuarsa (SiO2), ditemukan hanya pada batuan gunung api yang kaya
kandungan silika atau bersifat asam.
2. Feldspar, baik alkali maupun kalsium feldspar (Ca)
3. Feldspatoid, merupakan kelompok mineral yang terjadi jika kondisi
lautan magma dalam keadaan tidak atau kurang jenuh silika.
B. Mineral Ferromagnesia
Merupakan kelompok mineral yang kaya kandungan Fe dan Mg silika
yang kadang – kadang disusul oleh Ca silika. Mineral tersebut hadir
berupa kelompok mineral :
1. Piroksen, mineral penting dalam batuan gunung api
2. Olivin, merupakan mineral yang kaya akan besi dan magnesium dan
miskin silika.
3. Hornblende, biasanya hadir dalam andesit

NAMA : MIFTAKHUL ULUMUDDIN

NPM : 12.2017.100319
69

4. Biotit, merupakan mineral mika yang terdapat dalam batuan vulkanik


berkomposisi intermediet hingga asam.
C. Mineral Tambahan
Yang sering hadir adalah ilmenit dan magnetit. Keduanya merupakan
mineral bijih. Selain itu sering kali didapati mineral senyawa sulfida atau
sulfur murni.
D. Mineral Ubahan
Dalam batuan piroklastik mineral ubahan sering muncul saat batuan
terlapukan atau terkena alterasi hidrotermal. Mineral tersebut seperti :
klorit, epidot, serisit, limonit, montmorolonit dan lempung, kalsit
Matrik nama endapan dan batuan piroklastik berdasarkan ukuran
butirnya :
Nama endapan
Ukuran
Bntuk Nama piroklastik
butir
butir klastika Belum
(mm) Terbatukan
terbatukan
Membulat Bom Tepra bom Aglomerat
Breksi
64 Runcing Blok Tepra Blok
piroklastik
2 Lapilus Tepra lapili Batulapili
Kasar Debu kasar Tuf kasar
0,04 debu Halus Debu halus Tuf halus

NAMA : MIFTAKHUL ULUMUDDIN

NPM : 12.2017.100319
70

Fisher,1984 dan Williams,1982 mengelompokkan material penyusun


batuan-batuan piroklastik sebagai berikut :
1. Kelompok Juvenil (Essential)

2. Bila material penyusun dikeluarkan langsung dari magma,


terdiri dari padatan, atau partikel tertekan dari suatu cairan
yang mendingin da n kristal (pyrogenic)

3. Kelompok Cognate (Accessory)

4. Bila material penyusunnya dari material hamburan yang berasal


dari letusan sebelumnya, dari gunungapi yang sama atau tubuh
vulkanik yang lebih tua dari dinding kawah.
5. Kelompok Accidental (bahan asing)
6. Bila material penyusunnya merupakan bahan hamburan yang
berasal dari batuan non gunungapi atau batuan dasar berupa
batuan beku, sedimen ataupun metamorf, sehingga mempunyai
komposisi yang beragam.
3.3 KLASIFIKASI BATUAN PIROKLASTIK
1. Tuf

Merupakan material gunung api yang dihasilkan dari letusan


eksplosif, selanjutnya terkonsolidasi dan mengalami pembatuan. Tuf
dapat tersusun atas fragmen litik, gelas shards, dan atau hancuran
mineral sehingga membentuk tekstur piroklastika.

NAMA : MIFTAKHUL ULUMUDDIN

NPM : 12.2017.100319
71

Gambar 3.7 Butuan Tuff

Gambar 3.7. Batuan tuf gunung api dalam sayatan tipis (kiri: nikol
silang dan kanan: nikol sejajar). Dalam sayatan menunjukkan
adanya fragmen litik dan kristal dengan sifat kembaran pada
hancuran plagioklas, dan klastik litik teralterasi berukuran halus.

Diagram 3.1. Klasifikasi Tuf Berdasar Komposisi (Schmid, 1981).

NAMA : MIFTAKHUL ULUMUDDIN

NPM : 12.2017.100319
72

2. Batulapili

Merupakan batuan gunung api (vulkanik) yang memiliki ukuran


butir antara 2-64 mm, biasanya dihasilkan dari letusan eksplosif
(letusan kaldera) berasosiasi dengan tuf gunung api. Batulapili tersebut
kalau telah mengalami konsolidasi dan pembatuan disebut dengan
batu lapili.
Komposisi batu lapili terdiri atas fragmen pumis dan (kadang-kadang)

yang tertanam dalam massa dasar gelas atau tuf gunung api atau kristal
mineral.

Gambar 3.8. Breksi pumis (batulapili) yang hadir bersama


dengan kristal kuarsa dan tertanam dalam massa dasar tuf halus.

3. Batuan gunung api tak-terelaskan (non-welded ignimbrite)

Glass shards yang dihasilkan dari fragmentasi dinding


gelembung gelas (vitric bubble) dalam rongga-rongga pumis. Material
ini nampak seperti cabang-cabang slender yang berbentuk platy hingga

NAMA : MIFTAKHUL ULUMUDDIN

NPM : 12.2017.100319
73

cuspate, kebanyakan dari gelas ini menunjukkan tekstur simpang tiga


(triple junctions) yang menandai sebagai dinding-dinding gelembung
gas. Dalam beberapa kasus, walaupun gelembung gas tersebut tidak
terelaskan, namun dapat tersimpan dengan baik di dalam batuan.

Gambar 3.9. Tuf tak-terelaskan dari letusan Gunung Krakatau


pada tahun 1883 dengan glass shards yang sedikit terkompaksi.
4. Batuan gunung api yang terelaskan (welded ignimbrite) yaitu gelas
shards dan pumis yang mengalami kompaksi dan pengelasan saat
lontaran balistik hingga pengendapannya. Biasanya pumis dan gelas
tersebut mengalami deformasi akibat jatuh bebas, yang secara petrografi
dapat terlihat dengan:
• Bentuk Y pada shards dan rongga-rongga bekas gelembunggelembung

gas atau gelas, arah jatuhnya pada bagian bawah Y.


• Arah sumbu memanjang kristal dan fragmen litik.

• Lipatan shards di sekitar fragmen litik dan kristal.

NAMA : MIFTAKHUL ULUMUDDIN

NPM : 12.2017.100319
74

• Jatuhnya fragmen pumis yang memipih ke dalam massa gelasan

lenticular yang disebut fiamme.


Derajad pengelasan dalam batuan gunung api dapat diketahui dari
warnanya yang kemerahan akibat proses oksidasi Fe. Pada kondisi
pengelasan tingkat lanjut, massa yang terelaskan hampir mirip dengan
obsidian. Batuan ini sering berasosiasi dengan shards memipih yang
mengelilingi fragmen litik dan kristal.

Gambar 3.12. Tuf Rattlesnake, berasal dari Oregon pusat,


menampakkan shards yang sedikit memipih dan gelembung
gelas yang telah hancur membentuk garis-garis oval.

a. b. c.

Gambar 3.13. [a] Tuf terelaskan dari Idaho, [b] Tuf terelaskan dari
Valles, Mexiko utara, [c] Tuf terelaskan dengan cetakan-cetakan
fragmen kristal.

NAMA : MIFTAKHUL ULUMUDDIN

NPM : 12.2017.100319
75

3.3.1 ENDAPAN PIROKLASTIK TAK TERKONSOLIDASI


Merupakan akibat lithifikasi endapan piroklastik jatuhan :
1. Breksi piroklastik
Breksi Piroklastik adalah batuan yang disusun oleh block-block
gunung api yang telah mengalami konsolidasi dalam jumlah lebih 50%
serta mengandung kurang 25% lapilli dan debu.
2. Aglomerat
Aglomerat adalah batuan yang dibentuk oleh konsolidasi material-
materialdengan kandungannya didominasi oleh bomb gunung api dimana
kandungan lapilli dan abu kurang 25%.
3. Batu lapilli
Batu Lapili adalah batuan yang dominan terdiri dari fragmen lapilli
dengan ukuran 2-64mm.
4. Tuff
Tuff adalah endapan dari gunung api yang telah mengalami
konsolidasi dengan kandungan abu mencapai 75%. Macam-macamya
yaitu :
1. Tuff lapilli
2. Tuff aglomerat
3. Tuff breksi piroklastik

3.3.2 ENDAPAN PIROKLASTIK TERKONSOLIDASI

NAMA : MIFTAKHUL ULUMUDDIN

NPM : 12.2017.100319
76

1. Bomb gunung api


Bomb adalah gumpalan-gumpalan lava yang mempunyai ukuran lebih
besar dari 64 mm, dan sebagian atau semuanya plastis pada waktu
tererupsi. Beberapa bomb mempunyai ukuran yan sangat besar. Sebagai
contoh, bomb yang mempunyai diameter m dengan berat 200 kg dengan
hembusan setinggi 600 m selama erupsi digunung api Asama Jepang pada
tahun 1935. Bomb ini dapat dibagi atas tiga macam :
Bomb pita (ribon bomb) yaitu yang memanjang seperti suling dan
sebagian besar gelembung-gelembung memanjang dengan arah sama.
Bomb ini sangat kental mempunyai bentuk menyudut serta retakannya
tidak teratur.
a. Bomb teras (cored bomb) yaitu bomb yang mempunyai inti dari
material yang terkonsolidasi lebih dahulu, mungkin dari fragmen-fragmen
sisa erupsi terdahulu pada gunung api yang sama.

b. Bomb kerak roti (bread crust bomb) yaitu bomb yang bagian luarnya
retak-retak persegi seperti nampak pada kulit roti yang mekar, hal ini
disebabkan oleh bagian kulitnya cepat mendingin dan menyusut.
2. Block gunung api
Merupakan batuan piroklastik yang dihasilkan oleh erupsi eksplosif dari
fragmen batuan yang sudah memadat lebih dahulu degan ukuran lebih

NAMA : MIFTAKHUL ULUMUDDIN

NPM : 12.2017.100319
77

besar dari 64 mm. block-block ini selalu menyudut bentuknya atau


equidimensional.
3. Lapilli
Berasal dari bahasa latin yaitu lapillus, nama untuk hasil erupsi
ekspulsif gunung api yang berukuran 2mm-64mm. selain dari fragmen
batuan kadang-kadang terdiri dari mineral-mineral augit, olivine dan
plagioklas.
4. Debu gunung api
Debu gunung api adalah batuan piroklastik yang berukuran 2mm-
1/256mm yang dihasilkan oleh pelemparan dari magma akibat erupsi
eksplosif, namun ada juga gunung api yang terjadi karena proses
pengesekan pada waktu erupsi gunung api. Debu gunung api masih dalam
keadaan belum terkonsolidasi.
3.4 DESKRIPSI PETROGRAFI BATUAN PIROKLASTIK
(TERLAMPIRKAN)
3.5 LAPORAN OBSERVASI PETROGRAFI BATUAN PIROKLASTIK
(TERLAMPIRKAN
3.6 TUGAS MINGGUAN BATUAN PIROKLASTIK
(TERLAMPIRKAN)

NAMA : MIFTAKHUL ULUMUDDIN

NPM : 12.2017.100319

Anda mungkin juga menyukai