Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH SAMPEL DAN METODE SAMPLING

Dosen Pengampu : Dwi Sulistiyowati S.S.T.M.Tr.Keb

Disusun Oleh :

1. Fitria Nur Zulaiha (201801006)


2. Ifa Laili Rachmawati (201801007)
3. Ika Nur Khauneni (201801008)
4. Linda Puspita Sari (201801009)
5. Lia Ariyana (201801010)
6. Lisa Fitriyani (201801011)

AKADEMI KEBIDANAN DUTA DHARMA PATI


TAHUN AJARAN 2019/2020

KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan karunia-Nya sehingga
kami dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik. Makalah ini membahas tentang “Sample
dan metode Sampling” agar mahasiswa dapat memahaminya.
Makalah ini disusun agar pembaca lebih mendalami tentang Sample dan metode Sampling.
Namun, penulis menyadari bahwa makalah ini belum sempurna. Oleh karena itu, penulis sangat
mengharapkan kritik dan saran yang sekiranya dapat penulis gunakan sebagai masukan untuk
perbaikan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada pembaca. Akhir
kata, kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan makalah ini. Semoga Tuhan Yang Maha Esa senantiasa memberikan kelancaran
dan kemudahan bagi kita.

Pati, 1 Mei 2020

Penulis

DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .....................................................................................
DAFTAR ISI ...................................................................................................
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ............................................................................................
B. Rumusan Masalah .......................................................................................
C. Tujuan .........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN
A. Pengertian Populasi......................................................................................
B. Pengertian Sampel........................................................................................
C. Konsep Dasar Pengambilan Sampel ...........................................................
D. Metode Pengambilan sempel ......................................................................
E. Distribusi Sempel.........................................................................................

BAB III PENUTUP


Kesimpulan ......................................................................................................
Saran ................................................................................................................
DAFTAR PUSTAKA

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Penelitian merupakan proses kreatif untuk mengungkapkan suatu gejala melalui cara
tersendiri sehingga diperoleh suatu informasi. Pada dasarnya, informasi tersebut merupakan
jawaban atas masalah-masalah yang dipertanyakan sebelumnya. Oleh karena itu, penelitian
juga dapat dipandang sebagai usaha mencari tahu tentang berbagai masalah yang dapat
merangsang pikiran atau kesadaran seseorang.
Sebagian dari kualitas hasil suatu penelitian bergantung pada teknik pengumpulan data
yang digunakan. Pengumpulan data dalam penelitian ilmiah dimaksudkan untuk memperoleh
bahan-bahan yang relevan, akurat, dan reliable. Untuk memperoleh data seperti itu, peneliti
dapat menggunakan metode, teknik, prosedur, dan alat-alat yang dapat diandalkan.
Ketidaktepatan dalam penggunaan intrumen penelitian tersebut dapat menyebabkan
rendahnya kualitas penelitian.
Penelitian bertujuan menemukan jawaban atas pertanyaan melalui aplikasi prosedur
ilmiah. Prosedur ini dikembangkan untuk meningkatkan taraf kemungkinan yang paling
relevan. Sebab, penelitian ilmiah pada dasarnya merupakan usaha memperkecil interval
dugaan peneliti melalui pengumpulan dan penganalisaan data atau informasi yang
diperolehnya.
Dalam penelitian, salah satu bagian dalam langkah-langkah penelitian adalah
menentukan populasi dan sampel penelitian. Seorang peneliti dapat menganalisa data
keseluruhan objek yang diteliti sebagai kumpulan atau komunitas tertentu. Seorang peneliti
juga dapat mengidentifikasi sifat-sifat suatu kumpulan yang menjadi objek penelitian hanya
dengan mengamati dan mempelajari sebagian dari kumpulan tersebut. Kemudian, peneliti
akan mendapatkan metode atau langkah yang tepat untuk memperoleh keakuratan
penelitian dan penganalisaan data terhadap objek. Untuk itu kami akan mengkaji lebih
dalam mengenai populasi dan sampel.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian populasi dan sampel?
2. Bagaimana Konsep dasar pengambilan sampel?
3. Bagaimana metode atau cara pengambilan sampel?
4. Apa Distribusi sampling?
C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian dan sampel
2. Untuk mengetahui konsep pengambilan sampel
3. Untuk mengetahui cara pengambilan sampel
4. Untuk mengatahui distribusi sampling

BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertan Populasi dan Sampel


1. Pengertian Populasi
Populasi berasal dari kata bahasa inggris population, yang berarti jumlah penduduk.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan oleh peneliti untuk dipelajari dan
kemudian ditarik kesimpulan (Sugiyono, 2013: 117).
Menurut Nazir (1983:327) mengatakan bahwa popuasi adalah berkenaan dengan data
bukan barang atau bendanya. Pengertian lainnya, diungkapkan oleh Nawawi yang
menyebutkan bahwa populasi adalah keseluruhan objek penelitian yang terdiri dari
manusia, benda-benda, hewan, tumbuh-tumbuhan, gejala-gejala, nilai tes, atau peristiwa-
peristiwa sebagai sumber data yang memiliki karaktersitik tertentu di dalam suatu
penelitian. Sedangkan Ridwan (2002: 3) mengatakan bahwa populasi adalah keseluruhan
dari karakteristik atau unit hasil pengukuran menjadi objek penelitian.
Menurut Margono (2010:118) populasi adalah seluruh data yang menjadi perhatian kita
dalam suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.
Populasi adalah wilayah generalisasi yang terdiri atas: obyek/subyek yang mempunyai
kualitas dan karakteristik tertentu yang ditetapkan peneliti untuk dipelajari dan kemudian
ditarik kesimpulannya dalam Sugiyono (2006:117)
Menurut Muri (2007:182) secara umum dapat dikatakan beberapa karakteristik
populasi adalah:
a. Merupakan keseluruhan dari unit analisis sesuai dengan informasi yang akan
diinginkan.
b. Dapat berupa manusia/individu, hewan, tumbuh-tumbuhan, benda-benda atau objek
maupun kejadian-kejadian yang terdapat dalam suatu area/ daerah tertentu yang telah
ditetapkan.
c. Merupakan batas-batas (boundary) yang mempunyai sifa-sifat tertentu yang
memungkinkan peneliti menarik kesimpulan dari keadaan itu.
d. Memberikan pedoman kepada apa atau siapa hasil penelitian itu dapat
digeneralisasikan

2. Pengertian Sampel
Menurut Muri (2007:186) secara sederhana dapat dikatakan bahwa sampel adalah
sebagian dari populasi yang terpilih dan mewakili populasi tersebut. Sedangkan menurut
Suharsimi (2002:109), sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti.
Beberapa pendapat ahli tentang pengertian sampel adalah sebagai berikut:
a. Sax (1979: 181) mengemukakan bahwa sampel adalah suatu jumlah yang terbatas
dari unsur-unsur yang terpilih dari suatu populasi, unsur-unsur tersebut hendaklah
mewakili populasi.
b. Warwick (1975:69) mengemukakan pula bahwa sampel adalah sebagian dari suatu hal
yang luas, yang khusus dipilih untuk mewakili keseluruhan.
c. Kerlinger (1973:118) menyatakan: Sampling is taking any portion of a population or
universe as representative of that population or universe.
d. Leedy (1980:111) mengemukakan bahwa sampel dipilih dengan hati-hati sehingga
dengan melalui cara sedemikian peneliti akan dapat melihat karakteristik total populasi.
Dari pengertian-pengertian di atas dapat disimpulkan bahwa sampel adalah
bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh populasi. Bila populasi besar,
dan peneliti tidak mungkin mempelajari semua yang ada pada populasi, misalnya
karena keterbatasan dana, tenaga dan waktu, maka peneliti dapat menggunakan
sampel yang diambil dari populasi itu, kesimpulannya akan diberlakukan untuk
populasi. Untuk itu sampel yang diambil dari populasi betul-betul representatif
(mewakili).

B. Konsep Dasar Pengambilan Sampel


1. Alasan Sampling
Adapun alasan-alasan penelitian dilakukan dengan mempergunakan sampel menurut
Sudjana (2002:161) adalah :
a. Ukuran populasi
Dalam hal populasi tak terbatas (tak terhingga) berupa parameter yang jumlahnya tidak
diketahui dengan pasti, pada dasarnya bersifat konseptual. Karena itu sama sekali
tidak mungkin mengumpulkan data dari populasi seperti itu. Demikian juga dalam
populasi terbatas (terhingga) yang jumlahnya sangat besar, tidak praktis untuk
mengumpulkan data dari populasi 50 juta murid sekolah dasar yang tersebar diseluruh
pelosok Indonesia misalnya.
b. Masalah biaya
Besar-kecilnya biaya tergantung juga dari banyak sedikitnya objek yang diselidiki.
Semakin besar jumlah objek, maka semakin besar biaya yang diperlukan, lebih–lebih
bila objek itu tersebar diwilayah yang cukup luas. Oleh karena itu, sampling ialah satu
cara untuk mengurangi biaya
c. Masalah waktu
Penelitian sampel selalu memerlukan waktu yang lebih sedikit daripada penelitian
populasi. Sehubungan dengan hal itu, apabila waktu yang tersedia terbatas, dan
kesimpulan diinginkan dengan segera, maka penelitian sampel, dalam hal ini, lebih
cepat.
d. Percobaan yang sifatnya merusak
Banyak penelitian yang tidak dapat dilakukan pada seluruh populasi karena dapat
merusak atau merugikan. Misalnya, tidak mungkin mengeluarkan semua darah dari
tubuh seseorang pasien yang akan dianalisis keadaan darahnya, juga tidak mungkin
mencoba seluruh neon untuk diuji kekuatannya. Karena itu penelitian harus dilakukan
hanya pada sampel.
e. Masalah ketelitian
Adalah salah satu segi yang diperlukan agar kesimpulan cukup dapat dipertanggung
jawabkan. Ketelitian ,dalam hal ini, meliputi pengumpulan, pencatatan, dan analisis
data. Penelitian terhadap populasi belum tentu ketelitian terselengar. Boleh jadi peneliti
akan menjadi bosan dlam melaksanakan tugasnya. Untuk menghindarkan itu semua,
penelitian terhadap sampel memungkinkan ketelitian dalam suatu penelitian.
f. Masalah ekonomis
Pertanyaan yang harus selalu diajukan oleh seseorang penelitian; apakah kegunaan
dari hasil penelitian sepadan dengan biaya ,waktu, dan tenaga yang telah dikeluarkan?
Jika tidak, mengapa harus dilakukan penelitian? Dengan kata lain penelitian sampel
pada dasarnya akan lebih ekonomis daripada penelitian populasi

2. Bias dan Sampling error


Pemilihan teknik pengarnbilan sampel merupakan upaya penelitian untuk mendapat
sampel yang representatif (mewakili), yang dapat menggambarkan populasinya.
Teknik pengambilan sampel tersebut dibagi atas 2 kelompok besar, yaitu : Probability
Sampling (Random Sample) dan Non-Probability Sampling (Non Random Sample)
Probability Sampling Pada pengambilan sampel secara random, setiap unit populasi,
mempunyai kesempatan yang sama untuk diambil sebagai sampel. Faktor pemilihan
atau penunjukan sampel yang mana akan diambil, yang semata-mata atas
pertimbangan peneliti, disini dihindarkan. Bila tidak, akan terjadi bias. Dengan cara
random, bias pemilihan dapat diperkecil, sekecil mungkin. Ini merupakan salah satu
usaha untuk mendapatkan sampel yang representatif. Keuntungan pengambilan
sampel dengan probability sampling adalah sebagai berikut:
a) Derajat kepercayaan terhadap sampel dapat ditentukan.
b) Beda penaksiran parameter populasi dengan statistik sampel, dapat diperkirakan.
c) Besar sampel yang akan diambil dapat dihitung secara statistik.
Penyimpangan (Error)
Dari hasil pengukuran terhadap unit-unit dalam sampel diperoleh nilai-nilai statistik.
Nilai statistik ini tidak akan persis sama dengan nilai parameternya. Perbedaan inilah
yang disebut sebagai Penyimpangan (Sampling Error) Sedangkan pada non probability
sampel, penyimpangan nilai sampel terhadap populasinya tidak mungkin diukur.
Pengukuran penyimpangan ini merupakan salah satu bentuk pengujian statistik.
Penyimpangan yang terjadi pada perancangan kuesioner, kesalahan petugas
pengumpul data dan pengola data disebut Non Sampling Error.

3. Prinsip Dasar Perhitungan Besar Sample


Dalam statistik inferensial, besar sampel sangat menentukan representasi sampel yang
diambil dalam menggambarkan populasi penelitian. Oleh karena itu menjadi satu
kebutuhan bagi setiap peneliti untuk memahami kaidah-kaidah yang benar dalam
menentukan sampel minimal dalam sebuah penelitian.
Cara mengitung besar sampel suatu penelitian sangat ditentukan oleh disain
penelitian yang digunakan dan data yang diambil. Jenis penelitian observasional dengan
menguunakan disain cross-sectional akan berbeda dengan case-control study dan
khohor,
demikian pula jika data yang dikumpulkan adalah proporsi akan beda dengan jika data
yang digunakan adalah data continue. Pada penelitian di bidang kesehatan masyarakat,
kebanyakan menggunakan disain atau pendekatan cross-sectional atau belah lintang,
meskipun ada beberapa yang menggunakan case control ataupun khohor.
Terdapat banyak rumus untuk menghitung besar sampel minimal sebuah
penelitian, namun pada peper ini akan disampaikan sejumlah rumus yang paling sering
dipergunakan oleh para peneliti.
1. Penelitian Cross-sectional
Untuk penelitian survei, biasanya rumus yang bisa dipakai menggunakan proporsi
binomunal (binomunal proportions). Jika besar populasi (N) diketahui, maka dicari
dengan menggunakan rumus berikut:
Z2
1- /2 p (1-p) N
n = -----------------------------------
d2(N-1) + Z2
1- /2 p (1-p)
Dengan jumlah populasi (N) yang diketahui, maka peneliti bisa melakukan pengambilan
sampel secara acak).
Namun apabila besar populasi (N) tidak diketahui atau (N-n)/(N-1)=1 maka besar
sampel dihitung dengan rumus sebagai berikut :
Z2 p q Z2 p (1-p)
n = ---------- = -------------- (Snedecor GW & Cochran WG, 1967)
d2 d2 (Lemeshowb dkk, 1997)Keterangan :
n = jumlah sampel minimal yang diperlukan
= derajat kepercayaan
p = proporsi anak yang diberi ASI secara eksklusif
q = 1-p (proporsi anak yang tidak diberi ASI secara eksklusif
d = limit dari error atau presisi absolut
Jika ditetapkan =0,05 atau Z1- /2 = 1,96 atau Z2
1- /2 = 1,962 atau dibulatkan
menjadi 4, maka rumus untuk besar N yang diketahui kadang-kadang diubah menjadi:
4pq
n = ----------
d2
Misalnya, kita ingin mencari sampel minimal untuk suatu penelitian mencari faktor
determinan pemberian ASI secara eksklusif. Untuk mendapatkan nilai p, kita harus
melihat dari penelitian yang telah ada atau literatur. Dari hasil hasil penelitian
Suyatno (2001) di daerah Demak-Jawa Tengah, proporsi bayi (p) yang diberi
makanan ASI eksklusif sekitar 17,2 %. Ini berarti nilai p = 0,172 dan nilai q = 1 –
p. Dangan limit dari error (d) ditetapkan 0,05 dan nilai = 0,05, maka jumlah
sampel yang dibutuhkan sebesar:
1,962 . 0,172 . 0,828
n = -------------------------
0,05 2
= 219 orang (angka minimal)
Jika tidak diketemukan nilai p dari penelitian atau literatur lain, maka dapat
dilakukan maximal estimation dengan p = 0,5. Jika ingin teliti teliti maka nilai d
sekitar 2,5 % (0,025) atau lebih kecil lagi.
2. Case Control dan Khohor
Rumus yang digunakan untuk mencari besar sampel baik case control maupun
khohor adalah sama, terutama jika menggunakan ukuran proporsi. Hanya saja untuk
penelitian khohor, ada juga yang menggunakan ukuran data kontinue (nilai mean).
Besar sampel untuk penelitian case control adalah bertujuan untuk mencari
sampel minimal untuk masing-masing kelompok kasus dan kelompok kontrol.
Kadangkadang
peneliti membuat perbandingan antara jumlah sampel kelompok kasus dan
kontrol tidak harus 1 : 1, tetapi juga bisa 1: 2 atau 1 : 3 dengan tujuan untuk memperoleh
hasil yang lebih baik. Adapun rumus yang banyak dipakai untuk mencari sampel
minimal penelitian case-control adalah sebagai berikut:
(p0.q0 + p1.q1)( Z
1-/2
+ Z 1-ß )2
n=-
(p1 - p0) 2
Keterangan :
n = jumlah sampel minimal kelompok kasus dan kontrol
Z1 - / 2 = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat
kemaknaan (untuk = 0,05 adalah 1,96)
Z1 - ß = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kuasa
(power) sebesar diinginkan (untuk ß=0,10 adalah 1,28)
p0 = proporsi paparan pada kelompok kontrol atau tidak sakit
p1 = proporsi paparan pada kelompok kasus (sakit)
qo = 1 – p0 dan q1 = 1 – p1
Pada penelitian khohor yang dicari adalah jumlah minimal untuk kelompok
exposure dan non-exposure atau kelompok terpapar dan tidak terpapar. Jika yang
digunakan adalah data proporsi maka untuk penelitian khohor nilai p0 pada rumus di
atas
sebagai proporsi yang sakit pada populasi yang tidak terpapar dan p1 adalah proporsi
yang sakit pada populasi yang terpapar atau nilai p1 = p0 x RR (Relative Risk).
Jika nilai p adalah data kontinue (misalnya rata-rata berat badan, tinggi badan,
IMT dan sebagainya) atau tidak dalam bentuk proporsi, maka penentuan besar sampel
untuk kelompok dilakukan berdasarkan rumus berikut.
2( Z
1-/2
+ Z 1-ß )2 2
n = ---------------------------------
(U1 - U2) 2
Keterangan :
n = jumlah sampel tiap kelompok
Z1 - / 2 = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan tingkat
kemaknaan (untuk = 0,05 adalah 1,96)
Z1 - ß = nilai pada distribusi normal standar yang sama dengan kuasa
(power) sebesar diinginkan (untuk ß=0,10 adalah 1,28)
= standar deviasi kesudahan (outcome)
U1 = mean outcome kelompok tidak terpapar
U2 = mean outcome kelompok terpapar
Contoh kasus, misalnya kita ingin mencari sampel minimal pada penelitian
tentang pengaruh pemberian ASI eksklusif dengan terhadap berat badan bayi. Dengan
menggunakan tingkat kemaknaan 95 % atau = 0,05, dan tingkat kuasa/power 90 % atau
ß=0,10, serta kesudahan (outcome) yang diamati adalah berat badan bayi yang
ditetapkan
memiliki nilai asumsi SD=0,94 kg (mengacu data dari penelitian LPKGM di Purworejo,
Jawa Tengah), dan estimasi selisih antara nilai mean kesudahan (outcome) berat badan
kelompok tidak terpapar dan kelompok terpapar selama 4 bulan pertama kehidupan bayi
(U0 – U1) sebesar 0,6 kg (mengacu hasil penelitian Piwoz, et al. 1994), maka perkiraan
jumlah minimal sampel yang dibutuhkan tiap kelompok pengamatan, baik terpapar atau
tidak terpapar adalah:
2( 1,96 + 1,28 )2 (0,94) 2
n=
(0,6) 2
= 51,5 orang atau dibulatkan: 52 orang/kelompok
Pada penelitian khohor harus ditambah dengan jumlah lost to follow atau akan
lepas selama pengamatan, biasanya diasumsikan 15 %. Pada contoh diatas, maka
sampel
minimal yang diperlukan menjadi n= 52 (1+0,15) = 59,8 bayi atau dibulatkan menjadi
sebanyak 60 bayi untuk masing-masing kelompok baik kelompok terpapar ataupun tidak
terpapar atau total 120 bayi untuk kedua kelompok tersebut.
3. Penelitian Eksperimental
Menurut Supranto J (2000) untuk penelitian eksperimen dengan rancangan acak
lengkap, acak kelompok atau faktorial, secara sederhana dapat dirumuskan:
(t-1) (r-1) > 15
dimana : t = banyaknya kelompok perlakuan
j = jumlah replikasi
Contohnya: Jika jumlah perlakuan ada 4 buah, maka jumlah ulangan untuk tiap
perlakuan dapat dihitung:
(4 -1) (r-1) > 15
(r-1) > 15/3
r > 

C. Metode Pengambilan Sampel


Teknik sampling merupakan teknik pengambilan sampel. Teknik sampling
pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu Probability Sampling dan Non Probability
sampling. Probability sampling meliputi, simple random, proportionate stratified random,
disproportionate stratified random, dan area random. Non Probability sampling meliputi
sampling sistematis, sampling kuota, sampling aksidental, purposive sampling, sampling
jenuh dan snowball sampling (Sugiyono, 2012:81).
a. Metode Pengambilan sampel secara random
Adalah teknik pengambilan sampel yang memberikan peluang yang sama bagi setiap
unsur (anggota) populasi dipilih untuk menjadi anggota sampel. Teknik ini meliputi:
1) Simple Random Sampling
Dikatan simple (sederhana) karena pengambilan anggota sampel dari populasi
dilakukan secara acak tanpa memperhatikan strata yang ada salam populasi itu. Cara
demikian dilakukan bila anggota populasi dianggap homogen.
2) Proportionate Stratified random sampling
Teknik ini digunakan bila populasi mempunyai anggota/unsur yang tidak homogen
dan berstrata secara proporsional.
3) Disproportionate Stratified Random Sampling
Teknik ini digunakan untuk menentukan jumlah sampel, bila populasi berstrata tetapi
kurang proporsional.
4) Cluster Sampling (Area Sampling)
Sampling daerah digunakan untuk menentukan sampel bila objek yang akan diteliti
atau sumber data sangat luas, missal penduduk suatu negara, propinsi atau
kabupaten. Untuk menentukan penduduk mana yang akan dijadikan sumber data,
maka pengambilan sampelnya berdasarkan daerah populasi yang telah ditetapkan.
Tempat sampling daerah ini sering digunakan melalui dua tahap, yaitu tahap
pertama menentukan sampel daerah, tahap berikutnya menentukan orang-orang
yang ada pada daerah itu secra sampling juga.
b. Metode Pengambilan Sampel secara NonRandom
Adadalah teknik pengambilan sampel yang tidak memberikan peluang atau
kesempatan sama bagi setiap unsur atau anggota populasi untuk dipilih menjadi sampel.
Teknik sampel ini meliputi:
1) Sampling Sistematis
Sampling sistematis adalah teknik pengambilan sambil berdasarkan urutan dari
anggota populasi yang telah diberi nomor urut. Misalnya anggota populasi yang terdiri
dari 100 orang, dari semua anggota itu diberi nomot urut yaitu nomor 1 sampai dengan
nomor 100. Pengambilan sampel dapat dilakukan dengan nomor ganjil saja, genap
saja, atau kelipatan dari bilangan tertentu, misalnya kelipatan dari bilangan lima.
2) Sampling Kuota
Sampling kuota adalah teknik untuk menentukan sampel dari populasi yang
mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah (kuota) yang diinginkan. Sebagai contoh,
akan melakukan penelitian tentang pendapat masyarakat terhadap pelayanan
masyarakat dalam urusan izin mendirikan bangunan. Jumlah sampel yang ditentukan
500 orang. Lalu pengumpulan data belum didasarkan pada 500 orang tersebut, maka
penelitian dipandang belum selesai, karena belum memenuhi kuota yang ditentukan.
3) Sampling Insidental
Sampling insidental adalah teknik penentuan sampel berdasarkan kebetulan, yaitu
siapa saja yang secara kebetulan/incidental bertemu dengan peneliti dapat digunakan
sebagai sampel, bila dipandang orang yang kebetulan ditemui itu cocok sebagai
sumber data.
4) Sampling Purposive
Sampling purposive adalah teknik penentuan sampel dengan pertimbangan tertentu.
Misalnya akan melakukan penelitian tentang kualitas makanan, maka sampel sumber
datanya adalah orang yang ahli makanan. Sampel ini lebih cocok digunakan pada
penelitian kualitatif.
5) Sampling Jenuh
Sampling jenuh adalah teknik penentuan sampel bila semua anggota populasi
digunakan sebagai sampel. Hal ini sering dilakukan bila populasi yang relative kecil,
kurang dari 30 orang, atau penelitian yang ingin membuat generalisasi dengan
kesalahan yang sangat kecil. Istilah lain sampel jenuh adalah sensus, dimana semua
anggota populasi dijadikan sampel.
6) Snowball Sampling
Snowball sampling adalah teknik penentuan sampel yang mula-mula jumlahnya kecil,
kemudian membesar. Ibarat bola salju yang menggelinding yang lama-lama menjadi
besar. Dalam penentuan sampel, pertama-tama dipilih satu atau dua orang tetapi
dengan dua orang ini belim merasa lengkap terhadap data yang diberikan maka
peneliti mencari orang yang lebih tahu dan dapat melengkapi data yang diberikan oleh
dua orang sebelumnya. Penelitian kualitatif banyak menggunakan purposive dan
snowball.
D. Distribusi Sampel
1. Pengertiian
Distribusi sampling adalah distribusi dari mean-mean yang diambil secara berulang kali
dari suatu populasi. Bila pada suatu populasi tak terhingga dilakukan pengambilan sampel
secara acak berulang-ulang hingga semua sampel yang mungkin dapat ditarik dari
populasi tersebut. Sampel yang diambil dari populasi terbatas dan sebelum dilakukan
pengambilan sampel berikutnya sampel unit dikembalikan kedalam populasi. Distribusi
sampling merupakan dasar atau langkah awal dalam statistic inferensial sebelum
mempelajari teori estimasi, dan uji hipotesis.
Untuk memahami distribusi sampling ini perlu kita ketahui suatu ketentuan yang dapat
membedakan beberapa ukuran antara sampel dan populasi
2. Perhitungan standar error
a. Data ukur
Saat item-item data kita relatif sedikit dan dapat kita akses/ukur maka perhitungan-
perhitungan central tendency (seperti mean, median, modus, dll) dan variability (seperti
range, variance, standard error) sangat mudah kita lakukan.
Masalahnya adalah manakala item-item data yang akan kita deskripsikan ternyata
sangat banyak jumlahnya, bahkan sangat kompleks, dan seringkali kita tidak memiliki
akses ke semua anggota populasi tersebut. Contoh: semua dosen di Indonesia, semua
dokter di pulau Jawa, semua pengguna hand phone di Indonesia, atau semua
pengguna layanan e-government di Indonesia.
Biasanya untuk sebuah populasi yang sangat besar dan kompleks seperti itu,
metode sampling yang disarankan Bukanlah Simple Sampling (sembarang milih dalam
untuk semua populasi) tetapi disarankan memakai Stratified Sampling dimana kita
mengambil sample-sample (lebih dari satu sample) dan tiap sample mewakili kelompok
anggota populasi dengan karakteristik tertentu. Nah, hasilnya kita memilikilebih dari
satu sample untuk men-deskripsikan atau memodelkan populasi kita yang besar dan
kompleks tersebut.
b. Data hitung
Jika dalam populasi yang kecil (dimana setiap item data dapat diukur) kita
mengenalfrequency distribution, maka dalam populasi yang besar dengan lebih dari
satu samples ini kita menyebutnya Sampling Distribusi, yaitu grafik yang menunjukkan
berapa frequency (banyak sample) untuk tiap-tiap nilai Sample Mean.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
Pada populasi yang diteliti itu adalah sampel (bagian yang diteliti dari
populasi. Hal ini dilakukan untuk memudahkan proses dan penyimpulan data penelitian dan
meringankan biaya penelitian. Populasi seluruh data yang menjadi perhatian kita dalam
suatu ruang lingkup dan waktu yang kita tentukan.Sampel adalah sebagian dari populasi
yang terpilih dan mewakili populasi tersebut atau sebagai wakil dari populasi yang diteliti.
Alasan penggunaan sampling adalah ukuran populasi, masalah biaya, masalah waktu,
percobaan yang sifatnya merusak, masalah ketelitian dan masalah ekonomis. Cara
mengambil sampel atau teknik sampling pada dasarnya dikelompokan menjadi dua yaitu
Probability Sampling dan Non Probability sampling.
Untuk mengolah data tentunya kita perlu mengusahakan agar data dapat disajikan
dalam bentuk yang lebih berguna dan mudaj dipahami, untuk itu kita perlu memehami
distribusi frekuensi dalam mengolah data statistic.

B. Saran
Besar harapan kami pembaca dapat merasakan manfaat dari hasil kerja kami dan kritik
pembaca yang bersifat membangun dapat menjadi pelajaran berharga untuk kami menjadi
lebih baik lagi mambuat suatu makalah selanjutnya.
Dan kami berharap dalam melakukan penelitian, mahasiswa diharuskan mengikuti
aturan-aturan dan juga prosedur-prosedur, agar penelitian yang dilakukan diharapkan
memiliki jawaban yang akurat terhadap suatu permasalahan.
DAFTAR PUSTAKA

http://sidfirman82.blogspot.com/2015/06/makalah-teknik-sampling.html?m=1
http://cingkrangoke.blogspot.com/2017/01/populasi-sampel-dan-teknik-sampel.html?m=1
https://www.academia.edu/5746138/Makalah_sampling
http://ilyas-atsary.blogspot.com/2015/11/makalah-populasi-sampel-dosen-hm.html?m=1
https://nanangadress.blogspot.com/2017/12/makalah-tehnik-pengenbilan-sample-dalam.html?
m=1

Anda mungkin juga menyukai