Anda di halaman 1dari 4

No.

SDKI SLKI SIKI

1. Resiko infeksi Setelah dilakukan Tindakan :


tindakan 1X24 jam
@ Observasi
masalah nyeri pasa
klien deng an kriteria - Identifikasi riwayat kesehatan
hasil : dan riwayat alergi
1. Demam
- Identifikasi kontraindikasi
2. Kemerahan pemberian imunisasi (mis.
Reaksi anafilaksis terhadap
3. Nyeri vaksin sebelumnya dan atau
sakit parah dengan atau tanpa
4. Bengkak
demam)

- Identifikasi status imunisasi


setiap kunjungan ke pelayanan
kesehatan.

@ Terapeutik

- Berikan suntikan pasa bayi dia


bagian paha anterolateral

- Dokumentasikan information
vaksinasi (mis. Nama produsen,
tanggal kedaluwarsa)

- Jadwalkan imunisasi pada


intervasi waktu yang tepat

@ Edukasi

- Jelaskan tujuan, manfaat,


reaksi yang terjadi, jadwal, dan
efek samping pertusis, H.
Influenza, polio, campak,
measles, rubela)

- Informasikan imunisasi yang


melindungi terhadap penyakit
namun saat ini tidak diwajibkan
pemerintah (mis. Influenza,
pneumukokus)
- Informasikan vaksinasi untuk
kejadian khusus (mis. Rabies,
tetanus)

- Informasikan penundaan
pemberian imunisasi tidak
berarti mengulang jadwal
imunisasi kembali

- Informasikan penyedia layanan


Pekan Imunisasi National yang
menyediakan vaksinasi gratis.

2. Defisit perawatan diri Setelah dilakukan Tindakan :


tindakan 1X24 jam
@ Observasi
masalah nyeri pada
klien dengan ktiteria
hasil :

1. Kemampuan mandi

2. Kemampuan
mengenakan pakaian

3. Kemampuan makan

4. Kemampuan ke
toilet (BAB\BAK)

5. Verbalisasi
keinginan melakukan
perawatan diri

6. Minat melakukan
perawatan diri

3. Diare Setelah dilakukan Tindakan :


tindakan 1X24 jam
@Observasi
masalah nyeri pada
klien dengan ktiteria - Identifikasi penyebab diare
hssil : (mis. Inflamasi gastrointestinal,
proses infeksi, malabsorpsi,
1. Keluhan defekasi ansietas, stress, efek obat-
lama dan sulit obatan, pemberian botol susu)
2. Mengejan saat - Identifikasi riwayat pemberian
defekasia makanan

- Identifikasi gejala invaginasi


(mis. Tangisan keras kepucatan
pada bayi)

- Monitor warna, volume,


frekuensi dan konsistensi
tinja

- Monitor tanda dan gejala


hypovilemia(mis. Takikardia,
madi teraba lemah, tekanan
darah turun, turgor kulit
turun, mukosa mulut kering,
CRT melambat l, BB
menurun)

- Monitor iritasi dan ulserasi


kulit did daerah personal

- Monitor jumlah
pengeluaran diare

- Monitor keamanan
penyiapan makanan

@ Terapeutik

- Berikan asupan cairan oral


(mis. Larutan garam gula,
oralit, pedialyte, renalyte)

- Pasang Jamie intravena

- Berikan cairan intravena


(mis. Ringer asetat, ringer
laktat), jika perlu

- Ambil sampel darah untuk


pemeriksaan darah lengkap
dan elektrolit

- Ambil sampel feses untuk


kultur, jika perlu

@ Edukasi

- Anjurkan makanan porsi


kecil dan seeing secara
bertahap

- Anjurkan menghindari
makanan pembentukan gas,
pedas dan mengandung
laktosa

- Anjurkan Mel anjurkan


pemberian ASI

@ Kolaborasi

- Kolaborasi pemberian obat


antimotilitas (mis.
Loperamide, difenoksilat)

- Kolaborasi pemberian obat


antispasmodic/spasmolitik
(mis. Papaverin, ekstak
belladonna, mebeverine)

- Kolaborasi pemberian obat


pengeras feses (mis.
Atapulgit, smelt it, kaolin-
pektin).

Anda mungkin juga menyukai