Anda di halaman 1dari 6

ASUHAN KEPERAWATAN TEORITIS

BBL (Bayi Baru Lahir)

Disusun Oleh :

Nama : Adelia Triputri Kurnia Ningsih

Nim : PO.71.20.3.19.002

Kelas : A / Semester III

Dosen Pembimbing : Indah Dewi Ridawati S.Kep, Ns. M.Kep

TAHUN AKADEMIK 2020/2021

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

PRODI KEPERAWATAN LUBUK LINGGAU


LAPORAN PENDAHULUAN

A. Definisi

Neonatus adalah bayi dari umur 4 minggu, lahir biasanya dengan cara gestasi 38-42
minggu (Ilyas Jumani,1994).

Bayi Baru Lahir adalah seorang bayi yang dilahirkan setelah 37 minggu (menstrual)
kehamilan lengkap sampai 42 minggu kehamilan lengkap (260-294 hari)dianggap bayi cukup
bulan oleh kebanyakan ahli (Gary Cuningham, 1995).

Neonatus adalah hasil konsepsi yang baru keluar dari rahim seorang ibu melalui jalan
lahir normal atau dengan cara pembedahan (Laksman,1998).

Neonatus adalah bayi baru lahir mengalami proses kelahiran dan harus menyesuaikan
diri dari kehidupan intra uteri ke kehidpan ekstra uteri (Marlyn dongoes,1999).

Neonatus adalah bayi baru lahir, bayi dalam 28 hari pertama kehidupannya
(Broker,Cristine.2001).

B. Etiologi

 His(Kontraksi otot rahim)


 Kontraksi otot dinding perut
 Kontraksi diafragma pelvis atau kekuatan mengejan.
 Ketegangan dan kontraksi ligamentum retundum.

C. Tanda dan gejala

 Tidak mau menyusu atau memuntahkan semua yang diminum


 Kejang
 Bayi lemah, bergerak hanya jika di pegang
 Sesak nafas
 Bayi merintih
 Pusar kemerahan sampai dinding perut
 Demam (suhu tubuh bayi lebih dari 37,5°c atau teraba dingin(suhu tubuh kurang dari
36,5°c)
 Mata bayi bernanah banyak dan dapat menyebabkan bayi buta
 Bayi diare, mata cekung, tidak sadar, jika kulit perut dicubit akan kembali lambat
 Kulit terlihat kuning

D. Patofisiologi
Segera setelah lahir, BBL harus beradaptasi dari keadaan yang sangat tergantung
menjadi mandiri secara fisiologis. Banyak perubahan yang akan dialami oleh bayi yang
semula berada dalam lingkungan interna (dalam kandungan Ibu)yang hangat dan segala
kebutuhannya terpenuhi (O2 dan nutrisi) ke lingkungan eksterna (diluar kandungan ibu) yang
dingin dan segala kebutuhannya memerlukan bantuan orang lain untuk memenuhinya

Saat ini bayi tersebut harus mendapat oksigen melalui sistem sirkulasi pernafasannya
sendiri yang baru, mendapatkan nutrisi oral untuk mempertahankan kadar gula yang cukup,
mengatur suhu tubuh dan melawan setiap penyakit. Periode adaptasi terhadap kehidupan di
luar rahim disebut Periode Transisi. Periode ini berlangsung hingga 1 bulan atau lebih setelah
kelahiran untuk beberapa sistem tubuh. Transisi yang paling nyata dan cepat terjadi adalah
pada sistem pernafasan dan sirkulasi, sistem termoregulasi, dan dalam kemampuan
mengambil serta menggunakan glukosa.

E. Pemeriksaan Diagnostik

1. Sel Darah Putih 18000/mm, Neutropil meningkat sampai 23.000-24.000/mm hari


pertama setelah lahir (menurun bila ada sepsis)
2. Hemoglobin 15-20g/dl (kadar lebih rendah berhubungan dengan anemia)
3. Hematokrit 43%-61% (peningkatan 65% atau lebih menandakan polisitemia,
penurunan kadar gula menunjukan anemia/hemoraghi prenatal)
4. Essai Inhibisi guthriel tes untuk adanya metabolit  fenillalanin, menandakan fenil
ketonuria
5. Bilirubin total 6 mg/dl pada hari pertama kehidupan 8 mg/dl 1-2 hari dan 12 mg/dl
pada 3-5 hari.
6. Detrosik:Tetes glukosa selama 4-6 jam pertama setelah kelahiran rata-rata 40-50
mg/dl,meningkat 60-70 mg/dl pada hari ke 3.

KONSEP ASUHAN KEPERAWATAN

A. Pengkajian

1. Aktivitas

Status sadar mungkin 2-3 jam beberapa hari pertama. Bayi tampak semi-koma,saat
tidur dalam meringis atau tersenyum adalah bukti tidur  dengan gerakan mata cepat
(REM) tidur sehari rata-rata 20 jam.

2. Sirkulasi

Rata-rata nadi apical 120-160 dpm (115 dpm pada 4-6 jam, meningkat sampai 120
dpm pada 12-24 jam setelah kelahiran). Nadi perifer mungkin melemah,murmur
jantung sering ada selama periode transisi, TD berentang dari 60-80 mmHg
(sistolik)/40-45 mmHg (diastolik) Tali pusat diklem dengan aman tanpa rembesan
darah,menunjukan tanda-tanda pengeringan dalam 1-2 jam kelahiran mengerut dan
menghitam pada hari ke 2 atau ke 3.

3. Eliminasi

Abdomen lunak tanpa distensi,bising usus aktif pada beberapa jam setelah kelahiran.
Urin tidak berwarna atau kuning pucat,dengan 6-10 popok basah per 24
jam.Pergerakan feses mekonium dalam 24 sampai 48 jam kelahiran.

4. Makanan atau cairan

Berat badan rata-rata 2500-4000 gram. Penurunan berat badan di awal 5%-10%

Mulut: saliva banyak,mutiara Epstein(kista epithelial)dan lepuh cekung adalah normal


palatum keras/margin gusi,gigi prekosius mungkin ada.

5. Neurosensori

Lingkar kepala 32-37 cm,fontanel anterior dan posterior lunak dan datar, Kaput
suksedaneum dan molding mungkin ada Selama 3-4 hari, Mata dan kelopak mata
mungkin edema, Strabismus dan fenomena mata boneka sering ada. Bagian telinga
atas sejajar dengan bagian dalam dan luar kantus mata(telinga tersusun rendah
menunjukan abnormalitas ginjal atau genetik)

Pemeriksaan neurologis : adanya reflek moro,plantar,genggaman palmar dan


babinski, respon reflex di bilateral/sama (reflex moro unilateral menandakan fraktur
klavikula atau cedera pleksus brakialis),gerakan bergulung sementara mungkin
terlihat. Tidak adanya kegugupan,letargi,hipotonia dan parese.

6. Pernapasan

Takipnea khususnya setelah kelahiran sesaria atau presentasi bokong. Pola pernapasan


diafragmatik dan abdominal dengan gerakan sinkron dari dada dan abdomen(inspirasi
yang lambat atau perubahan gerakan dada dan abdomen menunjukan distress
pernapasan)pernapasan dangkal atau cuping hidung ringan,ekspirasi sulit atau retraksi
interkostal.(ronki pada inspirasi atau ekspirasi dapat menandakan aspirasi)

7. Keamanan

Warna kulit:akrosianosis mungkin ada, kemerahan atau area ekomotik dapat tampak
di atas pipi atau di rahang bawah atau area parietal sebagai akibat dari penggunaan
forsep pada kelahiran

Sefalohematoma tampak sehari setelah kelahiran

Ekstremitas: gerakan rentang sendi normal kesegala arah, gerakan menunduk ringan
atau rotasi medial dari ekstremitas bawah,tonus otot baik.
8. Seksualitas

Genitalia wanita : Labia vagina agak kemerahan atau edema,tanda vagina/hymen


dapat terlihat, rabas mukosa putih (smegma)atau rabas berdarah sedikit (pseudo
menstruasi) mungkin ada.

Genitalia pria :Testis turun, skrotum tertutup dengan rugae, fimosis biasa
terjadi(lubang prepusium sempit, mencegah retraksi foreksim ke glan).

B. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko Tinggi infeksi b.d terputusnya kontinuitas jaringan akibat pemotongan tali pusat.

2. Resiko tinggi hipotermi b.d adaptasi lingkungan dari intra ke exstra uteri.

C. Perencanaan

 DX 1 Resiko Tinggi infeksi b.d terputusnya kontinuitas jaringan akibat pemotongan


tali pusat.

Tujuan Tindakan Rasional


Setelah dilakukan - Identifikasi kontraidikasi - Untuk pemberian
tindakan keperawatan pemberian imunisasi imunisasi yang cocok
selama 3x24 jam - Identifikasi status imunisasi - Untuk memberikan
diharapkan tidak setiap kunjungan kepelayanan ketepatan waktu
terjadinya infeksi kesehatan pemberian imunisasi
- Jadwalkan imunisasi pada - Untuk memberitahukan
interval waktu yang tepat imunisasi yang melindungi
- Informasikan imunisasi yang dari penyakit namun pada
melindungi terhadap penyakit saat ini tidak di wajibkan
namun saat ini tidak oleh pemerintah
diwajibkan oleh pemerintah. - Memberikan rasa nyaman
- Informasikan vaksinasi untuk terhadap klien dan
kejadian khusus (mis, rabies, keluarga klien
tetanus)

 DX 2 Resiko tinggi hipotermi berhubungan dengan adaptasi lingkungan dari intra ke


exstra uteri.

Tujuan Tindakan Rasional


Setelah dilakukan - Monitor suhu tubuh - Untuk mengetahui suhu
tindakan keperawatan - Identifikasi penyebab tubuh klien
selama 3x24 jam hipertermi - Untuk mengetahui
diharapkan resiko - Monitor tanda dan gejala penyebab terjadinya
tinggi hiportermi penyebab hipotermi hipotermia
berkurang/normal - Sediakan lingkungan yang - U ntuk memberikan rasa
hangat hangat dan nyaman kepada
- Lakukan penghangatan pasif pasien
(mis, selimut, menutup kepala, -
pakaian tebal)

Anda mungkin juga menyukai