Anda di halaman 1dari 28

PETUNJUK TEKNIS ORGANISASI

PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA


( PERMAHI )

PENDAHULUAN

Petunjuk Teknis PERMAHI adalah pengaturan terhadap


tata kerja dalam menjalankan organisasi di tingkat cabang.

Prosedur Teknis merupakan pedoman standar operasional


organisasi, guna mewujudkan suatu organisasi yang tertib,
kosisten, efektif, dan efisien.

I. ADMINISTRASI

Penjelasan Umum

Yang dimaksud dengan administrasi adalah segala hal


yang berhubungan dengan ;

1. SURAT
a. Jenis Surat
a.1. Surat Ketua DPC, adalah surat yang dikeluarkan
dan ditandatangani oleh Ketua DPC dan Sekretaris
DPC yang disertai stempel DPC PERMAHI. Untuk
keperluan internal maupun eksternal.
a.2. Surat Kepanitiaan, adalah surat yang dikeluarkan
dan ditandatangani oleh Ketua Panitia, Sekretaris
Panitia, dan diketahui oleh Ketua Cabang untuk
keperluan pelaksanaan kegiatan dan disertai dengan
stempel kepanitiaan & DPC Permahi.

b. Penomoran Surat
b.1. Surat Ketua Umum DPC
Penomoran surat mengikuti tata cara sebagai
berikut :

Nomor : [A]/Ka.DPC [B]/[C]/[D]/[E]


Penjelasan :
[A] adalah “Nomor” yang dimulai dengan angka 0.
[B] adalah ”Cabang” yang bersangkutan.(singkatan
3 hururf besar) lihat daftar singkatan.
[C] adalah ”Tentang” dengan singkatan.
[D] adalah ”Bulan” dengan angka romawi
[E] adalah ”Tahun” dikeluarkan.
Untuk ”Tentang” terbagi sebagai berikut ;
1. Keputusan, disingkat : Kep.
2. Mandat, disingkat : Mdt.
3. Rekomendasi, disingkat : Rek.
4. Maperca, disingkat : Mpc.
5. Pelatihan Pimpinan Organisasi, disingkat :
PPO.
6. Pengangkatan Pengurus, disingkat : Khusus.
7. Peringatan dan teguran, disingkat : Spt.
8. Latihan Dasar Kepemimpinan, disingkat : LDK
9. Umum, disingkat : Umum

Contoh :
Nomor : 05/Ka.DPC PDG/Rek/III/2008

b.2. Surat Kepanitiaan


Penomoran surat mengikuti tata cara sebagai
berikut :
Nomor : [A]/Permahi.[B]/[C]/[D]/[E]
Penjelasan :
[A] adalah “Nomor” yang dimulai dengan angka 0.
[B] adalah ”Cabang PERMAHI” disingkat tiga huruf.
[C] adalah bentuk kegiatan
[D] adalah ”Bulan” yang ditulis dengan angka
Romawi
[E] adalah tahun dikeluarkan
Contoh :
Nomor :01/Permahi.PDG/Mpc/VI/2009

c. Format Surat
c.1. Kop Surat
Mengikuti format sebagai berikut :

DEWAN PIMPINAN CABANG


PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA
NAMA CABANG
Sekretariat cabang, no telpon, & email

Keterangan :
- Kertas A4
- 80 gram
- 1. Huruf Arial 16
- 2. Huruf Arial 14
- 3. Huruf Arial 16

c.2 Stempel (Kepanitian & DPC Permahi)


Bentuk stempel berbentuk lingkaran yang
berisi tulisan Lingkaran Atas PERHIMPUNAN
MAHASISWA HUKUM INDONESIA. Disamping kanan-kiri
lambang bintang. Di lengkungan ke bawah nama
masing-masing DPC, ditengah-tengah lambang PERMAHI
dan berwarna merah.Contohnya:
*PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA*
DPC PALEMBANG

c.3 Surat Umum

Mengikuti format sbb :

Nomor :--------- Kota, Tanggal-


Perihal :---------
Lamp. :---------

Kepada Yth

------------.
------------.

Dengan Hormat,

---------------------------------------------
--------------------------------------------------
-------------------------------------------------.

----------------------------------------------
---------------------------------------------------
----------------------------.

Ketua Sekretaris
Tembusan :
1.-----------
2.-----------
3. dst
4. Arsip

c.4. Tata Tertib Surat

A. Urutan nomor surat dikoordinir dan diatur oleh


sekretaris cabang
B. Penomoran dan penstempelan dilakukan oleh
sekretaris cabang
C. Setiap surat harus diberikan satu copy/asli
kepada sekretaris cabang sebagai arsip

c.5. Dokumentasi Keanggotaan

a. Data setiap anggota dikumpulkan dalam sebuah


buku daftar anggota yang berisikan informasi
sbb :
1) No. Anggota :
2) Nama Lengkap :
3) Tempat & Tanggal Lahir :
4) Alamat :
5) Agama :
6) Angkatan di PERMAHI :
7) Asal Universitas :
8) Pengalaman Organisasi :
9) Pas Photo 3 x 4 :

b. Pengelolaan data anggota dilakukan oleh


sekretaris cabang

c.6. Perpindahan Anggota

Prosedur perpindahan anggota dari satu cabang


ke cabang lain, mengikuti prosedur sebagai
berikut :
1) Mengajukan pemberitahuan kepada ketua
cabang di cabang asal dengan melampirkan :
a) data keanggotaan, b) alasan, c) cabang
baru yang dituju
2) Ketua cabang dimana pemohon berasal
mengeluarkan rekomendasi kepindahan
keanggotaan dengan mengeluarkan surat
rekomendasi
3) Ketua cabang yang dituju akan mendaftarkan
keanggotaan yang bersangkutan setelah
melakukan konfirmasi kepada cabang asal
dengan menyatakan kesediaan. Tembusan
surat dimaksud disampaikan sebagai petikan
kepada pemohon

c.7. Pengunduran Diri Anggota

Pengunduran diri sebagai anggota PERMAHI


secara formal dilakukan dengan prosedur sebagai
berikut :
1. Anggota yang bersangkutan mengajukan surat
pengunduran diri kepada Ketua Cabang
2. Ketua Cabang mengeluarkan surat keputusan
tentang pemberhentian sebagai anggota

II. PROSEDUR KEUANGAN

Yang dimaksud dengan prosedur keuangan adalah :


pengaturan seluruh hal yang menyangkut dengan pemasukan,
pengeluaran, dan laporan pertanggungjawaban terhadap
keuangan.

II.1. Penjelasan Umum

Anggaran terbagi menjadi dua :

A. Anggaran Tetap
B. Angggaan kegiatan Tertentu (Proposal)

Add.A ; Anggaran Tetap

Adalah anggaran rutin yang dibutuhkan untuk kebutuhan


operasional harian organisasi, meliputi :
a. Kebutuhan ATK
b. Kebutuhan Komunikasi
c. Kebutuhan Perjalanan
d. Kebutuhan Konsumsi
Add. B Anggaran Kegiatan Tertentu
Adalah anggaran yang dibutuhkan untuk suatu
kegiatan tertentu, di mana kegiatan tersebut didasari
atas :
a) Surat Ketua DPC atas kegiatan tersebut
b) Proposal yang dibuat dan ditandatangani panitia yang
dibentuk berdasarkan Surat Ketua DPC dimaksud.

Untuk kebutuhan anggaran kegiatan tertentu, sumber


anggaran berasal dari :
a) bantuan keuangan DPC
b) Sponsorship/sumbangan/hibah/donasi dari pihak
tertentu yang tidak mengikat

II.2. Pengaturan dan Tata Cara Pembuatan Anggaran

II.2.1. Daftar anggaran tetap


a) Setiap satu masa kepengurusan wajib membuat
daftar anggaran tetap, yang dibentuk
berdasarkan kebutuhan minimal yang diperlukan.
b) Daftar anggaran tetap tersebut terdiri dari :
1. Sumber Pendanaan/Pendapatan
2. Kebutuhan/biaya
c) Daftar anggaran tetap ditetapkan dalam suatu
keputusan ketua DPC
d) Daftar anggaran tetap merupakan pedoman dari
bendahara untuk mengeluarkan anggaran tersebut
e) Jika terdapat kebutuhan rutin yang tidak
terdapat dalam daftar anggaran tetap yang telah
ditandatangani oleh ketua, maka kebutuhan
tersebut harus mendapat persetujuan tertulis
dari Ketua dan sekretari cabang

II.2.2 Anggaran kegiatan tertentu


a) Kebutuhan anggaran dalam kegiatan tertentu
dibuat berdasarkan proposal kegiatan yang
telah ditandatangani oleh ketua panitia dengan
sekretaris panitia dengan tandatangan
”Mengetahui” Ketua DPC.
b) Daftar kebutuhan anggaran kegiatan tertentu,
yang minimal terdiri dari :
1. Biaya Kesekretariatan
2. Biaya Pengadaan Barang
3. Biaya Operasional
c) Daftar kebutuhan anggaran untuk kegiatan
tertentu yang dilakukan oleh perorangan,
diajukan dengan mengajukan surat permohonan
dana kepada Ketua DPC, yang minimal berisikan
hal :
1. Dasar pengajuan anggaran
2. Kebutuhan anggaran yang maksimal terdiri
dari :
a. Tempat dan tanggal kegiatan
b. Tanggal dana dibutuhkan
c. Jumlah anggota yang ikut
d. Biaya Transportasi
e. Biaya Penginapan
f. Biaya Konsumsi

II.3. Sumber Pendanaan (Pendapatan)

Jenis-jenis sumber pendanaan :


a) Iuran tetap anggota
b) Sumbangan/hibah/donasi dari pihak tertentu yang
tidak mengikat
c) Sponsorship yang tidak mengikat

Pengaturan Umum :

a) Setiap anggota wajib membayar iuran tetap anggota


yang besarnya ditentukan berdasarkan surat
keputusan Ketua DPC
b) Dana yang diperoleh dari iuran anggota dikelola
oleh bendahara cabang
c) Setiap sumbangan/hibah/donasi dari pihak tertentu,
harus disetujui oleh Ketua DPC dan sekretaris
cabang dan dikelola oleh bendahara cabang
d) Setiap dana yang berasal dari sponsorship untuk
suatu kepanitiaan kegiatan harus disertai kwitansi
penerimaan dari ketua pelaksana atau penerima
mandat kegiatan tersebut
e) Setiap dana sisa dari suatu kegiatan harus
dikembalikan kepada bendahara cabang
f) Dana yang dikembalikan dimasukan kedalam mata
anggaran
g) Bendahara wajib memberikan kwitansi penerimaan uang
dari setiap pihak yang memberikan dana kepada
organisasi
h) Bendahara wajib meminta kwitansi atas setiap dana
yang telah dikeluarkan
i) Dilarang melakukan perjanjian pinjam-meminjam
keuangan kepada pihak ketiga

II.4. Pengeluaran Anggaran

Setiap anggaran yang dikeluarkan harus mengikuti


prosedur sebagai berikut :

II.4.1 Pengaturan umum pngeluaran dana kebutuhan tetap


1. Anggaran yang dikeluarkan harus sesuai dengan
mata anggaran tetap yang sudah ditetapkan
oleh Ketua Umum DPC.
2. Mengisi form pengeluaran yang disediakan oleh
bendahara.
3. Form pengeluaran ditandatangani oleh pemohon,
Ketua Umum DPC dan Bendahara.

II.4.2 Pengaturan umum pengeluaran dana untuk


kebutuhan kegiatan tertentu
1. Pengeluaran dana dapat dilakukan setelah
surat permohonan kebutuhan dana telah
disetujui oleh Ketua Umum DPC dan Sekretaris
Cabang
2. Pengeluaran tersebut harus sesuai dengan mata
anggaran yang terdapat dalam daftar anggaran
kebutuhan tetap yang telah ditetapkan oleh
Ketua Umum DPC.

II.5. Laporan Penggunaan Dana

II.5.1 Penggunaan dana untuk kebutuhan tetap


1. Setiap penggunaan anggaran kebutuhan tetap
harus dilaporkan dengan menyerahkan bukti
penggunaan dana berupa kwitansi pembelian
barang tersebut.
2. laporan dimaksud dilakukan paling lambat satu
minggu setelah dana tersebut dikeluarkan.

II.5.2 Penggunaan dan untuk kegiatan tertentu


1. Setiap penggunaan dana untuk kegiatan
tertentu harus dilaporkan dengan menyerahkan
bukti penggunaan dana berupa kwitansi
penggunaan dana.
2. Laporan dilakukan paling lambat dua minggu
setelah kegiatan tersebut dilakukan.
3. Laporan yang dimaksud bersamaan dengan
laporan kegiatan yang telah dilakukan.
III. PROSEDUR KEGIATAN

Kegiatan DPC terbagi dua, sbb :


1) Kegiatan Intern
2) Kegiatan Ekstern

III.1. Prosedur Umum


A) Setiap satu periode kepengurusan harus memuat
daftar kegiatan yang terhimpun dalam suatu
Rencana Kerja Pengurus (RKP).
B) Ketua DPC berkewajiban mengadakan Rapat Kerja
(Raker) untuk merumuskan Rencana Kerja
Pengurus.
C) Pengajuan rencana kegiatan dapat berasal dari
Ketua DPC, pengurus, dan anggota.
D) Setiap pengajuan rencana kegiatan harus
disertai dengan ringkasan singkat, yang
terdiri dari :
1) Tujuan dan sasaran
2) Bentuk dan waktu
3) Peserta
E) dalam rencana kerja ditetapkan waktu
pelaksanaan kegiatan, skala prioritas
kegiatan, dan Standardisasi Keberhasilan
Kepengurusan (SKK).
F) Besar iuran anggota dibahas dalam rapat kerja
dan ditetapkan dengan satu keputusan
tersendiri.
G) Hasil Raker menjadi pertimbangan Ketua Umum
DPC untuk menetapkan rencana Kerja Pengurus
yang ditetapkan dalam suatu surat keputusan
Ketua DPC.

Add.1 Kegiatan Intern

Adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengurus


atau anggota yang telah tercantum dalam program
kerja, atau kegiatan yang secara insedentil
diadakan dan telah disetujui oleh Ketua DPC, yang
bertujuan untuk kebutuhan intern organisasi.

Kegiatan tersebut dapat berupa :


a) Rapat Kerja
b) Rapat Pleno
c) Maperca
d) Pelatihan Pimpinan Organisasi
e) Konferca
f) Kunjungan-kunjungan ilmiah
g) Diskusi Kelompok

Add.2 Kegiatan Ekstern

Adalah kegiatan yang dilakukan oleh pengurus


atau anggota yang telah tercantum dalam program
kerja, atau kegiatan yang secara insedentil
diadakan dan telah disetujui oleh Ketua DPC, yang
bertujuan untuk kepentingan organisasidan
kepentingan umum.

Kegiatan tersebut dapat berupa :


a) Seminar, Simposium, dan sejenisnya
b) Pengabdian masyarakat
c) Keikutsertaan pada acara atau kegiatan yang
diadakan oleh pihak ketiga

III.2. Prosedur melaksanakan kegiatan

Penjelasan umum :
1. Setiap bentuk kegiatan harus sesuai dengan
Rencana Kerja Pengurus yang telah ditetapkan.
2. Setiap pelaksanaan kegiatan harus mengikuti
tahapan persiapan, pelaksanaan, dan pelaporan.

A) Tahapan Persiapan
1. Penawaran kepada pengurus dan atau anggota
untuk menjadi Ketua Pelaksana melalui
mekanisme terbuka dengan membuka pendaftaran
bagi anggota yang berminat, dengan menjelaskan
; Nama dan Bentuk Kegiatan, Tujuan dan
Sasaran, serta waktu Pelaksanaan.
2. Dalam hal terdapat lebih dari satu orang
peminat, maka ketua DPC membentuk panitia test
kesanggupan. Mekanisme test kesanggupan dapat
diatur secara mandiri oleh masing-masing DPC.
3. Surat keputusan penunjukan ketua pelaksana
kegiatan harus mendapat SK Ketua DPC.
4. Ketua pelaksana membuka rekruitmen kepada
anggota yang berminat menjadi panitia.
5. Jika tidak ada anggota yang berminat untuk
menjadi ketua pelaksana, maka Ketua DPC dapat
menunjuk Ketua Biro yang berhubungan dengan
kegiatan tersebut untuk menjadi ketua
pelaksana.
6. Ketua Panitia menyusun kepanitiaan
7. Rancangan Proposal
8. Pengesahan Proposal
9. Pencetakan Proposal
10. Penyebaran Proposal

B) Tahap Pelaksanaan
Prosedur standar yang harus dilaksanakan
pada waktu pelaksanaan acara :

1) Internal

a) Sebelum kegiatan MAPERCA, KONFECA, dan PPO


dibuka, wajib menyanyikan Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya.
b) Laporan Ketua Pelaksana dan sambutan Ketua
DPC.
c) Back Drop/spanduk dalam ruangan yang
menunjukan acara tersebut.
d) Memberikan informasi dan undangan kepada
seluruh DPC dan DPP.

2) Eksternal

a) Publikasi kepada seluruh anggota.


b) Undangan kepada seluruh DPC.
c) Undangan kepada pihak yang terkait
d) Pemberitahuan dan undangan kepada media
massa setempat.

III.3. Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan (LPJ)

Terbagi dua :
1. Laporan Pertanggungjawaban Kegiatan Umum.
2. Laporan Pertanggungjawaban Ketua DPC pada
KONFERCA.

Add.1. Adalah LPJ untuk setiap kegiatan yang


dilaporkan oleh pemegang mandat atau
ketua pelaksana kegiatan dengan
prosedur sebagai berikut ;

a) Standar isi LPJ ;


1. Laporan Kondisi kegiatan
2. hasil-hasil dari kegiatan
3. Permasalahan dan saran
4. Laporan keuanga
5. Tandatangan Ketua dan sekretaris
panitia

b) LPJ disampaikan kepada Ketua DPC


c) LPJ dilakukan paling lambat dua
minggu setelah kegiatan selesai
dilaksanakan
d) Jika LPJ tidak diserahkan sesuai
dengan ketentuan huruf c maka Ketua
DPC mengadakan rapat untuk meminta
pertanggungjawaban secara langsung
kepada ketua pelaksana
e) Yang dimaksud dengan
pertanggungjawaban langsung adalah,
pemanggilan yang bersangkutan untuk
dimintai pertanggungjawaban atas
pelaksanaan kegiatan tersebut
f) Sanksi dapat diberikan oleh ketua
pelaksana jika tidak melakukan LPJ

Add.2. Adalah LPJ yang disampaikan oleh Ketua


DPC kepada ketua pelaksana diakhir masa
jabatan yang disampaikan dalam KONFERCA,
dengan prosedur sebagai berikut ;

a) Standar isi LPJ ;


1. Kegiatan yang sudah dilaksanakan
yang sesuai dengan Rencana Kerja
Pengurus (RKP) yang telah
ditetapkan
2. Kegiatan insedential yang
dilakukan
3. Hasil-hasil dari setiap kegiatan
tersebut
4. Laporan Keuangan (Pendapatan dan
pengeluaran)
5. Jumlah Anggota
6. Nama anggota yang sudah berakhir
masa keanggotaan
7. Kendala-kendala
8. Usulan saran
b) LPJ disampaikan kepada seluruh
anggota peserta KONFERCA dalam suatu
KONFERCA yang khusu untuk itu.
c) LPJ dibuat tertulis dan
ditandatangani oleh Ketua DPC,
diperbanyak dan dibagikan kepada
seluruh anggota peserta KONFERCA.
d) Ketua DPC wajib memberikan satu
berkas LPJ yang telah disampaikan
dalam KONFERCA kepada DPP paling
lambat satu minggu setelah
berakhirnya KONFERCA yang dilampiri
surat keputusan KONFERCA tentang
penerimaan atau penolakan atas LPJ
tersebut.

IV. LAPORAN ORGANISASI

Laporan organisasi terdiri dari :


1) Laporan rutin kepada DPP
2) Laporan rutin kepada anggota

Add.1. Laporan rutin kepada DPP, dibuat oleh Ketua Umum DPC
yang ditujukan kepada Ketua DPP secara berkala
setiap enam bulan. Dalam bentuk surat resmi yang
minimal memuat informasi tentang :
a. susunan Kepengurusan
b. Rencana Kerja Pengurus
c. Laporan kegiatan yang akan dan sudah
dilaksanakan
d. Permasalahan dan kendala yang sedang dialami

Add.2. Laporan rutin kepada anggota DPC dibuat oleh Ketua


DPC dilakukan secara berkala setiap tiga bulan.
Dalam format informatif. Laporan minimal memuat
informasi tentang kegiatan yang akan dan telah
dilakukan serta informasi keuangan terakhir.

V. HUBUNGAN DENGAN PIHAK LUAR

Yang dimaksud dengan hubungan dengan pihak luar adalah


hubungan yang terjadi antara PERMAHI dengan organisasi
kemasyarakatan, lembaga-lembaga pemerintah dan non-
pemerintah dan organisasi dan lembaga lainnya. Hubungan
tersebut penting dibangun sebagai bagian dari aktualisasi
PERMAHI dalam kehidupan sosial kemasyarakatan.

Hubungan tersebut harus dibangun dalam dasar saling


pengertian dan menghormati satu sama lain.

Hubungan tersebut dibangun tanpa terikat dengan


ketentuan ideologi atau aliran politik tertentu atau tidak
menjadi afiliasi dari pihak tersebut.

VI. PROSEDUR PEMBENTUKAN PENGURUS

VI.1. Ketentuan Umum


1) Pengurus dapat dan diberhentikan oleh Ketua DPC
2) Kepengurusan dibentuk paling lambat satu bulan
setelah terpilihnya Ketua DPC.
3) Kepengurusan dibentuk dengan memperhatikan asas
profesionalisme dan proporsional.

VI.2. Tahap Pembentukan Pengurus


Prosedur pembentukan pengurus terdiri dari beberapa
tahap sebagai berikut ;
1) Pra Rekruitmen
a) Sebelum melakukan rekruitmen, Ketua DPC
terpilih membuat pembagian kerja (Job
Description)
b) Job description ditetapkan melalui Surat
Keputusan Ketua DPC terpilih
c) Job description yang telah ditetapkan,
dipublikasikan agar calon pengurus memahami
tugas dan kewenangannya
d) Mempublikasikan tahapan rekruitmen yang akan
dilakukan, yaitu : Pendaftaran, wawancara,
penetapan, dan pelantikan

2) Rekruitmen
a) Rekruitman dilakukan secara terbuka dengan
mencantumkan posisi yang tersedia dan batas
waktu pengembalian formulir pengajuan
rekruitmen yang telah disediakan sebelumnya,
yang minimal berisikan :
1. Tanggal pengajuan
2. Nama
3. No. Anggota
4. Posisi yang diminati
b) Ketua DPC melakukan penyeleksian yang
berdasarkan minat, bakat, kemampuan, dan
pengakaman dari calon
c) Ketua DPC wajib melakukan proses wawancara
kepada calon
d) Ketua DPC meminta persetujuan calon untuk
jabatan yang ditawarkan
e) Ketua DPC menetapkan susunan kepengurusan
dalam bentuk Surat Keputusan tentang Susunan
Kepengurusan yang ditandatangani sendiri
f) Surat Keputusan diberikan kepada masing-
masing pengurus dan dipublikasikan kepada
anggota
g) Surat Keputusan tentang susunan kepengurusan
tersebut wajib disampaikan kepada DPP paling
lambat satu minggu setelah ditandatangani

3) Pelantikan Pengurus
a) Pengurus dilantik oleh Ketua DPC
b) Pelantikan dilakukan paling lama dua minggu
setelah ditetapkan
c) Sebelum pelantikan Ketua DPC melakukan rapat
pengurus pertama untuk menjelaskan job
description dan prosedur teknis kepengurusan
d) Sebelum pelantikan calon pengurus membacakan
pernyataan sebagai berikut :

Saya yang bertanda tangan di bawah ini ;

Nama :
No. Anggota :
Jabatan :

Dengan ini menyatakan ;

1) Bersedia menjadi Pengurus DPC PERMAHI----


untuk Periode------.
2) Mematuhi AD/ART PERMAHI hasil Kongres IV
Perhimpunan Mahasiswa Hukum Indonesia.
3) Akan bekerja secara professional,
bertanggung jawab, dan siap bekerjasama
dengan seluruh pengurus dan anggota.
4) Menjunjung tinggi nilai-nilai
kekeluargaan antar sesama pengurus dan
anggota.
5) Bersedia diganti jika dikemudian hari
dianggap tidak mematuhi aturan organisasi
dan atau tidak melaksanakan tugas
sebagaimana yang telah ditentukan.

e) Setelah dibacakan, Surat Pernyataan


ditandatangani oleh masing-masing pengurus.

VII. PROSEDUR PELAKSANAAN DAN STANDARDISASI KONFERCA


VII.1. Penjelasan Umum
1) Bahwa KONFERCA harus dilaksanakan sesuai
dengan aturan AD/ART organisasi yang merupakan
hasil Kongres Nasional PERMAHI terakhir yang
dilaksanakan sesuai dengan AD/ART sebelumnya.
2) Prosedur ini adalah ketentuan teknis yang
harus dilakukan agar tercapai hasil dan tujuan
yang maksimal dari kegiatan KONFERCA tersebut.

VII.2. Tahapan KONFERCA


KONFERCA dilaksanakan dengan mengikuti tahapan
sebagai berikut :

1) Pra-KONFERCA
2) Acara KONFERCA
3) Laporan KONFERCA

Add.1. Pra-KONFERCA

Sebelum KONFERCA dilaksanakan, harus mengikuti tahapan


sebagai berikut :

1) Dua bulan sebelum berakhirnya kepenngurusan, Ketua


DPC menunjuk Paniti Pengarah dan Ketua Pelaksana
KONFERCA sesuai prosedur rekruitmen yang telah
ditentukan
2) Ketua DPC melaporkan rencana pelaksanaan kepada DPP
yang berisikan ;
a) Tanggal dan tempat pelaksanaan
b) Ketua Panitia Pengarah
c) Susunan Panitia Pelaksana

3) Panitia pengarah mempersiapkan materi KONFERCA yang


berisikan minimal ;
a) Tata tertib KONFERCA
b) Tata tertib pemilihan Calon Ketua DPC
c) Rekomendasi-rekomendasi terhadap kepengurusan
yang akan datang
d) Pengaturan kepengurusan yang tidak bertentangan
dengan AD/ART

4) Ketua pelaksana membentuk kepanitian, sesuai


prosedur rekruitmen yang telah ditentukan
5) Hal-hal yang harus diperhatikan dalam
menyelenggarakan KONFERCA ;
a) Materi KONFERCA
b) Publikasi kepada seluruh anggota
c) Publikasi kepada khalayak umum

Add.2. Acara KONFERCA

A. Prosedur Umum :
a) Pendaftaran peserta KONFERCA dimulai satu jam
sebelum dilakukan acara pembukaan KONFERCA.
b) Pendaftaran peserta KONFERCA ditutup setelah
dimulainya RAPAT Pleno Pertama.

B. Susunan Acara :
a) Sebelum acara pembukaan KONFERCA dimulai
seluruh peserta menyanyikan Lagu Kebangsaan
Indonesia Raya dan menyanyikan mars Permahi
yang dipimpin oleh satu orang anggota.
b) Penyampaian Laporan Ketua Pelaksana.
c) Sambutan Ketua DPC.
d) Sambutan DPP dan/atau Pejabat Negara yang
diundang untuk itu dan/atau sekaligu membuka
KONFERCA.
e) Ketua Panitia pengarah memimpin sidang
sementara untuk memilih tiga orang presidium
sidang.
f) Presidium sidang terpilih memilih Ketua,
Sekretaris dan Anggota.
g) Sebelum Rapat Pleno Pertama dimulai, pimpinan
sidang menyampaikan jumlah peserta sidang pleno
yang bersangkutan dan menetapkan keabsahan
KONFERCA tersebut.
h) Jika sampai peserta KONFERCA tidak memenuhi
kuorum pelaksanaan KONFERCA maka pimpinan
sidang menunda sidang 2 X 10 menit dan
selanjutnya KONFERCA secara sah dapat
dilaksanakan.
i) Tahapan Persidangan
j) Ketua DPC terpilih dilantik oleh Ketua Umum DPP
atau yang mewakili.
Add.3. Laporan KONFECA
Laporan KONFERCA terdiri dari :
a) Laporan Panitia Pelaksana.
b) Laporan Presidium sidang.

Add.a. Ketua panitia mlaporkan pertanggungjawaban


sebagai pelaksana KONFERCA sesuai dengan
aturannLaporan Pertanggungjawaban kegiatan
yang telah ditentukan.
Add.b. Presidium sidang melaporkan hasil KONFERCA
yang terdiri dari ;
1. Susunan Presidium Sidang
2. Ketetapan-ketetapan KONFERCA
3. Risalah persidangan

Laporan hasil KONFERCA disampaikan kepada


Ketua DPC terpilih paling lambat dua
minggu setelah KONFERCA dilaksanakan.

VII.3. Keadaan Tertentu


VII.3.1. Penjelasan Umum
Yang dimaksud dengan keadaan tertentu adalah :
a) Jika KONFERCA gagal memilih Ketua Umum DPC
b) Jika Ketua Umum DPC tidak menyampaikan Laporan
Pertanggungjawaban
c) Jika Laporan Pertanggungjawaban Ketua DPC
ditolak

VII.3.2. Prosedur Keadaan Tertentu


Add.a. Jika KONFERCA gagal memilih Ketua DPC
Jika keadaan ini terjadi, maka :
1. Pemberitahuan secara tertulis kepada
Ketua Umum DPP bahwa KONFERCA telah gagal
memilih Ketua DPC
2. Ketua DPP mengeluarkan surat penetapan
penunjukan Ketua Presidium sidang sebagai
Pejabat Sementara Ketua Umum DPC.
3. PJS wajib mengadakan KONFERCA luar biasa
paling lambat tiga bulan setelah KONFERCA
sebelumnya.
4. Pelaksanaan KONFERCA Luar Biasa sesuai
dengan ketentuan kuorum pelaksanaan
KONFERCA
5. KONFERCA Luar Biasa hanya melaksanakan
pemilihan Ketua DPC sesuai dengan tata
tertib yang telah ditetapkan dalam
KONFERCA sebelumnya.
6. Jika PJS tidak melaksanakan KONFERCA Luar
Biasa atau gagal memilih Ketua Umum DPC
maka Ketua DPP akan mencabut penetapan
Ketua Presidium Sidang sebagai PJS dan
menunjuk Ketua DPC definitif yang
memiliki tugas, fungsi, kewenangan, dan
tanggung jawab sama dengan Ketua Umum DPC
hasil KONFERCA
7. Penunjukan Ketua DPC Definitif oleh Ketua
Umum DPP dilakukan dengan memperhatikan
nilai-nilai permusyawaratan, persatuan,
dan kekeluargaan

Add.b. Jika Ketua DPC tidak menyampaikan


1. Presidium sidang memuat surat ketetapan
KONFERCA yang berisikan :

a) Menyatakan bahwa Ketua DPC tidak


bertanggung jawab sebagai Ketua DPC
b) Menjatuhkan sanksi skorsing sebagai
anggota selama satu tahun

2. Ketua DPC terpilih berdasarkan ketetapan


angka (1) huruf (b), membuat surat
keputusan sanksi terhadap yang
bersangkutan
3. Dapat meminta pertanggungjawaban kepada
masing-masing pengurus yang diberikan
dalam bentuk tertulis dan tidak dibacakan

Add.c. Jika LPJ ditolak


Jika keadaan ini terjadi, maka Presidium
sidang membuat surat ketetapan KONFERCA yang
berisikan :
a) Menyatakan bahwa LPJ Ketua DPC ditolak
b) Meminta hal-hal yang diperlukan agar LPJ
tersebut dapat diterima
c) Hal-hal yang dimintakan tersebut harus dipenuhi
paling lambat satu minggu setelah KONFERCA
berakhir dan disampaikan Kepada Ketua DPC
terpilih
d) Menentukan sanksi
e) Jika hal-hal yang dimaksud dalam angka (1)
huruf (c) tidak dilaksanakan atau dilakukan
maka Ketua DPC terpilih menetapkan sanksi
berdasarkan rekomendasi dari KONFERCA.
VII.4. Kewenangan Pejabat Sementara Ketua DPC
1. Mempersiapkan dan melaksanakan KONFERCA Luar Biasa.
2. Mewakili organisasi untuk urusan intern dan ekstern.
3. Dilarang melakukan pengangkatan dan perberhentian
anggota.
4. Dilarang membuat keputusan yang mengikat organisasi.

VIII. PROSEDUR DAN STANDARDISASI MAPERCA


VIII.1. Tujuan
Maperca bertujuan untuk memperkenalkan organisasi
PERMAHI kepada calon anggota.
- Calon Anggota mengerti dasar-dasar suatu organisasi.
- Calon anggota mengetahui sejarah PERMAHI
- Calon anggota mengerti mekanisme kerja PERMAHI.

VIII.2. Persyaratan Calon Anggota


Syarat Konstitusional :
1. Mahasiswa hukum di wilayah cabang tersebut.

Syarat administratif :
1. Tidak menjadi anggota DPC PERMAHI lain.
2. Tidak melanggar ketentuan hukum yang mengatur
hak untuk menjadi anggota organisasi
kemasyarakatan
3. Menyerahkan satu copy Kartu Tanda Mahasiswa
atau surat lain yang menunjukan status sebagai
mahasiswa hukum
4. Menyerahkan Pas Foto 3 X 4 sebanyak dua buah
5. Mengisi formulir pendaftran yang telah
ditandatangani (lihat formulir pandaftaran
anggota (dikondisikan)
6. Membayar biaya MAPERCA

VIII.3. Teknis Pelaksanaan


A. Materi MAPERCA
- 30% Ilmu tentang organisasi :
a. Ilmu Organisasi
b. Leadership

- 50% Tentang PERMAHI :


a. Sejarah PERMAHI
b. AD/ART PERMAHI
c. Kegiatan-kegiatan yang sudah dan akan
dilaksanakan

- 20% Pengetahuan Hukum


B. Bentuk kegiatan
a. Pelatihan Interaktif
b. Simulasi Kelompok
c. Test tertulis
- Pengetahuan tentang organisasi
- Tentang PERMAHI, dan
- Ilmu Hukum

VIII.4. Tata Tertib Peserta MAPERCA


a) Berpakaian yang rapi dan sopan
b) Memakai tanda nama yang telah diberikan
c) Berperilaku yang sopan
d) Dilarang keluar ruangan tanpa seizin Panitia
e) Mengisi daftar hadir setiap acara
f) Dilarang merokok selama acara berlangsung
g) Danketentuan lain yang bertujuan untuk menjaga
ketertiban dan kelancaran kegiatan

VIII.5. Kelulusan MAPERCA


Seorang calon anggota dinyatakan :

A. LULUS
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Mengikuti kegiatan MAPERCA dengan kehadiran
minimal 80%
2. Mengikuti Test tertulis
3. Tidak melanggar tata tertib
4. Dinyatakan lulus MAPERCA dengan Surat
Keputusan Ketua Panitia

B. LULUS BERSYARAT
1. Jika peserta tidak mencukupi syarat kehadiran
minimal 60%
2. Tidak melanggar tata tertib
3. Tidak mengikuti tes tertulis
4. Diwajibkan membuat makalah bebas tentang
sesi/topik yang tidak diikutinya. Disampaikan
kepada Ketua Umum DPC selambat-lambatnya dua
minggu setelah pelaksanaan MAPERCA
5. Jika ketentuan angka (4) tidak dipenuhi maka
peserta yang bersangkutan dinyatakan tidak
lulus

C. TIDAK LULUS
Dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Kehadiran kurang dari 60% dan/atau
2. Tidak mengikuti tes tertulis
3. Melanggar tata tertib

VIII.6. Follow Up
VIII.6.1. Tujuan
Follow Up bertujuan antara lain untuk :
- Menindaklanjuti Kegiatan MAPERCA
- Meningkatkan pengetahuan hukum dan KEPERMAHIAN
- Meningkatkan kedisipilan dan loyalitas calon
anggota

VIII.6.2. Persayaratan Follow Up


Syarat yang dapat mengikuti Follow Up adalah
setiap calaon anggota yang telah dinyatakan lulus
MAPERCA berdasarkan SK Ketua Panitia

VIII.6.3. Tekhnik Pelaksanaan


Mekanisme pelaksanaan Follow Up akan diatur
tersendiri oleh masing-masing cabang

VIII.6.4 Stadarisasi Kelulusan sebagai Anggota PERMAHI


terdiri dari:
1. MAPERCA 70%
2. Follow Up 30%
Keentuan seorang calon anggota dinyatakan sah
sebagai anggota Permahi minimal memenuhi 70% dari
ketentuan kelulusan dan kemudian dinyatakan sah
menjadi anggota PERMAHI dengan S.K Ketua DPC

IX. PROSEDUR DAN STANDARDISASI PELATIHAN PIMPINAN ORGANISASI


(PPO)

IX.1.Tujuan
PPO bertujuan :
a) Memberikan pembekalan kepada anggota agar mengerti,
memahami, dan mendalami makna dari suatu
organisasi.
b) Memberikan pembekalan kepada anggota agar
mengetahui bagaimana mengelola suatu organisasi.
c) Memberikan pembekalan kepada anggota bagaimana
hubungan organisasi sengan organisasi lain.
d) Menjawab permasalahan yang umum timbul dalam suatu
organisasi

Materi PPO ;
- 30% Ilmu tentang organisasi, terdiri dari :
1. Pengetahuan tentang PERMAHI
2. Bentuk-bentuk organisasi
3. Manajemen organisasi
4. Manajemen konflik
5. Hubungan antar organisasi
6. Permasalahan dan solusi
7. pelatihan teknik persidangan

- 30% Tentang Leadership, terdiri dari :


3. Ilmu dasar kepemimpinan
4. Permasalahan dan solusi

- 15% Pengetahuan Hukum, terdiri dari :


1. Teknik dasar beracara
2. Teknik dasar mediasi
3. Teknik dasar advokasi

- 15% Teknik Negosiasi :


1. Dasar-dasar negosiasi
2. Permasalahan dan solusi

IX.2. Bentuk Kegiatan


a) Kuliah Umum
b) Simulasi
c) Tugas Kelompok
d) Test tertulis

IX.3. Peserta PPO


a) Anggota PERMAHI cabang yang bersangkutan
b) Anggota cabang PERMAHI lainnya yang diundang

IX.4. Waktu dan Lama Pelaksanaan


PPO dilaksanakan paling lambat enam bulan setelah
dilaksanakannya MAPERCA

X. SANKSI-SANKSI
Penjelasan Umum

Sanksi adalah hukuman yang diberikan oleh organisasi


terhadap anggota yang telah melanggar ketentuan organisasi
dan norma-norma umum yang hidup di dalam masyarakat.

A. Hak Menjatuhkan Sanksi


1. Ketua Umum DPP berhak menjatuhkan sanksi terhadap
Ketua DPC dengan mengeluarkan surat yang
ditandatangani oleh Ketua Umum DPP dan Sekretaris
Jenderal.
2. Ketua DPC berhak menjatuhkan sanksi terhadap anggota
dengan mengeluarkan Surat Keputusan Sanksi kepada
anggota yang ditandatangani oleh Ketua Umum DPC dan
Sekretaris Cabang.
3. Ketua DPC berhak menjatuhkan sanksi terhadap pengurus
dengan mengeluarkan Surat Keputusan sanksi yang
ditandatangani oleh Ketua Umum DPC.

B. Prosedur Sanksi oleh DPP


1. Sebelum menjatuhkan sanksi, DPP mengeluarkan Surat
Peringatan I yang mengingatkan Ketua DPC untuk tunduk
pada peraturan organisasi.
2. Jika dalam waktu satu bulan setelah surat peringatan
I diberikan, Ketua DPC tidak mengindahkan maka DPP
mengeluarkan Surat Peringatan II.
3. Jika satu bulan sejak dikeluarkannya Surat Peringatan
ke II, Ketua DPC tetap tidak mengindahakan, maka DPP
mengeluarkan Surat Sanksi dan/atau pemecatan sebagai
Ketua DPC.
4. Sebelum menjatuhkan sanksi, Ketua DPC berhak
mengajukan pembelaan kepada DPP secara lisan dan/atau
tulisan dalam waktu satu bulan terhitung sejak
diterimanya Surat Peringatan ke II.
5. Prosedur huruf a, b, c, dan d tidak berlaku jika yang
bersangkutan telah melanggar tindak pidana penjara
minimal satu tahun dan telah memiliki kekuatan hukum
tetap.
6. Tindak pidana yang dimaksud bukan dalam rangka
menjalankan tugas sebagai pimpinan cabang.

C. Prosedur Sanksi oleh DPC


1. Sebelum menjatuhkan sanksi kepada anggota, Ketua DPC
mengeluarkan Surat Peringatan I yang mengingatkan
untuk tunduk pada peraturan organisasi.
2. Jika dalam waktu satu bulan setelah Surat Peringatan I
diberikan, yang bersangkutan tidak mengindahkan maka
Ketua DPC mengeluarkan Surat Peringatan ke II.
3. Jika dalam waktu satu bulan sejak dikeluarkannya Surat
Peringatan ke II yang bersangkutan tetap tidak
mengindahkan maka Ketua DPC mengeluarkan Surat Sanksi
dan/atau pemecatan sebagai anggota.
4. Sebelum menjatuhkan sanksi, anggota berhak mengajukan
pembelaan kepada Ketua DPC secara lisan dan/atau
tulisan dalam waktu satu bulan terhitung sejak
diterimanya Surat Peringatan ke II
5. Prosedur huruf a, b, c, dan d tidak berlaku jika yang
bersangkutan telah melanggar tindak pidana yang
diancam dengan hukuman pidana penjara minimal satu
tahun dan telah memiliki kekuatan hukum tetap.

D. Jenis Sanksi
a) Skorsing
1. Skorsing diberikan kepada anggota jika
dipandang tidak mengindahkan Surat
Peringatan ke II dan pembelaannya ditolak,
terhadap perbuatan yang tidak melanggar
AD/ART.
2. Lamanya skorsing diberikan untuk jangka
waktu minimal enam bulan dan maksimal
delapan belas bulan
3. Skorsing diperberat dengan diberhentikan
sebagai pengurus jika dilakukan oleh
pengurus.

b) Pemecatan
Dipecat sebagai anggota jika dipandang tidak
mengindahkan Surat Peringatan ke II dan/atau
pembelaannya ditolak terhadap perbuatan yang
melanggar AD/ART.

c) Larangan, Hak dan Kewajiban Selama Masa Skorsing


1. Selama masa skorsing masih berhak atas
status keanggotaan
2. Selama masa skorsing dilarang mengikuti
seluruh kegiatan organisasi
3. Selam masa skorsing kewajiban anggota
tetap dilaksanakan

XI. ATURAN PERALIHAN


1. Hal-hal lain yang dipandang perlu untuk diatur guna
memberikan jalan keluar bagi suatu permasalaha yang
belum diatur, ditetapkan seperlunya oleh DPP.
2. DPC dapat meminta Fatwa Organisasi kepada DPP,
terhadap suatu permasalahan atau pengertian dalam
AD/ART dan/atau dalam prosedur teknis ini.
3. Fatwa dimaksud berlaku secara mutatis mutandis dan
mengikat seluruh DPC terhadap permasalahan yang sama.
4. Untuk pertama kali pengangkatan anggota di cabang
yang baru aktif dan/atau baru terbentuk dilakukan
oleh DPP.
5. Untuk pertama kali, pelaksanaan KONFERCA dan MAPERCA
berdasarkan Surat Keputusan DPP.
Prosedur Teknis ini berlaku sejak ditetapkan pada KONGRES
NASIONAL PERHIMPUNAN MAHASISWA HUKUM INDONESIA

Ditetapkan di Serang - Banten


Pada Tanggal 22 Mei 2010
Pukul 03:49 w.i.b

PIMPINAN SIDANG TETAP


KONGRES IV PERMAHI

Pimpinan I

(Limbel Seven Preydear Tamba, S.H)

Pimpinan II Pimpinan III

(Kemas Abdul Rachman Muzad,S.H) (Sarsil MR)


DAFTAR SINGKATAN CABANG :
1. Jakarta : JKT
2. Medan : MDN
3. Pekanbaru : PKB
4. Padang : PDG
5. Palembang : PLG
6. Jambi : JMB
7. Lampung : LMP
8. Yogyakarta : YKT
9. Surabaya : SBY
10.Semarang : SMG
11.Purwokerto : PWK
12.Bandung : BDG
13.Bogor : BGR
14.Makassar : MKS
15.Pare-Pare : PAR
16.Bau-Bau : BAU
17.Manado : MDO
18.Lamongan : LMG
19.Malang : MLG
20.Banten : BNT
21.Gorontalo : GTO
22.Kudus : KDS
23.Bali : BLI
24.Tanggerang : TGR
25.Papua : PPA

Anda mungkin juga menyukai