Anda di halaman 1dari 23

Tugas Workshop Tata Naskah Dinas

Program Pelatihan : Workshop Tata Naskah Dinas


Angkatan : XXII
Nama Peserta : Andriyani, S.Pd.
Nomor Daftar Hadir : 03
Lembaga Penyelenggara Pelatihan : BPSDM PEMPROV KALTIM

TUGAS 1
MERANGKUM TATA NASKAH DINAS DI LINGKUNGAN PEMERINTAH
KABUPATEN PASER

PERATURAN BUPATI PASER


NOMOR 52 TAHUN 2019
TENTANG
TATA NASKAH DINAS
DI LINGKUNGAN PEMERINTAH KABUPATEN PASER

TEKNIK PENYUSUNAN NASKAH DINAS


BAB I JENIS DAN FORMAT NASKAH DINAS
A. Naskah Dinas Arahan
Naskah dinas arahan adalah naskah dinas yang memuat kebijakan pokok atau kebijakan
pelaksanaan yang harus dipedomani dan dilaksanakan dalam penyelenggaraan tugas dan
kegiatan setiap lembaga yang berupa produk hukum yang bersifat pengaturan, penetapan
dan penugasan.
1. Naskah Dinas Pengaturan
Naskah dinas yang bersifat pengaturan terdiri dari Peraturan Daerah, Peraturan Bupati,
Peraturan DPRD, Pedoman, Petunjuk Pelaksanaan/ Petunjuk Teknis, Instruksi, Standar
Operasional Prosedur, dan Surat Edaran.
a) Peraturan;
1) Peraturan Daerah;
(a) Pengertian Peraturan Daerah adalah naskah dinas dalam bentuk dan susunan
produk hukum, yang bersifat pengaturan ditetapkan oleh Bupati setelah mendapat
persetujuan bersama Dewan Perwakilan Rakyat Daerah untuk mengatur urusan
otonomi daerah dan tugas pembantuan.
(b) Susunan: (1) Kepala, (2) Pembukaan Kepala Daerah, (3) Isi Peraturan Daerah, (4)
Bagian Akhir Peraturan Daerah (5) Peraturan Daerah Kabupaten Paser dibuat di atas
kertas ukuran folio dengan lambang negara Warna kuning emas
2) Peraturan Bupati;
(a) Pengertian Peraturan Bupati adalah naskah dinas dalam bentuk dan susunan
produk hukum yang bersifat pengaturan ditetapkan oleh Bupati.
(b) Susunan : (1) Kepala, (2) Pembukaan Kepala Bupati, (3) Isi Peraturan Bupati, (4)
Bagian Akhir Peraturan Bupati
3) Peraturan DPRD;
(a) Pengertian Peraturan DPRD adalah naskah dinas dalam bentuk dan susunan
produk hukum bersifat pengaturan yang ditetapkan oleh Pimpinan DPRD.
(b) Susunan : (1) Kepala, (2) Pembukaan Kepala DPRD, (3) Isi Peraturan DPRD, (4)
Bagian Akhir Peraturan DPRD
b) Pedoman;
Pedoman adalah naskah dinas yang memuat acuan yang bersifat umum yang perlu
dijabarkan ke dalam petunjuk operasional/teknis. Pemberlakuan Pedoman dituangkan
dalam bentuk peraturan dan sebagai lampiran peraturan tersebut.
Susunan: 1) Kepala, 2) batang tubuh, 3) Kaki
c) Petunjuk Teknis;
Petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis adalah naskah dinas pengaturan yang memuat
cara pelaksanaan kegiatan, termasuk urutan pelaksanaannya serta wewenang dan
prosedurnya. Susunan: 1) Kepala, 2) batang tubuh, 3) Kaki
d) Instruksi;
Instruksi adalah naskah dinas yang memuat perintah berupa petunjuk/arahan tentang
pelaksanaan suatu kebijakan yang diatur dalam peraturan perundang-undangan.
e) Standar Operasional Prosedur (SOP);
SOP adalah naskah dinas yang memuat serangkaian petunjuk tentang cara dan urutan
kegiatan tertentu. Susunan: 1) Kepala, 2) batang tubuh, 3) Kaki
f) Surat Edaran;
Surat edaran adalah naskah dinas yang memuat pemberitahuan tentang hal tertentu
yang dianggap penting dan mendesak. Kewenangan untuk menetapkan dan
menandatangani surat edaran adalah Bupati dan dapat dilimpahkan kepada pejabat
lain yang ditunjuk sesuai dengan substansi surat edaran. Susunan: 1) Kepala, 2) batang
tubuh, 3) Kaki
2. Naskah Dinas Penetapan (Keputusan);
a) Keputusan Bupati;
b) Keputusan DPRD;
c) Keputusan Pimpinan DPRD;
d) Keputusan Badan Kehormatan DPRD;
e) Keputusan Kepala PERANGKAT DAERAH;
3. Naskah Dinas Penugasan (Surat Perintah/surat Tugas, SP PERANGKAT DAERAH).
B. Naskah Dinas Korespondensi
1. Naskah Dinas Korespondensi Intern
a) Nota Dinas
b) Disposisi
c) Memo
d) Surat Undangan
2. Naskah Dinas Korespondensi Ekstern
a) Undangan Ekstern
b) Kartu
C. Naskah Dinas Khusus
1. Surat Perjanjian
a) Perjanjian dalam negeri
b) Perjanjian internasional
2. Surat Kuasa
3. Berita Acara
4. Surat Keterangan
5. Surat Pengantar
6. Pengumuman
BAB II PEMBUATAN NASKAH DINAS
A. Persyaratan Pembuatan
Setiap naskah dinas harus merupakan intisari dari pemikiran yang ringkas dan jelas sesuai
dengan maksud dan tujuan dibuatnya naskah dinas yang disusun secara sistematis. Dalam
pembuatannya perlu memperhatikan syarat-syarat sebagai berikut:
1. Ketelitan
2. Kejelasan
3. Logis dan singkat
4. Pembakuan
B. Penomoran Naskah Dinas
Penomoran pada naskah dinas merupakan bagian penting dalam proses penciptaan arsip.
Oleh karena itu, susunannya harus dapat memberikan kemudahan penyimpanan,
pengamanan, temu balik, dan penilaian arsip.
1. Penomoran Naskah Dinas Arahan
a. Peraturan, Keputusan,pedoman, petunjuk pelaksanaan/petunjuk teknis, instruksi,
prosedur tetap (Standar Opearsional Prosedur) dan surat edaran.
1) Susunan penomoran naskah dinas yang bersifat pengaturan dan penetapan terdiri
dari tulisan nomor dengan huruf kapital, nomor naskah (nomor urut dalam satu
tahun takwim) tulisan tahun dengan huruf kapital dan tahun terbit.
2) Pedoman dan petunjuk pelaksanaan/ petunjuk teknis merupakan peraturan, yang
penomorannya sama dengan nomor peraturan. Susunan penomoran pedoman dan
petunjuk pelaksanaan/ petunjuk teknis terdiri dari tulisan nomor dengan huruf
kapital, nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim) tulisan tahun dengan
huruf kapital dan tahun terbit.
b. Penomoran Naskah Dinas Arahan yang bersifat penugasan (Surat Perintah).
1) Pemberian nomor Surat Perintah dilakukan oleh petugas centralfile setingkat
Eselon II dan Eselon III tertentu denganmenggunakan Sistem Penomoran Naskah
Dinas Secara Elektronik (Sipanda)/manual.
2) Susunan penomoran surat perintah adalah sebagai berikut: a) Kode klasifikasi; b)
Nomor urut surat perintah; c) Tahun terbit.
2. Penomoran Naskah Dinas Korespondensi
a. Penomoran Nota Dinas
Pemberian nomor dilakukan oleh masing-masing unit kerja Susunan penomoran
adalah sebagai sebagai berikut: Kode klarifikasi arsip, nomor naskah, tahun terbit.
b. Penomoran Surat Undangan Intern
Susunan penomoran surat undangan intern sama dengan penomoran nota dinas.
Penomoran dilakukan oleh masing-masing unit kerja
c. Penomoran Surat Dinas
1) Pemberian nomor dilakukan oleh petugas central file
2) Susunan penomoran surat dinas meliputi:
a) kategori klasifikasi keamanan surat dinas (SR untuk klasifikasi Sangat
Rahasia, R untuk klasifikasi Rahasia, T untuk klasifikasi Terbatas, B untuk
klasifikasi Biasa);
b) kode klasifikasi arsip;
c) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim);
d) unit pengolah
e) bulan
f) tahun
3. Penomoran Naskah Dinas Bentuk Khusus
a. Penomoran naskah kerja sama (Surat Perjanjian)
1) Pemberian nomor Naskah Kerjasama Dalam Negeri dilakukan oleh unit kerja
yang mempunyai fungsi kerjasama dengan menggunakan Sistem Penomoran
Naskah Dinas secara Elektronik (Sipanda);
2) Naskah kerja sama luar negeri tidak diberi nomor;
3) Naskah asli kerjasama dalam negeri yang sudah diberi nomor dan naskah asli
kerja sama luar negeri disimpan di unit kerja yang mempunyai fungsi kerjasama;
4) Untuk kepentingan pelaksanaan kegiatan, dapat disampaikan copy naskah dinas
kerjasama kepada unit kerja terkait yang dilakukan oleh unit kerja yang
mempunyai fungsi kerjasama.
b. Penomoran Surat Kuasa Pemberian nomor surat kuasa dilakukan oleh petugas central
file menggunakan Sistem Penomoran Naskah secara Elektronik (Sipanda)/manual.
c. Penomoran berita acara, Pengumuman dan surat keterangan Pemberian nomor berita
acara, Pengumuman dan Surat Keterangan dilakukan oleh petugas central file
menggunakan Sistem Penomoran Naskah secara Elektronik (Sipanda/manul),
termasuk surat keterangan yang diberikan oleh Pejabat Fungsional dalam pembuatan
makalah.
d. Penomoran surat pengantar Pemberian nomor surat pengantar dilakukan secara
manual oleh unit kerja yang mempunyai fungsi pengawasan.
e. Susunan penomoran naskah dinas bentuk khusus adalah sebagai berikut: 1) kode
klasifikasi arsip 2) nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim) 3) tahun
terbit.
4. Surat Tanda Tamat Pendidikan dan Latihan (STTPL) Pemberian nomor STTPL
dilakukan oleh unit yang mempunyai fungsi Pendidikan dan Latihan.
Susunan penomoran adalah sebagai sebagai berikut: a) Kode klasifikasi arsip b) Nomor
naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim) c) Tahun terbit.
5. Sertifikat
Pemberian nomor sertifikat dilakukan oleh unit kerja sesuai dengan tugas dan fungsinya.
Susunan penomoran adalah sebagai sebagai berikut: a) Kode klasifikasi arsip b) Nomor
naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim) c) Tahun terbit.
6. Piagam Penghargaan
Pemberian nomor Piagam Penghargaan dilakukan oleh unit kerja yang mempunyai
fungsi ketatausahaan Susunan nomor Piagam Penghargaan adalah sebagai berikut: a)
Kode klasifikasi arsip b) Nomor naskah (nomor urut dalam satu tahun takwim) c) Tahun
terbit.
C. Penggunaan Kertas, Amplop, dan Tinta
Kertas, amplop, dan tinta merupakan media/sarana surat-menyurat untuk merekam informasi
dalam komunikasi kedinasan.
1. Penggunaan Kertas
a. Kertas yang digunakan untuk kegiatan dinas adalah HVS minimal 70 gram, antara
lain untuk kegiatan surat-menyurat, penggandaan, dan pelaporan.
b. Pembuatan naskah dinas dari konsep hingga final yang dibubuhi paraf tidak boleh
menggunakan kertas bekas karena naskah dinas dari draf sampai dengan
ditandatangani merupakan satu kesatuan berkas arsip.
c. Naskah dinas yang bernilaiguna sekunder atau permanen, harus menggunakan kertas
dengan standar kertas permanen: 1) Secara umum dalam keadaan baik, bersih dari
kotoran dan bebas dari kerusakan, seperti noda tinta, debu dan tidak ada bekas
kerutan dan lubang. 2) Penggunaan kertas HVS di atas 80 gram atau jenis lain hanya
terbatas untuk jenis naskah dinas yang mempunyai nilai kegunaan tertentu dalam
waktu lama menggunakan kertas dengan tingkat keasaman tertentu.
d. Kertas yang digunakan untuk naskah dinas ukurannya disesuaikan dengan jenis
naskah yang terdiri dari: 1) Naskah dinas arahan menggunakan kertas F4 berukuran
210 x 330 mm; 2) Naskah dinas Korespondensi, Naskah dinas khusus, laporan,
telaaham staf, Sertifikat, STTPL, Piagam Penghargaan menggunakan kertas A4 yang
berukuran 297 x 210 mm ( 8¼ x 11¾ inci); 3) Naskah dinas untuk pidato
menggunakan kertas F4 yang berukuran 165x 215 mm. 4) Kertas berkop hanya
digunakan pada halaman pertama naskah dinas.
2. Amplop
Amplop adalah sarana kelengkapan penyampaian surat, terutama untuk surat keluar.
a. Ukuran amplop yang digunakan untuk pengiriman naskah dinas disesuaikan dengan
jenis, ukuran dan ketebalan naskah dinas yang akan didistribusikan.
b. Warna Amplop naskah dinas menggunakan kertas berwarna putih atau coklat muda.
c. Penulisan Pengirim dan Tujuan Pada amplop harus dicantumkan alamat pengirim dan
alamat tujuan. Alamat pengirim berupa lambang negara/logo lembaga, nama
lembaga/jabatan, serta alamat lembaga, sedangkan alamat tujuan naskah dinas ditulis
lengkap dengan nama jabatan/lembaga dan alamat lembaga.
d. Cara Melipat dan Memasukkan Surat ke dalam Sampul Surat yang siap untuk dikirim
dilipat sesuai ukuran amplop dengan mempertemukan sudut-sudutnya agar
lipatannya lurus dan rapi dengan kepala surat menghadap ke depan ke arah
penerima/pembaca surat. Pada amplop yang mempunyai jendela kertas kaca,
kedudukan alamat tujuan pada kepala surat harus tepat pada jendela amplop.
3. Tinta
Tinta yang digunakan untuk pembuatan naskah dinas berwarna hitam, sedangkan untuk
penandatanganan surat berwarna hitam atau biru tua.
D. Ketentuan Jarak, Spasi, Jenis dan Ukuran Huruf serta Kata Penyambung
1. Naskah Dinas Pengaturan dan Penetapan
a. Jarak antara kop dengan kepala naskah dinas adalah dua spasi;
b. Jarak antara bab dan judul adalah dua spasi;
c. Jika judul lebih dari satu baris, jarak antara baris pertama dan kedua adalah satu spasi;
d. Jarak antara judul dengan sub judul adalah empat spasi;
e. Jarak antara judul/sub judul dan isi/uraian adalah dua spasi;
f. Jarak masing-masing baris disesuaikan dengan keperluan.
2. Naskah Dinas Korespondensi
a. Jarak antara kop dengan kepala naskah dinas adalah dua spasi;
b. Jarak antara bab dan judul adalah dua spasi;
c. Jika judul lebih dari satu baris, jarak antara baris pertama dan kedua adalah satu spasi;
d. Jarak antara judul dengan sub judul adalah empat spasi;
e. Jarak antara judul/sub judul dan isi/uraian adalah dua spasi;
f. Jarak masing-masing baris disesuaikan dengan keperluan.
Jenis dan Ukuran Huruf
1. Jenis huruf yang digunakan pada kop naskah dinas adalah: a. tulisan nama pemerintah
daerah dengan huruf arial 14; b. tulisan nama satuan kerja perangkat daerah dengan huruf
arial 18; c. tulisan alamat dan lainnya dengan huruf arial 12.
2. Jenis huruf yang digunakan untuk naskah dinas pengaturan adalah Bookman Old Style
12.
3. Jenis naskah dinas lainnya menggunakan huruf Arial 12.
Kata penyambung adalah kata yang digunakan sebagai tanda bahwa teks masih berlanjut
pada halaman berikutnya jika naskah lebih dari satu halaman). Kata penyambung ditulis
pada akhir setiap halaman pada baris terakhir teks di sudut kanan bawah halaman dengan
urutan kata penyambung dan tiga buah titik. Kata penyambung itu diambil persis sama
dari kata pertama halaman berikutnya. Jika kata pertama dari halaman berikutnya
menunjuk pasal atau diberi garis bawah atau dicetak miring, kata penyambung juga harus
dituliskan sama. Kata penyambung tidak digunakan untuk pergantian bagian.
E. Penentuan Batas/ Ruang Tepi
Demi keserasian dan kerapian (estetika) dalam penyusunan naskah dinas, diatur supaya
tidak seluruh permukaan kertas digunakan secara penuh. Oleh karena itu, perlu ditetapkan
batas antara tepi kertas dan naskah, baik pada tepi atas, kanan, bawah, maupun pada tepi
kiri sehingga terdapat ruang yang dibiarkan kosong. Penentuan ruang tepi dilakukan
berdasarkan ukuran yang terdapat pada peralatan yang digunakan untuk membuat naskah
dinas, yaitu:
1. ruang tepi atas: apabila menggunakan kop naskah dinas, 2 spasi dibawah kop, dan apabila
tanpa kop naskah dinas, sekurang-kurangnya 2 cm dari tepi atas kertas;
2. ruang tepi bawah: sekurang-kurangnya 2,5 cm dari tepi bawah kertas;
3. ruang tepi kiri: sekurang-kurangnya 3 cm dari tepi kiri kertas; dan 4. ruang tepi kanan:
sekurang-kurangnya 2 cm dari tepi kanan kertas.
F. Nomor Halaman
Nomor halaman naskah dinas ditulis dengan menggunakan nomor urut angka Arab (1, 2, 3,
dst…) dan dicantumkan secara simetris di tengah atas dengan membubuhkan tanda hubung
(-) sebelum dan setelah nomor, kecuali halaman pertama naskah dinas yang menggunakan
kop naskah dinas tidak perlu mencantumkan nomor halaman.
G. Tembusan
Tembusan surat dicantumkan di sebelah kiri bawah, yang menunjukan bahwa pihak tersebut
perlu mengetahui isi surat tersebut.Penulisan tembusan berada dalam garis vertikal dengan
sisi kiri kepala surat dan satu spasi di bawah NIP penandatanganan serta nama pejabat yang
harus dituju hanya cukup tulisan “Tembusan:” tanpa mencantumkan kata “Yth” atau
“Disampaikan Kepada Yth”. Jika yang dituju hanya satu maka tidak perlu menggunakan
nomor urut.Tidak perlu ditulis “sebagai laporan”, “arsip/pertinggal”.
H. Lampiran
Jika naskah memiliki beberapa lampiran, setiap lampiran harus diberi nomor urut dengan
angka Arab( 1, 2, 3, dst…) dan dicantumkan secara simetris di tengah atas dengan
membubuhkan tanda hubung (-) sebelum dan setelah nomor, kecuali halaman pertama
lampiran tidak perlu mencantumkan nomor halaman.
I. Pengaturan Paraf Naskah Dinas dan Penggunaan Cap
1. Pembubuhan Paraf Secara Hierarkhis.
a) Naskah dinas sebelum ditandatangani oleh pejabat yang berwenang konsepnya harus
diparaf terlebih dahulu minimal oleh dua pejabat pada dua jenjang jabatan struktural
dibawahnya;
b) Naskah dinas yang konsepnya dibuat oleh pejabat yang akan menandatangani naskah
dinas tersebut tidak memerlukan paraf;
c) Naskah dinas yang konsepnya terdiri dari beberapa lembar, harus diparaf terlebih
dahulu pada setiap lembar naskah dinas oleh pejabat yang menandatangani dan pejabat
pada dua jenjang jabatan struktural di kanan bawah; dan
d) Letak pembubuhan paraf diatur sebagai berikut:
1) Untuk paraf pejabat yang berada satu tingkat di bawah pejabat penandatangan
naskah dinas berada di sebelah kanan/setelah nama jabatan penandatangan;
2) Untuk paraf pejabat yang berada dua tingkat di bawah pejabat penandatangan naskah
dinas berada di sebelah kiri/sebelum nama jabatan penandatangan; dan
3) Untuk paraf pejabat yang berada tiga tingkat disebelah paraf pejabat yang di atasnya.
2. Pembubuhan Paraf Koordinasi.
Naskah dinas yang materinya saling berkaitan dan memerlukan koordinasi antar unit kerja
maka pejabat yang berwenang dari unit terkait ikut serta membubuhkan paraf pada kolom
paraf koordinasi.
J. Penggunaan Lambang Negara/ Lambang Daerah
1. Penggunaan Lambang Negara Ketentuan penggunaan Lambang Negara untuk Tata
Naskah Dinas adalah sebagai berikut.
a. Lambang negara digunakan dalam Tata Naskah Dinas sebagai tanda pengenal atau
identifikasi yang bersifat tetap dan resmi.
b. Lambang negara digunakan pada naskah dinas yang ditandatangani oleh Bupati atau
pejabat yang bertindak atas nama Bupati.
c. Lambang negara berwarna kuning emas dan ditempatkan pada bagian atas kepala surat
secara simetris pada naskah dinas.
2. Penggunaan Lambang Daerah
a. Lambang Daerah adalah tanda pengenal atau identitas berupa simbol atau huruf yang
digunakan dalam Tata Naskah Dinas sebagai identitas Pemerintah Daerah agar publik
lebih mudah mengenalnya.
b. Lambang Daerah digunakan oleh pejabat berwenang sesuai dengan tugas, wewenang
dan tanggungjawabnya sampai dengan eselon II.

c. Lambang Daerahditempatkan di sebelah kiri atas pada kop naskah dinas.


3. Penggunaan Lambang Negara dan Lambang Daerah dalam Kerja Sama
a. Dalam kerjasama yang dilakukan antarpemerintah (G to G), menggunakan map naskah
dinas dengan lambang negara.
b. Tata letak Lambang Daerah dalam perjanjian kerja sama sektoral di dalam negeri,
Lambang Daerah yang dimiliki lembaga masing-masing dicantumkan pada bagian atas
map naskah perjanjian
4. Penggunaan kop naskah dinas Kop naskah dinas dilingkungan Pemerintah Kabupaten
Paser terdiri atas Kop naskah dinas jabatan dan kop naskah dinas Perangkat Daerah.
a. Kop naskah dinas jabatan untuk Bupati/Wakil Bupati menggunakan lambang negara
berwarna kuning emas dan ditempatkan dibagian tengah atas untuk naskah dinas dalam
bentuk dan susunan produk hukum dan kerjasama.
b. Kop naskah dinas perangkat daerah menggunakan lambang daerah di bagian kiri atas,
memuat sebutan Pemerintah Kabupaten Paser, nama satuan kerja perangkat daerah,
alamat, kode pos, nomor telepon, nomor faksimile, website, dan e-mail.
c. Kop naskah dinas kecamatanmenggunakan lambang daerah di bagian kiri atas, memuat
sebutan Pemerintah Kabupaten Paser nama kecamatan, alamat, kode pos, nomor
telepon, nomor faksimile, website, dan e-mail.
d. Kop naskah dinas kelurahan menggunakan lambang daerah di bagian kiri atas, memuat
sebutan Pemerintah Kabupaten Paser, nama kecamatan, kelurahan, alamat, kode pos,
nomor telepon, nomor faksimile, website dan e-mail.
e. Kop naskah dinas UPTDmenggunakan lambang daerah di bagian kiri atas, memuat
sebutan Pemerintah Kabupaten Paser, nama PD, nama UPTD, alamat, kode pos, nomor
telepon, nomor faksimile, website dan email.
5. Penggunaan Cap/Stempel Lembaga
a. Cap Lambang Negara
1) Cap/Stempel Lambang Negara untuk naskah dinas yang ditandatangani oleh Bupati
atau atas nama Bupati. Cap/stempel Lambang Negara berwarna ungu dan
dibubuhkan pada naskah dinas pengaturan, naskah dinas penetapan, naskah dinas
korespondensi ekstern, naskah dinas bentuk khusus dan sertifikat. Unit kerja yang
berwenang untuk membubuhkan Cap/Stempel Lambang Negara adalah unit kerja
yang mempunyai fungsi ketatausahaan
2) Cap/Stempel Lambang Negara dalam bentuk Emboss/timbul yang digunakan pada
STTPL fungsional dan piagam penghargaan. Pembubuhan Cap/Stempel Lambang
Negara untuk STTPL dilakukan oleh unit kerja yang mempunyai fungsi Pendidikan
dan Latihan.Sedangkan untuk piagam penghargaan dilakukan oleh unit kerja yang
mempunyai fungsi ketatausahaan.
b. Cap/ Stempel logo PD
1) Cap/Stempel Logo PD untuk naskah dinas yang ditandatangani oleh Kepala PD atau
oleh pejabat selain atas nama Kepala PD.
2) Cap/Stempel Logo PD kecil
Cap/Stempel Logo PD kecil digunakan pada berkas administrasi keuangan.
Pembubuhan Cap/Stempel logo PD dilakukan oleh unit yang
melaksanakan/mempunyai fungsi keuangan
K. Perubahan, Pencabutan, Pembatalan, dan Ralat Naskah Dinas
Perubahan, pencabutan, pembatalan, serta ralat naskah dinas dapat dilakukan dengan syarat
harus jelas menunjukkan naskah dinas atau bagian mana dari naskah dinas tersebut yang
diadakan perubahan, pencabutan, pembatalan, dan/atau ralat.
1. Pengertian
a. Perubahan adalah mengubah bagian tertentu dari naskah dinas yang dinyatakan
dengan lembar perubahan.
b. Pencabutan adalah mencabut naskah dinas tertentu karena bertentangan atau tidak
sesuai lagi dengan peraturan perundangundangan yang lebih tinggi, khusus, atau
naskah dinas yang baru ditetapkan.
c. Pembatalan adalah menyatakan bahwa seluruh materi naskah dinas tidak diberlakukan
lagi melalui suatu pernyataan pembatalan dalam naskah dinas yang baru.
d. Ralat adalah perbaikan yang dilakukan terhadap sebagian materi naskah dinas melalui
pernyataan ralat dalam naskah dinas yang baru.
2. Tata Cara Perubahan, Pencabutan, Pembatalan, dan Ralat
a. Naskah dinas yang bersifat mengatur, apabila diubah, dicabut, atau dibatalkan, harus
diubah, dicabut, atau dibatalkan dengan naskah dinas yang setingkat atau lebih tinggi.
Peraturan Bupati harus diubah, dicabut, atau dibatalkan dengan Peraturan Bupati.
b. Pejabat yang berhak menentukan perubahan, pencabutan, dan pembatalan adalah
pejabat yang menandatangani naskah dinas tersebut atau oleh pejabat yang lebih tinggi
kedudukannya.
c. Ralat yang bersifat kekeliruan kecil, seperti salah ketik, dilaksanakan oleh pejabat
yang menandatangani naskah dinas.
BAB III PEMBUATAN NASKAH DINAS
A. Penggunaan Garis Kewenangan
Bupati Paserbertanggung jawab atas segala kegiatan yang dilakukan di dalam lingkungan
Pemerintah Kabupaten Paser dan Kepala Perangkat Daerah bertanggung jawab dalam
lingkungan Perangkat Daerah nya. Tanggung jawab tersebut tidak dapat dilimpahkan atau
diserahkan kepada seseorang yang bukan pejabat berwenang. Garis kewenangan digunakan
jika surat dinas ditandatangani oleh pejabat yang mendapat pelimpahan dari pejabat yang
berwenang.
B. Penandatanganan
Penandatanganansuratdinas yang menggunakan garis kewenangan dapat dilaksanakan dengan
menggunakan empat cara.
1. Atas nama (a.n.)
Atas nama yang disingkat a.n. digunakan jika pejabat yang menandatangani naskah dinas
telah diberi kuasa oleh pejabat yang bertanggung jawab, berdasarkan bidang tugas dan
tanggung jawab pejabat yang bersangkutan. Tanggung jawab tetap berada pada pejabat
yang melimpahkan wewenang dan pejabat yang menerima pelimpahan wewenang harus
mempertanggungjawabkan kepada pejabat yang melimpahkan wewenang.
2. Untuk Beliau (u.b.)
Untuk beliau yang disingkat u.b. digunakan jika yang diberikan kuasa memberikan kuasa
lagi kepada pejabat satu tingkat di bawahnya, sehingga untuk beliau (u.b.) digunakan
setelah atas nama (a.n.). Pelimpahan wewenang ini mengikuti urutan sampai dua tingkat
struktural di bawahnya. Tanggung jawab tetap berada pada pejabat yang melimpahkan
wewenang dan pejabat yang menerima pelimpahan wewenang harus
mempertanggungjawabkan kepada pejabat yang melimpahkan wewenang.
3. Pelaksana Tugas (Plt.)
4. Pelaksana Harian (Plh.)
C. Pengaturan Paraf pada Naskah Dinas
1. Pembubuhan Paraf Secara Hierarkhis.
a. Naskah dinas sebelum ditandatangani oleh pejabat yang berwenang konsepnya harus
diparaf terlebih dahulu minimal oleh dua pejabat pada dua jenjang jabatan struktural
dibawahnya;
b. Naskah dinas yang konsepnya dibuat oleh pejabat yang akan menandatangani naskah
dinas tersebut tidak memerlukan paraf;
c. Naskah dinas yang konsepnya terdiri dari beberapa lembar, harus diparaf terlebih
dahulu pada setiap lembar naskah dinas oleh pejabat yang menandatangani dan
pejabat pada dua jenjang jabatan struktural di kanan bawah
2. Pembubuhan Paraf Koordinasi.
Naskah dinas yang materinya saling berkaitan dan memerlukan koordinasi antar unit
kerja maka pejabat yang berwenang dari unit terkait ikut serta membubuhkan paraf pada
kolom paraf koordinasi.
3. Penulisan Nama Pejabat yang berwenang menandatangani Naskah DInas.
a. Penulisan Nama Bupati, Nama Wakil Bupati pada Naskah Dinas dalam bentuk produk
hukum tidak menggunakan gelar.
b. Penulisan Nama Bupati, Nama Wakil Bupati pada Naskah Dinas dalam bentuk surat
dapat menggunakan gelar.
c. Nama Pejabat yang menduduki Jabatan Struktural dan Fungsional menggunakan
Gelar dan NIP.
D. Kewenangan Penandatanganan
Kewenangan penandatangan naskah dinas adalah hak dan kewajiban yang ada pejabat untuk
menandatangani naskah dinas sesuai dengan tugas dan tanggung jawab kedinasan yang
melekat pada jabatannya. Kewenangan penandatangan naskah dinas di lingkungan
Pemerintah Kabupaten Paser adalah sebagaimana format berikut:
1. Bupati
Bupati menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan produk hukum, yang
terdiri atas:
a. peraturan daerah;
b. peraturan bupati;
c. peraturan bersama bupati; dan
d. keputusan bupati.
Bupati menandatangani naskah dinasdalam bentuk dan susunan surat terdiri atas: a.
instruksi; b. surat edaran; c. surat biasa; d. surat keterangan; e. surat perintah; f. surat izin;
g. surat perjanjian; h. surat tugas; i. surat kuasa; j. surat undangan; k. surat keterangan
melaksanakan tugas; l. surat panggilan; m. nota dinas; n. lembar disposisi; o.
pengumuman; p. laporan; q. rekomendasi; r. telegram; s. berita acara; t. memo; u.
piagam; v. sertifikat; dan w. STTPL.
2. Wakil Bupati
wakil Bupati menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat terdiri atas:
a. surat biasa; b. surat keterangan; c. surat perintah; d. surat izin; e. Surat…- 180 - e. surat
tugas; f. surat keterangan melaksanakan tugas; g. nota dinas; h. lembar disposisi; i. telaah
staf; j. laporan; k. rekomendasi; dan l. memo.
3. Sekretaris Daerah
Sekretaris Daerah menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat terdiri
atas: a. surat biasa; b. surat keterangan; c. surat perintah; d. surat izin; e. surat perjanjian;
f. surat tugas; g. surat perintah perjalanan dinas; h. surat kuasa; i. surat undangan; j. surat
keterangan melaksanakan tugas; k. surat panggilan; l. nota dinas; m. nota pengajuan
konsep naskah dinas; n. lembar disposisi; o. telaah staf; p. pengumuman; q. laporan; r.
rekomendasi; s. surat pengantar; t. lembaran daerah; u. berita daerah; v. berita acara; w.
notula; x. memo; y. daftar hadir; dan z. sertifikat.
4. Asisten
Asisten menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat terdiri atas: a. nota
dinas; b. nota pengajuan konsep naskah dinas; c. lembar disposisi; d. telaah staf; e.
laporan; f. surat pengantar; g. notula; dan h. memo.
5. Staf Ahli Bupati
Staf Ahli Bupati menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat terdiri
atas: a. nota pengajuan konsep naskah dinas; b. telaah staf; dan c. laporan.
6. Kepala PD
Menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat terdiri atas: a.surat biasa;
b. surat keterangan c. surat perintah d. surat izin e. surat perjanjian f. surat tugas g. surat
perintah perjalanan dinas h. surat kuasa i. surat undangan j. surat keterangan
melaksanakan tugas k. surat panggilan l. nota dinas m. nota pengajuan konsep naskah
dinas n. lembar disposisi.
7. Sekretaris DPRD
Sekretaris DPRD menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat terdiri
atas: a. surat biasa; b. surat keterangan; c. surat perintah; d. surat izin; e. surat perjanjian;
f. surat tugas; g. surat perintah perjalanan dinas; h. surat kuasa; i. surat undangan; j. surat
keterangan melaksanakan tugas; k. surat panggilan; l. nota dinas; m. nota pengajuan
konsep naskah dinas; n. lembar disposisi; o. telaah staf; p. pengumuman; q. laporan; r.
rekomendasi; s. berita acara; t. memo; dan u. daftar hadir.
8. Kepala UPT
Kepala UPT dinas/badan menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat
terdiri atas: a. surat biasa; b. surat perintah; c. surat perjanjian; d. surat tugas; e. surat
perintah perjalanan dinas; f. surat kuasa; g. surat undangan; h. surat keterangan
melaksanakan tugas; i. surat panggilan; j. nota dinas; k. nota pengajuan konsep naskah
dinas; l. lembar disposisi; m. telaah staf; n. pengumuman; o. laporan; p. rekomendasi; q.
berita acara; r. memo; dan s. daftar hadir.
9. Sekretaris PD
Sekretaris PD menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat terdiri atas:
a. surat biasa; b. surat keterangan; c. surat perintah; d. surat kuasa; e. surat undangan; f.
nota dinas; g. nota pengajuan konsep naskah dinas; h. lembar disposisi; i. telaah staf; j.
laporan; k. memo; dan l. daftar hadir.
10. Camat
Camat menandatangani naskah dalam bentuk dan susunan terdiri atas: a. surat biasa; b.
surat keterangan; c. surat perintah; d. surat izin; e. surat perjanjian; f. surat tugas; g.
surat perintah perjalanan dinas; h. surat kuasa; i. surat undangan; j. surat keterangan
melaksanakan tugas; k. surat panggilan; l. nota dinas; m. nota pengajuan konsep naskah
dinas; n. lembar disposisi; o. telaah staf; p. pengumuman; q. laporan; r. rekomendasi; s.
berita acara; t. memo; dan u. daftar hadir.
11. Kepala Bagian/ Bidang
Kepala bagian, kepala bidang menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan
surat terdiri atas: a. surat perintah; b. nota dinas; c. nota pengajuan konsep naskah dinas;
d. lembar disposisi; e. telaah staf; f. laporan; dan g. daftar hadir.
12. Lurah
Lurah menandatangani naskah dinas dalam bentuk dan susunan surat terdiri atas: a.
surat biasa; b. surat keterangan; c.surat perintah; d. surat izin; surat perjanjian; f. surat
tugas; g. surat perintah perjalanan dinas; h. surat kuasa; i. surat undangan; j. surat
keterangan melaksanakan tugas; k.surat panggilan; l. nota dinas; m. nota pengajuan
konsep naskah dinas; n. lembar disposisi; o. telaah staf; p. pengumuman; q. laporan; r.
rekomendasi; s.berita daerah; t. berita acara; u. memo; dan v.daftar hadir.
13. Kepala Subbaguan/seksi
Kepala subbagian, kepala subbidang, kepala seksi menandatangani naskah dinas dalam
bentuk dan susunan surat terdiri atas: a. nota dinas; b. nota pengajuan konsep naskah
dinas; c. telaah staf; dan d. laporan.
BAB IV PENGAMANAN NASKAH DINAS
A. Penentuan Kategori Klasifikasi, Keamanan, dan Akses Naskah Dinas
Kategori klasifikasi keamanan untuk naskah dinas, terdiri dari:
1. Sangat rahasia adalah naskah dinas yang apabila fisik dan informasinya diketahui oleh
pihak yang tidak berhak dapat membahayakan kedaulatan negara, keutuhan wilayah
Negara Kesatuan Republik Indonesia dan keselamatan negara;
2. adalah naskah dinas yang apabila fisik dan informasinya diketahui oleh pihak yang tidak
berhak dapat mengakibatkan terganggunya fungsi penyelenggaraan negara, sumber daya
nasional, ketertiban umum, termasuk terhadap ekonomi makro. Apabila informasi yang
terdapat dalam naskah dinas bersifat sensitive, baik bagi lembaga maupun perseorangan
akan menimbulkan kerugian yang serius terhadap privacy, keuntungan kompetitif,
hilangnya kepercayaan,serta merusak kemitraan dan reputasi;
3. Terbatas adalah naskah dinas yang apabila fisik dan informasinya diketahui oleh pihak
yang tidak berhak dapat mengakibatkan terganggunya pelaksanaan fungsi dan tugas
lembaga, seperti kerugian finansial yang signifikan; dan
4. Biasa/Terbuka adalah naskah dinas yang apabila fisik dan informasinya dibuka untuk
umum tidak membawa dampak apapun terhadap keamanan negara. Penentuan keempat
tingkat klasifikasi keamanan tersebutdisesuaikan dengan kepentingan dan substansi
naskah dinas.
Hak akses naskah dinas:
1. Naskah dinas berklasifikasi Sangat Rahasia, Rahasia, dan Terbatas, hak akses diberikan
kepada Bupati dan yang setingkat dibawahnya apabila sudah diberikan izin, pengawas
internal/eksternal dan penegak hukum; dan
2. Naskah dinas berklasifikasi Biasa/Terbuka, hak akses diberikan kepada semua tingkat
pejabat dan staf yang berkepentingan.
B. Perlakuan Terhadap Naskah Dinas Berdasarkan Klasifikasi Keamanan, dan Akses
1. Pemberian Kode Derajat Klasifikasi Keamanan dan Akses
2. Pemberian Nomor Seri Pengaman dan Security Printing
3. Pembuatan dan Pengawasan Naskah Dinas yang Bersifat Rahasia Pembuatan dan
pengawasan nomor seri pengaman serta pencetakan pengamanan naskah dinas dilakukan
oleh unit kerja yang secara fungsional mempunyai tugas dan fungsi berkaitan dengan
ketatausahaan. Pembuatan nomor seri pengaman dan pencetakan pengamanan
dikoordinasikan dengan lembaga teknis terkait.
4. Untuk penomoran surat yang membutuhkan pengamanan tinggi, diperlukan penulisan
kode khusus yang tidak mudah untuk diingat.
BAB V PENGENDALIAN NASKAH DINAS
A. Naskah Dinas Masuk
1. Naskah dinas masuk adalah semua naskah dinas yang diterima dariorang/lembaga lain.
Prinsip penanganan naskah dinas masuk:
a. Penerimaan naskah dinas masuk dipusatkan di unit kearsipan atau unit lain yang
menyelenggarakan fungsi kesekretariatan.
b. Penerimaan naskah dinas dianggap sah apabila diterima oleh petugas atau pihak yang
berhak menerima di unit kearsipan.
c. Naskah dinas masuk yang disampaikan langsung kepada pejabat atau staf unit
pengolah harus diregistrasikan di unit kearsipan.
2. Pengendalian naskah dinas masuk dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut :
a. Penerimaan Naskah dinas masuk yang diterima dalam sampul tertutup
dikelompokkan berdasarkan kategori klasifikasi keamanan : Sangat Rahasia (SR),
Rahasia (R), Terbatas (T), Biasa (B).
b. Pencatatan
c. Pengarahan 1) Pengarahan naskah dinas masuk dengan kategori Sangat Rahasia,
Rahasia dan Terbatas disampaikan langsung kepada unit pengolah yang dituju. 2)
Pengarahan naskah dinas masuk dengan kategori Biasa/Terbuka dilakukan dengan
membuka, membaca dan memahami keseluruhan isi dan maksud naskah dinas untuk
mengetahui unit pengolah yang akan menindaklanjuti naskah dinas tersebut.
d. Penyampaian 1) Naskah dinas masuk disampaikan kepada unit pengolah sesuai
dengan arahan dengan bukti penyampaian naskah dinas. 2) Bukti penyampaian naskah
dinas masuk memuat informasi tentang : a) Nomor urut pencatatan. b) Tanggal dan
nomor naskah dinas. c) Asal naskah dinas. d) Isi ringkas naskah dinas. e) Unit kerja
yang dituju. f) Waktu penerimaan. g) Tandatangan dan nama penerima di unit
pengolah. 3) Bentuk bukti penyampaian naskah dinas dapat berupa : a) Buku ekspedisi
b) Lembar tanda terima penyampaian
B. Naskah Dinas Keluar
1. Naskah dinas keluar adalah semua naskah dinas yang dikirim ke orang/lembaga lain.
Prinsip pengendalian naskah dinas keluar :
a. Pengiriman naskah dinas keluar dipusatkan dan diregistrasi di unit kearsipan atau unit
lain yang menyelenggarakan fungsi kesekretariatan, termasuk naskah dinas yang
dikirimkan langsung oleh pejabat atau staf unit pengolah.
b. Sebelum diregistrasi harus dilakukan pemeriksaan terhadap kelengkapan naskah
dinas, meliputi : 1) Nomor naskah dinas 2) Cap dinas 3) Tanda tangan 4) Alamat yang
dituju 5) Lampiran (jika ada).
2. Pengendalian naskah dinas keluar dilaksanakan melalui tahapan sebagai berikut :
a. Pencatatan 1) Naskah dinas keluar yang dikirim harus diregistrasi pada sarana
pengendalian naskah dinas keluar. 2) Pengendalian naskah dinas keluar dilakukan
dengan registrasi naskah dinas pada sarana pengendalian naskah dinas keluar.
Informasi sarana pengendalian naskah dinaas keluar meliputi : a) Nomor urut. b)
Tanggal pengiriman. c) Tanggal dan nomor naskah dinas. d) Tujuan naskah dinas.
e) Isi ringkas naskah dinas. f) Keterangan. 3) Sarana pengendalian naskah dinas
keluar antara lain dapat berupa : a) Buku agenda naskah dinas keluar. b) Kartu
kendali. c) Takah. d) Agenda elektronik
b. Penggandaan 1) Penggandaan naskah dinas adalah kegiatan memperbanyak naskah
dinas dengan sarana reproduksi yang tersedia sesuai dengan kebutuhan. 2)
Penggandaan naskah dinas dilakukan setelah naskah dinas keluar ditandatangani
oleh pejabat yang berhak. 3) Penggandaan naskah dinas keluar yang kategori
klasifikasi keamanannya Sangat Rahasia, Rahasia dan Terbatas harus diawasi secara
ketat.
c. Pengiriman 1) Naskah Dinas keluar yang akan dikirimkan oleh unit pengolah
dimasukkan ke dalam amplop dengan mencantumkan alamat lengkap dan nomor
naskah dinas sesuai dengan kategori klasifikasi keamanan Sangat Rahasia (SR),
Rahasia (R), Terbatas (T), dan Biasa/Terbuka (B). 2) Khusus untuk naskah dinas
dengan kategori klasifikasi keamanan Sangat Rahasia (SR), Rahasia(R) dan
Terbatas (T) dimasukkan ke dalam amplop kedua dengan hanya mencantumkan
alamat yang dituju dan pembubuhan cap dinas. Untuk mempercepat proses tindak
lanjut naskah dinas dapat dikirimkan secara khusus dengan menambahkan tanda
“u.p.” (untuk perhatian), diikuti nama jabatan yang menindaklanjuti di bawah nama
jabatan yang dituju.
d. Penyimpanan 1) Kegiatan pengelolaan naskah dinas keluar harus didokumentasikan
oleh unit pengolah dan unit kerja kearsipan berupa sarana pengendalian naskah dinas
dan pertinggal naskah dinas keluar. 2) Pertinggal naskah dinas keluar yang disimpan
merupakan naskah dinas asli yang diparaf oleh pejabat sesuai dengan jenjang
kewenangannya. 3) Penyimpanan petinggal naskah dinas keluar diberkaskan
menjadi satu kesatuan dengan naskah dinas masuk yang memiliki informasi atau
subyek yang sama.
TUGAS 2
CONTOH SURAT UNDANGAN

PEMERINTAH KABUPATEN PASER


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 4 LONG KALI
Alamat: Jalan Abdurrahman RT.01 Muara Lambakan Kec.Long Kali Kab.Paser Kode Pos 76283

Nomor : 421.3/019/SMPN4-LK/IV/2021 Long Kali, 15 April


2021
Lampiran : -
Perihal : Rapat Wali Murid

Kepada
Bapak/ Ibu/ Orang Tua/ Wali Murid Kelas VII
Di
Tempat

Assalamu’alaikum Wr.Wb
Dengan ini, Kepala SMP Negeri 4 Long Kali mengundang Bapak/ Ibu/ Orang Tua/ Wali Murid
siswa kelas VII untuk menghadiri rapat bagi siswa baru. Dengan tujuan untuk
mensosialisasikan kegiatan sekolah serta pemberitahuan tentang peraturan-peraturan
sekolah. Rapat ini dilaksanakan pada:

Hari/ Tanggal : 19 April 2021


Waktu : 09.00 - Selesai
Tempat : Aula SMP Negeri 4 Long Kali

Diharapkan kehadiran Bapak/ Ibu/ Orang Tua/ Wali Murid siswa kelas VII. Demikian surat
pemberitahuan ini kami sampaikan, atas perhatian dan kehadirannya kami mengucapkan
terima kasih.
Wassalamu’alaikum Wr.Wb

Kepala Sekolah,

Adiansyah, S.Pd
NIP. 198011092005021001
TUGAS 3 CONTOH SURAT PERINTAH TUGAS

PEMERINTAH KABUPATEN PASER


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 4 LONG KALI
Alamat: Jalan Abdurrahman RT.01 Muara Lambakan Kec.Long Kali Kab.Paser Kode Pos 76283

SURAT TUGAS
Nomor : 421.3/039/SMPN4-LK/IV/2021

Sehubungan dengan surat dari Lembaga Penjaminan Mutu Pendidikan Kalimantan Timur
No: 0624/C7.52/TU/2021 tentang Undangan Kegiatan Sosialisasi SPMI dan Pelaporan BOS Secara
Daring Angkatan IV mulai tanggal 23 Juli 2021 – 25 Juli 2021 maka saya yang bertanda tangan di
bawah ini :
Nama : ADIANSYAH, S.Pd.
NIP : 19801109 200502 1 001
Pangkat/Gol : Penata/IIIc
Jabatan : Kepala SMP Negeri 4 Long Kali
Dengan ini menugaskan kepada:
Nama : ANDRIYANI, S.Pd.
NIP : 19930125 202012 2 021
Tempat Tanggal Lahir : Paser, 25 Januari 1993
Pangkat/Gol : Penata Muda/IIIa
Jabatan : Guru Matematika
Unit Kerja : SMP Negeri 4 Long Kali

Untuk memenuhi undangan tersebut.


Demikian surat tugas ini dibuat dan diberikan kepada yang bersangkutan untuk dapat
dipergunakan sebagaimana mestinya.

Long Kali, 20 Juli 2021


Kepala Sekolah

Adiansyah, S.Pd
NIP. 19801109 200502 1 001
TUGAS 4 CONTOH TELAAHAN STAF

PEMERINTAH KABUPATEN PASER


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 4 LONG KALI
Alamat: Jalan Abdurrahman RT.01 Muara Lambakan Kec.Long Kali Kab.Paser Kode Pos 76283

Telaahan Staf

Kepada : Kepala SMPN 4 Long Kali


Dari : Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan
Tanggal : 15-Apr-21
Nomor : 090/015/TS/SMPN4LK/IV/2021
Lampiran :
Hal : Permohonan Surat Perintah Tugas dan SPPD
dalam rangka Konsultasi dan Koordinasi Keuangan
ke Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

I Persoalan
Perlunya Konsultasi dan Koordinasi Keuangan berkaitan dengan SPJ dan
pelaporan BOS 2021

II Pra Anggapan
SPJ dan Pelaporan BOS 2021 harus sesuai dengan petunjuk teknis keuangan dan
juknis BOS

III Fakta-fakta yang mempengaruhi


Permendikbud No 8 Tahun 2020

IV Analisis
Sesuai arahan Kasubag Keuangan dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan

V Kesimpulan
Tersusunnya pelaporan SPJ BOS Reguler 2021 sesuai hasil konsultasi

Personil yang kami usulkan untuk melaksanakan tugas tersebut

1. Nama : Andriyani S.Pd


NIP : 19930125 202012 2 021
Pangkat/Golongan : Penata Muda / IIIa
Jabatan : Bendahara

2. Nama : -
NIP : -
Pangkat/Golongan : -
Jabatan : -

VI Saran
……………………………………………………………………………………………….

Pejabat Pelaksana Teknis Kegiatan

Adiansyah, S.Pd
NIP. 19801109 200502 1 001
TUGAS 5 CONTOH NOTA DINAS

PEMERINTAH KABUPATEN PASER


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
SMP NEGERI 4 LONG KALI
Alamat: Jalan Abdurrahman RT.01 Muara Lambakan Kec.Long Kali Kab.Paser Kode Pos 76283

NOTA DINAS

Kepada Yth. :
Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kota Dumai c/q. Kepala Sub. Bagian Tata
Usaha

Dari :
Kepala SMP Negeri 4 Long Kali
Tanggal : 15 April 2021
Nomor : 425/008/DISDIKBUD-SMP/000
Sifat : Penting
Lampiran : -
Hal : Permohonan 1 Unit Power Suplay (PC Komputer)

Untuk kelancaran dalam melakukan pekerjaan surat menyurat dan pekerjaan penting
lainnya khususnya di bidang Pendidikan SMP Negeri 4 Long Kali di perlukan 1 Unit
Power Suplay untuk perbaikan komputer.

Sehubungan dengan hal tersebut kami mengharapkan agar dapat kiranya melengkapi
kebutuhan perangkat yang dimaksud.

Demikian kami sampaikan, atas perhatian dan kerjasamanya diucapkan terimakasih.

Kepala
SMP Negeri 4 Long Kali,

Adiansyah, S.Pd
NIP.19801109 200502 1 001

Anda mungkin juga menyukai