Anda di halaman 1dari 35

Pembelajaran Berbasis

Kurikulum 2013 Revisi 2018

MODUL PEMBELAJARAN
BAHASA INDONESIA TERBIT MINGGU KE-2 BULAN AGUSTUS 2020
*DIPERSIAPKAN UNTUK MENGHADAPI NEW NORMAL

Untuk Sekolah Menengah Kejuruan


Bidang Keahlian Teknologi Informasi dan Komunikasi
Kompetensi Keahlian
√ Rekayasa Perangkat Lunak
√ Teknik Komputer dan Jaringan

Tenri Farizatul Warda, S.Pd.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
1
KATA PENGANTAR

Alhamdulillah, puji syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, berkat rahmat dan karunia-Nya,
penyusunan modul pembelajaran matapelajaran Bahasa Indonesia kelas XII. Penyusunan modul
pembelajaran ini merupakan buku pendamping pada proses belajar mengajar untuk peserta didik yang
mengikuti masa prakerin, dengan tetap mengacu pada Silabus dan Rencana Pelaksanaan Pembelajaran
(RPP) yang telah disesuaikan dengan skema dan skenario new normal Pandemi Covid 19 di Indonesia.
Modul pembelajaran ini dipersiapkan sebagai pendamping assessmen untuk peningkatan kompetensi
siswa. Terlepas dari itu, modul pembelajaran ini diharapkan mampu memberikan umpan balik untuk
penyempurnaan pembelajaran berikutnya di masa pandemik seperti ini.

Modul pembelajaran ini memuat sekurang-kurangnya kompetensi inti, kompetensi dasar, tujuan
pembelajaran, materi pembelajaran dan evaluasi hasil belajar. Dalam buku ini, penyajian masing-masing
pokok bahasan disusun secara urut sesuai dengan silabus.

Modul pembelajaran kelas XII terbagi menjadi.


1. Surat Lamaran Pekerjaan--- Modul 1
2. Teks Cerita (novel) Sejarah --- Modul 2
3. Teks Editorial --- Modul 3
4. Menilai Isi dalam Buku Fiksi dan Nonfiksi--- Modul 4
5. Teks Iklan --- Modul 5
6. Artikel dan/atau Buku Ilmiah --- Modul 6
7. Surat Dinas --- Modul 7
8. Nilai-nilai pada Buku Pengayaan dan Buku Drama --- Modul 8

Penulis mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang berpartisipasi baik secara langsung
maupun tidak langsung selama proses penulisan modul pembelajaran ini. Selanjutnya, kepada para
peserta didik kami ucapkan selamat belajar dan manfaatkanlah modul ini sebaik-baiknya.

Penulis berharap modul pembelajaran ini dapat bermanfaat bagi para pembaca. Namun, penulis
masih membutuhkan banyak masukan sehingga titik lemah pada penulisan karya-karya selanjutnya dapat
tersamarkan menjadi karya yang lebih baik, Terima kasih.

Malang, Juli 2020


Penulis

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
2
PETUNJUK PENGERJAAN

1. Bacalah modul ini secara cermat, mulai dari teori,


contoh, dan instrumen assesmen.
2. Kerjakan instrumen assesmen dengan mengetik
jawaban secara rapi menggunakan jenis huruf
Times New Roman ukuran 12pt spasi 1,5. Jika
pengerjaan tugas menggunakan tulisan tangan,
maka silakan tulis di kertas terlebih dahulu
kemudian foto/scan kertas tersebut dan unggah.
3. Tulislah identitas berupa nama lengkap, kelas,
nomor presensi, dan nama tugas pada file yang
dikirim.
(contoh format pada setiap file yang dikirim:
Bambang Pamungkas_XII RPL 1_05_surat lamaran)
4. Kerjakan secara individu, jika ternyata ada
jawaban yang sama/copy paste baik hasil kerja
teman maupun artikel yang telah ada di media
sosial maka nilai ybs akan dianulir.
5. Pengunggahan tugas wajib dilakukan sebagai
berikut,
1) Kirimkan jawaban tersebut pada LMS pada satu
folder. Satu file bisa terdiri atas beberapa tugas
atau terpisah per file nama tugas sesuai dengan
petunjuk pengerjaan pada tiap tugas.
2) Unggah di Instagram kalian dengan menyertakan
caption semenarik dengan memberi tag IG Bu
Tenri dan IG SMK Telkom Malang.
6. Jika ada kesulitan dalam pengerjaan, silakan
hubungi Bu Tenri 081334714683.
7. Kirim tugas.
modul 1 sebelum tanggal 27 Agustus 2020
maksimal pukul 23.59 WIB.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
3
TERBIT MINGGU KE-III BULAN AGUSTUS 2020
Oleh: TENRI FARIZATUL WARDA, S.Pd.

Teks Cerita Sejarah

Kompetensi Inti Memahami, menerapkan, menganalisis pengetahuan faktual, konseptual,


(Pengetahuan) prosedural berdasarkan rasa ingintahunya tentang ilmu pengetahuan, teknologi,
seni, budaya, dan humaniora dengan wawasan kemanusiaan, kebangsaan,
kenegaraan, dan peradaban terkait penyebab fenomena dan kejadian, serta
menerapkan pengetahuan prosedural pada bidang kajian yang spesifik sesuai
dengan bakat dan minatnya untuk memecahkan masalah

Kompetensi Inti Mengolah, menalar, dan menyaji dalam ranah konkret dan ranah abstrak terkait
(Keterampilan) dengan pengembangan dari yang dipelajarinya di sekolah secara mandiri, dan
mampu menggunakan metode sesuai kaidah keilmuan

Kompetensi Dasar (Pengetahuan) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

3.39 Menganalisis informasi, yang 3.39.1 Mendata informasi penting dalam teks cerita sejarah
mencakup orientasi, rangkaian kejadian 3.39.2 Mengidentifikasi struktur teks cerita sejarah
yang saling berkaitan, komplikasi dan
resolusi, dalam cerita sejarah lisan atau
tulis
3.40.1 Menemukan unsur-unsur kebahasaan yang ada dalam cerita
3.40 Menganalisis kebahasaan cerita atau atau novel sejarah
novel sejarah 3.40.2 Menunjukkan unsur kebahasaan yang sering digunakan
dalam teks novel sejarah

Kompetensi Dasar (Keterampilan) Indikator Pencapaian Kompetensi (IPK)

4.39 Mengonstruksi nilai-nilai dari 4.39.1 Mengidentifikasi nilai-nilai dalam teks cerita sejarah
informasi cerita sejarah dalam sebuah 4.39.2 Mengaitkan nilai-nilai dalam teks cerita sejarah dengan
teks eksplanasi kehidupan

4.40.1 Menyusun kerangka teks cerita sejarah pribadi


4.40 Menulis cerita sejarah pribadi 4.40.2 Mengembangkan kerangka menjadi teks cerita sejarah
dengan memerhatikan kebahasaan pribadi yang utuh

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
4
Gambar 1. Kisah Sejarah Indonesia
https://www.google.co.id/search?q=cerita+sejarah+indonesia&source=lnms
&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjsl57W853dAhWMdn0KHantCJ8Q_AUICygC
&biw=747&bih=713#imgrc=1C1j0PNc-36-3M: diunduh pada 3 September
2018 pada pukul 10.24 WIB

Gambar 2. Sejarah Kemerdekaan: Mengenang Peristiwa


Proklamasi 17 Agustus 1945
https://www.google.co.id/search?q=cerita+sejarah+indonesia&source=lnms&tbm=isch&sa=X&v
ed=0ahUKEwjsl57W853dAhWMdn0KHantCJ8Q_AUICygC&biw=747&bih=713#imgrc=tFP_YW9Wi
VSsMM: diunduh pada pada 3 September 2018 pukul 10.30 WIB

Gambar 3. Perang Puputan Badung 20


September 1906
http://puriagungdenpasar.com/sejarah-2/puputan-badung/ diunduh pada
3 September 2018 pukul 10.49 WIB

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
5
STIMULUS (STIMULASTION)
Belajar yang aktif menuju belajar yang kreatif… Nah, kita mulai dengan menunjukkan bawa kemampuan
menuju pembelajaran yang menitikberatkan pada kreativitas dimulai dengan adanya pemberian stimulus.
Cermati gambar-gambar berikut ini!

https://www.google.com/search?q=teks+cerita+sejarah+kota
+balai+kota+malang+zaman+penjajahan&tbm=isch&ved=2a
hUKEwjn2Kr6-MHqAhVlxXMBHf4fCbUQ2-
cCegQIABAA&oq=teks+cerita+sejarah+kota+balai+kota+mal
ang+zaman+penjajahan&gs_lcp=CgNpbWcQA1DCxgFYoOkB
YMPrAWgAcAB4AIABtgKIAYITkgEHNy43LjIuMZgBAKABAaoBC
2d3cy13aXotaW1n&sclient=img&ei=oPsHX-eIMuWKz7sP_r-
kqAs&bih=858&biw=900&safe=strict#imgrc=urX2BR_AHpFM
4M&imgdii=XJRL8A-f7oz3dM

https://malang.merdeka.com/gaya-hidup/taktik-bumi-
hangus-yang-meluluhlantakkan-kota-malang-di-masa-lalu-
1704251.html

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
6
STIMULUS (STIMULASTION)
Banyak cerita yang telah kalian dapatkan dari gambar-gambar tersebut.
Apakah kalian juga dapat mendata informasi penting dalam gambar-gambar berikut ini!
Yuk, lengkapi pengetahuan kalian dengan mencari informasi tentang gambar-gambar berikut ini!

https://www.google.com/search?q=teks+cerita+sejarah+kota
+balai+kota+malang&tbm=isch&ved=2ahUKEwiu2Ofb-
MHqAhVmz3MBHb8aC_kQ2-
cCegQIABAA&oq=teks+cerita+sejarah+kota+balai+kota+mal
ang&gs_lcp=CgNpbWcQA1DnpwNYh8cDYNDLA2gDcAB4AIA
BjASIAZ4WkgELOS4yLjIuMS4xLjGYAQCgAQGqAQtnd3Mtd2l6L
WltZw&sclient=img&ei=YPsHX66oMeaez7sPv7WsyA8&bih=8
58&biw=900&safe=strict#imgrc=R3YRQYPhOiXu8M

https://www.google.com/search?q=teks+cerita+sejarah+kota
+balai+kota+malang+zaman+penjajahan&tbm=isch&ved=2a
hUKEwiCtZrg-cHqAhWoCLcAHSIrCloQ2-
cCegQIABAA&oq=teks+cerita+sejarah+kota+balai+kota+mal
ang+zaman+penjajahan&gs_lcp=CgNpbWcQA1D1PFi-
V2DaWWgBcAB4AYAB4wKIAZgSkgEHNi45LjEuMZgBAKABAao
BC2d3cy13aXotaW1n&sclient=img&ei=dvwHX4KiHKiR3LUPot
ao0AU&bih=858&biw=900&safe=strict#imgrc=YgN9BrEkjN4j
_M&imgdii=RnYJxBkfvuHpTM
Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
7
Apakah keuntungan
yang Anda
dapatkan setelah
Apakah yang membaca teks
Anda ketahui cerita sejarah ?
tentang teks
cerita sejarah?

Apakah judul teks


cerita sejarah yang
sudah pernah Anda
baca?
Gambar 1. Novel-Novel Sejarah Indonesia
https://www.google.co.id/search?biw=747&bih=713&tbm=isch&sa=1&ei=B6yMW9ntOY2kyAOL_5zgAQ&q=cerita+novel+sejar
ah+indonesia&oq=cerita+novel+sejarah+indonesia&gs_l=img.3..0i24k1.939962.941372.0.941784.6.6.0.0.0.0.127.544.4j2.6.0...
.0...1c.1.64.img..0.2.187...0j0i7i30k1j0i30k1j0i5i30k1j0i8i30k1.0.wDYF6WpKs_U#imgrc=6QGi9EBj8Mf6UM: diunduh pada 3
Spetember 2018 pada pukul 10.53 WIB.

TEORI

Teks Cerita (Novel) Sejarah Indonesia- novel yang di


dalamnya menjelaskan dan menceritakan tentang fakta kejadian masa lalu yang
menjadi asal muasala atau latar belakang terjadinya sesuatu yang memiliki nilai
kesejarahan, bisa bersifat naratif (disajikan menggunakan urutan peristiwa) atau
deskriptif (disajikan secara simbolisasi verbal).

Pengertian Cerita Sejarah Indonesia

adalah teks yang menceritakan suatu peristiwa sejarah yang terjadi di masa lampau dan bersifat fakta.
Peristiwa sejarah tersebut disusun secara kronologis, berdasarkan urutan waktu terjadinya, dan peristiwa
itu memiliki makna penting bagi kehidupan masyarakat.

Pengertian Cerita (Novel) Sejarah Indonesia

adalah teks cerita hasil rekaan (imajinatif) yang didasarkan atas fakta-fakta sejarah yang
kemudian dikidahkan kembali dengan sudut pandang lain yang tidak muncul dalam fakta sejarah,
misalnya, kegemaran, emosi, dan keluarga. Novel sejarah membantu memperkenalkan dan mengakrabkan
suatu masyarakat pada masa lalu bangsanya. Dengan demikian, pendidikan dalam novel dapat
menanamkan akar pada bangsanya.

Novel Ulang Berdasarkan Jenis

Teks rekon adalah teks yang menceritakan kembali pengalaman masa lalu secara kronologis
dengan tujuan untuk memberi informasi, atau menghibur pembacanya, atau bisa keduanya. Tujuan teks
ini adalah untuk menceritakan kejadian atau serangkaian kejadian yang terjadi di masa lampau

Cerita ulang terdiri atas tiga jenis, yaitu rekon pribadi, rekon faktual (informasional), dan rekon
imajinatif.
1. Rekon pribadi adalah cerita ulang yang memuat kejadian di mana penulisnya terlibat secara
langsung.
2. Rekon faktual (informasional) adalah cerita ulang yang memuat kejadian faktual seperti
eksperimen ilmiah, laporan polisi, dan lain-lain.
3. Rekon imajinatif adalah cerita ulang yang memuat cerita imajinatif dengan lebih detil.

Gambar 2. Persamaan dan Perbedaan Teks


Sejarah dan Novel Sejarah
http://www.damaruta.com/2015/10/halaman-18-teks-cerita-sejarah.html
diunduh pada 3 September 2018 pada pukul 11.27 WIB.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
8
Perbedaan Novel Sejarah dengan Teks Sejarah

Novel Sejarah Teks Sejarah


Dapat saja menggambarkan sesuatu yang tidak Dituntut menunjuk kepada hal-hal yang memang
pernah ada atau terjadi. Kesemuanya bersumber pernah ada atau terjadi
pada rekaan
Novelis sepenuhnya bebas menciptakan dengan Sejarawan terikat pada keharusan, yaitu
imajinasinya mengenai apa, kapan, siapa, dan di sebagaimana sesuatu sebenarnya terjadi di masa
mana lampau, artinya tidak dapat ditambah atau direka.

Faktor perekayasaan pengaranglah yang Hubungan antara fakta satu dengan fakta lainnya
mewujudkan cerita sebagai suatu kebulatan atau perlu direkonstruksi, paling sedikit hubungan
koherensi, dan sekali-kali ada relevansinya dengan topografis atau kronologinya. Sejarawan perlu
situasi sejarah. menunjukkkan bahwa yang ada sekarang dan di
sini dapat dilacak eksistensinya di masa lampau.
Hal itu berguna sebagai bukti atau saksi dari apa
yang direkonstruksi mengenai kejadian di masa
lampau.

Novelis tidak terikat pada fakta sejarah mengenai Sejarawan sangat terikat pada fakta mengenai
apa, siapa, kapan, dan di mana. Kesemuanya dapat apa, siapa, kapan, dan dimana
berupa fiksi tanpa ada kaitannya dengan fakta
sejarah tertentu. Begitu pula mengenai peristiwa-
peristiwanya, tidak dibutuhkan bukti, berkas, atau
saksi.

Pelaku-pelaku, hubungan antara mereka, kondisi Pelaku-pelaku, hubungan antara mereka, kondisi
dan situasi hidup dan masyarakat kesemuanya dan situasi hidup dan masyarakat kesemuanya
adalah hasil imajinasi. adalah harus sesuai dengan kenyataan yang
terjadi.

Struktur Intrinsik Teks Cerita (Novel) Sejarah

tema

tokoh

penokohan

latar
Unsur intrinsik
novel
alur dan tahapan alur

sudut pandang

gaya bahasa

amanat

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
9
Tema
adalah gagasan atau ide yang ingin disampaikan pengarang. Tema suatu cerita menyangkut segala
persoalan, baik itu berupa masalah kemanusiaan, kekuasaan, kasih sayang, kecemburuan, dan sebagainya.
Tema yang diangkat dalam cerpen biasanya sesuai dengan amanat/pesan yang hendak disampaikan oleh
pengarangnya. Untuk mengetahui tema suatu cerita, diperlukan apresiasi menyeluruh terhadap berbagai
unsur karangan itu.

Tema terbagi dua yaitu. Untuk menemukan tema, terlebih


- Tema mayor adalah ide dahulu harus diidentifikas masalah
pokok cerita yang menjadi yang ditemukan dalam cerita.
gagasan dasar karya tsb. Masalah ini yang kemudian
- Tema minor adalah ide menggiring pada penemuan tema
tersebut.
tambahan yang hanya
terdapat pada bagian tertentu

Tokoh
adalah individu sebagai pelaku cerita yang menggerakkan alur cerita.
Tokoh dalam cerita dimaksudkan untuk orang yang ditampilkan
dalam suatu karya naratif yang oleh pembaca ditafsirkan memiliki
kualitas moral dan kecendungan tertentu seperti yang diekspresikan
dalam ucapan dan apa yang dilakukan dalam tindakan.

Pembagian tokoh berdasarkan


watak 2
- Protagonis, pelaku
yang mendukung
Pembagian tokoh berdasarkan
tema (memegang ide
penggerak cerita
kebenaran)
- Tritagonis, pelaku 3
- Tokoh utama, pelaku yang
yang menjadi
memegang peranan
penengah yang
penting, selalu hadir atau Pembagian tokoh berdasarkan
membantu
muncul hampir pada perubahan watak
menyelesaikan konflik
setiap kejadian
- Antagonis, pelaku
- Tokoh sampingan, pelaku - Tokoh statis, pelaku yang
yang menentang tema
yang bertugas membantu karakternya tetap, dari awal-
pelaku utama dalam mata akhir cerita
rantai cerita - Tokoh dinamis, pelaku yang
karakternya berkembang
(berubah-ubah) dari awal-
akhir cerita

Watak para tokoh itu bukan saja


merupakan pendorong untuk
terjadinya peristiwa, tetapi juga
merupakan unsur yang
menyebabkan gawatnya masalah-
masalah yang timbul dalam
Peristiwa-peristiwa tersebut.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
10
Penokohan
adalah pelukisan gambaran perwatakan yang jelas mengenai pelaku yang ditampilkan dalam sebuah
cerita. Penokohan yang kerap disebut sebagai karakter, adalah sikap, ketertarikan, keinginan, emosi, dan
prinsip moral yang dimiliki tokoh cerita.
Aspek Penokohan Secara
Dimensi

Fisik Psikologis Sosiologis


ciri-ciri badani. Misalnya usia, jenis (1) Mentalitas, moral atau norma, ciri-ciri kehidupan masyarakat. Misal
kelamin, keadan ciri-ciri tubuhnya, ciri- meliputi: Etika (baik dan tidak baik) , status sosial, pekerjaan, jabatan,
ciri muka atau wajah ciri-ciri badani Estetika (indah dan tidak indah), peranan dalam masyarakat,
lainnya dan kegiatan badani lainnya. Logika (benar dan tidak benar), pendidikan, kehidupan pribadi,
Melalui dimensi ini diharapkan bisa Norma agama kekerabatan, pandangan hidup
membantu merumuskan watak tokoh (2) Trikotomi yang meliputi pikiran, masyarakat, agama, kepercayaan,
melalui deskripsi fisik yang perasaan, dan kehendak. ideology, aktivitas sosial, organisasi
digambarkan oleh pengarang. (3) Hati nurani, sikap, dan prilaku, hobi dsb.
tempramen, tingkat kecerdasan
atau IQ dsb

Teknik secara langsung (analitik)


Alam termasuk siswa yang paling rajin di antara teman-temannya. Ia pun tidak merasa
sombong walaupun berkali-kali dia mendapat juara bela diri. Sifatnya itulah yang
menyebabkan ia banyak disenangi teman-temannya.
Cara-cara
Menentukan Penokohan

Teknik secara tidak langsung (dramatik) melalui dialog antartokoh


“Bukankah Pak RT memang harus bijaksana. Tidak boleh tebang pilih. Kalau urusan
dengan si kaya, selalu dipermudah, sedangkan dengan si miskin, entahlah.” kata Jubair.
“Pak RT sudah berlaku adil. Hanya saja, kau terlalu egois membela si miskin, padahal jelas
berlaku seenaknya.”

Teknik secara tidak langsung (dramatik) melalui pikiran tokoh


Ia ingin menemui anak gadisnya itu tanpa ketakutan; ingin ia mendekapnya, mencium
bau keringatnya. Dalam pikirannya, Cuma anak gadisnya yang masih mau
menyambutnya dirinya. Dan mungkin ibunya, seorang janda yang renta tubuhnya, masih
berlapang dadamenerima kepulangannya.

Teknik secara tidak langsung (dramatik) melalui perbuatan tokoh


Seperti sedang berkampanye, orang-orang desa itu serempak berteriak-teriak! Mereka
menyuruh camat agar secepatnya keluar kantor. Tak lupa mereka mengacung-acungkan
tangannya, walaupun dengan perasaan yang masih juga ragu-ragu, apakah camat
memang benar memalsukan semua dokumen masyarakat.

Teknik secara tidak langsung (dramatik) melalui lingkungan kehidupan tokoh


Desa Karangsaga tidak kebagian aliran listrik. Padahal kampung-kampung tetangganya
sudah pada terang semua.

Teknik secara tidak langsung (dramatik) melalui tata kebahasaan tokoh


Dia bilang, bukan maksudnya menyebarkan provokasi. Tapi apa yang diucapkannya
benar-benar membuat orang sedesa marah.

Teknik secara tidak langsung (dramatik) melalui penggambaran/reaksi tokoh lain


Ia paling pandai bercerita, menyanyi, dan menari. Tak jarang ia bertandang ke rumah
sambil membawa aneka brosur barang-barang promosi. Yang menjengkelkan saya,
seluruh keluargaku jadi menaruh perhatian kepadanya.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
11
Latar
adalah unsur cerita yang menunjukkan kepada penikmatnya dimana dan kapan kejadian-kejadian dalam
cerita berlangsung. Latar diciptakan untuk memperjelas satuan peristiwa dalam cerita agar menjadi logis

Latar dalam cerpen merupakan salah satu bagian cerpen yang dianggap
penting sebagai penggerak cerita. Setting mempengaruhi unsur lain, misalnya tema atau
penokohan. Setting tidak hanya menyangkut lokasi di mana para pelaku cerita terlibat dalam sebuah
kejadian. Dalam cerita yang baik, latar harus diperhatikan karena merupakan syarat untuk menggarap
tema dan karakter cerita. Dari latar wilayah tertentu harus menghasilkan perwatakan tokoh tertentu atau
tema tertentu. Kalau sebuah cerita latarnya dapat diganti dengan tempat mana saja tanpa mengubah atau
memengaruhi watak tokoh-tokoh dan tema ceritanya, maka latar demikian kurang integral.

Dalam cerpen yang baik, latar menyatu dengan tema, watak, gaya, maupun kaitan kebijakan
cerita yang dapat diambil hikmahnya oleh pembaca. Latar bisa berarti banyak, yaitu tempat, daerah,
orang-orang tertentu dengan watak-watak tertentu akibat situasi lingkungan atau zamannya, cara berpikir
dan hidup tertentu.

Kehadiran latar tempat dalam cerita bukan tanpa tujuan


yang pasti. Setting tempat memengaruhi bagaimana kondisi
sang tokoh diciptakan. Secara sederhana, latar tempat akan
memengaruhi gaya maupun emosi tokoh dalam berbicara.
Contohnya, setting dengan situasi pantai akan berbeda dengan
situasi di gunung. Begitu pula latar dengan tempat yang khas
akan berbeda dengan kondisi tempat lainnya. Salah satu
contohnya, tokoh yang hadir dengan nama Ujang beda halnya
dengan latar dengan menggunakan tokoh Ida Bagus.

Latar waktu menyangkut kapan cerita dalam cerpen


terjadi. Setting waktu mempengaruhi bagaimana cara tokoh
bertindak. Hal ini salah satunya dapat ditunjukkan dengan
contoh perbedaan cerita dengan setting yang terjadi zaman
tahun 1930-an dahulu dengan setting tahun 2000-an. Hal ini
dapat diamati dengan cara berbicara tokoh maupun kondisi
lingkungan saat itu.

Latar sosial yang terjadi pada waktu kejadian di dalam cerpen terwakili oleh tokoh. Salah satunya,
dapatkah Anda sebutkan gambaran antara latar sosial zaman Reformasi dengan latar sosial zaman Perang
Diponegoro dahulu? Kira-kira begitulah gambaran pengaruh latar sosial terhadap perkembangan watak
tokoh. Seperti halnya pada cerpen "Shalawat Badar" maupun "Kisah di Kantor Pos" dapat kita ketahui
bagaimana latar sosial masyarakat kelas bawah memengaruhi dalam menghadapi kenyataan sehari-hari di
kehidupannya. Nilai kehidupan yang dapat kita ambil pun tentunya akan lain lagi jika menggunakan latar
masyarakat kelas atas.

Cara-cara
Latar Tempat Latar Waktu Latar Sosial Penemuan
Latar
- melalui
kutipan cerita
Setting tempat memengaruhi Setting waktu menyangkut Latar sosial mencakup
- melalui
bagaimana kondisi sang kapan cerita dalam cerpen penggambaran keadaan
peristiwa
tokoh diciptakan. Secara terjadi. Setting waktu masyarakat, kelompok sosial dalam cerita
sederhana, latar tempat akan mempengaruhi bagaimana dan sikap, adat kebiasaan, baik secara
memengaruhi gaya maupun cara tokoh bertindak cara hidup, bahasa, dan lain- tersirat
emosi tokoh dalam berbicara. lain. maupun
tersurat

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
12
Peristiwa dalam cerita baru
menjadi cerita (plot)
jika memunculkan konflik. Masalah
yang sensasional, bersifat dramatik dan
karenanya menarik untuk diceritakan.
Jika hal itu tak dapat ditemui dalam
kehidupan nyata, pengarang sengaja
menciptakan konflik secara imajinatif
dalam karyanya.

Alur
adalah cerita yang berisi urutan kejadian yang dihubungkan secara sebab akibat, peristiwa yang satu
disebabkan atau menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Rangkaian peristiwa- peristiwa terjalin
berdasar urutan waktu, urutan kejadian, atau hubungan sebab- akibat.

Tahapan Alur adalah tahapan untuk membuat sebuah jalan cerita agar dapat menciptakan cerita yang
menarik.

Tahapan Alur

Dalam bagian ini, pengarang memperkenalkan para tokoh, menata


Pengenalan situasi cerita
adegan dan hubungan antartokoh.
(exposition, orientation)
1

Dalam bagian ini disajikan peristiwa awal yang menimbulkan


Pengungkapan peristiwa
berbagai masalah, pertentangan, ataupun kesukaran-kesukaran bagi
2 (complication)
para tokohnya.

Terjadi peningkatan perhatian kegembiraan, kehebohan, ataupun


Menuju pada adanya konflik
keterlibatan berbagi situasi yang menyebabkan bertambahnya kesukaran
(rising action)
3 tokoh.

Bagian ini disebut pula sebagai klimaks. Inilah bagian cerita yang
Puncak konflik
paling besar dan mendebarkan. Pada bagian pula, ditentukannya
(turning point)
4 perubahan nasib beberapa tokohnya. Misalnya, apakah dia kemudian
berhasil menyelesaikan masalahnya atau gagal.

Sebagai akhir cerita, pada bagian ini berisi penjelasan tentang


Penyelesaian
sikap ataupun nasib-nasib yang dialami tokohnya setelah mengalami
5 (ending atau coda)
peristiwa puncak itu. Namun ada pula, cerpen yang penyelesaian akhir
ceritanya itu diserahkan kepada imaji pembaca. Jadi, akhir ceritanya itu
dibiarkan menggantung, tanpa ada penyelesaian.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
13
Hakikat Konflik
Peristiwa dan konflik biasanya  Konflik (conflict) merupakan unsur yang
K
berkaitan erat, dapat saling penting dalam pengembangan plot.
menyebabkan terjadinya satu dengan O  Pengembangan plot sebuah karya naratif akan
yang lain, bahkan konflik pun N dipengaruhi oleh wujud dan isi konflik serta
hakikatnya merupakan peristiwa. Ada F bangunan konflik yang ditampilkan.
peristiwa tertentu yang dapat L  Kemampuan pengarang untuk memilih dan
menimbulkan terjadinya konflik. membangun konflik melalui berbagai peristiwa
I
Sebaliknya, karena terjadi konflik, akan sangat menentukan kadar kemenarikan,
K kadar suspense dengan cerita yang dihasilkan.
peristiwa-peristiwa lain pun dapat
bermunculan, misalnya yang sebagai  Konflik menyaran pada pengertian sesuatu
yang bersifat tidak menyenangkan yang terjadi
akibatnya. Konflik demi konflik yang
dan atau dialami oleh tokoh-tokoh cerita.
disusul oleh peristiwa demi peristiwa
 Konflik adalah sesuatu yang dramatik,
akan menyebabkan konflik menjadi
mengacu pada pertarungan antara dua
semakin meningkat. Konflik yang kekuatan yang seimbang dan menyiratkan
telah sedemikian meruncing, katakana adanya aksi dan reaksi balasan
sampai pada titik puncak, disebut
klimaks.
Konflik

Konflik eksternal adalah konflik yang terjadi


Konflik internal atau konflik kejiwaan adalah
antara seorang tokoh dengan sesuatu di
konflik yang terjadi dalam hati, jiwa
luar dirinya. Hal ini mungkin
seorang tokoh cerita. Jadi, ia merupakan
bersinggungan dengan lingkungan alam
konflik yang dialami manusia dengan
maupun dengan lingkungan manusia.
dirinya sendiri. Ia lebih merupakan
Dengan demikian, konflik eksternal dapat
permasalahan dalam diri seorang manusia.
dibedakan ke dalam dua kategori, yaitu
Misalnya, hal itu terjadi akibat adanya
konflik fisik (physical conflict) dan konflik
pertentangan antara dua keinginan,
sosial (social conflict).
keyakinan, pilihan yang berbeda, harapan
atau masalah lainnya.

Konflik fisik (atau disebut juga: konflik Konflik sosial adalah konflik yang
elemental) adalah konflik yang disebabkan oleh adanya kontak sosial
disebabkan adanya perbenturan antara antarmanusia, atau masalah-masalah
tokoh dengan lingkungan alam. yang muncul akibat adanya hubungan
Misalnya, konflik atau permasalahan antarmanusia. Konflik ini antara lain
yang dialami seorang tokoh akibat berwujud masalah perburuhan,
adanya banjir besar, kemarau panjang penindasan, percekcokan, peperangan,
atau gunung meletus. atau kasus-kasus hubungan sosial
lainnya.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
14
Fungsi alur adalah sebagai sarana untuk menciptakan keutuhan dalam cerita, untuk mengekspresikan
makna suatu karya fiksi. Alur adalah rangkaian cerita yang memiliki hubungan sebab-akibat (kausalitas)
sehingga membentuk suatu kesatuan atau bersifat kronologis. Sementara itu, jalan cerita hanyalah
rangkaian cerita yang berbentuk kronologis dari awal sampai akhir, tanpa disertai hubungan kausalitas
yang kuat.

Jenis-jenis Alur

Alur Maju Alur Mundur Alur Campuran


cerita bergerak maju menceritakan peristiwa cerita bergerak dari
dari peristiwa awal- yang terjadi masa kini akhir-maju-akhir
terakhir kemudian ke masa lalu

Kaidah alur, Setiap unsur yang ada hendaknya membentuk satu kesatuan yang utuh sehingga keberadaan
antarunsurnya menentukan keberadaan unsur yang lain.

kemasukakalan (plausabilitas) cerita memiliki kelogisan.

rasa ingin tahu (suspense) perasaan kurang pasti terhadap peritiwa


yang terjadi, khususnya yang menimpa tokoh yang kemudian diberi
simpati oleh pembaca. Keberadaan suspense ini akan mendorong,
menggelitik, dan memotivasi pembaca untuk setia mengikuti cerita dan
mencari jawaban terhadap kelanjutan cerita.

KAIDAH PADA ALUR

kejutan (surprise), artinya peristiwa yang berisi kejutan dalam cerita.


Biasanya peristiwa yang dibangun pengarang di luar dugaan pembaca.
Dengan adanya kejutan, sebuah cerpen menjadi tidak membosankan.

kepaduan (unity), artinya berbagai unsur yang ditampilkan dalam alur


cerita haruslah memiliki kepaduan. Setiap unsur yang ada hendaknya
membentuk satu kesatuan yang utuh sehingga keberadaan
antarunsurnya menentukan keberadaan unsur yang lain.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
15
Sudut pandang
adalah cara sebuah cerita dikisahkan ia merupakan cara yang digunakan oleh pengarang sebagai sarana
untuk menyajikan tokoh, tindakan, latar, dan berbagai peristiwa yang membentuk cerita dalam sebuah
karya cerpen kepada pembaca.

Sudut pandang pada intinya adalah


Point of view berhubungan
visi pengarang.
dengan siapakah yang
Sudut pandang yang diambil pengarang tersebut menceritakan
berguna untuk melihat suatu kejadian cerita. kisah dalam cerpen?
Tentunya harus dibedakan antara pandangan
pengarang sebagai pribadi dengan teknis dia
bercerita dalam cerita.

Hal ini menyangkut bagaimana pandangan pribadi pengarang akan bisa diungkapkan sebaik-baiknya
sehingga pembaca dapat menikmatinya. Untuk ini, ia harus memilih karakter mana dalam cerpennya yang
disuruh bercerita. Dalam hal ini sudut pandang memegang peranan penting akan kejadian-kejadian yang
akan disajikan dalam cerpen, menyangkut masalah ke mana pembaca akan dibawa, menyangkut masalah
kesadaran siapa yang dipaparkan.

Sudut pandang penceritaan bisa melalui orang pertama (seperti aku, saya,
atau kami) serta orang ketiga (seperti ia atau dia). Sudut pandang orang pertama
memamparkan kisah berdasarkan apa yang dilihat, dirasakan, dan dipikirkan oleh
tokoh “aku”, “saya”, atau “kami”. Sudut pandang pertama bisa mengungkapkan
isi hati dan pikiran si tokoh semaksimal mungkin. Akan tetapi, dengan
menggunakan sudut pandang orang pertama ini, kalian tidak bisa melukiskan apa
yang ada dalam hati atau pikiran karakter lain.

Sementara itu, penceritaan yang menggunakan sudut pandang orang ketiga


bisa menggunakan kata ganti “ia” atau “dia”. Pada sudut pandang ini, pencerita
bisa melihat semua tindakan tokoh yang dirujuknya, tetapi ia tidak bisa membaca
isi pikiran setiap karakter. Ia hanya bisa melukiskan segala hal sebatas apa yang
ditangkap indra. Sudut pandang orang ketiga bisa juga digunakan pencerita untuk
menggambarkan satu karakter tertentu dengan menuturkan apa yang dilihat,
didengar, dirasakan, dipikirkan, atau diinginkan oleh tokoh “ia” yang
digambarkannya.

First Person Point of View Third Person Point of View


(Sudut Pandang Orang Pertama) (Sudut Pandang Orang ketiga)

orang pertama orang pertama orang ketiga serbatahu orang ketiga terbatas
pelaku utama pelaku sampingan

pencerita akuan yaitu pencerita akuan yaitu pencerita diaan yang pencerita diaan yang
pencerita menjadi pencerita tidak ter- tahu segala sesuatu membatasi diri
tokoh sentral dalam libat menjadi tokoh tentang semua dengan memapar-
cerita tersebut. sentral dalam cerita tokoh dan peristiwa kan atau melukiskan
tersebut. dalam cerita. Tokoh lakuan dramatik yang
ini bebas bercerita diamatinya.
dan bahkan mem- Jadi seolah-olah dia
beri komentar dan hanya melaporkan
penilaian terhadap apa yang dilihatnya
tokoh cerita. saja.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
16
Gaya Bahasa
adalah cara pengungkapan kebahasaan seorang yang khas bagi seorang pengarang dalam karyanya. Gaya
bahasa merupakan bahasa indah yang digunakan untuk meningkatkan efek dengan jalan memperkenalkan
serta membandingkan suatu benda atau hal tertentu dengan benda atau hal lain yang lebih umum.

Terdapat sekitar 60 gaya bahasa, Gorys Keraf membaginya menjadi empat kelompok. yaitu.

metafora
pemakaian kata atau kelompok kata bukan dengan arti yang sebenarnya, melainkan sebagai
lukisan yang berdasarkan persamaan atau perbandingan
contoh : Pemuda adalah tulang punggung negara
personifikasi
majas yang memberikan sifat-sifat manusia pada benda mati.
Contoh : Mentari pagi hari membangunkan isi bumi.
perbandingan

Depersonifikasi
majas yang berupa pembandingan manusia dengan bukan manusia atau dengan benda. Contoh :
Aku tak tahu lagi bagaimana cara mencairkan hatinya yang terlanjur membeku karena cinta.
Alegori
Cerita kiasan atau lukisan yang mengiaskan hal lain atau kejadian lain.
Contoh : Perjalanan hidup manusia seperti sungai yang mengalir menyusuri tebing-tebing, yang
kadang-kadang sulit ditebak kedalamannya, yang rela menerima segala sampah, dan yang pada
akhirnya berhenti ketika bertemu dengan laut.
Antitesis
majas yang membandingkan dua hal yang berlawanan.
Contoh : Tua muda, besar kecil ikut meramaikan pesta itu.

Hiperbola
gaya bahasa yang menyatakan sesuatu secara berlebihan. Lawannya antara lain meiosis dan
litotes. Contoh: Suara keras menggelegar membelah bumi.
Litotes
majas yang mengungkapkan perkataan dengan rendah hati dan lemah lembut. Biasanya hal ini
dicapai dengan menyangkal lawan daripada hal yang ingin diungkapkan.
Contoh : Akan kutunggu kehadiranmu di bilikku yang kumuh di desa.
Ironi
majas yang mengungkapkan sindiran halus.
Contoh: Kota Jakarta sangatlah indah dengan sampah-sampahnya.
Sinisme
majas yang menyatakan sindiran tersebut dengan terang – terangan. gaya bahawa yang
menyatakan suatu pernyataan yang ditujukan untuk menyindir akan hal yang dilakukan oleh
pertentangan

seseorang.
Contoh : Kau adalah kaum terpelajar, tak selayaknya kau berperilaku layaknya binatang.
Sarkasme
majas yang dimaksudkan untuk menyindir, atau menyinggung seseorang atau sesuatu. Sarkasme
dapat berupa penghinaan yang mengekspresikan rasa kesal dan marah dengan menggunakan
kata-kata kasar. Majas ini dapat melukai perasaan seseorang.
Contoh : Putih benar wajahmu, sampai bisa disendoki bedaknya.
Paradoks
gaya bahasa yang tampaknya mengandung pertentangan padahal tidak, karena objeknya memang
berbeda. Contoh : Aku bahagia melihatmu menderita.
Antiklimaks
majas dalam bahasa Indonesia yang menyatakan suatu hal berturut–turut yang makin lama makin
menurun. Contoh: Para bupati, para camat, dan para kepala desa.
Klimaks
adalah gaya bahasa yang menyatakan beberapa hal berturut-turut makin lama makin hebat atau
memuncak.
Contoh : Baik kalangan ekonomi kelas bawah, menengah, maupun kalangan ekonomi kelas atas
semua sama-sama mengeluhkan kenaikan tarif dasar listrik.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
17
Metonimia
majas yang menggunakan sepatah-dua patah kata yang merupakan merek, macam atau lainnya
yang merupakan satu kesatuan dari sebuah kata. Contoh: Rokok diganti Djarum atau Gudang
Garam. Mobil diganti dengan Kijang.
Pars pro toto
majas yang digunakan sebagian unsur/objek untuk menunjukkan keseluruhan objek. Contoh:
Sudah ditunggu hingga satu jam lamanya tetapi ia tidak nampak batang hidungnya.
Totem pro parte
majas yang digunakan untuk mengungkapan keseluruhan objek padahal yang dimaksud hanya
sebagian. Contoh: Indonesia menang atas Thailand dalam pertandingan sepak bola di Jakarta
pertautan

kemarin sore.
Eufemisme
ungkapan yang lebih halus sebagai pengganti ungkapan yang dirasakan kasar. Contoh : "Di mana
'tempat kencing'nya?" dapat diganti dengan "Di mana 'kamar kecil'nya?". Kata "tempat
kencing"(dalam bahasa sehari-hari biasa juga disebut WC) tidak cocok jika akan digunakan untuk
percakapan yang sopan.
Pleonasme
majas yang menambahkan keterangan pada pernyataan yang sudah jelas atau menambahkan
keterangan yang sebenarnya tidak dibutuhkan atau menurut KBBI adalah "pemakaian kata-kata
yang lebih dari apa yang diperlukan".
Contoh : Dia turun ke bawah.

Aliterasi
majas yang memiliki wujud perulangan konsonan pada suatu kata atau beberapa kata, biasanya
terjadi pada puisi.
Contoh:
Kau keraskan kalbunya
Bagai batu memesi benar
Timbul telangkai bertongkat urat
Ditunjang pengacara petah pasih

Asonansi
majas repetisi yang berwujud perulangan vokal pada suatu kata atau beberapa kata. Biasanya
dipergunakan dalam puisi untuk memberikan penekanan.
Contoh:
Segala ada menekan dada
Mati api didalam hati
Harum sekuntumbunga rahasia
Dengan hitam kelam
perulangan

Anafora
jenis majas repetisi kata pertama pada setiap baris atau kalimat.
Contoh:
Kucari kau dalam toko-toko
Kucari kau karena cemas karena sayang
Kucari kau karena sayang karena bimbang
Kucari kau karena kaya meski diganyang

Epifora
majas repetisi yang berwujud perulangan kata pada akhir baris atau kalimat yang berurutan.
Contoh:
Ibumu sedang memasak di dapur ketika kau sedang tidur.
Aku mencercah daging ketika kau tidur.

Simploke
majas yang diulang pada beberapa kata diawal dan akhir secara berturut-turut.
Contoh :
Kau bilang aku tak tahu malu, aku bilang terserah.
Kau bilang aku egois, aku bilang terserah.
Kau bilang aku jahat, aku bilang terserah.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
18
Dalam cerita, penggunaan bahasa berfungsi untuk menciptakan suatu nada atau suasana
persuasif serta merumuskan dialog yang mampu memperlihatkan hubungan dan interaksi antara sesama
tokoh. Kemampuan sang penulis mempergunakan bahasa secara cermat dapat menjelmakan suatu suasana
yang berterus terang atau satiris, simpatik atau menjengkelkan, objektif atau emosional. Bahasa dapat
menimbulkan suasana yang tepat untuk adegan yang seram, adegan romantis, ataupun peperangan,
keputusan, maupun harapan.

Majas adalah peristiwa pemakaian kata yang melewati batas-batas maknanya yang lazim
atau menyimpang dari arti harfiatnya.
Bahasa dapat pula digunakan pengarang untuk menandai karakter seseorang tokoh. Karakter jahat dan
bijak dapat digambarkan dengan jelas melalui kata-kata yang digunakannya. Demikian pula dengan tokoh
anak-anak dan dewasa, dapat pula dicerminkan dari kosakata ataupun struktur kalimat yang digunakan
oleh tokoh-tokoh yang bersangkutan.

Karya sastra (yang baik)


senantiasa mengandung nilai.
Nilai itu dikemas dalam wujud
struktur karya sastra, dan secara
tersirat ada di dalam alur, latar,
tokoh, tema, dan amanat.

Amanat
adalah pesan yang ingin disampaikan pengarang melalui karyanya. Dalam hal ini, pengarang
"menitipkan" nilai-nilai kehidupan yang dapat diambil dari karya yang ditulis. Kehadiran amanat, pada
umumnya tidak bisa lepas dari tema cerita. Misalnya, apabila tema cerita itu tentang perjuangan
kemerdekaan, amanat cerita itu pun tidak jauh dari pentingnya mempertahankan kemerdekaan.

Amanat
Amanat
TERSIRAT
TERSURAT
maksud atau makna pembicaraan
sesuatu hal yang disampaikan secara jelas
tersembunyi yang hanya dimengerti
dan dapat dipahami sebagaimnana adanya
dengan benar-benar memahami
yang tertulis atau diucapkan
keseluruhan tulisan atau ucapan

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
19
Unsur Ekstrinsik Teks Cerita (Novel) Sejarah

Latar belakang pengarang (keadaan subjektivitas pengarang yang memiliki sikap, keyakinan, dan
pandangan hidup
a. kondisi ekonomi
b. politik
c. sosial budaya
d. kepribadian
e. riwayat kependidikan
f. pengalaman hidup

Penerapan prinsip psikologi dalam karya baik psikologi pengarang maupun psikologi pembaca, dan
penerapan prinsip-prinsip psikologi dalam sastra.

Keadaan lingkungan pengarang, faktor-faktor di masyarakat yang berpengaruh terhadap pembuatan prosa
fiksi, selain itu kondisi politik suatu negara akan berpengaruh terhadap prosa fiksi.

Pandangan hidup suatu bangsa, salah satunya ideologi suatu negara akan melahirkan hasil karya sastra
yang mencerminkan ideologi negara.

Nilai adalah hal-hal, pesan, atau ajaran yang dianggap penting bagi kehidupan manusia. Nilai yang
terkandung dalam karya sastra antara lain.

1. Nilai moral atau etika, adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan norma-norma yang ada dalam
suatu masyarakat atau kelompok manusia tertentu. Jadi, ukuran nilai adalah baik dan buruk yang
bersifat lokatif atau berdasarkan tempat tertentu. Pesan moral disampaikan dari pelaku para tokoh-
tokohnya atau komentar langsung pengarangnya dalam karya sastra.
Contoh: Minuman keras tentu bertentangan dengan nilai moral orang timur.
2. Nilai sosial, adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan masalah sosial dan hubungan manusia
dengan masyarakat. Jadi, berkaitan dengan interaksi sosial antarmanusia, baik sebagai individu
maupun kelompok. Contoh: Nilai gotong royong sesuai dengan nilai sosial masyarakat desa.
3. Nilai budaya, adalah nilai-nilai yang berkaitan dengan kebudayaan, adat istiadat, ataupun
kebiasaan suatu masyarakat.
Contoh: Budaya sabung ayam Bali, budaya individualisme masyarakat metropolitan.
4. Nilai estetika atau keindahan, adalah nilai yang berkaitan dari segi bahasa, penyampaian cerita,
pelukisan alam, keistimewaan tokoh, dan lingkungan sekitar tokoh.
Contoh: Rambutnya terurai selayak kilauan emas terkena mentari. Di sela-sela keindahan
matanya, terhias indah gumpalan berlian. Di kedua lesung pipinya, serta manik-manik indah terlihat
indah di antara senyumnya.
5. Nilai edukasi (pendidikan), yaitu peristiwa-peristiwa yang berkaitan dengan budi pekerti,
perubahan sifat hidup.
6. Nilai politis, yaitu nilai yang berkaitan dengan pemerintahan. Maksudnya, nilai politis merupakan
nilai yang terkandung dalam karya sastra, yang berhubungan dengan kelembagaan tertentu atau
aturan pemerintah.
7. Nilai kemanusiaan, yaitu nilai yang berhubungan dengan sifat-sifat manusia. Nilai-nilai ini ada
yang bersifat ideologis, politis, ekonomis, sosiologis, budaya, edukatif, humoris, dan sebagainya.
Maksudnya, nilai kemanusiaan merupakan nilai yang terkandung dalam karya sastra, yang
berhubungan dengan sifat manusia, seperti cara berpikir manusia.
8. Nilai histori (sejarah), pendekatan karya sastra yang melihat satu fenomena atau gejala sejarah.
Karya sastra dipahami selalu berkaitan dengan masa lalu karena karya sastra terlahir sebagai
sebuah karya yang terkait dengan masa lalu, sejarah sastra dengan implikasi pengarang, karya
sastra dan periode tertentu.
9. Nilai religius (agama), yaitu nilai-nilai yang berkaitan dengan ketuhanan atau kepercayaan.
Contoh: Di antara kelaparan dan kehausannya masih juga ia menyebut nama Allah.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
20
Aliran sastra yang dianut pengarang. Aliran sastra adalah sikap dan pandangan pengarang yang
mendasari karya sastra tersebut.
1. Aliran impresionisme
a. Aliran realis, (realita = kenyataan) melukiskan kenyataan sebagai objek cerita.
b. Aliran naturalis, (natura = alam) melukiskan kenyataan yang sering cenderung hal-hal
bersifat negatif
c. Aliran neonaturalis, yang tidak hanya mengemukakan keburukan atau kejelekan, tetapi
juga menuliskan keadaan yang baik dan bagus.
d. Aliran determinisme, (determinite = menentukan) melukiskan nasib buruk yang
ditentukan oleh keadaan zaman dan lingkungan (paksaan nasib).
2. Aliran ekspresionisme
a. Aliran romantis, mengutamakan aspek perasaan dan angan-angan pengarang.
b. Aliran idealis, berusaha berpegang dan mengutamakan ide/cita-cita pengarang.
c. Aliran psikologis, mengutamakan gerak-gerik kejiwaan manusia dalam kehidupan pelaku cerita
d. Aliran mistis, melukiskan pengalaman pengarang yang bersifat ketuhanan, mistis atau gaib
e. Aliran surealis, berusaha melukiskan kenyataan hidup secara berlebihan
f. Aliran simbolis, melukiskan kenyataan hidup secara perlambang

Kaidah Kebahasaan Teks Cerita (Novel) Sejarah

1. Menggunakan banyak kalimat bermakna lampau


2. Menggunakan banyak kata .yang menyatakan urutan waktu (konjungsi
kronologis, temporal), seperti sejak saat itu, setelah itu, mula-mula, kemudian
3. Menggunakan banyak kata kerja yang menggambarkan suatu tindakan (kata
kerja material)
4. Menggunakan banyak kata kerja yang menunjukkan kalimat tak langsung
sebagai cara menceritakan tuturan seorang tokoh oleh pengarang. Misalnya,
mengatakan bahwa, menceritakan tentang, menurut, mengungkapkan,
menanyakan, menyatakan, menuturkan.
5. Menggunakan banyak kata kerja yang menyatakan sesuatu yang dipikirkan atau
dirasakan oleh tokoh (kata kerja mental) misalnya, menginginkan,
mengharapkan, mendambakan, menganggap,
6. Menggunakan banyak dialog sebagai ciri penanda tuturan langsung.
7. Menggunakan kata-kata sifat (descriptive language) untuk menggambarkan
tokoh, tempat, atau suasana.

Keterkaitan Nilai-nilai dalam Novel Sejarah dengan Kehidupan Sehari-hari

Karya sastra berkaitan erat dengan kehidupan sehari-hari atau kehidupan masa kini. Zuhri
menyatakan adanya keterkaitan nilai-nilai dalam novel sejarah dengan kehidupan sehari-hari
yang diunduh melalui https://zuhriindonesia.blogspot.com/2017/10/kaitan-isi-karya-sastra-dengan.html
pada 3 September 2018 pukul 11.58 WIB, dapat dijelaskan sebagai berikut.

1. Sastra merupakan penggambaran kehidupan yang dituangkan melalui media tulisan. Terdapat
hubungan yang erat antara sastra dan kehidupan, karena fungsi sosial sastra adalah bagaimana ia
melibatkan dirinya ditengah-tengah kehidupan masyarakat (Semi, 1989:56).

Melalui sastra, pola pikir seseorang atau kelompok masyarakat dapat terpengaruh. Karena sastra
merupakan salah satu kebudayaan, sedangkan salah satu unsur kebudayaan adalah sebagai sistem
nilai. Oleh karena itu, di dalam sebuah karya sastra tentu akan terdapat gambaran-gambaran yang
merupakan sistem nilai. Nilai-nilai yang ada itu kemudian dianggap sebagai kaidah yang
dipercaya kebenarannya, sehingga pola pikir masyarakat dapat terbentuk melalui karya
sastra.(https://achmadadieb.wordpress.com/2011/01/14/154/)

2. Karya sastra adalah suatu wadah untuk mengungkapkan gagasan, ide dan pikiran dengan
gambaran-gambaran pengalaman. Sastra menyuguhkan pengalaman batin yang dialami
pengarang kepada penikmat karya sastra (masyarakat). Sastra bukan hanya refleksi sosial
melainkan merespresentasikan sebuah gagasan tentang dunia yang atau gagasan atas realitas
sosiologis yang melampaui waktunya.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
21
Karya sastra yang baik adalah sebuah karya yang dapat memberikan kontribusi bagi masyarakat.
Hubungan sastra dengan masyarakat pendukung nilai-nilai kebudayaan tidak dapat dipisahkan,
karena sastra menyajikan kehidupan dan sebagian besar terdiri atas kenyataan sosial
(masyarakat), walaupun karya sastra meniru alam dan dunia subjektif manusia (Wellek dan
Warren, 1990:109). Di samping itu sastra berfungsi sebagai kontrol sosial yang berisi ungkapan
sosial beserta problematika kehidupan masyarakat. Hal ini diungkapkan oleh Jobrahim, ed,
(1994: 221) bahwa sastra menampilkan gambaran kehidupan dan kehidupan itu sendiri adalah
suatu kenyataan sosial.
(http://jaririndu.blogspot.co.id/2012/07/karya-sastra-dan-masyarakat.html)

CONTOH TEKS CERITA SEJARAH


Sejarah Perumusan dan Penetapan
Pancasila sebagai Dasar Negara

Pembentukan BPUPKI
Jepang mulai menguasai Indonesia setelah Belanda menyerah kepada Jepang tanggal 8 Maret
1942 di Kalijati, Subang Jawa Barat. Untuk menarik simpatik rakyat Indonesia, Jepang mendengungkan
semboyan “Jepang Pelindung Asia, Jepang Pemimpin Asia, dan Jepang Cahaya Asia”. Sejak berkuasa di
Indonesia, Jepang dengan segala cara menguras kekayaan dan tenaga rakyat Indonesia yang menimbulkan
kesengsaraan bagi rakyat Indonesia.
Pada bulan September 1944, Perdana Menteri Jepang, Koiso, dalam sidang parlemen mengatakan
bahwa Jepang akan memberikan kemerdekaan kepada Indonesia. Tindak lanjut dari janji tersebut, pada
tanggal 1 Maret 1945, Jepang mengumumkan pembentukan Dokuritsu Zyunbi Tyoosakai (Badan
Penyelidik Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia/BPUPKI). BPUPKI beranggotakan 62 orang
yang terdiri atas tokoh-tokoh bangsa Indonesia dan 7 orang anggota perwakilan dari Jepang. Ketua
BPUPKI adalah dr. K.R.T. Radjiman Wedyodiningrat, dengan dua wakil ketua, yaitu : Ichibangase Yosio
(Jepang) dan R.P Soeroso. BPUPKI mengadakan sidang sebanyak dua kali sidang resmi dan satu kali
sidang tidak resmi. Sidang BPUPKI dilaksanakan di gedung “Chuo Sangi In”, dan kini disebut Gedung
Pancasila.

Gambar 4. Pembentukan BPUPKI yang diunduh di Gambar 5. Rapat Sidang BPUPKI yang diunduh di
http://4.bp.blogspot.com/-37tXJLxkF9k/VBBavi43fsI/AAAAA http://2.bp.blogspot.com/-a3tl4KrGnO4/VBBazNZ4ZwI/
AAAAB0/F3V AAAAAAAAAB/Cyc1U4Hqlrw/s1600/rapat+sidang+BPUPKI+1.jpg
XPzUwm8c/s1600/sidang+BPUPKI+1.jpg tanggal 11 Agustus 2017 pada tanggal 11 Agustus 2017

Sidang Pertama BPUPKI


Sidang resmi pertama tanggal 29 Mei - 1 Juni 1945, membahas tentang dasar negara. Ketua
BPUPKI dr. KRT Radjiman Wedyodiningrat pada pidato awal sidang pertama BPUPKI, menyatakan
bahwa untuk mendirikan Indonesia merdeka maka diperlukan suatu dasar negara Indonesia merdeka.
Seperti disampaikan oleh Ir Soekarno pada awal pidato tanggal 1 Juni 1945.
Untuk menjawab permintaan Ketua BPUPKI ini, maka beberapa tokoh pendiri negara
mengusulkan rumusan dasar negara. Rumusan dasar negara yang diusulkan memiliki perbedaan satu
dengan yang lain. Namun demikian rumusan-rumusan tersebut memiliki persamaan dari segi materi dan
semangat yang menjiwainya. Gagasan yang disampaikan berdasarkan sejarah perjuangan bangsa dan
dengan melihat pengalaman bangsa lain. Pandangan yang disampaikan diilhami oleh gagasan-gagasan
besar dunia, tetapi berakar pada kepribadian dan gagasan besar bangsa Indonesia sendiri. Usulan

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
22
mengenai dasar Indonesia merdeka dalam Sidang Pertama BPUPKI secara berurutan dikemukakan oleh
Mr. Mohammad Yamin (29 Mei 1945) , Mr. Soepomo (31 Mei 1945), dan Ir. Soekarno(1 Juni 1945).
Ir. Soekarno dalam sidang itu pun menyampaikan bahwa kelima dasar negara tersebut
dinamakan Panca Dharma. Kemudian, atas saran seorang ahli bahasa, Ir. Soekarno mengubahnya menjadi
Pancasila. Pada tanggal 1 Juni 1945, Ir. Soekarno mengemukakan pemikirannya tentang Pancasila, yaitu
nama dari lima dasar negara Indonesia. Dengan berdasar pada peristiwa tersebut maka tanggal 1 Juni
ditetapkan sebagai “Hari Lahirnya Pancasila”.
Pada akhir masa persidangan pertama, Ketua BPUPKI membentuk Panitia Kecil yang bertugas
untuk mengumpulkan usul-usul para anggota yang akan dibahas pada masa sidang berikutnya (10 s.d 17
Juli 1945). Panitia Kecil yang resmi ini beranggotakan delapan orang (Panitia Delapan) di bawah
pimpinan Soekarno. Terdiri dari 6 orang wakil golongan kebangsaan dan 2 orang wakil golongan Islam.
Panitia Delapan ini terdiri Soekarno, M. Hatta, M. Yamin, A. Maramis,
M. Sutardjo Kartohadikoesoemo, Otto Iskandardinata (golongan kebangsaan), Ki Bagoes
Hadikoesoemo dan K.H. Wachid Hasjim (golongan Islam). Panitia Kecil ini mengadakan pertemuan
untuk mengumpulkan dan memeriksa usul-usul menyangkut beberapa masalah yaitu Indonesia merdeka
selekas-selekasnya, Dasar (Negara), Bentuk Negara Uni atau Federasi, Daerah Negara Indonesia, Badan
Perwakilan Rakyat, Badan Penasihat, Bentuk Negara dan Kepala Negara, Soal Pembelaan, dan Soal
Keuangan.
Di akhir pertemuan tersebut, Soekarno juga mengambil inisiatif membentuk Panitia Kecil
beranggotakan 9 orang, yang kemudian dikenal sebagai “Panitia Sembilan”. Panitia Sembilan ini terdiri
dari Soekarno (ketua), Mohammad Hatta, Muhammad Yamin, A.A. Maramis, Soebardjo (golongan
kebangsaan), K.H. Wachid Hasjim, K.H. Kahar Moezakir, H. Agoes Salim, dan R. Abikusno
Tjokrosoejoso (golongan Islam).
Pada tanggal 22 Juni 1945, Panitia Sembilan langsung mengadakan rapat di rumah kediaman Ir.
Soekarno, Jalan Pegangsaan Timur No. 56, Jakarta. Rapat berlangsung alot karena terjadi perbedaan
pandangan antarpeserta rapat tentang rumusan dasar negara. Panitia ini bertugas untuk menyelidiki usul-
usul mengenai perumusan dasar negara yang melahirkan konsep rancangan Pembukaan Undang-Undang
Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945. Konsep rancangan Pembukaan ini disetujui pada 22 Juni
1945. Oleh Soekarno rancangan Pembukaan Undang-Undang Dasar ini diberi nama “Mukaddimah”, oleh
M. Yamin dinamakan “Piagam Jakarta”, dan oleh Sukiman Wirjosandjojo disebut “Gentlemen’s
Agreement”.

CONTOH TEKS CERITA (NOVEL) SEJARAH

Roro Mendut
Y.B. Mangunwijaya

Kekuasaan telah membunuh Mendut dan


Pronocitro di ujung keris sakti Panglima Perang
Mataram, Tumenggung Wiroguno. Sekali lagi kita
melihat, absurditas cinta mati sia-sia. Sebuah tema yang
terus berulang, tercampakkan dan hanya hidup dalam
legenda.
Menurut cerita Romo Mangun, Mendut adalah
simbol kekuatan daerah pesisir (Pantai Utara) yang
ditaklukan oleh kekuasaan Mataram, simbol kerajaan dan
budaya pedalaman, yang agraris dan cenderung
otoritarian. Para ahli sastra, sarjana dan satrawan sepakat
bahwa Mendut adalah pejuang emansipasi perempuan.
Gambar Novel Sejarah Roro Mendut karya Y.B.
Dia berani menolak hasrat berahi seorang Panglima,
Mangunwijaya walaupun dengan itu, dia harus menanggung resiko
https://www.google.com/search?q=novel+roro+mendut&safe
=strict&source=lnms&tbm=isch&sa=X&ved=0ahUKEwjPlI6
membayar pajak upeti seperti layaknya sebuah daerah
ZmqDdAhVXWX0KHQt3CRwQ_AUICigB&biw=668&bih ataupun orang-orang yang takluk oleh kekuasaan
=637#imgrc=dbBuF8gW4DgyiM: diunduh pada 4 September
2018 pada pukul 08:35 WIB. Mataram.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
23
Mendut hanyalah seorang anak nelayan dari desa Teluk Cikal yang kebetulan hidup dalam
kekuasaan Adipati Pragolo II, sang keris penguasa Kadipaten Pathi. Dan sebelum jatuh ke tangan
Tumenggung Wiroguno, Mendut telah pula diculik oleh prajurit Adipati Pragolo II, saat sedang asyik-
asyiknya membantu pamannya di pesisir pantai.
Mendut dibawa begitu saja karena kecantikkannya. Keceriaan remajanya dirampas dan dipingit
dalam Puri Kadipaten Pathi. Tapi sebelum keremajaannya dinodai oleh Adipati Pragolo II, Kadipaten
Pathi, keraton serta purinya telah habis dirangsek oleh Tumenggung Wiroguno, utusan Kerajaan
Mataram. Sebab diduga Kadipaten Pathi akan memberontak terhadap kekuasaan besar Kerajaan Mataram,
dengan mencoba memerdekakan diri dan enggan membayar upeti menghadap Istana Mataram di Karta.
Jadilah Mendut seperti barang pampasan perang Kerajaan Mataram. Mulanya di persembahkan
pada Ingkang Sinuhun Susuhunan Hanyokro-Kusumo, Senopati Ingalogo Mataram Abdurrahman
Sayyidin Panotogomo (Sultan Agung), tapi karena Tumenggung Wiroguno berkenan pada Mendut,
Sultan Agung Mataram menyerahkannya pada Tumenggung Wiroguno.
Pemberontakan Mendut pada awalnya ditanggapi dengan lunak. Tapi lama kelamaan, Tumenggung
merasa kesal dan jengkel. Pajak yang tadinya ditetapkan setiap bulan ditekan menjadi setiap minggu.
Mendut tak kehilangan akal, kemudian menjual semua perhiasannya untuk dijadikan modal berjualan
puntung rokok.
Di alun-alun Mataram Istana Karta, tepatnya di tengah pasar rakyat, Mendut membuka warung
puntung rokoknya. Sambil diiringi tarian erotis penuh gerakan kebebasan ala budaya pantai utara, Mendut
menghisap rokok dan bekasnya dijual pada setiap pengunjung yang mau membeli. Tentu saja harganya
lebih mahal dari rokok biasa, karena rokok tersebut sudah tersentuh dan dihisap oleh Mendut, yang
menurut anggapan rakyat banyak, Mendut adalah seorang Putri Selir Mataram dari Tumenggung
Wiroguno.

MENGANALISIS

Menganalisis Teks Cerita Sejarah

Mempelajari sebuah teks sejarah sama artinya mempelajari manusia pada sebuah peristiwa yang
terjadi di masa lalu. Dalam hal ini, memperbincangkan sejarah berarti memperbincangkan manusia dari
segi waktu, seperti perkembangan manusia dalam kehidupan masyarakat yang secara terusmenerus
bergerak dari bentuk yang sederhana ke bentuk yang lebih kompleks, pengulangan peristiwa masa lampau
yang terjadi lagi pada masa kini, atau pun perubahan yang terjadi pada manusia itu akibat adanya
pengaruh dari luar.

KERAJAAN SUNDA

Kerajaan Sunda terletak di daerah Jawa Barat sekarang. Tak dapat


dipastikan dimana pusat kerajaan ini sesungguhnya. Berdasarkan sumber sejarah
berupa prasasti dan naskah-naskah berbahasa Sunda Kuno dikatakan bahwa pusat
kerajaan Sunda telah mengalami beberapa perpindahan.
Menurut Kitab Carita Parahyangan, Ibukota kerajaan Sunda mula-mula di
Galuh, kemudian menurut Prasasti Sanghyang Tapak yang ditemukan di tepi
sungai Cicatih, Cibadak Sukabumi, Isi dari prasasti itu tentang pembuatan daerah
terlarang di sungai itu yang ditandai dengan batu besar di bagian hulu dan hilirnya.
Oleh Raja Sri Jayabhupati penguasa kerajaan Sunda. Di daerah larangan itu orang
tidak boleh menangkap ikan dan hewan yang hidup di sungai itu. tujuannya
mungkin untuk menjaga kelestarian lingkungan (agar ikan dan lain-lainnya tidak
punah) siapa yang berani melanggar larangan itu, ia akan dikutuk oleh dewa-dewa.
Kerajaan Sunda beribu kota di Parahyangan Sunda. Sementara itu menurut prasasti Astana Gede
(Kawali – Ciamis) ibu kota kerajaan Sunda berada di Pakwan Pajajaran. Mengenai perpindahan kerajaan
ini tak diketahui alasannya. Akan tetapi, hal-hal yang bersifat ekonomi, keamanan, politik, atau bencana
alam lazim menjadi alasan perpindahan pusat ibu kota suatu kerajaan. Kerajaan Sunda menguasai daerah
Jawa Barat untuk waktu yang lama, diantara rajanya, yang terkenal adalah Jaya Bhupati dan Sri Baduga
Maharaja.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
24
Analisis Struktur Teks Cerita Sejarah
Pendahuluan Kerajaan Sunda terletak di daerah Jawa Barat sekarang. Tak dapat dipastikan
dimana pusat kerajaan ini sesungguhnya. Berdasarkan sumber sejarah berupa
prasasti dan naskah-naskah berbahasa Sunda Kuno dikatakan bahwa pusat
kerajaan Sunda telah mengalami beberapa perpindahan.
Perincian Peristiwa 1. Menurut Kitab Carita Parahyangan, Ibukota kerajaan Sunda mula-
mula di Galuh, kemudian menurut Prasasti Sanghyang Tapak yang ditemukan
di tepi sungai Cicatih, Cibadak Sukabumi, Isi dari prasasti itu tentang
pembuatan daerah terlarang di sungai itu yang ditandai dengan batu besar di
bagian hulu dan hilirnya.
2. Oleh Raja Sri Jayabhupati penguasa kerajaan Sunda. Di daerah
larangan itu orang tidak boleh menangkap ikan dan hewan yang hidup di
sungai itu. tujuannya mungkin untuk menjaga kelestarian lingkungan (agar
ikan dan lain-lainnya tidak punah) siapa yang berani melanggar larangan itu, ia
akan dikutuk oleh dewa-dewa.
3. Kerajaan Sunda beribu kota di Parahyangan Sunda. Sementara itu
menurut prasasti Astana Gede (Kawali – Ciamis) ibu kota kerajaan Sunda
berada di Pakwan Pajajaran.
4. Mengenai perpindahan kerajaan ini tak diketahui alasannya.
Akan tetapi, hal-hal yang bersifat ekonomi, keamanan, politik, atau bencana
alam lazim menjadi alasan perpindahan pusat ibu kota suatu kerajaan.
Penutup Kerajaan Sunda menguasai daerah Jawa Barat untuk waktu yang lama, diantara
rajanya, yang terkenal adalah Jaya Bhupati dan Sri Baduga Maharaja.

Analisis Struktur Teks Cerita Sejarah


Kaidah Pembuktian
Menceritakan peristiwa asal usul yang Menurut Kitab Carita Pahrayangan (paragraf 2)
telah terjadi (lampau)
Menggunakan kata penghubung untuk 1. Sementara itu (paragraf 3)
mengurutkan peristiwa 2. Kemudian (paragraf 2)
Menggunakan kata keterangan Raja Sri Jayabhupati penguasa kerajaan Sunda à keterangan
tempat (paragraf 2)
Menggunakan kata kerja 1. Menangkap (paragraf 2)
2. Menjaga (paragraf 2)
3. Melanggar (paragraf 2)
4. Menguasai ( paragraf 4)

Menganalisis Teks Novel Sejarah Indonesia


Dalam kegiatan ini, kamu diminta untuk mencermati teks novel sejarah Indonesia dan
menganalisisnya berdasarkan struktur dan kaidah kebahasaannya. Hasil analisis ini menjadi referensi
bagaimana cara menganalisis teks cerita (novel) sejarah Indonesia yang baik.

Novel Batavia 1936 karya Widya W.Harun.


“Philip merasai tubuh Hans begitu dingin. Baju Hans sudah basah dengan peluh dingin yang mengucur
deras tanpa henti. Dibalikkannya tubuh Hans, dan terlihatlah olehnya, muka Hans yang memucat serupa
mayat. Ditepuk-tepuknya muka anaknya itu sembari berujar dengan rasa khawatir dan panik.” (hlm.227)

Kutipan tersebut memperlihatkan kondisi Hans setelah mendatangi kediaman keluarga Rijkaard untuk
melakukan lamaran. Pada saat acara lamaran, Hans yang kaget mengetahui bukan Kirani yang dilamar
tidak berbuat apapun. Hans hanya diam dan tetap mengikuti acara tersebut hingga akhir. Hal ini
memperlihatkan sifat Hans yang tidak terbuka dan tidak berani mengungkapkan perasaannya di depan
umum. Keadaan Hans yang langsung lemah akibat beban mental yang ditanggungnya setelah acara
lamaran memperlihatkan pembaca bahwa Hans adalah seorang yang mudah rapuh walaupun Hans
seorang laki-laki.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
25
Novel Bumi Manusia karya Pramoedya Ananta Toer

Kami dinikahkan secara islam. Darsam bertindak sebagai saksi dan Annelies diwali oleh
seseorang wali hakim…[4]
“ Perkawinanmu syah menurut hukum islam. Membatalkan adalah menghina hukum islam,
mencemarkan ketentuan yang dimuliakan umat islam...ah, betapa aku inginkan perkawinan syah. Tuan
selalu menolak. Ternyata ia masih ada istri syah. Sekarang anakku kawin syah. Jauh lebih tinggi
daripadaku sendiri. Dan tidak diakui. “[5]

Kutipan di atas menceritakan tentang perkawinan antara Minke dan Annelies yang sesuai dengan
ajaran Islam, yaitu adanya saksi dan wali. Hal ini membuktikan bahwa masih ada kepercayaan kepada
Tuhan dan melaksanakan ketentuan-ketentuan-Nya. Namun pada kutipan Nyai Ontosoroh adalah
ungkapan yang menjelaskan tentang bagaimana hukum-hukum islam itu dikesampingkan. Minke dan
Annelies yang sah perkawinannya menurut Islam, sama sekali tidak diakui oleh hukum sidang Eropa.
Mereka beranggapan bahwa perkawinan itu tidak sah sekalipun ada yang menikahkan karena masih
dibawah umur. Hal ini sangat terlihat bagaimana kaum Eropa sama sekali tidak menghargai Islam. Hasil
analisis menyoroti tentang nilai-nilai keagamaan.

Novel Raksasa dari Jogja karya Dwitasari

“Ronggeng Dukuh Paruk. Ahmad Tohari. Melihat judul buku itu, ia tersenyum. Buku ini sangat sulit ia
tamatkan, makanya hanya tamat di baca sekali, berbeda dengan Biola Tak Berdawai.”

Dilihat dari kutipan di atas mencerminkan tentang nilai budaya kesenian dalam bentuk karya sastra.

Novel Jejak Langkah karya Pramoedya Ananta Toer

”..........lihat Tuan-tuan, sampai sekarang masinis-masinis keretapi masih juga orang Eropa, belum ada
seorang pun pribumi, masih orang-orang indo. Tapi datangnya keretapi di Hindia bukan saja telah
melahirkan syarat-syarat baru, juga hukum-hukum baru, yang harus di dengar dan di patuhi orang
Eropa dan pribumi sekaligus. Mengapa pribumi harus cuma memikul beban, kalau syarat-syarat dan
hukumnya harus dipikul bersama-sama?” (Ananta Toer, 2007: 39)

Hakikatnya, tujuan membentuk lembega pendidikan untuk pribumi yang digagas golongan liberal
berdasarkan asumsi di atas tidak untuk mencerdaskan dan membentuk kesadaran keritis masyarakat
pribumi, tetapi hanya mencetak tenaga-tenaga kerja terdidik yang murah untuk dipekerjakan di kantor-
kantor milik Belanda. Oleh karena itu, orientasi atau arah kebijakan pendidikan zaman Belanda mengarah
ke working oriented bukan membangun kesadaran keritis pribumi. Nilai yang muncul pada penggalan
novel tersebut adalah nilai pendidikan.

Novel Larasati karya Pramoedya Ananta Toer

Curiga-curiga mata mereka yang setengah melotot berkilauan seperti bintang di balik mendung tipis,
(halaman 80).

Dari kutipan tersebut teranalisis bahwa gaya bahasa yang muncul adalah hiperbola

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
26
TUGAS 1

INSTRUMEN ASSESMEN PENILAIAN PENGETAHUAN

Materi Kompetensi Dasar IPK


Cerita 3.39 Menganalisis informasi, yang mencakup 3.39.1 Mendata informasi penting dalam teks sejarah
(Novel) orientasi, rangkaian kejadian yang saling 3.39.2 Mengidentifikasi struktur teks novel sejarah
Sejarah berkaitan, komplikasi dan resolusi, dalam 3.39.3 Membandingkan novel sejarah dengan teks
Indonesia
cerita sejarah lisan atau tulis sejarah

3.40 Menganalisis kebahasaan cerita atau 3.40.1 Menemukan unsur-unsur kebahasaan yang
novel sejarah ada dalam novel sejarah
3.40.2 Menunjukkan unsur kebahasaan yang sering
digunakan dalam novel sejarah

PILIHLAH JAWABAN YANG PALING TEPAT!

1. Cermatilah penggalan teks novel sejarah berikut ini!

Dyah Wiyat membalikkan tubuh dan dengan langkah perlahan naik ke undak-undakan yang
membawanya ke ruang tengah istananya. […]. Dengan amat yakin Dyah Wiyat meninggalkan Raden
Kudamerta termangu sendiri di halaman. Raden Kudamerta jatuh terduduk. Ia tak lagi peduli
andaikata rahasia yang terbongkar itu akan membawanya ke gantungan. Ia juga tak peduli meski dari
lukanya darah mengalir deras, (Gajah Mada: Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara, Langit
Kresna Hariadi).

Kalimat peristiwa yang tepat untuk melengkapi penggalan cerita yang rumpang tersebut adalah…
A. Amat sinis senyum yang mencuat di bibir Dyah Wiyat.
B. Dyah Wiyat terbangun dari tidurnya yang panjang.
C. Langkah yang semula perlahan itu berubah menjadi bergegas √
D. Dyah Menur menghampiri Dyah Wiyat.
E. Mimpi Dyah Wiyat berubah menjadi kenyataan.

2. Cermatilah penggalan teks novel sejarah berikut ini!

.... Melengkapi tubuhnya yang demikian gagah dan kekar, Gajah Mada memiliki otak yang cerdas,
pendapat dan cara pandangnya adakalanya bahkan jauh tembus ke masa depan dan sering
mengagetkan yang menyimaknya. Jayanegara termasuk orang yang sering kaget mendengar gagasan
yang keluar dari benak Gajah Mada. Gelegar suara meledak menyamai guntur serasa meledak di
ruangan itu. Ratu Gayatri mencuatkan alis, demikian pula dengan Ratu Tribhuaneswari mengerutkan
dahi pertanda benar-benar tercuri perhatiannya, (Gajah Mada: Bergelut dalam Kemelut Takhta dan
Angkara, Langit Kresna Hariadi).

Cara penyampaian perwatakan tokoh Gajah Mada tersebut adalah…


A. Penyampaian secara langsung oleh penulis √
B. Melalui dialog antartokoh
C. Melalui lingkungan
D. Melalui pemikiran tokoh lain
E. Melalui reaksi tokoh lain

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
27
3. Cermatilah penggalan teks novel sejarah berikut ini!

“Sejak zaman Mataram, perebutan kekuasaan selalu terjadi. Setiap peralihan kekuasaan selalu
ditandai peristiwa berdarah,” Pancaksara melanjutkan. “Lebih-lebih zaman Singasari, wilayah paling
berbahaya bagi negara adalah saat-saat peralihan kekuasaan. Sekarang, tidak layak cemaskah kita
dengan pengalaman peralihan kekuasaan yang macam itu?”1 Sigap Gajah Mada memberikan
sembahnya. Tugas yangb sangat berat itu telah digenggam dan siap untuk dilaksanakan dengan
sebaik-baiknya, maka demikianlah, dengan jelas dan gamblang Patih daha Gajah Mada melaporkan
yang terjadi, siapa saja orang yang terbunuh dan kemungkinan kepentingan apa saja yang berada di
belakang rentetan kejadian itu. Tegas dan penuh keyakinan Patih Daha Gajah Mada menyebut, apa
yang terjadi itu merupakan tanda-tanda terjadinya perebutan kekuasaan. Di belakang Raden
Cakradara ada pihak yang bermain, ingin menunggangi dan memanfaatkan Raden Cakradara.2 Dan
pergantian kekuasaan di negeri mana pun selalu menyisakan gejolak tanpa terkecuali Majapahit
setelah meninggalnya Jayanegara. Udara pun terasa sesak. Gerah akan menyergap siapa pun yang
mendambakan kedamaian dan ketenangan. Singasari telah memberi contoh. Di setiap pergantian
kekuasaan, udara selalu tersa panas, (Gajah Mada: Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara,
Langit Kresna Hariadi).

Tema penggalan cerita tersebut adalah…


A. Pergantian musim
B. Kesaksian sang raja
C. Kesiapan rakyat menghadapi pemerintahan raja
D. Hukuman gantung
E. Perebutan kekuasaan √

4. Cermatilah teks sejarah berikut ini!

Tahun 1329M, Tribhuwanatunggadewi mengeluarkan Prasasti Berumbung. Dalam prasasti ini yang
menjadi mahapatih Majapahit adalah Mpu Krewes. Gajah Mada belum tercatat sebagai patih Daha.
Sekitar 1330M, Rajapatni Dyah Gayatri dengan tegas meninggalkan keraton Majapahit menuju
Mandala Pacira [Goa Pasir desa Junjung Tulungagung] di selatan Sungai Brantas karena ingin
menjadi seorang Bhiksuni.

Verba pada teks tersebut adalah…

A. seorang bhiksuni
B. keraton majapahit
C. meninggalkan √
D. tegas
E. di selatan sungai brantas

5. Cermatilah penggalan teks novel sejarah berikut ini!

Bagi Vivienne dan kawan-kawannya yang tengah dibakar gelora, kesia-siaan perang Vietnam adalah
titik awal segala gerakan generasi muda di Amerika dan Eropa. Jangankan mendengar nama
Sukarno, Hatta, Sjahrir, dan Tan Malaka. Jangan pula menyebut peristiwa berdarah 30 September
1965 karena mereka masih pada tahap harus membuka peta untuk mencari letak Indonesia, (Pulang,
Leila S. Chudori).

Nilai yang muncul dari penggalan cerita tersebut adalah…


A. Nilai ekonomi
B. Nilai politik
C. Nilai estetika
D. Nilai religius
E. Nilai historis √

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
28
6. Cermatilah penggalan teks novel sejarah berikut ini!

Singajaya nama laki-laki itu, ia merasa berita yang diterimanya sangat penting sehingga tak sabar
menunggu geladi perang di alun-alun itu berakhir. Tubuhnya basah kuyup oleh keringat yang diperas
setelah berlari kencang dari makam Antawulan ke alun-alun. Singajaya yang merasa tidak sabar
bahkan memutuskan menyibak segenap prajurit yang sedang menerima teklimat dari pimpinan
masing-masing. Ra Kembar melihat apa yang diperbuat orang itu. Bergegas Ra Kembar
meneriakinya, (Gajah Mada: Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara, Langit Kresna Hariadi).

Latar yang muncul pada penggalan cerita tersebut adalah..


A. Makam Antawulan
B. Alun-alun √
C. Tepi jalan
D. Rumah Singajaya
E. Tempat geladi perang

7. Cermatilah penggalan teks novel sejarah berikut ini!

Temaram senja yang datang setelah ingar-bingar yang terjadi sejak kemarin hingga siang belum
lepas jejaknya. Setidaknya kegelisahan itu memang amat pantas memberangus isi hati Ratu
Rajapatni Biksuni Gayatri. Meski telah pasrah menjadi seorang biksuni yang mestinya tidak lagi
terikat dengan urusan duniawi, tetapi meninggalnya Jayanegara adalah sebuah kenyataan, (Gajah
Mada: Bergelut dalam Kemelut Takhta dan Angkara, Langit Kresna Hariadi).

Majas yang muncul pada penggalan cerita tersebut adalah…


A. Sinedoks pars prototo
B. Metonimia
C. Litotes
D. Paradoks
E. Personifikasi √

8. Cermatilah penggalan teks novel sejarah berikut ini!

Bagaikan tercekik leher Sri Wijaya Rajasa Sang Apanji Wahninghyun. Raden Kudamerta tidak
mampu berbicara ketika melihat dua perempuan itu akhirnya saling melepas pelukan. Meski Dyah
Wiyat Rajadewi Maharajasa telah meminta, Dyah Menur Hardiningsih memiliki alasan untuk
bersikukuh dengan keputusan yang diambilnya....” , (Gajah Mada: Bergelut dalam Kemelut Takhta
dan Angkara, Langit Kresna Hariadi).

Tahapan alur yang muncul berdasarkan penggalan cerita tersebut adalah…


A. Pengenalan situasi cerita
B. Pemaparan peristiwa
C. Konflik memuncak
D. Penurunan masalah
E. Penyelesaian √

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
29
9. Cermatilah teks sejarah berikut ini!

Candi Borobodur adalah monumen Buddha terbesar yang ada di bumi ini. Dibangun pada masa Raja
Samaratungga dari Wangsa Syailendra pada sekitar tahun 824. Candi ini didirikan sekitar 300 tahun
sebelum Angkor Wat di Kamboja dan 400 tahun sebelum katedral-katedral agung di Eropa
dibangun.

Struktur teks cerita sejarah pada penggalan tersebut adalah…


A. Judul
B. Langkah kerja
C. Orientasi √
D. Urutan peristiwa
E. Reorientasi

10. Cermatilah penggalan teks novel sejarah berikut ini!

Yang kemudian menjadi gelisah justru Patih Amangkubumi Arya Tadah. Arya Tadah merasa sikap
Patih Daha itu terlalu berlebihan. Arya Tadah merasa, setinggi apa pun derajajt ataupun pangkat
Gajah Mada sumbang suaranya belum pantas menjadi bahan pertimbangan para ratu dalam
mengambil keputusan. Apalagi bila mengingat pilihan yang tersedia hanya dua, tinggal memilih
salah satu di antara Sri Gitarja atau Dyah Wiyat, (Gajah Mada: Bergelut dalam Kemelut Takhta dan
Angkara, Langit Kresna Hariadi).

Susut pandang penceritaan pada penggalan cerita tersebut adalah…


A. Orang pertama pelaku utama
B. Orang pertama pelaku sampingan
C. Orang kedua
D. Orang ketiga terfokus
E. Orang ketiga serbatahu √

LEMBAR KERJA SISWA


1. 6.

2. 7.

3. 8.

4. 9.

5. 10.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
30
TUGAS 2

INSTRUMEN ASESMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Materi Kompetensi Dasar IPK


Cerita 4.39 Mengonstruksi nilai-nilai dari informasi 4.39.1 Memahami pengertian nilai-nilai dalam karya
(Novel) cerita sejarah dalam sebuah teks eksplanasi sastra
Sejarah 4.39.2 Menuliskan kembali nilai-nilai dalam novel
Indonesia sejarah.
4.39.3 Menyajikan nilai novel sejarah ke dalam sebuah
teks eksplanasi
4.40 Menulis cerita sejarah pribadi dengan
memerhatikan kebahasaan 4.40.1 Menentukan topik sebagai dasar penyusunan
kerangka novel sejarah
4.40.2 Mengembangkan kerangka menjadi novel sejarah
yang utuh

Petunjuk Pengerjaan
1. Bacalah penggalan novel sejarah Indonesia berikut kemudian analisislah nilai-nilai yang termuat di
dalamnya!

LEMBAR KERJA SISWA


No. Penggalan Cerita Nilai
Kehidupan
1. 1. “… aku makin gemar main sepak bola dan taka da hal lain dalam kepalaku selain
ingin menjadi pemain PSSI! Untuk menggantikan posisi Ayah yang telah dirampas
Belanda. Aku harus menjadi pemain PSSI! Apapun yang terjadi…” (Sebelas
Patriot, Andrea Hirata)
2.
2.3. Tetapi ada pula tabiatnya yang patut dicela, yaitu lekas marah kepada anak-anak
gajian yang bekerja dengannya, kalau ada sesuatu kesalahan yang dipandangnya
merugikan, marahnya timbul, mulutnya bertaburan saja padahal kesalahan itu
belum diperiksanya, setelah marah ia menyesal” (Merantau ke Deli: 87)
4.
3.4. Tujuh tahun sudah ia duduk di singgasana Majapahit Wilwatikta, sejak ia baru berusia 16
warsa, pada tahun 1273 Saka, menggantikan sang bunda, Bhre Kahuripan yang bergelar
Maharani Tribhuwanattunggadewi Jayawisnuwardhani. Selama itu Rajasanagara
memegang takhta tanpa permaisuri.” (Dyah Pitaloka; Sosok Perempuan Pejuang)

5.5. Juga hari itu yang terakhir bagi mereka yang berpisahan dengan bumi Indonesia
tanah yang menjadi temoat kerja sementara bagi sebagian orang, tetapi juga tanah
yang menjadi negeri kelahiran sejak berpuluh keturunan.” (Keberangkatan karya
N.H. Dini).

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
31
6.6. "Bunda tak hukum kau. Kau sudah temukan jalanmu sendiri. Bunda takkan
halangi, juga takkan panggil kembali. Tempuhlah jalan yang kau anggap terbaik.
Hanya jangan sakiti orang tuamu, dan orang yang kau anggap tak tahu segala
sesuatu yang kau tahu." (Bumi Manusia, Pramoedya Ananta Toer)
7.
7.8. Aku lebih mempercayai ilmu pengetahuan, akal. Setidak-tidaknya ada kepastian-
kepastian yang bisa dipegang” (Bumi Manusia)
9.
8.10. Jika Untung Surapati dan Benteng Bangil dikalahkan, siapa lagi sososk yang akan
dengan berani menentang Kompeni di Tanah Jawa. (Untung Surapati, Abdoel
Muis)
11.
9. “Paman Demang Lembu Sora, bagaimana pendapat paman dengan adanya
peristiwa ini? Apakah sebaiknya Nambi kuturunkan kedudukannya sebagai patih
dan mengangkat Lawe menjadi patih Hamangku Bumi, paman?“
Lembu Sora cepat menyembah. “Hendaknya paduka tidak melakukan hal itu
karena bagaimana mungkin paduka menyerah junjungan hamba semua akan
menyerah saja kepada kehendak RonggoLawe? Hal itu hanya akan merendahkan
kedudukan paduka, karena hendaknya paduka ingat akan ketentuan bahwa segala
sabda yang dikeluarkan oleh raja tidak dapat tidak harus dilaksanakan. Paduka
sudah mengangkat anak mas Nambi sebagai patih, tidak mungkin kalau sabda
paduka itu digagalkan hanya oleh ulah tingkah Ronggo Lawe.“ (Kemelut Majapahit
Jilid 01).

Nilai estetika Nilai budaya Nilai


moral/etika
Nilai sejarah

Nilai edukasi

Nilai sosial

Nilai politik
Nilai
kemanusiaan

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
32
TUGAS 3

INSTRUMEN ASESMEN PENILAIAN KETERAMPILAN

Materi Kompetensi Dasar IPK


Cerita 4.39 Mengonstruksi nilai-nilai dari informasi 4.39.1 Memahami pengertian nilai-nilai dalam karya
(Novel) cerita sejarah dalam sebuah teks eksplanasi sastra
Sejarah 4.39.2 Menuliskan kembali nilai-nilai dalam novel
Indonesia sejarah.
4.39.3 Menyajikan nilai novel sejarah ke dalam sebuah
teks eksplanasi
4.40 Menulis cerita sejarah pribadi dengan
memerhatikan kebahasaan 4.40.1 Menentukan topik sebagai dasar penyusunan
kerangka novel sejarah
4.40.2 Mengembangkan kerangka menjadi novel sejarah
yang utuh

Petunjuk Pengerjaan

1. Cermati peristiwa sejarah Indonesia berikut yang akan menjadi ide ceritamu sesuai dengan nomor
presensimu di kelas.
a. Bandung Lautan Api (1-5) b. Kongres Sumpah Pemuda (6-10)

c. Asal Usul Kota Malang (11-15) d. Reformasi Mei 1998 (16-20)

e. Lepasnya Timor Timur (21-25) f. EYD 1972 (25-30)

g. Ken Dedes (30-45)

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
33
2. Telusurilah sisi lain kehidupan pribadi tokoh, rangkaian peristiwa yang dialami oleh tokoh, dan
bagian-bagian peristiwa faktual dalam bentuk kerangka karangan yang memuat unsur intrinsik
(tema, tokoh, penokohan, latar, alur, sudut pandang, gaya bahasa, amanat) dan nilai-nilai
kehidupan (minimal menyertakan 3 nilai kehidupan)!

3. Kembangkan kerangka karangan menjadi penggalan novel sejarah berdasarkan daya khayalmu
menjadi 3 paragraf (setiap paragraf terdiri atas 5 kalimat)!

LEMBAR KERJA SISWA

1. Topik pilihan peristiwa sejarah Indonesia : …………………………..

2. Kerangka karangan
1) Tema :
2) Tokoh :
3) Penokohan :
4) Latar :
5) Sudut pandang :
6) Gaya bahasa :
7) Amanat
- Tersurat :
- Tersirat :
8) Alur
- Jenis alur : maju/mundur/campuran *
- Tahapan alur : 1) Pengenalan situasi cerita
2) Pemaparan peristiwa
3) Menuju pada konflik
4) Puncak konflik
5) Penyelesaian *
* pilih salah satu

3. Pengembangan kerangka karangan menjadi penggalan novel sejarah Indonesia

…………………………….……..
oleh :

………………………………………………………………………………………..…………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………..…………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………

………………………………………………………………………………………..…………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
……………………………………………………………………………………………………………………………
Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
34
DAFTAR PUSTAKA
Abdul S, Adi dkk. 2008. Aktif dan Kreatif Berbahasa Indonesia
untuk Kelas XII SMA/MA Program Bahasa. Jakarta: Pusat Perbukuan,
Departemen Pendidikan Nasional
Rohmadi, Muhammad dkk. 2008. Bahasa dan Sastra Indonesia 3
untuk SMA dan MA Kelas XII Program Bahasa. Jakarta: Pusat Perbukuan
Departemen Pendidikan Nasional.
Suryaman, Maman dkk. 2018. Bahasa Indonesia untuk
SMA/SMK/MA/MAK kelas XII cetakan ke-2 Edisi Revisi. Jakarta : Pusat
Kurikulum dan Perbukuan, Balitbang, Kementerian Pendidikan dan
Kebudayaan.

Bahasa Indonesia XII SMK Telkom Malang-Tenri Farizatul Warda, S.Pd. – 2020
35

Anda mungkin juga menyukai