PENGENALAN DATA
Bahasa yang akan di analisa dalam tugas akhir ini adalah bahasa Jawa
ngapak dari daerah Kebumen kota. Didalam bahasa Jawa daerah Kebumen
sebenarnya memiliki kemiripan dengan bahasa Jawa pada umumnya, yaitu
memiliki 3 tingkatan, seperti ; bahasa Jawa Krama Inggil yang merupakan bahasa
dengan kasta tertinggi yang biasanya di gunakan oleh kalangan elit dan ketika
sedang berbicara dengan orang yang jarak umurnya jauh lebih tua; bahasa Jawa
Krama yang merupapan bahasa dengan kasta kedua atau sebelum karma inggil.
Bahasa ini digunakan untuk berbicara dengan orang yang baru dikenal dan
usianya lebih tua, juga biasanya digunakan dalam percakapan keseharian;
kemudian tingkat bahasa jawa yang terendah yaitu bahasa Jawa ngapak. Ini
merupakan bahasa keseharian mayoritas masyarakat Kebumen pada umumnya.
Digunakan untuk berbicara kepada teman sebaya, lebih muda, atau lawan bicara
yang sudah akrab. Namun penggunaan bahasa Jawa Ngapak Kebumen sendiri
berbeda dialeknya, antara bahasa Jawa Ngapak Kebumen daerah pesisir pantai
dan perbukitan dangan bahasa Jawa Ngapak Kebumen perkotaan.
Berikut ini adalah data bahasa Jawa Ngapak yang diurutkan sesuai urutan
tata bahasa mulai dari yang paling sederhana hingga tata bahasa Tanya :
DATA I : a. S - P
Bahasa Jawa Ngapak
Bahasa Indonesia
Enyong ngode.
Saya bekerja.
Rika ngode.
Kamu bekerja.
Biyunge arep ngode.
Ibu akan bekerja.
Iwan uwis ngode.
Iwan sudah bekerja.
Kae uwong ngode.
Orang itu bekerja.
Wong-wong kae ngode.
Orang-orang itu bekerja.
Rika sekabehan ngode.
Kamu semua bekerja.
Dewek ngode.
Aku dan kamu bekerja.
Data diatas merupakan contoh bahasa Jawa Ngapak dengan struktur Subjek dan
Predikat. Dengan kata kerja yang sama dan fariasi subjek dari contoh data I diatas
bisa diambil kesimpulan bahwa dalam bahasa Jawa Ngapak mengenal struktur
bahasa dengan urutan subjek diikuti predikat, dengan hal ini penggunaanya sama
dengan struktur bahasa dalam bahasa Indonesia. Kata yang menjadi subjek dalam
bahasa Jawa Ngapak Kebumen yang tidak dimiliki adalah ; mereka, dia
perempuan, dia laki-laki, kita dan mereka. Terbukti dalam contoh data I diatas
kalimat Jawa Ngapak Kebumen; menggunakan kata yang menggantikan kata dia
menjadi orang itu (kae uwong) dengan tidak membedakan jenis subjek sebagai
pria atau wanita; menggunakan kata yang menggantikan kata mereka menjadi
orang-orang itu (wong-wong kae); menggunakan kata yang menggantikan kata
kalian menjadi kamu semua (rika sekabehan).
Dengan demikian subjek yang berperan sebagai Agent (yang berinisiatif)
dalam bahasa Jawa Ngapak Kebumen hanya ada enyong sebagai aku, rika
sebagai kamu, dewek sebagai kita dan kata benda agent seperti nama orang
dan sebutan seperti ayah (ramane), ibu (biyunge), dan sebutan lainya. Perbedaan
subjek juga tidak berpengaruh terhadap bentuk predikat yang mengikutinya.
Terbukti dari data I bahawa semua predikat tida mengalami perubahan bentuk
walaupun subjeknya berbeda.
Ada dua data yang berbena dalam data satu, yaitu adanya kata arep dan
lunga. Pada kalimat Biyunge arep ngode, kata arep berarti akan,yang
menginformasikan adanya tindakan yang belum dilakukan dan akan dilakukan
atau masa yang akan datang Penggunaan kata akan ini tidak mempengaruhi
bentuk kata kerja dan kata benda disekitarnya. Pada kalimat Iwan uwis ngode,
kata uwis berarti sudah, yang menginformasikan adanya tindakan yang sudah
dilakukan atau lampau. Penggunaan kata uwis juga tidak berpengaruh pada
bentuk kata kerja ataupun kata benda disekitarnya.
DATA II : S P O
Bahasa Jawa Ngapak
Enyong tuku pitik.
Rika tuku pitik.
Ramane tuku pitik.
Riska tuku pitik.
Kae uwong tuku pitik.
Wong-wong kae tuku pitik.
Rika sekabehan tuku pitik.
Dewek tuku pitik.
Bahasa Indonesia
Saya membeli ayam.
Kamu membeli ayam.
Ayah membeli ayam.
Riska membeli ayam.
Orang itu membeli ayam.
Orang-orang itu membeli ayam.
Kamu semua membeli ayam.
Saya dan kamu membeli ayam.
Data II diatas adalah struktur bahasa yang menggunakan rumus S-P-O, subjek
diikuti predikat dan objek di akhir kalimat. Dalam data II ini, yang membedakan
dengan data I adalah penambahan objek. Dengan penambahan objek, dapat dilihat
bahwa kata kerja yang digunakan dalam data II adalah kata kerja transitive. Tidak
ada perubahan bentuk dalam objek maupun subjek dari kalimat yang
menggunakan kata kerja transitive.
Sehingga dapat disimpulakan bahwa tidak ada perubahan apapun ketika
kalimat dalam bahasa Jawa Ngapak Kebumen perkotaan menggunakan kata kerja
transitive.
DATA III : S V O O
Bahasa Jawa Ngapak
Enyong nukokna Sumi linggis.
Rika nukokna Sumi linggis.
Mbokayune nukokna Sumi linggis.
Bahasa Indonesia
Saya membelikan Sumi linggis.
Kamu membelikan Sumi linggis.
Kakak (perempuan) membelikan
Sumi linggis.
Lastri membelikan Sumi linggis.
Orang itu membelikan Sumi linggis..
Orang-orang itu membelikan Sumi
linggis.
Rika sekabehane nukokna Sumi
linggis.
Kamu semua membelikan Sumi
linggis.
Dewek nukokna Sumi linggis.
linggis.
Saya dan kamu membelikan Sumi
linggis.
Dari data III ini, yang membedakan dari struktur kalimatnya adalah penambahan
satu objek, menjadi S-P-O-O. Dua objek dalam struktur kalimat data III ini
berbeda, satu objek sebagai Direct Object (objek langsung) dan Indirect Object
(objek tak langsung). Contoh struktur :
Enyong nukokna Sumi linggis.
S
IO
DO
Kata Sumi dalam contoh diatas adalah sebagai objek tak langsung, sedangkan
kata linggis dari contoh diatas adalah sebagai objek langsung. Jika kita kembali
melihat data sebelum data III ini, yaitu data II, dapat dilihat bahwa predikat kedua
data ini memiliki arti yang sama, dengan kata dasarnya adalah kata tuku (beli).
Data II : Riska tuku pitik.
Data III : Lastri nukokna Sumi linggis Descriptive Linguistics Final Exam
Kata-kata yang tercetak tebal diatas memiliki arti kata dasar yang sama, namun
bentuknya berbeda. Kata tuku berubah menjadi nukokna apabila dalam suatu
kalimat memiliki objek langsung dan tak langsung. Sehingga bisa disimpulkan
bahwa kata kerja dalam kalimat yang berstruktur S-P-O-O akan mengalami
perubahan bentuk. Hanya, dalam bahasa Jawa Ngapak Kebumen perkotaan,
perubahan bentuk di hampir semua kata yang menjadi kata kerja transitif
memiliki imbuhan awalan dan akhiran yang berbeda disetiap kata.
Contoh :
- tuku
: nukokna
- ngumbah
: ngumbahna
- gratis
: nggratisi
Dll
Sehingga tidak ada peraturan baku yang bisa diterapkan untuk membuat sebuah
kata dalam bahasa Jawa Ngapak Kebumen perkotaan menjadi kata kerja transitif.
Karena imbuhan, awalan maupun akhiran hampir semuanya berbeda disetiap kata.
Satu hal yang juga ditemukan dalam data III adalah kata mbokayune
yang menerangkan bahwa subjek ini berarti berkelamin wanita dan memiliki
hubungan darah sebagai kakak tua.
DATA IV : S P O (-)
Bahasa Jawa Ngapak
Bahasa Indonesia
Enyong ora ngenggo sandal.
Aku tidak memakai sandal.
Rika ora ngenggo sandal.
Kamu tidak memakai sandal.
Adine ora ngenggo sandal.
Adine tidak memakai sandal.
Priyo ora ngenggo sandal.
Priyo tidak memakai sandal.
Kae uwong ora ngenggo sandal.
Orang itu tidak memakai sandal.
Wong-wong kae ora ngenggo sandal.
Orang-orang itu tidak memakai sandal.
Rika sekabehane ora ngenggo sandal. Kamu semua tidak memakai sandal.
Dewek ora ngenggo sandal.
Saya dan kamu tidak memakai sandal.
Subjek, predikat, objek adalah struktur dalam data ke IV ini. Yang membedakan
dengan data II adalah bentuk kalimat pada data ke IV merupakan bentuk kalimat
negatif. Tidak ada informasi yang menunjukan adanya perubahan bentuk pada
masing-masing kata dalam contoh kalimat data IV diatas. Satu hal yang berbeda
adalah adanya kata ora yang terletak setelah subjek. Kata ora-lah yang
menunjukan bahwa kalimat dalam data IV ini merupakan kalimat negatif.
Ada satu kata yang menambah informasi dalam keterangan kata dalam
bahasa Jawa Ngapak Kebumen perkotaan di data IV. Adine dalam bahasa
Indonesia berarti adik. Jika pada data III ditemukan kata mbokayune yang
memberikan keterangan subjek ini berarti berkelamin wanita dan memiliki
hubungan darah sebagai kakak tua, berbeda dengan adine yang hanya
memberikan keterangan memiliki hubungan darah dan lebih muda.
DATA V : S P O (pasif)
Bahasa Jawa Ngapak
Enyong digawekna klambi
Bahasa Indonesia
nang Saya dibuatkan baju oleh Nurul.
Nurul.
Rika digawekna klambi nang Nurul.
Kamu dibuatkan baju oleh Nurul.
Biyunge digawekna klambi nang Ibu dibuatkan baju oleh Nurul.
Nurul.
Riri digawekna klambi nang Nurul.
Riri dibuatkan baju oleh Nurul.
Kae uwong digawekna klambi nang Orang itu dibuatkan baju oleh Nurul.
Nurul.
Wong-wong kae digawekna klambi Orang-orang itu dibuatkan baju oleh
nang Nurul.
Nurul.
Rika sekabehane digawekna klambi Kamu semua dibuatkan baju oleh
nang Nurul.
Nurul.
Nurul.
Data V merupakan contoh kalimat dalam bahasa Jawa Ngapak Kebumen yang
pasif. Penanda pasif dalam kalimat di data V adalah adanya tambahan awalan didan akhiran kna pada kata kerja digawekna. Memang, awalan di- dan akhiran
kna tidak dapat digunakan sebagai aturan mutlak penanda pasif, karena merujuk
pada keterangan data III yang menatakan Tidak ada peraturan baku yang bisa
diterapkan untuk membuat sebuah kata dalam bahasa Jawa Ngapak Kebumen
perkotaan menjadi kata kerja transitif. Karena imbuhan, awalan maupun akhiran
hampir semuanya berbeda disetiap kata.. Begitu juga dengan kata kerja pasif, hal
ini lebih dikarenakan, setiap kata dalam bahasa Jawa Ngapak Kebumen perkotaan
memiliki imbuhan dan akhiran yang berbeda untuk menunjukan kata itu sebagai
kata kerja transitif maupun pasif. Penjelasan lebih dalam mengenai awalan dan
akhiran akan diterangkan dalam bab Morpheme.
DATA VI: Pertanyaan ya/tidak
Bahasa Jawa Ngapak
Apa rika mudeng?
Apa ramane mudeng?
Apa Lilis mudeng?
Apa kae wong mudeng?
Apa wong-wong kae mudeng?
Apa rika sekabehane mudeng?
Dalam data VI ini, betuk kalimat sudah
Bahasa Indonesia
Apakah dia mengerti?
Apakah bapak mengerti?
Apakah Lilis mengerti?
Apakah orang itu mengerti?
Apakah orang-orang itu mengerti?
Apakah kamu semua mengerti?
berbeda dari data I hingga data V. Pada
data VI, merupakan contoh kalimat tanyam yang hanya bisa dijawab
menggunakan ya atau tidak (yes/no question). Struktur kaliat Tanya pada data VI
tidaklah rumit, strukturnya sama dengan struktur kalimat tanya dalam bahasa
Indonesia, Wh- V O?. Dalam bahasa Jawa Ngapak Kebumen perkotaan,
strukturnya adalah Wh.. V O, contoh :
Apa rika sekabehane mudeng?
What
Dalam bahasa percakapan atau bukan bahasa tulis, kata apa biasanya dihilangkan,
sehingga strukturnya cukup V O. Demikian juga struktur dalam kalimat pasif,
kalimat yang menggunakan objek langsung dan tak langsung maupun kalimat
yang menggunakan kata kerja intransitive.
kae
wingi
di sawah.
mbalang Kemarin orang-orang itu melempar
pencuri di sawah.
mbalang Kemarin kamu semua
melempar
Ket. Tempat
Berikut ini adalah struktur kalimat yang menggunakan keterangan tempat dan
keterangan waktu dalam bahasa Jawa Ngapak Kebumen perkotaan :
Kae wong
S
Ket. Waktu
Ket. Tempat
Kesimpulan yang dapat diambil adalah, struktur bahasa dalam kalimat yang
menggunakan keterangan tempat dan keterangan waktu dalam bahasa Jawa
Ngapak Kebumen perkotaan adalah seperti yang tertulis diatas. Namun beberapa
kalangan juga menggunakan struktur yang sama dengan struktur kalimat dalam
bahasa Indonesia seperti diatas. Hal ini dikarenakan, penggunaan bahasa Jawa
Ngapak dan bahasa Indonesia di Kebumen perkotaan hampir sejajar. Dalam
keseharian, masyarakat kota Kebumen bisa menggunakan dua bahasa sekaligus.
BAB II
PHONOLOGY
Dalam bab ini akan diperlihatkan phonology dalam bahasa jawa Ngapak
Kebumen. Data yang diambil adalah data I sampai data VII dari bab I.
Dari data satu hingga data tujuh dalam bab satu, dapat dideskripsikan bahwa
bahasa Jawa Ngapak daerah perkotaan Kebumen memiliki vocal :
/ I /
: [r I k ]
rika
//
: [ r 3 p]
arep
/u/
: [u w ]
uwong
//
: [3 ny [ enyong
//
: [k ]
//
: [ g ] ngenggo
kae
Dari data satu hingga data tujuh dalam bab satu, dapat dideskripsikan bahwa
bahasa Jawa Ngapak daerah perkotaan Kebumen memiliki konsonan :
/p/
: [p r I y ]
/b/
: [s k b h n ] sekabehane
/t/
: [t u k u]
tuku
/d/
: [m u d ]
mudeng
/k/
: [r I k ]
rika
/g/
: [d I g w k n ]
digawekna
/s/
/h/
: [s k b h n ] sekabehane
/m/
: [bilabial nasal]
: [r m n ]
ramane
/n/
: [alveolar nasal]
: [n ]
nang
//
: [velar nasal]
: [w I I]
wingi
/l/
: [m l I ]
maling
/y/
: [palatal glide]
: [m b k y u n ]
mbokayune
priyo
/w/
: [u w ]
uwong
10
BAB III
MORPHOLOGY
Bab III ini akan mendeskripsikan bahasa Jawa Ngapak Kebumen
perkotaan dengan menganalisa morfem-morfem yang terdapat dalam data-data di
bab I.
Dari data yang terkumpul di bab I, morfem dari bahasa Jawa Ngapak Kebumen
perkotaan dapat dideskripsikan sebagai berikut :
a. Konten Kata :
Enyong, rika, biyung, rama, mbokayu, adi, uwong, tuku, ngode, pitik,
linggis, dewek, sandal, enggo, gawe, klambi, mudeng, maling, sawah,
wingi.
b. Fungsi Kata
Nang, nggone.
c. Morfem Bebas
Adalah kata yang bisa berdiri sendiri tanpa perlu ditambah dengan
imbuhan awalan atau akhiran atau sisipan. Dari data dalam bab I kata-kata
yang termasuk dalam morfem bebas adalah : enyong, rika, biyung,
mbokayu, uwong, klambi, maling, sawah.
d. Morfem Terikat
Adalah kata yang memerlukan imbuhan. Dalam hal ini kata-kata
yang termasuk dalam morfem terikat adalah kata yang tidak dapat berdiri
sendiri tetapi harus dilampirkan ke morfem lain seperti affixes (imbuhan),
yang terdiri dari awalan (prefixes) dan akhiran (suffixes). Dalam bahasa
Jawa Ngapak Kebumen perkotaan imbuhan awalan dan akhiran hanya
sedikit digunakan. Imbuhan yang banyak digunakan adalah awalan dan
akhiran.
(1.) Prefixes :
11
(2.) Suffixes
-i
12
13
BAB IV
SYNTAX
Berikut ini adalah pendeskripsian data pada bab I berdasarkan fungsi,
kategori dan peran.
.1
Enyong ngode.
K
F
P
Enyong
Kata benda
Subjek
Agent
.2
lunga
Kata kerja
Predikat
Riska
Kata benda
Subjek
Agent
.3
tuku
Kata kerja
Predikat
pitik
Kata benda
Objek
Patient
Mbokayune
Kata benda
Subjek
nukokna
Kata kerja
Predikat
Agent
.4
Sumi
Kata benda
Objek tak langsung
linggis
Kata benda
Objek
Benificiary
langsung
Patient
Rika
Kata benda
Subjek
Agent
ora ngenggo
Kata kerja
Predikat
sandal
Kata benda
Objek
Patient
14
.5
Biyunge
Kata benda
Subjek
digawakna
Kata kerja
Predikat
klambi
Kata benda
Objek
nang
Nurul
Konjugasi Kata benda
Objek tak
langsung
Patient
Benificiary
.6
langsung
Agent
Apa
Kata tanya
Kata Tanya
lilis
Kata benda
Subjek
Agent
.7
mudeng
Kata kerja
Predikat
Adine
Kata
wingi
Kata
benda
Subjek
keterangan kerja
Ket. waktu Predikat
benda
Objek
benda
Ket.
Agent
Time
Patien
tempat
Location
.8
mbalang
Kata
maling
Kata
nang
sawah
konjugasi Kata
nggawe
Kata
roti
Kata
benda krja
benda
F Subjek predikat Objek
P Agent
nggo
Kata
oven
Kata
kerja
Ket.
benda
Objek
lgsng
tujuan tak lgsng
Patient
Instrment
terus
diwehna Siti
konjugasi Kata
Kata
kerja
predikat
benda
Kata
benda
Beneficiary
15
Glosary
16
17