Anda di halaman 1dari 21

MODUL KESEHATAN MASYARAKAT

KEMARITIMAN DAN KELAUTAN

PJMK Dosen:
Sri Anik Rustini..,S.H.,S.Kep.,Ns.,M.Kes

Dibuat oleh:
Bima Bintara Putra
Nim.1921004

PROGRAM STUDI DIII-KEPERAWATAN


TAHUN AJARAN 2020/2021
STIKES HANG TUAH SURABAYA
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta
karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Modul Mata Kuliah kesehatan
masyarakat kemaritiman dan kelautan ini tepat pada waktunya. Diharapkan modulini dapat
memberikan informasi kepada kita semua tentang Keselamatan pasien. Kami menyadari bahwa
makalah ini masih jauh dari kesempurnaan, kesempurnaan hanyalah milik Allah semata. Oleh
karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun sangat kami harapkan.
Akhir kata kami sampaikan terimakasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam
penyusunan modul ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai semua
usaha kita. Aamiin.

Samarinda, 01 Desember 2020

Penyusun
DAFTAR ISI

Kata pengantar………………………………………………………………
Daftar isi…………………………………………………………………….
Pembahasan ………………………………………………………………...
I. Materi 1 : konsep ilmu kesehatan masyarakat………………………
II. Materi 2 : konsep sehat sakit………………………………………..
III. Materi 3 : konsep pencegahan penyakit…………………………….
IV. Materi 4 : pentingnya wawasan maritime………………………….
V. Materi 5 : sejarah maritime Indonesia dan arti
geopolish……………………………..............................................
VI. Materi 6 : aspek sosial dan budaya maritime………………………
VII. Materi 7 : lingkungan maritime……………………………………
VIII. Materi 8 : budaya masyarakat pesisir dan dinamika budaya masyarakat
pesisir………………………………………………………………
IX. Materi 9 : konsep perubahan sosial budaya masyarakat pesisir……
X. Materi 10 : masalah sosial ekonomi masyarakat pesisir……………
Penutupan…………………………………………………………………..
Daftar pustaka……………………………………………………………….
PEMBAHASAN

Materi 1 : konsep ilmu kesehatan masyarakat

Konsep Ilmu Kesehatan Masyarakat

I. DEFINISI
Kesehatan masyarakat (public health) adalah ilmu dan seni mencegah penyakit,
memperpanjang hidup, meningkatkan kesehatan fisik dan mental, efiesiensi melalui
usaha yang teroorganisir untuk meningkatkan sanitasi lingkungan, control infeksi di
masyarakat, pendidikan individu tentang kebersihan perorangan, pengorganisasian
pelayanan medis dan perawatan, untuk diagnose dini, pencegahan penyakit dan
perkembangan aspek sosial, yang akan mendukung agar setiap orang di masyarakat
mempunyai standar kehidupan yang kuat untuk menjaga kesehatannya.

II. Masalah kesehatan masyarakat


Ada beberapa factor-faktor yang mempengaruhi yang terkait dengan penyakit
masyarakat (factor resiko kesehatan):
1. Makanan dan minuman
2. Lingkungan dan sanitasi lingkungan
3. Kecelakaan (rumah tangga, kerja, lalu lintas)
4. Becana
5. Perilaku resiko
6. Dll.
III. Tujuan
 Diterima oleh masyarakat
 Terjangkau oleh masyarakat
 Dibutuhkan masyarakat
 Efektif dan efesien
IV. Sejarah kesehatan masyarakat di Indonesia
Ditemukan dokumen tertulis yang mengindikasikan adanya upaya penanggulangan
penyakit, peraturan tertulis tentang pemukiman, pembuangan air limbah dan sistem
drainase, air minum, pembuangan tinja, dsb, walaupun bukan kerena alasan kesehatan,
melainkan untuk estetika. Adanya keharusan dari pemerintah kerajaan untuk
peninjauanan warung-warung minuman (public bar), rumah makan, dsb.
Beberapa penyakit menular mulai menyerang penduduk dunia (Typhus, kolera, pes,
dsb). Penyakit-penyakit ini cenderung endemis diberbagai kelompok masyarakat atau
negara (Asia, Timur Tengah, Asia Selatan, dan Afrika). Lepra menyebar dari mulai dari
Mesir-Asia- dan Eropa melalui para emigrant. Upaya-upaya penanggulangan dimulai
dengan perbaikan sanitasi lingkungan, hygiene, utama pembuangan kotoran (latrin),
penyediaan air bersih, ventilasi, dsb.
Tahun 1340 terjadi wabah pes paling dahyat di Cina, India dan Mesir. Tercatat
13.000.000 orang meninggal karena wabah pes, dan 60.000.000 orang meninggal untuk
seluruh dunia. Sehingga masa itu disebut “The black death” . Sementara itu wabah kolera
, typhus dan disentri masih berlangsung sampai abad ke 18. Upaya upaya
penanggulangan penyakit menular secara menyeluruh dan sistematis hampir dikatakan
belum ada.
Materi 2 : konsep sehat-sakit

Falsafah dan paradigma keperawatan


I. Pengertian
a) Falsafah keperawatan
Falsafah artinya keyakinan terhadap nilai-nilai yang menjadi pedoman
untuk mencapai tujuan dan sebagai pandangan hidup. Didalam keperawatan
falsafah merupakan keyakinan perawat terhadap nilai-nilai keperawatan yang
menjadi pendoman dalam memberikan asuhan keperawatan, baik itu kepada
individu,keluarga,kelompok maupun masyarakat.
b) Paradigma keperawatan
Paradigma artinya cara melihat sudut pandang. Di dalam keperawatan
paradigma adalah suatu cara pandang yang mendasar atau bagaimana cara
melihat, memikirkan, memberi makna, menyikapi, dan memilih tindakan terhadap
berbagai fenomena yang ada dalam Keperawatan. Didalam paradigma
keperawatan ada beberapa konsep yaitu sebagai berikut :
1. Klien/manusia
Manusia itu multikomplek, dan umumnya manusia sendiri tidak mampu
mengetahui hakikat manusia secara utuh. Untuk itu manusia di lihat dari sudut
pandang keperawatan yaitu sebagai makhluk unik, sistem adaptif, makhluk
holistik.
2. Keperawatan
Perawat adalah orang yang telah lulus dari pendidikan perawat baik
didalam ataupun diluar negeri sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-
undangan yang berlaku.
3. Sehat-sakit
Sehat sebagai kondisi yang normal dan alami, sehingga segala yang
tidak normal dan bertentangan dengan alam dianggap sebagai kondisi yang
tidak sehat dan harus dicegah.
Sakit adalah Keadaan tidak normal atau tidak sehat, atau disebut
penyakit, atau keadaan diluar batas normal. Beberapa faktor yang
mempengaruhi status kesehatan yaitu sebagai berikut:
 Lingkungan
 Keturunan
 Layanan kesehatan
 Perilaku
4. Lingkungan
a) Lingkungan fisik
Lingkungan alam yang terdapat disekitar manusia (cuaca, musim,
geografis).
b) Lingkungan non fisik
Lingkungan non fisik yang muncul akibat adanya interaksi antar manusia
(sosial-budaya, norma, nilai, adat istiadat,dll).
Beberapa Hubungan lingkungan dengan kesehatan yaitu sebagai
berikut:
1) Sakit karena daya tahan hospes menurun
2) Sakit karena lingkungan mendukung agen
3) Sakit karena kemampuan penyakit meningkat
4) Sehat karena adanya keseimbangan antara ketiganya

II. Hakikat keperawatan


 Tidak dapat dipisahkan dari profesi kesehatan.
 Mempunyai beberapa tujuan yang jelas.
 Fungsi utamanya membantu klien baik sehat maupun sakit guna mencapai derajat
kesehatan yang optimal.
 Intervensi keperawatan dilakukan melalui upaya promotif, preventif, kuratif, dan
rehabilitatif yang sesuai dengan wewenang tanggung jawab etika keperawatan.
III. Tujuan keperawatan
 Memberi bantuan yang paripurna dan efektif kepada klien
 Memenuhi kebutuhan dasar manusia (KDM) klien
 Mengembangkan diri menuju kemampuan profesionalisme
 Mengembangkan standar keperawatan yang ada
 Memelihara hubungan efektif dengan semua tim kesehatan
 Dll
IV. Kebutuhan dasar manusia
Ada beberapa kebutuhan dasar manusia menurut Abraham maslow yaitu
sebagai berikut:
1. Kebutuhan fisiologis
2. Kebutuhan keselamatan dan keamanan
3. Kebutuhan cinta dan memiliki
4. Kebutuhan harga diri
5. Kebutuhan aktualisasi diri

Materi 3 : pencegahan penyakit


Promosi kesehatan

I. Definisi
Promosi Kesehatan adalah segala bentuk kombinasi pendidikan kesehatan
dan intervensi yang terkait dengan ekonomi, politik, dan organisasi, yang
dirancang untuk memudahkan perubahan perilaku dan lingkungan yang kondusif
bagi kesehatan.
II. Sasaran promosi kesehatan
1. Sasaran primer
Sesuai misi pemberdayaan. Misal : kepala keluarga, ibu hamil/menyusui,
anak sekolah.
2. Sasaran sekunder
Sesuai misi dukungan sosial. Misal: Tokoh masyarakat, tokoh adat, tokoh
agama.
3. Sasaran tesier
Sesuai misi advokasi. Misal : Pembuat kebijakan mulai dari pusat sampai
ke daerah.

Ada beberapa dimensi aspek sasaran pelayanan kesehatan yaitu :


1. Promkes pada tingkat promotif
2. Promkes pada tingkat preventif
3. Promkes pada tingkat kuratif
4. Promkes pada tingkat rehabilitative
III. Peran perawat dalam promosi kesehatan
1. Model gaya hidup sehat
2. Memfasilitasi keterlibatan klien
3. Ajarkan strategi perawatan mandiri
4. Membantu klien untuk meningkatkan tingkat kesehatan
5. Mendidik klien untuk menjadi konsumen kesehatan yang efektif
6. Dll.
Materi 4 : pentingnya wawasan maritime

Pentingnya Wawasan Maritim


I. Definisi wawasan kemaritiman
Maritime merujuk kepada kata maritime yang berasal dari bahasa inggris yang berarti
navigasi atau maritime. Indonesia dikenal Negara maritime, yang merupakan Negara
yang daerah territorial lautnya lebih luas daripada daerah territorial daratnya dengan kata
lain Negara maritime ini menyandang Negara kepulauan. Kemaritiman menjadi penting
bagi kelanjutan pertumbuhan dan perkembangan bahasa Indonesia.
Beberapa factor ekonomi kelautan secara tradisional antara lain:
1. Penangkapan ikan
2. Pelayaran rakyat
3. Industry pengelolaan laut
4. Wisata bahari
5. Dll.
II. Potensi kemaritiman Indonesia
Luas laut dibandingkan luas daratan di dunia mencapai kurang lebih 70
berbanding 30, sehingga menjadi tantangan tersendiri bagi Negara-negara di dunia yang
memiliki kepentingan laut untuk memajukan maritimnya perairan Indonesia menyimpan
70 persen potensi minyak karena terdapat kurang lebih 40 cekungan minyak yang berada
di perairan Indonesia. Dengan beragamnya potensi maritime Indonesia, antara lain
industry bioteknologi kelautan, perairan dalam (deep ocean water), wisata bahari, energy
kelautan,dll.
III. Strategi kemaritiman
Strategi pengamanan wilayah laut dilihat dari hirarchi pengambilan keputusan
nasional dibidang keamanan nasional (national securitly), maka strategi angkatan laut
adalah subset dari strategi militer nasional. Strata atau kedudukan strategi ini berada pada
domain militer penuh, sama halnya dengan strategi maritime, sehingga penyusunannya
pun merupakan tugas dari pemimpin angkatan laut.

Materi 5 : sejarah maritime Indonesia dan arti geopolish


Sejarah Maritim Indonesia dan arti geopolish

I. Sejarah kemaritiman Indonesia


Pada zaman kerajaan Sriwijaya, Majapahit, dan Kerajaan Islam. Bahkan sejak
Kerajaan Kutai (abad ke-4), masyarakat Indonesia sudah memanfaatkan laut untuk
aktivitas perdagangan dan pelayaran.
Kultur bahari dan maritim ini kemudian terlihat juga dalam aktivitas kerajaan-
kerajaan Nusantara lainnya. Kerajaan Sriwijaya di zaman keemasannya memiliki
pelabuhan internasional yang besar dan menguasai perdagangan dan pelayaran di
wilayah barat Indonesia hingga Semenanjung Malaya. Selain Sriwijaya dan bahkan
sebelum Majapahit, Kerajaan Singosari juga memiliki armada laut yang kuat dan
mengadakan hubungan dagang secara intensif dengan wilayah sekitarnya.

II. Poros maritime

1. Sejak lahir indonesia sudah berada berada ditengah tengah perdagangan dunia lewat
laut atau sejak lahir insonesia sudah pada posisi poros maritim dunia
2. Berada di tengah-tengah kegiatan pengangkutan barang dan orang melalui laut,
kegiatan kenavigasian, dan perkapalan sebagai sarana / moda transportasi laut
termasuk aspek keselamatan maupun kegiatan yang terkait langsung dengan
perdagangan melalui laut.
3. Berada ditengah berarti sangat menentukan bergeraknya kegiatan.

Beberapa Fungsi laut yang harusnya menjadi pertimbangan pemerintah dalam


menetapkan kebijakan(kebijakan berbasis maritim adalah laut sebagai:
- media pemersatu bangsa,
- media perhubungan,
- media sumberdaya,
- media pertahanan dan keamanan sebagai negara kepulauan serta
- media untuk membangun pengaruh ke seluruh dunia,
tujuan akhirnya tentulah penguasaan laut nasional yang dapat menegakkan harga
diri bangsa.

III. Potensi kemaritiman


Potensi kelautan dan kemaritiman yang kita miliki sangat beraneka ragam
tidak hanya berada pada sektor perikanan. Potensi ini ada yang sudah dieksploitasi
maupun yang masih dalam tahap observasi. Potensi ini sebagian besar masih
belum dimanfaatkan secara efektif dan efisien. Oleh karena itu sangat diperlukan
untuk mengenali potensi-potensi sumber daya kelautan dan kemaritiman yang ada
sebagai input pembelajaran bersama.
1. Perikanan
2. Pengembangan pulau-pulau kecil
3. Pertambangan dan Energi
4. Industri garam rakyat
5. Pengelolaan pasir laut
6. Perhubungan Laut
7. Pariwisata Bahari

IV. Arti geopolish


Geopolitik dapat diartikan sebagai sebuah kebijakan politik suatu negara
yang memanfaatkan geografi sebagai basis penguasaan ruang hidup demi
terjaminnya kelangsungan hidup dan pengembangan kehidupan negara yang
bersangkutan.
Pengertian Geopolitik menurut Kjellen adalah suatu ilmu pengetahuan
yang memandang negara sebagai organisme geografis atau sebagai suatu
fenomena dalam ruang.

Materi 6 : aspek dan sosial budaya maritime


Aspek dan Sosial Budaya Maritim

I. Definisi
Masyarakat adalah sejumlah manusia dl arti seluas-luasnya dan terikat oleh suatu
kebudayaan yg mereka anggap sama. Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat
yang hidup bersama-sama mendiami wilayah pesisir membentuk dan memiliki
kebudayaan yang khas yang terkait dengan ketergantungannya pada pemanfaatan sumber
daya pesisir.
Secara sempit, masyarakat pesisir memiliki ketergantungan yang cukup tinggi
dengan potensi dan kondisi sumber daya pesisir dan lautan. Namun, secara luas
masyarakat pesisir dapat pula didefinisikan sebagai masyarakat yang tinggal secara
spasial di wilayah pesisir tanpa mempertimbangkan apakah mereka memiliki aktifitas
sosial ekonomi yang terkait dengan potensi dan kondisi sumber daya pesisir dan lautan.
II. Karakteristik masyarakat pesisir
1. Penduduk dan mata pencaharian
2. Pola pemukiman dan kehidupan sehari-hari
3. System kekerabatan
4. Ekonomi local
III. Sumber daya manusia
Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang sangat
banyak, bahkan terbanyak ke-4 di dunia, tetapi jarang penduduk Indonesia yang dapat
menyamai prestasi yang sama seperti penduduk di negara lain. Inilah lemahnya bangsa
Indonesia yang memiliki jumlah peduduk yang banyak tetapi masih kurang di sumber
daya manusianya. Jadi sangatlah penting sumber daya manusia yang berkualitas bagi
semua orang, hanya saja Indonesia masih belum mengerti banyak tentang pentingnya
sumber daya manusia yang berkualitas.
IV. Sumber daya laut
Indonesia merupakan negara yang mempunyai jumlah penduduk yang sangat
banyak, bahkan terbanyak ke-4 di dunia, tetapi jarang penduduk Indonesia yang dapat
menyamai prestasi yang sama seperti penduduk di negara lain. Inilah lemahnya bangsa
Indonesia yang memiliki jumlah peduduk yang banyak tetapi masih kurang di sumber
daya manusianya. Jadi sangatlah penting sumber daya manusia yang berkualitas bagi
semua orang, hanya saja Indonesia masih belum mengerti banyak tentang pentingnya
sumber daya manusia yang berkualitas.

Materi 7 : lingkungan maritime

Lingkungan Maritim
I. PENGERTIAN LINGKUNGAN MARITIM

Pada  dasarnya batas lingkungan maritim suatu negara adalah artifisial karena
pencemaran yang terjadi disuatu negara akan dirasakan juga oleh negara yang berbatasan
laut. Tumpahan minyak dari kapal tanker akan mencemari pula perairan negara lain yang
berbatasan. Seperti sudah dikenal sebelumnya konsep tentang pencemaran oleh tindakan
manusia dapat dibedakan atas dua macam yakni :

 Pollution Pay Principles. Prinsip ini secara tidak langsung memberi hak  kepada
pencemar untuk melakukan pencemaran asalkan membayar kompensasinya. Dalam
lingkungan bisnis maritim konsep ini sudah mulai ditinggalkan, pengenaan denda lebih
dianggap sebagai hukuman  bukan sebagai kompensasi.
 Pollution Prevention Pays. Pada konsep ini pencemaran harus dicegah secara proaktif,
untuk itu perlu pengerahan dana untuk mencegah terjadinya pencemaran. Konsep inilah
yang dikembangkan oleh IMO dalam konvensi-konvensi internasional tentang
pencegahan pencemaran lingkungan maritim seperti keharusan membuat konstruksi
Double Hull dan Segragated Ballast Tank untuk kapal tanker minyak mentah.

Dalam dunia maritim persyaratan mengenai pencegahan pencemaran laut  harus


dipenuhi untuk dapat berlayar diperairan internasional atau memasuki negara lain.
Adanya peraturan dari IMO-PBB tentang MARPOL (Marine Pollution) merupakan
gambaran keterkaitan yang tidak dapat ditawar antara keinginan mempertahankan ekologi
dengan kepentingan bisnis.

II. PEMANFAAT LINGKUNGAN MARITIM

Secara teoritis dapat dikemukakan bahwa pemanfaatan sumber daya pesisir dan
pemanfaatan lingkungan alam tersebut, memiliki makna yang sangat strategis karena
dengan itu, masyarakat nelayan memenuhi kebutuhan ekonominya, di samping kebutuhan
sosial, budaya dan biologis lainnya. Hal tersebut memang sesuai dengan prinsip alami
yang dimiliki oleh manusia, yakni di samping rangsangan dan dorongan untuk
memanfaatkan lingkungan alam sebesar-besarnya guna memenuhi sejumlah kebutuhan,
baik kebutuhan dasar (biologis) maupun kebutuhan psikologis dan kebutuhan sosial.
Dalam rangka memanfaatkan lingkungan laut, masyarakat nelayan mengembangkan
seperangkat kebudayaan dalam bentuk idea, gagasan, aktivitas atau tindakan, serta
teknologi yang berupa materi dan cara-cara atau strategi tertentu sebagai wujud dari
penerapan ilmu pengetahuan yang mereka miliki (Abu Hamid, 1996)

Secara empirik, kenyataan menunjukkan bahwa masyarakat nelayan adalah


bagian dari kelompok masyarakat yang memanfaatkan lingkungan alam laut untuk
memenuhi kebutuhan hidupnya, sejak beberapa dasawarsa yang laluhingga saat ini
mengalami dinamikanya sendiri sebagai suatu proses menuju terciptanya sebuah
perubahan, baik perubahan yang bersifat microsopic maupun perubahan yang bersifat
macrosopic. Beberapa masalah pencemaran di laut diantara lain:

1. Pencemaran minyak

2. Pencemaran logam berat

3. Sampah

4. Pestisida

5. Limbah industry dan domestic

Materi 8 : budaya masyarakat pesisir dan dinamika masyarakat pesisir

Budaya Masyarakat Pesisir dan Dinamika Masyarakat pesisir


I. Pengertian masyarakat pesisir
Pesisir merupakan daerah pertemuan antara darat dan laut, kearah darat meliputi
bagian daratan, baik kering maupun terendam air, yang masih dipengaruhi sifat-sifat laut
seperti pasang surut, angin laut, dan pembebasan air asin ; sedangkan ke arah laut
meliputi bagian laut yang masih dipengaruhi oleh proses- proses alami yang terjadi di
darat seperti sedimentasi dan aliran air tawar, maupun yang disebabkan oleh kegiatan
manusia di darat seperti penggundulan hutan dan pencemaran. Masyarakat pesisir
masyarakat pesisir merupakan masyarakat yang tinggal dan melakukan aktivitas sosial
ekonomi yang terkait sumber daya wilayah pesisir dan lautan.

II. Wujud Budaya :


- Gagasan ( Wujud Ideal ), berbentuk kumpulan ide-ide, gagasan, nilai-nilai, norma,
peraturan dan sbg yang bersifat abstrak,tidak dapat disentuh.
- Aktivitas ( Tindakan), suatu tindakan berpola dari manusia dalam masyarakat itu.
- Artefak ( Komponen), berupa dsari hasil aktivitas, perbuatan dan karya semua
manusia dalam masyarakat berupa benda-benda yang dapat diraba, dilihat, dan
didokumentsikan.

III. Komponen Budaya


- Kebudayaan material ( bersifat nyata dsan konkret )
- Kebudayaan non material ( bersifat abstrak )

IV. Unsur – Unsur Kebudayaan:


1. Perlatan dan perlengkapan hidup ( teknologi ) meliputi
- Alat – alat produktif
- Senjata
- Wadah
- Alat-alat menyalakan api
- Makanan dan pakaian
- Tempat berlindung dan perumahan
- Alat – alat transportasi
2. Sistem Mata Pencaharian diantaranya :
 Berburu dan meramu
 Berternak dan mencari ikan
 Bercocok tanam di ladang
3. Bahasa
4. Kesenian mengacu pada nilai keindahan (estetika) yang berasal dari ekspresi hasrat
manusia akan keindahan yang dinikmati dengan mata atau telinga.
5. Sistem Kepercayaan
6. Sistem Ilmu Pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi :
- Pengetahuan tentang alam
- Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan
- Pengetahuan tentang tubuh manusia
- Pengetahuan tentang sifat dan perilaku manusia
- Pengetahuan tentang ruang dan waktu
7. Sistem Ilmu Pengetahuan dapat dikelompokkan menjadi :
- Pengetahuan tentang alam
- Pengetahuan tentang tumbuh-tumbuhan dan hewan
- Pengetahuan tentang tubuh manusia
- Pengetahuan tentang sifat dan perilaku manusia
- Pengetahuan tentang ruang dan waktu

V. Perubahan Sosial Budaya


Perubahan sosial budaya Merupakan sebuah gejala berubahnya struktur sosial dan
pola budaya dalam suatu masyarakat. Ada 3 faktor yang dapat mempengaruhi perubahan
sosial budaya :
o Tekanan kerja dalam masyarakat
o Kefektifan komunikasi
o Perubahan lingkungan alam.

Materi 9 : perubahan sosial masyarakat pesisir

Perubahan Sosial Masyarakat Pesisir


I. Pengertian
Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang tinggal dan hidup di wilayah
pesisir.wilayah ini adalah wilayah transisi yang menandai tempat perpindahan antara
wilayah daratan dan lautan atau sebaliknya. Perubahan social adalah proses dimana
terjadi perubahan struktur masyarakat yang selalu berjalan sejajar dengan perubahan
kebudayaan dan fungsi suatu system yang lain. Factor perubahan sosial dapat terjadi
kerena penyebab alam, misalnya terjadinya kebanjiran, angin topan yang memaksakan
penduduk pindah kemungkiman baru.

II. Faktor-faktor perubahan sosial

Factor-faktor perubahan sosial dibagi menjadi 2 yaitu :


1. Factor internal masyarakat
 Bertambah atau berkurangnya penduduk
 Penemuan-penemuan baru
 Pertentangan atau konflik
 Terjadinya pemberontakan atau revolusi
2. Factor eksternal
 Terjadinya bencana alam atau kondisi lingkungan fisik
 Peperangan
 Adanya pengaruh kebudayaan lain

III. Bentuk-bentuk perubahan sosial


Beberapa bentuk-bentuk perubahan sosial dibagi menjadi 2 yaitu :
1. Perubahan besar dan perubahan kecil
 Perubahan besar terjadi proses industrialisasi pada masyarakat, yang masih
agraris.
 Perubahan sosial kecil, yang tidak membawa akibat langsung pada
masyarakat, misalnya perubahan bentuk rambut
2. Perubahan direncanakan dan tidak direncanakan
 Perubahan yang direncanakan adalah perubahan yang direncanakan terlebih
dahulu
 Perubahan yang tidak direncanakan adalah yang tidak direncanakan atau
dikehendaki dan terjadi diluar pengawasan masyarakat

Materi 10 : masalah sosial ekonomi masyarakat pesisir

Masalah Sosial Ekonomi Masyarakat Pesisir


I. Definisi Masyarakat Pesisir

Masyarakat pesisir adalah sekumpulan masyarakat yang hidup bersama-sama mendiami


wilayah pesisir membentuk dan memiliki kebudayaan yang khas yang terkait dengan
ketergantungannya pada pemanfaatan sumberdaya pesisir. Mata pencaharian masyarakat
pesisir biasanya memanfaatkan sektor sumberdaya laut seperti nelayan, pembudidaya ikan
dan hasil laut lainnya serta transportasi laut. Ditinjau dari sosiologis, masyarakat pesisir
ataupun masyarakat yang mayoritas berprofesi sebagai nelayan setidaknya mempunyai
sistem yang khas dalam struktur sosialnya. Hubungan patron dan klien dalam kehidupannya
sehari terasa sekali. Tetapi, dari hubungan patron dan klien ini juga lah sering timbulnya
konflik di lingkungan sosial tersebut.

II. Masalah sosial-ekonomi pada masyarakat pesisir

Selain kondisi masyarakat yang relatif tertinggal dalam kondisi ekonomi, sosial
khususnya dalam kelompok pengetahuan dan kesehatan. Beberapa konflik yang dapat terjadi
pada kalangan masyarakat nelayan di Desa Sungsang Kecamatan Banyuasin II Kabupaten
Banyuasin Sumatera Selatan seringkali terjadi.
a) Mengenali penggunaan mesin tangkap
Konflik terkait penggunaan alat tangkap trawl (pukat hariamau) oleh beberapa
nelayan, baik itu nelayan dari luar Desa Sungsang maupun nelayan yang juga berasal
dari Sungsang. Sekitar tahun 2004 pernah terjadi insiden pembakaran kapal nelayan
yang menggunakan trawl. Disinyalir kapal tersebut berasal dari Tungkal Jambi.
Tetapi setelah itu tidak ada lagi tindakan tegas dari para aparat penegak hukum di
Sungsang. Padahal trawl ini sangat mengganggu. Terutama bagi nelayan pancing,
karena dapat memutuskan tali pancing yang sedang dipasang nelayan. Biasanya
kapal yang digunakan nelayan trawl berupa kapal yang relatif kecil dengan kapasitas
mesin cukup besar.
b) Tumpang tindih terhadap lokasi penangkapan ikan
Konflik antar nelayan yang pernah terjadi juga tentang tumpang tindih alat
tangkap ikan. Karena terlalu luasnya wilayah tangkapan yang digunakan oleh
nelayan. Sementara alat penanda bahwa wilayah itu sudah dipasangi alat tangkap
oleh nelayan lainnya minim, sehingga nelayan lain tidak tahu kalau disana sudah ada
alat tangkap nelayan lainnya. Misalnya nelayan yang menggunakan alat tangkap
pancing rawai. Banyaknya mata pancing bisa mencapai 3000 mata pancing dengan
panjang sekitar 5,5 mil.

III. Faktor yang mempengaruhi permasalahan


Pada wilayah pesisir masyarakat cenderung bergantung pada kehidupan laut
(nelayan), hal ini sangat berpengaruh jika suatu kondisi alam yang mungkin tidak
mendukung dapat berdampak pada pendapatan ekonomi mereka tentunya. Faktor lain
yakni masyarakat pesisir yang masih terbelakang dan meiliki sifat tradisional.

IV. Strategi menangani kasus permasalahan


Penanganan konflik biasanya tergantung sekala besarnya konflk tersebut,
a. Diselesaikan secara Pribadi
Terjadinya konflik di kalangan nelayan selama ini mayoritas diselesaikan secara
pribadi melalui jalur musyawarah dan kekeluargaan. Peran pemerintah jarang sekali
terlihat disini. Kebanyakan nelayan memilih menyelesaikan konflik melalui cara
musawarah antar nelayan yang berkonflik tersebut. Ketika kerugian yang ditimbulkan
dibayar, maka konflik segera berakhir. Tidak perlu berbuntut panjang sampai kepada
pihak berwenang.
b. Pemerintah Desa-dinas-kepolisian
Pihak yang menangani konflik selanjutnya yaiitu kepala desa. Kepala desa juga
berperan dalam menylesaikan konflik yang berhubungan dengan masyarakatnya dengan
cara mengeluarkan surat-surat yang diperlukan nelayan yang ditabrak tersebut. Untuk
konflik seperti diatas memang jarang terjadi, terjadi mungkin bisa satu tahun satu kali
kasus. Untuk kasus-kasus yang lainnya juga ketika tidak bisa diselesaikan dengan cara
musyawarah atau melalui pendekatan pribadi, maka kasus-kasus tersebut akan dimediasi
oleh pihak pemerintahan desa.

PENUTUP
Sebuah visi dan misi bersama harus ada pada semua aras institusi Negara yang
dituangkan dalam bentuk kebijakan kemaritiman dan kelautan dengan implikasi secara ekonomi
sehingga sector maritime dan kelautan menjadi atas utama dalam kebijakan pembangunan
nasional. Inilah yang kemudian menjadi tugas besar dari semua komponen bangsa untuk
menjawab structural bangsa yakni kemiskinan, keterbelakangan, dan ketergantungan terhadap
Negara maju seperti bertambahnya jumlah utang, pemerintah harus mampu mengelola potensi
maritime dan kelautan untuk kepentingan perekonomian nasional dengan tidak hanya
mengandalkan kehadiran kementerian terkait, tetapi juga harus membangun keterkaitan dan
koordinasi dengan pemangku kepentingan lainnya baik dipusat maupun daerah.

Daftar pustaka
 https://stikesypib.ac.id/blog/paradigma-keperawatan-perlu-dipahami-para-calon-tenaga-
perawat/#:~:text=Berdasar%20pada%20paradigma%20secara%20umum,filosofi
%20yang%20dapat%20diterima%20dan
 https://id.m.wikipedia.org/wiki/kesehatan_masyarakat#:~:text=definisi%20kesehatan
%20masyarakat%20(bahasa%,yang%20terorganisir%20untuk%20meningkatkan
%20sanitasi
 Masykuri, Nuning MK. Konsep Kesehatan Masyarakat, Presentasi Kuliah Kes Masy
FKM UI, 2014
 Pratomo, Hadi. Sejarah dan Perkembangan Kes Masy di Indonesia, Presentasi Kuliah
Dasar Kes Masy, FKM UI, 2015
 Riegelman, Richard. Public Health 101, 2010
 http://www.fkpmaritim.org/strategi-pertahanan-indonesia-seharusnya-adalah-strategi-
maritim/
 https://razzakchem015.wordpress.com/lingkungan-maritim/
 http://repository.ubb.ac.id/725/2/BAB%20.pdf
 Yunindyawati1, Evalidya1, Yusnaini1, Rohim Pahrozi,2018, KONFLIK SOSIAL
EKONOMI MASYARAKAT PESISIR DI DESA SUNGSANG KECAMATAN BANYUASIN
II KABUPATEN BANYUASIN SUMATERA SELATAN,Sosiologi Reflektif, 2020
 http://fri2016.uny.ac.id/sites/fri2016.uny.ac.id/files/2.%20NASKAH
%20AKADEMIS.pdf

Anda mungkin juga menyukai