Anda di halaman 1dari 11

WOC DIABETES MELITUS

, virus, atau toksin, usia


lingkungan,
Proses autoimun Genetik Hormonal

ntibodi menyerang sel pulau langerhan dianggap abnormalpada sel beta Resisten insulin
Kerentanan Sindrom cushing

Reaksi pengikatan antara insulin


Konsentrasi glukagon dalam darah
dengan reseptor khusus pada sel
Sel-sel beta pankreas di hancurkan

Stimulasi pengambilan glukosa oleh jaringan menjadi tidakGlukagon


efektif melepas glikogen pada hepar

Glukosa tidak dapat


disimpan

Diabetes Melitus Tipe I Diabetes Melitus Tipe II

Gula darah meningkat Hiperglikemia Dosis insulin terlalu tinggi, Puasa/intake kurang

Ketidakstabilan kadar glukosa darah


Hipoglikemia
Bagan B

Bagan A
Bagan A
Glukoneogenesis

Glukon dan epineprin meningkat

Glikogenolisis

Defisit glikogen pada hepar

Glukosa darah menurun

Respon SSP

Glukosa darah dalam otak Respon Vegatif Respon otak

Adrenalin
Suplai O2 ke otak menurun Pusing, rasa ingin pingsan dan lemas Korteks serebri adrenalin kurang suplai energi

Penurunan kesadaran Takikardi, pucat, gemetar


Risiko cedera Sulit konsentrasi/ berfikir
Timbul sekret pada jalan nafas Pengeluaran keringat berlebih
Gemetar, tidak sadar, kejang,
Respirasi meningkat koma
Poliuria Pengeluaran cairan & elektrolit yang
Gangguan pertukaran gas berlebihan
Ketidakefektifan perfusi jaringan perifer
Terjadi malam hari
Hipovolemi

Gangguan pola tidur


Glukosa di dalam sel menurun
MenurunnyaPengisian
aktivitas darah ke daerah korpus kavernosum Prognosis
menurun penyakit
leukosit

Proses metabolisme terganggu


Proses penyembuhan Pasien gelisah
terganggu

Sel-sel dalam darah impoten


Ansietas
kelaparan Luka bertambah parah

Kerusakan integritas kulit Disfungsi seksual


Kemampuan menyimpan kalori menurun
Pemecahan lemak berlebih
Pasien bertanya- tanya mengenai penyakitnya

ATP menurun Lemak lisis

Produksi badan keton meningkat Risiko infeksi

Lemah, letih, lesu


Kurang pengetahuan
Fatigue Asidosis metabolik

Mual, muntah, anoreksia

Ketidakseimbangan nutrisi kurang


dari kebutuhan tubuh
Bagan B
|
Diagnosa Keperawatan

Ketidak stabilan kadar glukosa darah

I.03115 Manajemen Hiperglikemia

1. Identifikasi penyebab kemungkinan hiperglikemi


2. Monitor kadar gula darah
3. Monitor tanda dan gejala hiperglikemi
4. Monitor intake dan output cairan
5. berikan asupan cairan oral
6. Konsultasi dengan medis jika tanda dan gejala hiperglikemi tetap ada atau memburuk
7. Anjurkan menghindari olahraga apabila kadar glukosa lebih dari 250mg dL
8. Ajarkan pengelolaan diabetes
9. Kolaborasi pemberian cairan
10. Kolaborasi pemberian insulin

I.03115Manajemen Hipoglikemia

1. Identifikasi tanda dan gejala hipoglikemia


2. Identifikasi kemungkinan penyebab hipoglikemia
3. Berikan karbohidrat sederhana, jika perlu
4. Berikan karcohidrat kompleks dan protein sesuai diet
5. Pertahankan akses IV, Jika perlu
6. Anjurkan membawa karbohidrat sederhana setiap saat
7. Anjurkan monitor kadar glukosa darah
8. Kolaborasi pemberian Dextrose, jika perlu
9. Kolaborasi pemberian glucagon, jika perlu
Risiko cedera

I.14537 Pencegahan cidera

1. Indentifikasi area lingkungan yang berpotensi membuat cidera


2. Identifikasi obat yang berpotensi menyebabkan cidera
3. Sediakan pencahayaan yang memadai
4. Pertahankan posisi tempat tidur di posisi terendah saat di gunakan
5. Pastikan roda tempat tidur terkunci
6. Diskusikan Bersama anggota keluarga yang dapat mendampingi pasien

Gangguan pola tidur

I.05174 Dukungan Tidur

1. Identifikasi pola aktiifitas dan tidur


2. Identifikasi factor penggangu tidur
3. Identifikasi obat tidur yang di konsumsi
4. Modifikasi lingkungan
5. Jelaskan pentingnya tidur selama sakit

Perfusi perifer tidak efektif

I.020279 Perawatan sirkulasi

1. Periksa sirkulasi perifer


2. Identifikasi factor risiko gangguan sirkulasi
3. Monitor panas, kemerahan, nyeri, atau bengkak pada ekstremitas
4. Hindari pemasangan infus atau pengambilan darah di area keterbatasan perfusi
5. Lakukan pencegahan infeksi
6. Lakukan perawatan kaki dan kuku
7. Anjurkan berhenti merokok
Kerusakan integritas kulit

I.11353 Perawatan Integritas kulit

1. Identifikasi penyebab gangguan integritas kulit

2. Ubah posisi setiap 2 jam apabila tirah baring

3. Gunakan produk berbahan patrolium atau minyak pada kulit kering

4. Anjurkan menggunakan pelembab

I.14564 Perawatan Luka

1. Monotir karakteristik luka

2. Monitor tanda tanda infeksi

3. Lepaskan balutan plaster secara perlahan

4. Bersihkan dengan cairan NaCl atau pembersih non toksik

5. Bersihkan jaringan nekrotik

6. Berikan salep sesuai kulit

7. Pasang balutan sesuai luka

8. Pertahankan Teknik steril saat membersihkan luka

9. Ganti balukan sesuai dengan jumlah eksudat

10. Jelaskan tanda dan gejala infeksi

11. Anjurkan makan makanan tinggi kalori dan protein

12. Ajarkan prosedur perawatan luka mandiri

13. Kolaborasi prosedur debridemen

14. Kolaborasi pemberian antibiotic


Risiko infeksi
I.14539 Pencegahan Infeksi
1. Monitor tanda dan gejala infeksi
2. Batasi jumlah pengunjung
3. Berika perawatan kulit pada daerah edema
4. Jelaskan tanda dan gejala infeksi
5. Ajarkan cara memerikas kondisi luka
6. Kolaborasi pemberian imunisasi

Defisit pengetahuan
I.12383 Edukasi kesehatan
1. Identifikasi kesiapan dan kemampuan menerima informasi
2. Identifikasi factor factor yangdapat meningkatkan dan menurunkan motivasi perilaku hidup bersih dan sehat
3. Sediakan materi dan media Pendidikan kesehatan
4. Jadwalkan Pendidikan kesehatan sesuai kesepakatan
5. Berikan kesempatan untuk bertanya
6. Jelaskan factor risiko yang dapat mempengaruhi kesehatan
7. Ajarkan perilaku hidup bersih dan sehat

Ansietas

I.09314 Reduksi ansietas

1. Identifikasi tingkat ansietas


2. Identifikasi kemampuan mengambil keputusan
3. Monitor tanda tanda ansietas
4. Ciptakan suasana terapeutik untuk menumbuhkan kepercayaan
5. Temani pasien untuk mengurangi kecemasan
6. Pahami situasi yang membuat ansietas
7. Dengarkan dengan perhatian
8. Jelaskan prosedur, termasuk sensasi yang mungkin di alami
9. Latih teknik rileksasi
10. Kolaborasi pemberian obat anti asietas, jika perlu

Hipovolemi

I.03116 Manajeman Hipovolemia

1. Periksa tanda dan gejala hipovolemia (Nadi meningkat, nadi teraba lemah)

2. Monitor intake dan output cairan

3. Hitung kebutuhan cairan

4. Berikan asupan cairan oral

5. Anjurkan perbanyak asupan cairan oral

6. Kolaborasi pemberian cairan IV Isotonis (NaCl, RL)

7. Kolaborasi pemberian cairan IV Hipotonis (Glukosa 2,5%, NaCl 0,4%)

8. Kolaborasi pemberian cairan koloid (albumin, plasmanate)

9. Kolaborasi pemberian produk darah

Gangguan Citra Tubuh

I.09305 Promosi cita tubuh


1. Identifikasi harapan citra tubuh
2. Identifikasi agama, budaya, jenis kelamin, dan umur terkait citra tubuh
3. Diskusikan perubahan bentuk tubuh dan fungsinya
4. Diskusikan perbedaan penampilan perbedaan fisik terhadap harga diriDiskusikan kondisi stress terhadap citra tubuh
5. Latih fungsi tubuh yang di miliki
6. Latih peningkatan penampilan diri (Berdandan)

Nyeri Akut
I.08239 Manajemen Nyeri
1. Identifikasi lokasi,kartakteristik, durasi, frekuensi, kualitas, intensitas nyeri
2. Identifikasi skala nyeri
3. Identifikasi respon nyeri non Verbal
4. Berikan Teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa nyeri
5. Kontrol lingkungan yang memberatkan nyeri
6. Fasilitasi istirahat dan tidur
7. Jelaskan strategi meredakan nyeri
8. Kolaborasi pemberian analgetik. jika perlu
Daftar Pustaka

PPNI. (2017). Standar Diagnosa Keperawatan Indonesia (1st ed.). Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.
PPNI. (2018). standar Intervensi Keperawatan Indonesia (1st ed.). Dewan Pengurus Pusat Persatuan Perawat Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai