DISUSUN OLEH :
FAKULTAS PERTANIAN
KENDARI
2020
Judul : Penurunan Kadar Sianida Pada Tepung Umbi Gadung
(Dioscorea Hispida Dennst) Menggunakan Metode Fermentasi Kapang
Rhizopus Oryzae
A. Latar belakang
Gadung ( Dioscorea hispida Dennst.) merupakan salah satu jenis tanaman
umbi-umbian yang tergolong kedalam kelompok dioscorea yang terdapat di
Indonesia tanaman umbi ini tumbuh liar di hutan-hutan, pekarangan, maupun
perkebunan. Menurut Chung et al., (2008), gadung memiliki kandungan
karbohidrat sekitar 18% (bb), mengandung pati (75-84 bk), protein, lipid,
sebagian besar vitamin, dan kaya dengan mineral juga mengandung senyawa
bioaktif dioscorin yang merupakan protein yang berfungsi sebagai antioksidan
(Shewry, 2003) dan antihipertensi (Myoda et al., 2006).
Kandungan lemak yang rendah pada gadung juga berguna bagi penyakit
jantung, kalsium yang cukup tinggi dibandingkan dengan beras, dapat mencegah
osteoporosis, selain itu tepung gadung tidak mudah mengalami kerusakan atau
tengik, sehingga dapat disimpan dalam waktu yang lama (Sumunar dan Estiasih,
2015).
Umbi gadung merupakan salah satu jenis umbi penghasil karbohidrat yang
apabila telah diolah menjadi tepung gadung dapat diaplikasikan secara luas dalam
berbagai industri namun sangat tergantung pada karakteristik fisikokimia dan
fungsionalnya. Tepung gadung mengandung 73% amilopektin dan 23 % amilosa.
Pati gadung mengandung banyak karbohidrat namun memiliki kandungan gizi
lainnya, seperti protein, vitamin dan mineral (Sumaryono, 2006).
Umbi gadung memiliki kandungan sianida yang tinggi, sehingga jika
dikonsumsi oleh manusia dapat menyebabkan keracunan hingga kematian. Pada
penelitian pendahuluan terhadap bahan baku, umbi gadung memiliki kandungan
sianida sebesar 424,92 ppm. Maka sianida harus dikurangi dengan melakukan
metode fermentasi menggunakan Rhizopus oryzae agar umbi gadung dapat
dikonsumsi oleh manusia dan tidak menyebabkan keracunan.
Mikroba yang digunakan adalah Rhizopus oryzae. Sebenarnya, ada
mikroba lain yang dapat digunakan untuk mengurangi kadar sianida pada umbi
gadung, yaitu Saccharomyces cereviseae. Mikroba ini mampu mengurangi racun
yang terdapat pada umbi gadung serta mampu meningkatkan kandungan protein
pada umbi gadung tersebut. Namun, Rhizopus oryzae dipilih sebagai mikroba
yang digunakan pada fermentasi ini, karena mampu mengurangi kadar sianida
lebih baik daripada Saccharomyces cereviseae (Oboh dkk.2007).
Umbi gadung
Dikupas kuliatnya
Ukuran 2 cm x 1 cm x 0.5 cm
Dipotong kecil-kecil
Sterilisasi
Menggunakan rhizopus oryzae dengan
nutrien 5 ml, 7 ml dan 9 ml. Suhu 36 0C
selama 5 hari
Fermenttasi
Dicuci hingga
bersih
Dichips
Tepung gadung
D. Pembahasan
1. Kurva Pertumbuhan Rhizopus oryzae
Untuk menentukan fase eksponensial, Rhizopus oryzae dibiakan pada
media Potato Dextrose Agar (PDA) dan dilakukan perhitungan menggunakan
hemasitometer selama lima hari. Pertumbuhan Rhizopus oryzae yang telah
dihitung dengan hemasitometer dapat dilihat pada Gambar 1.
Tabel 1. Kandungan pati, lemak, dan protein sebelum dan setelah fermentasi
E. Kesimpulan