Anda di halaman 1dari 20

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, bahwa pangan adalah

segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk hayati, produk pertanian, perkebunan, kehutanan,

perikanan, peternakan, perairan dan air baik diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan bagi konsumsi

manusia. Termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam

proses penyiapan, pengolahan dan pembuatan makanan atau minuman. Kebutuhanan pangan merupakan

kebutuhan dasar hak asasi dari setiap individu. Pemenuhan juga merupakan komponen dasar untuk

mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga menjadi pondasi bagi pembangunan sektor

lainnya.

Ketahanan pangan merupakan pilar bagi kedaulatan suatu bangsa, sehingga pemerintah dan

masyarakat seluruh elemen bangsa harus saling bersinergi untuk mewujudkan ketahanan pangan yang

berdasarkan upaya pencapaian kedaulatan pangan. Tujuan pembangunan ketahanan pangan adalah

menjamin ketersediaan pangan suatu daerah agar bisa berjalan secara berkelanjutan dan sepanjang

waktu. Secara merata di seluruh wilayah baik pada tingkat nasional maupun daerah sehingga dapat

memenuhi kebutuhan dasar rumah tangga dengan memanfaatkan sumberdaya, kelembagaan adan

budaya lokal.

Kedaulatan pangan merupakan hak negara dan bangsa secara mandiri menemukan kebijakan

pangannya, menjamin hak atas dasar pangan bagi rakyat dan memberikan hak bagi masyarakat untuk

menentukan sistem pangan berdasarkan berbagai aspek. Pemerintahan Kabupaten Bogor bertekad untuk

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 1


mencapai kemandirian pangan untuk mencapai produksi pangan secara mandiri dan memanfaatkan

potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi beserta budaya kearifan lokal secara maksimal.

Peran serta Pemerintah Kabupaten Bogor dalam menjalankan amanat kebijakan tersebut yaitu

Melalui Perbub No 16 tahun 2016 tentang Kedudukan susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata

kerja Dinas Ketahanan Pangan. Melalui dasar tersebut Pemerintah Kabupaten Bogor Melalui Dinas

Ketahanan Pangan telah ikut serta dalam mendukung tercapainya kebijakan-Kebijakan Pemerintah Pusat.

Kabupaten bogor merupakan daerah yang terdiri 40 Kecamatan terdiri dari 410 desa dengan jumlah

penduduk hampir 6 juta jiwa merupakan salah satu daerah yang penduduknya terbanyak di Provinsi jawa

barat. Salah satu upaya yang terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Bogor melalui dinas ketahanan

pangan yaitu menyusun Kegiatan-Kegiatan yang dapat menunjang langsung Kemampuan Masyarakat

dalam memenuhi kebutah dasar pangannya. Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan

terdiri dari beberapa sub bagian kegiatan diantaranya adalah : 1. Kegiatan Pengembangan Kemandirian

Pangan dan Gizi, 2. Kegiatan Globally/Nationally Important Agricultural Heritage Systems (GIAHS/NIAHS),

3. Penyusunan Analisis Neraca Bahan Makanan (NBM).

1.2. Landasan Peraturan :

Dasar hukum yang dijadikan landasan penyelenggaraan kegiatan Penanganan dan Analisis

Ketersediaan Pangan sebagai berikut :

1. Undang-Undang Nomor 18 tahun 2012 tentang Pangan

2. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan (Lembaran Negara

Republik Indonesia Tahun 2002 nomor 142, Tamabahan Negara Republik Indonesia No.

4254);

3. Permendagri Nomor 13 Tahun 2006 Tentang Pedoman Pengelolaan Keuangan Daerah.

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 2


4. Peraturan Menteri Pertanian Nomor : 65/Permentan/OT.140/12/2010 tentang Standar

Pelayanan Minimal Bidang Ketahanan Pangan Provinsi dan Kabupaten/Kota.

5. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor : 4 Tahun 2012 Tentang Kemandirian

Daerah;

6. Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat

Daerah, telah dibentuk Dinas Ketahanan Pangan Tipe A sebagai perangkat daerah yang

menyelenggarakan urusan pemerintahan bidang pangan.

7. Peraturan bupati Bogor Nomor 61 Tahun 2016 tentang SOTK Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Bogor

8. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja

Daerah Tahun Anggaran 2020.

9. Peraturan Bupati Bogor Nomor 110 Tahun 2016 Tentang Penjabaran Anggaran

Pendapatan dan Belanja Daerah Tahun Anggaran 2020.

10. Keputusan Bupati Bogor Nomor : 900/27/kpts/per-uu/2020Tanggal 3 JanuariTahun 2020,

Tentang Penunjukan Pejabat Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang dan Pejabat Kuasa

Pengguna Anggaran/Kuasa PenggunaBarang, Bendahara Pengeluaran, Bendahara

Pengeluaran Pembantu Dan Penyimpan/PengurusBarang Pada Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Bogor Tahun Anggaran 2020.

1.3. Tujuan Kegiatan

Tujuan kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan tahun anggaran 2020 yaitu:

1. Memenuhi dan terbinanya kawasan kemandirian pangan dan Gizi sebagai percontohan bagi

masyarakat atau kelompok tani

2. Memenuhi Ketersediaan Pangan pada Aspek GIAHS/NIAHS

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 3


3. Mengetahui Analisis Neraca Bahan Makanan (NBM) tahun 2020

1.4. Keluaran

Keluaran kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan tahun anggaran 2020 yaitu:

1. Jumlah Pembinaan Kawasan Kemandirian Pangan dan Gizi.

2. Jumlah Pembinaan GIAHS/NIAHS yang dilaksanakan.

3. Analisis Neraca Bahan Makanan (NBM) Tahun 2020.

1.5. Pengertian

1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwewenang

untuk mengatur dan mengurus urusan pemerintahan, kepentingan masyarakat setempat

berdasarkan prakarsa masyarakat, hak, asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan

dihormati dalam system pemerintahan Negara Kesatuan Republik Indonesia.

2. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang

batas dan sistemnyaditentukanberdasarkanaspek administrative dan/atauaspekfungsional

3. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung dan/atau budidaya.

4. Mandiri adalah suatu sikap atau mindset, sikap menolak ketergantungan nasib sendiri pada pihak

lain, sikap menolak subordinasi, dan sikap menolak kemiskinan.

5. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan,

kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang

diperuntukkan sebagai makanan atau minuman bagi konsumsi manusia,

6. Pangan Pokok adalah Pangan yang diperuntukkan sebagai makanan utama sehari-hari sesuai

dengan potensi sumber daya dan kearifan lokal

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 4


7. Kedaulatan Pangan adalah hak negara dan bangsa yang secara mandiri menentukan kebijakan

Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat

untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.

8. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan

perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,

aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,

keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara

berkelanjutan.

9. Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi Pangan yang

beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang

cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam,

manusia, sosial, ekonomi, dan kearifan lokal secara bermartabat.

10. Ketersediaan Pangan adalah kondisi tersedianya Pangan dari hasil produksi dalam negeri dan

Cadangan Pangan Nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi

kebutuhan

11. Petani adalah warga negara Indonesia, baik perseorangan maupun beserta keluarganya yang

melakukan usaha tani di bidang Pangan.

12. Leuit adalah merupakan sejenis bangunan penyimpan padi yang terdapat di daerah pedesaan

Sunda dan Baduy yang termasuk Warisan Budaya Indonesia.

13. GIAHS/NIAHS adalah Warisan Sistem Pertanian dan Pangan (WSPG) merupakan warisan sistem

penggunaan lahan dan lanskap yang mengagumkan dan kaya akan keanekaragaman hayati yang

penting, yang berevolusi dari adaptasi bersama masyarakat dengan lingkungannya sesuai

kebutuhan dan aspirasinya untuk pembangunan berkelanjutan.

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 5


14. Neraca Bahan Makanan (NBM) adalah merupakan salah satu alat yang digunakan untuk

menganalisis situasi ketersediaan pangan di suatu negara/wilayah dalam kurun waktu tertentu

berdasarkan aspek penyediaan dan pemanfaatan pangan

15. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang

memegang kekuasaan Pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

16. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang

memegang kekuasaan Pemerintahan negara Republik Indonesia sebagaimana dimaksud dalam

Undang-Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.

17. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur

penyelenggara pemerintahan daerah.

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 6


BAB II

PELAKSANAAN KEGIATAN

Pelaksanaan kegiatan Penanganan Analisis dan Ketersediaan Pangan Tahun Anggaran 2020 dengan

Tahapan Pelaksanaan sebagai berikut :

1. Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK)

2. Pemberian bantuan bibit Tanaman untuk kegiatan Kawasan Kemandirian Pangan dan Gizi

3. Bantuan Renovasi leuit di 2 Desa pada kegiatan Giahs/Gias

4. Penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) Tahun 2020, dengan tahapan pelaksanaan sebagai

berikut :

a. Rapat Persiapan Penyusunan NBM Tahun 2020

b. Rapat Pembahasan Neraca Bahan Makanan (NBM) Tahun 2020, diantaranya:

 Rapat Pembahasan Laporan Pendahuluan Penyusunan NBM Tahun 2020

 Rapat Pembahasan Laporan Antara penyusunan NBM Tahun 2020

 Pembahasan Draft Neraca Bahan Makanan (NBM) Tahun 2020 Final

4. Pada anggaran Perubahanan bulan Oktober Program Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan

pada kegiatan Kawasan Kemandirian Pangan dan gizi menganggarkan bantuan Alat Pertanian dan

Kehutanan Pakai Habis.

2.1. Tahap Persiapan

Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan

dan Gizi dilaksanakan pada bulan Januari 2020 di kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor.

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 7


Kerangka Acuan Kerja disusun sebagai pedoman pelaksanaan kegiatan yang dilaksanakan pada anggaran

tahun 2020. Terdapat tahapan-tahapan pelaksanaan kegiatan, diantaranya:

a. Jadwal Kalender Kerja selama setahun Anggaran Tahun 2020

b. Anggaran Kas Pada DPA anggaran tahun 2020

c. Merinci kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan serta metode pelaksanaan kegiatan

selama Setahun Anggaran Tahun 2020.

Pada anggaran tahun 2020 Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan kegiatannya terbagi menjadi 2

sub Program yaitu ;

1. Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan

2. Penanganan dan Analisis Kerawanan Pangan

Pada Sub Program Pertama yaitu Penanganan dan Analisis Keterediaan Pangan terdapat Sub Kegiatan

diantaranya :

1. Kegiatan Pengembangan Kawasan Kemandirian Pangan dan Gizi

2. Kegiatan Pembinaan GIAHS/NIAHS

3. Penyusunan Analisis Neraca Bahan Makanan (NBM)

2.2. Kegiatan Pengembangan kawasan Kemandirian Pangan dan Gizi

A. Tujuan Kegiatan

 Terbinanya masyarakat secara mandiri dalam urusan pengetahuan kemandirian Pangan

dan Gizi

 Terbentuknya Kawasan di suatu daerah yang dapat melaksanakan ketahanan pangan

oleh masyarakat.

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 8


 Meningkatkan sumber pangan dan ekonomi dalam pengadaan bibit tanaman untuk

masyarakat/kelompok tani sekitar

 Meningkatkan sektor Agribisnis di kawasan yang menjadi target pengembangan kawasan

kemandirian Pangan dan Gizi

B Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini merupakan Program kerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor

kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersedian Pangan. Sub Kegiatan yaitu Pengembangan

kawasan kemandirian pangan dan gizi tahun 2020 dilakukan dalam pemanfaatan lahan oleh

Kelompok Tani (POKTAN) dengan metode persemaian dan bantuan bibit tanaman berupa

kangkung, cabai rawit, cabai keriting, tomat, bayam, timun, Pare, calsin, terong, pokcoy, kacang

panjang dan bibit tanaman pala di desa Tugu Jaya, kecamatan Cigombong. Intervensi

pengembangan kawasan kemandirian pangan dan gizi kepada masyarakat bertujuan dalam

penguatan ketahanan pangan melalui pemanfaat lahan dengan budidaya pertanian menggunakan

persemaian untuk bibit tanaman.

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 9


Tabel 1. Rekapitulasi Pemberian Bantuan Bibit Tanaman Tahun 2020 Dinas Ketahanan Pangan

Kabupaten Bogor.

Jenis Bantuan Jumlah Bantuan Kecamatan Desa Tanggal

Penyaluran

Bantuan
Bibit Kangkung 50 pack Cigombong Tugu jaya 27 juli 2020 - 9
Bibit cabai rawit 50 pack
Bibit cabai keriting 50 pack Agustus 2020
Bibit tomat 50 pack
Bibit bayam 50 pack
Bibit timun 50 pack
Bibit pare 50 pack
Bibit calsin 50 pack
Bibit terong 50 pack
Bibit pokcoy 50 pack
Bibit kacang panjang 50 pack

Bibit tanaman pala 50 pack

Pada anggaran perubahan di Dinas Ketahanan Pangan tahun 2020, khususnya pada Kegiatan

Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan bagian sub Kegiatan Pengembangan Kawasan

Kemandirian Pangan dan Gizi dalam Program Pengembanagan Ketersediaan dan Kerawanan Pangan

dialokasi Alat Pertanian dan Kehutanan Pakai Habis. Bantuan Tersebut merupakan tindak Lanjut dari

pengadaan Bantuan Sebelumnya yaitu bibi tanaman, dengan rincian sebagai berikut :

Tabel 2. Rekapitulasi Perubahan Anggaran Pemberian Bantuan Bibit Tanaman tahun 2020 Dinas

Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor.

Tanggal penyaluran
Jenis Bantuan Jumlah Kecamatan Desa
Bantuan

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 10


Cigombong Tugujaya 02 Desember 2020
Trey 50 Buah
Pot Sedang 100 Buah
Pupuk Kandang 75 Karung

2.3. Kegiatan Pembinaan GIAHS/NIAHS

A. Tujuan Kegiatan

 Meningkatkan Kesejahteraan Masyarakat

 Merenovasi leuit sebagai aset warisan budaya lokal dalam sistem pertanian di masyarakat

 Mempertahankan warisan budaya masyarakat lokal dalam melaksanakan kegiatan

ketahanan pangan secara mandiri dan berkelanjutan

B. Pelaksanaan Kegiatan

Kegiatan ini merupakan Program kerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor Penanganan

dan Analisis Ketersedian Pangan. Sub Kegiatan Kegiatan (GIAHS/NIAHS) Globally Important Agriculture

Heritage System . Pemberian bantuan pembangunan renovasi leuit merupakan pemenuhan ketersediaan

pangan kepada masyarakat, hal tersebut dikarenakan ketika masyarakat telah memanen hasil pertanian di

suatu kawasan berupa padi dapat disimpan dalam pemenuhan ketersediaan pangan secara berkelanjutan

hal ini merupakan warisan budaya yang sudah turun temurun selama beberapa generasi pada sistem

pertanian lokal. Jumlah alokasi pembangunan renovasi leuit tahun 2020 sebanyak 4 unit di 2 desa yaitu

desa Urug dan Kiara sari Kecamatan Sukajaya. Dengan rincian sebagai:

Tabel 3. Rekapitulasi Pembangunan Renovasi Leuit tahun 2020 Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten

Bogor.

Jenis Bantuan Kecamatan Desa Jumlah Bantuan Tanggal penyaluran

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 11


Bantuan
Pembangunan Sukajaya Urug 2 Unit 15 September 2020
KiaraSari 2 Unit 15 September 2020
Renovasi Leuit

2.4. Penyusunan Analisis Neraca Bahan Makanan (NBM)

A. Tujuan Kegiatan

 Untuk mengetahui situasi Ketersediaan Pangan kabupaten Bogor berdasarkan Neraca

Bahan Makanan (NBM).

 Untuk mengetahui Proyeksi ketersediaan pangan Kabupaten Bogor berdasarkan Neraca

Bahan Makanan (NBM).

 Untuk mengetahui proyeksi konsumsi pangan.

 Untuk menyusun alternatif strategi penyelenggaraaan penyediaan pangan.

 Untuk evaluasi realisasi sasaran penyediaan pangan.

B. Pelaksanaan Kegiatan

kegiatan Penyusunan dan Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) Tahun Anggaran 20 20

adalah Hasil analisa NBM berupa Buku Neraca Bahan Makanan sebanyak 15 buku. Dampak dari

dilakukannya kegiatan Penyusunan dan Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) Tahun Anggaran

2020 adalah terpenuhinya kebutuhan informasi ketersediaan dan konsumsi pangan sebagai

landasan pengambilan keputusan bagi para pemangku kebijakan.

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 12


BAB III

RealisasiAnggaran

3.1. Rincian Penyerapan Anggaran

Jumlah dana yang dianggarkan sesuai DPA Program Ketersediaan dan Kerawanan Pangan pada

Sub kegiatan diantaranya yaitu kegiatan pengembangan kemandirian pangan dan gizi, Kegiatan

pembinaan GIAHS/NIAHS dan Penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) 2020 sebesar Rp.

155.531.000,- dari dana tersebut anggaran yang terserap sebesar Rp.138.460.250,- atau dengan

pencapaian serapan anggaran sebesar 85,95% dan Sisa pagu anggaran sebesar Rp. 17.070.750,-.

Ta Uraian Kegiatan Pagu Anggaran Realisasi % Sisa

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 13


be
l
4.
Re
ali
sa
si
Be
la
nj
a
Ke
gi
at
an
Su
m
be
r
An
gg
ar
an
AP
BD
Ka
bu
pa
te
n
Bo
go
r
Pe
rio
de
:1
Ja
nu
ari
20
20
S/
D
21
De
se
m

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 14


be
r
20
20
.X
No

Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan        


1 Honorarium Tim Pengadaan Barang dan Jasa 5.550.000 4.600.000 82,88 950.000
2 Belanja Alat Tulis Kantor 19.743.000 18.354.250 92,96 1.388.750
Belanja Alat Pertanian dan Kehutanan Pakai
3 Habis 5.463.000 5.462.500 99,99 500
4 Belanja Bahan Baku Bangunan 40.000.000 38.556.000 96,39 1.444.000
5 Belanja Bahan/Bibit Tanaman 19.750.000 18.232.500 92,31 1.517.500
6 Belanja Cetak 8.500.000 250.000 2,94 8.250.000
7 Belanja Penggandaan/Fotocopy 270.000 270.000 100 0
8 Belanja Makanan dan Minuman 3.000.000 3.000.000 100 0
9 Belanja Perjalanan Dinas Dalam Daerah 44.255.000 40.735.000 92,04 3.520.000
Belanja Jasa Tenaga
10 Ahli/Instruktur/Narasumber 9.000.000 9.000.000 100 0
 
Grand Total 155.531.000 138.460.250 85,95 17.070.750

BAB IV

Permasalahan dan Penyelesaian Masalah

4. 1. Permasalahan

4.1.1 . Kegiatan Pengembangan kawasan Kemandirian Pangan dan Gizi

Permasalahan pada pelaksanaan kegiatan Pengembangan kawasan Kemandirian Pangan dan

Gizi Secara Sebagai Berikut :

1. Kurangnya perhatian pemerintahan desa terhadap program pertanian di wilayahnya.

2. Kurangnya keterampilan masyarakat atau kelompok dalam mengembangkan bantuan usaha.

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 15


3. Tidak adanaya motivasi dari kelompok tani untuk lebih berkembang ke arah agrobisnis yang las.

4. Ketergantungan masyarakat atau kelompok tani pada bantuan pemerintah.

5. Kurangnya pemahaman masyarakat terhadap kegiatan kawasan kemandirian pangan.

4.1.2. Kegiatan GIAHS/NIAHS

Permasalahan pada pelaksanaan kegiatan GIAHS/NIAHS sebagai berikut :

1. Letak geografis tidak sesuai dengan luas yang direncanakan.

2. Kurangnya ketersediaan leuit untuk lebih memenuhi bangunan penyimpanan padi di desa.

4.1.3. Penyusunan Analisis Neraca Bahan Makanan (NBM).

Permasalahan pada pelaksanaan penyusuanan Nerca Bahan makanan (NBM) sebagai berikut :

1. Terkendalanya dalam proses pengumpulan data-data dari dinas terkait.

2. Kurangnya pemahaman dinas terkait pada hasil penyusunan NBM.

3. Kurangnya Narasumber dalam memberikan materi pada kegiatan penyusuanan Analisis Neraca

Bahan Makanan.

4.2. Penyelesaian Masalah

4.2.1. Kegiatan Pengembangan kawasan Kemandirian Pangan dan Gizi

Penyelesaian masalah pada pelaksanaan kegiatan Pengembangan kawasan Kemandirian Pangan

dan Gizi Secara Sebagai Berikut :

1. Adanya perhatian dari pemerintah desa untuk lebih mendukung program pertanian di wilayah

dengan menganggarkan sebagian dana desa untuk program pertanian.

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 16


2. Adanya pelatihan secara berkelanjutan pada kelompok dan masyarakat agar mampu memiliki

kemampuan usaha di bidang pertanian.

4.2.2. Kegiatan GIAHS/NIAHS

Penyelesaian masalah pada kegiatan GIAHS/NIAHS sebagai berikut :

1. Ukuran mengikuti Lebar Daerah Milik Jalan (Damija).

2. Memberikan bantuan tambahan bangunan leuit sebagai tempat penyimpanan padi.

4.2.3 Penyusunan Analisis Neraca Bahan Makanan (NBM)

Penyelesaian masalah penyusunan analisis neraca bahan makanan (NBM) sebagai berikut :

1. Selalu berkoordinasi dengan SKPD/Dinas terkair mengenai permohonan data-data yang


dibutuhkan untuk penyusuan Neraca Bahan Makanan (NBM).
2. Mengundang dinas terkait pada setiap acara pemaparan hasil Neraca Bahan Makanan (NBM)
3. Berkoordinasi dengan Pemerintahan Pusat, Pemerintahan Provinsi dan Akademisi

BAB V

PENUTUP

Sebagai bagian dari pembangunan ketahanan pangan untuk mewujudkan kemandirian maupun

kedaulatan pangan, maka dilaksanankan kegiatan Penangan dan analisis ketersedian pangan tahun 2020

di Kabupaten Bogor yang terdiri dari beberapa sub bagian kegiatan yaitu kegiatan Pengembangan

kawasan kemandirian Pangan dan Gizi, Kegiatan GIAHS/NIAHS dan Penyusuanan Neraca Bahan

Makanan NBM. Didasari bahwa dalam menghadapi tantangan dari aspek ketahanan pangan sesuai

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 17


dinamika yang terjadi pada saat ini. oleh Karena itu perlu adanya tekad dari seluruh pemangku

kepentingan baik pemerintahan, swasta, akademisi maupun masyarakat luas yang saling berkolaborasi.

Terciptanya Pengembangan Kawasan kemandirian Pangan dan Gizi merupakan Wujud dari upaya

pemenuhan Kebutuhan Manusia yang memberikan manfaat secara adil dan merata berdasarkan

kemandirian, dan tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat. Upaya pembangunan ketahanan

pangan dilakukan secara bertahap melalui proses pemberdayaan masyarakat untuk mengenali potensi dan

kemampuannya, mencari alternative peluang dan pemecahan masalah, serta mampu untuk mengelola dan

memanfaatkan sumberdaya alam secara efektif, efisien, dan berkelanjutan

Dalam mendorong warisan budaya sistem pertanian dalam mendukung ketahanan pangan atau

yang sering disebut GIAHS/NIASH Globally/Nationally Important Agricultural Heritage Systems perlu

adanya upaya koordinasi dan fasilitas sesuai peran masing masing SKPD terkait. Peran Pemerintah

daerah dapat dioptimalkan melalui hal teknis maupun dari Penganggaran APBD dan sumber lainnya

misalkan pemanfaatan kerja sama seperti dana CSR ( Coorporate Social Responsibility ). Selanjutnya

masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan perlu terus adanya pembinaan dengan diperdayakan dan

dibangun kemandiriaanya.

Penyusuanan Analisis Neraca Bahan Makanan dalam merumuskan kebijakan teknis dalam bidang

ketahanan pangan diperlukan informasi mengenai situasi pangan disuatu wilayah/daerah pada periode

tertentu. Hal ini dapat terlihat dari indikator-indikator yang berpengaruh atas situasi dan kondisi ketahanan

dan kerentanan pangan. Salah satu alat yang dapat digunakan dalah mengukur tingkat ketersediaan

pangan adalah dengan menggunakan Neraca Bahan Makanan (NBM).

Demikian laporan akhir kegiatan penanganan dan analisis ketersediaan pangan tahun 2020

sebagai bahan pelaporan pelaksanaan kegiatan sekaligus bahan evaluasi untuk kegiatan yang akan

Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 18


datang. Semoga dengan pelakasanaan kegiatan ini terkait dengan penangann dan analisis ketersediaan

pangan kabupaten Bogor dapat menjadi bahan penyusunan dan kebijakan bidang ketahanan pangan.

LAMPIRAN-LAMPIRAN
Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 19
Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 20

Anda mungkin juga menyukai