PENDAHULUAN
Berdasarkan Undang-undang Nomor 18 Tahun 2012 tentang Pangan, bahwa pangan adalah
segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk hayati, produk pertanian, perkebunan, kehutanan,
perikanan, peternakan, perairan dan air baik diolah maupun tidak diolah yang diperuntukan bagi konsumsi
manusia. Termasuk bahan tambahan pangan, bahan baku pangan dan bahan lain yang digunakan dalam
proses penyiapan, pengolahan dan pembuatan makanan atau minuman. Kebutuhanan pangan merupakan
kebutuhan dasar hak asasi dari setiap individu. Pemenuhan juga merupakan komponen dasar untuk
mewujudkan sumber daya manusia yang berkualitas. Sehingga menjadi pondasi bagi pembangunan sektor
lainnya.
Ketahanan pangan merupakan pilar bagi kedaulatan suatu bangsa, sehingga pemerintah dan
masyarakat seluruh elemen bangsa harus saling bersinergi untuk mewujudkan ketahanan pangan yang
berdasarkan upaya pencapaian kedaulatan pangan. Tujuan pembangunan ketahanan pangan adalah
menjamin ketersediaan pangan suatu daerah agar bisa berjalan secara berkelanjutan dan sepanjang
waktu. Secara merata di seluruh wilayah baik pada tingkat nasional maupun daerah sehingga dapat
memenuhi kebutuhan dasar rumah tangga dengan memanfaatkan sumberdaya, kelembagaan adan
budaya lokal.
Kedaulatan pangan merupakan hak negara dan bangsa secara mandiri menemukan kebijakan
pangannya, menjamin hak atas dasar pangan bagi rakyat dan memberikan hak bagi masyarakat untuk
menentukan sistem pangan berdasarkan berbagai aspek. Pemerintahan Kabupaten Bogor bertekad untuk
potensi sumber daya alam, manusia, sosial, ekonomi beserta budaya kearifan lokal secara maksimal.
Peran serta Pemerintah Kabupaten Bogor dalam menjalankan amanat kebijakan tersebut yaitu
Melalui Perbub No 16 tahun 2016 tentang Kedudukan susunan organisasi, tugas dan fungsi, serta tata
kerja Dinas Ketahanan Pangan. Melalui dasar tersebut Pemerintah Kabupaten Bogor Melalui Dinas
Ketahanan Pangan telah ikut serta dalam mendukung tercapainya kebijakan-Kebijakan Pemerintah Pusat.
Kabupaten bogor merupakan daerah yang terdiri 40 Kecamatan terdiri dari 410 desa dengan jumlah
penduduk hampir 6 juta jiwa merupakan salah satu daerah yang penduduknya terbanyak di Provinsi jawa
barat. Salah satu upaya yang terus dilakukan Pemerintah Kabupaten Bogor melalui dinas ketahanan
pangan yaitu menyusun Kegiatan-Kegiatan yang dapat menunjang langsung Kemampuan Masyarakat
dalam memenuhi kebutah dasar pangannya. Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan
terdiri dari beberapa sub bagian kegiatan diantaranya adalah : 1. Kegiatan Pengembangan Kemandirian
Pangan dan Gizi, 2. Kegiatan Globally/Nationally Important Agricultural Heritage Systems (GIAHS/NIAHS),
Dasar hukum yang dijadikan landasan penyelenggaraan kegiatan Penanganan dan Analisis
2. Peraturan Pemerintah No. 68 Tahun 2002 Tentang Ketahanan Pangan (Lembaran Negara
Republik Indonesia Tahun 2002 nomor 142, Tamabahan Negara Republik Indonesia No.
4254);
5. Peraturan Gubernur Provinsi Jawa Barat Nomor : 4 Tahun 2012 Tentang Kemandirian
Daerah;
6. Peraturan Daerah No. 12 Tahun 2016 Tentang Pembentukan dan Susunan Perangkat
Daerah, telah dibentuk Dinas Ketahanan Pangan Tipe A sebagai perangkat daerah yang
7. Peraturan bupati Bogor Nomor 61 Tahun 2016 tentang SOTK Dinas Ketahanan Pangan
Kabupaten Bogor
8. Peraturan Daerah Nomor 14 Tahun 2016 Tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja
9. Peraturan Bupati Bogor Nomor 110 Tahun 2016 Tentang Penjabaran Anggaran
Tentang Penunjukan Pejabat Pengguna Anggaran/ Pengguna Barang dan Pejabat Kuasa
Tujuan kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan tahun anggaran 2020 yaitu:
1. Memenuhi dan terbinanya kawasan kemandirian pangan dan Gizi sebagai percontohan bagi
1.4. Keluaran
Keluaran kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan tahun anggaran 2020 yaitu:
1.5. Pengertian
1. Desa adalah kesatuan masyarakat hukum yang memiliki batas-batas wilayah yang berwewenang
berdasarkan prakarsa masyarakat, hak, asal-usul, dan/atau hak tradisional yang diakui dan
2. Wilayah adalah ruang yang merupakan kesatuan geografis beserta segenap unsur terkait yang
3. Kawasan adalah wilayah yang memiliki fungsi utama lindung dan/atau budidaya.
4. Mandiri adalah suatu sikap atau mindset, sikap menolak ketergantungan nasib sendiri pada pihak
5. Pangan adalah segala sesuatu yang berasal dari sumber hayati produk pertanian, perkebunan,
kehutanan, perikanan, peternakan, perairan, dan air, baik yang diolah maupun tidak diolah yang
6. Pangan Pokok adalah Pangan yang diperuntukkan sebagai makanan utama sehari-hari sesuai
Pangan yang menjamin hak atas Pangan bagi rakyat dan yang memberikan hak bagi masyarakat
untuk menentukan sistem Pangan yang sesuai dengan potensi sumber daya lokal.
8. Ketahanan Pangan adalah kondisi terpenuhinya Pangan bagi negara sampai dengan
perseorangan, yang tercermin dari tersedianya Pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya,
aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama,
keyakinan, dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif, dan produktif secara
berkelanjutan.
9. Kemandirian Pangan adalah kemampuan negara dan bangsa dalam memproduksi Pangan yang
beraneka ragam dari dalam negeri yang dapat menjamin pemenuhan kebutuhan Pangan yang
cukup sampai di tingkat perseorangan dengan memanfaatkan potensi sumber daya alam,
10. Ketersediaan Pangan adalah kondisi tersedianya Pangan dari hasil produksi dalam negeri dan
Cadangan Pangan Nasional serta impor apabila kedua sumber utama tidak dapat memenuhi
kebutuhan
11. Petani adalah warga negara Indonesia, baik perseorangan maupun beserta keluarganya yang
12. Leuit adalah merupakan sejenis bangunan penyimpan padi yang terdapat di daerah pedesaan
13. GIAHS/NIAHS adalah Warisan Sistem Pertanian dan Pangan (WSPG) merupakan warisan sistem
penggunaan lahan dan lanskap yang mengagumkan dan kaya akan keanekaragaman hayati yang
penting, yang berevolusi dari adaptasi bersama masyarakat dengan lingkungannya sesuai
menganalisis situasi ketersediaan pangan di suatu negara/wilayah dalam kurun waktu tertentu
15. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang
16. Pemerintah Pusat, selanjutnya disebut Pemerintah, adalah Presiden Republik Indonesia yang
17. Pemerintah Daerah adalah gubernur, bupati atau walikota, dan perangkat daerah sebagai unsur
PELAKSANAAN KEGIATAN
Pelaksanaan kegiatan Penanganan Analisis dan Ketersediaan Pangan Tahun Anggaran 2020 dengan
2. Pemberian bantuan bibit Tanaman untuk kegiatan Kawasan Kemandirian Pangan dan Gizi
4. Penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) Tahun 2020, dengan tahapan pelaksanaan sebagai
berikut :
4. Pada anggaran Perubahanan bulan Oktober Program Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan
pada kegiatan Kawasan Kemandirian Pangan dan gizi menganggarkan bantuan Alat Pertanian dan
Penyusunan Kerangka Acuan Kerja (KAK) Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan
dan Gizi dilaksanakan pada bulan Januari 2020 di kantor Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor.
c. Merinci kegiatan – kegiatan yang akan dilaksanakan serta metode pelaksanaan kegiatan
Pada anggaran tahun 2020 Bidang Ketersediaan dan Kerawanan Pangan kegiatannya terbagi menjadi 2
Pada Sub Program Pertama yaitu Penanganan dan Analisis Keterediaan Pangan terdapat Sub Kegiatan
diantaranya :
A. Tujuan Kegiatan
dan Gizi
oleh masyarakat.
B Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini merupakan Program kerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor
kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersedian Pangan. Sub Kegiatan yaitu Pengembangan
kawasan kemandirian pangan dan gizi tahun 2020 dilakukan dalam pemanfaatan lahan oleh
Kelompok Tani (POKTAN) dengan metode persemaian dan bantuan bibit tanaman berupa
kangkung, cabai rawit, cabai keriting, tomat, bayam, timun, Pare, calsin, terong, pokcoy, kacang
panjang dan bibit tanaman pala di desa Tugu Jaya, kecamatan Cigombong. Intervensi
pengembangan kawasan kemandirian pangan dan gizi kepada masyarakat bertujuan dalam
penguatan ketahanan pangan melalui pemanfaat lahan dengan budidaya pertanian menggunakan
Kabupaten Bogor.
Penyaluran
Bantuan
Bibit Kangkung 50 pack Cigombong Tugu jaya 27 juli 2020 - 9
Bibit cabai rawit 50 pack
Bibit cabai keriting 50 pack Agustus 2020
Bibit tomat 50 pack
Bibit bayam 50 pack
Bibit timun 50 pack
Bibit pare 50 pack
Bibit calsin 50 pack
Bibit terong 50 pack
Bibit pokcoy 50 pack
Bibit kacang panjang 50 pack
Pada anggaran perubahan di Dinas Ketahanan Pangan tahun 2020, khususnya pada Kegiatan
Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan bagian sub Kegiatan Pengembangan Kawasan
Kemandirian Pangan dan Gizi dalam Program Pengembanagan Ketersediaan dan Kerawanan Pangan
dialokasi Alat Pertanian dan Kehutanan Pakai Habis. Bantuan Tersebut merupakan tindak Lanjut dari
pengadaan Bantuan Sebelumnya yaitu bibi tanaman, dengan rincian sebagai berikut :
Tabel 2. Rekapitulasi Perubahan Anggaran Pemberian Bantuan Bibit Tanaman tahun 2020 Dinas
Tanggal penyaluran
Jenis Bantuan Jumlah Kecamatan Desa
Bantuan
A. Tujuan Kegiatan
Merenovasi leuit sebagai aset warisan budaya lokal dalam sistem pertanian di masyarakat
B. Pelaksanaan Kegiatan
Kegiatan ini merupakan Program kerja Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten Bogor Penanganan
dan Analisis Ketersedian Pangan. Sub Kegiatan Kegiatan (GIAHS/NIAHS) Globally Important Agriculture
Heritage System . Pemberian bantuan pembangunan renovasi leuit merupakan pemenuhan ketersediaan
pangan kepada masyarakat, hal tersebut dikarenakan ketika masyarakat telah memanen hasil pertanian di
suatu kawasan berupa padi dapat disimpan dalam pemenuhan ketersediaan pangan secara berkelanjutan
hal ini merupakan warisan budaya yang sudah turun temurun selama beberapa generasi pada sistem
pertanian lokal. Jumlah alokasi pembangunan renovasi leuit tahun 2020 sebanyak 4 unit di 2 desa yaitu
desa Urug dan Kiara sari Kecamatan Sukajaya. Dengan rincian sebagai:
Tabel 3. Rekapitulasi Pembangunan Renovasi Leuit tahun 2020 Dinas Ketahanan Pangan Kabupaten
Bogor.
A. Tujuan Kegiatan
B. Pelaksanaan Kegiatan
kegiatan Penyusunan dan Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) Tahun Anggaran 20 20
adalah Hasil analisa NBM berupa Buku Neraca Bahan Makanan sebanyak 15 buku. Dampak dari
dilakukannya kegiatan Penyusunan dan Analisa Neraca Bahan Makanan (NBM) Tahun Anggaran
2020 adalah terpenuhinya kebutuhan informasi ketersediaan dan konsumsi pangan sebagai
RealisasiAnggaran
Jumlah dana yang dianggarkan sesuai DPA Program Ketersediaan dan Kerawanan Pangan pada
Sub kegiatan diantaranya yaitu kegiatan pengembangan kemandirian pangan dan gizi, Kegiatan
pembinaan GIAHS/NIAHS dan Penyusunan Neraca Bahan Makanan (NBM) 2020 sebesar Rp.
155.531.000,- dari dana tersebut anggaran yang terserap sebesar Rp.138.460.250,- atau dengan
pencapaian serapan anggaran sebesar 85,95% dan Sisa pagu anggaran sebesar Rp. 17.070.750,-.
BAB IV
4. 1. Permasalahan
2. Kurangnya ketersediaan leuit untuk lebih memenuhi bangunan penyimpanan padi di desa.
Permasalahan pada pelaksanaan penyusuanan Nerca Bahan makanan (NBM) sebagai berikut :
3. Kurangnya Narasumber dalam memberikan materi pada kegiatan penyusuanan Analisis Neraca
Bahan Makanan.
1. Adanya perhatian dari pemerintah desa untuk lebih mendukung program pertanian di wilayah
Penyelesaian masalah penyusunan analisis neraca bahan makanan (NBM) sebagai berikut :
BAB V
PENUTUP
Sebagai bagian dari pembangunan ketahanan pangan untuk mewujudkan kemandirian maupun
kedaulatan pangan, maka dilaksanankan kegiatan Penangan dan analisis ketersedian pangan tahun 2020
di Kabupaten Bogor yang terdiri dari beberapa sub bagian kegiatan yaitu kegiatan Pengembangan
kawasan kemandirian Pangan dan Gizi, Kegiatan GIAHS/NIAHS dan Penyusuanan Neraca Bahan
Makanan NBM. Didasari bahwa dalam menghadapi tantangan dari aspek ketahanan pangan sesuai
kepentingan baik pemerintahan, swasta, akademisi maupun masyarakat luas yang saling berkolaborasi.
Terciptanya Pengembangan Kawasan kemandirian Pangan dan Gizi merupakan Wujud dari upaya
pemenuhan Kebutuhan Manusia yang memberikan manfaat secara adil dan merata berdasarkan
kemandirian, dan tidak bertentangan dengan keyakinan masyarakat. Upaya pembangunan ketahanan
pangan dilakukan secara bertahap melalui proses pemberdayaan masyarakat untuk mengenali potensi dan
kemampuannya, mencari alternative peluang dan pemecahan masalah, serta mampu untuk mengelola dan
Dalam mendorong warisan budaya sistem pertanian dalam mendukung ketahanan pangan atau
yang sering disebut GIAHS/NIASH Globally/Nationally Important Agricultural Heritage Systems perlu
adanya upaya koordinasi dan fasilitas sesuai peran masing masing SKPD terkait. Peran Pemerintah
daerah dapat dioptimalkan melalui hal teknis maupun dari Penganggaran APBD dan sumber lainnya
misalkan pemanfaatan kerja sama seperti dana CSR ( Coorporate Social Responsibility ). Selanjutnya
masyarakat yang menjadi sasaran pembangunan perlu terus adanya pembinaan dengan diperdayakan dan
dibangun kemandiriaanya.
Penyusuanan Analisis Neraca Bahan Makanan dalam merumuskan kebijakan teknis dalam bidang
ketahanan pangan diperlukan informasi mengenai situasi pangan disuatu wilayah/daerah pada periode
tertentu. Hal ini dapat terlihat dari indikator-indikator yang berpengaruh atas situasi dan kondisi ketahanan
dan kerentanan pangan. Salah satu alat yang dapat digunakan dalah mengukur tingkat ketersediaan
Demikian laporan akhir kegiatan penanganan dan analisis ketersediaan pangan tahun 2020
sebagai bahan pelaporan pelaksanaan kegiatan sekaligus bahan evaluasi untuk kegiatan yang akan
pangan kabupaten Bogor dapat menjadi bahan penyusunan dan kebijakan bidang ketahanan pangan.
LAMPIRAN-LAMPIRAN
Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 19
Laporan Akhir Kegiatan Penanganan dan Analisis Ketersediaan Pangan 2020 20