Anda di halaman 1dari 129

PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN

DI SMK NUSANTARA PISANGAN CIPUTAT- TANGERANG

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd)

Oleh:

NURHASANAH
108018200040

PROGRAM STUDIMANAJEMEN PENDIDIKAN


JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434H/2013 M
PENGELOLAAN PEMBIAYAAN PENDIDIKAN
DI SMK NUSANTARA PISANGAN CIPUTAT- TANGERANG

Skripsi
Diajukan kepada Fakultas Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan Untuk Memenuhi
Syarat Mencapai Gelar Sarjana Pendidikan ( S.Pd)

Oleh:

Nurhasanah
108018200040

Di Bawah Bimbingan:

Dr. H. Fathi Ismail


NIP. 19491012 197803 1 003

PROGRAM STUDIMANAJEMEN PENDIDIKAN


JURUSAN KEPENDIDIKAN ISLAM
FAKULTAS ILMU TARBIYAH DAN KEGURUAN
UIN SYARIF HIDAYATULLAH
JAKARTA
1434H / 2013 M
LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING SKRIPSI

Skripsi yang berjudul Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di SMK Nusantara


disusun oleh Nurhasanah, NIM 108018200040, Program Studi Manajemen
Pendidikan, Jurusan Kependidikan Islam, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta, dan telah melalui
bimbingan dan dinyatakan sah sebagai karya ilmiah yang berhak untuk diujikan
pada sidang munaqasah sesuai ketentuan yang ditetapkan oleh fakultas.

Jakarta, 4 Mei 2013

Yang mengesahkan,
Dosen Pembimbing

Dr. H. Fathi Ismail, MM.


NIP. 19491012 197803 1 003
UJIAN REFERENSI

Seluruh referensi yang digunakan dalam penulisan skripsi ini yang berjudul
"Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Di SMK Nusantara Pisangan Ciputat-
Tangerang" disusun oleh:
Nama : Nur Hasanah
NIM : 108018200040
Jurusan/Prodi : Kependidikan Islam/ Manajemen Pendidikan
Fakultas : Ilmu Tarbiyah dan Keguruan

Telah diuji kebenarannya oleh dosen pembimbing pada tanggal 08 Februari 2013.

Jakarta 12 Mei 2013


Dosen Pembimbing

Dr. H. Fathi Ismail, MM.


NIP. 19491012 197803 1 003
SURAT PERYATAAN KARYA ILMIAH

Saya yang bertanda tangan dibawah ini:

Nama : Nurhasanah
Nim : 108018200040
Jurusan/ Prodi : Kependidikan Islam- Manajemen Pendidikan
Fakultas : Ilmu Tarbiyah Dan Keguruan

MENYATAKAN DENGAN SESUNGGUHNYA


Bahwa skripsi yang berjudul Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Di SMK
Nusantara Pisangan Ciputat- Tangerang adalah benar hasil karya sendiri di bawah
bimbingan dosen:

Nama Pembimbing : Dr. H. Fathi Ismail, MM.


NIP : 194910121978031003

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya dan saya siap
menerima konsekuansi apabila terbukti bahwa skripsi ini bukan hasil karya saya.

Jakarta, 8 Februari 2013


Yang Menyatakan

Nurhasanah
ABSTRAK

Biaya pendidikan merupakan komponen yang sangat penting dalam


penyelenggaraan pendidikan. Proses pendidikan tidak dapat berjalan tanpa
dukungan biaya. Tujuan penelitian ini untuk mendeskripsi dan menganalisis hal-
hal yang berkenaan dengan Pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK
Nusantara, seperti perencanaan pembiayaan, penatausahaan, dan
pertanggungjawaban pembiayaan. Metode yang digunakan dalam penelitian ini
adalah deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Teknik pengumpulan data yang
digunakan adalah wawancara, observasi, dan dokumentasi. Subjek penelitian:
kepala sekolah, direktur keuangan sekolah, bagian pembukuan, bagian pelaporan
keuangan, kasir sekolah, dan kepala tata usaha. Hasil penelitian menunjukkan
bahwa: proses penyusunan RAPBS dilakukan oleh bagian keuangan dan tidak
semua guru dilibatkan, hanya Direktur perguruan, ketua yayasan, kepala sekolah,
bagian kesiswaan, dan ketua jurusan. Penggunaan pembiayaan pendidikan ditinjau
dari sisi keuangan, mengingat jumlah pemasukan yang terbatas. Setiap
pengeluaran harus disetujui oleh direktur yayasan, kepala yayasan dan bagian
keuangan sekolah.
Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan yang dilakukan melalui 3 cara yaitu
pertama perencanaan, dimana dalam perencanaan semua kegiatan yang
berhubungan dengan KBM sudah dimuat dalam RAPBS yang disusun setiap
tahun atau pada awal pembelajaran, yang kedua yaitu Penatausahaan, dimana
semua pemasukan atau pengeluaran sekolah dicatat dalam buku kas sekolah,
untuk pengeluaran harus disertai dengan bukti seperti kwitansi atau bon, hal
tersebut untuk menghindari penyelewengan pembiayaan sekolah. Ketiga adalah
Pertanggungjawaban, pertanggungjawaban pembiayaan dilakukan dengan cara
pelaporan keuangan setiap 1 hari 1 kali yang dilaporkan bagian kasir langsung ke
yayasan. laporan bulanan yaitu pelaporan pengeluaran keuangan sekolah setiap 1
bulan satu kali, bentuk laporan tahunan yaitu pelaporan keuangan yang dilakukan
direktur keuangan ke Yayasan setiap 1 tahun sekali.
Dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan masih terdapat beberapa
kelemahan antara lain, dalam perencanaan masih terdapat beberapa pos yang
belum dialokasikan dalam RAPBS, dalam penatausahaan yaitu belum ada
penutupan kas secara rutin dan membuat berita acara penutupan kas, dan dalam
pertanggungjawaban yaitu belum ada pemeriksaan kas secara langsung,
seharusnya pemeriksaan kas minimal sekali dalam tiga bulan oleh yayasan.

Kata kunci: Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan

i
KATA PENGANTAR

Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, satu-satunya
Dzat yang Maha Mengetahui dan Maha Melihat dan salam sejahtera kepada
junjungan kita Nabi Muhammad SAW berserta keluarganya dan para sahabatnya.
Atas berkat rahmat dan karunia-Nya, saya dapat menyelesaikan Skripsi ini
pada Jurusan Manajemen Pendidikan dengan judul Pengelolaan Pembiayaan
Pendidikan Dalam Mewujudkan Sekolah Yang Akuntabilitas di SMK Nusantara.
Dalam menyelesaikan Skripsi ini penulis sedikit banyak mengalami
kesulitan. Hal ini tidak lain disebabkan oleh keterbatasan pengetahuan dan
pengalaman, penulis menyadari betul bahwa Skripsi ini masih jauh dari sempurna,
masih banyak kekurangan baik dari segi penyajian, pengkajian materi, bahasa
maupun tata cara penulisan, karenanya penulis dengan lapang hati menanti kritik
dan saran yang membangun dari semua pihak sehingga dapat menjadi lebih baik
lagi.
Akhirnya Penulis berharap Skripsi dapat berguna dan memberikan
sumbangan yang bermanfaat bagi lingkungan akademik dimana Penulis selama ini
menurut ilmu, maupun pihak lain yang membutuhkan. Semoga Allah SWT
senantiasa melimpahkan Rahmat dan Hidayah-Nya yang tiada henti-hentinya
kepada kita semua. Amin Yaarabbal Alamin. Kemudian penulis mengucapkan
terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:
1. Bapak. Prof. Dr. Rifat Syauqi, MA. Dekan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta
2. Dr. H. Fathi Ismail, Mm Selaku pembimbing yang telah meluangkan
waktu, tenaga dan pikirannya untuk memberikan bimbingan, dorongan dan
pengarahan kepada penulis hingga terselesaikannya skripsi ini.
3. Drs. Rusydy Zakaria, M.Ed.M.Phil. Selaku Ketua Jurusan Kependidikan
Islam-Manajemen Manajemen Pendidikan Universitas Islam Jakarta.
4. Drs. H. Muarif Syam. M.Pd. selaku Sekretaris Jurusan Kependidikan
Islam-Manajemen Pendidikan Universitas Islam Jakarta.

ii
5. Bapak/Ibu dosen Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan yang telah
mendidik dan membina selama perkuliahan berlangsung.
6. Bapak/Ibu Kepala dan Karyawan Perpustakaan Utama dan Perpustakaan
Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan (FITK) Universitas Islam Negeri
Syarif Hidayatullah Jakarta.
7. Bapak Drs. H. Faisal Bakar, SE. Selaku Kepala Sekolah SMK
NUSANTARA Legoso Raya Ciputat Timur beserta jajaran guru dan
karyawan yang telah membantu penulis dalam melakukan penelitian.
8. Kepada Ibunda (almarhumah ) dan Ayahanda tercinta ( Samsiat) yang
telah banyak memberikan dorongan, motivasi, moril, serta doa yang tak
pernah putus sehingga penulis bisa menyelesaikan penelitian ini.
9. Kepada kakak ( Kusnadi dan istri) dan ayuk-ayukku (Darlini dan suami,
Zuraidah dan suami, Nur Aidah dan suami, Zuryanah) serta keponakanku
(Aisyah, Nabila, Bilqis, dan Ayu) yang telah banyak memberikan tawa
disetiap hari-hari penulis.
10. Teman-teman seperjuangan jurusan Kependidikan Islam-Manajemen
Pendidikan yang selalu dekat dihati yang senantiasa memberikan dorongan
kepada penulis.
11. Akhirnya hanya kepada Allah Subhanahu Wataiala jualah penulis
memohon, semoga jasa dan amal baik yang telah mereka sumbangkan
mendapat balasan yang berlipat ganda dari Allah Subhanahu Wata’ala,
Aamiin.

Jakarta, 9 Februari 2013

Penulis

iii
DAFTAR ISI

LEMBAR PENGESAHAN PEMBIMBING


LEMBAR PENGESAHAN PENGUJI
LEMBAR PERNYATAAN
ABSTRAK ......................................................................................................... i
KATA PENGANTAR ....................................................................................... ii
DAFTAR ISI ..................................................................................................... iv
DAFTAR TABEL ............................................................................................. vi
DAFTAR LAMPIRAN ..................................................................................... vii

BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah ........................................................ 1
B. Identifikasi Masalah .............................................................. 6
C. Pembatasan Masalah ............................................................. 6
D. Rumusan Masalah ................................................................. 6
E. Tujuan Penelitian ................................................................. 7
F. Manfaat Penelitian ................................................................ 7
G. Penelitian Terdahulu ............................................................. 7

BAB II ACUAN TEORITIK


A. Hakekat Pengelolaan Biaya Pendidikan................................ 9
B. Pelaksanaan Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan ............... 15
1. Perencanaan Pembiayaan Pendidikan ............................. 15
2. Akunting ......................................................................... 23
3. Penilaian (Auditing) Pertanggungjawaban ..................... 27
C. Model- model Pembiayaan Pendidikan/ Sekolah ................. 28
D. Sumber-Sumber Biaya Pendidikan ....................................... 29
E. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Biaya Pendidikan ..................... 33

BAB III METODOLOGI PENELITIAN


A. Tempat dan Waktu Penelitian ............................................... 37

iv
B. Metode penelitian .................................................................. 37
C. Instrumen Penelitian.............................................................. 37
D. Populasi dan Sampel ............................................................. 38
E. Teknik Pengumpulan Data .................................................... 38
F. Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data ................................ 41
G. Analisis data .......................................................................... 41

BAB IV HASIL PENELITIAN


A. Deskripsi Objek Penelitian .................................................... 44
1. Sejarah singkat SMK NUSANTARA. ............................ 44
2. Visi misi dan Tujuan ...................................................... 46
3. Keadaan siswa dan Guru SMK NUSANTARA ............ 46
4. Fasilitas ........................................................................... 48
5. Hak Kepemilikan ............................................................ 48
6. Struktur Organisasi. ........................................................ 49
7. Keadaan karyawan SMK Nusantara ............................... 50
B. Hasil Penelitian ..................................................................... 50
1. Pembiayaan Pendidikan di SMK NUSANTARA. .......... 50
2. Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan SMK Nusantara ... 55
a. Perencanaan Pembiayaan ......................................... 55
b. Penata usahaan .......................................................... 60
c. Pertanggungjawaban Pembiayaan ............................ 62

BAB V PENUTUP
A. Kesimpulan .......................................................................... 65
B. Saran ...................................................................................... 66

DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 67


LAMPIRA

v
DAFTAR TABEL

Tabel 3.1 Kisi- kisi Instrumen Pengumpulan Data ........................................ 41


Tabel 3.2 Jumlah siswa dan siswi ................................................................. 47
Tabel 3.3 Fasilitas sekolah ............................................................................ 48
Tabel 3.4 Struktur Organisasi SMK Nusantara Ciputat Tangerang .............. 49
Tabel 3.5 Bagian keuangan dan para Staff .................................................... 56
Tabel 3.6 Rincian RAPBS SMK Nusantara .................................................. 58

vi
DAFTAR LAMPIRAN

1. Lampiran 1 Guru Dan Karyawan


2. Lampiran 2 Hasil Wawancara
3. Lampiran 3 Surat Izin Penelitian
4. Lampiran 4 Surat permohonan bimbingan skripsi
5. Lampiran 5 Daftar Referensi
6. Lampiran 6 Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Sekolah (RAPBS)
7. Lampiran 7 Daftar Murid Penerima Beasiswa
8. Lampiran 8 Rincian biaya masuk PSB
9. Lampiran 9 Rekap Tunggakan SPP siswa '

vii
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Pendidikan merupakan unsur utama pengembangan Sumber Daya
Manusia. Tak ada satu halpun yang dilakukan oleh manusia yang tidak
berhubungan dengan pendidikan. Bahkan sadar atau tidak kita selalu
mengalami proses pendidikan setiap harinya. Sejak kecil hingga dewasa
manusia selalu melakukan proses pendidikan baik secara formal maupun
informal. SDM dianggap lebih bernilai apabila sikap, perilaku, wawasan,
kemampuan, keahlian serta keterampilanya sesuai dengan kebutuhan berbagai
bidang dan sektor. Dengan adanya pendidikan, manusia dapat menjadi lebih
bermoral dan mengetahui yang tidak pernah diketahui sebelumnya.
Pendidikan sebenarnya adalah hak semua manusia, tidak perduli dia miskin
atau kaya, kesempatan memperoleh pendidikan yang layak adalah hak semua
manusia yang diikuti dengan kesempatan dan kemampuan serta kemauanya.
Salah satu masalah fundamental di dalam sistem pendidikan nasional
adalah sulitnya memperoleh informasi keuangan sekolah yang terstandarisasi.
Oleh karena itu, pembenahan manajemen keuangan sekolah harus dimulai
dengan cara menyusun teknik-teknik pengelolaan keuangan sekolah yang
komprehensif sesuai dengan standar akuntansi dan keuangan yang berlaku
secara umum.

1
2

Pembiayaan pendidikan adalah faktor penting dalam menjamin mutu


dan kualitas proses pendidikan. Meskipun pembiayaan pendidikan bukan satu-
satunya faktor keberhasilan, tampa adanya pembiayaan yang mencukupi maka
pendidikan yang berkualitas hanya dala angan-angan.
Dalam penyelenggaraan pendidikan, keuangan dan pembiayaan
merupakan potensi yang sangat menentukan dan merupakan bagian yang tak
terpisahkan dalam kajian administrasi dan manajemen pendidikan. Komponen
pembiayan pendidikan dan keuangan pada tingkat satuan pendidikan
merupakan komponen produksi yang menentukan terlaksanya kegiatan proses
belajar mengajar disekolah bersama komponen-komponen lain.1 Dengan kata
lain, setiap kegiatan yang dilakukan memerlukan biaya, maupun disadari atau
tidak.
Sejalan dengan kebijakan otonomi daerah yang menyerahkan masalah
pendidikan kedaerah dan sekolah masing-masing, maka masalah keuangan
pun menjadi kewenangan yang diberikan secara langsung dalam
pengelolaanya kepada sekolah. Kepala sekolah memiliki tanggungjawab
penuh terhadap perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan pertanggungjawaban
keuangan sekolah.2
Maka dari itu, kepala sekolah dituntut kemampuanya untuk mengelola
keuangan sekolah baik melakukan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi dan
pertanggungjawabanya.
Komponen keuangan dan pembiayaan perlu dikelola sebaik-baiknya,
agar dana-dana yang ada dapat dimanfaatkan secara optimal untuk menunjang
tercapainya tujuan pendidikan. Hal ini penting, terutama dalam rangka
Manajemen Berbasis Sekolah, yang memberikan kewenangan kepada sekolah
untuk mencari dan memanfaatkan berbagai sumber dana sesuai dengan
kebutuhan masing-masing sekolah karena pada umumnya dunia pendidikan
selalu dihadapkan pada masalah keterbatasan dana, apa lagi dalam kondisi
krisis pada sekarang ini.

1
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group). 2010.
H 1.
2
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung PT. Remaja Rosda Karya).
2006. H. 190.
3

Pengelolaan keuangan pendidikan lebih difokuskan dalam proses


merencanakan alokasi secara teliti dan penuh perhitungan serta mengawasi
pelaksanaan dana, baik biaya operasional maupun biaya kapital, disertai bukti-
bukti secara administratif dan fisik (material) sesuai dengan dana yang
dikeluarkan. Tujuan utama mengelola sekolah adalah bagaimana sekolah
dapat menghasilkan output yang berkualitas dalam rangka memenuhi
kebutuhan masyarakat sebagai pengguna jasa. Oleh karena itu, sekolah harus
menyediakan dana sebagai salah satu sumber yang sangat menentukan
berhasil tidaknya tujuan tersebut dicapai. Dalam mencocokkan sumber-
sumber yang disediakan oleh lingkungan eksternal dengan output sekolah,
kepala sekolah harus memperhatikan unsur-unsur dasar, seperti sumber input,
output sekolah, dan umpan balik kepada sekolah dan lingkunganya.
Pada dasarnya tujuan pengelolaan pembiayaan pendidikan adalah
bagaimana pembiayaan pendidikan dapat menghasilkan produktivitas yang
bermutu dengan proses belajar mengajar. Sebagaimana tujuan pengelolaan
pendidikan yang dikutip dari Baihaqi:
Salah satu tujuan pelaksanaan pengelolaan pembiayaan adalah
tercapainya produktivitas pendidikan, di mana produktivitas senantiasa
dikaitkan dengan nilai ekonomi suatu kegiatan, yakni bagaimana mencapai
hasil yang sebesar-besarnya dengan menggunakan sumber dana yang sekecil
mungkin. Produktivitas dalam dunia pendidikan berkaitan dengan keseluruhan
proses penataan dan penggunaan sumber daya untuk mencapai tujuan
pendidikan secara efektif dan efisien. Dalam konteks produktivitas
pendidikan, sumber-sumber pendidikan dipadukan dengan cara-cara yang
berbeda. Perpaduan tersebut memerlukan teknik-teknik yang berbeda dan
untuk menguasai teknik-teknik tersebut dilakukan melalui proses belajar.
Pendidikan dapat menjamin kehidupan yang lebih baik dalam kehidupan
kemasyarakatan dan dapat memberikan andil terhadap peningkatan
kemampuan secara ekonomis.3

3
Http://Prodipps.Unsyiah.Ac.Id/Jurnalmap/Images/Jurnal/2012/Agustus/Baihaqi2.Pdf,
Baihaqi1,Nasirusman2,Cutzahri3.Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah
Kuala.
4

Oleh karena itu, kepala sekolah harus melihat dengan jeli bagaimana
dia berperan sebagai administrator dalam memberdayakan seluruh sumber
dana yang ada, demi kepentingan sekolah dan pencapaian tujuan sekolah
seperti yang diharapkan oleh seluruh pelanggan pendidik (stakeholder).
Tanggung jawab pembiayaan pendidikan dalam manajmen keuangan pada
satuan pendidikan baik pada tingkat dasar maupun menengah mengakomodasi
tuntutan eksternal dan internal dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan.
Hal yang penting adalah menempatkan fungsi pengelolaan keuangan benar-
benar menunjukan sasaran pembelajran yang berimplikasi pada mutu
pendidikan yang kompetitif. Oleh karena itu, strategi penggunaan anggaran
sekolah menjadi penting untuk menjamin perolehan mutu yang dimaksud.
Menurut undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 48, pengelolaan
dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efesiensi, transparansi dan
akuntabilitas. Prinsip keadilan berarti besarnya biaya pendidikan sesuai
dengan kebutuhan setiap sekolah masing-masing. Sedangkan efesiensi
merupakan perbandingan antara masukan dengan keluaran dengan hasil, hal
tersebut dapat dilihat dari penggunaan waktu, tenaga dan biaya yang
dikeluarkan serta hasil. Akuntabilitas publik yaitu penggunaan uang sekolah
dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan rencana sekolah yang ditetapkan.
Transparansi artinya adanya keterbukaan dalam pengelolaan biaya pendidikan
yaitu keterbukaan sumber pendapatan dan jumlahnya, rincian penggunaannya,
dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga dapat memudahkan
berbagai pihak untuk mengetahuinya.
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) merupakan jenjang pendidikan
menengah yang secara khusus mempersiapkan lulusannya untuk menjadi
tenaga kerja yang terampil, terdidik dan profesional, serta mampu
mengembangkan diri sejalan dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan
teknologi. Untuk mendukung kelancaran kegiatan sekolah tentunya
membutuhkan biaya yang memadai dengan besarannya lebih banyak bila
dibandingkan dengan kebutuhan sekolah menengah umum lainnya.
5

Pembiayaan pada SMK pasca pemberlakuan otonomi daerah tidak


seperti sentralisasi di mana kebutuhan akan operasional sekolah semua dapat
terpenuhi baik dalam hal ketersediaan bahan pembelajaran seperti bahan
praktek siswa pada perbengkelan maupun biaya perawatan dan pemeliharaan
alat. Sekarang pembiayaan untuk operasional hal-hal tersebut sangatlah
minim.
Berdasarkan pengamatan bahwa SMK NUSANTARA mengalami
kemajuan yang sangat pesat. Hal ini bisa dilihat dalam kurun waktu 10 tahun
SMK NUSANTARA sudah memiliki 3 jenjang pendidikan yaitu SMP, SMA
dan SMK (1, 2). SMK 1 terbagi beberapa program studi yaitu Pariwisata,
Teknik Informatika dan Bisnis Manajemen. Sedangkan SMK 2 terbagi
beberapa program studi yaitu Farmasi, keperawatan dan Analis. SMK
NUSANTARA merupakan lembaga pendidikan swasta yang ada di Legoso
ciputat. Terkait dengan pembiayaan pendidikan sekolah, sumber pendapatan
SMK NUSANTARA diperoleh dari wali murid yang berupa SPP tiap bulan,
uang pangkal siswa, serta sumbangan dari pihak luar. Karena dengan semua
itu SMK NUSANTARA dapat berkembang sampai sekarang ini. Dana SPP
dan uang pangkal siswa digunakan untuk membiayai semua kegiatan yang ada
si sekolah. Sedangkan sumbangan dari luar digunakan untuk tambahan biaya
kegiatan sekolah, karena dana sumbangan dari luar tidak rutin dalam tiap
tahunya. Dari uraian diatas jelas sekali bahwa dana SPP sangat mempengaruhi
berjalan atau tidaknya kegiatan di sekolah, untuk itulah maka pemasukan dana
SPP setiap tahun harus rutin. lain halnya yang dihadapi SMK Nusantara
pemasukan dana SPP tidak lancar , banyak para siswa terlambat membayar
SPP, keterlambatan pembayaran SPP mencapai 2 Milyar lebih dari semua
kelas dan jurusan.
Selain dari permasalahan pembiayaan pendidikan di atas, masalah
berikutnya tidak hanya besarnya dana yang diberikan, akan tetapi juga
ketepatan dana tersebut untuk dialokasikan dalam peningkatan mutu
pendidikan. Jangan sampai biaya yang besar hanya terbuang sia-sia
lantaran pengelolaan atau pemanfaatan yang tidak strategis atau tepat guna.
6

Masalah yang lebih penting adalah apakah pengelolaan pembiayaan


pendidikan di SMK Nusantara sudah memenuhi pengelolaan pembiayaan
yang baik atau belum sesuai dengan prinsip-prinsip pembiayaan pendidikan
yang baik.
Berdasarkan uraian diatas itulah yang menjadi alasan penulis untuk
meneliti lebih jauh tentang Pengelolaan Pembiayaan pendidikan dalam
Mewujudkan Sekolah yang Accountable di SMK NUSANTARA tahun 2011/
2012. Dalam hal ini, penulis mengambil judul penelitian tentang
“Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan Di SMK Nusantara Legoso Raya-
Ciputat ”.

B. Identifikasi Masalah
Berdasarkan uraian di atas penulis mengidentifikasi permasalahan
pengelolaan pembiayaan pendidikan pada sektor: Perencanaan Penyusunan
anggaran sekolah, penatausahaan dalam pengerjaan buku kas belum
sempurna, dan belum terlaksananya pemeriksaan kas secara rutin.

C. Pembatasan Masalah
Agar pembahasan hasil penelitian ini tidak terlalu luas dan lebih
terarah, maka penulis membatasi permasalahan yang diteliti sebagai berikut:
1. Perencanaan Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan
2. Penatausahaan laporan pengelolaan Pembiayaan Pendidikan
3. Pertanggungjawaban Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan

D. Rumusan Masalah
Rumusan masalah ini dimaksudkan agar penelitian tidak melebar
permasalahannya, sehingga mudah untuk memahami hasilnya. Adapun pokok
permasalahan dalam penelitian ini adalah:
Bagaimana Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di SMK Nusantara ?
7

E. Tujuan Penelitian
Setiap kegiatan atau aktifitas yang didasari pasti mempunyai tujuan
yang hendak dicapai. Adapun tujuan dan penelitian ini adalah:
1. Untuk mengetahui Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di SMK
Nusantara.
2. Memberikan masukan bagi para pengelola pendidikan baik para tata
usaha, kepala sekolah, dan instansi yang terkait dalam penyelenggaraan
pendidikan

F. Manfaat Penelitian
Penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak,
diantaranya:
1. Secara teoritis, hasil penelitian ini diharapkan dapat memperkaya
khazanah kepustakaan Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan Jurusan
Kependidikan Islam serta menjadi bahan masukan bagi mahasiswa Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan Jurusan Kependidikan Islam untuk penelitian
yang terkait atau sebagai contoh untuk penelitian dimasa yang akan
datang, khususnya mengenai Pengelolaam Pembiayaan Pendidikan dalam
Mewujudkan Akuntabilitas pada tingkat Sekolah Menengah Kejuruan.
2. Secara praktik, hasil penelitian memberikan masukan bagi para pengelola
pendidikan, baik para tata usaha, kepala sekolah dan instansi yang terkait
dalam penyelenggaraan pendidikan, untuk dapat meningkatkan dan
mengembangkan lembaga pendidikan melalui peranan pembiayaan
pendidikan di era desentralisasi.

G. Penelitian Terdahulu
1. Skripsi yang ditulis Koiruddin mahasiswa jurusan Manajemen Pendidikan
di UIN Syarif Hidayatullah 2002 dengan judul Implementasi Sistem
Pengelolaan Biaya Pendidikan di SMP Darma Karya Pamulang.
Menjelaskan bahwa:
8

a. Peran kepala sekolah sebagai manajer benar-benar mengawasi alokasi


dana yang diterima dari yayasan maupun instansi lain, serta dalam
RAPBS Kepsek terlibat didalamnya.
b. Sistem pengelolaan biaya pendidikan menggunakan 4 langkah proses
pengelolaan diantaranya adalah: perencanaan, pengaturan,
pertanggungjawaban, dan pengawasan.
c. Upaya yang dialkukan oleh SMP dalam meningkatkan kualitas
pengelolaan pembiayaan pendidikan yaitu dengan melibatkan
masyrakat untuk ikut serta memberikan atau menjadi donatur
didalamnya.
2. Skripsi yang ditulis Achmad Abu Bakar jurusan Manajemen Pendidikan
2008 dengan judul Pelaksanaan Manajemen Keuangan Sekolah (Studi
Kasus di SMA Islam Al-Azhar 3 Kebayoran Baru Jakarta Selatan).
a. Lembaga pendidikan SMA Islam Al-Azhar 3 dalam menyusun
perencanaan keuangan sekolah dilakukan ketika akan memasuki awal
tahun pembelajaran baru
b. Pengelolaan keuangan sekolah yang berlaku bahwa YPI Al-Azhar
yang mengatur akan keuangan sekolah-sekolah. Kegiatan evaluasi
keuangan sekolah dilakukan pada akhir semester dengan melibatkan
tenaga terkait penggunaan keuangan sekolah . Laporan
pertanggungjawaban yang telah dipelajari dan dikaji oleh pihak
manajemen SMA Islam Al-Azhar 3 dengan Biro Keuangan YPI Al-
Azhar dijadikan sebagai bahan referensi dalam meningkatkan efektif
dan efesien baik ketika penyusunan maupun ketika pengelolaan
keuangan tersebut.
BAB II
ACUAN TEORITIK

A. Hakekat Pengelolaan Biaya Pendidikan


Masalah pembiayaan pendidikan merupakan hal utama yang sangat
mempengaruhi proses belajar mengajar disekolah.
E. Mulyasa berpendapat bahwa; masalah keuangan merupakan
masalah yang cukup mendasar di sekolah. Karena seluruh komponen
pendidikan disekolah erat kaitannya dengan komponen keuangan sekolah.
Meskipun tidak sepenuhnya, masalah keuangan akan berpengaruh secara
langsung terhadap kualitas sekolah, terutama berkaitan dengan sarana dan
prasarana. Banyak sekolah yang tidak dapat melakukan kegiatan belajar
mengajar secara optimal, hanya karena masalah keuangan, baik untuk
menggaji guru maupun untuk mengadakan sarana dan prasarana
pembelajaran. Dalam kaitan ini, meskipun tuntutan reformasi adalah
pendidikan yang murah dan berkualitas, namun pendidikan yang berkualitas
senantiasa memerlukan dana yang cukup banyak.4
Pengelolaan keuangan adalah kegiatan mengatur struktur permodalan,
pengalokasian, dan mengendalikan keuangan perusahan/ pendidikan sehingga

4
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Professional. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya).
2006. H 193.

9
10

dicapai hasil optimal.5 Dalam organisasi yang bersifat bisnis pengelolaan


betul- betul merupakan faktor yang sangat menentukan kelangsungan
organisasinya, mengingat bahwa hanya dengan pengaturan yang bersifat
efesienlah perusahaan dimungkinkan untuk meraih keuntungan sehingga
kelangsungan perusahan dapat terjamin.
Pengelolaan merupakan terjemahan dari kata managemen yang berasal
dari bahasa inggris dan kemudian di indonesia menjadi manajemen. Menurut
Suharsimi Arikunto dalam bukunya “Pengelolaan Kelas dan Siswa” bahwa
pengelolaan adalah penyelenggaraan atau pengurusan agar suatu yang dikelola
dapat berjalan dengan lancar, efektif, dan efesien.6 Didalam kegiatan
pengelolaan pembiayaan pendidikan meliputi tiga hal, yaitu: Budgeting
(anggaran), Accounting (pembukuan), Auditing (pemeriksaan).7
Pengelolaan dana pendidikan dari masyarakat, baik langsung maupun
tidak langsung perlu dilakukan dengan baik melalui langkah- langkah
sitematis sesuai dengan prinsip- prisip manajemen. Jika pengelolaan berjalan
baik serta akuntabel akan memberikan berbagai manfaat seperti yang
dikemukakan Mintarsih (2004):
Memungkinkan penyelengaraan pendidikan secara efisien dan efektif;
Memungkinkan tercapainya kelangsungan hidup lembaga pendidikan sebagai
salah salah satu tujuan didirikannya lembaga tersebut (terutama bagi lembaga
pendidikan swasta);Dapat mencegah adanya kekeliruan, kebocoran, atau
penyimpangan- penyimpangan dana dari rencana semula;Penyimpangan akan
dapat dikendalikan apabila pengelolaan berjalan baik sesuai dengan yang
diharapkan, apabila kebocoran ini terjadi, maka akan berakibat buruk, baik
pada pengelola keuangan atasan langsung dan bendaharawan maupun kepada
lembaga pendidikan itu sendiri. 8

5
Atmodiwirio Seobagio, Manajemen Pendidikan Indonesia (Jakarta: PT. Ardadizzya
Jaya, 2000). H 237.
6
Arikunto Suharsimi. Pengelolaan Kelas dan Siswa.(Jakarta: Rajawali Pers, 1998). H 2
7
Amirullah Haris. Pengantar Manajemen. (Graha Ilmu: 2003). H 91
8
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan ( Bandung: PT. Refika Aditama). H 273.
11

Berdasarkan hal diatas, pengelolaan pembiayaan pendidikan lebih


difokuskan dalam proses merencanakan alokasi secara teliti dan penuh
perhitungan, serta mengawasi.
Para ahli pembiayaan pendidikan memiliki cara yang berbeda dalam
menafsirkan makna biaya pendidikan. Namun dari sejumlah pengertian yang
ada, arti biaya pendidikan bermuara pada pengertian utama, yaitu pengeluaran
atau pemanfaatan uang untuk keperluan pendidikan. Pengertian pembiayaan
pendidikan yang dikemukakan oleh para ahli ekonomi pendidikan yang
menyatakan bahwa biaya pendidikan merupakan sejumlah pengeluaran yang
tediri dari pengeluaran rutin dan tidak rutin.
Menurut undang- undang sistem pendidikn nasional ( UU RI No.2 Th.
1998). Pembiayaan sebagaimana yang dimaksudkan dalam ayat 1
meliputi: Gaji guru, tenaga kependidikan lainnya, dan tenaga
administrasi. Biaya pengadaan dan pemeliharaan sarana dan prasarana.
Biaya perluasan dan pengembangan.9

Definisi biaya menurut Supriyono (2000) biaya adalah pengorbanan


ekonomis yang dibuat untuk memperoleh barang atau jasa. Secara bahasa,
biaya (cost) dapat diartikan sebagai pengeluaran, dalam istilah ekonomi
biaya/pengeluaran dapat berupa uang atau bentuk moneter lainnya. Menurut
Dedi Supriadi dalam bukunya mendifinisikan biaya sebagai semua jenis
pengeluaran yang berkenaan dengan penyelenggaraan pendidikan baik dalam
bentuk uang barang dan tenaga (yang dapat dihargakan dengan uang).10
Dari beberapa pengertian pembiayan diatas, dapat penulis simpulkan
bahwa keuangan adalah segala kegiatan atau aktivitas yang berhubungan
dengan uang, sedangkan keuangan dalam pendidikan yaitu segala urusan
aktivitas kegiatan pendidikan yang melibatkan uang.
Berdasarkan UU NO 20 Tahun 2003 Pendanaan Pendidikan, bagian
kesatu tentang Tanggung Jawab pendidikan dan sumber pendanaan
pendidikan, pasal 46 dan 47 yang berbunyi:

9
Bumi Aksara, Undang- Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta: Sinar
Grafika, 1992). H 101.
10
Supriadi Dedi, Satuan Biaya Pendidikan SD, SLTP, SMU (Jakarta: Depdiknas 2001 ).
H3
12

Pasal 46, Tanggung Jawab Pendanaan:


Pendanaan pendidikan menjadi tanggung jawab bersama antara
pemerintah,pemerintah daerah, dan masyarakat.
Pemerintah dan pemerintah daerah bertanggungjawab menyediakan
anggaran pendidikan sebagaimana diatur dalam pasal 31 ayat (4) Undang
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945.
Ketentuan mengenai tanggung jawab pendidikan sebagaimana dimaksud
dalam ayat (1) dan ayat (2) diatur lebih lanjut dengan Peraturan
Pemerintah.
Pasal 47, Sumber Pendanaan Pendidikan:
Sumber pendanaan pendidikan ditentukan berdasarkan prinsip keadilan,
kecukupan, dan keberlanjutan. Pemerintah, Pemerintah Daerah, dan
masyarakat mengerahkan sumber daya yang ada sesuai dengan peraturan
perundang- undangan yang berlaku.Ketentuan mengenai sumber
pendanaan pendidikan sebagaimana dimaksud dalam ayat (1) dan ayat (2)
diatur lebih lanjut dengan Peraturan Pemerintah.11

Dalam merencanakan suatu pembiayaan pendidikan, apalagi


pendidikan merupakan salah satu bagian dari bisnis maka pengelolaan
keuangan sangat menentukan dalam meraih keuntungan dan menjamin
kelangsungan lembaga tersebut. Balanced scorecard baik diterapkan pada
masa kini untuk peningkatan kinerja keuangan namun tidak meninggalkan
aspek yang lain. Dalam kenyataannya tidak dapat dihindarkan lagi bahwa
perlu biaya yang harus dikeluarkan untuk operasional, riset dan
pengembangan, pembekalan, investasi masa depan, dsb.
Dilihat dari jenisnya, setidaknya biaya pendidikan terdiri atas dua
macam, yaitu
1. Biaya langsung (direct cost)
Biaya langsung adalah biaya yang langsung menyentuh aspek dan
proses pendidikan. Sifat kepentingan yang dipenuhi dalam biaya
pendidikan langsung ini bersifat melekat dengan kebutuhan pendidikan
yang harus segera di penuhi.12 Biasanya biaya langsung ini telah
direncanakan oleh sekolah sebagai upaya untuk memenuhi kebutuhan
penyelenggaraan pendidikan. Salah satu tempat yang mudah diidentifikasi
dari biaya langsung ini adalah biaya yang tertera dalam RAPBS sekolah.

11
http://www.serdosdiktis.net/serdos/file/dokumen/UUNo20.pdf.
12
Puslitbang Pendidikan Agama Dan Keagamaan , Standarisasi Biaya Pendidikan Di
Sekolah/ Madrasah. Jakarta: Departemen Agama RI, 2003. H 4.
13

Biaya langsung ini lebih mudah di kontrol dan dievaluasi, karena


komponen-komponenya demikian jelas.
Biaya langsung ialah biaya yang langsung digunakan untuk
operasional sekolah dan langsung dikeluarkan untuk kepentingan
pelaksanaan proses belajar mengajar, terdiri atas dana pembangunan dan
dana rutin.13
Dana pembangunan adalah dana yang digunakan untuk pembelian
tanah bangunan, ruang kelas, perpustakaan, lapangan olahraga, konstruksi
bangunan, serta pergantian dan perbaikan.
Dana rutin adalah dana yang digunakan untuk membiayai kegiatan
operasional pendidikan selama satu tahun anggaran. Dana rutin digunakan
untuk menunjang pelaksanaan program belajar mengajar, pembayaran gaji
guru dan personil sekolah administrasi kantor, pemeliharaan serta
perawatan sarana dan prasarana. Dan untuk menghitung dana rutin yang
dibutuhkan seorang siswa per tahun disekolah digunakan analisis unit cost.

2. Biaya tidak langsung (indirect cost).


Biaya tidak langsung adalah biaya yang dikeluarkan oleh siswa,
orang tua dan masyarakat untuk menunjang keperluan yang tidak
langsung. Sifat kepentingan dalam pemenuhan biaya tidak langsung ini
agak renggang dengan kebutuhan pendidikan jika dibandingkan dengan
sifat kepentingan biaya langsung. Selain tempat pengeluaranya yang
berbeda (bisa oleh siswa, orang tua, atau masyarakat), biaya tidak
langsung dikeluarkan dalam waktu yang tidak terbatas dengan jenis
pengeluaran yang tidak pasti. Sifat pengeluaranya pun agak sulit untuk di
kontrol, terkecuali dengan suatu penjaringan data yang lebih mendalam
dari sumber-sumber yang terkait.
Berdasarkan pendekatan unsur biaya (ingredient approach),
pengeluaran sekolah dapat dikategorikan kedalam beberapa item
pengeluaran, yaitu: Pengeluaran untuk pelaksanaan pelajaran,
Pengeluaran untuk tata usaha sekolah, Pemeliharaan sarana dan

13
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah ( Bandung : PT. Remaja Rosdakarya). H 168.
14

prasarana sekolah, Kesejahteraan pegawai, Administrasi.


Pembinaan teknis educative dan Pendataan.14
Berdasarkan catatan Depdiknas Didasmen, pengelolaan keuangan
adalah kegiatan sekolah untuk merencanakan, menggunakan,
mengevaluasi dan mempertanggungjawabkan keuangan sekolah kepada
pihak-pihak yang berkepentingan. Sedangkan menurut Suad Hasan dan
Enny Pudjiastuti: Manajemen keuangan menyangkut kegiatan
perencanaan, analisis, dan pengendalian kegiatan keuangan.
Melalui kegiatan manajemen keuangan maka kebutuhan
pendanaan kegiatan sekolah dapat direncanakan, diupayakan
pengadaannya, dibukukan secara transparan, dan digunakan untuk
membiayai pelaksanaan program sekolah secara efektif dan efisien. Untuk
itu tujuan manajemen keuangan adalah: Meningkatkan efektivitas dan
efisiensi penggunaan keuangan sekolah, Meningkatkan akuntabilitas dan
transparansi keuangan sekolah dan Meminimalkan penyalahgunaan
anggaran sekolah.
Untuk mencapai tujuan tersebut, maka dibutuhkan kreativitas
kepala sekolah dalam menggali sumber-sumber dana, menempatkan
bendaharawan yang menguasai dalam pembukuan dan pertanggung-
jawaban keuangan serta memanfaatkannya secara benar sesuai peraturan
perundangan yang berlaku.
Dari uraian pendapat di atas, penulis dapat simpulkan bahwa
manajemen keuangan adalah aktivitas yang menggunakan prinsip
manajemen yang meliputi perencanaan keuangan, menganalisis
penggunaan uang, dan mengendalikan penggunaan keuangan lembaga
atau organisasi sebagai bentuk pelaksanaan keuangan untuk mengambil
keputusan.
Maka berdasarkan pengertian tersebut manajemen keuangan disini
mengarah pada uang dan bagaimana mengatur keuangan agar sesuai
dengan tujuan yang telah ditetapkan. Manajemen keuangan dalam

14
Nanang Fattah , Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan (Bandung: PT. Remaja Rosda
Karya). Cet 2. H 24
15

pendidikan menuntut lembaga pendidikan formal melakukan suatu usaha


pengelolaan sumber keuangan, pemanfaatan keuangan, mengevaluasi serta
mempertanggungjawabkan dengan baik

B. Pelaksanaan Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan


Manajemen memiliki tiga tahapan penting yaitu perencanaan, tahap
pelaksanaan dan tahap penilaian (evaluasi), ketiga tahapan tadi apabila
diterapkan dalam manajemen keuangan adalah menjadi tahap perencanaan
keuangan (budgeting), dan tahap pelaksanaan (akunting), dan tahap penilaian
atau auditing. 15
1. Perencanaan Pembiayaan Pendidikan
Perencanaan keuangan sekolah sedikitnya mencakup dua kegiatan,
yakni penyusunan anggaran, dan pengembangan rencana anggaran belanja
sekolah (RAPBS).16 Penganggaran merupakan proses kegiatan atau proses
penyusunan anggaran (budget). Budget merupakan rencana operasional
yang dinyatakan secara kuantitatif dalam bentuk satuan uang yang
digunakan sebagai pedoman dalam melaksanakan kegiatan lembaga dalam
kurun waktu tertentu.
a. Penyusunan Anggaran Keuangan Sekolah
Untuk mengefektifkan pembuatan anggaran belanja sekolah,
yang sangat bertanggungjawab sebagai pelaksana adalah kepala
sekolah. Kepala sekolah harus mampu mengembangkan sejumlah
dimensi perbuatan administratif. Kemampuan untuk menerjemahkan
program pendidikan kedalam keuangan merupakan hal penting dalam
penyusunan anggaran belanja. Kegiatan membuat anggaran belanja
bukan pekerjaan rutin, melibatkan pertimbangan tentang maksud-
maksud dasar dari pendidikan dan program. Berdasarkan perspektif
tersebut pembuatan anggaran belanja dapat membuka jalan bagi

15
Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan. ( Bandung:
Alfabeta, 2010 ). Cet 3. H 257
16
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya).
2006. H198
16

pengembangan dan penjelasan konsep-konsep tentang tujuan-tujuan


pendidikan yang diinginkan, dan merancang cara-cara pencapainnya.
Dalam manajemen berbasis sekolah penyusunan anggaran
pendapatan dan belanja sekolah dilaksanakan oleh kepala sekolah
dibantu para wakilnya yang ditetapkan oleh kebijakan sekolah, serta
dewan sekolah dibawah pengawasan pemerintah.
Anggaran adalah rencana yang diformulasikan dalam bentuk
rupiah untuk jangka yang dilakukan oleh sekolah. Ada 3 bagian
penyusunan rencana anggaran suatu unit atau lembaga yaitu: (Target
penerimaan, Rencana pengeluaran dan Sumber dana lainya, yaitu sisa
dana periode sebelumnya yang menjadi saldo awal periode berjalan).
Anggaran belanja suatu sekolah pada dasarnya adalah:
Penerimaan dan pengeluaran yang direncanakan dalam suatu periode
kebijaksanaan keuangan. Didukung dengan data yang mencerminkan
kebutuhan, tujuan, proses pendidikan, dan hasil sekolah yang
direncanakan.
Secara khusus ada tiga macam pendekatan tentang penyusunan
anggaran belanja yang biasa dipergunakan disekolah, yaitu (1)
Comparative Approach, Pendekatan comparative, secara sederhana
melaksanakan pendekatan dengan Melakukan perbandingan laporan
atau catatan penerimaan dengan pengeluaran antara satu tahun
anggaran berikutnya.(2)PPBES, dan (3) Functional Approach.17
Angaran pembiayaan pendidikan mencakup antara lain:
Pertama, Anggaran rutin yaitu anggaran yang sifatnya
konsumtif dan mencakup berbagai segi belanja pegawai,
belanja barang, perjalanan dan lain- lain. Kedua, Anggaran
pembangunan yaitu anggaran yang sifatnya investasi atau
mengandung efek perkembangan ekonomi dikemudian hari
yaitu mencakup 2 tujuan Yaitu Pembentukan modal seperti
sarana prasarana, dan Pembentukan human kapital seperti
pendidikan, seminar penelitian dan lain-lain.18

17
Wahjosumidjo, Kepemimpinan Kepala Sekolah. (Jakarta: PT. Raja Grafindo Persada,
2001). H 317.
18
Piet Sahertian, Dimensi- Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah. ( Surabaya:
Usaha Nasional, 1994). H 208.
17

Menurut buku Manajemen sekolah karangan Rohiat,


manajemen keuangan meliputi kegiatan perencanaan, penggunaan,
pencatatan data, pelaporan, dan pertanggungjawaban penggunaan dana
sesuai yang direncanakan.19 Tujuan manajemen keuangan adalah
untuk mewujudkan tertibnya administrasi keuangan sehingga
penggunaan keuangan dapat dipertanggungjawabkan sesuai dengan
ketentuan keuangan yang berlaku. Manajemen memiliki aturan
keuangan tersendiri, terdapat pemisahan tugas dan fungsi antara
otorisator, otosrisator dan bendaharawan. Otorisator adalah pejabat
yang berwenang untuk mengambil tindakan yang mengakibatkan
penerimaan dan pengeluaran uang. Ordonator adalah pejabat yang
berwenang melakukan pengujian dan memerintahkan pembayaran atas
segala tindakan yang dilakukan otorisator.
Bendaharawan adalah pejabat yang berwenang melakukan
penerimaan, penyimpanan, dan pengeluaran uang atau surat-surat
berharga lain yang dapat yang dapat dinilai dengan uang dan
diwajibkan membuat perhitungan dan pertanggungjawaban.20
Dalam kaitanya dengan proses penyusunan anggaran ini,
Liphan (1985) mengungkapkan empat fase kegiatan pokok sebagai
berikut:
1) Merencanakan anggaran, yaitu kegiatan mengidentifikasi
tujuan, menentukan prioritas, menjabarkan tujuan kedalam
penampilan operasional yang dapat di ukur, menganalisis
alternatif pencapaian tujuan dengan analisis cost-affectivivenes
dan membuat rekomendasi alternatif pendekatan untuk
mencapai sasaran.
2) Mempersiapkan anggaran, yaitu menyesuaikan kegiatan
dengan mekanisme anggaran yang berlaku, bentuknya,
distribusi, dan sasaran program pengajaran perlu dirumuskan
dengan jelas. Melakukan inventarisasi kelengkapan peralatan
dan bahan- bahan yang tersedia.

19
Rohiat, Manajemen Sekolah (Teori Dasar Dan Praktik).(Bandung: PT. Refika Aditama,
2009). H 27.
20
Rohiat, Manajemen Sekolah (Teori Dasar Dan Praktik). (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2009) . H 27.
18

3) Mengelola pelaksanaan anggaran, yaitu mempersiapkan


pembukuan, melakukan pembelanjaan dan membuat transaksi,
membuat perhitungan mengawasi pelaksanaan sesuai dengan
prosedur kerja yang berlaku serta membuat laporan
pertanggungjawaban keuangan.
4) Menilai pelaksanaan anggaran, yaitu menilai pelaksanaan
program belajar mengajar, menilai bagaimana mencapai
sasaran program serta membuat rekomendasi untuk perbaikan
anggaran yang akan datang.21

Dari kutipan-kutipan diatas tersebut penulis menyimpulkan


bahwa dalam proses perencanaan diawali dengan mengidentifikasi
keadaan, melihat dan menimbang potensi yang tersedia dan
memahami kebutuhan, keadaan dan masalah yang akan dihadapi agar
perencaan kompeten dan relavan untuk dilaksanakan agar tercapainya
tujuan pendidikan yang diharapkan.
b. Pengembangan anggaran pembiayaan sekolah
Proses pengembangan RAPBS pada umumnya menempuh
langkah langkah pendekatan dengan prosedur sebagai berikut:
1) Pada Tingkat Kelompok Kerja
Kelompok kerja yang dibentuk sekolah, yang terdiri dari
para pembantu kepala sekolah memiliki tugas antara lain
melakukan identifikasi kebutuhan- kebutuhan biaya yang harus
dikeluarkan, selanjutnya diklasifikasikan dan dilakukan
perhitungan sesuai dengan kebutuhan.
Dari hasil analisis kebutuhan biaya yang dilakukan oleh
kelompok kerja selanjutnya dilakukan seleksi alokasi yang
diperkirakan sangat mendesak dan tidak bisa dikurangi, sedangkan
yang dipandang tidak mengganggu kelancaran kegiatan
pendidikan, khususnya proses belajar- mengajar maka dapat
dilakukan pengurangan biaya sesuai dengan dana yang tersedia.

21
Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group). 2010.
Hal 162
19

2) Pada Tingkat Kerjasama Dengan Komite Sekolah


Kerjasama antara komite sekolah dengan kelompok yang
telah terbentuk di atas, dilakukan untuk melakukan rapat pengurus
dan rapat anggota dalam rangka mengembangkan kegiatan yang
harus dilakukan sehubungan dengan pengembangan RAPBS.
3) Sosialisasi dan Legalitas
Setelah RAPBS dibicarakan dengan komite sekolah
selanjutnya disosialisasikan kepada berbagai pihak. Pada tahap
sosialisasi dan legalitas ini kelompok kerja melakukan konsultasi
dan laporan pada pihak pengawas, serta mengajukan usulan
RAPBS kepada kantor inspeksi pendidikan untuk mendapat
pertimbangan dan pengesahan.
Penyusunan anggaran berangkat dari rencana kegiatan atau
program yang telah disusun dan kemudian diperhitungkan berapa biaya
yang diperlukan untuk melaksanakan kegiatan tersebut, bukan dari
jumlah dana yang tersedia dan bagaimana dana itu dihabiskan. Langkah-
langkah penyusunan anggaran adalah sebagai berikut: Menginventarisasi
rencana yang akan dilaksanakan, Menyusun rencana berdasar skala
prioritas pelaksanaanya, Menentukan program kerja dan rincian program,
Menetapkan kebutuhan untuk pelaksanaan rincian program, dan
Menentukan sumber dana untuk membiayai rencana.
Langkah 1 menyusun rencana biaya. Proses penyusunan rencana
biaya dan pendanaan dilakukan melalui tahap- tahap sebagai berikut: (1)
menghitung daftar biaya satuan dari semua kegiatan yang telah
dirumuskan. Cara menghitung biaya satuan dengan Menentukan jenis
satuan dan jumlah satuan standar. (2) Menghitung biaya atau harga
satuan yaitu dengan cara Menghitung biaya satuan, Menyusun rencana
biaya pengembangan sekolah selama 4 tahun, Menghitung,, perkiraan
sumber pendanaan.dan Menyusun rencana kegiatan dan anggaran
sekolah
20

Tahap II Menyusun Biaya Satuan. Daftar biaya satuan dapat


disusun dengan cara yaitu Menentukan jenis satuan dan jumlah satuan
standar dan Menghitung biaya atau harga satuan. Untuk menghitung
biaya satuan miasalnya dengan menghitung jumlah orang, maka kita
harus membuat analisis harga satuan per orang.
Tahap III Menyusun Rencana Biaya dan Pendapatan. Rencana
biaya pendapatan adalah rencana kebutuhan dana untuk setiap program
dan kegiatan, baik untuk pengembangan maupun untuk operasiaonal.
Beberapa sumber pendapatan sesuai dengan urutan tingkat kepastian
perolehan dana yaitu BOS (Bantuan Operasional Sekolah), Sumbangan
masyarakat melalui komite sekolah belum dapat dipastikan, APBD
kabupaten/ kota, Donatur (Perusahaan/ industri, Alumni, perorangan, dan
sebagainya). 22
Pengelolaan pembiayaan pendidikan atau yang disebut dengan
manajemen pembiayaan pendidikan. Dalam buku yang ditulis oleh Tim
Dosen Administrasi Pendidikan UPI menyatakan bahwa manajemen
konsep manajemen yang dapat di gambarkan dalam kalimat seperti “
membuat keputusan, memberi perintah, menetapkan kebijakan,
menyediakan pekerjaan dan system reward (imbalan), dan
memperkerjakan orang untuk melaksanakan kebijakan”. Manajemen
menetapkan tujuan yang akan dicapai dengan mengintegrasikan
pengetahuan dan keterampilan dengan kecakapan dan pengalaman
personil. Supaya berhasil, manajemen harus melaksanakan secara efektif
fungsi- fungsi perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan. Perencanaan
dan pengorganisasian fungsi utama manajemen eksekutif, sedangkan
pengawasan merupakan fungsi manajemen operasional.
Komponen biaya pendidikan di sekolah yang paling mudah
ditemukan terdapat dalam Rencana Anggaran Pendapatan Belanja
Sekolah (RAPBS). RAPBS ini terdiri dari rencana pendapatan dan

22
Muhaimin, “Manajemen Pendidikan” Aplikasinya dalam penyusunan Rencana
Pengembangan Sekolah (Jakarta: Prenada Media Group, 2009) cet- 2, h 357-372
21

pengeluaran atau belanja sekolah untuk jangka waktu satu tahun.


Komponen pengeluaran atau belaja sekolah secara garis besarnya dapat
dibagi kedalam dua jenis yaitu gaji dan non gaji. Komponen gaji
digunakan untuk membayar gaji dan kesejahteraan guru. Sementara itu
komponen non gaji meliputi sejumlah sub komponen, seperti pengadaan
alat pelajaran, bahan pelajaran, perawatan, sarana kelas, sarana
madrasah, pembinaan siswa, dan pengelolaan sekolah.
Secara ideal, proporsi biaya dapat dibagi sebagai Gaji dan
kesejahteraan guru dan pegawai lainya 30%, Peningkatan kegiatan proses
Belajar Mengajar (KBM) 25%, Dana pemeliharan sarana dan prasarana
pendidikan 15%, Peningkatan pembinaan siswa 10%, Rumah tangga
sekolah 10%, dan Biaya pengawasan, pelaporan dan peningkatan guru
serta pegawai 10%, Pengeluaran dana tersebut belum termasuk untuk
pembangunan gedung baru dan serta penambahan lahan/ areal sekolah.23
Didalam buku Manajemen Berbasis Sekolah karangan E.
Mulyasa24 proses pengaturan pembiayaan/ keungan disekolah meliputi
penerimaan, penggunaan, dan pertanggungjawaban.
1) Penerimaan
Sekolah sebagai suatu lembaga pendidikan dalam
melaksanakan tugasnya menerima dana dari berbagai sumber.
Penerimaan dana dari berbagai sumber tersebut perlu dikelola dengan
baik dan benar. Banyak pendekatan yang digunakan dalam
pengelolaan penerimaan keuangan, namun dalam pelaksanaanya
pendekatan-pendekatan tersebut memiliki berbagai persamaan.
Dalam buku pedoman rencana, program dan penganggaran
dikemukakan bahwa sumber dana pendidikan antara lain meliputi
anggaran rutin (DIK), anggaran pembangunan (DIP), dana penunjang
pendidikan (DPP): dana BP3, donatur dan lain-lain yang dianggap
sah oleh semua pihak terkait. Pendanaan pendidikan pada dasarnya
23
Puslitbang Pendidikan Agama Dan Keagamaan , Standarisasi Biaya Pendidikan Di
Sekolah/ Madrasah. Jakarta: Departemen Agama RI, 2003.
24
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya). Hal 177
22

bersumber dari pemerintah, orang tua, dan masyarakat (pasal 33 No.2


Tahun 1989). Disamping itu, sejalan dengan semangat manajemen
berbasis sekolah, sekolah dapat menggali dan mencari sumber-
sumber dana dari masyarakat, baik secara perorangan maupun secara
lembaga, baik di dalam maupun di luar negeri, sejalan dengan
semangat globalisasi.
2) Penggunaan/ Pengeluaraan
Dana yang diperoleh dari berbagai sumber perlu digunakan
untuk kepentingan sekolah khususnya kegiatan belajar mengajar
secara efektif dan efisien. Sehubungan dengan itu, setiap perolehan
dana, pengeluarnya harus didasarkan pada kebutuhan- kebutuhan
yang telah disesuaikan dengan rencana anggaran pembiayaan sekolah
(RAPBS).
Dana yang berasal dari SPP dan DPP pada umumnya
digunakan untuk pelaksanaan proses belajar mengajar, pengadaan
sarana dan prasarana, kesejahteraan pegawai, kegiatan belajar,
penyelenggaraan EBTANAS, dan pengiriman STTB/NEM,
perjalanan dinas supervisi, pengelolaan pelaksanaan pendidikan, serta
pendataan. Sesuai dengan semangat manajemen berbasis sekolah,
kepala sekolah berwenang penuh untuk mengatur masalah pendanaan
pendidikan di sekolah nya. Meskipun demikian, ia harus tetap
memperhatikan perangkat peraturan yang ada dan selaras dengan
rincian pengeluaraan.
Menurut buku Administrasi Pendidikan, karangan Oteng
Sutisna, Bahwa penentuan pengeluaran biaya pendidikan melibatkan
pertimbangan tentang tiap kategori belanja berikut:
a) Pengawasan umum. Dalam kategori ini termasuk sumber-sumber
keuangan yang ditetapkan bagi pelaksanaan tugas- tugas
administratif dan manajerial. Gaji para administrator, para
pembantu administratif, serta biaya perlengkapan kantor dan
pembekalan semuanya tercakup dlam kategori pengawasan
umum.
23

b) Pengajaran. Kategori ini meliputi gaji guru dan pengeluaran bagi


buku- buku pelajaran, alat-alat, dan perlengkapan yang
diperlukan dalam pengajaran. Biasanya kategori ini merupakan
70%-75% dari keseluruhan anggaran.
c) Pelayanan bantuan. Pengeluaran yang bertalian dengan
pelayanan-pelayanan kesehatan, bimbingan, dan perpustakaan
termasuk dalam kategori ini.
d) Pemeliharaan gedung. Pergantian dan perbaikan perlengkapan,
pemeliharaan gedung, dan halaman sekolah adalah contoh-contoh
dalam kategori ini.
e) Operasi. Biaya telepon, air, listrik, sewa gedung dan tanah, dan
gaji personil pemeliharaan gedung termasuk dalam kegori ini.25

2. Akunting
Akunting adalah bahasa yang digunakan untuk menggambarkan hasil
kegiatan ekonomi.
Menurut Arrens dan Loebbecke menjelaskan bahwa akuntansi
merupakan proses pencatatan, pengelompokan, dan pengiktisaran
kejadian- kejadian ekonomi dalam bentuk yang teratur dan logis
dengan tujuan menyajikan informasi keuangan yang dibutuhkan untuk
pengambilan keputusan.26

Fungsi akuntansi bagi badan usaha dan masyarakat adalah menyajikan


informasi kuantitatif tertentu yang dapat digunakan oleh pimpinan ataupun
pihak lainnya untuk mengambil keputusan. Agar penyajian lebih tepat, maka
seorang akuntan harus memiliki pengetahuan baik mengenai prinsip-prinsip
dan aturan-aturan dalam penyusunan informasi akuntan. Disamping itu,
seorang akuntan harus mengembangkan sistem yang dapat menjamin bahwa
semua peristiwa ekonomi yang terjadi dalam organisasi dapat tercatat dengan
mencukupi pada saat yang tepat dengan biaya yang pantas.
Kegiatan akuntansi memerlukan sistem akuntansi yang benar didalam
sistem akuntansi terdiri dari catatan- catatan akuntansi (buku cek,
jurnal, dan buku besar) serta serangkaian proses dan prosedur yang
ditetapkan untuk staff, sukarelawan, dan para profesional. Tujuan
sistem transaksi akuntansi ini adalah untuk memastikan bahwa data
keuangan diinputkan secara tepat kedalam catatan akuntansi, serta
laporan-laporan yang disajikan secara akurat dan tepat waktu.27

25
Sutisna Oteng, Administrasi Pendidikan ( Bandung: Angkasa). H 150
26
Tim Dosen Administrasi UPI, Manajemen Pendidikan (Bandung : Alfabeta), 2010. H 265.
27
Bastian Indra, Akuntansi Pendidikan ( Jogjakarta: Erlangga). 2006. H 75.
24

Komponen- komponen sistem akuntansi, secara tradisional sistem


akuntansi terdiri dari komponen- komponen berikut:
a. Bagan perkiraan/ akun.
Bagan perkiraan adalah daftar masing-masing item, dimana
pencatatanya dibagi ke dalam 5 kategori yaitu: Aktiva, Utang, Aktiva
Bersih, Pendapatan, dan Belanja.
b. Buku Besar
Buku besar mengklasifikasikan informasi pencatatan, dimana
bagan perkiraan atau akun bertindak sebagai daftar isi buku besar. Buku
besar merupakan suatu buku yang berisi kumpulan akun atau perkiraan
yang telah dicatat dalam jurna. Akun- akun tersebut digunakan untuk
mencatat secara terpisah aktiva, kewajiban, atau hutang dan ekuitas. Jadi
dalam buku besar memuat semua catatan yang berhubungan dengan
pendapatan dan pengeluaran keuangan sekolah dengan rinci.
c. Jurnal
Jurnal digunakan untuk mencatat semua transaksi akuntansi,
sebelum diklasifikasikan ke buku besar. Jurnal mengatur informasi secara
kronologis dan sesuai dengan jenis transaksi.
Jurnal adalah untuk mencatat transaksi yang dilakukan institusi
pendidikan secara kronologis atau berdasarkan urut waktu
terjadiny, dengan menunjukan akun yang harus di debet atau
dikredit beserta jumlah nilai uangnya masing- masing.28

Setiap transaksi yang terjadi dalam institusi pendidikan, sebelum


dibukukan kedalam buku besar, harus dicatat terlebih dahulu dalam suatu
jurnal. Oleh karena itu, buku jurnal selain didefinisikan seperti yang
diatas, juga disebut sebagai buku catatan pertama. Jurnal transaksi tersebut
ayat jurnal dimana antara ayat jurnal yang satu dengan yang lainnya harus
diberi jarak satu baris, sehingga batas antara jurnal satu dengan lainya
jelas terlihat.

28
Indra Bastian, Akuntansi Pendidikan (Yogyakarta: Erlangga). 2006. H 58.
25

d. Buku Cek
Buku cek menyajikan kombinasi jurnal dan buku besar. Sebagian
besar transaksi keuangan akan dicatat melalui buku cek, dimana tanda
penerimaan yang disetor ke dan dari saldo pembayaran akan dibuat.
Dibawah ini ada beberapa kelengkapan yang diperlukan dalam
penyelenggaraan tata usaha keuangan sekolah, antara lain:

Kutipan Dasar Isian Kegiatan (DIK) yang menyangkut perincian


biaya bagi sekolah yang bersangkutan. Buku register SPM ( Surat
Perintah Menuangkan) sebagai buku bantu yang berisi kolom-
kolom. SPM dikeluarkan KPN (Kantor Pembendaharaan Negara)
atas dasar SPP (Surat Permintaan Pembayaran ) yang diajukan
bendahara. Pembayaran SPP harus melalui bendahara dan
dibukukan dalam buku kas umum. Buku bantu/ buku harian (buku
penolong) yang digunakan untuk melakukan pencatatan harian
(pengeluaran dan penerimaan). Buku kas umum, buku ini dapat
digunakan secara umum, yaitu untuk mencatat setiap penerimaan
dan pengeluaran uang, dan juga memuat secara umum bagian, pos,
dan mata anggaran yang berhubungan dengan penerimaan serta
pengeluaran uang baik yang berupa uang tunai di bank atau giro
pos. Buku kas umum berbentuk Skontro, Buku kas umum
Tabelaris, Arsip bukti pengeluaran dan Laporan keuangan.

Disamping SPJR bulanan, bendaharawan harus mengirimkan


laporan keuangan triwulan dan tahunan, dengan menggunakan format
29
yang sesuai peraturan perundang-undangan yang berlaku. Laporan
keuangan adalah hasil akhir dari proses akuntansi, yaitu aktivitas
pengumpulan dan pengolahan data keuangan untuk disajikan dalam
bentuk laporan keuangan atau ikhtisar- ikhtisar lainya yang dapat
digunakan untuk membantu para pemakainya dalam membuat atau
mengambil suatu keputusan. Dalam menyusun suatu laporan keuangan
yang dapat dipertanggungjawabkan dan dapat diterima secara umum,
prinsip- prinsip akuntansi, serta tekhnik- tekhnik dari segala sesuatu yang

29
Gunawan Ari, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro ). (Jakarta: PT.
Rineka Cipta,1996). H 163
26

dicakup dalam ruang lingkup akuntansi, dinamakan siklus akuntansi.


Adapun tahapan siklus akuntansi pendidikan.
Tahap pertama pencatatan yaitu Kegiatan pengidentifikasian dan
pengukuran bukti transaksi serta bukti pencatatan. Kegiatan pencatatan
bukti transaksi kedalam buku harian atau jurnal . Memindah bukukan
(posting) dari jurnal berdasarkan kelompok atau jenisnya ke dalam akun
buku besar. Tahap kedua pengikhtisaran yaitu Penyusunan neraca saldo
(trial balance) berdasarkan akun- akun buku besar, Pembuatan ayat jurnal
penutup, Pembuatan neraca saldo setelah penutupan, Pembuatan ayat
hurnal pembalik. Tahap ketiga pelaporan yaitu Laporan suplus defisit,
Laporan arus kas, Neraca, dan Catatan atas laporan keuangan . Laporan
keungan/ pembiayaan adalah hasil akhir dari proses akuntansi
(pembukuan) yang menyajikan informasi yang berguna untuk
pengambilan keputusan oleh berbagai pihak yang berkepentingan.
Laporan keuangan menggambarkan pencapaian kinerja program dan
kegiatan, kemajuan, realisasi pencapaian target pendapatan, dan realisasi
pembiayaan.
Ada beberapa komponen laporan keuangan, antara lain: (1)
Laporan keuangan neraca. Neraca, ibarat sebuah foto, hanya
menampilkan gambaran institusi pendidikan pada saat tanggal
neraca saja. Sebagai perbandingan, laporan ini juga menampilkan
foto pada periode yang sama tahun lalu. Jadi foto tersebut
merupakan gambaran posisi keuangan (financial position) darin
satu lembaga. (2) Laporan surplus Defisit (laporan laba rugi).
Laporan laba rugi adalah laporan yang menggambarkan kinerja
keuangan entittas (dalam satu periode akuntansi). 30

Dalam akuntansi. Laba atau rugi merupakan selisih dari seluruh


pendapatan dan seluruh biaya. Jika total pendapatan lebih besar dari total
biaya, maka surplus laba akan terjdi. Dan jika total biaya lebih besar dari
total pendapatan, maka yang terjadi adalah defisit/ rugi.

30
Bastian Indra, Akuntansi Pendidikan ( Jogjakarta: Erlangga). 2006. .
27

3. Penilaian (Auditing) Pertanggungjawaban


Dalam proses kegiatan pengelolaan pembiayaan pendidikan hal yang
tak kalah penting yaitu eveluasi dan pertanggungjawaban, hal ini dilakukan
guna mengetahui telah sejauhmana eefektifitas konsep dan pelaksanaan
pengelolaan pembiayaan pendidikan yang telah ditetapkan dan dilaksanakan,
sebagaimana kutipan berikut ini:
Pertanggungjawaban keuangan sekolah menyangkut seluruh
pengeluaran dana sekolah dalam kaitannya dengan apa yang telah
dicapai sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini juga
juga disebut evaluasi ataupun evaluation involves auditing31.
Pertanggungjawaban (auditing) menurut comark (1970) auditing is
determining that what itended is what is being performed and, further
that what is being performed is appropriate for the task. Auditing
merupakan pembuktian dan penentuan bahwa apa yang dimaksud
sesuai dengan yang dilaksanakan. Sedangkan apa yang dilaksanakan
sesuai dengan tugas.32

Kegiatan pengawasan pembiayaan dikenal dengan istilah auditing


yaitu kegiatan yang berkenaan dengan kegiatan pertanggungjawaban
penerimaan, penyimpanan, dn pembayaran atau penyerahan uang yang
dilakukan Bendaharawan kepada pihak-pihak yang berwenang.
Dalam implementasi manajemen berbasis sekolah, setiap akhir tahun
anggaran sekolah dituntut untuk mempertanggungjawabkan apa yang
dikeluarkan selama tahun anggaran. Pertanggungjawaban diberitahukan
didalam rapat dewan sekolah, yang di ikuti komponen- komponen sekolah,
masyarakat dan pemerintah daerah.
Pertanggungjawaban penerimaan dan penggunaan keuangan sekolah
dilaksanakan dalam bentuk laporan bulanan dan dan triwulan kepada
Kepala Dinas Pendidikan, Kepala Badan Administrasi Keuangan
Daerah (BAKD), dan Kantor Dinas Pendidikan33

Pertanggungjawaban uang sekolah yang menyangkut seluruh


pengeluaran dana sekolah dalam kaitanya dengan apa yang telah dicapai

31
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. . . . . H. 178.
32
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya).
2006. H 204.
33
Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya).
2006. H 206
28

sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Proses ini juga disebut evaluasi
atau evaluation involves.

C. Model- model Pembiayaan Pendidikan/ Sekolah


Menurut John dan Morphet (1975) bentuk prinsip dari model biaya
sekolah (pendidikan) seperti berikut :
1. Flat Grant Model, model bantuan flat grant (hibah bagi rata) merupakan
kesempatan yang baik bagi sekolah sebab dapat menerima bantuan
sebesar pajak yang diperoleh oleh wilayah/ daerah.
2. Full state funding, Merupakan rencana yang dimungkinkan untuk
menghapus semua perbedaan dari masing- masing daerah, baik dalam
penggunaan dana maupun perolehannya.
3. Foundation plan, model ini menentukan tarif pajak minimum dari
tingkat pembelajaran minimal di setiap sekolah pada setiap wilayah.
Tiap sekolah diizinkan untuk melewati batas minimal jika diperlukan.
Foundation plan dirancang untuk mengkali 4 masalah besar dalam
keungan pendidikan yaitu: (1) untuk menyamaratakan pembelanjaan
dalam kondisi yang langka dalam sumber daya, (2) sebagai penetapan
standarisasi pajak bagi keperluan minimal sekolaj, (3) untuk pemisahan
wewenang pengaturan sekolah antara pusat dan daerah, (4) untuk
menetapkan propinsi dalam perbaikan yang berkesinambungan.
4. Guaranted tax base (GTB), model ini adalah model yang mengatur
pembagian keuangan bagi dana pendidikan dimana membedakan
persentase dana yang diterima. Wilayah yang kurang makmur
menerima dana yang lebih banyak dibanding wilayah yang makmur.
5. Precentage equalizing, model ini menyoroti sisi pengeluaran
pendidikan yang harus digunakan.
6. Power equalizing, model ini memerintahkan wilayah yang lebih kaya
untuk membayarkan sebagian yang diterima sekolah untuk
dikembalikan kepada negara, kemudian di atur untuk diserahkan
kepada wilayah yang berpendapatan kurang.34

Didalam pendidikan mengenal 2 pendekatan yang biasa digunakan


dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan, yaitu:
1. Pendekatan makro
Pendekatan makro adalah pendekatan analisis biaya yang
berdasarkan pada perhitungan keseluruhan pengeluaran pendidikan yang
diterima dari berbagai sumber dana yang kemudian jumlah pengeluaran

34
Uhar Suharsaputra, Administrasi Pendidikan. ( Bandung: PT. Refika Aditama). H 275.
29

itu dibagi oleh jumlah siswa. Pendekatan ini diperlukan pemerintah untuk
mengalokasikan dana sesuai dengan kebutuhan rill di sekolah. Karena itu,
melalui pendekatan ini analisis biaya dapat memperoleh besaran- besaran
biaya dalam cakupan yang luas dengan melibatkan komponen- komponen
biaya yang banyak dan variatif.
2. Pendekatan mikro
Pendekatan mikro adalah pendekatan analisis biaya yang
berdasarkan alokasi pengeluaran per komponen pendidikan yang digunakn
oleh siswa. Analisis biaya ini digunakan untuk memperoleh kejelasan
mengenai unsur- unsur terkecil dalam biaya pendidikan dengan lingkup
keperluan yang sangat sempit, sedangkan analisi biaya makro diperlukan
untuk mengambil kesimpulan- kesimpulan umum (generalisasi) yang
tepat untuk keperluan pengambilan kebijakan tentang pembiayaan
pendidikan.

D. Sumber-Sumber Biaya Pendidikan


Operasi program pendidikan suatu sekolah memerlukan dana untuk
berbagai macam keperluan, pembiayaan gaji, pengadaan sumber daya material
yang diperlukan dalam rangka pelaksanaan program pengajaran sekolah.
Disamping untuk keperluan gaji dan pengadaan material, masih banyak lagi
dana yang harus dikeluarkan untuk berbagai keperluan seperti Ekstensi atau
perluasan tahun dan hari sekolah, Perbaikan preservice dan inservice program
persiapan, Mengadakan jenjang karier para guru, Melaksanakan program
pengajaran individual yang didasarkan pada kebutuhan para siswa,
Mempertinggi persyaratan tamatan sekolah menengah atas, Menetapkan
kompetensi minimal didalam keterampilan dasar, Menyelenggarakan kursus-
kursus tambahan program komputer dan program-program spesialisasi lain.
Adapun menurut buku Pembiayaan Pendidikan di Indonesia membagi
empat golongan sumber dana antara lain:
1. Hasil penerimaan umum pemerintah, pada dasarnya merupakan
seumber yang terpenting untuk pembiayaan pendidikan. Termasuk
dalam golongan ini semua penerimaan pemerintah disemua tingkat
30

pemerintahan, baik pajak, bantuan luar negeri maupun pinjaman dari


pemerintah. Besarnya biaya dan penerimaan pemerintah tersebut
ditentukan oleh aparat keuangan pemerintah ditingkat pusat maupun
daerah, yang dipertimbangkan berdasarkan prioritas-prioritas
pendidikan dibandingkan dengan kegiatan pemerintah dibidang
lainnya.
2. Penghasilan pemerintah khusus diperuntukan pendidikan, meskipun
ini merupakan suatu bagian penerimaan pemerintah, perlu dipisahkan
dalam pembahasan ini. Termasuk dalam golongan ini bantuan atau
pinjaman dari luar negeri yang diperuntukkan pendidikan, seperti
bantuan UNICEF atau UNESCO, pinjaman dari Bank Dunia dan
sebagainya.
3. Iuran sekolah adalah pembayaran orang tua murid langsung kepada
sekolah, berdasarkan jumlah anak mereka yang dididik di sekolah
tersebut. Keputusan mengenai sekolah yang mana anak-anak mereka
akan dididik dan apakan iuran sekolah tersebut akan dibayar adalah
hak orang tua murid. Walaupun jumlah iuran itu biasanya ditentukan
oleh pemerintah,atau sekolah atau yayasan. Peranan orangtua murid
dalam menentukan jumlah biasanya terbatas kepada keanggotaannya
badan sekolah, yayasan dan sebagainya.
4. Sumbangan-sumbangan sukarela lainnya, termasuk juga sumbangan
perorangan, Sumbangan dari masyarakat, berupa uang tunai, barang-
barang, jasa-jasa, hadiah dan segala usaha sekolah sendiri untuk
mengumpulkan dana.35

Pembiayaan pendidikan (educational finance), yakni sumber biaya


pendidikan. Revenue untuk membiayai kegiatan pendidikan diperoleh dari
berbagai sumber. Untuk biaya pendidikan di sekolah, seperti halnya pada
pendidikan persekolahan lainya, Sumber-sumber biaya yang dapat diandalkan
untuk membantu kelancaran penyelenggaraan pendidikan berasal dari
pemerintah, keluarga, dan masyarakat.
Mengenai sumber-sumber biaya pendidikan di sekolah dapat
dijelaskan sebagai berikut:
1. Sumber biaya dari pemerintah
Dana yang berasal dari pemerintah bisa bersumber dari berbagai
masukan. Pertama dari rakyat yang dipungut melalui pajak pendapatan
perusahaan dan industri, dan ketiga dari bantuan atau pinjaman luar negeri.

35
Doresman, Ruth, Pembiayaan Pendidikan Di Indonesia (Jakarta: PT. Penerbit
Indonesia Raya, 1975). H 21-23.
31

Dana bantuan untuk biaya pendidikan yang berasal dari pemerintah


dialokasikan melalui Dana Alokasi Umum (DAU) yang kemudian
dibagikan ke lembaga pendidikan, sesuai dengan besaran biaya yang
diperlukan. Selain itu, sumber biaya pendidikan dari Pemerintah Pusat
dapat diperoleh pula dari dana yang di alokasikan Pemerintah Daerah
(provinsi/ kabupaten/ kota) yang di alokasikan dalam Anggaran
Pendapatan dan Belanja Daerah.
Menurut buku Dimensi Adminitrasi pendidikan karangan Piet
Sahartien, sumber biaya dari pemerintah pusat maupun daerah berupa dana
pembangunan dan dana rutin. Dana pembangunan melalui DIP untuk
inovasi pendidikan, rehabilitasi, gedung, alat laboraturium, alat workshop,
buku paket dan sebagaimanya.36 Dana rutin dialokasikan melalui DIK
(daftar isian kegiatan). Kebutuhan anggaran pembangunan maupun rutin
harus diajukan berupa DUP dan DUK pada pertengahan atau akhir tahun.
Anggaran pembangunan dalam DIP berlaku tiga tahun sedangkan
anggaran rutin melalui DIK berlaku satu tahun anggaran.

2. Sumber biaya dari keluarga siswa


Keluarga merupakan kontributor yang cukup penting bagi
keberlangsungan pendidikan di sekolah. Prediksi Asian Development
Bank (ADB) tentang kontribusi keluarga terhadap pendidikan memperkuat
prediksi sebelumnya tentang besarnya peran serta orang tua siswa dalam
mendukung penyelenggaraan pendidikan. ADB (Clark, 1998) melaporkan
bahwa pada tahun 1995/ 1996 biaya yang dikeluarkan orang tua siswa
pada sekolah swasta sebesar Rp 840.000 per siswa per tahun. Dari jumlah
tersebut Rp. 519.000 (62%) dibayar ke sekolah, sedangkan sisanya Rp.
321. 000 dikeluarkan secara langsung orang tua siswa untuk keperluan
yang menunjang kelangsungan pendidikan anaknya.

36
Sahertian Piet, Dimensi- Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah ( Surabaya:
Usaha Nasional). H 211
32

3. Sumber biaya dari masyarakat


Sumber dana yang berasal dari masyarakat dan keluarga siswa
merupakan sumber dana yang utamauntuk penyelenggaraan pendidikan
swasta. Asian Development Bank (ADB) 1995/ 1996 memprediksi bahwa
86% dari total biaya yang digunakan untuk penyelenggaraan pendidikan di
sekolah bersumber dari non pemerintah (masyarakat dan keluarga). Ini
menunjukan bahwa perhatian masyarakat dan orang tua siswa terhadap
keberlangsungan lembaga pendidikan tersebut cukup besar. Satuan biaya
pendidikan yang biasanya berlaku di sekolah Umum maupun sekolah
swasta antara lain adalah:
a. Satuan biaya per siswa
Secara sederhana satuan biaya per siswa merupakan hasil bagi
dari jumlah biaya pendidikan pada suatu unit pengelolaan pendidikan
di sekolah oleh jumlah siswa yang belajar di sekolah tersebut. Saat ini
nilai satuan biaya per siswa ini belum diperoleh angka yang benar-
benar rill, karena satuan biaya ini lebih sering hanya mencerminkan
pada satuan biaya yang berorientasi pada subsidi pemerinta. Padahal
dalam kenyataanya biaya yang dikeluarkan sekolah dapat berasal dari
berbagai sumber yang beragam termasuk didalamnya dari orang tua
siswa, alumni, pengusaha, dan sumber- sumber lainya.
b. Satuan biaya per sekolah
Satuan biaya per sekolah diperoleh dengan cara membagi
jumlah dari seluruh biaya yang telah dialokasikan untuk sekolah oleh
jumlah sekolah yang menerima biaya tersebut.
Meski kenyataanya satuan biaya rill pendidikan persekolah
berbeda sesuai dengan kondisi objektif sekolah dan keadaan
masyarakat pengguna jasa sekolah, satuan biaya persekolah ini
dapat memberikan gambaran umum tentang perbandingan rata-rata
pengeluaran atau pemanfaatan uang oleh sekolah pada lingkup
wilayah tertentu (desa, kota, kabupaten, propinsi) pada kurun
waktu satu tahun. 37

37
Puslitbang Pendidikan Agama Dan Keagamaan, Standarisasi Biaya Pendidikan Di
Sekolah/ Madrasah: Jakarta Departemen Agama RI, 2003. H 14.
33

E. Prinsip-Prinsip Pengelolaan Biaya Pendidikan


Menurut Undang-undang Nomor 20 Tahun 2003 pasal 48, pengelolaan
dana pendidikan berdasarkan prinsip keadilan, efisiensi, transparansi, dan
akuntabilitas publik. Prinsipprinsip dalam pengelolaan dana pendidikan oleh
Pemerintah, pemerintah daerah, penyelenggara dan satuan pendidikan yang
didirikan oleh masyarakat terdiri atas prinsip-prinsip umum dan prinsip-
prinsip khusus. Prinsip-prinsip umum meliputi keadilan, efisiensi, transparansi
dan akuntabilitas publik.
Manajemen keuangan sekolah perlu memperhatikan sejumlah prinsip.
Menurut Undang-undang No 20 Tahun 2003 pasal 48 menyatakan bahwa
pengelolaan dana pendidikan berdasarkan pada prinsip efisiensi, transparansi,
dan akuntabilitas publik. Disamping itu prinsip efektivitas juga perlu
mendapat penekanan. Berikut ini dibahas masing-masing prinsip tersebut,
yaitu transparansi, akuntabilitas, efektivitas, dan efisiensi.38
1. Transparansi
Transparan berarti adanya keterbukaan. Transparan di bidang
manajemen berarti adanya keterbukaan dalam mengelola suatu kegiatan.
Di lembaga pendidikan, bidang manajemen keuangan yang transparan
berarti adanya keterbukaan dalam manajemen keuangan lembaga
pendidikan, yaitu keterbukaan sumber keuangan dan jumlahnya, rincian
penggunaan, dan pertanggungjawabannya harus jelas sehingga bisa
memudahkan pihak-pihak yang berkepentingan untuk mengetahuinya.
Transparansi keuangan sangat diperlukan dalam rangka
meningkatkan dukungan orangtua, masyarakat dan pemerintah dalam
penyelenggaraan seluruh program pendidikan di sekolah. Disamping itu
transparansi dapat menciptakan kepercayaan timbal balik antara
pemerintah, masyarakat, orang tua siswa dan warga sekolah melalui
penyediaan informasi dan menjamin kemudahan di dalam memperoleh
informasi yang akurat dan memadai.
38
David Wijaya, Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah Terhadap Kualitas
Pendidikan, http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.%2080-
96%20Implikasi%20Manajemen%20Keuangan%20Sekolah.pdf.
34

Bentuk transparansi yang dilakukan manajemen sekolah adalah


sikap sekolah yang terbuka dalam melaporkan program sekolah dan sistem
penilaian atau evaluasi yang dilakukan secara objektif. Sedangkan bentuk
akuntabilitas sekolah kepada masyarakat, dilakukan melalui usaha sekolah
agar tujuan pembelajaran baik berdasarkan tujuan nasional, tujuan
lembaga dan tujuan kurikuler, tercapai dengan sebaik-baiknya.39
Beberapa informasi keuangan yang bebas diketahui oleh semua
warga sekolah dan orang tua siswa misalnya rencana anggaran pendapatan
dan belanja sekolah (RAPBS) bisa ditempel di papan pengumuman di
ruang guru atau di depan ruang tata usaha sehingga bagi siapa saja yang
membutuhkan informasi itu dapat dengan mudah mendapatkannya. Orang
tua siswa bisa mengetahui berapa jumlah uang yang diterima sekolah dari
orang tua siswa dan digunakan untuk apa saja uang itu. Perolehan
informasi ini menambah kepercayaan orang tua siswa terhadap sekolah.

2. Akuntabilitas
Sekolah merupakan lembaga publik yang memberikan layanan
kepada pelanggan atau pengguna jasannya. Layanan yang diberikan harus
didasarkan kepada terciptannya kepuasan publik sebagai pelanggan.
Sebagai lembaga publik, sekolah wajib untuk memuaskan pelanggannya
secara terus menerus. Sekolah yang memuaskan pelanggan merupakan
wujud akuntabilitas dan kredibilitas dihadapan pelanggannya.
Akuntabilitas adalah kondisi seseorang yang dinilai oleh orang lain
karena kualitas performansinya dalam menyelesaikan tugas untuk
mencapai tujuan yang menjadi tanggung jawabnya. Akuntabilitas di dalam
manajemen keuangan berarti penggunaan uang sekolah dapat
dipertanggungjawabkan sesuai dengan perencanaan yang telah ditetapkan.
Berdasarkan perencanaan yang telah ditetapkan dan peraturan yang
berlaku maka pihak sekolah membelanjakan uang secara bertanggung

39
Amirudin Siahaan, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah.. (Ciputat: Quantum
Teaching, 2006).h 145.
35

jawab. Pertanggungjawaban dapat dilakukan kepada orang tua,


masyarakat dan pemerintah.
Ada tiga pilar utama yang menjadi syarat terbangunnya
akuntabilitas, yaitu : Adanya transparansi para penyelenggara sekolah
dengan menerima masukan dan mengikutsertakan berbagai komponen
dalam mengelola sekolah. Adanya standar kinerja di setiap institusi yang
dapat diukur dalam melaksanakan tugas, fungsi dan wewenangnya. Dan
adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana kondusif dalam
menciptakan pelayanan masyarakat dengan prosedur yang mudah, biaya
yang murah dan pelayanan yang cepat
Akuntabilitas publik berarti penggunaan uang sekolah dapat
dipertang-gungjawabkan sesuai dengan rencana sekolah yang ditetapkan.
Ada tiga syarat utama agar dapat tercipta akuntabilitas publik, yaitu: (1)
adanya transparansi dari penyelenggara pendidikan, dalam hal masukan
dan keikutsertaan mereka pada berbagai komponen sekolah; (2) adanya
standar kinerja sekolah dalam hal pelaksanaan tugas, fungsi, dan
wewenang; serta (3) adanya partisipasi untuk saling menciptakan suasana
sekolah yang kondusif dalam bentuk pelayanan pendidikan dengan
prosedur yang mudah, biaya yang murah, dan proses yang cepat.
Pengelolaan biaya pendidikan yang transparan dan akuntanbel
akan mendorong terjadinya pengelolaan biaya pendidikan yang efekif.
Sedangkan pengelolaan yang efektif pada dasarnya melaksanakan
manajemen yang meliputi proses : perencanaan (planning),
pengorganisasian (organizing), pengarahan (directing), dan pengendalian
(controlling) berbagai usaha anggota organisasi dan penggunaan sumber –
sumber daya untuk mencapai tujuan organisasi yang telah ditetapkan.
Manajemen diperlukan dan selalu ada dalam setiap organisasi baik yang
berorientasi profit maupun non profit, di mana bisa berbentuk perusahaan
perguruan tinggi, sekolah, rumah sakit, rukung tetangga, dsb.
36

3. Efektif
Dalam kamus besar bahasa indonesia (190; 219) dikemukakan
bahwa efektif berarti ada efeknya (akibatnya, pengaruhnya, dan
kesannya). Jadi Efektivitas adalah bagaimana suatu organisasi berhasil
mendapatkan dan memanfaatkan sumber daya dalam usaha mewujudkan
tujuan operasional.40

4. Efesiensi
Efisiensi berkaitan dengan kuantitas hasil suatu kegiatan.
Efficiency ”characterized by quantitative outputs” (Garner,2004).
Efisiensi adalah perbandingan yang terbaik antara masukan (input) dan
keluaran (out put) atau antara daya dan hasil.
Efisiensi merupakan perbandingan antara masukan (input) dengan
keluaran (output) atau antara daya (tenaga, pikiran, waktu, dan biaya)
dengan hasil. Perbandingan tersebut dapat dilihat dari dua hal, yaitu:
penggunaan waktu, tenaga, dan biaya; serta hasil (outcomes). Daya yang
dimaksud meliputi tenaga, pikiran, waktu, biaya. Perbandingan tersebut
dapat dilihat dari dua hal:
a. Dilihat dari segi penggunaan waktu, tenaga dan biaya:
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau penggunaan waktu,
tenaga dan biaya yang sekecil-kecilnya dapat mencapai hasil yang
ditetapkan. Ragam efisiensi dapat dijelaskan melalui hubungan antara
penggunaan waktu, tenaga, biaya dan hasil yang diharapkan..
b. Dilihat dari segi hasil
Kegiatan dapat dikatakan efisien kalau dengan penggunaan
waktu, tenaga dan biaya tertentu memberikan hasil sebanyak-
banyaknya baik kuantitas maupun kualitasnya

40
Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya). Hal 82
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian


Tempat penelitian dilaksanakan di SMK NUSANTARA yang berada
di Legoso Raya No. 30 Pisangan Ciputat – Tangerang. Penelitian ini
dilakukan pada masa dan bulan belajar mengajar efektif 2011/ 2012 sehingga
memudahkan penelitian untuk menjaring data dan informasi yang dibutuhkan
dari responden. Hal ini untuk memungkinkan peneliti memahami lebih dalam
obyek penelitian kemudian benar-benar mendapatkan gambaran jelas tentang
obyek tersebut.

B. Metode Penelitian
Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode deskriptif,
yaitu suatu metode dalam meneliti status kelompok manusia, suatu objek,
suatu set kondisi, suatu set pemikiran, ataupun suatu kelas peristiwa pada
masa sekarang. Digunakannya metode deskriptif dalam penelitian ini dengan
tujuan untuk menggambarkan suatu kegiatan pelaksanaan pembiayaan
pendidikan.

C. Instrumen Penelitian
Dalam penelitian kualitatif, yang menjadi instrumen penelitian atau
alat penelitian adalah peneliti itu sendiri. Oleh karena itu peneliti sebagai

37
38

intrumen juga harus “divalidasi” seberapa jauh peneliti kualitatif siap


melakukan penelitian yang selanjutnya terjun kelapangan. Validasi terhadap
peneliti sebagai intrumen meliputi validasi terhadap pemahaman metode
penelitian kualitati, penguasaan wawasan terhadap bidang yang ditelit,
kesiapan peneliti untuk memasuki obyek penelitian, baik secara akademik
maupun logistiknya.

D. Populasi dan Sampel


Populasi adalah suatu kumpulan menyeluruh dari suatu objek yang
merupakan perhatian peneliti. Objek penelitian dapat berupa makhluk hidup,
benda-benda, system , prosedur dan fenomena. Yang menjadi populasi dalam
penelitian ini adalah SMK Nusantara.
Sampel adalah sebagian atau wakil populasi yang diteliti, oleh
karenanya pengambilan sampel harus dilakukan dengan cara sedemikian rupa
sehinga dapat diperoleh sampling yang benar-benar mampu menggambarkan
keadaan populasi yang sebenarnya, dengan kata sampel harus representative.
Cara mengambil sampel yaitu dengan teknik pengambilan sampel yang
disebut teknik sampling.
Dalam penelitian kualitatif tidak menggunakan istilah populasi, tetapi
oleh Spradley dinamakan “sosial situaction” atau situasi sosial yang terdiri
dari tiga elemen yaitu: tempat (place), pelaku (actors), dan aktivitas (activity)
yang berinteraksi secara sinergis.

E. Teknik Pengumpulan Data


Teknik pengumpulan data adalah cara-cara yang dapat digunakan oleh
peneliti untuk mengumpulkan data. Instrumen pengumpulan data adalah alat
bantu yang dipilih dan digunakan oleh peneliti dalam kegiatannya
mengumpulkan agar kegiatan tersebut menjadi sistematis dan dipermudah
olehnya.. Untuk memperoleh hasil penelitian yang signifikan penulis
menggunakan metode dan instrumen pengumpulan data berupa:
39

1. Metode Interview (wawancara)


Wawancara merupakan suatu proses interaksi dan komunikasi.
Dalam proses ini, hasil wawancara ditentukan oleh beberapa faktor
yang berinteraksi dan mempengaruhi arus informasi. Faktor-faktor
tersebut adalh: pewawancara, responden, topik penelitian tertuang
dalam daftar pertanyaan, dan situasi wawancara.41

Wawancara digunakan sebagai teknik pengumpulan data apabila


peneliti ingin melakukan studi pendahuluan untuk menemukan
permasalahan yang harus di teliti, dan juga apabila peneliti ingin
mengetahui hal-hal dari responden yang lebih mendalam dan jumlah
respondenya sedikit/kecil.
Menurut Moleong wawancara adalah percakapan dengan maksud
tertentu, percakapan itu dilakukan oleh dua pelaku, yaitu pihak
pewawancara (interviewer) yang mengajukan pertanyaan dan yang
diwawancarai (interviewed) yang memberikan jawaban atas
pertanyaan itu.42

Sutopo mengemukakan wawancara merupakan salah satu sumber


informasi riset yang sangat penting didekati dengan interview.
Wawancara adalah proses tanya jawab dalam penelitian yang berlangsung
secara lisan dimana 2 orang atau lebih bertatapmuka mendengarkan secara
langsung informasi-informasi atau keterangan- keterangan.43Penulis
menggunakan metode ini untuk memperoleh gambaran secara menyeluruh
tentang SMK NUSANTARA , untuk mencari informasi dan data tentang
pengelolaan pembiayaan pembiayaan pendidikan.
Sebelum melaksanakan wawancara para peneliti menyiapkan
instrumen wawancara yang disebut pedoman wawancara (interview
guide).
Pedoman ini berisi sejumlah pertanyaan atau pernyataan yang
meminta untuk untuk dijawab atau direspon oleh responden. Isi
pertanyaan bisa menvalup fakta, data, pengetahuan, konsep,

41
Singarimbun dkk, Metode Penelitian Survey ( Jakarta: LP3ES), 1989. H 193.
42
Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 1993).h
135.
43
Cholid Narbuko, Metode Penelitian. (Jakarta: Bumi Aksara 2004. Hal 83)
40

pendapat persepsi atau evaluasi responden berkenaan dengan fokus


masalah atau variabel- variabel yang dikaji dalam penelitian.44

Wawancara yaitu suatu metode pengumpulan data dengan cara


Tanya jawab secara tulisan yang dilakukan peneliti dengan Kepala
Sekolah, dan Direktur keuangan sekolah, Bag. Pembukuan. Bagian
pelaporan, dan kepala tata usaha sekolah Untuk memperoleh informasi
mengenai pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara.

2. Metode Observasi (pengamatan)


Observasi ialah pengamatan dan pencatatan secara sistematis
fenomena-fenomena yang diselidiki (Hadi, 1981: 136). Hal ini senada
dikemukakan Mardalis (2002: 63) bahwa observasi digunakan dalam
rangka mengumpulkan data dalam suatu penelitian atau studi yang
disengaja dan sistematis tentang keadaan atau fenomena sosial dan gejala-
gejala psikis dengan jalan mengamati dan mencatat. Dalam hal ini peneliti
mengamati secara langsung kondisi objek sekolah untuk mendapatkan
data yang diperlukan dan informasi mengenai Pengelolaan Biaya
Pendidikan di SMK Nusantara .

3. Dokumentasi
Dokumentasi adalah mencari data mengenai hal-hal atau variabel
yang berupa catatan, transkip, buku, surat kabar, majalah, prasasti, notulen
rapat, lengger, agenda dan sebagainya.. Teknik dokumentasi sebagai
sumber data diharapkan dapat mendukung hasil penelitian yang lebih
kredibel. Untuk itu dibuat pedoman dokumentasi sebagai berikut:
a. Profil SMK NUSANTARA .
b. Struktur organisasi
c. Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS)
d. Rekapitulasi siswa dan siswi yang terlambat membayar SPP
e. Rekapitulisasi siswa dan siswi penerima beasiswa

44
Syaodih Nana, Metode Penelitian Pendidikan . ( Bandung: PT Remaja Rosdakarya,
2010). H. 216.
41

F. Kisi-kisi Instrumen Pengumpulan Data


Pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran terhadap
fenomena sosial maupun alam. Meneliti dengan data yang sudah ada lebih
tepat kalau dinamakan membuat laporan dari pada melakukan penelitian.
Karena pada prinsipnya meneliti adalah melakukan pengukuran, maka harus
ada alat ukur yang baik. Alat ukur dalam penelitian biasanya dinamakan
instrumen penelitian. Jadi intrumen penelitian adalah suatu alat yang
digunakan mengukur fenomena alam maupun sosial yang di amati.
Kisi- kisi instrumen pengumpulan data yang dilakukan penulis adalah
sebagai berikut:
Tabel 3.1
Kisi- kisi Instrumen Pengumpulan Data
Dimensi Sub dimensi
Perencanaan Pembiayaan- Pola Penyusunan RAPBS
Pendidikan (RAPBS) - Identifikasi Sumber Dana
- Penggunaan Dana
- Pengeluaran Dana
Pembukuan laporan - Pencatatan Penggunaan
pengelolaan pembiayaan Pengeluaran
pendidikan - Tahap pengikhtisaran
- Pelaporan
Akuntabilitas Pengelolaan- laporan penggunaan Dana
Pembiayaan - Bentuk-bentuk
pertanggungjawaban

G. Analisis data
Analisis data adalah adalah proses mencari dan menyusun secara
sistematis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan, dan
bahan- bahan lain, sehingga dapat lebih mudah di pahami, dan temuanya
dapat diinformasikan kepada orang lain.
42

Dalam menganalisa data, penulis menggunakan metode kualitatif


deskriptif yang terdiri dari tiga kegiatan, yaitu pengumpulan data sekaligus
reduksi data, penyajian data dan penarikan kesimpulan atau vertifikasi.
1. Data Reduction (Reduksi Data)
Mereduksi data berarti merangkum, memilih hal-hal yang pokok,
memfokuskan pada hal-hal yang penting, mencari tema dan polanya dan
membuang yang tidak perlu. Dengan demikian data yang telah direduksi
akan memberikan yang lebih jelas, dan mempermudah peneliti untuk
melakukan pengumpulan data selanjutnya.

2. Data Display (Penyajian Data)


Setelah data direduksi, maka langkah selanjutnya adalah
mendisplaykan data. Melalui penyajian data tersebut, maka data
terorganisasikan, tersusun dalam pola hubungan, sehingga akan semakin
mudah dipahami.
Dalam penelitian kualitatif, penyajian data dialkukan dalam bentuk
uraian singkat, bagan, hubungan antar kategori. Yang paling sering
digunakan dalam menyajikan data dalam penelitian kualitatif adalah
dengan teks yang bersifat naratif.

3. Conclusion Drawing/ Verification


Langkah ke tiga dalam analisis data kualitatif adalah penarikan
kesimpulan awal. Kesimpulan dalam penelitian kualitatif yang diharapkan
adalah merupakan temuan baru yang sebelumnya belum pernah ada.
Menurut buku berjudul metode penelitian pendidikan karangan
Drs. S. Margono, kegiatan pengolahan data sebagai berikut:
a. Pengklasifikasikan data, yaitu menggolongkan aneka ragam
jawaban kedalam kategori-kategori yang jumlahnya lebih terbatas.
Pengklasifikasian perangkat kategori dibuat dengan mendasar
kriterium yang tunggl, bahwa setiap perangkat ketgori harus dibuat
lengkap, sehingga tidak ada satupun jawaban responden yang tidak
mendapat tempat, dan ketegori yang satu dengan yang lainya harus
terpisah secara jelas tidak saling tumpang tindih.
43

b. Koding, yaitu usaha mengklasifikasikan jawaban-jawaban


responden dengan jalan menandai masing-masing kode tertentu.
Bila analisis kuantitatif maka kode yang diberikan adalah angka.
Bila angka itu berlaku sebagai skala pengukuran maka disebut
skor.
c. Tabulasi, yaitu usaha penyajian data, terutama pengolahan data
yang akan menjurus ke analisis kuantitatif, biasanya menggunakan
tabel, baik tabel ditribusi frekuansi maupun tabel silang.45

45
Margono. Metode penelitian Pendidikan. ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005). H 191.
BAB IV
HASIL PENELITIAN

A. Deskripsi Objek Penelitian


1. Sejarah singkat SMK NUSANTARA.
Sekolah Nusantara ini pada dasarnya dibawah naungan Yayasan
Al-Dianan Nusantara (YAN) berdiri pada tanggal 05 Mei 1995, nama Al-
diana Nusantara diambil dari nama pemiliknya yaitu Al adalah nama
tengah dari Bapak Dr. H. Alimudin Al- Murtala, MM dan nama Diana
adalah dari nama belakang istrinya bernama Drs. Hj. Rosdianah, SE.
Nama Nusantara itu sendiri dicantumkan karena mengigat Sekolah
Menengah Kejuruan (SMK ) merupakan suatu sekolah yang
diperuntukkan bagi putra/i Bangsa Indonesia yang bersifat umum/
campuran dari berbagai suku dari sabang sampai mareuke. Awal mulanya
Yayasan Aldiana Nusantara (YAN) ini membuka Akademik Pariwisata
Nusantara yaitu pada tahun 1998 yang berada di Jl. Ir. H. Juanda
disampaing IAIN Jakarta ( UIN sekarang ) dengan status gedung masih
mengontrak.
Pada tahun 2001 Yayasan Al-diana Nusantara membuka kembali
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara yang berada di Jl. Legoso
Raya No.30 Pisangan Ciputat, dengan status gedung masih mengontrak.
Untuk jurusan yang pertama SMK Nusantara membuka jurusan/ dibidang
Pariwisata (Akomodasi perhotelan) peminatnya cukup memadai.

44
45

Mengingat minat dan prosfek kedepan menjanjikan maka pada tahun 2004
Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara ini membuka kembali dua
jurusan yaitu pertama Jurusan Usaha Jasa Pariwisata yang bergerak
dibinga Tour dan Travel dan kedua Bisnis Manajmen ( Penjualan). Pada
tahun 2006 Sekolah Menengah Kejuruan (SMK) Nusantara membuka
kembali 2 jurusan yaitu Jurusan Farmasi dan Tehnik Informatika.
Banyak upaya yang dilakukan pihak Sekolah demi memajukan
Sekolah dan meningkatkan prestasi belajar khususnya untuk siswa/ i agar
memiliki keahlian dibidangnya masing –masing. Salah satu yang
dilakukan pihak sekolah yaitu melaksanakan kerjasama kepada pihak
Hotel – hotel yang berbintang 1 sampai dengan bintang 5 yang ada di
Jabotabek bahkan yang ada diluar negeri juga, begitu juga untuk jurusan
Usaha Jasa Pariwisata (UJP) dan Penjulan. Sebelum siswa/i terjun
langsung ke DU/ DI pihak sekolah mewajibkan kepada siswa/ i harus
mengikuti praktek-praktek di lab baik itu praktek bahasa inggris, bahasa
jepang, bahasa mandarin, praktek di lab penjualan, parakte House keeping,
FO, praktek komputer dan kegiatan-kegiatan yang mendukung
peningkatan prestasi belajar. Sehingga bila siswa/i telah memiliki bekal
maka akan mudah mempraktekkannya di Dunia Usaha /Dunia Industri.
Pada tahun 2005 Yayasan Aldianan Nusantara membeli tanah yang
luasnya  1600 m2, kemudian dibagun gedung Sekolah menengah
Kejuruan SMK Nusantara yang disebut dengan Gedun Baru yang berada
di Jl. Tarumanegara Dalam No.1 Pisangan Ciputat Tangerang, digunakan
untuk jurusan Akomodasi Perhotelan, Usaha Jasa Pariwisata, Farmasi
kemudian Gedung yang berada di Jl. Legoso Raya No.30 Pisangan
Ciputat masih digunakan untuk jurusan Penjualan dan Tehnik Informatika,
akan tetapi mulai tahun ajaran baru tahan 2008 gedung yang berada pada
Jl. Legoso Raya No. 30 Pisangan Ciputat tidak dipakai untuk SMK
Nusantara karena semua jurusan akan dipindahkan di Gedung Baru
semua.46

46
Hasil studi dokumentasi
46

2. Visi misi dan Tujuan


Adapaun visi dan misi SMK Nusantara diantaranya adalah :
Visi : Menciptakan tenaga kerja yang profesional yang berahlak mulia.
Misi :
- Memelihara budaya bangsa sebagai aset pariwisata
- Mengintegrasikan ilmu pengetahuan dengan budaya bangsa yang
bermoral dan religius.
- Melaksanakan pendidikan dan pengajaran yang bersifat teoritis
dalam rangka profesional.
- Mengedepankan pendidikan agama dalam menciptakan tenaga
kerja yang berakhlak mulia.
- Mendidik tenaga kerja terampil melalui guru industri
berpengalaman dan dapat dipertanggung jawabkan guna
kepentingan dunia kerja dalam dan luar negeri.
- Industri sebagai partner dalam mengembangkan kompetensi siswa/
i job training dan penempatan kerja.
- Setiap alumni dibekali sikap mental dan mampu bersaing dalam
memasuki dunia kerja.
Tujuan
Menjadikan tenaga kerja professional yang berprestasi Mandiri dan
Religius, untuk ditempatkan di dunia industri baik di dalam maupun diluar
negeri.

3. Keadaan siswa dan Guru SMK NUSANTARA


a. Jumlah Guru Dan Karyawan
Tenaga pendidik yang ada di Sekolah Menengah Kejuruan (SMK)
Nusantara merupakan tenaga pendidik yang profesional dan disiplin
tinggi. Tenaga pendidik merupakan lulusan dari berbagai universitas yang
ada di jakarta dan sekitarnya yang memenuhi syarat yang memadai karena
tenaga pendidik telah lulus S1 bahkan sudah banyak yang telah
menyelesikan S2.
47

Jumlah tenaga pendidik dan karyawan yaitu  85. Karyawan yang


bekerja di Sekolah Menengah Kejuruan rata-rata telah menyelesaikan
pendidikan minimal Sekolah Menengah Atas (SMA/SMK), akan tetapi
karyawan yang bekerja masih menyelesaikan Pendidikan Strata Satunya.
Mengingat pentingnya pendidikan dan kualitas dapat memberikan suatu
kemudahan sesuai dengan tarap yang telah ditentukan.
b. Jumlah Siswa/ I SMK Nusantara
Jumlah siswa/ i Sekolah Menegah Kejuruan (SMK ) nusantara
tahun diklat 2011/2012 adalah sebagai berikut :
Tabel 3.2
Jumlah siswa dan siswi
PROGRAM KELAS KET.
NO KEAHLIAN I II III JUMLA
H
1 Akomodasi 71 54 90 215
2 Perhotelan 49 49 45 143
3 Boga 22 27 22 71
4 Usaha Jasa Pariwisata 79 65 100 244
5 Pemasaran 40 62 74 178
6 RPL 77 60 - 137
7 MM 72 72 60 204
8 TKJ 120 139 127 386
AK
JUMLAH 1576

Suatu lembaga pendidikan formal yang berkualitas banyak


diminati oleh masyarakat. Minat masyarakat untuk menyekolahkan anak
mereka ke lembaga pendidikan yang berkualitas memiliki alasan yang
tepat yaitu keinginan mendapatkan pelayanan pendidikan yang terbaik.
Sebagaimana yang terjadi pada SMK Nusantara yang telah mendapatkan
akreditasi A [Amat Baik] dari Departemen Pendidikan Nasional, Kini
SMK Nusantara mendapatkan perhatian yang begitu besar dari masyarakat
khususnya masyarakat kelas menengah atas hal ini dapat dilihat dari
banyaknya antusias masyarakat yang mendaftarkan anak mereka ke
lembaga tersebut.
48

4. Fasilitas
Fasilitas adalah segala sesuatu yang melancarkan atau memudahkan
siswa dalam melaksanakan tugasnya, sehingga siswa dapat memahami
pelajaran karena didukung oleh fasilitas yang memadai.
Fasilitas yang dimilki oleh Sekolah Menegah Kejuruan (SMK)
Nusantara sudah cukup media sesuai dengan standar yang ditetapkan.
Sehingga masing –masing jurusan dapat memahami pelajarannya dengan baik
ditambah praktek –praktek kejuruan yang dapat memperjelas dan memahami
ilum yanag didapat didalam kelas mengenai pelajaran mereka.
Fasilitas yang miliki pada dasarnya banyak sekali, akan tetapi ada
beberapa penulis catat fasilitas yang dianggap penting antara lain :
Tabel 3.3
Fasilitas sekolah
NO. NAMA FASILITAS JMLH KEADAAN KET
1 Lab Bahasa Inggris 1 Baik
2 Lab Bahasa Jepang 1 Baik
3 Lab Bahasa Mandarin 1 Baik
4 Lab Penjualan 2 Baik
5 Lab Farmasi 1 Baik
6 Lab Komputer 2 Baik
7 House Keeping 2 Baik
8 FO 1 Baik
9 Hotel Nusantara 1 Baik
10 Lab Perpustakaan 2 Baik

5. Hak Kepemilikan
Hak kepemilikan tanah dan gedung adalah hak milik sepenuhnya
Yayasan Aldianan Nusantara, dengan luas tanah  2000 m2. Jumlah kelas
yang sebanyak 39 kelas selain ruang TU, dan ruang guru. Hak kepemilikan
tanah dan gedung yaitu pada tahun 2005. Dan sampai saat ini Yayasan Aldiana

Nusnatara masih dalam tahap pembagunan.


49

6. Struktur Organisasi.
Tabel 3.4
STRUKTUR ORGANISASI
SMK NUSANTARA CIPUTAT TANGERANG

DINAS PENDIDIKAN

INDUSTRI
YAN KEPALA SEKOLAH
KOMITE SEKOLAH
Dir.Pendidikan Drs. H. Faisal Bakar, SE

MASYARAKAT
WK. KEP SEK

M. Arief Noor, S.Pd, MM

Bid. KURIKULUM Bid. KESISWAAN

N. Herlina, M.Pd Bahrozih, SE, MM

KAJUR KAJUR KAJUR KAJUR BP / BK KAJUR KAJUR


APH UJP BOGA FAR BM
1. Rizki TI
Slamet Kartini, Tarudin, Nurul
Herliana, S.Psi Dra.
Rudjito, SE S.Pd Badriah,
SE, MM S.Si 2. Suma Kanaah Amran
Hartadinata Djamal, Mursali
, ST
SE
3. Dra.Kanaah m,ST
Djamal,SE
4. M. Arief
W A L I K E L A SNoor, Spd,
SE

GURU NORMATIF, ADAFTIP, PRODUKTIF

SISWA
50

Struktur organisasi yang saat ini berlaku di SMK Nusantara tidak


mengalami suatu perubahan dari tahun sebelumnya, hal ini menunjukkan
bahwa struktur organisasi yang dibuat sangat membantu akan alur
koordinasi dan perintah suatu bagian untuk menjalankan fungsi serta tugas
yang menjadi hak dan kewajibannya. Dapat kita lihat bahwa kepala
sekolah bahwa merupakan jabatan tertinggi dalam institusi pendidikan
yang memiliki power untuk mengintruksikan kesegenap jajaran yang
berada di bawahnya untuk melakukan suatu kegiatan yang berkenaan
dengan proses belajar mengajar sesuai dengan fungsi dan tugasnya serta
Kepala Sekolah dapat bekoordinasi dengan sekolah untuk mengatasi
permasalahannya.
7. Keadaan karyawan SMK Nusantara
Wujud dari lembaga pendidikan yang berkualitas adalah
pelaksanaan administrasi serta pelayanan teknis yang baik untuk
menunjang prosespendidikan. Kini tenaga kependidikan yang tugasnya
sebagai pelayan administrasi ditangani oleh 100% oleh tenaga yang
memiliki kualifikasi serta sertifikasi pada bidangnya. Keadaaan Guru dan
karyawan SMK Nusantara telampir.

B. Hasil Penelitian
1. Pembiayaan Pendidikan di SMK NUSANTARA.
Sebagai sekolah swasta yang mandiri, maka Sumber pemasukan
adalah dari masyarakat/ orang tua siswa yang berupa SPP dan biaya
lainya. Jadi uang SPP sangat penting untuk kelancaran pembiayaan
pendidikan. Jika uang SPP terhambat, maka pelaksanaan pembiayaan
keuangan di SMK Nusantara juga terhambat, karena semua aktivitas dan
kegiatan memerlukan biaya yang tidak sedikit.
Dalam pelaksanaan pembiayaan pendidikan disekolah pihak
Yayasan bekerjasama dengan Bagian keuangan dalam pelayanan
pembayaran SPP, para peserta didik dapat melakukan transaksi
pembayaran melalui kasir yang berada bagian administrasi sekolah pihak
51

Biro Keuangan SMK Nusantara pun memberikan pelayanan pembayaran


dengan pelayanan yang sopan dan ramah. Direktur Keuangan sekolah
akan melakukan pemanggilan wali murid bagi para siswa yang terlambat
dalam pembayaran SPP. Hingga saat ini dana yang telah diperuntukan
dapat dikatakan sedikit banyaknya telah memberikan kontribusi terhadap
keberhasilan pendidikan.47
Pemasukan pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara meliputi:
a. Uang PSB dan DU.
Supaya kegiatan belajar mengajar dapat terlaksana dengan
baik, maka perlu adanya dana yang mendukung tercapainya tujuan
pendidikan yang di inginkan. Sebagai lembaga pendidikan Swasta
yang berdiri sendiri maka pemasukan keuangan sekolah hanya dari
masyarakat, dan dengan tampa ada dana dari masyarakat maka proses
pendidikan tidak akan terlaksana.
Pemasukan pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara yang
pertama adalah dari siswa berupa uang PSB (Pendaftaran Siswa Baru)
dan Daftar ulang. Uang PSB meliputi pertama, uang formulir calon
siswa baru yang berlaku hanya untuk para siswa yang akan mendaftar
untuk masuk ke sekolah sebesar Rp. 75. 000,00 setiap siswa. Kedua,
yaitu uang Daftar Ulang hanya untuk kls II dan kls III, pendaftaran
ulang ini dilakukan siswa apabila dia ingin melanjutkan proses belajar
ke tingkat selanjutnya misalnya dari kls II ke kls III dan apabila ada
siswa tidak melakukan daftar ulang pada waktu yang telah ditentukan
maka siswa tersebut di anggap mengundurkan diri atau berhenti dari
sekolah, uang daftar ulang setiap siswa sebesar Rp. 60.000, 00 setiap
jurusan dari kls II sampai kls III. Dan uang PSB dan DU yang ketiga
adalah uang pasphoto dan raport, biaya ini lebih besar dari biaya
sebelumnya karena untuk pasphoto dan raport yang diperlukan untuk
kelancaran proses belajar mengajar, untuk hal ini setiap siswa uang
pasphoto dan raport sebesar Rp. 100.000.

47
Hasil wawancara dengan Bpk. Muntohar, SE (Direktur keuangan Sekolah)
52

b. Uang pangkal
Uang pangkal dibayarkan pada waktu siswa telah resmi masuk
ke sekolah dan telah terdaftar sebagai siswa SMK Nusantara. Uang
pangkal setiap jurusan berbeda, untuk jurusan APH, UPW, TKJ, RPL,
DAN MM sebesar Rp. 2. 175. 000. Untuk jurusan Boga sebesar Rp. 2.
200. 000. Dan untuk jurusan PM dan AK sebesar Rp. 1.225. 000 biaya
ini berbeda setiap gelombang. Uang pangkal sudah termasuk
pembayaran gedung atau bangunan sekolah, pembelian baju batik, jas
almamater, seragam olahraga, seragam untuk hari jum’at, baju praktek
dan dasi.
c. Uang MBS
MBS atau Masa Bimbingan Siswa dilakukan pada waktu para
siswa akan memasuki sekolah yaitu sebelum pembelajaran akan
dilaksanakan, hal ini bertujuan untuk mengenalkan kepada para siswa
tentang keadaan sekolah atau lingkungan sekolah, mengenalkan
kepada siswa kepada para warga sekolah, dan tujuan yang paling
utama adalah supaya siswa baru dapat saling mengenal baik antara
sesama siswa baru maupun kakak senior atau kakak kelas yang
terlebih dahulu sudah masuk dan belajar di sekolah tersebut.
Pelaksanaan MBS biasanya berlangsung selama 1 hari atau 2
hari, yang menjadi peserta adalah semua siswa baru yang sudah
membayar uang MBS yang telah ditentukan oleh pihak sekolah
sebesar Rp. 90. 000, 00 untuk jurusan APH, UPW, TKJ, RPL dan
MM. untuk jurusan Boga sebesar Rp. 90. 000,00.dan jurusan PM,
Boga dan AK sebesar Rp. 90. 000, 00. Biaya setiap gelombang
berbeda, maksudnya adalah ada 3 gelombang yang diberlakukan untuk
siswa baru yang akan mendaftar untuk menjadi siswa SMK Nusantara,
gelombang 1 untuk 150 pendaftar, gelombang kedua untuk 150
pendaftar, dan yang ketiga untuk 150 pendaftar. Hal ini berlaku untuk
semua pembayaran yang dilakukan oleh siswa baru berupa
53

pendaftaran, uang pangkal, praktek, spp, kesiswaan dan kesehatan,


uang MBS, dan buku UANG 3 buah.
d. SPP
Pemasukan yang paling besar dari masyarakat adalah uang SPP
yang rutin dibayarkan oleh para sisa setiap bulanya yang mana dana
tersebut digunakan untuk proses belajar mengajar. Akan tetapi kendala
yang dihadapi di SMK Nusantara adalah banyaknya Siswa terlambat
dalam membayar SPP dan uang pembangunan, namun hal tersebut
tidak mempengaruhi proses belajar mengajar, proses belajar mengajar
tetap terlaksana dengan baik. Dalam dokumentasi Pembiayaan bagian
keuangan SMK Nusantara pada tahun 2011 jumlah siswa yang
terlamabat membayar SPP sebanyak 1. 373 181. 550 per tanggal 15
november 2011.
Dan Untuk mengatasi jumlah tunggakan SPP siswa, pihak
sekolah memberikan peraturan sebagai berikut:
1) Bagi siswa yang mempunyai tunggakan tidak di izinkan untuk
mengikuti ujian sekolah seperti MID Semester, Ujian Semester
Ganjil, Ujian Semester Genap. Sebelum siswa yang bersangkutan
membayar tunggakan SPP minimal 50% dari tunggakan.
2) Bagi siswa yang mempunyai tunggakan SPP diatas 2 juta, Bagian
Keuangan sekolah akan melakukan pemanggilan wali murid.
3) Dan bagi siswa yang kurang mampu, pihak sekolah memberikan
keringan untuk pembayaran SPP atau penerima Beasiswa. Siswa
yang mendapat keringanan biaya/ beasiswa sebanyak 88 orang
yang terdiri dari berbagai jurusan. Daftar siswa- siswi penerima
beasiswa/ keringan biaya di SMK Nusantara tahun 2011-2012
terlampir.
Untuk menanggulangi jumlah tunggakan yang banyak setiap
tahunnya, pihak sekolah melakukan subsidi silang untuk mengatasi
kekurangan dana disekolah. Kalau tidak dilakukan subsidi silang maka
kegiatan sekolah tidak akan berjalan karena kekurangan biaya. Dan
54

selama melakukan subsidi silang tak pernah terjadi masalah, semua


terselesaikan sesuai rencana, dan guru- guru mendapatkan gaji pas
pada waktunya. 48
SPP untuk gelombang- 1, 2 dan 3 tidak berbeda, untuk jurusan
APH, UPW, TKJ, RPL dan MM sebesar Rp. 185. 000. Jurusan Boga
Rp. 200. 000. Dan jurusan PM dan AK Rp. 135. 000.
e. Kesiswaan dan kesehatan
Uang kesehatan dan uang kesiswaan. Uang kesiswaan sudah
termasuk pembayaran untuk OSIS (Organisasi Intra Sekolah), asuransi
dan kartu pelajar. Dana Asuransi bertujuan untuk mengantisipasi
jikalau ada kejadian yang tidak di inginkan terjadi pada siswa mislanya
kecelakaan, sekolah bertanggungjawab terhadap siswa. Asuransi yang
diberlakukan oleh sekolah sebesar Rp. 90.000. per-siswa. Dan dana
osis digunakan untuk membiayai segiatan siswa dalam berorganisasi
disekolah misalnya kegiatan OSIS yang rutin setiap tahun adalah LDK
(Latihan Dasar Kepemimpinan) selama 3 hari dan biasanya dilakukan
diluar sekolah.
Uang kesehatan sebesar untuk kelas X jurusan APH, UPW,
TKJ, RPL, MM Rp. 125. 000. Jurusan Boga dan AK Rp. 125. 000.
Nominal untuk pembayaran kesehatan sama setiap jurusan maupun
tingkatan. Uang kesehatan ini dipergunakan untuk membiayai para
siswa jikalau ada yang sakit, uang kesehatan.
f. Buku UAN
Buku UAN 3 buah yaitu buku Matematika, Bahasa indonesia
dan buku Bahasa inggris dan setiap siswa diwajibkan membayar Rp.
115. 000, nominal untuk pembayar buku tersebut sama setiap jurusan.
Pembelian buku UAN di awal tahun ajaran atau pada waktu siswa
akan masuk ke sekolah bertujuan supaya buku tersebut dapat dipelajari
siswa dari kelas 1, dan ketika para siswa sudah menginjak kelas 3
menguasai UAN dengan maksimal.

48
Hasil wawancara dengan Bapak Muntohar Direktur keuangan.
55

Pengelolaan pembiayaan pendidikan yang baik sangat


mempengaruhi penggunaan keuangan sekolah yang efektif dan efesien
untuk membiayai seluruh kegiatan belajar mengajar demi tercapainya
tujuan yang sekolah yang di inginkan, maka diperlukan kemampuan
untuk pelaksanaan pengelolaan keuangan yang memadai tentunya
sehingga pengelolaan keuangan sekolah dapat berjalan sesuai acuan
efektif dan efesiensi.

2. Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan SMK Nusantara


Pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara Meliputi
beberapa hal, yaitu:
a. Perencanaan Pembiayaan
Perencanaan dalam manajemen keuangan adalah kegiatan
merencanakan sumber dana untuk menunjang kegiatan pendidikan dan
tercapainya tujuan pendidikan sekolah. Jadi perencanaan suatu proses
pemikiran atau kegiatan yang dilakukan untuk mencapai tujuan yang
diharapkan. terdapat beberapa ayat dalam Al-Qur.an baik secara tegas
maupun secara sindiran agar sebelum mengambil suatu tindakan haruslah
dibuat perencanaan firman Allah Subhanahu Wata.ala berbunyi:

          


Artinya: Berbekallah, dan sesungguhnya sebaik-baik bekal adalah taqwa
dan bertaqwalah kepada-Ku hai orang-orang yang berakal. [Surat (2) Al-
Baqoroh: 197].

Allah Subhanahu Wata.ala memerintahkan kita untuk berbekal di


dalam menghadapi suatu pekerjaan atau suatu tidakan. Hal ini
mengandung pengertian bahwa suatu perbuatan atau tindakan itu haruslah
dimulai dengan suatu perencanaan yang konkret, guna menghindari
kekeliruan yang dapat merugikan.
Setiap sekolah pasti memiliki sistem pengelolaan pembiayaan
pendidikan yang berbeda- beda, hal tersebut dalam dilihat dari penerapan
kebijakan pembiayaan pendidikan yang berlaku pada suatu sekolah.
56

Begitu juga di SMK nusantara. Lembaga pendidikan SMK Nusantara


dibawah naungan yayasan Aldiana Nusantara, dalam hal ini keuangan
adalah sentral. Yang dalam hal ini sistem pelaksanaan manajemen
keuangan diatur sepenuhnya oleh Yayasan SMK Nusantara, yang dibantu
oleh bagian keuangan sekolah. Adapun pihak- pihak yang bekerja
dibagian keuangan adalah:
Tabel 3.5
Bagian keuangan dan para Staff
Nama Jabatan
Muntohar Direktur Keuangan
Mad Nur. SE Bag. Pelaporan Keuangan
Jaelani Bag. Pembukuan
Neng Fitriah Bag. Kasir

Tahap awal dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK


Nusantara adalah perencanaan pembiayaan yaitu dengan penyusunan
RAPBS (Rencana Anggaran dan Pendapatan Belanja Sekolah) atau
anggaran sekolah. Proses penyusunan anggaran Tidak semua pihak
terlibat dalam penyusunan RAPBS yaitu jajaran yayasan Aldiana
Nusantara, bagian keuangan sekolah, dan ketua jurusan sekaligus
perwakilan dari guru- guru., RAPBS di susun setiap awal tahun ajaran dan
untuk 1 tahun pembelajaran. Anggaran dihitung pada saat kegiatan MBS (
Masa Belajar Siswa), MBS dilakukan pada saat siswa masuk dan siswa
diterima di sekolah . disana mulai dihitung jumlah siswa, jumlah dana
setiap siswa, dan semua yang berhubungan dengan pengeluaran siswa
selama satu tahun. Kalaupun ada pengeluaran dana secara mendadak
sejumlah Rp. 15.000 (biaya untuk photocopy, pembelian alat-alat untuk
proses KBM, dan lain-lain), maka langsung ditangani oleh bagian
keuangan, tidak masuk dalam RAPBS. Dalam penyusunan RAPBS Tidak
semua pihak terlibat, hanya beberapa pihak yang ikut serta seperti kepala
57

sekolah, kepala tata usaha sekolah, bag kesiswaan, ketua jurusan, kepala
sekolah, dan direktur yayasan.49
Sumber pendapatan keuangan di SMK Nusantara diperoleh dari
orang tua siswa yang berupa (uang pangkal,SPP, uang PSB dn daftar
ulang, uang MBS, uang praktek, uang kesehatan dan kesiswaan, uang
ujian dan uang kegiatan akhir tahun), pemerintah yang berupa (beasiswa,
BBE, BOMM, perpustakaan, komputer dan yayasan pendidikan), saldo
awal tahun serta sumber lain. Dana pendapatan ini dikeluarkan untuk gaji
guru dan karyawan, beasiswa prestasi dan tidak mampu, untuk kecakapan
hidup (praktek), untuk KBM/KBK, untuk iuran sekolah, untuk komputer
pembelajaran, pemeliharaan dan pengadaan sarana prasarana, daya dan
jasa, kegiatan ekstrakrikuler, lainnya dan saldo akhir tahun. Dimana dana
tersebut digunakan untuk seluruh kegiatan yang ada disekolah seperti yang
telah direncanakan dalam RAPBS. .
Di SMK Nusantara, Untuk penggunaan keuangan cash max Rp
100.000 dapat menggunakan keuangan bersumber dari keuangan kas
harian sekolah dengan persetujuan Kepala Sekolah dan bagian keuangan
tentunya, namun jika penggunaan keuangan lebih dari Rp 100.000 maka
pihak sekolah wajib mangajukan proposal kepada bagian keuangan dan
kemudian bagian keuangan mngejukan ke pihak yayasan agar dana yang
dibutuhkan dalam kegiatan tersebut cair atau dapat digunakan setelah
adanya persetujuan dari pihak yayasan SMK nusantara.
Dalam mewujudkan pembiayaan pendidikan yang efektif dan
efesien. Bagian keuangan mengehemat dalam pengeluaran dana. Dana
yang dikeluarkan harus sesuai dengan kebutuhaan, apabila ada dana yang
dianggap oleh bagian keuangan tidak perlu, maka anggaran yang di ajukan
akan ditunda atau dibatalkan. Untuk pengeluaran dana setiap bagian harus
tertulis dalam RAPBS atau proposal yang diajukan, tidak semua anggaran
yang diajukan terlaksana, pihak yayasan terlebih dahulu mempelajari

49
Hasil wawancara dengan Bpk. Drs. H. Faisal Bakar, SE (kepala sekolah SMK
Nusantara)
58

setiap anggaran yang diajukan, mungkin terdapat anggaran yang terlalu


besar, atau mungkin ditunda karena berbagai alasan, hal tersebut
dilakukan supaya dapat menghemat dana sekolah.

Tabel 3.6
Rincian RAPBS SMK Nusantara
No Penerimaan Pengeluaran
1 Uang PSB dan daftar ulang Biaya PSB dan daftar ulang
Jumlah Rp. 191. 345. 000 Jumlah Rp. 189. 355. 150.
Uang MBS Biaya MBS
2
Jumlah Rp. 52. 650. 000 Jumlah Rp. 50. 729. 150
Uang pangkal dan seragam Biaya pangkal dan seragam
3
Jumlah Rp. 1.239.550. 000 Jumlah Rp. 1. 214. 506.000
Uang rutin SPP Biaya rutin SPP
4
Jumlah Rp. 3. 309. 960. 000 Jumlah Rp. 3.297. 820. 600.
Uang praktek Biaya praktek
5
Jumlah Rp. 925. 915. 000. Jumlah Rp. 924. 519.400.
Uang kesiswaan Uang kesiswaan
6
Jumlah Rp. 149. 400. 000. Jumlah Rp. 148. 073. 000.
Uang kesehatan Uang kesehatan
7
Jumlah Rp. 207. 500. 000. Jumlah Rp. 148. 073. 000.
Uang Ujian Mid Semester Ganjil Uang Ujian Mid Semester Ganjil
8
Jumlah Rp. 174. 300. 000. Jumlah Rp. 172. 706. 910.
Uang Ujian Semester Ganjil Uang Ujian Semester Ganjil
9
Jumlah Rp. 224. 100. 000 Jumlah Rp. 221. 671. 810.
Uang Ujian Mid Semester Ganjil Uang Ujian Mid Semester Ganjil
10
Jumlah Rp. 174. 300. 000. Jumlah Rp. 172. 706. 910.
Uang Ujian Mid Semester Genap Uang Ujian Mid Semester Genap
11
Jumlah Rp. 150. 795. 000. Jumlah Rp. 149. 939. 285.
59

Uang Ujian Kompetensi Nasional Uang Ujian Kompetensi Nasional


12
Jumlah Rp. 289. 750. 000 Jumlah Rp. 286. 602. 325.
Uang Pendalaman UN Uang Pendalaman UN
13
Jumlah Rp. 122. 175. 000 Jumlah Rp. 121. 537. 375
Uang kegiatanakhir tahun Uang kegiatanakhir tahun
14
Jumlah Rp. 534. 855. 000. Jumlah Rp. 531. 621. 450.
Jumlah Rp. 7. 746. 595. 000. Jumlah Rp. 7. 746. 595. 000.

Dan didalam RAPBS diatas terdapat dana yang tak tertagih,


maksudnya adalah dana yang dikeluarkan sekolah untuk para siswa yang
berprestasi dan siswa yang tidak mampu (daftar nama-nama siswa yang
berprestasi dan tidak mampu terlampir).
Pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara belum
menerapkan prinsip- prinsip pengelolaan pembiayaan yang baik.
1) Transparansi, sekolah yang baik adalah sekolah yang melakukan
prinsip transparansi,dimana transparansi adalah keterbukaan sekolah
untuk memberitahukan keuangan sekolah kepada wali murid/ wali
siswa. Dalam hal ini SMK nusantara belum sepenuhnya melakukan
prinsip transparansi, hal tersebut dapat dilihat bahwa pembiayaan
sekolah hanya bagian keuangan saja yang mengetahui, dan para orang
tua siswa tidak mengetahui pengelolaan pembiayaan pendidikan yang
ada di SMK Nusantara.
2) Akuntabilitas adalah pertanggungjawaban sekolah kepada masyarakat
terhadap tercapainya tujuan nasional, tujuan lembaga dan tujuan
kurikuler, tercapai dengan sebaik-baiknya. Bentuk akuntabilitas SMK
Nusantara kepada masyarakat adalah khususnya SMP dari kelas 1
sampe kelas 3 sudah diadakan bimbingan belajar (BIMBEL) dari awal
tahun ajaran sampai akhir pembelajaran. Dan untuk SMK BIMBEL
hanya diadakan pada bulan november sampai menjelang ujian
nasional, Dan hanya mata pelajaran yang di ujikan.
60

3) Efesiensi dan efektifitas telah dijalankan dalam pembiayaan di SMK


Nusantara, hal tersebut dapat dilihat dalam pemakaian dana setiap
bagian/ jurusan, dana yang dikeluarkan harus jelas tujuan dan
manfaatnya.
Pada dasarnya pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK
Nusantara sudah dapat dikategorikan memenuhi pengelolaan pembiayaan
yang baik, akan tetapi masih ada beberapa hal yang masih kurang dalam
pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara, salah satunya
yaitu masih terdapat pos anggaran pembiayaan pendidikan untuk
kelancaran KBM diluar RAPBS, seharusnya semua pembiayaan sudah
tertuang dalam RAPBS selama 1 tahun pembelajaran,akan tetapi masih
ada beberapa pengeluaran yang diluar RAPBS dan itu pengeluran yang
rutin dilakukan seperti: biaya photocopy, biaya rapat,dan lain-lain.
b. Penata usahaan
Dalam melaksanakan anggaran pendidikan, hal yang perlu
dilakukan adalah kegiatan membukukan atau penatausahaan. Pembukuan
mencakup dua hal yaitu : pengurusan yang menyangkut kewenangan
menentukan kebijakan menerima atau mengeluarkan uang, serta tindak
lanjutnya, yakni menerima, menyimpan dan mengeluarkan uang. Bagian
keuangan mempunyai hak untuk menyetujui atau tidaknya penggunaan
dana yang dikeluarkan oleh setiap bagian, tidak semua permintaan dana
selalu disetujui. Persetujuan pengeluaran dana sekolah meliputi
persetujuan Yayasan Aldiana Nusantara dan direktur keuangan sekolah.
Setelah itu, Bagian keuangan sekolah menindaklajuti penerimaan dana
dari siswa berupa modal awal tahun dari uang pendaftaran siswa baru,
uang daftar ulang, dan sebagainya. Menurut Bapak Jaelani penatausahaan
di SMK Nusantara yaitu semua pemasukan dan pengeluaran sekolah
dicatat dalam buku besar sekolah selama 1 tahun. Apabila catatan
keuangan sudah mencapai 1 tahun kemudian di pindahkan ke buku
61

keuangan yayasan yang akan disimpan untuk dijadikan arsip sekolah


sebagai bahan perbadingan pembiayaan pendidikan setiap tahunya.50
Untuk penatausahaan pengeluaran pembiayaan pendidikan dicatat
dalam buku pengeluaran kas sekolah yang dipegang oleh Bpk. Jaelani.
Dan Bukti- bukti pembelian atau kwitansi di rekap dalam file besar yang
berada di bagian pembukuan pembiayaan SMK Nusantara.
Dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara,
bagian keuangan menggunakan buku-buku yang biasa digunakan oleh
sekolah lain dalam pengelolaan pembiayaan sekolah, misalnya buku kas
keuangan sekolah yang memuat semua pengeluaran dan pendapatan
sekolah selama masa belajar mengajar, yang kedua buku yang dipakai
adalah buku besar sekolah yang dipakai untuk pencatatan penggunaan
dana sekolah selama 1 tahun, baik pengeluaran yang digunakan oleh tiap
bagian maupun pengeluaran yang dipakai oleh seluruh karyawan SMK
Nusantara dalam waktu yang lama yaitu 1 tahun. Yang ketiga adalah File
besar yang digunakan untuk merekap bukti- bukti pendanaan yang
dikeluarkan oleh sekolah, seperti kwitansi pembelian barang untuk
keperluan belajar mengajar, bon- bon bukti pembayaran, dan lain-lain.
Sekolah mewajibkan bagi setiap karyawan yang melakukan pembelian
atau menggunakan keuangan sekolah harus disertai dengan bukti seperti
nota atau bon, hal tersebut bertujuan untuk memudahkan bagian keuangan
memberikan laporan kepada pihak yayasan dan untuk mengurangi
kesalahpahaman antar bagian terhadap penggunaan dana yang
dikeluarkan.
Dalam penatausahaan pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara
masih terdapat beberapa kelemahan diantaranya adalah dalam pengerjaan
buku kas umum sekolah belum sempurna, hal tersebut dapat dilihat dalam
penutupan buku kas umum, seharusnya setiap satu bulan sekali buku kas
umum ditutup dan akan dibuka lagi bulan selanjutnya. Kelemahan yang
kedua yaitu tidak ada berita acara yang dibuat bagian keuangan mengenai

50
Hasil wawancara dengan Bapak Jaelani bagian pembukuan.
62

pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara, berita acara dalam


pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara. Kelemahan
selanjutnya adalah, belum ada pemerikasaan penatausahaan keuangan
sekolah oleh yayasan, seharusnya pihak yayasan memeriksa
penatausahaan setiap 1 kali dalam sebulan, hal tersebut untuk meliahat
apakah dana yang dikeluarkan digunakan sesuai kebutuhan atau
sebaliknya.
c. Pertanggungjawaban Pembiayaan
Merupakan proses yang dilakukan untuk mengetahui sejauhmana
pengelolaan pembiayaan yang dilakukan pihak sekolah sesuai dengan
Rencana Pendapatan dan Belanja Sekolah (RAPBS) yang dalam proses
perencanannya diterapkan sebagai Anggaran Pendapatan dan Belanja
Sekolah (APBS) sehingga tidak lepas dari tujuan yang ditetapkan
sebelumnya sehingga perlu dilakukan evaluasi melalui laporan
pertanggungjawaban pembiayaan pendidikan dengan cara mengoreksi dan
memeriksa ulang seluruh rencana pembiayaan dan penjabarannya guna
mengetahui posisi anggaran atau biaya yang sebenarnya.
Sebagai sekolah yang akuntabilitas, SMK Nusantara melakukan
beberapa hal dalam pertanggungjawaban pembiayaan pendidikan kepada
pihak yayasan yaitu antara lain adalah:
1) Pada setiap akhir tahun anggaran, bagian keuangan harus membuat
laporan keuangan sekolah kepada yayasan untuk dicocokkan dengan
RAPBS. Laporan keuangan yang dibuat bedsarakan anggaran
keuangan setiap bagian yang telah dipergunakan selama satu tahun.
2) Laporan pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara, meliputi
pembiayaan keluar dilampiri dengan bukti atau bon, jadi semua bentuk
pengeluaran yang dipergunakan oleh pihak-pihak tertentu harus
disertai dengan nota atau bon, hal tersebut bertujuan untuk
meminimalisir penyalahgunaan dana. Semua bukti pengeluaran
disimpan dalam box besar sekolah yang diletakan di kantor kepala
sekolah untuk di jadikan arsip sekolah
63

3) Semua pembiayaan pendidikan yang di SMK Nusantara dicatat dalam


buku besar keuangan termasuk pemsukan dan pengeluaran sekolah
untuk dijadikan dokumentasi sekolah dan sebagai acuan untuk
pembiayaan sekolah dimasa yang akan datang. Dokumentasi yang
telah ada digunakan sebagai alat evaluasi bagi pembiayaan pendidikan
di SMK Nusantara setiap tahunya, atau dijadikan perbandingan
pengelolaan pembiayaan pertahunnya.
4) Setiap pengeluaran untuk pembiayaan pendidikan harus
ditandatangani oleh kepala sekolah dan ketua yayasan SMK
Nusantara. Akan tetapi sebelum itu, setiap anggaran yang di ajukan
kepada pihak yayasan akan dipelajari terlebih dahulu oleh yayasan,
apakah anggaran yang di ajukan layak untuk disetujui atau tidak, tidak
semua anggaran disetujui oleh pihak yayasan, anggaran yang disetujui
adalah anggaran yang bermanfaat untuk kegiatan belajar mengajar
siswa, hal ini untuk mengantisipasi penggunaan dana yang seefektif dn
seefisien mungkin demi tercapainya tujuan pendidikan yang
diharapkan.
Setelah kegiatan yang berkenaan dengan proses pembelajaran usai
dilakukan yang menggunakan keuangan sekolah selanjutnya adalah
membuat laporan pertanggungjawaban [LPJ] dibuat oleh semua yang telah
ditunjuk sebagai penanggungjawab atas dana yang telah dikeluarkan. LPJ
tersebut kemudian akan diperiksa oleh direktur bagian keuangan,
hasilnya/temuan tersebut dijadikan sebagai bahan referensi terhadap
kegiatan yang akan dilakukan apakah sesuai dengan perencanaan atas
proposal yang telah diajukan. Laporan pertanggungjawaban menjadi
bahan referensi terhadap perencanaan keuangan serta pengelolaan
keuangan guna meningkatkan efesiensi serta efektifitas dari penggunaan
dana tersebut
Ada 3 bentuk laporan pembiayaan pendidikan yang berlaku di
SMK Nusantara. Pertama, laporan harian pembiayaan sekolah yang
dilakukan oleh bagian kasir kepada yayasan yang disebut LBKN (lembar
64

bukti kas masuk),laporan ini meliputi pengeluaran sekolah perhari


meliputi biaya perlengkapan KBM, biaya operasional sekolah, dan biaya
tak terduga lainya. Laporan pembiayaan tersebut rutin dilakukan oleh
bagian kasir keyayasan setiap hari. Yang kedua adalah laporan bulanan
pembiayaan sekolah, laporan ini mengenai keuangan masuk dan semua
biaya operasional sekolah yang terpakai selama satu bulan, pembayaran
gaji guru, biaya rapat, biata perlengkapan sekolah dan KBM, biaya
pemeliharaan sekolah dean biaya peningkatan mutu sekolah, yang
dilaporkan ke yayasan SMK Nusantara, laporan ini hanya dilakukan setiap
akhir bulan. Yang ketiga adalah laporan tahunan, bentuk laporan ini
adalah semua pemasukan dan pengeluaran sekolah yang terpakai selama
satu tahun. Laporan pembiayaan pendidikan dilakukan dalam 3 hal seperti
yang diatas adalah salah satu cara SMK Nusantara supaya keuangan
dapat berguna sesuai dengan fungsinya, dan dapat mengurangi
penggelapan uang yang terjadi di SMK Nusantara.51
Dalam pertanggungjawaban pembiayaan pendidikan masih
terdapat kelemahan yaitu belum terlaksananyya pemeriksaan kas secara
rutin. Pemeriksaan kas pihak yayasan ke direktur keuangan minimal 3
bulan sekali kemudian membuat berita acara pemeriksaan kas.

51
Hasil wawancara dengan Bapak Mad Nur bagian pelaporan keuangan.
BAB V
PENUTUP

Pada bab yang terakhir ini, akan diketengahkan tiga pokok bahasan, yaitu
mengenai kesimpulan yang diambil, saran-saran yang dapat dikemukakan dari
hasil penelitian, dan kata penutup untuk mengakhiri laporan penelitian ini.
A. Kesimpulan
Berdasarkan kesimpulan hasil penelitian dapat disimpulkan sebagai
berikut:
1. Pengelolaan Pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara belum efektif.
Hal tersebut dapat dilihat dalam perencanaan yaitu penyusunan RAPBS.
Dalam penyusunan RAPBS tidak semua pihak dilibatkan, guru dan komite
sekolah tidak dilibatkan. Hanya Direktur Yayasan, kepala sekolah, bagian
keuangan, dan ketua jurusan sebagai perwakilan dari guru-guru..
2. Dalam perencanaan pembiayaan pendidikan masih terdapat kelemahan
yaitu belum semua pos membuat perencaan anggaran secara matang,
masih banyak pengeluaran untuk proses kelancaran KBM diluar RAPBS.
3. Dalam Penatausahaan Pembiayaan Pendidikan adalah dalam Pengerjaan
Buku Kas Umum belum sempurna, hal tersebut dapat dilihat di SMK
Nusantara tidak ada penutupan kas, seharusnya penutupan kas harus
dilakukan secara rutin yaitu setiap satu bulan sekali kemudian membuat
berita acara penutupan kas.

65
66

4. Dalam pertanggungjawaban pembiayaan pendidikan masih terdapat


kelemahan yaitu belum terlaksananyya pemeriksaan kas secara rutin.
Pemeriksaan kas pihak yayasan ke direktur keuangan minimal 3 bulan
sekali dengan membuat berita acara pemeriksaan kas.
5. Pengelolaan pembiayaan sudah di administrasikan secara tertib dan sudah
menyusun laporan secara berkala yaitu laporan harian, laporan bulanan
dan laporan tahunan.

B. Saran
1. Untuk Yayasan Al-Diana Nusantara untuk lebih meningkatkan
pemerikasaan keuangan sekolah, pemeriksaan diadakan minimal setiap
bulan, hal tersebut untuk meminimalisir penyelewengan keuangan
sekolah.
2. Bagi Kepala sekolah Hendaknya peluang-peluang yang ada dapat
dipergunakan sebaik-baiknya dan semaksimal mungkin demi tercapainya
tujuan pendidikan yang diharapkan, dan lebih turut ikut campur dalam
masalah tunggakan SPP siswa yang ada di SMK Nusantara.
3. Bagi manajemen keuangan SMK Nusantara untuk lebih cermat lagi dan
lebih tegas lagi dalam mengeluarkan keuangan sekolah mulai dari
perencanaan, pelaksanaan/ pencatatan sampai kepada pengawasan/
pertanggungjawaban.
4. Manajemen keuangan sekolah untuk lebih melibatkan para guru dalam
penyusunan RAPBS sekolah, jangan hanya melibatkan ketua jurusan saja,
akan tetapi para guru- guru diikutsertakan supaya para guru mengetahui
pengelolaan pembiayaan pendidikan yang ada di SMK Nusantara
termasuk keuangan yang ada disekolah.
DAFTAR PUSTAKA

Arikunto Suharsimi. Pengelolaan Kelas dan Siswa.(Jakarta: Rajawali Pers, 1998).

Amirullah Haris. Pengantar Manajemen. (Graha Ilmu: 2003).

Amirudin Siahaan, Manajemen Pendidikan Berbasis Sekolah.. (Ciputat: Quantum


Teaching, 2006).

Atmodiwirio Soebagio. Manajemen Pendidikan Indonesia. ( Jakarta : PT.


Ardadizzya Jaya, 2000).

Bastian Indra, Akuntansi Pendidikan ( Jogjakarta: Erlangga). 2006. .

Baihaqi1 dkk. Jurnal Administrasi Pendidikan Pascasarjana Universitas Syiah


Kuala,http://prodipps.unsyiah.ac.id/Jurnalmap/images/Jurnal/2012/Agustu
s/baihaqi2.pdf.

Bumi Aksara, Undang- Undang Tentang Sistem Pendidikan Nasional, (Jakarta:


Sinar Grafika, 1992).

Cholid Narbuko, Metode Penelitian. (Jakarta: Bumi Aksara 2004. )

David Wijaya, Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah Terhadap Kualitas


Pendidikan,http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.%2080-
96%20Implikasi%20Manajemen%20Keuangan%20Sekolah.pdf

Fattah Nanang, Ekonomi Dan Pembiayaan Pendidikan (Bandung: PT. Remaja


Rosda Karya).

Gunawan Ari, Administrasi Sekolah (Administrasi Pendidikan Mikro ). (Jakarat:


PT. Rineka Cipta,1996).

Undang-undang Republik Indonesia No 20 Tahun 2003, Sistem Pendidikan


Nasional (Bandung: Citra Umbara, 2003) .

Margono, Metode penelitian Pendidikan. ( Jakarta: PT Rineka Cipta, 2005).

Moleong. Metode Penelitian Kualitatif. (Bandung: PT. Remaja Rosda Karya,


1993).

Muhaimin, “Manajemen Pendidikan” Aplikasinya dalam penyusunan Rencana


Pengembangan Sekolah (Jakarta: Prenada Media Group, 2009)

Mulyono, Konsep Pembiayaan Pendidikan. (Jogjakarta: Ar-Ruzz Media Group).


2010.

67
68

Mulyasa, Menjadi Kepala Sekolah Profesional (Bandung: PT. Remaja Rosda


Karya). 2006.

Mulyasa, Manajemen Berbasis Sekolah. (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya).

Piet Sahertian , Dimensi- Dimensi Administrasi Pendidikan Di Sekolah


(Surabaya: Usaha Nasional).

Puslitbang Pendidikan Agama Dan Keagamaan , Standarisasi Biaya Pendidikan


Di Sekolah/ Madrasah. Jakarta: Departemen Agama RI, 2003.

Rohiat, Manajemen Sekolah (Teori Dasar Dan Praktik). (Bandung: PT. Refika
Aditama, 2009) .

Singarimbun dkk, Metode Penelitian Survey ( Jakarta: LP3ES), 1989.

Suharsaputra Uhar, Administrasi Pendidikan ( Bandung: PT. Refika Aditama).

Supriadi Dedi, Satuan Biaya Pendidikan SD, SLTP, SMU (Jakarta: Depdiknas
2001 ).

Sutisna Oteng, Administrasi Pendidikan (Bandung: Angkasa)

Syaodih Nana, Metode Penelitian Pendidikan . ( Bandung: PT Remaja


Rosdakarya, 2010).

Tim Dosen Administrasi Pendidikan UPI, Manajemen Pendidikan. ( Bandung:


Alfabeta, 2010 ).

Wijaya David, Implikasi Manajemen Keuangan Sekolah Terhadap Kualitas


Pendidikan,http://www.bpkpenabur.or.id/files/Hal.%2080-
96%20Implikasi%20Manajemen%20Keuangan%20Sekolah.pdf
HASIL WAWANCARA

Identitas Responden
Nama Responden : Drs. H. Faisal Bakar, SE.
Pendidikan terakhir : S1
Jabatan : Kepala Sekolah

Pertanyaan dan Jawaban


1. Bagaimanakah Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di SMK
Nusantara?
Jawaban :
Pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara semuanya dikelola
oleh bagian keuangan, saya sebagai kepala sekolah tidak banyak terlibat dalam
pengelolaan pembiayaan pendidikan. Karena pembiayaan hanya diketahui oleh
bagian keuangan dan yayasan. Pihak lain tidak mengetahui tentang pembiayaan
yang ada di SMK Nusantara termasuk saya, hanya beberapa hal saja saya ikut
dilibatkan.
2. Apakah peran kepala sekolah dalam Pengelolaan Pembiayaan
Pendidikan?
Jawaban :
Peran saya dalam pengelolaan pembiayaan pendidikan hanya menandatangani
setiap pengeluaran pembiayaan pendidikan yang sebelumnnya sudah disetujui
oleh yayasan. Setiap pengeluaran pembiayaan pendidikan harus di sah kan oleh
Yayasan, kemudian saya sebagai kepala sekolah hanya menandatangani.
3. Siapa saja kah yang terlibat dalam penyusunan RAPBS?
Jawaban :
Dalam penyusunan RAPBS tidak semua pihak dilibatkan, hanya beberapa
orang yang ikut terlibat, diantaranya adalah Direktur perguruan YAN,ketua
yayasan, Kepala sekolah, Bag. kesiswaan, Ketua jurusan.
4. Apakah guru ikut terlibat dalam penyusunan RAPBS?
Jawaban :
Guru tidak ikut terlibat dalam penyusunan RAPBS. Para guru diwakilkan oleh
ketua jurusan masing-masing, karena ketua jurusan sudah cukup untuk
mewakilkan para guru-guru di SMK Nusantara. Ketua jurusan masing-masing
menyampaikan kepada guru-guru atas hasil dalam penyusunan RAPBS setiap
tahun.
5. Darimana sajakah pemasukan pembiayaan pendidikan di SMK
Nusantara?
Jawaban :
Pemasukan pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara berupa dari siswa dan
sumbangan dari pihak luar. Pemasukan yang rutin adalah dari siswa berupa
SPP. Hanya dengan SPP itulah SMK Nusantara bisa membiayai semua proses
belajar mengajar di SMK Nusantara.
6. Apakah bapak mengetahui bentuk pentausahaan yang dilakukan SMK
Nusantara?
Jawaban :
Bentuk pentausahaan yang dilakukan SMK Nusantara adalah dengan dengan
mencatat semua pemasukan dan pengeluaran pembiayaan pendidikan dalam
buku besar keuangan sekolah.
10 . Apakah bagian keuangan melaporkan keuangan kepada kepala sekolah?
Jawaban :
Tidak, karena bagian keuangan melaporkan keuangan langsung kepada
yayasan. Karena keuangan hanya diketahui oleh bagian keuangan dan Yayasan
saja.
11. Kepada siapa saja laporan pembiayaan pendidikan di sampaikan?
Jawaban :
Biasanya laporan pembiayaan pendidikan di sampaikan oleh bagian kasir
kepada Bagian keuangan kemudian dilaporkan kepada yayasan. Keuangan
semuanya dipegang oleh pihak yayasan.
12. Apakah bapak pernah memeriksa kas bagian keuangan? Dan berapa
kali dalam 1 tahun?
Jawaban :
Saya tidak pernah memeriksa kas bagian keuangan, karena yang biasanya
memeriksa kas bagian keuangan adalah pihak yayasan. Dan saya tidak ikut
dilabtkan dalam pemeriksaan kas sekolah yang ada dibagian keuangan.
HASIL WAWANCARA

Identitas Responden
Nama Responden : Muntohar, SE.
Pendidikan terakhir : S1
Jabatan : Direktur Keuangan

Pertanyaan dan Jawaban


1. Apakah kebijakan inti yang Bpk. Berlakukan dalam Pengelolaan
Pembiayaan Pendidikan di SMK Nusantara?
Jawaban :
Kebijakan inti yang saya berlakukan di SMK Nusantara adalah apabila butuh
biaya operasional untuk kelancaran proses belajar mengajar harus membuat
daftar anggaran atau RAPBS untuk pengajuan dana ke Yasayan, dimana nanti
anggaran tersebut itu disetujui oleh Direktur perguruan, Ketua yayasan,
kemudian kepala sekolah. Setiap pemakain dana harus sesuai dengan
kebutuhan. Sebelum yayasan mengetahui, dipelajari terlebih dahulu
anggaranya, mungkin terdapat anggaran yang teralalu besar, atau anggaran
yang bermasalah, tidak semua pengajuan anggaran pembiayaan pendidikan
disetujui, ada sebagain ditunda karena berbagai alasan, ditunda untuk satu
bulan atau dua bulan, hal tersebut dilakukan karena Yayasan memilah-milih
anggaran mana yang lebih penting akan didahulukan.
2. Bagaimana Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di SMK Nusantara?
Jawaban :
Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di SMK Nusantara adalah keuangan
sentral, maksudnya semua penerimaan dan pembayaran keuangan siswa
melalui kasir, kemudian masuk ke yayasan, jadi semua keuangan langsung
setor ke yayasan setiap hari,tidak ada keuangan dikelola disekolah.
3. Kapan penyusunan RAPBS dilakukan ?dan Siapa saja kah yang terlibat
dalam penyusunan RAPBS?
Jawaban :
RAPBS di susun setiap awal tahun ajaran dan untuk 1 tahun pembelajaran.
Anggaran dihitung pada saat kegiatan MBS ( Masa Belajar Siswa), MBS
dilakukan pada saat siswa masuk dan siswa diterima di sekolah . disana mulai
dihitung jumlah siswa, jumlah dana setiap siswa, dan semua yang berhubungan
dengan pengeluaran siswa selama satu tahun.
Dalam penyusunan RAPBS yang dilibatkan direktur perguruan, Ketua
Yayasan, Kepala sekolah, Bag kesiswaan, ketua jurusan, dan guru diwakilkan
oleh ketua jurusan.
4. Apakah penggunaan biaya disekolah sudah sesuai dengan RAPBS?
Jawaban :
Penggunaan biaya disekolah sudah sesuai dengan Anggaran yang di RAPBS,
semua berjalan sesuai yang dibuat di RAPBS. Kalaupun ada pengeluaran dana
secara mendadak sejumlah Rp. 15.000 (biaya untuk photocopy, pembelian alat-
alat untuk proses KBM, dan lain-lain), maka langsung ditangani oleh bagian
keuangan, tidak masuk dalam RAPBS. Dan kalau ada pengeluaran tidak sesuai
dengan anggaran yang telah dibuat, terkadang kurang, terkadang pas atau pun
terkadang lebih maka akan dibuat anggaran lagi, kalau lebih dikembalikan ke
yayasan digunakan untuk hal yang lain mengingat operasional sekolah lebih
banyak.
5. Darimana sajakah pemasukan pembiayaan pendidikan di SMK
Nusantara?
Jawaban :
pemasukan pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara adalah dari siswa
berupa: Uang Penerimaan Siswa Baru (PSB) dan Daftar Ulang (DU), Uang
pangkal, Uang Masa Bimbingan Siswa (MBS), SPP, uang kesiswaan dan
kesehatan, serta uang pembelian buku UN kelas 3.
6. Apakah banyak siswa yang terlambat membayar SPP?
Jawaban :
Sejauh ini tahun 2011-2012 masih banyak siswa terlambat membayar SPP,
jumlah keterlambatan siswa sampai Rp. 1. 373. 181. 550 dari semua jurusan
yang ada di smk Nusantara. Untuk jurusan Akomodasi Perhotelan (APH) itu
menunggak menbayar SPP sebesar Rp. 212.228. 700. Untuk jurusan Usaha
Jasa Perhotelan (UJP) sebesar Rp. 112. 106. 900. Jurusan Tata Boga sebesar
Rp. 178. 256. 400. Untuk jurusan Pemasaran sebesar Rp. 209. 117. 800.
Jurusan akuntansi Rp.236. 818. 200. Untuk jurusan Tekhnik Komputer dan
Jaringan (TKJ) sebesar Rp. 153. 212. 200. Untuk jurusan Rangkaian Perangjat
Lunak (RPL) sebesar Rp. 45. 833. 500. Dan jurusan Multimedia (MM) sebesar
Rp. 115. 605.500.
7. Apa usaha sekolah untuk mengatasi jumlah tunggakan SPP yang hampir
mencapai 2 Milyar?
Jawaban :
Untuk mengatasi jumlah tunggakan SPP siswa yang menumpuk, sekolah
memberlakukan peraturan sebagai berikut:
a. Bagi siswa yang mempunyai tunggakan tidak di izinkan untuk mengikuti
ujian sekolah seperti MID semester, ujian semester ganjil dan ujian
semester genap sebelum siswa yang bersangkutan membayar tunggakan
minimal 50% dari tunggakan yang ada.
b. Bagi siswa yang mempunyai tunggakan SPP diatas dua juta per orang,
bagian keuangan akan melakukan pemanggilan kepada wali murid yang
bersangkutan untuk melunasi tunggakan.
c. Dan bagi siswa yang kurang mampu, pihak sekolah memberikan
keringanan biaya yaitu dengan bantuan berupa beasiswa kepada setiap
siswa yang kurang mampu. Dan siswa yang mendapat beasiswa atau siswa
kurang mampu tahun 2011-2012 sejauh ini berjumlah 88 orang.
8. Apakah dana SPP sudah mencukupi untuk membiayai seluruh kegiatan
yang ada disekolah? Dan apa usaha sekolah dalam mengatasinya?
Jawaban :
Sejauh ini dana SPP cukup untuk membiayai semua kegiatan yang ada
disekolah ini. Selama saya menjabat sebagai bagian keuangan, belum pernah
ada guru berteriak karena kekurangan gaji. Walaupun banyak tunggakan akan
tetapi proses belajar mengajar disekolah ini tidak terhambat sama sekali, itu
dikarenakan bagian keuangan mengadakan subsidi silang antara dana satu
dengan dana yang lainya. Jadi semuanya bisa diatasi tampa ada masalah yang
ditimbulkan.
9. Apakah penggunaan dana sekolah sudah melakukan prinsif efektif dan
efeisen?
Jawaban :
Dalam mewujudkan pembiayaan pendidikan yang efektif dan efesien. Bagian
keuangan mengehemat dalam pengeluaran dana. Dana yang dikeluarkan
harus sesuai dengan kebutuhaan, apabila ada dana yang dianggap oleh bagian
keuangan tidak perlu, maka anggaran yang di ajukan akan ditunda atau
dibatalkan. Untuk pengeluaran dana setiap bagian harus tertulis dalam
RAPBS atau proposal yang diajukan, tidak semua anggaran yang diajukan
terlaksana, pihak yayasan terlebih dahulu mempelajari setiap anggaran yang
diajukan, mungkin terdapat anggaran yang terlalu besar, atau mungkin
ditunda karena berbagai alasan, hal tersebut dilakukan supaya dapat
menghemat dana sekolah.
10. Apakah pengelolaan pembiayaan pendidikan sudah melakukan prinsip
transparansi dan akuntabilitas?
Jawaban :
1) Dalam hal ini SMK nusantara belum sepenuhnya melakukan prinsip
transparansi, hal tersebut dapat dilihat bahwa pembiayaan sekolah hanya
bagian keuangan saja yang mengetahui, dan para orang tua siswa tidak
mengetahui pengelolaan pembiayaan pendidikan yang ada di SMK
Nusantara.
Dan Bentuk akuntabilitas SMK Nusantara kepada masyarakat adalah
khususnya SMK dari kelas 1 sampe kelas 2 sudah diadakan bimbingan
belajar (BIMBEL) dari awal tahun ajaran sampai akhir pembelajaran. Dan
untuk SMK BIMBEL hanya diadakan pada bulan november sampai
menjelang ujian nasional, Dan hanya mata pelajaran yang di ujikan.
11. Apakah setiap pengeluaran pembiayaan sekolah harus disertai
dengan bukti?
Jawaban :
Iya, tentu pengeluaran pembiayaan sekolah harus disertai dengan bukti, hal
tesebut untuk meminimalisir penyalahgunaan dana yang dikeluarkan oleh
sekolah.
12. Apakah setiap pengeluaran biaya pendidikan dicatat dalam buku
besar atau buku kas sekolah?
Jawaban :
Iya setiap pengeluaran biaya pendidikan dicatat dalam buku besar atau
buku kas sekolah, hal tersebut dilakukan untuk memudahkan bagian
keuangan untuk melaporkan pemasukan dan pengeluaran kepada yayasan.
13. Menurut Bapak, Apakah SMK Nusantara sudah melakukan
pentausahaan pembiayaan pendidikan yang baik?
Jawaban :
Menurut saya iya, SMK Nusantara sudah melakukan penatausahaan yang
baik, hal tersebut dapat dilihat dalam setiap penerimaan dan pengeluaran
pembiayaan dicatat dalam buku kas sekolah. Dan setiap pengeluaran
disertai dengan bukti sepeerti bon atau nota.
14. Bagaiamanakah bentuk laporan pertanggungjawaban pembiayaan
pendidikan di SMK Nusantara?
Jawaban :
laporan pertanggungjawaban pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara
dilakukan oleh Bagian keuangan langsung kepada yayasan. Laporan
pembiayaan melakukan 3 bentuk laporan yaitu laporan harian, laporan
bulanan dan laporan tahunan. Untuk lebih jelasanya yang mengetahui
adalag bagian pelaporan keuangan sekolah yaitu Bapak Mad Nur.
HASIL WAWANCARA

Identitas Responden
Nama Responden : Jaelani, SE.
Pendidikan terakhir : S1
Jabatan : Bagian. Pembukuan

Pertanyaan
1. Bagaimana Pengelolaan Pembiayaan Pendidikan di SMK Nusantara?
Jawaban :
Pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara semuanya dikelola
oleh yayasan. Dan bagian keuangan beserta jajaranya hanya menerima
pemasukan dan pengeluaran pembiayaan pendidikan dan langsung diserahkan
kepada yayasan. Jadi semua pembiayaan pendidikan dikelola oleh yayasan.
2. Apakah bapak mengetahui kapan penyusunan RAPBS dilakukan? Dan
siapa saja yang terlibat?
Jawaban :
Penyusunan RAPBS dilakukan setiap satu tahun sekali, setiap awal
pembelajaran. Pihak yang terlibat hanya Direktur Yayasan, Ketua Yayasan,
kepala sekolah, dan ketua jurusan disetiap masing-masing jurusan, guru tidak
ikut dilibatkan karena sudah diwakilkan oleh ketua jurusan.
3. Bagiamana tertib penatausahaan yang berlaku di SMK Nusantara?
Jawaban :
Semua pemasukan dan pengeluaran sekolah dicatat dalam buku besar sekolah
selama 1 tahun. Apabila catatan keuangan sudah mencapai 1 tahun kemudian
di pindahkan ke buku keuangan yayasan yang akan disimpan untuk dijadikan
arsip sekolah sebagai bahan perbadingan pembiayaan pendidikan setiap
tahunya. Dan Bukti- bukti pembelian atau kwitansi di rekap dalam file besar
yang berada di bagian pembukuan pembiayaan SMK Nusantara
4. Apakah setiap pengeluaran pembiayaan sekolah harus disertai dengan
bukti?
Jawaban :
Tentu, setiap pengeluaran pembiayaan harus disertai dengan bukti seperti bon
atau nota. Hal tersebut untuk pembuktian bahwa pengeluaran pembiayaan
sesuai dengan penggunaan yang dibutuhkan. Selain itu, untuk mengurangi
penyalahgunaan dana, dana yang seharusnya untuk dipakai untuk proses
kelancaran KBM akan tetapi dimasukan ke kantong pribadi atau
penyalahgunaan dana. Dan Bukti- bukti pembelian atau nota di rekap dalam
file besar yang berada di bagian pembukuan pembiayaan SMK Nusantara
5. Apakah setiap pengeluaran biaya pendidikan dicatat dalam buku besar
atau buku kas sekolah?
Iya. Setiap pengeluaran dan penerimaan dicatat dalam buku besar dan buku kas
milik bagian keuangan. Hal tersebut dilakukan untuk pelaporan keuangan
kepada yayasan. Hal tersebut juga bertujuan untuk bahan perbandingan antara
pemasukan dan pengeluaran, dan setiap tahunya catatan pengeluaran dan
pemasukan di arsipkan dalam file besar yang berada di bagian keuangan.
6. Apakah Direktur Yayasan pernah memeriksa kas bagian keuangan?
Jawaban :
Untuk pemeriksaan kas Direktur Yayasan tidak rutin dalam melakukan
pemeriksaan keuangan karena Bagian keuangan yang langsung melaporkan
pembiayaan pendidikan yang ada disekolah kepada Yayasan setiap hari.
7. Buku- buku apa sajakah yang digunakan dalam penatausahaan di SMK
Nusantara?
Jawaban :
Buku- buku yang biasa digunakan dalam penatausahaan di SMK Nusantara
tidak beda jauh dengan buku-buku bagian keuangan sekolah lainnya, misalnya
buku kas keuangan sekolah yang memuat semua data pemasukan dan
pengeluaran selama proses belajar mengajar, buku yang kedua adalah buku
besar yaitu buku yang digunakan hanya untuk mencatat penggunaan dana
setiap bagian selama satu tahun, dan yang ketiga adalah buku file besar yang
digunakan untuk merekap bukti- bukti pengeluaran pembiayaan yang
dikeluarkan oleh sekolah seperti bon atau nota untuk keperluan sekolah.
HASIL WAWANCARA

Identitas Responden
Nama Responden : Mad Nur, SE.
Pendidikan terakhir : S1
Jabatan : Bagian. Pelaporan Keuangan

Pertanyaan
1. Bagiamana pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK Nusantara?
Jawaban :
Saya kurang mengetahui tentang pengelolaan pembiayaan pendidikan di SMK
Nusantara karena saya hanya mengurusi laporan pembiayaan pendidikan.
Menurut saya, pengelolaan pembiayaan pendidikan semuanya dikelola oleh
yayasan.
2. Apakah bapak mengetahui kapan penyusunan RAPBS dilakukan? Dan
siapa saja yang terlibat?
Jawaban :
Penyusunan RAPBS biasanya dilakukan oleh sekolah setiap awal tahun atau
awal pembelajaran. Yang dilibatkan dalam penyusunan adalah Direktur
Yayasan, ketua yayasan, bagian keuangan, kepala sekolah, dan ketua jurusan.
3. Sejauh ini masih adakah siswa yang menunggak membayar SPP? Dan
berapa jumlahnya?
Jawaban :
Untuk tahun 2011-2012 masih banyak siswa yang menunggak, tidak pernah
tidak ada tunggakan, tunggakan selalu ada setiap tahunya. Walaupun setiap
tahun anggaran semakin berkurang.
Jumlah tunggakan saat ini sebesar Rp. 1. 373. 181. 550.
4. Apa usaha sekolah untuk mengatasi jumlah tunggakan SPP yang hampir
mencapai 2 milyar?
Jawaban :
Untuk mengatasi jumlah tunggakan yang banyak bagian keuangan melakukan
peraturan seperti tidak mengikutsertakan bagi siswa yang menunggak tidak
ukut dalam ujian atau ulangan yang diselenggarakan oleh sekolah.
5. Apakah bagian keuangan melaporkan keuangan kepada kepala sekolah?
Jawaban :
Tidak, bagian keuangan langsung melaporkan pembiayaan pendidikan
langsung kepada yayasan. Hal tersebut sesuai dengan sistem pengelolaan
pembiayaan pendidikan yang berlaku di SMK Nusantara yang mengharuskan
bagian keuangan melaporkan semua pendapatan dan pengeluaran langsung
kepada yayasan.
6. Kepada siapa saja laporan pembiayaan pendidikan di sampaikan?
Jawaban :
Pembiayaan pendidikan yang berlaku di SMK Nusantara adalah sentral,
maksudnya semua pengelolaan keuangan dilakukan diyayasan, jadi semua
pemasukan dan pengeluaran langsung dilaporkan keyayasan, tidak ada
pengelolaan disekolah. Laporan pembiayaan dimulai dari bagian kasir, kasir
melaporkan kebagian keuangan, dan kemudian bagian keuangan langsung
melaporkan ke Yayasan.
7. Bagaimana bentuk laporan pembiayaan pendidikan yang berlaku di SMK
Nusantara?
Jabawaban :
Ada 3 bentuk laporan pembiayaan pendidikan yang berlaku di SMK Nusantara.
a. Laporan harian, yaitu laporan pembiayaan pendidikan yang dilakukan oleh
bagian kasir kepada yayasan yang disebut LBKN (lembar bukti kas masuk)
laporan ini meliputi pengeluaran sekolah perhari.
b. Laporan bulanan pembiayaan sekolah, laporan ini mengenai keuangan
masuk dan keuangan keluar yang terpakai selama satu bulan, dan laporan
ini rutin dilakukan oleh bagian keuangan kepada yayasan setiap akhir
bulan.
c. Laporan tahunan yaitu bentuk laporan yang disampaikan oleh bagian
keuangan kepada yayasan mengenai pemasukan dan pengeluaran
pembiayaan pendidikan selama satu tahun. Tidak hanya pemasukan dan
pengeluaran saja, termasuk juga permasalahan yang dihadapi bagian
keuangan selama satu tahun, misalnya seperti jumlah tunggakan SPP setiap
tahunya apakah semakin meningkat dari tahun sebelumnya, atau semakin
berkurang jumlah tunggakan dari tahun lalu.
8. Apakah ada pemeriksaan kas secara rutin? Dan siapa yang saja yang iktu
terlibat dalam pemeriksaan kas?
Untuk pemeriksaan kas Direktur yayasan tidak melakukan pemeriksaan secara
rutin, kadangkala pemeriksaan kas 6 bulan sekali atau 1 tahun sekali. Dalam
pemeriksaan kas biasanya yang terlibat adalah hanya pihak didalam saja seperti
Direktur yayasan saja yang memeriksa. Karena biasanya bagian keuanganlah
yang rutin melaporkan tentang segala yang berkenaan dengan pembiayaan
pendidikan di SMK Nusantara.

Anda mungkin juga menyukai