Anda di halaman 1dari 71

SOAL-SOAL DASAR TENIK SIPIL UNTUK PENDADARAN

A. GEOTEKNIK DAN PONDASI


1. Berdasarkan ukuran butirannya, ada berapa macam jenis tanah, sebutkan.
Jawab :
Sistem klasifikasi AASHTO dibuat dengan mempertimbangkan kriteria sebagai berikut :
 Kerikil : fraksi melewati saringan 75-mm (3-inch ) dan tertahan pada saringan no 10
(2-mm)
 Pasir : fraksi melewati saringan no 10 (2 mm) dan tertahan pada saringan no 200
(0,075 mm)
 Lumpur dan lanau : fraksi melewati saringan no 200
Granular dan kohesif .

2. Dua jenis tanah tersebut masing-masing harus diberi dinding penahan tanah, jenis
tanah yang mana yang mempunyai dimensi dinding penahan yang lebih tebal,
jelaskan sebabnya.
Jawab :
Jenis tanah kerikil akan mempunyai dimensi dinding penahan yang lebih tebal
dikarenakan jenis tanah tersebut mempunyai sudut geser dalam yang kecil sehingga
tanah tersebut mempunyai daya longsor yang tinggi, oleh karena itu dinding penahan
tanah harus mempunyai dimensi yang lebih besar untuk menahan daya longsor tesebut.
Bener nggak ??? kalo salah trus yang bener gimana ??

3. Gambarkan diagram tekanan tanah pada dinding penahan tanah berikut:


Jawab :

4. Apakah syarat agar dinding penahan tanah tidak terguling dan tidak bergeser
Jawab :
Dinding penahan tanah harus mampu menahan beban yang menyebabkan dinding
tersebut terguling dan tergeser (tekanan tanah yang ditahan dinding tersebut), dinding
tersebut harus memilliki kemampuan minimal 1,5 kali lebih besar dari beban tanah yang
ditahan , dikenal sebagai SF (safety factor ).

Guling  titik berat berada didalam area


Geser  dasar dinding dibuat kasar dengan lebar yang cukup

5. Apa yang harus dilakukan apabila kita hendak membangun jalan yang terletak di
tanah yang berdaya dukung rendah.
Jawab :
Pertama, ya harus dinaikkan dulu daya dukung tanahnya dengan cara dilakukan teknik
perbaikan tanah (grouting, kimiawi, ion stabilizer, soil reinforcement,dll) sesuai jenis
tanahnya, karena berbeda jenis tanah yaa berbeda cara perbaikannya. Hendaknya dipilih
metode yang paling efektif.
Subgrade  5% - 10 %

6. Apa yang dimaksudkan dengan tekanan tanah aktif, berapa besar tekanan tanah
aktif.
Jawab :
Tekanan tanah yang menyebabkan suatu konstruksi terdeformasi (terguling, tergeser,
dll). Besarnya tekanan tanah aktif adalah .h.Ka

7. Dalam mengangkat tiang pancang, tujukan di mana letak tiang pancang dipegang.
(biasanya diajukan oelh Prof. Pratikso)
Jawab :
Dimanapun posisinya yang penting adalah nilai momen + dan momen – harus sama atau
mendekati sama.

8. Perbaikan tanah : gambar, macam-macam cara


Jawab :
9. Dewatering : maksud, tujuan, dan pelaksanaan
Jawab :
Dewatering (pekerjaan pengeringan) adalah pekerjaan sipil yang bertujuan untuk dapat
mengendalikan air (air tanah/permukaan) agar tidak mengganggu/menghambat proses
pelaksanaan suatu pekerjaan konstruksi, terutama untuk pelaksanaan bagian struktur yang
berada dalam tanah dan di bawah muka air tanah.

Pada dasarnya ada 2 hal yang perlu diketahui tentang air tanah, ditinjau dari pengaruhnya
terhadap proses pelaksanaan bangunan, yaitu:
1. Bagaimana air tersebut bergerak di dalam tanah sekitarnya.
2. Bagaimana pengaruh air tersebut terhadap tanah sekitarnya.
Dengan mempelajari kedua faktor pokok tersebut, kita dapat melakukan berbagai usaha untuk
mencegah hal-hal yang tidak kita inginkan.

Jadi maksud dan tujuan Dewatering /pekerjaan pengeringan adalah untuk dapat mengendalikan
air tanah, supaya tidak mengganggu /menghambat proses pelaksanaan suatu pekerjaan
konstruksi bangunan sipil.

Metode Dewatering OPEN PUMPING


Pada metode dewatering ini air tanah dibiarkan mengalir ke dalam lubang galian, kemudian
dipompa keluar melalui sumur/ selokan penampung di dasar galian.
Metode Open Pumping ini digunakan bila:
 Karakteristik tanah merupakan tanah padat, bergradasi baik dan berkohesi
 Jumlah air yang akan dipompa tidak besar (debitnya)
 Dapat dibuat sumur/ selokan penampung untuk pompa.
 Galian tidak dalam.

Pelaksanaan Metode Open Pumping:


 Siapkan saluran untuk mengalirkan air tanah yang dipompa, sejak sebelum penggalian
dimulai.
 Penggalian diakukan sampai kedalaman rencana, bila belum sampai pada kedalaman
rencana sudah tergenang air yang cukup mengganggu pekerjaan galian, maka
penggaliannya dilakukan secara bertahap.
 Pada setiap tahapan galian dibuat sumur kecil/ selokan tandon air untuk tempat pompa
isap.
 Pada sumur/ selokan tandon air tersebut, dipasang pompa untuk pengeringan (pompa
submersible lebih baik dibanding pompa biasa).
 Bila kedalaman galian melebihi kemampuan isap pompa (suction lift), maka pemompaan
dapat diturunkan
 Bila galian sangat luas, dapat dilakukan secara bertahap. Dan membuat sumur/ selokan di
beberapa tempat.

Galian dengan areal yang sangat luas, maka dilakukan penahapan sebagai berikut:
 Tanah digali sebatas muka air tanah pada seluruh luasan galian dengan Bulldozer/
Excavator.
 Disekeliling tepi galian dibuat galian selokan dengan kedalaman lebih dari  elevasi dasar
galian, dengan menggunakan excavator atau clampshell.
 Prosedur ini sekaligus dapat mengontrol lateral seepage (rembesan) ke dalam selokan
tandon di sekeliling tepi galian.

Metode Dewatering PREDRAINAGE


Pada Metode Dewatering ini muka air tanah (water table) diturunkan terlebih dulu
sebelum penggalian dimulai, dengan menggunakan wells, wellpoints.
Metode Predrainage digunakan bila :
 Karakteristik tanah merupakan tanah lepas, berbutir seragam, cadas lunak dengan
banyak celah.
 Jumlah air yang akan dipompa cukup besar (debitnya).
 Slope tanah sensitif terhadap erosi atau mudah terjadi rotary slide.
 Penurunan muka air tanah tidak mengganggu atau merugikan bangunan di
sekitarnya.
 Tersedia saluran pembuangan air dewatering.

Pelaksanaan Metode Predrainage :


Prinsip predrainage di sini adalah muka air tanah di daerah galian diturunkan sampai di
bawah elevasi rencana dasar galian, dengan menggunakan wellpoint system atau deep
well, sebelum pekerjaan galian dimulai. Dengan demikian selama proses penggalian
tidak akan tergganggu oleh air tanah.

Urutan pekerjaan dewatering metode predrainage adalah:


 Dibuat suatu perencanaan (design wellpoints) untuk memperoleh jumlah wellpoint
yang diperlukan (letak dan jaraknya) dan kapasitas pompa yang akan digunakan.
Jarak tiap-tiap wellpoint biasanya berkisar antara 1 sampai 4 meter, dengan
suction lift (penurunan muka air tanah) antara 5 sampai 7 meter.
 Dibuat sumur tes untuk mengetahui lapisan tanah dan tinggi muka air tanah, guna
meyakinkan perencanaan yang ada.
 Dipersiapkan saluran untuk mengalirkan air buangan dari pompa ke dalam saluran
drainase yang ada. Hal ini perlu menjadi perhatian karena debit air yang dibuang
kadang-kadang cukup besar.
 Dipasang wellpoint dengan kedalaman dan jarak tertentu dan bagian pengisapnya
(bagian atas) dihubungkan dengan header (pipa penghubung wellpoint). Kemudian
header pipe dihubungkan dengan pompa dengan pipa buangnya disambung dan
diarahkan ke saluran pembuang.

Metode Dewatering Cut Off


Pada metode dewatering cut off ini aliran air tanah dipotong dengan beberapa cara, yaitu
dengan menggunakan:
1. Steel Sheet Pile
2. Concrete diaphragm wall
3. Secant piles
4. Slurry Trenches (tidak dapat berfungsi sebagai penahan tanah)

Metode Cut Off, digunakan bila:


 Sama dengan persyaratan pada Metode dewatering predrainage, kecuali item terakhir
(karena pada metode dewatering Cut Off ini tidak ada penurunan muka air tanah di
sekitarnya).
 Dinding Cut Off diperlukan juga untuk struktur penahan tanah.
 Gedung sebelah yang ada, sensitif terhadap penurunan muka air tanah.
 Tidak tersedia saluran pembuang (saluran drain).
 Diperlukan untuk menunjang metode Top Down pada pekerjaan basement.

Pelaksanaan Metode Cut Off:


Prinsip metode dewatering Cut Off ini adalah memotong aliran air dengan suatu dinding
pembatas, sehingga daerah yang dikehendaki dapat terbebas dari air tanah. Ditinjau dari
pergerakan air tanah, Metode dewatering cut off ini paling baik, karena tidak terjadi aliran air
tanah, dan tidak terjadi penurunan muka air tanah di sekeliling luar daerah galian.

10. Lensa tanah : piezometrik


Jawab :
Piezometer merupakan sebuah alat yang berfungsi mengukur tekanan air pori dan
permukaan air tanah, selain itu Piezometer juga dapat digunakan sebagai berikut :
 Memprediksi stabilitas lereng
 Merancang untuk teganan laterall
 Mengevaluasi keefektifan drainase

Jika kita ingin mendirikan suatu bangunan di atas permukaan tanah, maka kita harus
mengetahui kandungan pori dan tekanan air di dalam tanah agar struktur tanah tidak
terlalu lunak dan bisa dijadikan landasan pondasi bangunan. Disinilah dibutuhkan alat
khusus untuk mendeteksi tekanan air tanah yang bernama Piezometer. Instrument ini
sering digunakan kontraktor untuk mengukur dan menganalisa air tanah pada titik
tertentu.

Prinsip Kerja Piezometer


Pertama kali yang harus dilakukan yaitu melakukan pengeboran tanah sampai kedalaman
yang sudah ditetapkan. Setelah itu, kedalaman lubang diverifikasi dan dibersihkan,
dilanjutkan dengan pemasangan pipa sampai kedalaman tertentu. Kemudian, masukan
pasir di sekitar sisi lubang bor yang sudah dimasukan pipa. Pada titik ini, bor casing atau
berongga bagian batang auger diangkat.
Lalu dilanjutkan dengan tahap pengisian lubang pipa memakai bahan pasir urug secara
perlahan. Pengisian harus stabil dan untuk mencegah migrasi yang tidak diinginkan
(intrusi) dari tanah ke zona instalasi zona piezometer. Bahan mengisi ini memiliki sekitar
1 meter dengan ketebalan (masing-masing tebal 50 cm untuk area di bawah dan di atas
piezometer). Di atas timbunan pasir, lubang diisi dengan bahan grouting (semen-
bentonit) hingga elevasi permukaan tanah.

Jenis Piezometer
Standpipe Piezometer
Piezometer jenis ini memiliki karakteristik tegak lurus, yang terdiri dari ujung filter
bergabung ke pipa riset yang meluas ke permukaan. Air akan mengalir melalui ujung
filter kedalam pipa riser dan dengan alat indicator akan mendapatkan nilai atau bacaan.

Vibrating Wire Piezometer


Piezometer ini cocok digunakan untuk dipasangkan kedalam tanah, bisa gunakan dalam
berbagai macam aplikasi. Dengan bantuan data logger nilai dari pengujan piezometer
akan muncul di layar laptop

Pneumatic Piezometer
Piezometer Pneumatic ini dapat dioperasikan dengan tekanan gas, bisa dipasangkan pada
pipa dan ditanam kedalam tanah. Pembacaan dapat dilakukan dengan menggunakan
Pneumatic Indicator

Titanium Piezometer
Piezometer ini mempunyai kekuatan 4-20 mA yang langsung dapat terhubung dengan
data logger industri, penggunaan piezometer ini umumnya digunakan dalam penarikan.

Apakah Piezometer itu Berbeda dengan Manometer?


Tidak sedikit orang yang menganggap bahwa piezometer itu berbeda dengan
manometer. Padahal, manometer merupakan pengembangan dari piezometer yang
memiliki fungsi yang sama yaitu sama-sama untuk mengukur cairan statis. Kelebihan
manometer diantaranya yaitu dapat mengukur tekanan fluida kompresibel dan juga bisa
mengukur tekanan yang negatif.

11. Bidang longsor : lereng


Jawab :
Savarenski  dari Soviet (1939) membagi kelongsoran kedalam 3 kelompok sebagai
berikut :
1. Longsor Aseqvent
Longsor Aseqvent terjadi pada tanah kohesif yang homogen dan bidang longsornya
hampir mendekati lingkaran.
2. Longsor Conseqvent
Longsor conseqvent terjadi bilamana bergerak diatas bidang-bidang lapis atau sesar
(joint).
3. Longsor Insiqvent
Pada longsor insiqvent tanah biasanya bergerak secara transversal terhadap lapisan dan
umumnya memiliki ukuran yang luas serta bidang runtuhnya panjang menembus
kedalam tanah.

Nemcok,  Pasek, dan Rybar dari Cekoslowakia (1972) telah mengusulkan untuk
memperbaiki klasifikasi dan terminologi longsor berdasarkan mekanisme dan kecepatan
pergerakan.  Pengelompokkannya berdasarkan empat katagori dasar yaitu:
1. Rangkak (Creep)
Rangkak (creep) meliputi berbagai macam pergerakan yang lambat dari rangkak talud
sampai pergerakan lereng gunung akibat gravitasi dalam jangka waktu yang panjang atau
lama.
2. Aliran (flowing)
Bila tanah yang terbawa longsor banyak mengandung air, maka perilaku longsor seperti
aliran.  Contoh aliran tanah (earthflow) atau aliran lumpur (mudflow).
3. Gelincir (Sliding)
Untuk pergerakan tanah yang relatif cepat sepanjang bidang longsor yang tertentu
dikelompokkan kedalam kategori ini.
4. Tanggal (Fall)
Pergerakan batuan padat / pejal (solid) yang cepat dengan sifat utamanya tanggal bebas
(free fall)

Tanah longsor bergerak pada suatu bidang tertentu.  Bidang ini disebut bidang gelincir
(Slip Surface) atau bidang geser (Shear Surface).  Berdasarkan sifat bergeraknya tanah
longsor dibagi menjadi :
1. Longsoran Rotasi (Rotational Slide)

2. Longsoran Rotasi (Rotational Slide)


Longsoran rotasi adalah longsoran dalam bentuk bidang gelincir mendekati busur
lingkaran yang bersifat berputar.
12. Macam-macam lapisan tanah : pasir, lanau, lempung, dll (c dan Ø)
Jawab :

Jenis-jenis Tanah Berdasarkan Genesis dan Sifat Lekatnya


Karena proses fisika (panas, dingin, membeku, dan mencair) batuan akan hancur menjadi
butiran-butiran tanah, sedangkan Oleh proses kimia (hidrasi, oksidasi) batuan akan
menjadi lapuk sehingga akan menghasilkan tanah yang sifatnya berbeda dari sifat batuan
asalnya. Berdasarkan genesa tersebut, jeni tanah dibedakan menjadi dua, yaitu tanah
residual (residual soil) dan tanah tertransportasi (transported soil).

Tanah Residual (Residual Soil)


Tanah Residual merupakan hasil pelapukan yang masih berada di tempat asalnya.
Biasanya residual soil terkena dekomposisi yang tanpa melalui transportasi atau
pengangkutan. Dekomposisi merupakan proses pelakukan secara fisika, kimia dan
biologi. Tanah residual ini sangat memberikan pengaruh pada infrastruktur bangunan
yang berada diatasnya, terutama pada daerah yang beriklim tropis. Pada daerah tropis
tingkat pelapukan sangat tinggi, itulah mengapa pada umumnya tanah di indonesia
merupakan tanah residu.

Tanah Tertransportasi (Transported Soil)


Tanah Tertransportasi merupakan tanah yang terbentuk dari hasil pelapukan batuan yang
telah mengalami transportasi (pengangkutan). Biasanya jenis tanah ini melalui tahapan
berupa desintegrasi, transportasi, dan proses redeposisi. Proses desintegrasi merupakan
proses yang terjadi secara fisik, contohnya perbedaan suhu, erosi oleh air, dan lain
sebagainya. Proses redeposisi merupakan proses pengendapan kembali. Jenis tanah ini
mempunyai sifat yang lunak dan lepas, biasanya terdapat pada lembah bukit ataupun
pegunungan.

Tanah terdiri atas kumpulan butiran mineral yang tidak melekat ataupun melekat tetapi
tidak erat, sehingga sangat mudah untuk dipisahkan. Berdasarkan sifat lekatnya tersebut,
tanah dibagi atas 3 jenis, yaitu :
1. Tanah Kohesif : merupakan tanah yang mempunyai sifat lekatan antar butiran-
butirannya (tanah lempungan). 
2. Tanah Non Kohesif : merupakan tanah yang tidak atau sedikit sekali mempunyai
lekatan antar butiran-butirannya (hampir tidak mengandung lempung). 
3. Tanah Organik : merupakan tanah yang sifatnya sangat dipengaruhi oleh bahan-bahan
organik (akar tanaman, guguran daun dan ranting, jasad organisme, dan sebagainya).

13. Penyelidikan tanah : macam-macam cara dan tujuan


Jawab :
Baca >>> Penyelidikan tanah.pdf
14. Cara pemadatan tanah
Jawab :
Pemadatan adalah suatu proses dimana udara pada pori-pori tanah dikeluarkan dengan
salah satu cara mekanis (menggilas / memukul / mengolah). Tanah yang dipakai untuk
pembuatan tanah dasar pada jalan, tanggul / bendungan , tanahnya harus dipadatkan, hal
ini dilakukan untuk :
 Menaikan kekuatannya.
 Memperkecil daya rembesan airnya.
 Memperkecil pengaruh air terhadap tanah tersebut

Faktor yang mempengaruhi :


 Tebal lapisan
 Kadar air tanah
 Alat pemadat :
 Peralatan mekanik

 Peralatan manual
15. Macam-macam alat berat : untuk tanah, beton, dll
Jawab :
Concerete Pump

16. Dinding penahan tanah : macam, prinsip, perhitungan sederhana


Jawab :
17. Penyebaran beban/momen dinding penahan tanah dan pondasi ke tanah
Jawab :

45

18. Rumus umum pondasi dangkal, telapak, tiang, dan sumuran


Jawab :
Pondasi dangkal  luas dasar pondasi
Pondasi dalam  end bearing + friction
19. Macam-macam pondasi dangkal, pengerjaan, dll
Jawab :
Pondasi jenis ini biasanya dilaksanakan pada tanah dengan kedalaman tanah tidak lebih
dari 3 meter atau sepertiga dari dari lebar alas  pondasi. Dengan  kata lain, pondasi ini
diterapkan pada tanah yang keras atau stabil yang mendukung struktur bangunan yang
tidak terlalu berat dan tinggi, dengan kedalaman tanah keras kurang dari 3 meter.
Pondasi dangkal tidak disarankan untuk dilaksanakan pada jenis tanah yang kurang stabil
atau memiliki kepadatan tanah yang buruk, seperti tanah bekas rawa/gambut. Bila
kondisi memaksa untuk dilaksanakan pada tanah yang kurang stabil, harus diadakan
perbaikan tanah terlebih dahulu, dengan sistem memakai cerucup/tiang pancang yang
ditanam dibawah pondasi.

- Pondasi menerus

Pondasi batu kali

Pondasi menerus biasanya digunakan untuk mendukung beban memanjang atau beban
garis, baik untuk mendukung beban  dinding atau  kolom  dengan jarak yang dekat dan
fungsional kolom  tidak terlalu mendukung beban berat. Pondasi menerus dibuat dalam
bentuk memanjang dengan potongan persegi ataupun trapesium. Penggunaan bahan
pondasi ini biasanya sesuai dengan kondisi lingkungan atau bahan yang tersedia di
daerah setempat. Bahan yang digunakan bisa dari batu kali, batubata atau beton
kosong/tanpa tulangan dengan adukan 1 pc : 3 Psr : 3 krl. Keuntungan memakai pondasi
ini adalah beban bangunan dapat disalurkan secara merata, dengan catatan seluruh
pondasi berdiri diatas tanah keras. Sementara kelemahan pondasi ini, biaya untuk
pondasi cukup besar, memakan waktu agak lama dan memerlukan tenaga kerja yang
banyak.
- Pondasi setempat

Pondasi ini dilaksanakan untuk mendukung beban titik seperti kolom praktis, tiang kayu pada
rumah sederhana atau pada titik kolom struktural. Contoh pondasi setempat:

 Pondasi ompak batu kali, dilaksanakan untuk rumah sederhana.


 Pondasi ompak beton, dilaksanakan untuk rumah sederhana, rumah kayu pada rumah
tradisional,   dan lain-lain.
 Pondasi plat setempat, jenis pondasi ini dapat juga dibuat dalam bentuk bertingkat
atau   haunched jika pondasi ini dibutuhkan untuk menyebarkan beban dari kolom
berat. Pondasi tapak   disamping diterapkan dalam pondasi dangkal dapat juga
digunakan untuk pondasi dalam. Dapat   dilaksanakan pada bangunan hingga dua
lantai, tentunya sesuai dengan perhitungan mekanika.

- Pondasi sarang lab-laba

Pondasi ini merupakan pondasi dangkal konvensional, kombinasi antara sistem pondasi plat
beton pipih menerus dengan sistem perbaikan tanah. Pondasi ini memamfaatkan tanah sebagai
bagian dari struktur pondasi itu sendiri. Pondasi  Sarang Laba-Laba dapat dilaksanakan pada
bangunan 2 hingga 8 lantai yang didirikan diatas tanah dengan daya dukung rendah. Sedangkan
pada tanah dengan daya dukung tinggi, bisa digunakan pada bangunan lebih dari 8 lantai.

Plat beton tipis menerus itu di bagian bawahnya dikakukan oleh rib-rib tegak tipis yang relatif
tinggi, sehingga secara menyeluruh berbentuk kotak terbalik. Rib-rib tegak dan kaku tersebut
diatur membentuk petak-petak segitiga dengan hubungan kaku (rigit). Rib-rib tersebut terbuat
dari beton bertulang. Sementara rongga yang ada dibawah plat diantara rib-rib diisi dengan
perbaikan tanah/pasir yang dipadatkan dengan baik, lapis demi lapis per 20 cm.
20. Macam-macam pondasi dalam : berdasarkan penyebaran
beban/pelaksanaan/bahan
Jawab :
Pondasi dalam adalah pondasi yang didirikan  permukaan tanah dengan kedalam tertentu
dimana  daya dukung dasar pondasi dipengaruhi oleh beban struktural dan  kondisi permukaan
tanah. Pondasi dalam biasanya dipasang  pada kedalaman lebih dari  3 m di bawah elevasi
permukaan tanah.  Pondasi dalam dapat dijumpai dalam bentuk pondasi tiang pancang, dinding
pancang  dan caissons atau pondasi kompensasi .   Pondasi dalam dapat digunakan untuk
mentransfer beban ke lapisan  yang lebih dalam untuk mencapai kedalam yang tertentu sampai
didapat jenis tanah yang mendukung daya beban strutur bangunan sehingga jenis tanah yang
tidak cocok di dekat permukaan tanah dapat dihindari.

Jenis pondasi dalam :


Pondasi sumuran adalah suatu bentuk peralihan antara pondasi dangkal dan
pondasi tiang. Pondasi sumuran sangat tepat digunakan pada tanah kurang baik dan
lapisan tanah kerasnya berada pada kedalaman lebih dari 3m. Diameter sumuran
biasanya antara 0.80 - 1.00 m dan ada kemungkinan dalam satu bangunan diameternya 
berbeda-beda, ini dikarenakan masing-masing kolom berbeda bebannya.
Disebut pondasi Sumuran, karena dalam pengerjaannya membuat lubang-lubang
berbentuk sumur.  Lobang ini digali hingga mencapai tanah keras atau stabil. Sumur-
sumur ini diberi buis beton dengan  ketebalan kurang lebih 10 cm  dengan pembesian.
Dasar dari sumur dicor dengan ketebalan 40 cm sampai 1,00 m, diatas coran tersebut
disusun batu kali sampai dibawah 1,00 m buis beton teratas. Ruang kosong paling atas
dicor kembali dan diberi angker besi, yang gunanya untuk mengikat plat beton diatasnya.
Plat beton ini mirip dengan pondasi plat setempat, yang fungsinya untuk mengikat  antar
kolom yang disatukan oleh sloof beton.

Pondasi Bored Pile adalah bentuk Pondasi Dalam yang dibangun di dalam
permukaan tanah dengan kedalaman tertentu. Pondasi di tempatkan sampai ke dalaman
yang dibutuhkan dengan cara membuat lobang yang dibor dengan alat khusus. Setelah
mencapai kedalaman yang disyaratkan, kemudian dilakukan pemasangan
kesing/begisting yang terbuat dari plat besi, kemudian dimasukkan rangka besi pondasi
yang telah dirakit sebelumnya, lalu dilakukan pengecoran terhadap lobang yang sudah di
bor tersebut. Pekerjaan pondasi ini tentunya dibantu dengan alat khusus, untuk
mengangkat kesing dan rangka besi. Setelah dilakukan pengecoran kesing tersebut
dikeluarkan kembali.
Sistem kerja pondasi ini hampir sama dengan Pondasi Pile (Tiang Pancang), yaitu
meneruskan beban stuktur bangunan diatas ke tanah dasar dibawahnya sampai
kedalaman tanah yang dianggap kuat (memiliki daya dukung yang cukup). Untuk itu
diperlukan kegiatan sondir sebelumnya, agar daya dukung tanah dibawah dapat diketahui
pada kedalaman berapa meter yang dianggap memadai untuk mendukung konstruksi
diatas yang akan dipikul nantinya.
Jenis pondasi ini cocok digunakan untuk lokasi pekerjaan yang disekitarnya rapat
dengan bangunan orang lain, karena proses pembuatan pondasi ini tidak menimbulkan
efek getar yang besar, seperti pembuatan Pondasi Pile (Tiang Pancang) yang
pemasangannya dilakukan dengan cara pukulan memakai beban/hammer

21. Pile group : kapasitas 1 tiang, efisiensi tiang


Jawab :
Pile group  beberapa pile yang digabungkan menggunakan pile cap yang berfungsi
meneruskan beban dari pile cap ke tanah.

22. Pile cap


Jawab :
Pile cap merupakan suatu cara untuk mengikat pondasi sebelum didirikan kolom di
bagian atasnya. Pile cap tersusun atas tulangan baja berdiameter 16mm, 19mm dan
25mm yang membentuk suatu bidang dengan ketebalan 50 mm dan lebar yang berbeda-
beda tergantung dari jumlah tiang yang tertanam.
Fungsi dari pile cap adalah untuk menerima beban dari kolom yang kemudian akan
terus disebarkan ke tiang pancang dimana masing-masing pile menerima 1/N dari beban
oleh kolom dan harus ≤ daya dukung yang diijinkan (Y ton) (N= jumlah kelompok pile).
Jadi beban maksimum yang bisa diterima oleh pile cap dari suatu kolom adalah sebesar
N x (Y ton).
Pile cap ini bertujuan agar lokasi kolom benar-benar berada dititik pusat pondasi
sehingga tidak menyebabkan eksentrisitas yang dapat menyebabkan beban tambahan
pada pondasi. Selain itu, seperti halnya kepala kolom, pile cap juga berfungsi untuk
menahan gaya geser dari pembebanan yang ada. Bentuk dari pile cap juga bervariasi
dengan bentuk segitiga dan persegi panjang. Jumlah kolom yang diikat pada tiap pile cap
pun berbeda tergantung kebutuhan atas beban yang akan diterimanya. Terdapat pile cap
dengan pondasi tunggal, ada yang mengikat 2 dan 4 buah pondasi yang diikat menjadi
satu.

23. Kelebihan dan kekurangan tiang pancang dan bored pile


Jawab :
Tiang Pancang :
24. Beton siklop
Jawab :

Beton siklop (cyclop) merupakan suatu bahan struktur bangunan yang tersusun dari
campuran beton yang ditambah batu mangga. Komposisi beton siklop terdiri dari beton
dengan mutu beton K-175 ditambah dengan volume batu mangga.
Kekuatan konstruksi beton siklop (cyclop) juga masih di bawah beton bertulang,
tetapi masih lebih baik daripada konstruksi pasangan batu, Penyebabnya karena, beton
siklop (cyclop) masih mampu menahan tegangan tarik dan tekan. Sedangkan, untuk
pasangan batu hanya mampu menahan gaya tekan. tetapi untuk menahan tegangan
tariknya sangat lemah. Beton siklop sering digunakan pada pembuatan bendungan,
pangkal jembatan, dan sebagainya.

Komposisi pemasangan 1 m3 beton siklop diperlukan antara lain:


- 60 % beton campuran 1 PC : 2 PB : 3 KR (PC= Portland Cement, PB = Pasir Batu, dan
KR = Kerikil)
- 40 % batu mangga ukuran 10-20 cm

25. Perbedaan pile dan minipile


Jawab :
26. Alat-alat berat untuk pengerjaan pondasi
Jawab :

mesin bore pile

mesin tiang pancang

27. Cara pengujian pondasi : PDA, kalendering, loading test (static & dynamic)
Jawab :

Uji PDA
Pile Driving Analyzer Test atau sering disingkat PDA Test adalah suatu sistem
pengujian dengan menggunakan data digital komputer yang diperoleh dari strain
transducer dan accelerometer untuk memperoleh kurva gaya dan kecepatan ketika tiang
dipukul menggunakan palu/hammer dengan berat tertentu. Metode pengujian PDA
menggunakan 'Case Methode". Untuk beban palu/hammer yang digunakan 1 % - 2 %
dari kapasitas desain load tiang yang direncanakan.

 Adapun hasil yang didapat dari PDA test adalah :


1. Kapasitas daya dukung tiang 
2. Nilai keutuhan tiang 
3. Penurunan /displacemen tiang 
4. Efisiensi dari transfer energy pukulan palu/hammer terhadap tiang
Pada umumnya, pengujian dengan metode PDA dilaksanakan setelah tiang mempunyai
kekuatan yang cukup untuk menahan tumbukan hammer/palu atau umur tiang telah
mencapai 28 hari.

II. PERLENGKAPAN PDA TEST 


Pada pengujian PDA Test peralatan yang digunakan adalah :
1. PDA-PAX  
2. Dua buah wireless strain transducer
3. Dua buah wireless accelerometer
4. Peralatan tambahan seperti gerinda, bor tangan dan Alat Pelindung Diri (APD)  
III. METODE KERJA PDA TEST 
Pengujian PDA pelaksanaannya mengacu pada ASTM D-4945-08 (Standard Test
Method for High-Strain Dynamic Testing of Deep Foundations). Prosedur pengujian 
PDA test :
1. Pekerjaan Persiapan, meliputi :
 Penggalian tanah sekeliling kepala tiang apabila kepala tiang rata dengan
permukaan tanah
 Perapian kepala tiang agar rata, simetris dan tegak lurus.
 Pemasangan instrumen strain transducer dan accelerometer dengan cara dibor
pada sisi tiang dan saling tegak lurus dengan jarak minimal 1,5 x diameter kepala
tiang. 
 Persiapkan palu dan cushion pada kepala tiang.
 Masukkan nilai kalibrasi strain transducer dan accelerometer kemudian periksa
koneksitas peralatan pengujian secara keseluruhan.
 Masukkan data tiang dan palu pada PDA-PAX. Data tiang seperti nomor
identifikasi tiang, tanggal pemancangan tiang, luas penampang tiang, panjang
tiang yang digunakan serta panjang tiang yang tertanam. Data palu adalah berat
palu yang digunakan.
 Lakukan pengecekan ulang untuk memastikan pengujian telah siap dilakukan.
 

 Penggalian tanah sekeliling tiang dan perataan kepala tiang


 
Proses pemasangan straind transducer dan accelerometer pada sisi tiang
 

 Input data-data tiang dan kalibrasi strain trasducer dan acceleromet ke PDA-PAX

    2. Pekerjaan Pengujian, meliputi :

 Palu diangkat setinggi 1,5 - 2 m dengan menggunakan alat crane lalu dijatuhkan ke
kepala tiang. Posisi palu saat dijatuhkan harus tegak lurus agar energy yang
ditransferkan oleh palu ke tiang bisa maksimum.
 Setelah palu dijatuhkan ke kepala tiang, didapat variable tiang yang diuji seperti
kapasitas daya dukung tiang (RMX), energy , dispacement / penurunan maksimum
tiang (DMX),dan nilai keutuhan tiang (BTA)
 Setelah pengujian dilaksanakan , dilakukan analisa lebih lanjut dengan Metode Case
Pile Wave Analysis Program (CAPWAP) untuk memperoleh load transfer tiang,
perilaku tanah di sekeliling tiang, kapasitas fraction (tahanan selimut), kapasitas end
bearing (tahanan ujung), tegangan tekan maksimum (CSX), tegangan tarik maksimum
(TSX) serta penurunan tiang.
 Hasil pengujian beban maksimum harus 200 % dari beban rencana/desain load.
Palu diangkat setinggi 2m dari kepala tiang dengan menggunakan alat crane  

Palu dijatuhkan tegak lurus ke kepala tiang


 
 

Bacaan hasil pengujian pada monitor PDA-PAX

Nilai tegangan tekan yang terjadi (CSX) merupakan suatu indikator besar tegangan tekan
yang terjadi di kepala tiang, dan nilai tegangan tarik yang terjadi (TSX) merupakan
indikator tegangan tarik yang terjadi saat pengujian dilakukan. Nilai keutuhan/integritas
tiang uji (BTA) dinyatakan dalam persen dan nilai 100 % memberikan indikator
keutuhan tiang uji yang bagus.Jika nilai keutuhan tiang tidak mencapai 100 % berarti
pada tiang tersebut terjadi retak/crack atau patah dalam.

Uji kalendering
Secara umum kalendering digunakan pada pekerjaan pemancangan tiang pancang
(beton maupun pipa baja) untuk mengetahui daya dukung tanah secara empiris melalui
perhitungan yang dihasilkan oleh proses pemukulan alat pancang. Alat pancang disini
bisa berupa diesel hammer maupun hydraulic hammer. Biasanya kalendering dalam
proses pemancangan tiang pancang merupakan item wajib yang harus dilaksanakan dan
menjadikan laporan untuk proyek. Sebagai tambahan selain kalendering dilakukan
pengecekan dengan PDA test. Perhitungan kalendering menghasilkan output yang berupa
daya dukung tanah dalam Ton. Untuk perhitungannya tidak saya cantumkan di sini
karena tulisan kali ini saya menitikberatkan pada metode pelaksanaan kalendering itu
sendiri.
Sebelum dilaksanakan kalendering basanya juga dilakukan monitoring pemukulan
saat pemancangan yaitu untuk mengetahui jumlah pukulan tiap meter dan total sebagai
salah satu benuk data yang dilampirkan beserta hitungan kalendering. Untuk itu
sebelumnya tiang pancang yang akan dipancang diberikan skala terlebih dahulu tiap
meternya menggunakan penanda misalnya cat semprot / philox. Untuk mengitungnya
disediakanterlebih dahulu counter agar mudah dalam menghitung jumlah pukulan tiap
meter dan totalnya.

Sebenarnya metode pelaksanaan kalendering hanyalah sederhana. Alat yang


disediakan cukup spidol, kertas milimeterblock, selotip, dan kayu pengarah spidol agar
selalu pada posisinya. Alat tersebut biasanya juga telah disediakan oleh subkon pancang.
Dan pelaksanannya pun merupakan bagian dari kontrak pemancangan. Pelaksanaanya
dilakukan pada saat 10 pukulan terakhir. Kapan saat dilaksanakan kalendering adalah
saat hampir mendekati top pile yang disyaratkan, Final Set 3 cm untuk 10 pukulan
terakhir, atau bisa dilihat dari data bore log. Sebenarnya ada beberapa faktor lain
tergantung kondisi dilapangan.

Tahapan pelaksanaanya yaitu:


1. Saat kalendering telah ditentukan dihentikan pemukulannya oleh hammer
2. Memasang kertas millimeter block pada tiang pancang menggunakan selotip
3. Menyiapkan spidol yang ditumpu pada kayu, kemudian menempelkan ujung spidol
pada kertas millimeter
4. Menjalankan pemukulan
5. Satu orang melakukan kalendering dan satu orang mengawasi serta menghitung
jumlah pukulan
6. Setelah 10 pukulan kertas millimeter diambil
7. Tahap ini bisa dilakukan 2-3kali agar memperoleh grafik yang bagus
8. Usahakan kertas bersih, karena kalau menggunakan diesel hammer biasanya kena oli
dan grafiknya jadi kurang valid karena tertutup oli.
9. Setelah tahapan selesai hasil kalendering ditanda tangani kontraktor, pengawas, dan
direksi lapangan untuk selanjutnya dihitung daya dukungnya.

Hasilnya sebagai berikut:


UJI LOADING
Uji pembebanan tiang (pile loading test) adalah suatu metode yang digunakan dalam
Pemeriksaan terhadap sejumlah beban yang dapat didukung oleh suatu struktur dalam hal
ini adalah pondasi. Pile loading test diperlukan untuk membuktikan akurasi perhitungan
desain kapasitas daya dukung tiang di lapangan

Ada 2 jenis pile load test :


- Static load test : compression, tension dan lateral
- Dynamic load test : Pile Driving Analysis

Pile load test biasanya dilakukan dgn 2 alternatif :


- Test/unused Pile, failure test (dilakukan hingga tiang mengalami keruntuhan)
- Test on a working pile (used pile), 200% design capacity

Tiang yang diuji dipilih dilokasi yang terdekat dengan penyelidikan tanah
Hasil dari pengujian beban ini berupa:
- Indikasi dari daya dukung batas yang terjadi
- Indikasi dari penurunan yang terjadi.

EQUIPMENTS
 Hydraulic jack, diletakkan tepat ditengah permukaan dari tiang uji
 Dial gauges, terdiri dari minimal 2 unit dengan ketelitian pembacaan paling sedikit
sampai dengan 0.01 in (0.25 mm), untuk mengukur besarnya pergerakan yang terjadi
 Reference beam, sebagai datum pembacaan dial gage dan diletakkan pada posisi
melintang dengan jarak minimal 2.5 m ke kiri dan 2.5 m ke kanan dari tiang uji dan
berada diatas pendukung yang kaku. Reference beam ini tidak boleh mengalami
perubahan selama pengukuran berlangsung.
 Pressure gage, untuk mengukur besarnya beban yang diberikan pada tiang uji.
 Beban yang akan digunakan
         - Kentledge (kubus beton)
         - Reaction pile
 Crosshead/load test beam

PROSEDUR PENGUKURAN
 Pembacaan dilakukan terhadap waktu, beban dan pergerakan tiang pada saat sebelum
dan sesudah tahapan pembebanan diberikan atau dikurangi.
 Pada saat proses pemberian beban harus dipastikan bahwa tiang uji tidak mengalami
keruntuhan. Untuk itu dilakukan pembacaan tambahan untuk selang waktu maksimal
10 menit selama 30 menit pertama dan selang waktu tidak lebih dari 20 menit untuk
setelah 30 menit pertama tersebut.
 Setelah beban total diberikan harus dipastikan pula bahwa tiang uji tidak mengalami
keruntuhan. Untuk itu dilakukan pembacaan tambahan untuk selang waktu maksimal
20 menit selama 2 jam pertama, selang waktu maksimal 1 jam untuk 10 jam
berikutnya, serta tidak melewati selang waktu 2 jam untuk 12 jam berikutnya.
 Jika keruntuhan terjadi, lakukan pembacaan sesegera mungkin sebelum dilakukan
pengurangan beban pertama.
 Selama proses pengurangan beban (unloading) lakukan pembacaan untuk selang
waktu tidak melewati 20 menit.
 Lakukan pembacaan terakhir pada saat 12 jam setelah seluruh beban diangkat.

Standard Loading Test


 Beban yang diujikan adalah sebesar 200% dari beban perencanaan dan dilaksanakan
dengan pertambahan 25% dari beban perencanaan, kecuali jika terjadi keruntuhan
sebelum beban tersebut dicapai.
 Pertambahan beban dilakukan jika kecepatan penurunan yang terjadi tidak lebih besar
dari 0.01 in/hour atau 0.25 mm/jam tetapi tidak lebih lama dari 2 jam.
 Jika tidak terjadi keruntuhan maka total beban yang telah diberikan dapat diangkat
kembali (unloading) setelah 12 jam didiamkan jika penurunan yang terjadi pada 1 jam
terakhir tidak lebih besar daripada 0.01 in (0.25 mm). Jika penurunan yang terjadi
masih lebih besar daripada 0.01 in (0.25 mm) maka biarkan beban selama 24 jam.
 Jika waktu yang dimaksudkan pada item 3 diatas telah tercapai, maka kurangi beban
dengan tahap pengurangan sebesar 50 % dari beban perencanaan atau 25 % dari beban
total pengujian untuk setiap 1 jam.
 Jika tiang mengalami keruntuhan maka pemompaan hydraulic jack dilanjutkan hingga
penurunan yang terjadi adalah sama dengan 15% dari diameter tiang.
28. Cara penyambungan tiang : antar tiang atau tambahan cor menggunakan dolly
Jawab :

sambungan pada tiang pancang


Pada bore pile penyambungan menggunakan teknik las, yang disambung adalah tulangan
bore pile nya saat proses pemasukan ke dalam lubang bore pile.
29. Tulangan sambungan pile ke pile cap ke sloof dan ke kolom (gambarkan)
Jawab :

30. Pondasi kaison


Jawab :

Pondasi tiang bor atau kaison adalah pondasi yang berbentuk kotak, bulat atau
konbinasi bentuk-bentuk tersebut dengan tampang melintang melintang yang relatif
besar. Karena tampangnya yang besar ini, bagian dalam fondasi sering terbagi-bagi
dalam ruangan-ruangan. Pondasi kaison yang berbentuk silinder atau kotak beton dibuat
dengan membenamkan silinder beton ditempatnya, bersamaan dengan penggalian tanah.
Pondasi ini dimaksudkan untuk mengirimkan beban besar yang harus melaalui air atau
material jelek sebelum mencapai tanah pendukung yang kuat. Pekerjaan pembuatan
kaison memerlukan banyak alat-alat berat. Dalam tiap-tiap pelaksanaan sering ditemui
masalah-masalah umum dan yang tidak bias dilakukan. Berikut ini akan dipelajari cara
pelaksanaan pekerjaan pembuatan.

Tipe-tipe kaison dibagi menurut cara pembuatannya, yaitu :


1. Kaison terbuka
Kaison terbuka merupakan kaison yang pada bagian atas dan bawahnya terbuka
terbuka selama pelaksanaan. Kaison ini, bila digunakan pada area yang tergenang air,
pelaksanaannya adalah dengan membenamkan dan menggali tanah di bagian dasarnya.
Kaison dimanfaatkan dengan memanfaatkan beratnya sendiri, bersama sama dengan
penggalian tanah. Ketika pembenaman kaisonmencapai tanah keras yang diinginkan,
dasar kaison ditutup dengan beton dengan tebal antara 1,5 sampai 5 m. Pada kaison
terbuka, penutupan dilakukan di bawah muka air. Jika tanah dasar sangat keras maka
penggalian dilakukan dengan cara peledakan (blasting).
Pada penggalian tanah untuk kaison terbuka yang umunya dilakukan dengan cara
pengukuran, volume tanah yang tergali selalu lebih besar diri volume kaison yang
terpasang. Hal ini, disebabkan dinding lubang galian tanah yang cendrung bergerak ke
dalam galian.

Keuntungan kaison terbuka :


1. Dapat mencapai kedalaman yang besar.
2. Biaya pembuatan relatif rendah.
Kerugian kaison terbuka :
1. Dasar kaison tidak dapat diperiksa dan di bersihkan.
2. Kualitas beton penutup dasar yang dicor dalam air tidak bagus.
3. Penggalian pada tanah yang berbatu sangat sulit.

2. Kaison pneumatik
Kaison pneumatic (pneumatic caisson), merupakan kaison yang tertutup. Penggalian
tanah dilakukan dengan mengalirkan udara bertekanan kedalan ruang kerjauntuk
penggalian. Dengan cara ini penggalian dan pengecoran beton ke dalam sumuran
dilakukan dalam kondisi kering. Bentuk tubuh kaison pneumatic hampir sama seperti
kaison terbuka, bedanya hanya pada bagian ruangkerja di bawah. Penggalian dilakukan
pada ruang kerja yang diberi tekanan udara yang sama dengan tekanan air tanah untuk
mencegah aliran air masuk ke ruang kerja. Pintu udara, kecuali dipakai untuk jalan
keluar – masuk pekerja juga untuk mengeluarkan tanah galian. Unutk kaison yang besar
dapat dipakai 2 pintu udara, yang pertama unutk galian sedang yang kedua untuk keluar
– masuk pekrja. Ruang kerja diisi dengan beton pada waktu dasar kaison telah mencapai
kedalaman yang dikehendaki
Keuntungan :
1. Pelaksanaan dalam kodisi kering.
2. Kerena pengecoran beton dalam kondisi kering, kualitas beton dapat seperti yang
diharapkan.
3. Batu-batuan besar dapat dibongkar pada waktu penggalian untuk membenamkan
kaison.
Kerugian :
1. Penggalian dengan tekanan udara membuat biaya pelaksanaan tinggi.
2. Kedalaman penetrasi di bawah air terbatas sampai kedalaman sekitar 40 m atau 400
kPa. Hal ini karena tenaga manusia mempunyai ketahanan terhadap tekanan udara
yang terbatas

3. Kasion Apung
Kaison apung atau kaison box merupakan kaison yang tertutup pada dasarnya.
Kaison tipe inin terbuat dari tipe beton bertulang yang dicetak di daratan dan
peletakkannya dilakukan dengan mengapungkan  kaison tersebut setelah beton mengeras.
Pembenaman kaison ke dalam air atau tanah yang berair, dilakukan dengan dengan cara
mengisikan, pasir, kerikil, beton atau air ke dalamnya. Permukaan air harus
diperhitungkan selalu berada pada beberapa meter di bawah puncak kaison untuk
mencegah air masuk ke dalamnya. Stabilitas pengapungan dirancang menurut prinsip-
prinsip hidrolika.

Keuntungan :
1. Biaya pelaksanaan rendah.
2. Dapat digunakan bila pembuatan tipe kaison yang lain tidak memungkinkan
Kerugian :
1. Tanah dasar halus digali atau ditimbun sampai elevasi yang diinginkan.
2. Tipe ini hanya cocok bila tanah fondasi berada di dekat permukaan tanah. Penggalian
tanahyang terlalu dalam mahal, karena tanah jenuh cenderung longsor ke dalam
lubang galian.
3. Tanah pendukung sering tidak padat, karena pemadatanndi dalam air sangat sulit.

31. Batasan pondasi dangkal (shallow), dalam (deep), dan khusus (special)
Jawab :
a) Pondasi Dangkal
Pondasi apabila kedalamannya lebih kecil atau sama dengan lebar pondasi,
maka pondasi tersebut bisa dikatakan sebagai pondasi dangkal dan penyebaran
tegangan pada struktur pondasi ke tanah dibawahnya yang berupa lapisan
penyangga lebih kecil atau sama dengan lebar pondasi (Terzaghi).
Pondasi dangkal berupa pondasi telapak atau pondasi rakit. Kedalaman
pondasi ini umumnya adalah D ≤ B.
b) Pondasi Dalam
Pondasi dalam seringkali identik sebagai pondasi tiang yaitu suatu struktur
pondasi yang mampu menahan gaya orthogonal ke sumbu tiang dengan menyerap
lenturan. Dalam penggunaannya pondasi tiang bisa dipakai sebagai pendukung
struktur yang didirikan di darat maupun di air tetapi mungkin bentuk tiangnya
yang berbeda.
Sering dibuat dalam bentuk tiang pancang maupun kaison dengan D > 4
sampai 5B.

32. Angka keamanan pondasi : untuk end bearing & friction


Jawab :
Biasane yo 1,5 kok , soko ndi yaa…
33. Menurut kedalaman ada berapa jenis pondasi ? jelaskan tergantung darimana
daya dukungnya?
Jawab :
Pondasi dangkal  luas dasar
Pondasi dalam  end bearing + friction
B. MEKANIKA BAHAN
1. Dua balok sperti pada gambar, balok 1 mempunyai tinggi h 1cm’ dan lebar b2cm’
balok 2 mempunyai tinggi h2cm’ dan lebar b2cm’. Ukuran h1 = b2, dan b1 = h2.
Kedua balok mempunyai bentang yang sama yaitu L meter dan diberi beban yang
sama ditengah P ton. Jelaskan balok manakah yang lebih kuat menahan beban P
ton tersebur.

h1 1

2 h2

b1 b2
Jawab :

Yang lebih kuat menahan beban P adalah balok 1 dikarenakan memiliki nilai tahanan
penampang yang lebih besar daripada balok 2. Gak percaya ? nih lihat :

Momen tahanan penampang  1/6.b.h2  dengan alas an yang sama, balok 1 memiliki h
yang lbih besar daripada balok 2.

2. Apabila rel kereta api diletakkan pada bantalan dengan menggunakan plat andas,
maka bantalan akan lebih awet dibandingkan apabila rel diletakkan langsung pada
bantalan. Apa sebabnya dan Jelaskan.
Jawab :
Konsep penyebaran beban :
Ketika menggunakan plat landas beban yang diterima oleh rel diteruskan ke plat landas,
dikarenakan luasan plat landas yang berhubungan langsung dengan bantalan lebih besar
dibandingkan luasan rel yang kontak langsung dengan bantalan jika tanpa plat landas,
maka gaya yang diterima rel akan disebarkan ke seluruh luasan plat landas kemudian
diteruskan ke bantalan, besaran beban yang diterima bantalan akan lebih kecil
dibandingkan jika tanpa plat landas. Masuk akal ? apa bingung ?

C. STRUKTUR
1. Apa sebab beton harus diberi tulangan besi? dan di mana meletakkan besi
tulangan?
Jawab :
Alasan yang jelas bahwa beton kemampuan menahan gaya tekan nya tinggi tetapi
kemampuan menahan gaya tarik nya lemah. tetapi bahan besi sama-sama memiliki
kemampuan menahan gaya tekan dan tekan tarik yang tinggi. Dan pada suatu konstruksi
yang berbahan beton ketika diberi beban akan menderita tarik dan tekan tergantung
letaknya. Nah besi tulangan pada struktur beton diletakkan pada daerah yang mengalami
gaya tarik agar membantu beton dalam menahan beban tarik tersebut.

2. Apa yang dimaksud dengan “Kekuatan batas atau Ultimate strength pada beton?
Jawab :
Batas kemampuan bahan beton dalam menahan beban yang diterimanya, setiap beton
memiliki nominal kekuatan dalam menahan beban (kekuatan karakteristik), jika beban
yang diterima lebih besar dari kemampuan beton maka beton akan mengalami runtuh.
Ada tambahan ???

3. Apakah beton pratekan atau prategang itu? Ada berapa macam beton pratekan,
jelaskan dengan gambar.
Jawab :
Beton prategang atau pracetak  beton yang dalam proses pembuatannya dilakukan di
pabrik. Serta diberikan gaya tekan menggunakan bantuan tendon (kabel) pada bagian
beton yang mengalami Tarik untuk menambah kemampuan beton tersebut
Betonyang diberi beban tekan sebelum menahan beban sesungguhnya.

Jenis beton pracetak menurut pelaksanaan :


o Pre tension  tendon ditegangkan terlebih dahulu, kemudian beton dicor

o Post tension  tendon ditegangkan (ditarik) setelah beton dicor


4. Di manakah letak gaya lintang = 0 pada balok yang di tumpu di atas sendi dan rol.
Jawab :
Balok gelagar  beban merata penuh  gaya lintang = 0 terletak pada posisi momen
maksimal  karena syarat Mmax adalah jika D = 0. Bener gak ?

5. Berapa besar momen maksimum pada balok yang ditumpu di atas sendi dan rol
dan dibebani dengan beban terbagi rata q ton/m’
Jawab :
Berapa yaa ?? emm … 1/8 . q . L2

6. Di manakah letak momen maksimum pada balok cantilever dengan beban P di


ujung balok.
Jawab :
yaa letak momen maksimum terletak pada tumpuan, karena cantilever kan ujung satunya
bebas gak mungkin ada momen. Yaa kan ?

7. Gambarkan diagram momen dan gaya lintang pada portal sebagai berikut;

q t/m’

Jawab :
Bener raa sih ??

8. Gambarkan balok sederhana tumpuan sendi-rol dengan beban terpusat : reaksi Ra


& Rb, bidang M, D, dan N (secara prinsip / tanpa hitungan)

9. Gambarkan balok sederhana tumpuan sendi-rol dengan beban merata : reaksi Ra


& Rb, bidang M, D, dan N (secara prinsip / tanpa hitungan)
10. Gambarkan balok sederhana tumpuan jepit-jepit dengan beban merata : reaksi Ra
& Rb, bidang M, D, dan N (secara prinsip / tanpa hitungan)

11. Gambarkan balok sederhana dengan konsol/cantilever tumpuan jepit-jepit dengan


beban merata : reaksi Ra & Rb, bidang M, D, dan N (secara prinsip / tanpa
hitungan)
12. Gambarkan portal 3 sendi dengan beban merata : reaksi Ra & Rb, bidang M, D,
dan N (secara prinsip / tanpa hitungan)

13. Jelaskan perhitungan truss dengan metode titik buhul (secara singkat)
Jawab :
Metode titik buhul merupakan cara sederhana yang digunakan untuk menghitung rangka
batang secara analitis. Suatu rangka batang dikatakan seimbang apabila memenuhi syarat
keseimbangan H=0 dan v=0. Jika terdapat gaya dengan sudut tertentu maka harus
diuraikan menjadi arah horizontal dan arah vertical. Urutan perhitungan harus berurutan
dari titik paling kiri ke kanan atau sebaliknya. Suatu titik dapat dihitung dengan syarat
gaya yang belum diketahui maksimal 2 buah.
14. Jelaskan perhitungan truss dengan metode memotong salah satu as-nya (ritter /
garis pengaruh) (secara singkat)
Jawab :
15. Analisa struktur dengan metode matrik

Dalam analisa struktur truss atau rangka batang terdapat beberapa metode untuk
menganalisa struktur statis tak tentu di antaranya metode matriks.
Sebagaimana seperti metode lainya dalam analisa struktur namun metode matriks
merupakan metode yang paling unggul di banding dengan metode lain di karenakan
metode perhitungan nya yang terintegrasi sehinga kita langsung dapat mengetahui berapa
besar gaya geser,reaksi perletakan dan defleksi dari struktur yang belum di ketahui
secara bersamaan tampa harus kita mencari nilai nilai tersebut secara satu satu
sebagaimana metode lain.

16. Prinsip perhitungan kolom, balok, dan pelat serta tulangan (hitungan praktis)
 Penetuan dimensi
- Balok : H = 1/10 sampai 1/12 dari bentang , B = ½ sampai 2/3 dari H
- Kolom : tidak ada acuan pasti untuk menentukannya, melalui trial dan dipilih
ukuran yang paling efektif.
- Pelat : tebal minimal 120 mm untuk pelat lantai biasa dan 100 mm untuk pelat
atap
 Penentuan luas tulangan
Dikenal dengan sebutan  (rho) yaitu rasio antara luas penampang beton (Ag)
dengan luas penampang tulangan (As). Bila di ambil praktis nilai  = 1% - 2%
dari luas penampang beton (As =  . b . d )
Tujuan : agar struktur dapat menahan gaya – gaya terfaktor (lintang , momen, aksial)

17. Perbedaan rangka kuda-kuda / truss dengan menggunakan kayu dan baja
(kelebihan dan kekurangan)
Jawab :
Kelebihan Rangka Atap Baja Ringan
1. Tidak perlu di cat lagi.
2. Bahan bangunan yang ringan sehingga tidak memberatkan struktur.
3. Tidak terkena serangan rayap, hal ini berbeda dengan kayu yang punya resiko
keropos dimakan rayap.
4. Mutu materialnya tidak berubah-ubah, tidak melapuk karena usia lanjut.
5. Proses pemasanganya cepat.
6. Tahan terhadap karat.
7. Lebih hemat biaya

 Kekurangan Rangka Atap Baja Ringan 


1. Pemilihan material memerlukan perhitungan struktur yang teliti dan kuat, karena
jika ada yang salah maka atap bisa roboh total.
2. Tergolong sebagai material rangka atap yang cukup mahal dibanding jenis lainya,
namun keberadaan kayu yang semakin langka telah membuat baja ringan menjadi
lebih murah untuk digunakan.
3. Tidak bisa asal membuat rangka atap, perlu gambar kerja yang benar sehingga
atap bisa dibangun dan berfungsi dengan baik.
4. Dari segi tampilan arsitektur terlihat kurang bagus jika tidak didesain sedemikian
rupa, oleh karena itu diperlukan plafond penutup agar langit-langit terlihat bagus.
5. Tidak terjual bebas di toko bahan bangunan, jadi harus memesan langsung pada
supplier rangka atap baja ringan yang biasanya menawarkan harga perencanaan
6. Membutuhkan tukang tertentu yang ahli.

18. Prinsip dasar jembatan gantung (suspension, cable-stayed, dll)


Jawab :

Salah satu tipe bentuk jembatan adalah jembatan gantung. Tipe ini sering
digunakan untuk jembatan bentang panjang. Pertimbangan pemakaian tipe jembatan
gantung adalah dapat dibuat untuk bentang panjang tanpa pilar ditengahnya. Jembatan
gantung terdiri atas pelengkung penggantung dan batang penggantung (hanger) dari
kabel baja, dan bagian yang lurus berfungsi mendukung lalulintas (dek jembatan)
Selain bentang utama, biasanya jembatan gantung mempunyai bentang luar (side
span) yang berfungsi untuk mengikat atau mengangkerkan kabel utama pada balok
angker. Walaupun pada kondisi tertentu terdapat keadaan dimana kabel utama dapat
langsung diangkerkan pada ujung jembatan dan tidak memungkinkan adanya bentang
luar, bahkan kadangkala tidak membutuhkan dibangunnya pilar.

Gaya-Gaya yang Bekerja pada Jembatan Gantung


Berkaitan dengan bentang luar (side plan) terdapat bentuk struktur jembatan gantung
sebagai berikut:
- Bentuk batang luar bebas (side span free)
Pada batang luar kabel utama tidak menahan/dihubungkan dengan lantai jembatan
oleh hanger, jadi tidak terdapat hanger pada batang luar. Disebut juga dengan tipe
straight backstays atau kabel utama pada bentang luar berbentuk lurus.
- Bentuk bentang luar digantungi (side span suspended)
Pada bentuk kabel ini kabel utama pada bentang luar menahan struktur lantai
jembatan dengan dihubungkan oleh hanger.

o Perbedaan mendasar dari konsep suspension bridge dan cable-stayed bridge adalah,
biasanya suspension bridge mempunyai 2 pangkal/pilar jembatan sebagai anchor,
sedangkan cale stayed bridge menggunakan pilar tunggal sebagai ancor.
o Jembatan cable-stayed biasanya digunakan untuk bentang utama (free span)
maksimal 1000 meter, sedangkan untuk bentang lebih dari 1000 meter digunakan
jembatan suspensi.

19. Rumus tulangan minimum kolom, balok, dan pelat


o Rasio tulangan longitudinal minimum balok (ρmin) = 14/fy .b . d
o Rasio tulangan longitudinal minimum pelat (ρmin) = 0,0025 .b . d
o Rasio tulangan longitudinal minimum kolom (ρmin) = tidak boleh kurang dari 0,01
(1%) dari luas penampang

20. Beban bangunan : macam-macam, klasifikasi beban hidup berdasarkan fungsi


bangunan
o Beban mati : berat dari semua bagian dari suatu gedung yang bersifat tetap
o Beban hidup : semua beban yang terjadi akibat penghunian atau penggunaan suatu
gedung, dan di dalamnya termasuk beban-beban pada lantai yang dapat berpindah,
mesin-mesin, serta peralatan yang tidak merupakan bagian yang tak terpisahkan dari
gedung, dan dapat diganti selama masa hidup dari gedung tersebut, sehingga
mengakibatkan perubahan dalam pembebanan lantai dan atapnya.
o Beban hidup bangunan berdasarkan fungsinya :
 Rumah tinggal = 200 kg/m2
 Tangga dan bordes = 300 kg/m2
 Sekolah, ruang kuliah, kantor, toko, hotel, dsj = 250 kg/m2
 Gedung olahraga (GOR), pabrik, ruang pertemuan (hall), dsj = 400 kg/m2
o Kombinasi pembebanan :

1,4 D
1,2 D + 1,6 L + 0,5 (La atau H)
1,2 D + 1,6 (La atau H) + (γ L L atau 0,8 W)
1,2 D + 1,3 W + γ L L + 0,5 (La atau H)
1,2 D + 1,0 E + γ L L
0,9 D + (1,3 W atau 1,0 E)

21. Beban angin, beban hujan, dan beban gempa


o Beban angin : semua beban yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang
disebabkan oleh selisih tekanan udara. Beban angin ditentukan dengan menganggap
adanya tekanan positif dan tekanan negatif (hisapan), yang bekerja tegak lurus pada
bidang-bidang yang ditinjau. Besarnya tekanan positif dan negatif ini dinyatakan
dalam kg/m², dan dihitung dengan mengalikan tekanan tiup yang ditentukan pada
pasal 4.2 (PPIUG 1983) dengan koefisien-koefisien angin yang ditentukan pada 4.3
(PPIUG 1983)
o Beban Gempa : Pengaruh gempa pada struktur gedung ditentukan berdasarkan suatu
analisa dinamik berdasarkan beberapa metode (statik ekivalen, Time history, respons
spectrum, Analisa Pushover,dll) yang bekerja pada gedung atau bagian gedung yang
menirukan pengaruh dari gerakan tanah akibat gempa tersebut.

D. IRIGASI DAN HIDROLOGI

1. Apa yang dimaksud dengan polder atau kolam retensi? Jelaskan fungsinya
Jawab :
Polder adalah sebidang tanah yang rendah, dikelilingi oleh embankment / timbunan atau
tanggul yang membentuk semacam kesatuan hidrologis buatan, yang berarti tidak ada
kontak dengan air dari daerah luar selain yang dialirkan melalui perangkat manual.
Kolam retensi adalah suatu bak atau kolam yang dapat menampung atau meresapkan air
sementara yang terdapat di dalamnya. Kolam retensi dibagi menjadi 2 macam
tergantung dari bahan pelapis dinding dan dasar kolam, yaitu kolam alami dan kolam
buatan..
Truss bedane polder karo kolam retensi opo ??

2. Bagaimana cara mengukur kecepatan aliran air di sungai.


o Current-meter : propeler berputar dikarenakan partikel air yang melewatinya. Jumlah
putaran propeler per-satuan waktu menunjukkan kecepatan arus. Metode
pengukuran kecepatan aliran di sungai adalah dengan mengukur kecepatan rata-rata
antara kedalaman 0,2h dan 0,8h seperti pada gambar

o Pelampung : pelampung bergerak terbawa oleh arus dan kecepatan arus didapat dari
jarak tempuh pelampung dibagi waktu tempuh

3. Apa yang dimaksud dengan daerah tangkapan air atau catch-ment area?
Jawab :
o Catchment area : sering disebut juga Daerah Aliran Sungai (DAS) luas daerah yang
dapat mengalirkan air limpasan, baik akibat limpasan permukaan maupun limpasan
air tanah ke sistem sungai yang bersangkutan. Cathment area untuk sungai harus
mencakup seluruh anak-anak sungai yang mengalir ke sungai tersebut

o Perhitungan debit banjir rencana untuk suatu Daerah Aliran Sungai (DAS) dalam
m3/dt yaitu dengan mengalikan debit pengaliran (m3/dt/km2), luas catcment area
(km2), koefisien pengaliran, dan koefisien reduksi
o Suatu area yang menjadi tangkapan air untuk menghitung volume air

4. Bagaimana mengukur debit aliran air? Apa nama rumusnya dan tuliskan.
Jawab :
Q=AxV
Q = debit aliran (m3/dt)
A = luas penampang (m2)
V = kecepatan aliran (m/dt)
Pertama dicari terlebih dahulu kecepatan aliran menggunakan alat sederhana ataupun alat
yang otomastis (cari sendiri apa aja), kemudian dikalikan dengan luas penampang basah
dari saluran tersebut. Kira kira begitu…
5. Pengertian bendung dan bendungan : bangunan pelengkap
o Bendung merupakan bangunan air yang dibangun melintang sungai dan memiliki
fungsi untuk menaikkan elevasi muka air sungai dan mengalirkan sebagian aliran
sungai ke arah tepi kanan dan tepi kiri sungai untuk mengalirkannya melalui pintu-
pintu sadap ke saluran-saluran pembagi hingga ke lahan-lahan pertanian
o Bendungan berfungsi untuk menagkap air dan menyimpannya di musim hujan untuk
dipergunakan saat musim kemarau untuk keperluan irigasi, industri, dan kebutuhan
lainnya.
o Bagian-bagian bendung antara lain :
 Tubuh bendung : terbuat dari urugan tanah / pas. Batu kali / bronjong / beton
 Pintu air / intake : mengatur, membuka, dan menutup aliran yang masuk
 Kolam peredam energi : untuk menghindari gerusan setempat akibat loncatan
air di hilir
 Pintu penguras : untuk menguras bahan-bahan endapan yang ada pada sebelah
udik pintu tsb yang letaknya berdekatan dengan intake
o Bagian-bagin bendugan antara lain :
 Tubuh bendungan : berfungsi sebagai penghalang air dengan struktur yang
berlapis-lapis, dan harus dipastikan bagian inti (core) benar-benar kedap air
 Pondasi : menjaga kekokohan bangunan bendungan
 Pintu air (gates) : untuk mengatur, membuka, dan menutp aliran air
 Bangunan pelimpah (spillway) : untuk mengalirkan air banjir yang masuk ke
dalam bendungan agar tidak membahayakan keamanan / stabilitas bendungan
 Kanal : menampung limpahan air ketika hujan tinggi
 Stilling basin : menghilangkan atau setidak-tidaknya mengurangi energi air agar
tidak merusak tebing, jalan, bangunan, dan instalasi lain di sebelah hilir
bangunan pelimpah

6. Luas penampang basah & keliling basah saluran


Intinya bagian saluran yang dialiri oleh aliran air

7. Banjir kala ulang


o Banjir kala ulang : Besarnya debit banjir tertentu yang mungkin terjadi dalam
interval waktu tertentu. Kala ulang untuk beberapa bangunan di sungai antara lain
: bendung sungai besar sekali = 100 tahun, bendung sungai sedang =50 tahun, dan
bendung sungai kecil = 25 tahun.

8. Menentukan curah hujan : alat, pelaksanaan, dan hasil


o Untuk mengukur curah hujan digunakan alat penakar hujan yang terdapat di suatu
stasiun penakar hujan tertentu yang mempunyai jarak simpul ± 5 km dengan
stasiun penakar hujan lainnya. Curah hujan dinyatakan dalam satuan mm/tahun

9. Prinsip dasar perhitungan draft kapal (gaya benda = gaya apung)


Draught Survey atau Draft Survey lebih di kenal dan di ketahui berawal dari dan
berdasarkan hukum Archimedes yg mengatakan berat benda yg masuk ke dalam air
adalah sama dengan berat air yg keluar akibat tekanan masuknya benda tersebut ke
dalam air tadi, Secara umum cara perhitungan draft survey adalah menghitung
displacement yaitu panjang x lebar x tinggi draft x koefisien blok x density namun
karena bentuk kapal tidak hanya berbentuk kotak persegi empat saja makan di
perlukan beberapa koreksi yakni draft koreksi, trim koreksi, hogging atau sagging
koreksi dan density koreksi.
10. Break water : maksud dan tujuan
Jawab :
Break water adalah bangunan pantai yang berfungsi sebagai pemecah ombak,
bertujuan untuk mengurangi erosi akibat ombak laut.
E. MANAJEMEN KONSTRUKSI
1. Ada berapa cara untuk merencanakan waktu pelaksanaan suatu proyek? Jelaskan
masing-masing cara yang saudara sebutkan.
Jawab :
Metode barchart
Network planning
Link at balance  overlapping
2. Satu buah rumah akan dapat selesai dibangun dalam waktu 6 bulan. Jika saudara
menjadi pengembang dan mendapatkan kontrak membangun 100 rumah dengan
tipe yang sama, berapa waktu yang saudara gunakan untuk menyelesaikan
membangun 100 rumah tersebut.
3. Jelaskan tentang network planning
Jawab :
Network Planning adalah salah satu model yang digunakan dalam penyelanggaraan
proyek yang produknya adalah informasi mengenai kegiatan-kegiatan yang ada dalam
network diagram proyek yang bersangkutan. (Tubagus Haedar Ali, 1995).

4. Prinsip dasar manajemen : planning, organizing, actuating, controlling


5. Life cycle project :SIDLACOM
SIDLACOM (Survey, Investigation, Design, Land Aquisation. , Construction, Operation &
Maintenance).
6. Pihak-pihak yang terlibat dalam proyek : owner, kontraktor, konsultan
7. Perbedaan manajemen proyek dan manajemen konstruksi
8. Tri konstain project : biaya, mutu, waktu : instrumen pengontrol
9. Membuat kurva-S (secara sederhana)
10. Network planning : activity on arrow/node, finish to start dll, LET/LED, lintasan
kritis, dll
11. Metode pembuatan NWP : CPM (critical path method) & PDM
12. Re- scheduling dan updating schedule
13. Struktur organisasi manajemen proyek dan manajemen konstruksi
14. Kontrak kerja : maksud, isi, dll
15. Rencana kerja dan syarat2 (RKS) : maksud, isi, bab-bab, dll
16. Macam-macam gambar : gambar rencana, shop drawing, as-built drawing
17. Tahapan-tahapan lelang
18. Macam-macam penunjukan kerja : penunjukan langsung, lelang terbuka, lelang
tertutup
19. Macam-macam administrasi proyek (gambar rencana, NWP, dll)
20. Perbedaan PHO (Pre Hand Over) dan FHO (Final Hand Over)
21. Perbedaan masa pelaksanaan dan masa perawatan
22. SPK dan SPMK : Surat Perintah Kerja
Jawab :

SPMK dan SP
Sewaktu membuat draft rancangan Surat Perjanjian (kontrak) kegiatan koneksi internet sekolah
kemarin sempat bingung dengan istilah SPMK (Surat Perintah Mulai Kerja) dan SP (Surat Pesanan)
juga antara SPK (Surat Perintah Kerja) dan Surat Perjanjian. Akhirnya setelah tanya-tanya ke teman-
teman yang lulus sertifikasi PBJ dan juga ke pak google ^_^ akhirnya dapat juga bedanya.

Penjelasannya seperti ini :

1. SPMK digunakan jika pekerjaan berupa Konstruksi atau Jasa dan SP digunakan jika berupa
pengadaan

2. SPK digunakan jika nilai kontrak di bawah 100 juta sedangkan surat perjanjian jika nilai kontrak100
juta atau lebih

3. Yang dibuat pertama kali adalah SPK atau Surat Perjanjian kemudian diikuti oleh SMPK atau SP

Dan juga yang harus diperhatikan adalah syarat umum dan syarat khusus kontrak. Perlu diperjelas
semuanya. Terutama yang berkaitan dengan surat jaminan termasuk jaminan uang muka sebaiknya
dari bank dan bukan dari asuransi.

Semua penjelasan di atas ada di Perpres 54 Tahun 2010. Saya juga belum baca semua ;)

-- belum ada skrinsyut --

23. Termijn : pembayaran pekerjaan berdasarkan progress / termijn, dll


24. Studi kelayakan proyek : feasibility study, dll
25. Metode studi kelayakan proyek : BCR, B/C, dan IRR
26. Macam-macam biaya konstruksi
Jawab :

Dalam perhitungan estimasi biaya proyek konstruksi jenis-jenis biaya dibedakan sebagai
berikut :

Biaya Langsung (Direct Cost)


Yang dimaksud dengan biaya langsung adalah biaya yang berhubungan dengan
konstruksi / bangunan, diantaranya adalah :

 Biaya untuk bahan / material

Untuk menghitung biaya langsung mengenai bahan bangunan perlu diperhatikan hal-
hal sebagai berikut :

- Bahan sisa / yang terbuang (waste)

- Harga loco atau franco

- Cari harga terbaik yang masih memenuhi syarat bestek.

- Cara pembayaran kepada penjual (supplier)

 Biaya untuk upah buruh / labor / man power.

Untuk menghitung biaya langsung mengenai upah buruhbangunan perlu diperhatikan


hal-hal sebagai berikut :

- Untuk menghitung upah buruhdibedakan dalam : upah harian, borongan per unit
volume atau borong keseluruhan (borong dol) untuk daerah-daerah tertentu.

- Selain tariff upah perlu juga diperhatikan factor-faktor kemampuan dan kapasitas
kerjanya.

- Perlu diketahui apakah buruh atau mandor dapat diperoleh dari daerah sekitar
lokasi proyek atau tidak. Bila tidak, berarti harus didatangkan buruh dari
daerah lain. Ini menyangkut masalah : ongkos transport dari daerah asal ke
lokasi proyek, penginapan, gaji ekstra dan lain sebagainya.

- Undang-undang perburuhan yang berlaku perlu diperhatikan.

 Biaya untuk penggunaan peralatan / equipments.

Untuk menghitung biaya langsung mengenai biaya peralatan untuk pelaksanaan


pekerjaan konstruksi / bangunan perlu diperhatikan hal-hal sebagai berikut :

- Untuk peralatan yang disewa perlu diperhatikan ongkos keluar masuk garasi,
ongkos buruh untuk menjalankan peralatan, bahan baku dan biaya operasi
kecil.

- Untuk peralatan yang tidak disewa perlu diperhatikan bunga investasi, depresiasi,
reparasi besar, pemeliharaan dan ongkos mobilisasi.

Biaya Tak Langsung (Indirect Cost)


Biaya tak langsung adalah biaya yang tidak secara langsung berhubungan dengan
konstruksi / bangunan tetapi harus ada dan tidak dapat dilepaskan dari proyek tersebut,
diantaranya adalah :

 Biaya overhead

Biaya overhead dapat digolongkan menjadi 2 jenis biaya yaotu :

 Overhead Proyek (dilapangan), diantaranya adalah :

 Biaya personil di lapangan

 Fasilitas sementara proyek seperti biaya untuk pembuatan ; gudang,


kantor, penerangan, pagar, komunikasi, transportasi.

 Bank Garansi, bunga bank, ijin banunan, pajak.

 Peralatan kecil yang umumnya habis / terbuang setelah proyek selesai.

 Foto-foto dan gambar jadi (asbuild drawing)

 Kwlitas kontrol, seperti test tekan kubus / silinder beton, baja sondir ,
boring.

 Rapat-rapat di lapangan

 Biaya-biaya pengukuran.

 Overhead Kantor

Adalah biaya untuk menjalankan suatu usaha, termasuk didalamnya seperti


sewa kantor dan fasilitasnya, honor pegawai, ijin-ijin usaha, prakwalifikasi,
referensi bank, anggota assosiasi.

 Biaya tak terduga / Contigencies.

Biaya tak terduga adalah salah satu biaya tak langsung, yaitu biaya untuk kejadian-
kejadian yang mungkin terjadi atau mungkin tidak. Misalnya naiknya muka air tanah,
banjir, longsornya tanah dan sebagainya. Berapa biaya yang perlu kita sediakan untik
ini ?. Ternyata lebih sulit dihitung dari pada biaya langsung. Pada umumnya biaya ini
diperkirakan antara 0,5 sampai 5 % dari biaya total proyek.

Yang termasuk dalam kondisi kontigencies adalah sebagai berikut :

o Akibat Kesalahan

Kesalahan kontraktor dalam memasukkan beberapa pos pekerjaan, gambar yang


kurang lengkap (misalnya ada di bestek, tetapi tidak tercantum pada gambar).

o Ketidak Pastian Subyektif


Ketidak pastian yang subyektif (Sbjective Uncertaintues), timbul karena
interpretasi subyektif terhadap bestek, misalnya tercantum dalam RKS :

“ Bahan penutup atap (genteng) Merk Jenis Karang Pilang atau lainnya yang
disetujui direksi “. Dalam hal ini dapat diartikan boleh menggunakan seperti merk
Jatiwangi yang harganya lebih murah, tetapi belum tentu dapat distujui oleh
konsultan pengawas.

Ketidak pastian yang lain adalah fluktuasi harga material dan upah buruh yang
tidak dapat diperkirakan. Misalnya disebut dalam bestek :” Eternit menggunakan
eternity Semen Gresik dan setara yang disetujui oleh direksi”. Dalam hal ini dapat
diartikan boleh menggunakan seperti merk Kerang yang harganya lebih murah,
tetapi belum tentu dapat disetujui oleh konsultan pengawas karena perlu dihitung
nilai feasibilitasnya.

o Ketidak pastian Obyektif

Ketidak pastian yang obyektif adalah ketidak pastian tentang perlu tidaknya suatu
pekerjaan, dimana ketidak pastian itu ditentukan oleh obyek diluar kemampuan
manusia, misalnya : perlu tidaknya dipasang sheet pile untuk pembuatan pondasi.
Dalam hal ini perlu tidaknya sheet pile ditentukan oleh factor tinggi rendahnya
muka air tanah pada waktu pondasi dibuat.

o Variasi Efisiensi

Variasi efisiensi dari sumber daya yaitu effisiensi dari buruh, material dan
peralatan.

 Keuntungan / profit.

Untuk inilah seseorang mau mengambil resiko menjadi kontraktor. Kalau tanpa
keuntungan, siapa yang akan mau ?. karena itulah perlu diingat bahwa keuntungan
tidak sama dengan gaji. Keuntungan adalah hasil jerih payah dari keahlian, ditambah
hasil dari factor resiko. Semua jenis biaya diatas adalah biaya yang mau tidak mau
harus dikeluarkan. Jadi seyogyanya tidak dapat dikurangi (kecuali mengadakan
pelanggaran). Maka satu-satnya biaya yang dapat kita tambah atau dikurangi adalah
keuntungan. Bila kita ingin memenangkan suatu tender sedangkan saingannya cukup
banyak, maka kita berani untuk menurunkan harga penawaran dengan mengurangi
keuntungan.

F. TEKNOLOGI BAHAN KONSTRUKSI


1. Beton prategang : maksud, tujuan, pelaksanaan
Beton yang diberikan aksi pratekan di dalamnya melalui kabel (tendon) untuk
memaksimalkan bagian beton yang tertarik, sehingga bisa didapatkan penampang
struktur beton dengan bentang yang lebih panjang.
Gaya pratekan ini mencegah berkembangnya retak dengan cara mengeliminasi atau
sangat mengurangi tegangan tarik di bagian tumpuan dan daerah kritis pada kondisi
beban kerja, sehingga dapat meningkatkan kapasitas lentur, geser, dan torsional
penampang tersebut.

2. Pelaksanaan beton prategang : post-tension dan pre-tension


o Pre-tension : tendon ditegangkan terlebih dahulu, kemudian beton dicor
 Tendon pertama-tama ditarik dan diangkur pada abutment yang tetap
 Beton dicor sesuai cetakan melingkupi tendon yang sudah ditarik
 Ketika beton sudah mencapai kekuatan yang disyaratkan, tendon dipotong,
dan angkur dilepas
 Baja yang tertarik akan berkontraksi, sehingga beton akan tertekan

o Post-tension : tendon ditegangkan (ditarik) setelah beton dicor terlebih dahulu,


biasanya digunakan pada beton pracetak
 Tendon dimasukkan ke dalam cetakan beton sesuai dengan posisi yang
sudah ditentukan
 Salah satu ujung tendon diberi angkur hidup dan ujung lainnya diberi
angkur mati, atau kedua-duanya diberi angkur hidup
 Beton dicor dan dibiarkan mengeras hingga umur yang mencukupi
 Dongkrak hidrolik dipasang pada angkur hidup, kemudian tendon ditarik
hingga mencapai tegangan atau gaya yang ditentukan
 Gaya tarik akan berpindah pada beton sebagai gaya tekan akibat reaksi
angkur
3. Perbedaan beton bertulang dan beton prategang : diagram tegangan-regangan, dll.

4. Penempatan kabel (tendon) beton prategang

Penempatan kabel pada beton prategang mengikuti bentuk momen yang terjadi.

5. Beton karakteristik : maksud dari K....., fc’......, U..... (untuk baja tulangan)
o Mutu beton K dimaksudkan sebagai batas kemampuan beton dalam menahan gaya
tekan (kuat tekan karakteristik) dalam satuan kg/cm2 dengan benda uji kubus
dengan sisi-sissi 15 cm, contoh, kuat tekan karakteristik beton K-400 = 400 kg/cm2
(setiap 1 cm2 dapat menahan beban 400 kg)
o Mutu beton fc’ dimaksudkan sebagai kuat tekan beton dalam MPa dengan benda
uji silinder berdiameter 15 cm dan tinggi 30 cm, contoh fc’ = 40 MPa
o Perbandingan kuat tekan benda uji kubus 15x15x15 cm = 1, sedangkan benda uji
silinder Ø15x30 = 0,83. Faktor konversi dari kuat tekan karakteristik K ke fc’
adalah fc’ (MPa) = 0,083 K (kg/cm2)
o Nilai U pada mutu baja menunjukkan batas kemampuan leleh baja tulangan dalam
menahan gaya tarik, misal U-24 tegangan lelehnya adalah 2400 kg/m2. Di pasaran
terdapat U-22 dan U-24 sebagai kelas baja lunak, U-32 sebagai baja sedang, U-39
dan U-48 sebagai baja keras
6. Slump test : maksud, tujuan, pelaksanaan
o Slump test dilakukan untuk menguji Faktor Air Semen (FAS) beton ketika adukan
beton akan dituangkan ke cetakan.
o Slump test dilakukan dengan menggunakan kerucut abrams dengan diameter
bawah =20 cm, diameter atas = 10 cm, dan tinggi =30 cm, caranya adukan beton
dimasukkan kedalam kerucut kemudian ditusuk 25x tiap 1/3 tinggi nya
menggunakan besi 16 dengan panjang 75 cm, setelah penuh kemudian diratakan
dan diangkat pelan-pelan, kemudian diukur antara puncak kerucut ke puncak
adukan sebagai hasil dari nilai slump.

o Nilai slump ditunjukkan dengan penurunan adukan beton yang terjadi setelah
adukan dilepaskan dari kerucut abrams. Penurunan / nilai slump = tinggi kerucut
abrams – tinggi adukan beton. Semakin tinggi nilai slump test, maka adukan beton
semakin encer / FAS tinggi.

7. Zat aditif beton (retarder, accelerator, water reducer, super plasticizer, dll)
o Water reducer : mengurangi air
Menambah workability tanpa mengurangi air, dengan kekuatan yang sama.
Meningkatkan kekuatan dengan mengurangi air sampai 10 % tanpa kehilangan
workability
Pemakaian semen lebih sedikit untuk kekuatan yang sama
o Retarder : memperlambat pengikatan
Memperlambat waktu pengikatan beton, sehingga campuran akan mudah
dikerjakan dalam waktu yang lama dari biasanya, yaitu beton menjadi plastis
setelah 60 menit.
Berguna untuk pengiriman ready-mix dalam jarak tempuh yang jauh, atau
pengerjaan penuangan beton dalam waktu yang lama
o Accelerator : mempercepat pengikatan
Mempercepat waktu pengikatan dengan mempercepat waktu pengikatan reaksi
hidrasi, akibatnya suhu beton menjadi lebih tinggi/panas
o Water-proofing : membuat beton menjadi kedap air
o Hardening-accelerating : meningkatkan kekuatan dini beton
o Corrosion-inhibiting : menahan beton dari pengaruh korosi, terutama untuk beton
di dalam air

8. Uji tarik baja : pelaksanaan, hasil


o Uji tarik baja dilakukan untuk mendapatkan nilai tegangan leleh baja (fy) dan
tegangan maksimum baja (fu) dalam N/mm2. Pengujian dilakukan dengan
menggunakan benda uji dari jenis polos diameter : 8, 10,12 dan ulir diamter : 10,
13, 16, 19, 22, 25
Didapatkan diagram tegangan regangan baja

9. Pemberhentian & penyambungan beton


o Pemberhentian pengecoran di tengah-tengah pelaksanaan sebisa mungkin
dihindari. Akan tetapi apabila terpaksa, pemberhentian pengecoran beton
sebaiknya dilakukan pada ¼ dari bentang (Balok dan plat), dikarenakan pada
daerah tersebut terjadi gaya momen akibat lentur dan lintang akibat beban aksial
yang minimal.
o Pemberhentian pengecoran kolom adalah tepat di bawah elevasi balok dan pelat
lantai selanjutnya dengan sisa tulangan untuk pengecoran berikutnya.

10. Segregasi, bleeding, dan workability beton : maksud, cara penanggulangan


o Segregasi : kecenderungan bahan-bahan pembentuk beton untuk memisahkan diri.
Dua bentuk segregasi beton segar antara lain : partikel yang lebih kasar cenderung
memisahkan diri dari partikel yang lebih halus dan terpisahnya air semen dari
adukan. Segregasi yang tinggi berpengaruh terhadap sifat beton keras, yaitu
menimbulkan ketidaksempurnaan konstruksi beton, antara lain : berupa keropos,
terdapat lapisan yang lemah, dan permukaan nampak bersisik tidak merata.
Segregasi disebabkan oleh hal-hal berikut :
 Penggunaan air pencampur yang terlalu banyak
 Gradasi agregat yang buruk
 Kurangnya jumlah semen
 Cara pelaksanaan yag tidak memenuhi syarat
o Bleeding : pengeluaran air dari adukan beton yang disebabkan pelepasan air dari
pasta semen. Sesaat setelah dicetak air yang terkandung dalam beton segar
cenderung naik ke permukaan dan bersamaan dengan turunnya bahan ke dasar
disebabkan oleh pengaruh gravitasi akibat berat sendiri. Penyebab terjadinya
bleeding adalah ketidakmampuan bahan padat campuran untuk menangkap air
pencampur. Ketika bleeding sedang berlangsung, air campuran terjebak di dalam
kantong-kantong yang terbentuk antara agregat dan pasta semen (matriks).
Sesudah bleeding selesai dan beton mengeras, kantong-kantong menjadi kering
ketika berlangsung perawatan dalam keadaan kering. Akibatnya, apabila ada
tekanan, kantong-kantong tersebut menjadi penyebab mudahnya retak pada beton,
karena kantong-kantong hanya berisi udara dan bahan lembut semacam debu halus.

11. Pemadatan beton : alat dan cara pelaksanaan


o Tujuan pemadatan : untuk menghilangkan udara di dalam campuran beton yang
membentuk ruang kosong. Terdapat dua metode pelaksaan pemadatan beton,
yaitu : dengan menggunakan tangan (besi/kayu) dan menggunakan penggetar
(vibrator). Pemadatan dilakukan segera setelah adukan beton dituang. Hasil dari
pemadatan yang baik dapat terlihat berupa keluarnya gelembung-gelembung udara
ke permukaan
o Untuk pemadatan beton dengan kapasitas yang kecil dapat menggunakan pemadat
berupa tongkat kayu atau besi tulangan dengan cara menusuk2an ke dalam adukan
beton.
o Untuk pemadatan dengan kapasitas lebih dari 10 m3 digunakan alat getar /
vibrator. Ada dua macam penggunaan alat getar / vibrator, yaitu : internal vibrator
berupa tongkat yang digerakkan dengan mesin dan external vibrator berupa
penggetar permukaan beton atau cetakan (form work) sehingga beton bergetar dan
memadat.

12. Perawatan (curing) : balok, kolom, pelat


o Perawatan beton (curing) dilakukan dengan memelihara kelembaban maupun
kondisi suhu untuk proses hidrasi selanjutnya untuk mencegah beton mengalami
keretakan akbibat kehilangan air yang begitu cepat. Perawatan dilakukan minimal
selama 7 hari untuk beton normal, dan minimal 3 hari untuk beton mutu tinggi.
o Selain untuk mendapatkan kekuatan yang tinggi pada beton, perawatan juga
bertujuan untuk memperbaiki mutu dari keawetan beton, kekedapan terhadap air,
ketahanan terhadap aus, serta stabilitas dari dimensi struktur.
o Metode pelaksanaan perawatan antara lain :
 Menyemprotkan lapisan khusus semacam vaseline (pada permukaan beton)
 Membasahi secara terus menerus permukaan beton dengan air
 Perawatan dengan uap bertekanan tinggi atau uap bertekanan atmosferik untuk
mempercepat waktu perawatan.

13. Pembongkaran bekisting : balok, kolom, pelat


o Untuk pembongkaran bekisting balok dan pelat lantai, jangka waktunya adalah
setelah 3 atau 4 minggu, sedangkan untuk pembongkaran bekisiting kolom boleh
dilakukan setelah kurang lebih 5 hari.
o Pembongkaran bekisting untuk kolom bisa dilakukan jauh lebih cepat
dibandingkan dengan bekisting balok dan pelat lantai dikarenakan beton kolom
tidak langsung menerima beban besar (momen akibat beban sendiri termasuk
kecil), berbeda dengan balok dan pelat lantai yang di atasnya nantinya akan
langsung menerima beban besar termasuk berat sendiri.

14. Letak dan sambungan tulangan (berdasarkan momen)


o Pada intinya, sambungan tulangan diupayakan diletakkan pada daerah yang
memiliki tegangan tarik lebih rendah
o Pelat lantai biasanya terdiri dari tulangan atas dan tulangan bawah dan dipasang
saling silang 2 arah. Untuk penyambungan tulangan bawah, sebaiknya dilakukan di
sekitar balok atau tepi pela, karena pada daerah ini bagian bawah pelat dalam
keadaan tertekan, sedangkan yang dalam keadaan tertarik yang lebih membutuhkan
tulangan adalah bagian atas pelat, sebaliknya untuk tulangan atas, penyambungan
dilakukan di daerah sekitar tengah pelat, karena di tengah pelat, bagian atas yang
tertekan.

o Penyambungan antara batang tulangan satu dan berikutnya pada balok, kolom,
maupun pelat diusahakan tidak dalam satu garis yang sama sehingga perlemahan
tidak terjadi pada satu garis. Untuk balok, penyambungan tulangan longitudinal
bawah dilakukan di daerah dekat kolom penyangga, karena pada daerah itu
tulangan tertekan / tegangan tarik-nya rendah. Sedangkan untuk tulangan
longitudinal atas dilakukan di daerah tengah balok.
o Untuk penyambungan kolom penyanggasebaiknya dilakukan di tengah bentang
kolom, karena biasanya di tengah bentang kolom, momen yang terjadi relatif kecil.
Untuk keperluan praktis, menurut SNI diambil panjang sambungan / overlap
tulangan sebesar 40xdiameter tulangan.
15. Mengukur diameter tulangan polos dan ulir (alat dan cara)
o Perhitungan diameter tulangan polos cukup dengan menggunakan jangka sorong
o Sedangkan untuk perhitungan diameter baja ulir yaitu dengan memotong tulangan
ulir sepanjang 1 meter kemudian ditimbang, akan didapatkan berat (g/w), lalu
dengan rumus g = Vb x BJ baja (berat jenis baja =7850 kg/m3) didapatkan Vb
(volume) baja tulangan, selanjutnya diameter tulangan dikenal (db) akan
didapatkan dari rumus Vb = ¼ Π db2.

16. Kelebihan dan kekurangan precast, ready mix dan cast in situ
o Pada umumnya, beton pracetak dianggap lebih ekonomis dibandingkan pengecoran
di tempat (cast-in-situ) dengan alasan dapat mengurangi biaya pemakaian
bekisting, mereduksi biaya upah pekerja karena tidak harus mengaduk beton
sendiri, tidak tergantung cuaca karena tidak dicetak di lapangan tetapi di pabrik,
dan mereduksi durasi pelaksanaan proyek sehingga biaya overhead bisa
diminimalisir. Akan tetapi, kekurangannya adalah bertambahnya biaya angkut
untuk transportasi beton pracetak ke lokasi proyek
o Keunggulan beton ready mix terletak pada kualitas campuran yang dihasilkan
dibandingkan dengan campuran beton oleh tukang. Sedangkan keunggulannya
dibandingkan dengan beton pracetak adalah biaya transport yang lebih kecil
dibandingkan beton precast.

17. Beton komposit : maksud, tujuan, dan aplikasi


o Beton komposit atau baja komposit merupakan struktur gabungan dari material
baja dan beton. Untuk kolom misalnya, beton komposit diaplikasikan sebagai
profil baja H atau Kingcross yang diberi selubung beton atau profil baja O atau
persegi hollow yang berintikan beton.
o Dasar prinsip beton komposit atau baja komposit yaitu meminimalisir kekurangan
yang dimiliki oleh struktur baja antara lain : mudah terbakar / fire resistance yang
kecil, profil baja biasanya bersifat langsing sehingga rentan akan tekuk / buckling,
mudah berkarat / korosif, dan rentan mengalami kelelahan / fatigue apabila
diberikan beban yang sifatnya berulang-ulang

G. JALAN DAN TRANSPORTASI


1. Perbedaan flexible dan rigid pavement (penampang, penyebaran beban,
kegunaan, dll)
Jawab :

1. Lapis permukaan (surface course), dapat terdiri dari:


 Lapis pengikat (binder course)
 Lapis aus (wearing course)
2. Lapis pondasi (Base), dapat terdiri dari:
 Lapis pondasi atas (LPA)  Base course
 Lapis pondasi bawah (LPB)  Sub-base
3. Lapis tanah dasar (Sub-grade)

Bahan lapisan perkerasan lentur :


1. Lapis permukaan dan lapis aus  aspal (bitumen) dan agregat  Campuran aspal
panas
2. Lapis pondasi atas  batu pecah mesin (crushed stone)
3. Lapis pondasi bawah  sirtu (pit-run)
4. Tanah dasar  tanah pilihan yang memenuhi syarat.

RIGID PAVEMENT atau Perkerasan Kaku adalah suatu susunan konstruksi perkerasan
di mana sebagai lapisan atas digunakan pelat beton yang terletak di atas pondasi atau di
atas tanah dasar pondasi atau langsung di atas tanah dasar (subgrade).

5.
6.

2. Perhitungan tebal perkerasan berdasarkan beban lalu lintas (prinsip)


3. Macam-macam beban lalu lintas
Jawab :
Lalu lintas di dalam Undang-undang No 22 tahun 2009[1] didefinisikan sebagai gerak
Kendaraan dan orang di Ruang Lalu Lintas Jalan, sedang yang dimaksud dengan Ruang
Lalu Lintas Jalan adalah prasarana yang diperuntukkan bagi gerak pindah Kendaraan,
orang, dan/atau barang yang berupa Jalan dan fasilitas pendukung.

Lalu lintas harian rata-rata disingkat LHR adalah volume lalu lintas yang dua arah
yang melalui suatu titik rata-rata dalam satu hari, biasanya dihitung sepanjang tahun.
LHR adalah istilah yang baku digunakan dalam menghitung beban lalu lintas pada
suatu ruas jalan dan merupakan dasar dalam proses perencanaan transportasi ataupun
dalam pengukuran polusi yang diakibatkan oleh arus lalu lintas pada suatu ruas jalan.

Volume lalu lintas adalah jumlah kendaraan yang melewati suatu penampang tertentu
pada suatu ruas jalan tertentu dalam satuan waktu tertentu. Volume lalu lintas rata-rata
adalah jumlah kendaraan rata-rata dihitung menurut satu satuan waktu tertentu, bisa
harian yang dikatakan sebagai Volume lalu lintas harian rata-rata/LHR atau dalam
bahasa Inggris disebut sebagai Average daily traffic volume (ADT) atau Volume lalu
lintas harian rata-rata tahunan atau dalam bahasa Inggris disebut sebagai Annual
average daily traffic volume (AADT)

4. Kapasitas jalan & kelas pelayanan jalan (maksud, tujuan, dan perhitungan)
Jawab :

Kapasitas jalan adalah kemampuan ruas jalan untuk menampung arus atau volume
lalu lintas yang ideal dalam satuan waktu tertentu, dinyatakan dalam jumlah kendaraan
yang melewati potongan jalan tertentu dalam satu jam (kend/jam), atau dengan
mempertimbangan berbagai jenis kendaraan yang melalui suatu jalan digunakan satuan
mobil penumpang sebagai satuan kendaraan dalam perhitungan kapasitas maka
kapasitas menggunakan satuan satuan mobil penumpangper jam atau (smp)/jam.

Pada saat arus rendah kecepatan lalu lintas kendaraan bebas tidak ada gangguan dari
kendaraan lain, semakin banyak kendaraan yang melewati ruas jalan, kecepatan akan
semakin turun sampai suatu saat tidak bisa lagi arus/volume lalu lintas bertambah, di
sinilah kapasitas terjadi. Setelah itu arus akan berkurang terus dalam kondisi arus yang
dipaksakan sampai suatu saat kondisi macet total, arus tidak bergerak dan kepadatan
tinggi.
5. Perlintasan sebidang dan tak sebidang (traffic light/pulau jalan/bundaran, dll dan
fly over)
Jawab :
Persimpangan jalan adalah daerah atau tempat dimana dua atau lebih jalan raya yang
berpencar, bergabung, bersilangan dan berpotongan, termasuk fasilitas jalan dan sisi
jalan untuk pergerakan lalu lintas pada daerah itu..
Ada 2 jenis persimpangan :
Perlintasan sebidang  elevasi sama bertemu pada satu titik simpul (intersection,
bundaran,dll)
Perlintasan tak sebidang  perlintasan yang satu di atas atau dibawah perlintasan yang
lain ,tidak sama elevasi dan tidak bertemu satu titik simpul (fly over, under pass,
interchange,dll)

Dipersimpangan konflik yang terjadi dikelompokkan atas:


1. Berpotongan atau disebut juga crossing, di mana dua arus berpotongan langsung.
2. Bergabung atau disebut juga merging, di mana dua arus bergabung.
3. Berpisah atau disebut juga sebagai diverging, di mana dua arus berpisah
4. Bersilangan atau disebut juga weaving, di mana dua arus saling bersilangan, terjadi
pada bundaran lalu lintas

6. Sumber-sumber kemacetan jalan


Jawab :
Kemacetan adalah situasi atau keadaan tersendatnya atau bahkan terhentinya lalu lintas
yang disebabkan oleh banyaknya jumlah kendaraan melebihi kapasitas jalan.
Kemacetan banyak terjadi di kota-kota besar, terutamanya yang tidak mempunyai
transportasi publik yang baik atau memadai ataupun juga tidak seimbangnya kebutuhan
jalan dengan kepadatan penduduk.

Kemacetan dapat terjadi karena beberapa alasan:


 Arus yang melewati jalan telah melampaui kapasitas jalan
 Terjadi kecelakaan terjadi gangguan kelancaran karena masyarakat yang menonton
kejadian kecelakaan atau karena kendaran yang terlibat kecelakaan belum
disingkirkan dari jalur lalu lintas,
 Terjadi banjir sehingga kendaraan memperlambat kendaraan
 Ada perbaikan jalan,
 Bagian jalan tertentu yang longsor,
 Adanya rumah-rumah kumuh/bangunan liar,
 Kemacetan lalu lintas di Perlintasan sebidang karena adanya kereta api yang lewat,
 Adanya kendaraan keluar-masuk.

7. Survey lalu lintas : cara, alat, draft perhitungan, dan hasil)


Jawab :

Survei Inventarisasi prasarana jalan


Merupakan survei untuk mengumpulkan data mengenai dimensi dan geometrik jalan,
terdiri dari antara lain:
 panjang ruas jalan;
 lebar jalan;
 jumlah lajur lalu lintas;
 lebar bahu jalan;
 lebar median;
 lebar trotoar;
 lebar drainase,
 alinyemen horisontal;
 alinyemen vertikal.
Survei lalu lintas  Untuk mendapatkan informasi besaran arus lalu lintas perlu dilakukan
survei untuk mendapatkan data yang representatif mengenai besaran arus lalu lintas. Besaran
arus lalu lintas dipengaruhi oleh waktu, musim (musim hujan atau musim kemarau ataupun
musim hari-hari besar keagamaan), hari pelaksanaan survei(hari pasar), pusat kegiatan,
perumahan ataupun pada daerah wisata dan berbagai faktor lainnya; jenis kendaraan yang
berlalu lintas (klasifikasi kendaraan).

Informasi yang dikumpulkan meliputi:


 Arus pada ruas
 Pergerakan dipersimpangan
 Arus lalu lintas
 Komposisi kendaraan
 Volume jam puncak (VJP)
 Lalu lintas Harian Rata-rata (LHR)

Ada dua metode yang biasanya digunakan untuk melakukan survey, yaitu

1. Survei manual dengan menggunakan tenaga surveyor untuk menghitung arus lalu
lintas yang melalui suatu potong jalan, survey ini membutuhkan biaya tenaga kerja
yang besar, tapi dapat dilakukan dengan mudah. Permasalahan yang ditemukan
dengan survai yang dilakukan secara manual adalah keakuratan dari hasil survai yang
sangat tergantung kepada motivasi surveyor yang melakukan survai.
2. Survei mekanis/elektronis, merupakan survai yang mempergunakan peralatan
mekanis ataupun elektronis untuk mengukur jumlah kendaraan yang melewati suatu
potong jalan ataupun kawasan di persimpangan. Peralatan survai yang digunakan
berupa:
1. Tabung pneumatik, merupakan perangkat mekanis pengukur arus lalu lintas
dengan menempatkan suatu pipa pneumatik ditempatkan memotong jalan,
pengukuran dilakukan bila roda kendaraan yang menginjak tabung yang
kemudian direkam,
2. Loop induksi, merupakan perangkat elektronis yang bekerja atas dasar induksi
dari mesin mobil pada saat melewati loop. Loop ditanam dibawah permukaan
jalan,
3. Gelombang infra merah/ultra sonik, merupakan perangkat elektronis yang
bekerja dengan memancarkan gelombang infra merah ataupun ultrasonik ke
kendaraan yang lewat. Dengan metode ini selain besar arus juga dapat
diklasifikasi serta kecepatan lalu lintas,
4. Kamera video, yang digunakan dengan mengubah data menjadi terukur dalam
prosesor. Dengan metode ini selain besar arus juga dapat diklasifikasi serta
kecepatan lalu lintas

Data disesuaikan dengan kebutuhan penggunaan data tersebut, seperti:


 15 menit ter padat,
 Volume per jam,
 jam puncak, merupakan saat terjadinya arus puncak dalam satu hari, biasanya di
perkotaan terdapat dua puncak yaitu puncak pagi yaitu pada saat berangkat
kerja/sekolah dan puncak sore pada saat pulang kerja,
 volume harian, merupakan volume selama 24 jam,
 volume rata-rata harian yang biasanya dihitung selama periode survei yang
panjangnya 3 atau 4 hari yang kemudian di rata-ratakan
 volume rata-rata harian dalam setahun,
 Volume mingguan,
 Volume bulanan.

Volume yang sifatnya detail, menitan, 15 menitan merupakan informasi yang diperlukan
dalam penetapan waktu pada APILL, sedangkan volume harian rata-rata dalam setahun
dibutuhkan dalam merencanakan jalan, sedangkan jam puncak digunakan untuk
menentukan rasio volume per kapasitas

8. Terminal
Jawab :

Terminal adalah salah satu komponen dari sistem transportasi yang mempunyai fungsi
utama sebagai tempat pemberhentian sementara kendaraan umum untuk menaikkan dan
menurunkan penumpang dan barang hingga sampai ke tujuan akhir suatu perjalanan,
juga sebagai tempat pengendalian, pengawasan, pengaturan dan pengoperasian sistem
arus angkutan penumpang dan barang, disamping juga berfungsi untuk melancarkan
arus angkutan penumpang atau barang (Departemen Perhubungan, 1996)
Next baca >>> Terminal dan bagian-bagiannya.pdf

9. Moda angkutan jalan


Jawab :
Moda transportasi jalan dapat dikelompokkan atas dua kelompok besar, yaitu moda
kendaraan tidak bermotor dan moda kendaraan bermotor. Pembagian lain yang juga
masih bisa dilakukan adalah moda kendaraan pribadi dan moda kendaraan umum.
Sedang moda angkutan umum juga masih bisa dibagi dalam dua kelompok yaitu moda
angkutan umum dalam trayek dan moda angkutan umum tidak dalam trayek.
Kendaraan bermotor
Didalam Undang-undang No 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
kendaraan bermotor didefinisikan sebagai setiap Kendaraan yang digerakkan oleh
peralatan mekanik berupa mesin selain Kendaraan yang berjalan di atas rel.

Kendaraan Bermotor dikelompokkan berdasarkan jenis:


1. sepeda motor;
2. mobil penumpang;
3. mobil bus;
4. mobil barang; dan
5. kendaraan khusus.

Kendaraan Bermotor angka 2, angka 3, dan angka 4 dikelompokkan berdasarkan


fungsi:
1. Kendaraan Bermotor perseorangan; dan
2. Kendaraan Bermotor Umum.

Kendaraan tak bermotor


Merupakan moda angkutan yang digerakkan dengan tenaga manusia seperti sepeda,
gerobak dorong ataupun becak; moda yang digerakkan tenaga hewan seperti sado,
bendi, cikar, cidomo yang digerakkan kuda, gerobak sapi; moda yang digerakkan
dengan layar seperti selancar angin yang digunakan sebagai perangkat yang digunakan
untuk olahraga.

10. Pengaturan parkir


Jawab :

Fasilitas parkir adalah lokasi yang ditentukan sebagai tempat pemberhentian kendaraan
yang tidak bersifat sementara untuk melakukan kegiatan padasuatu kurun waktu.
Tempat parkir di badan jalan, (on street parking) adalah fasilitas parkir yang
menggunakan tepi jalan. Fasilitas parkir di luar badan jalan (off street parking) adalah
fasilitas parkir kendaraan di luar tepi jalan umum yang dibuat khusus atau penunjang
kegiatan yang dapat berupa tempat parkir. Jalan adalah tempat jalan yang diperuntukan
bagi lalu lintas umum. Satuan ruang parkir (SRP) adalah ukuran luas efektif untuk
meletakkan kendaraan (mobil penumpang, bus/truk, atau sepeda motor), termasuk
ruang bebas dan lebar buka pintu.

Anda mungkin juga menyukai