Jika dibandingkan dengan uji substantive atas akun neraca, pengujian laporan
laba rugi lebih condong ke prosedur analitis dan sedikit ke pengujian rincian.
a. Prosedur analitis untuk akun-akun laporan laba rugi
Jenis pengujian substantive ini dapat digunakan secara langsung atau tidak
langsung. Pengujian langsung terjadi ketika akun pendapatan atau akun beban
dibandingkan dengan data relevan lainnya untuk menentukan kewajaran saldo
tersebut. Pengujian ini tidak langsung terjadi apabila bukti mengenai saldo laporan
laba rugi diperoleh dari prosedur analitis yang dipakai untuk akun neraca yang
berhubungan.
Auditor mungkin memilih untuk menggunakan prosedur analitis sebagai
pengujian langsung atas beberapa saldo laporan laba rugi. Jika pengendalian
terhadap transaksi penyesuaian penjualan cukup andal, hanya prosedur analitis
yang dipakai untuk akun retur penjualan dan penyisihan.
b. Pengujian rincian atas akun-akun laporan laba rugi
Apabila bukti yang diperoleh dari prosedur analitis dan dari pengujian rincian
atas akun-akun neraca yang berkaitan tidak mengurangi risiko deteksi menjadi
lebih rendah. Hal ini dapat terjadi pada saat :
1) Risiko bawaan tinggi. Hal ini terjadi dalam kasus asersi-asersi yang
dipengaruhi oleh transaksi yang tidak rutin dan pertimbangan serta estimasi
manajemen.
2) Risiko pengendalian tinggi. Keadaan ini dapat terjadi ketika (1) pengendalian
intern yang berkaitan dengan transaksi rutin dan tidak rutin tidak efektif atau
(2) auditor memilih untuk tidak menguji pengendalian intern
3) Prosedur analitis menentukan adanya fluktuasi hubungan yang tidak bias dan
tidak diharapkan.
4) Akun memerlukan analisis. Analisis biasanya diperlukan untuk akun-akun
yang (a) memebutuhkan pengungkapan khusus dalam laporan laba-rugi, (b)
beisi informasi yang diperlukan dalam mempersiapkan SPT pajak dan laporan
kepada instansi yang berwenang, seperti SEC (amerika) atau Bapepam
(Indonesia), dan (c) mempunyai judul akun yang kemungkinan mengandung
kesalahan klasifikasi dan kekeliruan.