Anda di halaman 1dari 3

2.

1 MENENTUKAN RISIKO DETEKSI

Risiko deteksi adalah risiko bahwa auditor tidak akan menemukan salah satu
material yang ada dalam sebuah asersi. Rencana risiko deteksi adalah dasar untuk
menetapkan rencana tingkat pengujian substantif yang ditentukan oleh auditor sebagai
komponen keempat atau terakhir dalam penetapan strategi audit awal untuk suatu
pernyataan/asersi. Rencana risiko deteksi ditentukan berdasarkan hubungan yang
dinyatakan dengan model sebagai berikut: (Mulyadi, 1998:225)

RD = RA / RB x RP
Keterangan :
RA = Risiko Audit
RB = Risiko Bawaan
RP = Risiko Pengendalian
RD = Risiko Deteksi

Rumus perhitungan risiko deteksi dapat diurs saikan sebagai berikut:


Untuk tingkat risiko audit tertentu (RA) yang diteteapkan oleh auditor, risiko deteksi
berbanding terbalik dengan taksiran bawaan (RB) dan risiko pengendalian (RP).
Hubungan antara strategi, risiko deteksi yang direncanakan, audit pendahuluan, dan
tingkat  pengujian substantif: (Boynton, 2003:502)
Rencana risiko deteksi adalah dasar untuk menetapkan rencana tingkat pengujian
substantif yang ditentukan oleh auditor sebagai komponen terakhir dalam penetapan
strategi audit awal untuk suatu asersi.

Strategi Audit Risiko Deteksi Memperoleh Tingkat


Pendahuluan yang Keyakinan yang Pengujian
Direncanakan Direncanakan Substantif yang
dari : Direncanakan
Pendekatan Rendah atau Pengujian rincian Tingkat yang
pengujian sangat rendah atas transaksi lebih tinggi
substantif utama dan saldo
yang
menekankan
pengujian rincian
Tingkat risiko Sedang atau Pengujian Tingkat yang
pengendalian tinggi pengendalian lebih rendah
yang dinilai lebih
rendah
Pendekatan Rendah atau Prosedur analitis Tingkat yang
pengujian sangat rendah lebih tinggi
substantif utama
yang
menekankan
prosedur analitis
Penekanan pada Sedang atau Bukti mengenai Tingkat sedang
risiko bawaan tinggi risiko bawaan atau  lebih
dan prosedur dan prosedur rendah
analitis analitis

Risiko deteksi terencana merupakan ukuran risiko bahwa bukti audit atas segmen
tertentu akan gagal mendeteksi keberadaan salah saji yang melebihi suatu nilai salah
saji yang masih dapat ditoleransi. Jika nilai risiko deteksi terencana berkurang, maka
auditor harus mengumpulkan lebih banyak bukti audit untuk mencapai nilai risiko
deteksi yang berkurang, risiko ini menentukan nilai bukti subtantif yang direncanakan
oleh auditor untuk dikumpulkan.

1. Mengevaluasi Tingkat Pengujian Substantif yang Direncanakan


Pada saat mengevaluasi tingkat pengujian substantif yang direncanakan untuk
setiap asersi laporan keuangan yang signifikan, auditor akan mempertimbangkan
bukti yang diperoleh dari :
1) Penilaian risiko bawaan
2) Prosedur untuk memahami bisnis dan industri klien dan prosedur analitis terkait
yang dilengkapi.
3) Pengujian pengendalian, meliputi :
a. Bukti tentang efektifitas pengendalian intern yang didapat ketika memperoleh
pemahaman tentang pengendalian intern.
b. Bukti tentang efektifitas pengendalian intern yang mendukung penilaian tingkat
risiko pengendalian yang lebih rendah (seperti pengujian pengendalian 
manajemen yang berhubungan dengan asersi-asersi spesifik, pengujian
pengendalian umum komputer, pengujian pengendalian aplikasi komputer,
dan pengujian tindak lanjut manual).
Apabila tingkat risiko pengendalian akhir sama dengan tingkat risiko
pengendalian awal, auditor bisa melangkah ke tahap perancangan pengujian
substantif spesifik berdasarkan rencana tingkat pengujian substantif yang telah
ditetapkan sebagai komponen keempat dari strategi audit awal. Namun apabila tidak,
tingkat pengujian substantif harus direvisi sebelum merancang pengujian substantif
spesifik untuk mengakomodasi tingkat risiko deteksi yang bisa diterima setelah
direvisi.

Anda mungkin juga menyukai