Gambar cross section weldment (fusion welding) Gambar struktur daerah pengelasan cair (fusion welding) Gambar diagram proses pencairan daerah las (fero steel)
Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi : konstuksi
jembatan, rangka baja, bejana tekan, boiler, pipa saluran, storage tank, perkapalan, aircraft,
aerospace, automotive, rail dan sebagainya.
Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi, misalnya :
untuk pengisian lubang-lubang pada coran, membuat lapisan las pada perkakas
mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam–macam reparasi lainnya.
Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan
sarana untuk mencapai ekonomis pembuatan yang lebih baik. Karena itu
rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan
memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan
kontruksi, serta kegunaan disekitarnya.
Berdasarkan klasifikasi tersebut diatas, selanjutnya akan dibahas dua kelas utama
pengelasan yaitu : fusion welding/ pengelasan cair, dan solid-state welding/
pengelasan tekan, dari contoh aplikasi diatas.
Sambungan las (weld joint)
Jenis sambungan las (types of weld joint)
Ada lima jenis sambungan las dasar yaitu : 1) butt/ tumpul, 2) corner/ sudut, 3) lap/ tumpang, 4)
tee/ T, dan 5) edge/ sisi.
Gambar 5 ienis sambungan las a) butt/tumpul, b) corner/ sudut, c) lap/ tumpang, d) tee/ T, dan e) edge/ sisi
- Fillet weld/ las fillet adalah jenis lasan pada ujung-ujung plat, merupakan kreasi dari sanbungan
corner, lapp dan tee. Las fillet dapat berupa single atau double (lasan pada satu sisi atau kedua
sisinya), dan dapat continue (dilas menerus sepanjang sambungan) atau intermittent (ada ruang
berjarak antar lasan)
Gambar fillet welds: a) inside single fillet corner joint, b) outside single fillet corner joint, c) double fillet lap joint, dan d) double fillet Tee joint
- Groove welds/ las dengan alur, Daerah ujung permukaan bagian yang akan disambung dibuat alur
untuk mamfasilitasi penetrasi lasan. Bentuk-bentuk alur berupa square, bevel, V, U dan J dalam
bentuk single ataupun double.
Gambar typical groove welds: (a) square groove weld one side, b) single bevel groove weld, c) singleV-groove weld, d) single U-groove
weld, - Spot dan Seam weld, e) single J-groove weld, f) double V-groove weld untuk plat tebal
Gambar a( plug weld, b) slot weld Gambar: a) spot weld, b) seam weld
- Butt joint tube (pipe and box) : a) 1G (flat), b) 2G (horizontal fixed and rotated), c) 5G (flat, vertical,
overhead fixed and vertical rotated, d) 6G (multiple welding position elevation 45º), e) 6GR (6G with
reinforcement)
Posisi Pengelasan (Welding position) DIN EN ISO 6047
Sambungan pengelasan plate dan pipa, fillet maupun groove : a) PA (flat), b) PB (horizonal vertical), c) PC
(horizontal), d) PD (horizontal overhead), e) PE (overhead), f) PF (vertical-up), g) PG (vertical down) h) PH (pipe
upwards), i) PJ (pipe downwards), j) H-L045 (pipe upwards), k) J-l045 (pipe downwards).
Power density
Power density/ Heat density dapat didefinisikan sebagai transfer daya untuk kerja persatuan
luas area,W/mm2 (Btu/sec-in2), yang berupa energi panas yang menghasilkan temperatur tinggi
untuk melelehkan permukaan daerah yang akan disambung.
Dalam pengelasan power density minimum untuk melelehkan metal sekitar 10 W/mm2 (6
Btu/sec-in2). Heat density meningkat, waktu pengelasan akan menurun. Jika power density yang
diberikan terlalu tinggi, diatas 1ooo00 W/mm2 (60000 Btu/sec-in2) berefek pada daerah
temperatur penguapan metal.
Perumusan power density:
Dimana :
PD= power density, W/mm2 (Btu/sec-in2)
P = daya yang diberikan, W (Btu/sec)
A = luasan daerah permukaan yang menerima energi
Heat balance/ kesetimbangan panas dalam fusion welding
Perumusan heat transfer
Dimana:
Um = jumlah panas yang diperlukan untuk melelehkan sejumlah volume logam dimulai dari temperatur kamar,
J/mm3 (Btu/mm3 );
Tm = titik leleh metal pada skala derajat K (derajat R); dan K = harga konstanta : 3,33 x 10-6
bila dalam skala Kelvin, 1,457 x 10-5 untuk temperatur Renkin
Hw = panas bersih untuk pengelasan, J (Btu) , f1 = faktor transfer panas , f2 = faktor pelelehan ,
H = panas total yang dihasilkan oleh proses pengelasan, J (Btu)
Hw = panas panas bersih yang digunakan oleh operasi pengelasan, J (Btu) , Um = sejumlah energi yang
diperlukan untuk melelehan metal, J/mm3 (Btu/in3 ); dan V = volume metal yang meleleh mm3 (in3)
RHw = harga energi panas yang diberikan untuk operasi pengelasan, J/sec = W (Btu/min), dan
RWV = harga volumemetal lasan. Mm3 /sec (in3 /min) dalam welding continues bead
f1 dan f2 adalah faktor trnsfer panas dan pelelehan (heat transfer and melting factors);
Rh = harga input energi yang dihasilkan oleh sumber daya pengelasan, W (Btu/min);
Aw = Area potongan melintang (cross section), mm2 (in2); v = kecepatan pengelasan
(travel velocity) operasi pengelasan, mm/sec (in/min)
Gambar potongan melintang struktur fusion weld joint a) zone/ daerah samungan las, b) tipical struktur butiran (grain structure)
1) Fusion Zone adalah daerah yang terdiri dari campuran filler metal dan base metal yang telah
mencair sepenuhnya.
2) Weld interface ( fusion line) adalah batasan yang memisahkan daerah fusion zone dari
daerah heat effected zone (HAZ).
3) Heat-afected zone (HAZ) adalah daerah yang mendapat pengaruh panas dibawah
temperatur titik cair metalnya, tetapi sudah cukup tinggi untuk merubah struktur micro dari solid-
metalnya.
4) Unaffected base metal zone daerah base metal yang tidak terjadi perubahan metalurginya.
Issu permasalahan didalam pengelasan manual arc welding, biasanya disamping penguasaan
teknologinya, juga tergantung pada kemampuan (skill) dan etis kerja dari welder (tukang las).
Juga issu produktivitas seringkali diukur sebagai arc time (arc-on time), proporsi dari jam kerja
Untuk manual welding besarnya Arc time biasanya sekitar 20%, karena kebutuhan frekfensi
keperluan istirahat akibat kelelahan tangan, mata, dan kebutuhan persiapan dan koordinasi.
Untuk operasi dengan machine, automatic, dan robotic, arc time bisa ditingkatkan menjadi
+50%.
Flux adalah substansi untuk mencegah pembentukan oksida ataupun kontaminasi lain yang
tidak diinginkan. Selama pengelasan flux mencair dan menjadi cairan slag, mengcover operasi
dan melindungi molten weld metal. Flux mengeras pada saat pendinginan dan harus dihilangkan
dengan chiping atau grinding.
Flux biasanya ditambahkan formula untuk fungsi-fungsi :
1) memberikan perlindungan atmosphere,
2) stabilisasi busur listrik, dan
3) mengurangi spatter.
Metode aplikasi penggunaan flux berbeda menurut prosesnya :
a) pouring granular flux kedalam operasi pengelasan (SAW),
b) menggunakan stick electrode yang dilapisi material flux, yang mana lapisan itu akan
mancair untuk mengcover operasi pengelasan (SMAW), dan
c) menggunakan tubular electrode, dimana flux dimuat dalam inti dan direalisasikan sebagai
consumable electrode (FCAW).
-
- Power source in Arc welding
Dalam arc welding digunakan sumber daya (power source) Alternating current (AC) dan
Direct Current (DC). Mesin Ac sedikit mahal dan tak banyak dioperasikan, tetapi biasanya
terbatas untuk pengelasan ferros metal. Perangkat DC dapat digunakan pada semua jenis metal
dengan hasik bagus dan umumnya lebih bagus dikontrol.
Pada proses arc welding panas dihaslkan oleh arus I dan Voltage E melalui Arc (busur listrik),
tetapi tidak keseluruhannya panas ditransfer pada permukaan benda kerja. Peristiwa konveksi,
konduksi dan spatter mengurangi jumlah panas yang terpakai. Efek kehilangan ini diekspresikan
dengan heat transfer factor f1, dan melting factor f2 merupakan pengurangan panas welding
lebih lanjut. Berikut contoh perhitungan daya pengelasan pada arc welding.
Gambar tabel nilai heat transfer factor f1 untuk proses arc welding
Proses las busur listrik- elektroda terumpan (Arc welding processes-Consumable electrodes)
Berikut beberapa proses pengelasan busur listrik (AW processes) jenis elektroda terumpan
(consumable electrodes) terpenting dalam aplikasi pengelasan, yaitu : - Shielded Metal Arc Welding
SMAW, - Gas Mtal Arc Welding (GMAW), - Flux core Arc Welding (FCAW), - Electrogas Welding
(EGW), dan - Submerged Arc Welding (SAW).
Gambar proses pengelasan SMAW Gambar rangkaian proses pengelasan SMAW Gambar klasifikasi electrode coating (stick) SMAW (AWS)
- Gas Metal Arc Welding
Gas Metal Arc Welding adalah proses arc welding yang konsumsi filler metalnya berupa batang
metal wire sebagai elecktroda, dan shielding gas menggenangi area busur listrik. Batang kawat
secara menerus (continue) melewati welding gun. Gas yang digunakan inert seperti gas Ar dan He
atau active gas seperti CO2 atau campuran (mixture gas) CO2 dan Ar atau O2 dan Ar, tergantung
pada metal yang disambung.
Variasi penyebutan proses pengelasan ini disebut MIG welding bila gas pelindung yang dipakai inert
gas, dan di sebut MAG welding atau CO2 welding bila gas pelindung yang dipakai CO2.
Gambar ilustrasi proses GMAW Gambar rangkaian proses GMAW Gambar klasifikasi kawat las (wire roll) GMAW (AWS)
Gambar ilustrasi proses pengelasan FCAW Gambar rangkaian pengelasan FCAW Gambar klasifikasi roll wire tube FCAW (AWS)
Gambar ilustrasi proses pengelasan electrogas welding (EGW) Gambar rangkaian misin EGW
Proses las busur listrik-elektroda tak terumpan (Arc welding (AW) processes - non-consumable
electrodes)
Berikut diberikan contoh proses pengelasan busur listrik elektoda tak terumpan :
- Gas tungstewn arc welding (GTAW ), dan - Plasma arc welding (PAW)
- Gas Tungstewn Arc Welding(GTAW) : Jenis las busur listrik yang menggunakan sebatang
elektroda tungsten yang tak terumpan (non-consumable tungsten electrodes). Juga dikenal sebagai
TIG (Tungsten Inert Gas) welding atau WIG (wolfran inert gas welding).
Gambr ilustrasi proses las TIG Gambar rangkaian mesin las TIG air cooler dan water cooler Gambar klasifikasi wire rod las TIG (AWS)
- Plasma Arc Welding(PAW) : Bentuk khusus las gas tungsten arc welding dimana busur plasma
diarahkan pada weld area. Shielding gas yang digunakan argon, argon-hydrogen atau helium.
Pemanasan Plasma arc welding mencapai 17000 ºC atau lebih. Aplikasi PAW proses untuk
pengelasan sub-assembly automobil, metal cabinets, frame pintu dan jendela.
Kelebihan dari aplikasi ini, stabilitasnya bagus, control penetrasinya lebih bagus dibanding proses
AW yang lain, travel speed tinggi dan quality pengelasan baik.
Kekurangan dari PAW, susah untuk mengelas metal bronze, cast iron, dan magnesium.
Keterbatasan lain, cost peralatannya mahal dan torchnya lebih besar daripada operasi AW lain.
- Resistance spot welding (RSW) adalah proses pengelasan cair bagian dari group resistance
welding (RW)
Gambar ilustrasi a) sklus langkah proses las RSW, b) pemberian tekanan da arus selama siklus gambar fixed merin RSW
Gambar ilustrasi RSEW Gambar jenis lain proses produksi RSEW dengan elecrodes wheel
- Operasi Resistance Welding (RW) lain
- Resistance Projection Welding (RPW), - Flsh welding (FW), - High-Frequensi Resistance
Welding (HRFW), dan - High Frequensi Induction Welding (HFIW)
Gambar ilustrasi FW a) heating, b) up-sets by force Gambar ilustrasi HRFW Gambar ilustrasi HRIW
Proses Pengelasan Oxyfuel Gas Welding (OGW)
Oxyfuel Gas Welding adala operasi group fusion welding yang pembakaranya variasi dari
campuran bahan bakar dan oxygen untuk pelaksanaan pengelasan. Oxyfuel gas biasanya juga
digunakan dalam torch untuk memotong metal plat atau part lain.
- Oxyacetylene Welding (OAW) adalah proses fusion welding yang dilakuakan oleh temperatur tinggi
api dari pembakaran acetylene dan oxygen. Api dilangsungkan oleh torch, filler metal kadang
ditambahkan, harus dari bahan yang sama dengan material induk (base metal). Filler sering berlapis
flux untuk mencegah oksidasi dan pembersih permukaan
Gambar ilustrasi OAW Gambar neutral flame dari oxyacetylene torch Gambar tabel penggunaan gas dalam OAW dan/atau
mengindikasikan tinggi temperatur yang dicapai cuting dengan temperatur api dan panas pembakaran
Gambar ilustrasi mesin EBW Gambar ilustrasi mesin LBW Gambar ilustrasi proses ESW Gambar ilustrasi proses Thermit welding
-
Gambar ilustrasi proses FRW a) putaran part tanpa contak, b) tubrukan part, kontak hasilkan panas gesekan, c) putaran berhenti, tekanan axial diberikan, d) tercipta lasan
Gambar a) pengelasan butt joint dua plat b ) srinkage melintang assembly lasan, c) pattern residual stress
arah melintang dan memanjan, d) wraping pada assembly lasan
Gambar berbagai bentuk crack Gambar berbagai bentuk cacat incomplete fusion Gambar berbagai cacat bentuk profile unacceptable
countour0weld defect
Inspection and testing method
Metode Inspeksi dan testing dapat dibagi dalam 3 kategori, yaitu: 1) visual inspection, 2) non-destructive test,
dan 3) destructive test
visual inspection, pemeriksaan kelulusan hasil lasan untuk, 1) konformity dari spesiffikasi drawing
(gambar kerja) 2) wraping (perubahan bentuk), dan 3) cracks defect (cacat retak), cavity 9porous), incomplete fusion
dan laiin-lain, visual inspeksi ini terbatas pada surface defect (cacat permukaan)
Gambar mechanial test lasan a) tension dan shear test arc weld, b) fillet break test, c) tension dan shear test spot weld, d) peel test spotweld
3) tack welding (las setempat), pada banyak titik sepanjang sambungan dapat menghasilkan struktur kaku
sebelum lasmemanjang menerus
4) welding kondition, (pengaturan kecepan, jumlah filler metal dsb) dapat dipilih untuk mengurangi wraping
5) preheat base part untuk mengurangi level tegangan panas part
6) swtress relief, perlakuan panas dapat dilakukan pada lasan assembly ke dalam furnace untuk lasan
kecil, atau menggunakan metode yang dapat digunakan dalam bidang structur yang besar
7) proper design, perencanaan pengelasan yang tepat dapat mengurangi derajat wraping.
Gambar berbagai bentuk crack Gambar berbagai bentuk cacat incomplete fusion Gambar berbagai cacat bentuk profile unacceptable
countour0weld defect
-
- Simbol Pengelasan - Proses fabrikasi las: las ikat, perakitan, dan assembling
Gambar simbol pengelasan (AWS) Gambar baju pelindung kerja welder Gambar pengelasan bawah air