Anda di halaman 1dari 36

Termin (Minggu Ke) : 9, 10, 11

Mata Kuliah : PROSES PRODUKSI II


Kode Mata Kuliah : TM-154
Beban Studi : 3 SKS
Semester : V
Program Studi : TEKNIK MESIN
Dosen: Ir. AGUS SUPRAYITNO, M.Eng
 TABEL RPS MATA KULIAH PROSES PRODUKSI II
Termin Pokok Bahasan (PB), Keterangan
(Minggu Ke) Materi Pokok Capaian Sub Mata Kuliah (Sub CP-MK) tambahan
6, 7 Pengerjaan PB: Memberikan pengetahuan dan pemahaman konsep dasar, prinsip
kerja, klasifikasi, karakteristik, jenis dan metode proses pengerjaan
pembentukan pembentukan produk logam dengan perlakuan panas atau dingin
logam Sub CP-MK: Mahasiswa dapat memahami dan mampu menjelaskan
proses dasar, klasifikasi, karakteristik, jenis serta metode proses kerja
operasi pengerjaan pembentukan logam dengan perlakuan panas atau
dingin, serta mampu merancang langkah-langkah pembentukan produk
8 UTS Sub CP-MK Mngg 1 - 7 Sifat: Close book, close
media electronic
9, 10, 11 Pengelasan PB: Memberikan pengetahuan dan pemahaman pengerjaan
sambungan dengan las, karakteristik, klasifikasi, jenis dan metode
proses penyambungan produk las yang umum dipakai di industri
manufaktur
Ops. Pratikum 1. Las SMAW?OAW , 2. inspeksi dan uji PT
Sub CP-MK: Mahasiswa dapat memahami dan mampu
menjelaskan proses dasar, klasifikasi, karakteristik, jenis serta
metode proses kerja operasi penyambungan dengan pengelasan,
serta mampu merancang langkah-langkah penyambungan produk
dengan pengelasan
12, 13, 14 Pembentukan PB: Memberikan pengetahuan dan pemahaman jenis, klasifikasi,
material non- karakteristik, penggunaan, dan prinsip dasar proses pembuatan
material non-logam keramik, polymer, dan komposit
logam
Sub CP-MK: Mahasiswa dapat memahami dan mampu menjelaskan
jenis, klasifikasi, karakteristik, penggunaan, prinsip dasar proses
pembuatan material non-logam, serta mampu merancang langkah-
langkah dasar pembuatan material non-logam keramik, polymer dan
komposit
 PENGELASAN (Welding/ Permanent Joining Processes)
 Pemahaman berbagai jenis, metode, dan peralatan las serta aplikasinya.

 DEFINISI, PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI Pengelasan


 Sambungan las (weld joint)
 Jenis lasan (types of welds)
 - Fillet weld/ las fillet
 - Groove welds/ las dengan alur,
 Posisi pengelasan (Welding position) AWS
 Posisi pengelasan (Welding position) DIN EN ISO 6047
 Power density/ Heat density
 Fitur fusion weld joint
 Teknologi las busur listrik
 Proses las busur listrik - elektroda terumpan
 - Shielded Metal Arc Welding
 - Gas Metal Arc Welding
 - Flux Core Arc Welding (FCAW)
 - Electrogas Welding (EGW)
 - Las busur rendam/ Submerged Arc Welding (SAW)
 Proses las busur listrik elektroda tak terumpan
 - Gas Tungstewn Arc Welding(GTAW)
 - Plasma Arc Welding(PAW)
 (Lanjutan.....)
 Resistance Welding (RW)
 - Resistance spot welding (RSW)
 - Resistance Seam Welding RSEW)
 - Operasi Resistance Welding (RW) lain:
 - Resistance Projection Welding (RPW),- Flsh welding (FW), - High-Frequensi Resistance Welding
 (HRFW), dan - High Frequensi Induction Welding (HFIW)
 Proses Pengelasan Oxyfuel Gas Welding (OGW)
 - Oxyacetylene Welding (OAW)
 - Pressure gas welding (PGW)
 Proses Fusion welding lain:
 - Electron beam welding, (EBW) - Laser beam welding (EBM), - Electroslad welding (ESW) , dan
- Thermit welding
 Las Tekan (Solid state welding)
 - Roll welding (ROW), - Explosion welding (EXW), - Friction welding (FRW), - Friction stir welding
(FSW), - Ultrasonic welding (USW)
 Kualitas Lasan ( Weld Quality) : - stresses dan distorsi, - Welding defect, - Inspection dan Test methods
 Alpikasi pengelasan (Welding application)
 - Simbol pengelasan (Welding simbol)
 - Proses fabrikasi las
 PENGELASAN (Welding/ Permanent Joining Processes)

 DEFINISI, PENGERTIAN DAN KLASIFIKASI


 Pengelasan/welding adalah proses penyambungan dua bagian logam atau non logam
dengan jalan pencairan sebagian dari daerah yang akan disambung.
 Adanya pencairan dan pembekuan didaerah tersebut akan menyebabkan terjadinya ikatan
sambungan, dengan atau tanpa penekanan dan dengan atau tanpa logam
pengisi/penambah.

 Gambar cross section weldment (fusion welding) Gambar struktur daerah pengelasan cair (fusion welding) Gambar diagram proses pencairan daerah las (fero steel)

 Lingkup penggunaan teknik pengelasan dalam kontruksi sangat luas, meliputi : konstuksi
jembatan, rangka baja, bejana tekan, boiler, pipa saluran, storage tank, perkapalan, aircraft,
aerospace, automotive, rail dan sebagainya.

 Disamping untuk pembuatan, proses las dapat juga dipergunakan untuk reparasi, misalnya :
untuk pengisian lubang-lubang pada coran, membuat lapisan las pada perkakas
mempertebal bagian-bagian yang sudah aus, dan macam–macam reparasi lainnya.
 Pengelasan bukan tujuan utama dari kontruksi, tetapi hanya merupakan
sarana untuk mencapai ekonomis pembuatan yang lebih baik. Karena itu
rancangan las dan cara pengelasan harus betul-betul memperhatikan dan
memperlihatkan kesesuaian antara sifat-sifat las dengan kegunaan
kontruksi, serta kegunaan disekitarnya.

 Prosedur pengelasan kelihatannya sangat sederhana, tetapi sebenarnya


didalamnya banyak masalah-masalah yang harus diatasi dimana
pemecahannya memerlukan bermacam-macam penngetahuan. Karena itu
didalam pengelasan, penngetahuan harus turut serta mendampingi
praktik secara lebih terperinci.

 Dapat dikatakan bahwa perancangan kontruksi bangunan dan mesin


dengan sambungan las harus direncanakan pula tentang cara-cara
pengelasannya, cara inspeksi/pemeriksaan, bahan las, dan jenis las yang
akan digunakan berdasarkan fungsi dari bagian-bagian konstruksi
bangunan atau mesin yang dirancang.
 Types/ Jenis proses pengelasan dan Penyambungan serta klasifikasinya
 Pada saat ini, ada lebih dari 50 type/jenis proses pengelasan dan
penyambungan (Welding and Joinning processes) yang menggunakan
berbagai variasi jenis atau kombinasi energi untuk menyediakan daya yang
diperlukan.
 Berikut adalah diagram klasifikasi proses-proses pengelasan dan
penyambungan berdasarkan catalog AWS:
 Fusion welding/ Pengelasan cair adalah cara pengelasan dimana sambungan
dipanaskan sampai mencair dengan sumber panas dari busur listrik atau sumber api
gas yang terbakar.
Contoh Aplikasi Pengelasan Cair :
 - Arc welding (AW)/ las busur listrik
 - Resistance welding (AW)
 - Oxyfuel gas welding (OFW)
 - Proses fusion welding lain : electron beam welding, laser beam welding.

 Solid-state welding/ Pengelasan tekan adalah cara pengelasan dimana sambungan


dipanaskan dan kemudian ditekan hingga menjadi satu.
 Contoh aplikasi las tekan:
 - Difusion welding
 - Friction welding
 - Ultrasonic welding

 Brazing and soldering/ Pematrian adalah cara pengelasan dimana sambungan


diikat dan disatukan denngan menggunakan paduan logam yang mempunyai titik cair
rendah. Dalam hal ini logam induk tidak turut mencair.

 Berdasarkan klasifikasi tersebut diatas, selanjutnya akan dibahas dua kelas utama
pengelasan yaitu : fusion welding/ pengelasan cair, dan solid-state welding/
pengelasan tekan, dari contoh aplikasi diatas.
 Sambungan las (weld joint)
 Jenis sambungan las (types of weld joint)
 Ada lima jenis sambungan las dasar yaitu : 1) butt/ tumpul, 2) corner/ sudut, 3) lap/ tumpang, 4)
tee/ T, dan 5) edge/ sisi.

 Gambar 5 ienis sambungan las a) butt/tumpul, b) corner/ sudut, c) lap/ tumpang, d) tee/ T, dan e) edge/ sisi

 Jenis lasan (types of welds)


 Ada lima jenis/tipe lasan, yaitu : - fillet weld, groove weld (las dengan alur), - Plug dan Slot
welds, - flange welds, - Surfacing welds

 - Fillet weld/ las fillet adalah jenis lasan pada ujung-ujung plat, merupakan kreasi dari sanbungan
corner, lapp dan tee. Las fillet dapat berupa single atau double (lasan pada satu sisi atau kedua
sisinya), dan dapat continue (dilas menerus sepanjang sambungan) atau intermittent (ada ruang
berjarak antar lasan)

 Gambar fillet welds: a) inside single fillet corner joint, b) outside single fillet corner joint, c) double fillet lap joint, dan d) double fillet Tee joint
 - Groove welds/ las dengan alur, Daerah ujung permukaan bagian yang akan disambung dibuat alur
untuk mamfasilitasi penetrasi lasan. Bentuk-bentuk alur berupa square, bevel, V, U dan J dalam
bentuk single ataupun double.

 Gambar typical groove welds: (a) square groove weld one side, b) single bevel groove weld, c) singleV-groove weld, d) single U-groove
weld, - Spot dan Seam weld, e) single J-groove weld, f) double V-groove weld untuk plat tebal

 - Plug dan Slot welds - Spot dan Seam welds

 Gambar a( plug weld, b) slot weld Gambar: a) spot weld, b) seam weld

 - flange welds - Surfacing welds

 Gambar: flange weld Gambar surfacing weld


 Posisi Pengelasan (Welding position) AWS
 - Fillet joint plate : a) 1F (flat), b) 2F (horizontaL), c) 3F (vertikal), 4) overhead

 Butt joint plate : a) 1G (flat), b) 2G (horizontal), c) 3G (vertical, d) 4G (overhead)


 - Fillet joint pipe (pipe to pipe and pipe to plate) : a) 1F (flat rotated), b) 2F (horizontal fixed), c) 2FR
(horizontal rotated), d) 4F (overhead), e) 5F (vertical)

 - Butt joint tube (pipe and box) : a) 1G (flat), b) 2G (horizontal fixed and rotated), c) 5G (flat, vertical,
overhead fixed and vertical rotated, d) 6G (multiple welding position elevation 45º), e) 6GR (6G with
reinforcement)
 Posisi Pengelasan (Welding position) DIN EN ISO 6047
 Sambungan pengelasan plate dan pipa, fillet maupun groove : a) PA (flat), b) PB (horizonal vertical), c) PC
(horizontal), d) PD (horizontal overhead), e) PE (overhead), f) PF (vertical-up), g) PG (vertical down) h) PH (pipe
upwards), i) PJ (pipe downwards), j) H-L045 (pipe upwards), k) J-l045 (pipe downwards).
 Power density
 Power density/ Heat density dapat didefinisikan sebagai transfer daya untuk kerja persatuan
luas area,W/mm2 (Btu/sec-in2), yang berupa energi panas yang menghasilkan temperatur tinggi
untuk melelehkan permukaan daerah yang akan disambung.
 Dalam pengelasan power density minimum untuk melelehkan metal sekitar 10 W/mm2 (6
Btu/sec-in2). Heat density meningkat, waktu pengelasan akan menurun. Jika power density yang
diberikan terlalu tinggi, diatas 1ooo00 W/mm2 (60000 Btu/sec-in2) berefek pada daerah
temperatur penguapan metal.
 Perumusan power density:

 Dimana :
 PD= power density, W/mm2 (Btu/sec-in2)
 P = daya yang diberikan, W (Btu/sec)
 A = luasan daerah permukaan yang menerima energi
 Heat balance/ kesetimbangan panas dalam fusion welding
 Perumusan heat transfer
 Dimana:
 Um = jumlah panas yang diperlukan untuk melelehkan sejumlah volume logam dimulai dari temperatur kamar,
 J/mm3 (Btu/mm3 );
 Tm = titik leleh metal pada skala derajat K (derajat R); dan K = harga konstanta : 3,33 x 10-6
 bila dalam skala Kelvin, 1,457 x 10-5 untuk temperatur Renkin

 Hw = panas bersih untuk pengelasan, J (Btu) , f1 = faktor transfer panas , f2 = faktor pelelehan ,
 H = panas total yang dihasilkan oleh proses pengelasan, J (Btu)

 Hw = panas panas bersih yang digunakan oleh operasi pengelasan, J (Btu) , Um = sejumlah energi yang
 diperlukan untuk melelehan metal, J/mm3 (Btu/in3 ); dan V = volume metal yang meleleh mm3 (in3)

 RHw = harga energi panas yang diberikan untuk operasi pengelasan, J/sec = W (Btu/min), dan
 RWV = harga volumemetal lasan. Mm3 /sec (in3 /min) dalam welding continues bead

 f1 dan f2 adalah faktor trnsfer panas dan pelelehan (heat transfer and melting factors);
 Rh = harga input energi yang dihasilkan oleh sumber daya pengelasan, W (Btu/min);
 Aw = Area potongan melintang (cross section), mm2 (in2); v = kecepatan pengelasan
 (travel velocity) operasi pengelasan, mm/sec (in/min)

 Catatan tambahan : Heat Input/ Masukan panas,


 Dimana :
 Heat input ( HI ) = masukan panas, J/in (J/cm)
 Volts (V) = voltase operasi pengelasan, V .
 Amps ( I )= arus operasi pengelasan, A
 Travel speed ( v ) = kecepatan operasi pengelasan, in/min (cm/min)
 Gambar mekanisme transfer panas (heat transfer) proses fusion welding Tabel melting temperatur beberapa jenis metal
 Fitur fusion weld joint

 Gambar potongan melintang struktur fusion weld joint a) zone/ daerah samungan las, b) tipical struktur butiran (grain structure)

 1) Fusion Zone adalah daerah yang terdiri dari campuran filler metal dan base metal yang telah
mencair sepenuhnya.
 2) Weld interface ( fusion line) adalah batasan yang memisahkan daerah fusion zone dari
daerah heat effected zone (HAZ).
 3) Heat-afected zone (HAZ) adalah daerah yang mendapat pengaruh panas dibawah
temperatur titik cair metalnya, tetapi sudah cukup tinggi untuk merubah struktur micro dari solid-
metalnya.
 4) Unaffected base metal zone daerah base metal yang tidak terjadi perubahan metalurginya.

 Proses pengelasan (welding Processes)


 Arc Welding (las busur listrik)
 Arc Welding adalah proses pengelasan cair yang mana pencairan daerah sambungan
dicapai oleh busur listrik diantara elektroda dan benda kerja.
 Gambar basic configuration dan elektrical citcuit proses busur listrik

 Issu permasalahan didalam pengelasan manual arc welding, biasanya disamping penguasaan
teknologinya, juga tergantung pada kemampuan (skill) dan etis kerja dari welder (tukang las).
 Juga issu produktivitas seringkali diukur sebagai arc time (arc-on time), proporsi dari jam kerja

 Untuk manual welding besarnya Arc time biasanya sekitar 20%, karena kebutuhan frekfensi
keperluan istirahat akibat kelelahan tangan, mata, dan kebutuhan persiapan dan koordinasi.
 Untuk operasi dengan machine, automatic, dan robotic, arc time bisa ditingkatkan menjadi
+50%.

 Teknologi las busur listrik


 Elektroda las
 Penggunaan elektroda dalam arc welding diklasifikasikan kedalam 1) consumables dan 2)
non-consumables
 - Consumables electrodes (electroda terumpan) menyediaan sumber bahan
tambahan/pengisi dalam proses las busur listrik, ada tersedia dalam bentuk elektroda rod (stick)
dan bentuk wire rod (wire roll). Keduanya ini dikonsumsi oleh busur listrik selama proses
pengelasan, dan mengisi sambungan las sebagai filler metal.
 - Non-consumables electrodes (elektroda tak terumpan), dibuat dari tungsten (Tm: 3410ºC)
atau carbon, yang mempunyai ketahanan cair oleh busur listrk. Penggunaan filler metal dalam
operasinya harus disuplai selama pengelasan, berupa wire rod (kawat pejal) yang diumpankan/
dimakankan kedalam weld pool (cairan las).
 - Arc shielding diperlukan untuk perelindungan electrode tip, busur listrik, dan molten weld pool
dari adanya reaksi kimia gas-gas oksigen, nitogen dan hydrogen dalam udara bebas selama
operasi pengelasan.
 Dikenal dua arc shielding yaitu : shielding gas dan flux
 shielding gas umumnya digunakan inert gas seperti gas Argon (Ar) dan Helium (He). Pada
pengelasan cair ferros metal tertentu, digunakan gas oxygen (O2) dan cabon dioxyda (CO2),
atau biasanya juga dicampur dengan argon dan/atau helium, untuk menghasilkan reaksi
oksidizing atmosfer ataupun untuk mengontrol bentuk lasan.

 Flux adalah substansi untuk mencegah pembentukan oksida ataupun kontaminasi lain yang
tidak diinginkan. Selama pengelasan flux mencair dan menjadi cairan slag, mengcover operasi
dan melindungi molten weld metal. Flux mengeras pada saat pendinginan dan harus dihilangkan
dengan chiping atau grinding.
 Flux biasanya ditambahkan formula untuk fungsi-fungsi :
 1) memberikan perlindungan atmosphere,
 2) stabilisasi busur listrik, dan
 3) mengurangi spatter.
 Metode aplikasi penggunaan flux berbeda menurut prosesnya :
 a) pouring granular flux kedalam operasi pengelasan (SAW),
 b) menggunakan stick electrode yang dilapisi material flux, yang mana lapisan itu akan
mancair untuk mengcover operasi pengelasan (SMAW), dan
 c) menggunakan tubular electrode, dimana flux dimuat dalam inti dan direalisasikan sebagai
 consumable electrode (FCAW).
 -
 - Power source in Arc welding
 Dalam arc welding digunakan sumber daya (power source) Alternating current (AC) dan
Direct Current (DC). Mesin Ac sedikit mahal dan tak banyak dioperasikan, tetapi biasanya
terbatas untuk pengelasan ferros metal. Perangkat DC dapat digunakan pada semua jenis metal
dengan hasik bagus dan umumnya lebih bagus dikontrol.
 Pada proses arc welding panas dihaslkan oleh arus I dan Voltage E melalui Arc (busur listrik),
tetapi tidak keseluruhannya panas ditransfer pada permukaan benda kerja. Peristiwa konveksi,
konduksi dan spatter mengurangi jumlah panas yang terpakai. Efek kehilangan ini diekspresikan
dengan heat transfer factor f1, dan melting factor f2 merupakan pengurangan panas welding
lebih lanjut. Berikut contoh perhitungan daya pengelasan pada arc welding.

 Gambar tabel nilai heat transfer factor f1 untuk proses arc welding
 Proses las busur listrik- elektroda terumpan (Arc welding processes-Consumable electrodes)
 Berikut beberapa proses pengelasan busur listrik (AW processes) jenis elektroda terumpan
(consumable electrodes) terpenting dalam aplikasi pengelasan, yaitu : - Shielded Metal Arc Welding
SMAW, - Gas Mtal Arc Welding (GMAW), - Flux core Arc Welding (FCAW), - Electrogas Welding
(EGW), dan - Submerged Arc Welding (SAW).

 - Shielded Metal Arc Welding (SMAW)


 Shielded Metal Arc Welding adalah pengelasan busur listrik yang menggunakan elektroda
terbungkus (filler metal rod with chemical coated) sebagai bahan pengisi dan menyediakan bahan
flux serta shielding gas. Selama operasi ujung dari batang las diklem oleh electrode-holder yang
tersambung pada power source. Tipical arus yang digunakan dalam SMAW abtara 30 – 300 A pada
voltase 15 – 45 V. Panas busur listrik dari proses pengelasan mencairkan benda kerja, metal rod
dan lapisan flux (flux coated) yang menyediakan shielding gas dan slag yang menstabilkan busur
listrik dan memberikan perlindungan terhadap kontaminasi dari gas liar atmosfir yang tidak
diinginkan.

 Gambar proses pengelasan SMAW Gambar rangkaian proses pengelasan SMAW Gambar klasifikasi electrode coating (stick) SMAW (AWS)
 - Gas Metal Arc Welding
 Gas Metal Arc Welding adalah proses arc welding yang konsumsi filler metalnya berupa batang
 metal wire sebagai elecktroda, dan shielding gas menggenangi area busur listrik. Batang kawat
secara menerus (continue) melewati welding gun. Gas yang digunakan inert seperti gas Ar dan He
atau active gas seperti CO2 atau campuran (mixture gas) CO2 dan Ar atau O2 dan Ar, tergantung
pada metal yang disambung.
 Variasi penyebutan proses pengelasan ini disebut MIG welding bila gas pelindung yang dipakai inert
gas, dan di sebut MAG welding atau CO2 welding bila gas pelindung yang dipakai CO2.

 Gambar ilustrasi proses GMAW Gambar rangkaian proses GMAW Gambar klasifikasi kawat las (wire roll) GMAW (AWS)

 - Flux Core Arc Welding (FCAW)


 Flux Core Arc Welding adalah proses pengelasan busur listrik yang dimana electrodenya
merupakan continuous consumabel tubing (wire tube) yang mengandung flux pada intinya.
 Ada 2 versi FCAW, yaitu : 1) self-shielded flux core arc welding, dan 2) gas-shielded flux core arc
welding
 1) self-shielded flux core arc welding: shielding/ perlindungan pada busur listriknya diberikan
oleh
 flux core itu sendiri
 2) gas-shielded flux core arc welding: shielding/ perlindungan gas disuplay dari luar, shielding
gas
 yang digunakan CO2 untuk pengelasan carbon steel atau campuran Ar dengan CO2 untuk
 stainless steel.

 Gambar ilustrasi proses pengelasan FCAW Gambar rangkaian pengelasan FCAW Gambar klasifikasi roll wire tube FCAW (AWS)

 - Electrogas Welding (EGW)


 Electrogas welding adalah proses arc welding yang menggunakan continuous consumable
electrode (flux core atau bare/solid wire dengan externally supplied shielding gases) dan sepatu
cetak untuk memuat molten metal, utamanya dipakai untuk pengelasan vertikal butt joint.
 Bila flux-core electrode dipakai, tanpa ada supplay shielding gas dari luar, dan bila
memakaibare/solid wire, shielding gas disupplay dari sumber luar.
 Electrogas welding dialikasikan untuk steel dan stainless steel untuk konstruksi besar dan
bangunan kapal.

 Gambar ilustrasi proses pengelasan electrogas welding (EGW) Gambar rangkaian misin EGW

 - Las busur rendam/ Submerged Arc Welding (SAW)


 Submerged Arc Welding adalah proses pengelasan arc welding yang menggunakan
continuous consumable electrode bare/solid wire, dengan cover perlindungan (shielding)
memberikan butiran flux (granular flux). Selimut granular flux menutup seluruh operasi
pengelasan mencegah percikan (sparks), spatter, dan radiasi serta bahaya lain dari proses arc
welding. Flux yang mencair dan yang tidak mencair memberikan perlindungan yang bagus dari
atmosfir dan mengisolasi panas daerah lasan, menghasilkan pendinginan lambat dan
sambungan las dengan kualitas tinggi.
 Gambar ilustrasi proses pengelasan (SAW) Gambar rangkaian mesin SAW Gambar klasifikasi elektroda las SAW (AWS)

 Proses las busur listrik-elektroda tak terumpan (Arc welding (AW) processes - non-consumable
electrodes)
 Berikut diberikan contoh proses pengelasan busur listrik elektoda tak terumpan :
 - Gas tungstewn arc welding (GTAW ), dan - Plasma arc welding (PAW)

 - Gas Tungstewn Arc Welding(GTAW) : Jenis las busur listrik yang menggunakan sebatang
elektroda tungsten yang tak terumpan (non-consumable tungsten electrodes). Juga dikenal sebagai
TIG (Tungsten Inert Gas) welding atau WIG (wolfran inert gas welding).

 Gambr ilustrasi proses las TIG Gambar rangkaian mesin las TIG air cooler dan water cooler Gambar klasifikasi wire rod las TIG (AWS)
 - Plasma Arc Welding(PAW) : Bentuk khusus las gas tungsten arc welding dimana busur plasma
diarahkan pada weld area. Shielding gas yang digunakan argon, argon-hydrogen atau helium.
 Pemanasan Plasma arc welding mencapai 17000 ºC atau lebih. Aplikasi PAW proses untuk
pengelasan sub-assembly automobil, metal cabinets, frame pintu dan jendela.
 Kelebihan dari aplikasi ini, stabilitasnya bagus, control penetrasinya lebih bagus dibanding proses
AW yang lain, travel speed tinggi dan quality pengelasan baik.
 Kekurangan dari PAW, susah untuk mengelas metal bronze, cast iron, dan magnesium.
Keterbatasan lain, cost peralatannya mahal dan torchnya lebih besar daripada operasi AW lain.

 Gambr ilustrasi proses las TIG

 Las Busur Listrik Lain terkait dengan proses fusion welding


 - Stud welding (SW)

 Gambar ilustrasi Stud Welding (SW)


 Resistance Welding (RW)
 Resistance Welding adalah group proses fusion welding yang menggunakan kombinasi panas
dan tekanan untuk penggabungannya. Panas dihasilkan oleh tahanan listrik untuk aliran arus pada
jalur untuk dilas.

 - Resistance spot welding (RSW) adalah proses pengelasan cair bagian dari group resistance
welding (RW)


 Gambar ilustrasi a) sklus langkah proses las RSW, b) pemberian tekanan da arus selama siklus gambar fixed merin RSW

 - Resistance Seam Welding RSEW)

 Gambar ilustrasi RSEW Gambar jenis lain proses produksi RSEW dengan elecrodes wheel
 - Operasi Resistance Welding (RW) lain
 - Resistance Projection Welding (RPW), - Flsh welding (FW), - High-Frequensi Resistance
Welding (HRFW), dan - High Frequensi Induction Welding (HFIW)

 Gambar ilustrasi RPW Gambar ilustrasi FW a) lembaran plat, b) cross-wire

 Gambar ilustrasi FW a) heating, b) up-sets by force Gambar ilustrasi HRFW Gambar ilustrasi HRIW
 Proses Pengelasan Oxyfuel Gas Welding (OGW)
 Oxyfuel Gas Welding adala operasi group fusion welding yang pembakaranya variasi dari
campuran bahan bakar dan oxygen untuk pelaksanaan pengelasan. Oxyfuel gas biasanya juga
digunakan dalam torch untuk memotong metal plat atau part lain.
 - Oxyacetylene Welding (OAW) adalah proses fusion welding yang dilakuakan oleh temperatur tinggi
api dari pembakaran acetylene dan oxygen. Api dilangsungkan oleh torch, filler metal kadang
ditambahkan, harus dari bahan yang sama dengan material induk (base metal). Filler sering berlapis
flux untuk mencegah oksidasi dan pembersih permukaan

 Gambar ilustrasi OAW Gambar neutral flame dari oxyacetylene torch Gambar tabel penggunaan gas dalam OAW dan/atau
 mengindikasikan tinggi temperatur yang dicapai cuting dengan temperatur api dan panas pembakaran

 Reaksi kimia gas acetylene (C2H2) dan Oxygen (H2):


 Stage 1 C2H2 + O2 --- 2CO + H2 + heat
 Stage 2 2CO + H2 + 1.5O2 -- 2CO2 + H2O + heat
 - Pressure gas welding (PGW) adalah special proses OAW dimana kedua permukaan kontaknya
dipanasi, biasanya dengan oxyacetylene dan kemudian gitekankan untuk mendapatan sambungan
(bbonding).

 Gambar ilustrasi PGW a) proses pemanasan, b) proses penekanan

 - Proses Fusion welding lain:


 - Electron beam welding (EBW) - Laser beam welding (EBM) - Electroslad welding (ESW) - Thermit welding

 Gambar ilustrasi mesin EBW Gambar ilustrasi mesin LBW Gambar ilustrasi proses ESW Gambar ilustrasi proses Thermit welding
 -

 Las Tekan (Solid state welding)


 Solid state welding adalah proses penelasan dimana sambungan kedua permukaan dicapai
dengan 1) penekanan, atau 2) panas dan tekanan. Beberapa contoh proses solid state welding :
 - Roll welding (ROW), - Explosion welding (EXW), - Friction welding (FRW), - Friction stir welding
(FSW), - Ultrasonic welding (USW)

 Gambar ilustrasi proses ROW Gambar ilustrasi proses EXW

 Gambar ilustrasi proses FRW a) putaran part tanpa contak, b) tubrukan part, kontak hasilkan panas gesekan, c) putaran berhenti, tekanan axial diberikan, d) tercipta lasan

 Gambar ilustrasi proses ESW Gambar ilustrasi proses USW


 Qualitas Lasan (Weld quality)
 Tujuan dari proses pengelasan adalah menyambung dua komponen menjadi satu struktur.
Integritas fisik dari struktur terbentuk tergantung dari kualitas pengelasan. Pembahasan berikut
membicarakan permasalaha quality lasan yang paling kritis dan komplkeks.

 Residual Stress (tegangan sisa) dan Distorsi (perubahan bentuk/dimensi)


 Kecepatan pemanasan dan pendinginan daerah kerja yang terlokalisir selama proses pengelasan
cair, utamanya las busur listrik (arc welding), menghasilkan akspansi dan konstraksi panas yang
menyebabkan tegangan sisa (residual stress) dalam lasan. Tegangan ini bdapat menybabkan
ditorsi dan wraping assembly lasan. Situasi kerumitan dari pengelasan menyebabkan :
 1) pemanasan sangat terlokalisir, 2) Pelelehan base metal terjadi diarea lokal ini, 3) pergerakan
lokasi pemanasan dan pelelehan.

 Gambar a) pengelasan butt joint dua plat b ) srinkage melintang assembly lasan, c) pattern residual stress
 arah melintang dan memanjan, d) wraping pada assembly lasan

 Tehnik meminimize wraping dalam pengelasan :


 1) welding fixtures, secara fisik digunakan untuk menahan pergerakan part selama pengelasan
 2) heat sinks digunakan untuk memperlambat pergerakan panas bagian pengelasan part untuk
 mengurangi distorsi
 3) tack welding (las setempat), pada banyak titik sepanjang sambungan dapat menghasilkan struktur kaku
sebelum lasmemanjang menerus
 4) welding kondition, (pengaturan kecepan, jumlah filler metal dsb) dapat dipilih untuk mengurangi wraping
 5) preheat base part untuk mengurangi level tegangan panas part
 6) swtress relief, perlakuan panas dapat dilakukan pada lasan assembly ke dalam furnace untuk lasan
kecil, atau menggunakan metode yang dapat digunakan dalam bidang structur yang besar
 7) proper design, perencanaan pengelasan yang tepat dapat mengurangi derajat wraping.

 Welding Defect (cacat Las)


 Selain terjadinya cacat tegangan sisa dan distorsi diakhir asembly, terdapat cacat-cacat lasan berikut
yang masuk dalam kategori cacat utama (major) dalam klasifikasinya:
 - cracks,
 - cavities,
 - solid inclusion,
 - incomplete fusion,
 - imperfect shape atau unaccepted countour,
 - miscellaneous defect

 Gambar berbagai bentuk crack Gambar berbagai bentuk cacat incomplete fusion Gambar berbagai cacat bentuk profile unacceptable
 countour0weld defect
 Inspection and testing method
 Metode Inspeksi dan testing dapat dibagi dalam 3 kategori, yaitu: 1) visual inspection, 2) non-destructive test,
dan 3) destructive test

 visual inspection, pemeriksaan kelulusan hasil lasan untuk, 1) konformity dari spesiffikasi drawing
 (gambar kerja) 2) wraping (perubahan bentuk), dan 3) cracks defect (cacat retak), cavity 9porous), incomplete fusion
dan laiin-lain, visual inspeksi ini terbatas pada surface defect (cacat permukaan)

 Non-destructive evaluation/examination, metode inpeksi yang tidak membahayakan material,


 - Metode Dye-penetrant dan Fluorescent-penetrant untuk evaluasi cacat-cacat kecil seperti crack, cavity yang
terbuka pada permukaan.
 - Magnetic particle testing, terbatas untuk ferromagnetic material, magnetic particle disebarkan dipermukaan yang
di evaluasi, bila terdapat cacat seperti crack permukaan akan mengumpul/ terkonsentrasi.
 - Ultrasonic testing, menggunakan gelombang suara tinggi (>20 KHz) langsung ditujukan pada specimen.
Dscontinuous defect seperti crack, inclusion, porosity akan terdeteksi hilangnya dalam transmisi suara.
 - Radiographic testing, menggunakan radiasi sinar X atau gamma untuk mendeteksi cacat dalam weld metal,
adanya cacat akan ter-record dalam radiographic film.

 Destructive evaluation/examination, metode dimana material dirusak selama pengujian atau


mempersiapkanan specimen. Meliputi mechanical dan metallurgical test.
 - Mechanical tests, sama dengan metode konvensional testing seperti: tensile stress dan shear stress, bedanya
dilakukan pada sambungan lasannya.
 - Metalurgical tests, penyiapan specimen metalurgical speciment dari lasan untuk kelulusan seperti fitur pada struktur
metalic, cacat, kondisi HAZ, kandungan elemen lain dan kesamaan fenomena.

 Gambar mechanial test lasan a) tension dan shear test arc weld, b) fillet break test, c) tension dan shear test spot weld, d) peel test spotweld
 3) tack welding (las setempat), pada banyak titik sepanjang sambungan dapat menghasilkan struktur kaku
sebelum lasmemanjang menerus
 4) welding kondition, (pengaturan kecepan, jumlah filler metal dsb) dapat dipilih untuk mengurangi wraping
 5) preheat base part untuk mengurangi level tegangan panas part
 6) swtress relief, perlakuan panas dapat dilakukan pada lasan assembly ke dalam furnace untuk lasan
kecil, atau menggunakan metode yang dapat digunakan dalam bidang structur yang besar
 7) proper design, perencanaan pengelasan yang tepat dapat mengurangi derajat wraping.

 Welding Defect (cacat Las)


 Selain terjadinya cacat tegangan sisa dan distorsi diakhir asembly, terdapat cacat-cacat lasan berikut
yang masuk dalam kategori cacat utama (major) dalam klasifikasinya:
 - cracks,
 - cavities,
 - solid inclusion,
 - incomplete fusion,
 - imperfect shape atau unaccepted countour,
 - miscellaneous defect

 Gambar berbagai bentuk crack Gambar berbagai bentuk cacat incomplete fusion Gambar berbagai cacat bentuk profile unacceptable
 countour0weld defect
 -

 Aplikasi pengelasan (Welding aplication)

 - Simbol Pengelasan - Proses fabrikasi las: las ikat, perakitan, dan assembling

 Gambar kerja instruksi pengelasan (welding drawing) assembling part


 Gambar simbol pengelasan (AWS) Gambar baju pelindung kerja welder Gambar pengelasan bawah air

Anda mungkin juga menyukai