Diterbitkan oleh:
Koordinator Pelaksana
Penulis Panduan
KATA PENGANTAR
Jakarta, 2018
Direktur Pembinaan SMA,
@2018, Dit. Pembinaan SMA, Ditjen Pendidikan Dasar dan Menengah iii
Panduan Aplikasi Analisis Kuantitatif Soal PG (E-KUAN 18.1)
DAFTAR ISI
DAFTAR GAMBAR
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Ruang lingkup penilaian sesuai dengan ketentuan Permendikbud Nomor 23 tahun
2016 tentang Standar Penilaian pada Bab II pasal 2 dinyatakan bahwa penilaian pada
pendidikan dasar dan pendidikan menengah terdiri atas: a. penilaian hasil belajar oleh
pendidik, b. penilaian hasil belajar oleh satuan pendidikan dan c. penilaian hasil belajar
oleh pemerintah. Selanjutnya pada pasal 14 ayat (2) dinyatakan bahwa Instrumen
penilaian yang digunakan oleh satuan pendidikan dalam bentuk penilaian harian,
penilaian akhir, penilaian USBN agar dapat memenuhi persyaratan substansi,
konstruksi, dan bahasa, serta memiliki bukti validitas empirik.
Untuk memperoleh instrumen Penilaian Harian (PH), Penilaian Akhir (PA), Ujian
Sekolah Berstandar Nasional(USBN) yang valid dan reliabel maka guru harus
melakukan analisis butir soal yaitu kegiatan mengkaji dan menelaah setiap butir soal
sebelum instrumen digunakan yang biasa disebut dengan analisis kualitatif, dan sesudah
instumen digunakan yang disebut dengan analisis kuantitatif. Instrumen yang baik
adalah instrumen yang dapat memberikan informasi yang tepat terhadap karakteristik
peserta tes. Analisis butir soal mencakup analisis kualitatif (materi, konstruksi, dan
bahasa) dan analisis kuantitatif (tingkat kesukaran, daya pembeda, keberfungsian
pengecoh).
Berdasarkan data hasil Pendampingan Ujian Sekolah/USBN yang telah dilakukan
oleh Direktorat Pembinaan SMA Tahun 2017, masih banyak guru dan satuan pendidikan
yang belum melaksanakan analisis butir soal. Berbagai alasan yang dikemukakan antara
lain tidak memiliki acuan untuk melakukan analisis butir soal, dan belum memahami
manfaat analisis butir soal baik untuk penilaian maupun tindak lanjut pada perbaikan
proses pembelajaran.
Menindaklanjuti permasalahan-permasalahan tersebut, maka Direktorat
Pembinaan SMA menyusun Panduan Aplikasi Analisis Kuantitatif E-Kuan PSMA (PG)
Versi 18.1 Panduan ini dapat digunakan sebagai acuan untuk melakukan analisis butir
soal, dalam bentuk soal pilihan ganda sehingga instrumen yang digunakan untuk
mengukur kompetensi peserta didik dapat ditingkatkan mutunya.
B. Tujuan
1. Meningkatkan pemahaman guru terhadap substansi analisis kuantitatif butir soal;
2. Meningkatkan keterampilan guru untuk melakukan analisis kuantitatif butir soal;
3. Meningkatkan motivasi guru untuk melakukan analisis kuantitatif butir soal;
4. Meningkatkan pemahaman guru terhadap karakteristik butir soal yang terkait
dengan daya pembeda, tingkat kesukaran dan keberfungsian pengecoh.
BAB II
ANALISIS KUANTITATIF
Analisis butir soal digunakan untuk: (1) meningkatkan mutu soal ditinjau dari aspek
materi, konstruksi dan bahasa; (2) mengetahui karakteristik butir soal meliputi tingkat
kesukaran, daya pembeda, berfungsi tidaknya pengecoh; dan (3) meningkatkan akurasi
hasil pengukuran. Hasil pengukuran memiliki reliabilitas (tingkat kepercayaan tinggi) bila
hasil pengukuran dapat memberikan informasi yang akurat terhadap sasaran pengukuran.
Analisis butir soal dilakukan dengan dua cara yaitu analisis kualitatif dan analisis
kuantitatif.
Analisis kuantitatif bertujuan untuk mengetahui karakteristik butir soal terkait
dengan: (a) daya pembeda, (b) tingkat kesukaran, dan (c) keberfungsian pengecoh. Analisis
butir soal kuantitatif dapat menggunakan pendekatan teori tes klasik. Analisis butir soal
menggunakan pendekatan teori tes klasik, dapat dilakukan secara manual maupun
menggunakan program aplikasi komputer, misalnya ITEMAN, ANATES, BILOG-MG,
PARSCALE, MULTILOG, SPSS, dan lain-lain. Bahkan cara yang paling sederhana dapat
dilakukan menggunakan Aplikasi E-Kuan dengan Program Excel, seperti yang digunakan
dalam panduan ini. Hasil analisis butir soal dengan Aplikasi E-Kuan sangat presisi sama
dengan hasil analisis yang menggunakan program aplikasi lain.
Perhitungan menggunakan bantuan komputer memberikan hasil yang lebih presisi
bila dibandingkan dengan cara-cara manual. Cara manual memerlukan waktu yang cukup
lama, karena langkah-langkahnya cukup banyak serta rawan terhadap kesalahan
perhitungan aritmetik (termasuk adanya pembulatan), sehingga hasilnya kurang presisi.
Dengan:
= indeks daya pembeda butir soal ke-i;
= jumlah jawaban benar pada kelompok atas butir soal ke-i;
= jumlah jawaban benar pada kelompok bawah butir soal ke-i;
= jumlah siswa kelompok atas;
= jumlah siswa kelompok bawah;
= proporsi jumlah jawaban benar kelompok atas;
Daya pembeda digunakan sebagai penentu hasil analisis kuantitatif, apakah sebuah
butir soal dinyatakan diterima, diterima dengan perbaikan, atau ditolak. Oleh karena
itu, indeks daya pembeda dapat dikategorikan sebagai berikut (Puspendik, 2013).
Indeks DP Kesimpulan
Diterima
Diterima dengan perbaikan
Ditolak
Keterangan:
Diharapkan ketika kita menguji siswa, soal mempunyai daya pembeda tinggi,
sehingga dapat membedakan antara kelompok atas dengan kelompok bawah.
Namun, pada kelompok atas capaian nilai siswa bervariasi.
3) Pengecoh (P)
Keberfungsian pengecoh dilihat dari:
a) Kunci jawaban
Kunci jawaban adalah pilihan jawaban yang paling benar. Dalam soal pilihan
ganda hanya ada satu jawaban yang paling benar.
b) Pengecoh (distractor)
Pengecoh (distractor) adalah pilihan jawaban yang tidak benar, namun
memungkinkan seseorang terkecoh untuk memilihnya apabila tidak menguasai
materi pelajaran dengan baik. Keberfungsian pengecoh dapat dilihat dari dua
indikator yaitu: (1) daya pembeda pengecoh, pengecoh dikatakan berfungsi jika
daya pembeda pengecoh negatif; dan (2) proporsi peserta tes yang memilih
pengecoh tersebut, dikatakan berfungsi jika proporsi minimal 0,025.
Keberfungsian pengecoh (P) ke-i, dihitung menggunakan rumus:
Rumus daya pembeda pengecoh sama dengan rumus (1).
...................................................................................................................... (3)
Dengan adalah banyak peserta yang memilih pengecoh ke-i dan N adalah jumlah
peserta tes yang dianalisis.
Berikut ini adalah contoh tabel analisis soal kuantitatif secara manual
HASIL ANALISIS:
Hasil analisis butir soal dibedakan menjadi 2 macam, yaitu :
1. Statistik Butir
Statistik Butir terdiri atas Tingkat Kesukaran (TK) dan Daya Pembeda (DP).
Kesimpulan:
Kesimpulan ditentukan oleh nilai DP pada statistik Butir. Ada 3 kemungkinan
kesimpulan hasil analisis yaitu:
(1) Diterima,
(2) Diterima dengan Perbaikan, atau
(3) Ditolak.
Sebagai alternatif, analisis kuantitatif dapat menggunakan Program Iteman, Bigstep, SPSS,
BILOG-MG, PARSCALE, dan MULTILOG. Kelemahan menggunakan program Iteman, Bigstep,
SPSS, BILOG-MG, PARSCALE, dan MULTILOG adalah hasilnya lebih pada bahasa program
yang tidak diketahui oleh kebanyakan orang secara familiar. Aplikasi E-Kuan lebih mudah
digunakan dan familiar karena menggunakan aplikasi excel. Tidak perlu menghitung secara
manual, aplikasi yang akan menunjukkan bagaimana status butir soal. Status soal tersebut
bisa diterima, diterima dengan perbaikan atau ditolak dengan deskripsi sesuai kondisi.
LANGKAH 1: BUKA
Tampilan awal aplikasi E-Kuan PSMA versi 18.1 memiliki beberapa bagian sheet
yang didalamnya terdiri dari manual, cover, input, hasil dan grafis. Sheet pertama
bernama manual, dimana didalamnya berisi tentang panduan dan tata cara
menggunakan aplikasi E-Kuan PSMA versi 18.1untuk lebih jelasnya, perhatikan
lingkaran merah berikut ini!
dengan Identitas dan jumlah Peserta. Gunakan Huruf kapital (huruf besar)
dalam memasukkan jawaban peserta sesuai jumlah butir soal. Untuk lebih
jelasnya perhatikan lingkaran merah pada gambar berikut!
(3)Ditolak
Contoh kesimpulan hasil analisis “Soal Ditolak!, Cek Kunci Jawaban!”.
Berdasarkan kesimpulan dalam analisis kuantitatif menunjukkan bahwa soal
ditolak dan cek kunci jawaban pada butir soal untuk memastikan kembali
ada kesalahan kunci atau tidak.
Untuk lebih memahami status hasil analisis kuantitatif soal dinyatakan diterima,
diterima dengan perbaikan atau ditolak, perhatikan gambar berikut!
BAB III
PENUTUP
Analisis butir soal merupakan salah satu tahapan penting yang harus dilakukan guru
dalam pengembangan butir soal. Tahapan analisis butir soal terlebih dahulu melakukan
analisis butir soal kualitatif (menelaah kesesuaian butir soal dengan kaidah penulisan butir
soal). Butir-butir soal yang dinyatakan sesuai dengan kaidah penulisan butir soal,
selanjutnya diujicobakan untuk mengetahui karakteristik butir soal meliputi daya pembeda,
tingkat kesukaran, dan berfungsi atau tidaknya pengecoh (untuk butir soal pilihan ganda).
Kegiatan analisis butir soal wajib dilakukan oleh guru, sebelum diujikan kepada
peserta didik sebagaimana amanat Permendikbud Nomor 23 Tahun 2016 pasal 13 ayat 2.
Analisis butir soal kuantitatif akan menunjukkan butir soal memiliki kriteria diterima,
diterima dengan perbaikan atau ditolak. Melalui kegiatan analisis butir soal dapat diketahui
kualitas butir soal. Butir soal yang berkualitas baik, dapat menghasilkan data pengukuran
yang akurat dan akuntabel. Hanya butir-butir soal yang berkualitas baik dapat digunakan
untuk mengukur kompetensi peserta didik. Dengan melakukan analisis butir soal, satuan
pendidikan telah melakukan pengembangan instrumen penilaian sesuai dengan prosedur.
DATAR PUSTAKA
Dali S. Naga. Pengantar Teori Sekor pada Pengukuran Pendidikan. Jakarta: Besbats, 1992.
____________. Teori Sekor pada Pengukuran Mental. Jakarta: Nagarani Citrayasa, 2013.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 53 Tahun 2015
tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 2016
tentang Standar Penilaian Pendidikan.
Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia Nomor 3 Tahun 2017
tentang Penilaian Hasil Belajar oleh Pendidik dan Satuan Pendidikan pada Pendidikan
Dasar dan Pendidikan Menengah.