Berdasarkan: (1) Rapor Mutu SMA Negeri 2 Purbalingga tahun 2020 dan
(2) Hasil Analisis Peta Mutu SMA Negeri 2 Purbalingga Tahun 2020 oleh Tim
Penjaminan Mutu Pendidikan Tingkat Sekolah (TPMPS), maka Kepala Sekolah
mengesahkan Dokumen Analisis Peta Mutu SMA Negeri 2 Purbalingga Tahun
2020.
Dokumen ini selanjutnya untuk menjadi pedoman perencanaan
pengembangan sekolah dan senantiasa dilakukan analisis dan revisi dokumen
dalam rangka peningkatan mutu pendidikan.
Segala puji hanya bagi Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa, atas berkat Rahmat, Taufiq,
dan Inayah-Nya, Laporan Analisis Peta Mutu SMA Negeri 2 Purbalingga Tahun 2020 ini
dapat dirampungkan penyusunannya, sebagai bentuk akuntabilitas dan penjaminan mutu
pendidikan secara internal.
Ucapan terima kasih disampaikan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi mulai
persiapan, pengolahan dan analisis data, hingga hadirnya buku ini dihadapan pembaca
sekalian. Semoga buku ini bermanfaat untuk peningkatan mutu pendidikan berkelanjutan.
Bab I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ................................................................................................ 1
B. Dasar Hukum .................................................................................................. 3
C. Tujuan ............................................................................................................. 3
D. Manfaat ........................................................................................................... 3
Bab IVPENUTUP
A. Kesimpulan ..................................................................................................... 26
B. Rekomendasi .................................................................................................. 26
Lampiran
1. Rapor Mutu 2020............................................................................................ 27
A. Latar Belakang
Peningkatan dan penjaminan mutu pendidikan merupakan tanggung jawab dari setiap
komponen di satuan pendidikan. Sesuai peraturan perundangan yang berlaku, bahwa setiap
satuan pendidikan wajib melakukan penjaminan mutu sesuai kewenangannya. Peningkatan
mutu di satuan pendidikan tidak dapat berjalan dengan baik tanpa adanya budaya mutu pada
seluruh komponen satuan pendidikan. Untuk peningkatan mutu satuan pendidikan secara
utuh dibutuhkan pendekatan khusus agar seluruh komponen satuan pendidikan bersama-
sama memiliki budaya mutu.
Sebagai langkah awal dari rangkaian kegiatan penjaminan mutu ini, maka satuan
pendidikan harus mampu menyusun peta mutunya. Penyusunan ini diperlukan agar satuan
pendidikan dapat mengidentifikasi kekuatan dan kelemahan masing-masing berkaitan
dengan pencapaian SNP, sehingga dapat melakukan perbaikan untuk mencapai dan bahkan
melampaui seluruh standar yang ditetapkan. Dalam konsep SPMP, peningkatan mutu
pendidikan harus dilaksanakan dengan berbasis data yang telah dianalisis dengan akurat dan
benar. Analisis data ini kemudian menghasilkan rekomendasi yang dapat digunakan sebagai
baseline data untuk dasar merencanakan kegiatan dan program peningkatan mutu secara
proporsional, akurat dan berkelanjutan, sehingga dalam menyusun perencanaan program dan
penganggaran peningkatan mutu memiliki tujuan, ruang lingkup, sasaran, target, dan tahapan
jelas.
Sumber data yang dapat diintegrasikan dalam penyusunan peta mutu ini dapat berasal
dari data mutu yang memuat informasi kuantitatif dan kualitatif dalam lingkup SNP, hasil
akreditasi sekolah, hasil ujian nasional, ataupun hasil supervisi dan pemetaan mutu lainnya.
Agregasi profil mutu ini selanjutnya diharapkan dapat disusun untuk menjawab kebutuhan
nyata stakeholders dan mendorong sekolah model untuk penjaminan mutu secara
berkelanjutan.
Sebuah siklus dalam konteks SPMP mensyaratkan output proses pemetaan yang berupa
peta mutu dapat menjadi input bagi proses peningkatan mutu berkelanjutan. Secara
operasional proses peningkatan mutu yang dapat dilakukan oleh pihak eksternal berupa
program akreditasi, supervisi, maupun fasilitasi untuk mendukung sekolah dalam
pemenuhan mutunya. Penyusunan program supervisi dan fasilitasi dalam berbagai
bentuknya dapat dilakukan apabila peta mutu yang disusun dapat digunakan sesuai
kebutuhan. Untuk itu, peta mutu yang berbasis hasil evaluasi diri yang diisi dengan jujur dan
melibatkan semua pihak terkait dapat dikembangkan menjadi peta mutu, serta dimanfaatkan
untuk perencanaan pemenuhan mutu pada semua level sesuai kewenangan.
Karena maksud di atas, penyusunan peta mutu sekolah ini dikembangkan dan melihat
ketercapaiannya berdasarkan 8 SNP, kemudian disajikan dalam berbagai bentuk seperti
tabel, diagram, carta, matriks, dan narasi dari data dan informasi yang ditampilkan, serta
dikonfirmasi dengan berbagai data yang mendukung pengambilan kesimpulan dan
rekomendasi.
C. Tujuan
Bertujuan untuk menggambarkan capaian 8 SNP dan rekomendasi strategi peningkatan mutu
sesuai hasil peta mutu sebagai inspirasi bagi sekolah dalam implementasi SPMI yang baik
dan berkelanjutan.
D. Manfaat
Peta mutu capaian SNP di sekolah ini diharapkan dapat menjadi baseline pelaksanaan
penjaminan mutu oleh sekolah sebagai elemen esensial peningkatan mutu pendidikan
sebagaimana tuntutan Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 28 Tahun 2016
tentang SPMP.
Acuan utama sistem penjaminan mutu pendidikan dasar dan menengah adalah SNP yang
ditetapkan oleh pemerintah melalui BSNP, merupakan kriteria minimal tentang sistem
penyelenggaraan pendidikan di seluruh wilayah hukum NKRI. SNP berfungsi sebagai dasar
dalam perencanaan, pelaksanaan, evaluasi, dan pengawasan pendidikan dalam rangka
mewujudkan pendidikan nasional yang bermutu. Lingkup SNP meliputi:
Pengumpulan dan pengolahan data telah dilakukan melalui Aplikasi PMP yang terintegrasi
dengan Aplikasi Dapodikdasmen didasarkan pada pencapaian 8 SNP, telah dilakukan
pengisian instrumen oleh manajemen. Karena itu, Rapor PMP 2020 menjadi salah satu
bagian penting dalam analisis pemetaan mutu ini. Instrumen Pemetaan Mutu Pendidikan
yang digunakan tertuang dalam 29 indikator dan 181 sub indikator, sebagaimana tertuang
dalam lampiran 1 laporan ini.
Data yang digunakan dalam pengolahan dan analisis peta mutu ini menggunakan hasil
pengolahan Raport PMP 2020. Data analisis ini juga dapat dilengkapi dengan data-data
eksternal lainnya seperti hasil akreditasi sekolah, hasil ujian sekolah, sertifikasi guru, serta
data-data lain yang dibutuhkan untuk memperkuat penyusunan rekomendasi hasil.
Potret pencapaian mutu masing-masing standar, dapat dilihat dalam diagram berikut:
Diagram 1. Rapor PMP Tahun 2020
Radar PMP
Standar Kompetensi Lulusan
10
Standar Pembiayaan Standar Isi
Nilai capaian mutu SMA Negeri 2 Purbalingga untuk masing-masing standar tahun 2020
dibanding tahun 2019 adalah sebagai berikut:
Tabel 1. Capaian Mutu SMA Negeri 2 Purbalingga Tahun 2020
Standar Nasional Capaian Kategori Capaian
Nomor Kategori
Pendidikan 2019 2020
Standar Kompetensi
1 7 SNP 6.90 SNP
Lulusan
2 Standar Isi 6.98 SNP 6.34 Menuju SNP 4
3 Standar Proses 6.98 SNP 6.49 Menuju SNP 4
Standar Penilaian
4 7 SNP 6.60 Menuju SNP 4
Pendidikan
Standar Pendidik dan Menuju SNP
5 6.35 6.69 SNP
Tenaga Kependidikan 4
Standar Sarana dan Menuju SNP
6 6.03 4.53 Menuju SNP 3
Prasarana Pendidikan 4
Standar Pengelolaan
7 6.93 SNP 5.75 Menuju SNP 4
Pendidikan
8 Standar Pembiayaan 7 SNP 5.50 Menuju SNP 4
Berdasarkan diagram di atas, terlihat bahwa capaian mutu SMA Negeri 2 Purbalingga tahun
2020 secara umum mengalami penurunan dibanding pencapaian tahun 2019. Standar
Kompetensi lulusan masih bertahan pada kategori SNP meskipun terjadi penurunan 0,10
dibanding pencapaian 2019. Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan juga mencapai
SNP, meningkat 0,34 dibanding pencapaian tahun 2019. Standar yang mengalami
penurunan adalah Standar Isi (0,64); Standar Proses (0,49); Standar Penilaian (0,40); Standar
Sarana dan Prasarana (1,5); Standar Pengelolaan (1,18); Standar Pembiayaan (1,5).
Capaian nilai mutu SMA Negeri 2 Purbalingga untuk seluruh indikator pada setiap standar
dipaparkan pada tabel dibawah ini.
Tabel 2. Nilai Peta Capaian SNP Setiap Indikator Standar
STANDAR/INDIKATOR/SUB INDIKATOR 2019 2020
Nomor Standar/Indikator/SubIndikator Nilai Nilai
1 Standar Kompetensi Lulusan 7 6.9
1.1. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi sikap 7 6.92
1.2. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi pengetahuan 7 6.89
1.3. Lulusan memiliki kompetensi pada dimensi keterampilan 7 6.89
2 Standar Isi 6.98 6.34
2.1. Perangkat pembelajaran sesuai rumusan kompetensi lulusan 7 5.95
2.2. Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan dikembangkan sesuai 7 6.96
prosedur
2.3. Sekolah melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan 6.95 6.12
3 Standar Proses 6.98 6.49
Berdasarkan data dalam tabel di atas, terbaca capaian indikator yang paling rendah pada
setiap standar. Untuk Standar Kompetensi Lulusan, indikator terendah pada memiliki
keterampilan berpikir dan bertindak kritisnilai mutu 6,85 dan memiliki keterampilan berpikir
dan bertindak kolaboratif 6,84. Untuk Standar Isi, terendah pada indikator perangkat
pembelajaran sesuai rumusan kompetensi lulusan dengan nilai mutu 5,95 dan sekolah
melaksanakan kurikulum sesuai ketentuan dengan nilai mutu 6,12. Untuk Standar Proses,
indikator yang terendah pada proses pembelajaran sesuai ketentuan dengan nilai mutu 5,64.
Pada Standar Penilaian Pendidikan, indikator yang rendah adalah instrumen penilaian
menyesuaikan ranah kompetensi dengan nilai mutu 5,84. Untuk Standar Pendidik dan
Tenaga Kependidikan, indikator terendah pada ketersediaan dan kompetensi laboran sesuai
Berikut ini ditampilkan gambaran kekuatan dan kelemahan penjaminan mutu pendidikan
SMA Negeri 2 Purbalingga. Kekuatan dan kelemahan ini didasarkan pada capaian mutu
setiap sub indikator pada masing-masing indikator untuk setiap standar.
Acuan untuk memposisikan sub indikator dalam kategori kekuatan dan kelemahan dengan
mengambil ketetapan:
1) Bila sub indikator pada tiap indikator berada pada zona bintang 1(menuju SNP 1),
bintang 2 (menuju SNP 2), dan bintang 3 (menuju SNP 3) dikelompokkan ke dalam zona
lemah, sedangkan untuk bintang 4 (menuju SNP 4) dan bintang 5 (SNP) dikelompokkan
dalam zona kuat.
2) Bila sub indikator pada tiap indikator berada pada bintang bintang 4 (menuju SNP 4) dan
bintang 5 (SNP), maka sub indikator 4 dikelompokkan dalam zona lemah.
3) Bila sub indikator pada tiap indikator hanya berada pada bintang bintang 4 (menuju SNP
4) atau bintang 5 (SNP), maka digunakan pendekatan belah 2.
Berdasar ketetapan di atas, maka setiap sub indikator dikelompokkan ke dalam salah satu
dari dua zona tersebut, sesuai perolehan nilai masing-masing indikator.
2. Standar Isi
Standar Isi adalah kriteria mengenai ruang lingkup materi dan tingkat kompetensi untuk
mencapai kompetensi lulusan pada jenjang dan jenis pendidikan tertentu. Ruang lingkup
materi dirumuskan berdasarkan kriteria muatan wajib yang ditetapkan sesuai ketentuan
peraturan perundang-undangan, konsep keilmuan, dan karakteristik satuan pendidikan
dan program pendidikan. Selanjutnya, tingkat kompetensi dirumuskan berdasarkan
kriteria tingkat perkembangan peserta didik, kualifikasi kompetensi, dan penguasaan
kompetensi yang berjenjang.
3. Standar Proses
Standar Pendidik dan Tenaga Kependidikan (PTK) ditentukan untuk menjaga kualitas
output hasil pendidikan. Kualitas SDM yang tinggi dan unggul serta dengan
keterampilan yang terbarukan hanya dapat dihasilkan dari pendidik yang berkualitas.
Pendidikan yang baik akan sangat ditentukan bagaimana tenaga pendidik yang baik juga.
Merupakan standar nasional pendidikan yang berkaitan dengan kriteria minimal tentang
ruang belajar, tempat berolahraga, tempat beribadah, perpustakaan, laboratorium,
bengkel kerja, tempat bermain, tempat berkreasi dan berekreasi, serta sumber belajar
lain, yang diperlukan untuk menunjang proses pembelajaran, termasuk penggunaan
teknologi informasi dan komunikasi.
Kriteria minimal tersebut meliputi: Prasarana, berupa lahan, bangunan gedung, dan
ruang-ruang, serta Sarana, berupa perabot, peralatan pendidikan, media pendidikan, buku
dan sumber belajar lain, bahan habis pakai, teknologi komunikasi dan informasi, dan
perlengkapan lain.
Raport PMP 2020, memperlihatkan capaian Standar Sarana dan Prasarana dengan nilai
mutu terdapat dalam tabel berikut.
Tabel 8. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Standar Sarana dan Prasarana
Standar/
No Kekuatan Kelemahan
Indikator
6.1. Kapasitas Rasio luas lahan sesuai dengan jumlah Memiliki kapasitas
daya peserta didik (7) rombongan belajar yang
tampung Kondisi lahan sekolah memenuhi persyaratan sesuai dan memadai (2.33)
sekolah (7) Memiliki ragam prasarana
memadai Rasio luas bangunan sesuai dengan jumlah sesuai ketentuan (1.23)
(4.85) peserta didik (7)
Kondisi bangunan sekolah memenuhi
persyaratan (6.42)
6.2. Sekolah Memiliki ruang kelas sesuai standar (6.19) Memiliki laboratorium IPA
memiliki Memiliki ruang perpustakaan sesuai standar sesuai standar (3.36)
sarana dan (6.47)
prasarana Memiliki tempat bermain/lapangan sesuai Memiliki laboratorium
pembelaja standar (7) biologi, fisika, kimia,
ran yang Kondisi ruang kelas layak pakai (7) laboratorium dan bahasa
lengkap Kondisi laboratorium IPA layak pakai (7) sesuai standar
dan layak Kondisi ruang perpustakaan layak pakai (7)
7. Standar Pengelolaan
Merupakan salah satu SNP yang berkaitan dengan perencanaan, pelaksanaan, dan
pengawasan kegiatan pendidikan pada tingkat satuan pendidikan, kabupaten/ kota,
provinsi, atau nasional agar tercapai efisiensi dan efektivitas penyelenggaraan
pendidikan.
Setiap satuan pendidikan harus memiliki pedoman atau aturan yang sekurang-kurangnya
mengatur tentang KTSP, silabus, dan RPP, Kalender pendidikan yang menunjukkan
seluruh aktivitas satuan pendidikan selama satu tahun, struktur organisasi satuan
pendidikan, pembagian tugas pendidik dan tenaga kependidikan, peraturan akademik,
tata tertib satuan pendidikan, pengelolaan sarana dan prasarana, dan kemitraan dengan
masyarakat.
Setiap satuan pendidikan dikelola atas dasar rencana kerja tahunan, yang merupakan
penjabaran rinci dari rencana kerja jangka menengah yang bermasa 4 tahun.
Hasil Raport PMP 2020, memperlihatkan capaian Standar Pengelolaan Pendidikan
sebagaimana terlihat dalam tabel berikut.
Tabel 9. Analisis Kekuatan dan Kelemahan Standar Pengelolaan Pendidikan
8. Standar Pembiayaan
Adalah standar yang mengatur komponen dan besarnya biaya operasi satuan pendidikan
yang berlaku selama satu tahun. Pembiayaan pendidikan terdiri atas biaya investasi,
biaya operasi, dan biaya personal.
Biaya investasi satuan pendidikan sebagaimana dimaksud di atas meliputi biaya
penyediaan sarana dan prasarana, pengembangan sumber daya manusia, dan modal kerja
tetap. Untuk biaya personal meliputi biaya pendidikan yang harus dikeluarkan oleh
peserta didik untuk bisa mengikuti proses pembelajaran secara teratur dan berkelanjutan.
Sedangkan untuk biaya operasi satuan pendidikan merupakan biaya yang diperlukan
untuk gaji pendidik dan tenaga kependidikan serta segala tunjangan yang melekat pada
gaji, bahan atau peralatan pendidikan habis pakai, dan biaya operasi pendidikan tak
langsung berupa daya, air, jasa telekomunikasi, pemeliharaan sarana dan prasarana, uang
lembur, transportasi, konsumsi, pajak, asuransi, dan lain sebagainya.
Berdasarkan diagram dapat disimpulkan bahwa: capaian SKL pada indikator lulusan
memiliki kompetensi pada dimensi sikap, khususnya sub indikator memiliki perilaku
pembelajar sejati sepanjang hayat, perlu ditingkatkan. Untuk meningkatkan mutu, berikut
rekomendasi dan strategi yang tersaji pada tabel berikut.
A. Kesimpulan
Berdasarkan hasil analisis peta mutu pencapaian SNP sebagaimana diuraikan di atas, sesuai
data Rapor PMP tahun 2020, dapat diambil kesimpulan yaitu:
1. Capaian mutu SNP pada SMA Negeri 2 Purbalingga pada tahun 2020 dikategorikan
Menuju SNP 4 dengan rata-rata capaian standar pada angka 6,10; menurun 0,68 point
dari capaian tahun 2019 karena terpengaruh pandemic Covid-19 yang terjadi.
2. Capaian mutu yang terbaik terjadi pada Standar Kompetensi Lulusan dengan nilai mutu
6,9 dan telah mencapai SNP meskipun menurun 0,10 point dari tahun 2019.
3. Capaian mutu terendah terjadi pada Standar Sarana dan Prasarana Pendidikan dengan
nilai mutu 4,53 menuju SNP 3, menurun 1,50 point dari capaian mutu tahun 2019, hal
ini disebabkan pengisisian data dapodik yang kurang lengkap.
4. Dengan banyaknya nilai perolehan pada kategori 1, 2, dan 3 menunjukkan bahwa
sekolah perlu perbaikan berkelanjutan melalui berbagai strategi/ kegiatan yang
direkomendasikan dengan mengimplementasikan siklus SPMI.
B. Saran-saran
Mengacu pada Pasal 91 PP 19 Tahun 2005, bahwa (1) setiap satuan pendidikan pada jalur
formal dan nonformal wajib melakukan penjaminan mutu pendidikan, (2) penjaminan mutu
pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) bertujuan untuk memenuhi atau melampaui
SNP, dan (3) penjaminan mutu pendidikan sebagaimana dimaksud pada ayat (1) dilakukan
secara bertahap, sistematis, dan terencana dalam suatu program penjaminan mutu yang
memiliki target dan kerangka waktu yang jelas.
Bahwa peningkatan mutu pendidikan harus dilakukan secara sistematis dan berkelanjutan,
integritas, mandiri dan partisipatif, holistik, transparan dan akuntabel, serta terstandar. Untuk
dapat tercapainya peningkatan mutu dimaksud, maka pendekatan whole school approach
yaitu pendekatan yang melibatkan semua unsur dalam satuan pendidikan, menjadi penting
untuk diterapkan, agar semua pihak ikut andil dan memberi peran sesuai tugas dan
kewenangan masing-masing. Sehingga akar yang menjadi masalah mutu pendidikan dapat
diperbaiki dan ditingkatkan untuk memenuhi bahkan melampaui SNP.