Anda di halaman 1dari 7

PANDUAN PRAKTIK KLINIS PROSEDUR TINDAKAN

BEDAH MULUT DAN MAKSILOFASIAL


2017

Prosedur Fraktur Mandibula:


No.ICD: S.02.6
1. Pengertian (Definisi) Diskontinuitas tulang mandibula yang disebabkan oleh trauma

2. Indikasi (ICD 10)  Fraktur Corpus (S.02.61)


 Fraktur Simfisis/Parasimfisis (S.02.65)
 Fraktur Angulus (S.02.66)
3. Kontra Indikasi Fraktur patologis yang disebabkan adanya keganasan
4. Persiapan Anamnesa
 Mengidentifikasi adanya fraktur dengan melihat riwayat trauma
 Memberikan penjelasan kepada pasien tentang maksud dan tujuan
operasi dan selanjutnya menandatangani informed concent.

Pemeriksaan Fisik
 Memastikan keadaan kesehatan umum penderita dalam keadaan
sehat dan dapat dilakukan pembedahan.
 Diskontinuitas tepi tulang
 Gangguan buka tutup mulut
 Deformitas wajah
 Maloklusi
 Edema, Syok, nyeri, gangguan kesadaran

Pemeriksaan Penunjang
 Melakukan persiapan operasi yang meliputi: Pemeriksaan
laboratorium rutin dan penunjang, x-ray foto thorax.
 Schedel AP/PA
 Panoramik
 CT Scan

Medikasi
Pemberian antibiotik, antibiotika profilaksis dan analgetika /
antiinflamasi:
a. Pemberian jenis antibiotika yang sesuai
b. Kemungkinan reaksi alergi antbiotika, analgetika atau obat-
obatan lain
c. Kemungkinan efek obat yang diberikan terhadap kesehatan
umum penderita (penderita nefritis, dll)
d. Antibiotika profilaksis pada penderita dengan protesa jantung,
resiko endokarditis, dll
e. Pemberian jenis analgetika yang sesuai
f. Pemberian antiinflamasi yang sesuai: NSAID atau golongan
steroid

Konsultasi
 bagian bedah syaraf
 Bagian bedah plastik
 Bagian THT
 Bagian Neurologi
 Bagian Penyakit Dalam
 Bagian Anestesi

Instrumentarium
a. Set diagnostik
b. Set bedah mayor dan minor
c. Set bedah trauma maksilofasial

5. Prosedur Tindakan
Tehnik operasi di regio simfisis/parasimfisis mandibula (archbar dan
miniplate):
1. Mempertimbangkan adanya daya yang timbul di regio simfisis
seperti pada prinsip garis champy

2. Memasang arch bar tipe Erich di rahang atas dan bawah


selanjutnya melakukan fiksasi intermaksiler

3. Dibuat garis insisi di regio vestibulum anatara gigi


kaninus/premolar kanan sampai kiri dengan jarak lebih kurang
1 cm dari attached gingiva

2
4. Dibuat flap sampai dengan regio dagu terbuka dan selanjutnya
melakukan identifikasi pada garis fraktur
5. Pada umumnya setelah dilakukan fiksasi intermaksiler fragmen
fraktur akan tereposisi dan hanya memerlukan sedikit reposisi
koreksi

6. Melakukan pemasanag plat mini melintang dari garis fraktur


yang didahului dengan melakukan penyesuaian bentuk plat
mini plat mini terhadap bentuk permukaan rahang

7. Dalam melakukan pemasangan plat mini melintangi garis


fraktur, sesuai dengan garis champy, perlu diperhatikan bagian
apikal gigi-gigi rahang bawah

8. Melakukan pembersihan dengan melakukan irigasi


menggunakan lautan NaCL 0.9% steril
9. Menutup flap dan menjahit menggunakan benang absorable
ukuran 3.0

3
10. Melakukan balut tekan di dagu menggunakan plester agar tidak
terdapat dead space di vestibulum

b. Tehnik operasi di regio corpus mandibula (miniplate):


1. Mempertimbangkan adanya garis champy di regio parasimfisis
mandibula adalah di atas foramen mentale

2. Memasang arch bar tipe Erich di rahang atas dan bawah


selanjutnya melakukan fiksasi intermaksiler

3. Dibuat garis insisi di regio vestibulum mulai dari gigi


kaninus/premolar di regio fraktur sampai dengan regio molar
jarak lebih kurang 1 cm di bawah attached gingiva

4. Dibuat flap dengan mengindentifikasi nervus dan foramen


mentalis dan selanjutnya melakukan identifikasi pada garis
fraktur dan preservasi nervus mentalis

4
5. Pada umumnya setelah dilakukan fiksasi intermaksiler fragmen
fraktur akan tereposisi dan hanya memerlukan sedikit reposisi
koreksi

6. Memasang plat mini sesuai garis champy melintangi garis


fraktur yang didahului dengan melakukan penyesuaian bentuk
plat mini plat mini terhadap bentuk permukaan rahang

7. Bila dapat dicapai fiksasi rigid, maka fiksasi intermaksiler dapat


dilepas dengan tetap mempertahankan arch bar karena dapat
menahan gerakan patah mandibula akibat tarikan otot dasar
mulut anterior
8. Melakukan pembersihan dengan melakukan irigasi
menggunakan lautan NaCL 0.9% steril
9. Menutup flap dan menjahit menggunakan benang absorable
ukuran 3.0
10. Melakukan balut tekan di dagu menggunakan plaster untuk
mengrangi dead space
11. Dapat dipasang vacum drain intra oral bila terdapat dead space
yang tidak dapat di hilangkan dengan menggunakan balut tekan

c. Tehnik operasi pada regio angulus mandibula (miniplate):


1. Mempertimbangkan garis champy yang melintasi regio angulus

5
2. Melakukan pemasangan arch tipe Erich bar di rahang atas dan
bawah
3. Melakukan insisi di regio fraktur angulus di lateral gigi-gigi
molar ke arah posterior menuju regio retromolar

4. Dibuat flap dan melakukan identifikasi fraktur di regio angulus


5. Dilakukan fiksasi intermaksiler

6. Melakukan penyesuaian plat mini untuk di pasang di regio


antara linea oblique interna dan linea oblique eksterna (sisi
posterior) dan melintangi garis fraktur di anterior di regio
lateral gigi molar kedua. Plat dibentuk sedemikian sehingga
akan tampak terpuntir berjalan dari posterior di regio linea
oblique menuju tepi mandibula di sisi gigi molar

7. Memasang vacum drain di intra oral di regio fraktur dan


dipertahankan sampai sisa cairan serumal < 5 cc
8. Mengembalikan flap dan luka dijait rapat menggunakan benang
absorbable ukuran 3.0

9. Melakukan pembersihan dengan melakukan irigasi


menggunakan lautan NaCL 0.9% steril
10. Melakukan balut tekan di dagu dan bagian posterior rahang
menggunakan plester untuk mengurangi dead space

6
Fiksasi intermaksiler dapat dibuka atau tetap dipertahankan
menggunakan ligatur karet

6. Pasca Prosedur
a. Pasien diet cair melalui sonde dengan diet Tinggi Kalori dan
Tindakan
Protein (TKTP) melalui sonde hidung dan dapat mulai diberikan
sesudah pasien sadar penuh dan gerakan peristaltik usus sudah
positif
b. Menginstruksikan pasien untuk diet clear fluid selama 24 jam
c. Intruksi pada pasien untuk tidak tidur miring
d. Antibiotika, antiinflamasi perentral diberikan secara teratur
e. Pembersihan luka pasca operasi
7. Tingkat Evidens
8. Tingkat Rekomendasi
9. Indikator Prosedur
Tindakan

10.Kepustakaan 1. AO CMF Surgery Refference


2. Fonseca RJ., Davis WH. Reconstructive Preprosthetic Oral and
Maxillofacial Surgery. 2nd Ed. W.B. Saunders Co. 1995.
3. Lars Andersen, Oral and Maxillofacial Surgery, Blackwell, 2009.

Anda mungkin juga menyukai